• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTRET PERILAKU SOSIAL ANAK PEKERJA MIGRAN INDONESI DI DESA ALENANGKA KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI (Kajian Sosiologi Keluarga) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTRET PERILAKU SOSIAL ANAK PEKERJA MIGRAN INDONESI DI DESA ALENANGKA KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI (Kajian Sosiologi Keluarga) SKRIPSI"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Ainun Jariah Hakim NIM. 105381103117

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JUNI 2021

(2)

vi MOTTO

Kesuksesan anda ditentukan dari apa yang anda usahakan dan doakan hari ini

“Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”

( QS. Al-Baqarah ayat 153)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, Kupersembahkan karya ini sebagai darma baktiku untuk Ayahanda

dan Ibundaku tercinta serta Kakak, Keponakan , Keluarga Besar yang amat kusayangi.

(3)

vii

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh H. Nurdin sebagai pembimbing I dan Jamaluddin Arifin. sebagai pembimbing II.

Potret Perilaku Sosial merupakan perilaku yang secara khusus yang ditunjukkan kepada orang lain.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis lebih dalam Keadaan Keluarga anak Pekerja Migran Indonesia dan Potret Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia didalam kehidupan sosialnya.Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi dengan menggunakan 11 informan dengan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa (1).Kondisi Keluarga Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, mengalami pergeseran peran dan fungsi didalam keluarga, serta terhambatnya komunkasi dalam keluarga (2). Perilaku sosial Anak Pekerja Migran Indonesia menunjukkan perilaku interaksi sosial yang terbatas dalam keluarga, dalam lingkungan sekolah anak menunjukkan berbagai macam perilaku yang berbeda seperti pendiam, kurang disiplin, individualisme, serta mengalami penurunan prestasi belajar.

(4)

viii

ABSTRACT

Ainun Jariah Hakim, 2021.Portrait of Social Behavior of Children of Indonesian Migrant Workers in Alenangka Village, South Sinjai District, Sinjai Regency (Family Sociology Study).Thesis.Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by H. Nurdin as supervisor I and Jamaluddin Arifin. as mentor II.

Portraits of Social Behavior are behaviors that are specifically shown to other people. The purpose of this study is to analyze more deeply the Family Conditions of Indonesian Migrant Workers' Children and Portraits of Social Behaviors of Indonesian Migrant Workers' Children in their social life. This study is a phenomenological study using 11 informants with data collection method using the interview method and analyzed descriptively qualitatively..

The results of this study indicate that 1. The condition of the Indonesian Migrant Workers' Families in Alenangka Village, South Sinjai District, Sinjai Regency, experiences a shift in roles and functions within the family, as well as communication barriers in the family 2. Social behavior of Indonesian Migrant Worker children shows limited social interaction behavior in the family, In the school environment, children show a variety of different behaviors such as quiet, lack of discipline, individualism, and decreased learning achievement.

Keywords: Family Circumstances. Social behavior. Children of Indonesian Migrant Workers

(5)

ix

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’alaatas segala limpahan rahmat, hidayat dan karunia. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad Salallahhu Aiaihi Wasallam, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sosok teladan umat dalam segala perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Potret Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai (Kajian Sosiologi Keluarga).” Yang merupakan salah satu syarat guna menempuh ujian skripsi gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan motivasi beserta do’a kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak hanya terletak pada diri peneliti semata tetapi tentunya banyak pihak yang memberikan sumbangsi khususnya kepada kedua orang tuaku, ibunda tercinta Petta Sukmawati dan ayahanda tercinta (alm) Abd. Hakim T yang selama ini telah memberikan dukungan do’a yang tidak pernaha putus dan tidak dapat saya balaskan dengan apapun itu serta kakak-kakakku ku tercintaBeserta Keponakan dan Keluarga Besarku yang selalu memberikan

(6)

x

dukungan, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menimba ilmu pengetahuan di kampus tercinta ini, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. selaku ketua prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang selalu memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikaan saran, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulisan sehingga tersusunnya skripsi ini, Bapak DR. Jamaluddin Arifin, M.Pd. selaku Pembimbing II yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini, kak Nurul Izzah Hakimserta kakak-kakak yang telah mendampingi dan mendaftarkan saya ke kampus tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar, Sahabatku yang seperjuangan didunia perkuliahan ini Alma Rosdiana, Yulianti, Mulyasari, Nurmadinah serta teman Kelas Sosiologi A 2017 , yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, jangan cepat puas dengan hasil yang dicapai dan sampai jumpa dipuncak kesuksesan dan terima kasih atas dukungannya, sahabatku tercinta Sunshine beserta sahabatku yang selalu menemani Musyarrafah dan Sri Rezeki, Teman-teman Magang 3 dan P2K yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala dorongan dan motivasi yang diberikan untuk peneliti, Semua pihak yang tidak sempat saya

(7)

xi

khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT melimpahkan pahala yang berlipat ganda atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skrisi ini, Aamiin Yarobbal Alamin.

Makassar ,Juni 2021 Peneliti

(8)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

LEMBAR PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP ... 8

A. Kajian Konsep ... 8

1. Perilaku Sosial ... 8

2. Tahap Perkembangan Anak ... 8

3. Pekerja Migran Indonesia ... 10

(9)

xiii

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 18

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

C. Fokus Penelitian ... 19

D. Informan Penelitian ... 19

E. Jenis dan Sumber Data ... 20

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Teknik Pengumpulan Data ... 21

H. Teknik Analisis Data ... 23

I. Teknik Keabsahan Data ... 24

J. Etika Penelitian ... 25

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 28

A. Deskripsi Umum Kabupaten Sinjai Sebagai Lokasi Penelitian ... 26

1. Sejarah Kabupaten Sinjai ... 26

2. Kondisi Geografis dan Iklim ... 29

3. Tipologi,Geologi dan Hidrologi ... 30

4. Kondisi Demografis ... 32

B. Sejarah Singkat Desa Alenangka ... 33

C. Kondisi Umum Desa Alenangka ... 35

D. Keadaan Penduduk ... 37

(10)

xiv

F. Keadaaan Ekonomi ... 38

G. Keadaan Sosial dan Budaya ... 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Kondisi Keluarga Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka ... 41

2. Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka ... 53

B. Pembahasan ... 62

1. Kondisi Keluarga Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka ... 62

2. Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 0

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang ada didalam masyarakat.akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan Negara. Dari keluargalah akan terlahir generasi penerus yang akan menentukan nasib bangsa, apabila keluarga dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka kemungkinan akan tumbuh generasi yang berkualitas yang dapat diandalkan dan akan menjadi pilar kemajuan nantinya. namun sebaliknya bila keluarga tak mampu berfungsi dengan baik bukan tidak mungkin akan menghasilkan generasi– generasi yang bermasalah dan akan menjadi beban sosial dimasyarakat. keberfugsian keluarga sangat ditentukan oleh proses - proses yang berlangsung di dalamnya.

Tingkat sosial ekonomi keluarga akan memberikan sumbangan besar bagi keberhasilan keluarga dalam menjalankan fungsinya. Namun sampai saat ini kemiskinan masih menjadi momok yang sangat menakutkan bagi setiap keluargadan menjadi menjadi kontroversi, hal ini memicu berbagai permasalahan yang bisa menjalar pada setiap sektor kehidupan manusia terutama keharmonisan rumah tangga, selain itu dapat menimbulkan berbagai macam dampak lainnya seperti minimnya tingkat pendidikan dalam keluarga karena masyarakat yang memilki taraf ekonomi rendah tidak akan sanggup menyekolahkan anak mereka ke sekolah yang berkualitas karena kualitas sekolah biasanya ditentukan dengan

(12)

2

biayayang dikeluarkan, fasilitas kesehatan pun akan sulit didapatkan bagi mereka yang berada dalam kelas ekonomi bawah.

Hal tersebut membuat daya tarik kota menjadi lebih meningkat dengan harapan mendapatkan taraf kehidupan yang lebih layak dari sebelumnya, Namun nyatanya daya tarik kota tak seindah ekspektasi realitanya masih banyak masyarakat yang harus rela tinggal dibawah jembatan,anak di jadikan sebagai pememinta-minta, pengamen atau memulung demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, selain itu banyak pula masyarakat yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan uang tanpa memperdulikan resiko yang akan mereka terima nantinya, dan seperti yang kita ketahui bahwa Kondisi ini sudah lama melanda masyarakat di Indonesia.

Termasuk juga masyarakat yang ada di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai mereka adalah masyarakat yang sebagian besar penduduknya bergerak disektor pertanian atau mengandalkan hasil perberkebun.Penghasilan yang diperoleh saat menjadi petani dan berkebun tidaklah menentu apalagi biasanya dipengaruhi oleh musim dan kondisi cuaca untuk mendapatkan hasil yang baik, dan hanyaakan cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Kondisi ini menyebabkan para istri harus membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka dalam kehidupan keluarga, oleh karena itu, tak sedikit masyarakat desa yang mencoba peruntungan lain seperti untuk menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia misalnya ke Negara tetangga Malaysia hal terseut juga menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengurangi angka pengangguranseperti yang jelaskan Pasal ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945,

(13)

amandemen keempat yang menyatakan bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bentuk dari upaya untuk membangun sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan martabat, harkat dan kemampuan serta kepercayaan pada diri sendiri.

Selanjutnya undang – undang yang mengatur tentang perlindunga Pekerja Migran Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Pasal 1 ayat (4) menyebutkan perlindungan tenaga kerja Indonesia adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan Calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja.

Dengan begitu Mereka harus rela meninggalkan anak dan keluarga tercinta demi mendapatkan taraf hidup yang lebih baik, seperti yang terlihat dilapangan prospek peluang kerja wanita mendapatkan jatah yang lebih tinggi dibanding kaum pria misalnya saja dalam menjadi Pekerja Migran Indonesia kebanyakan digeluti oleh kaum wanita karena nantinya akan dijadikan sebagai asisten rumah tangga, mereka berangkat merantau dengan harapan yang besar dan dijadikan upaya atau usaha agar mendapatkan penghasilan yang tinggi untuk mengangkat derajat keluarga.

Namun disisi lain dengan perginya orang tua menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia ternyata memberikan dampak yang begitu besar bagi tumbuh kembang

(14)

4

si anak apatah lagi dalam perilaku sosialnya, seperti yang kita ketahui bahwa perubahan yang terjadi pada satu bagian akan memberikan pengaruh terhadap bagian yang lainnya sama halnya dengan kepergian orang tua terutama ibu menjadi seorang pekerja migran Indonesia maka akan memberikan rasa kehilangan yang begitu besar bagi si anak berbagai macam perubahan yang akan muncul dalam pola perilaku sosialnya, hal ini juga didasari karena anak yang ditinggal oleh orang tua maka akan dititipkan kepada kerabat terdekat yang secara tak langsung mengubah pola asuh yang sebelumnya diterima oleh si anak. berbagai macam kemungkinan akan terjadi dan akan berubah misalnya dari segi moral, anak cenderung pendiam, bersifat temperamental, tidak mudah bergaul, kurangnya penanaman religiusitas hingga prestasi belajar pun ikut berubah seiring dengan perubahan perilaku nya.

Dalam penelitian sebelumnya sudah ada yang membahas tentang penelitian sejenis ini adapun penelitian yang dilakukan oleh Tsani Nurkhalaila dengan judul Peran Serta Orang Tua/Wali Dalam Pendidikan Anak Keluarga TKW Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal) pada tahun 2011. Hasil kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan persentase ini menunjukkan bahwa Anak yang dititipkan kepada orang tua/wali mendapatkan perhatian dan kasih sayang serta mendapat dukungan yang begitu besar dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya penelitian yang telah dilakukan oleh Wiwit Utamimah dengan judul Problematika Keluarga - Keluarga TKI (Studi Keluarga TKI di Desa Nusamangir Kecamatan Kemranjen) pada tahun 2014 Sehingga dapat

(15)

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini terlihat problematika kehidupan keluarga TKI mulai bermunculan setelah salah satu keluarga mereka yaitu orang tua harus bekerja sebagai TKI keutuhan rumah tangga mulai goyah serta anak pun akan turut andil dalam menerima dampak setelah kepergian seseorang yang sangat berjasa dalam hidupnya terutama dalam pola asuh yang diterimanya.

Dari hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas membuat peneliti berusaha untuk memunculkan unsur kebaruan dari penelitian yang akan dilakukan dimana fokus utama yang akan diteliti adalah bagaimana Poteret Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ( Kajian Sosiologi Keluarga ).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi keluarga Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ( Kajian Sosiologi Keluarga )? 2. Bagaimana Perilaku sosial anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka

Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ( Kajian Sosiologi Keluarga )? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi keluarga Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ( Kajian Sosiologi Keluarga )

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sosial anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ( Kajian Sosiologi Keuarga )

(16)

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di hrapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Peneliti dalam hal ini mengharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkannya pada jurusan sosiologi dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Potret Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai ( Kajian Sosiologi Keluarga)

(17)

E. Definisi Operasional

Berbicara mengenai potret perilaku sosial anak Pekerja Migran Indonesia maka tak akan lepas dari berbagai pola perilaku yang akan muncul seiring dengan tumbuh kembang si anak. Seorang anak yang ditinggalkan oleh orang tua mereka secara otomatis akan dititipkan kepada keluarga terdekat yang akan mengakibatkan pergeseran peran dan fungsi didalam keluarga, hal tersebut mengakibatkan berbagai macam dampak terhadap potret perilaku anak baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta lingkungan masyarakat.

(18)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Konsep

1. Perilaku Sosial

Perilaku Sosial merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menunjukkan perilaku kepada orang lain, Pembentukan perilaku sosial pada diri seseorang tidak terjadi begitu saja namun banyak faktor-faktor dan unsur-unsur yang mempengaruhi dan membentuk perilaku sosial tersebut. Pembentukan perilaku sosial karena interaksi manusia dengan manusia lainnya dan lingkungannya berkaitan dengan objek tersebut.

perilaku sosial bisa terbentuk disebabkan atas beberapa faktor dari dalam seseorang dan faktor-faktor dari luar seseorang yang masing-masing memiliki fungsi masing-masing. Faktor dari dalam adalah faktor yang ada pada diri seseorang, berupa selektivitas atau daya tangkap seseorang untuk memilih dan menerima pengaruh-pengaruh dari luar.Adapun yang dimaksud faktor dari luar adalah faktor yang ada diluar pribadi diri seseorang, berupa interaksi sosial, cara bersikap atau berperilaku dengan lingkungan sekitar. Perilaku sosial bisa saja terbentuk melalui berbagai cara, bisa saja berupa adopsi, diferensiasi, integrasi, dan trauma.

2. Tahap Perkembangan Anak ( Psikologi Sosial )

Psikologi sosial mempelajari manusia yang saling mempengaruhi, berfikir, dan memandang pribadi lainnya dalam interaksi sehari-hari.Interaksi

(19)

tersebut dapat terjadi oleh individu dengan keluarganya ataupun dengan lingkungannya. Setiap anak pasti akan mengalami pertumbuhan secara fisiologis dan perembangan secara psikologis. Ada berbagai macam hal yang dapat mempengaruhi perkembangan anak menurut Papalia,Olds, dan Feldman (2010) dapat berakar dan hereditas yang telah di warisi dari orang tua saat proses pembuahan lingkungan sejak dari dalam kandungan hingga pembelajaran dari pengalaman, serta kematangan tumbuh dan otak anak, yakni terbukanya secara alamiah perubahan anak baik dari fisik maupun pola perilaku termasuk kesiapan dalam menguasai kemampuan baru. (Eka Cahya Maulidiyah,2016:35).

Seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan sosial adalah segala factor ekstern yang mempengaruhi perkemangan pribadi manusia, yang berasal dari luar diri pribadi. Proses sosial sebenarnya inti dari dinamika lingkungan sosial. Inti dari proses sosial adalah interaksi sosial, yang merupakan proses hubungan timbal balik antar pribadi, antar kelompok dan antar pribadi dengan kelompok. Proses sosial itu sendiri mencakup hubugan antara berbagai bidang kehidupan manusia seperti misalnya, bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan-keamanan, dan hukum.Struktur sosial menjadi landasan lingkungan sosial, oleh karena mencakup aspek-aspek sosial yang pokok.Aspek – aspek itu, yang merupakan hasil abstraksi proses sosial.

Kaitan antara aspek- aspek itu merupakan landasan pokok lingkungan sosial oleh karena menjadi syarat mutlak integrasi lingkungan sosial tersebut. Sudah tentu, bahwa setiap struktur sosial akan mengalami perubahan pada saat tertentu. Biasanya hal ini disebabkan oleh perkembangan kebutuhan yang ada, terutama

(20)

10

kebutuhan – kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan pengembangan potensi diri, serta kebutuhan akan kasih sayang. Maka dapat disimpulkan bahwa dinamika lingkungan sosial adalah proses sosial, yang selanjutnya berintikan interaksi sosial. Pembicara selanjutnya akan dipusatkan pada masalah interaksi sosial, dengan mencoba mengidentifikasikan pola interaksi sosial yang berlangsung. ( Soerjono Soekanto,2009:80).

3. Pekerja Migran Indonesia

Pekerja Migran Mndonesia. Migran adalah seseorang yang sedang melakukan migrasi atau perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya secara spesifik Pekerja migran Indonesia adalah tenaga kerja yang berasal dari Indonesia yang sedang melakukan pekerjaan diluar negeri dengan jangka waktu yang terikat serta menerima upah/ gaji. Adapun syarat – syarat untuk menjadi PMI dalam pasal 5 di sebutkan bahwa :

1. Usia minimal 18 tahun artinya seseorang yang berkeinginan menjadi seorang PMI harus memiliki kapasitas umur minimal genap 18 Tahun

2. Memiliki kompetensi, artinya jika ingin menjadi seorang PMI individu tersebut diharuskan mempunyai kompetensi yang cukup untuk dipergunakan dalam bekerja atau sebelum diberangkatkan calon PMI wajib mengikuti berbagai macam pelatihan minimal bisa menguasai bahasa Internasional seperti Bahasa Inggris.

(21)

3. Sehat jasmani dan rohani artinya salah satu syarat yang tak kalah penting yang harus dikantongi oleh calon PMI adalah memiliki kesehatan yang baik karena kesehatan adalah ast terbesar bagi diri seseorang.

4. Terdaftar dan memiliki nomor kepesertaan jaminan sosial

5. Serta memilki dokumen lengkap yang di persyaratkan. Selain itu seorang PMI harus mengantongi perlindungan hukum karena tak menutup kemungkinan berbagai macam kejahatan mengintai apatah lagi tidak sedang berada di Negara sendiri, perlindungan hukum hadir dengan harapan mampu memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu perlindungan hukum hadir sebagai upaya yang di berikan oleh penegak hukum untuk memberikan rasa aman dari berbagai ancaman yang mungkin akan muncul dari individu lainnya. (Satjipto Raharjo,1976:74).

B. Kajian Teori

Dalam penelitian ini menggunakanTeori Migrasi Everest S. Lee (1966), dalam teori ini berpendapat bahwa mobilitas penduduk permanen (migrasi) ataupun nonpermanent (Sirkuler) memiliki kesamaan. Adanya sebuah faktor penarik dan pendrong untuk melakukan mobilitas penduduk, suatu mobilitas akan lebih baik dilakukan jika seseorang tersebut merasa bahwa dengan melakukan sebuah perpindahan tempat tinggal maka akan dirasa lebih baik dan menguntungkan dari tempat tinggalnya sekarang.

(22)

12

Teori faktor pendorong dan penarik menjelaskan bahwa terjadinya sebuah migrasi maka akan selalu berkaitan dengan adanya tempat tinggal asal,daerah tujuan, tantangan dan faktor pribadi.

Di daerah asal dan daerah tujuan terdapat faktor positif dan negatif, serta faktor netral dalam melakukan migrasi. Faktor positif (+) adalahfaktor penarik ataupun faktor yang membuat seorang migran dalam melakukan migrasi di daerah tujuan karena faktor penarik dapat dipengaruhi oleh karakteristik dan daya tarik daerah tujuan, sehingga migran mampu melakukan proses migrasi. Faktor negatif (-) merupakan faktor yang dapat menahan ataupun mendorong seseorang untuk tetap tinggal di daerah tersebut.Faktor netral (0) adalah faktor yang tidak menjadi masalah dalam pengambilan keputusan dalam bermigrasi.Selain faktor penarik dan pendorong adanyasebuah faktor penghalang dalam melakukan migrasi seperti terhalangnya jarak dari tempat tinggal sekarang ke tempat tujuan dan tergantung dari pribadi migran itu sendiri mengenai lingkungan sosial, budaya dan lingkungan hal diatas dapat dijadikan pertimbangan akan melakukan migrasi atau tidak nya seseorang

Selanjutnya Dalam paradigma perilaku sosial sangat menekankan pada pedekatan yang bersifat objektif empiris. Meskipun sama – sama berangkat dari pusat perhatian yang sama yakni “interaksi antar manusia”, tetapi paradigma perilaku sosial menggunakan sudut pandang “perilaku sosial yang teramati dan dapat di pelajari”. Jadi, dalam paradigma ini perilaku sosial itulah yang menjadi pokok utama, karena dapat diamati dan dipelajari secara empiris.Dalam paradigma ini, perilaku manusia dalam interaksi sosial itu terlihat sebagai respons

(23)

atau tanggapan (reaksi mekanis yang bersifat otomatis) dari sejumlah stimulus atau rangsangan yang muncul dalam interaksi sosial tersebut. (Wirawan,2012:169)

Paradigma perilaku sosial lebih memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam obyek sosial ataupun non sosial yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan didalam faktor lingkungan dan dapat menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku.Teori yang tergabung adalah Teori Behavioral Sociology Tokoh aliran ini BF Skinner Metode penelitian empiris yang digunakan cenderung ke arah metode kuesioner, interview dan observasi.Variabel penelitian lebih ke Individual.Fokus utama paradigma ini pada hadiah atau penguatan (rewards)yang dapat menimbulkan perilaku yang diinginkan dan hukuman (punishment)yang mencegah perilaku yang tak diinginkan.Yang menarik dari Behavioral sociology adalah hubungan historis antara akibat tingkahlaku yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan tingkahlaku yang terjadi sekarang.Akibat dari tingkahlaku yang terjadi dimasa lalu mempengaruhi tingkahlaku yang terjadi dimasa sekarang. Konsep dasar Behavioral Sociology yang menjadi pemahamannya adalah “Reinforcement” yang dapat di artikan sebagai ganjaran (reward).Tak ada sesuatu yang melekat dalam obyek yang dapat menimbulkan ganjaran.Perulangan tingkahlaku tak dapat di rumushkan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu sendiri.Perulangan di rumukan dalam pengertian terhadap aktor. (George Ritzer,2016:73).

(24)

14

C. Kerangka Pikir

Pengiriman Pekerja Migran Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya bahkan sudah menyebar diberbagai Negara didunia.Hal tersebut tentu saja dilakukan oleh pemerintah Indonesia guna mengurangi angka pengangguran. Dengan mengandalkan modal keberanian serta motivasi yang di terima oleh kerabat atau saudara yang sudah lebih dulu bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia akhirnya banyak yang tertarik untuk menggeluti pekerjaan yang sama

Keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemui oleh seorang anak sebelum mengenal dunia luar didalam lingkungan keluarga terdapat dua komponen penting yaitu orang tua dimana orang tua yang dimaksud disini adalahdua orang yang terikat dalam satu perkawinan, dan hidup dalam lingkungan yang sama, selain orang tua anak juga termasuk dalam komponen penting tersebut, Namun ketika orang tua memilih menjadi seorang pekerja migran Indonesia maka akan berdampak terhadap lingkungan keluarganya dimana kondisi keluarga menggambarkan terjadinya pergeseran peran dan fungsi didalam keluarga serta menimbulkan terhambatnya pola kominikasi dalam keluarga, hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap perilaku sosial anak misalnya menunjukkan perilaku yang berbeda baik dari lingkungan keluarga, sekolah serta lingkungan masyarakatnya.Dalam penelitian ini , peneliti menyajikan kerangka piker sebagai berikut :

(25)

Gambar 1.1 Kerangka pikir INDONESIA

Keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemui oleh seorang anak

sebelum menghadapi dunia luar

Orang Tua merupakan dua orang yang terikat dalam satu perkawinan, yang

hidup dalam lingkungan yang sama

Anak adalah seseorang yang belum memasuki usia remaja dan masih

tinggal dan terikat didalam keluarga batih

Keadaan Keluarga PMI, menggambarkan kondisi seperti terjadinya pergeseran peran dan fungsi keluarga, dan

terhambatnya komunikasi dalam keluarga

Berpengaruh terhadap perilaku sosial anak misalnya menunjukkan perilaku yang berbeda

baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat

(26)

16

D. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nova Indra Kusuma dengan judul Penelitian Pengasuhan Anak TKW Oleh Single Parent Ayah di Dukuh Kaliyoso Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus pada tahun 2013,hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh single parent ayah sangatlah beragam namun disisi lain anak akan merasa begitu bebas ketika berada diluar rumah dikarenakan ayahnya yang sibuk bekerja sehingga sulit mengontrol anaknya selain itu minimnya pengetahuan ayahnya perihal agama membuat pilihan terbaik untuk menyekolahkan anak adalah di sekolah bernuansa islam.

2. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rudi Irawan dengan judul penelitian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Kehidupan Sosial Ekonomi (Studi Tentang Masyarakat Yang Bekerja Sebagai Tenaga Kerja Indonesia di Desa Lembah Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun) pada tahun 2013 kesimpulan dari hasil penelitian ini telihat bahwa iming – iming kesuksesan menjadi seorang TKI masih menjadi sebuah acuan ditengah masyarakat dengan kepergian seseorang menjadi TKI sehingga akan menaruh harapan yang begitu besar untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Dan dari penelitian yang dilakukan oleh Ana Susanti dengan judul Dampak Perubahan Ekonomi Terhadap Sikap dan Perilaku Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam Kehidupan Bermasyarakat (Studi Kasus di Desa Klaling Jekulo-Kudus) pada tahu 2005 hasil penelitian ini dapat disimpulkan

(27)

bahwa dengan kepergian orang tua menjadi TKI maka akan merubah perekonomian keluarga, Selain dapat mengakibatkan budaya konsumsi yang berlebihan dari hasil penelitian tergambar bahwa perilaku konsumtif menjadi perilaku yang sangat identik dengan keluarga TKI dan akan memberikan dampak terhadap sikap dan perilaku sosialnya di tengah masyarakat.

(28)

18 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan Penelitian

1. Jenis penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan mengkaji Potret Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi untuk mendapatkan data secara mudah.Menurut Creswell (1998), Penelitian kualitatif adalah sebagai gambaran kompleks, meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian ini bersifat deskriptif penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.

B. Lokus dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Lokasi ini dipilih karena masih banyak masyarakat Desa yang Menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia, dan menitipkan anak mereka kepada kerabat terdekat untuk dirawat, selama mereka bekerja dalam jangka waktu yang lama.

(29)

2. Waktu penelitian :

Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan sejak 29 April 2021 sampai tanggal 29 Mei 2021 terhitung sejak dikeluarkannya surat izin penelitian dalam kurang waktu kurang lebih 1 bulan untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti.

C. Fokus penelitian

Fokus penelitian ini potret perilaku sosial anak pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

D. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah peneliti mengklasifikasi informan berdasarkan karakter hubungan. Adapun informan yang dimaksud antara lain: a. Informan Kunci : Sumiati, Mamu, Fiani (Orang Tua Wali)

Mawati,S.Pd, Rosmani, S.Pd, Syukri, S.Pd (Guru Anak Pekerja Migran Indonesia)

b. Informan Pendukung :

1. Cahaya (Anak Pekerja Migran Indonesia) 2. Syafika (Anak Pekerja Migran Indonesia) 3. Lilis (Anak Pekerja Migran Indonesia)

4. Aiman (Teman Anak Pekerja Migran Indonesia) 5. Wiwin (Teman Anak Pekerja Migran Indonesia)

(30)

20

6. Appe ( Tetangga Anak Pekerja Migran Indonesia) E. Jenis dan sumber data

Adapun sumber data yang dikumpulkan peneliti adalah, sebagai berikut: 1. Data Primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada objek.Untuk melengkapi data, maka melakukan wawancara secara langsung dan mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini sumber data utama (data primer) diperoleh langsung dari setiap informan yang diwawancarai secara langsung dalam penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang memberikan informasi secara tidak langsung. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti buku, teori-teori, jurnal, blog, website dan data lain yang relevan sebagai landasan teoritis yang dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrument penelitian yang digunakanlah instrumen penelitian berupa lembar observasi, panduan wawancara, dokumentasi dan peneliti itu sendiri.sebagai pendukung dalam penelitian. Adapun instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan, berisi catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan pengamatan langsung dilapangan.

(31)

2. Pedoman wawancara, berisi seperangkat daftar pertanyaan peneliti sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan.

3. Kamera yang digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.

4. recorder. Recorder digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi dan sebagainya.

5. Peneliti itu sendiri.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dilakukan periset untuk mendapatkan data yang mendukung penelitiannya.

Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yakni: 1. Metode observasi

Dalam metode pengumpulan data menggunakan metode observasi dimana teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya.Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, hidup saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek pada keadaan waktu itu. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara memusatkan perhatian terhadap fenomena-fenomena yang sedang diteliti.

(32)

22

Pada awal penelitian hal yang pertama dilakukan peneliti untuk melakukan metode observasi yaitu dengan mendatang atau mengunjungi tempat penelitian, setelah itu peneliti mulai melihat dan merasakan untuk melakukan observasi terhadap masyarakat yang akan diteliti, dalam penelitian ini peneliti membutuhkan waktu selama 2 minggu untuk melakukan observasi di tempat penelitian, setelah data observasi dirasa telah cukup untuk memberikan informasi maka peneliti menghentikan observasi kemudian melanjutkan ke metode selanjutnya.

2. Metode wawancara

Dalam metode wawancara ini, peneliti terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang akandiajukan kepada informan, sebelum itu perlu ditetapkan terlebih dahulu informan kunci yang akan pertama kali diwawancarai. Wawancara dilakukan selama 3 pekan dan hal yang dilakukan sebelum wawancara dengan para informan yaitu dengan mendatangi setiap informan secara langsung serta meminta izin dan membuat janji terlebih dahulu untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk wawancara dengan informan tersebut.

Setelah semuanya siap maka dilakukan wawancara dengan informan dimana pada awal wawancara peneliti terlebih dahulu menanyakan mengenai identitas informan seperti nama, umur dan pekerjaan. Serta peneliti juga diwajibkan untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada informan agar informan lebih yakin dan percaya terhadap peneliti dan informasi yang didapatkandapat maksimal. Setelah itu peneliti mulai menanyakan satu persatu pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebagai panduan dalam melakukan

(33)

wawancara dengan informan agar informan yang didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti sehingga dibutuhkan daftar pertanyaan yang sudah dibuatterlebih dahulu sebelum melakukan wawancara, peneliti menulis informasi serta merekam informasi atau pendapat yang telah disampaikan oleh informan.

Wawancara dilakukan dengan cara bertahap yaitu mulai dari informan kunci lalu setelah itu peneliti mulai melakukan wawancara terhadap beberapa informan pendukung yang dianggap tahu mengenai permasalahan yang diteliti oleh peneliti

3. Dokumentasi

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, laporan dan foto.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif di mana analisis yang dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh sebelumnya yang selanjutnya akan dikembangkan .menurut Miles dan Humberman analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan harus berlangsung terus menerus sampai mencapai kalimat tuntas dan data yang diinginkan terisi penuh. Aktivitas yang dilakukan dalam teknik menganalisis data dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :

(34)

24

1. Reduksi data

Kegiatan yang dimaksud adalah data yang telah diperoleh dilapangan kemudian disatukan misalnya dari hasil observasi, interview dan dokumentasi kemudian disatukan dan diringkas menjadi sebuah data yang terperinci dengan harapan agar mudahuntuk dipahami.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Melalui penyajian data maka terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart atau sejenisnya.

3. Pengambilan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara konduktif, kesimpulan yang diambil kemudian diverifikasi dengan jalan meninjau ulang catatan lapangan dan mendiskusikannya guna mendapatkan kesepakatan intersubjektif, hingga dapat diperoleh kesimpulan yang kokoh.

I. Teknik Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data dari penelitian Tentang Potret Perilaku Sosial Anak Pekerja Migran Indonesiaadalah dengan triangulasi.Hal ini dilakukan untuk menganalisis data hasil penelitian yang berupa hasil wawancara dan observasi melalui pengecekan ulang dari berbagai informan.

(35)

1. Triangulasi Sumber dilakukanmenggali kebenaran informasi dngan melakukan konfirmasi ulang kepada informan terkait pernyataan yang dikatakan sebelumnya jika informasi yang dilakukan sama dengan dengan informasi awal maka data sudah dianggap valid.

2. Triangulasi Teknikdilakukan dengan memeriksa keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara dengan objek penelitian.

3. Triangulasi Waktu dilakukan untuk pengecekan hasil wawancara observasi sehingga peneliti melakukan wawancara 3-11 orang informan dalam waktu yang berbeda dan melakukan observasi dalam secara berkala.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah standar tata perilaku peneliti selama melakukan penelitian, mulai dari menyusun desain penelitian, mengumpulkan data lapangan (melakukan wawancara, observasi, dan pengumpulan data dokumen), menyusun laporan penelitian hingga mempublikasikan hasil penelitian. Misalnya :

1. Menginformasikan tujuan penelitian kepada informan.

2. Meminta persetujuan informan (informan Consent) untuk diwawancarai. 3. Menjaga kerahasiaan identitas informan, jika terkait informasi sensitif.

4. Meminta izin informan jika ingin merekan wawancara, atau ingin mengambil dokumen baik secara video maupun foto.

(36)

26 BAB IV

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Kabupaten Sinjai Sebagai Daerah Penelitian 1. Sejarah Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai adalah salah satu daerah tingkat II yang ada di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.ibu kota kabupaten ini terletak di Balangnipa atau di kota Sinjai, dengan luas wilayah 819,96 km2 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 269.908 jiwa (2021).

Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Kabupaten yang secara Geografis terletak dibagian pantai Timur selatan jazira Sulawesi Selatan, yangterdiri dari 9 kecamatan, 67 desa dan 13 kelurahan. Kabupaten Sinjai Terletak di bagian Timur Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 223 km dari kota Makassar. Dan berada pada posisi 5ᵒ2’56” - 5 ᵒ21’16” Lintang Selatan dan antara 119ᵒ 56’30” - 120ᵒ 25’33” Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Sinjai 819,96 Km2 (81.996 Ha).

Kabupaten sinjai yang kita kenal sekarang, Dahulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam federasi TELLU LIMPOE dan kerajaan-kerajaan yang tergabung dalam PITU LIMPOE. TELLU LIMPOE terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yaitu kerajaan Tondong, Bulo-bulo, dan Lamatti, sedangkan PITU LIMPOE adalah kerajaan-kerajaan yang berada di dataran yaitu kerajaan Turungeng, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka, dan Bala Suka.

(37)

Dalam lontara susunan raja-raja yang ada di Sinjai pada masa lampau, bahwa yang pertama menjadi Raja dan Arung ialah Manurung Tanralili, yang kemudian dikena dengan gelar TIMPAE TANA atau TO PASAJA. Keturunan Puatta Timpae Tana atau To PASAJA merupakan cikal bakal dan pendiri kerajaan Tondong, Bulo-Bulo dan Lamatti.

Adapun kerajaan yang pertama berkembang di wilayah PITU LIMPOE adalah kerajaan Turungeng, Rajanya adalah seorang wanita yang diperistrikan oelh Putra Raja Tallo.Salah seorang wanita kawin dengan seorang putra Raja Bone, dari perkawinan itu lahirlah tujuh orang anak, yaitu seorang anak wanita dan enam orang laki-laki.Anak yang kemudian ibunya memerintah di Turungeng, sementara yang lain ada di Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan Bala Suka.

Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai dimasa lalu, maka akan terlihat dengan jelas bahwa ia memiliki hubugan yang terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam bahasa bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya. Hal ini lebih diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-bulo dengan Lamatti dengan ungkapannya PASAJAI SINGKURENNA LAMATTI BULO-BULO artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau diberi gelar PUATTA MATINROE RISIJAINA tanggal 22 Ramadhan 1066 Hijriah, karena rakyat Sinjai tetap berpegang teguh pada perjanjian Topekkong.

(38)

28

Tahun 1824 Gubernur Jendral Hindia Belanda Van der Capellen datang dari Batavia membujuk I Cella Arung Bulo-bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan mengizinkan Belanda menyerang Sinjai dibawah pimpinan Andi Mandasini dan Baso Kalaka berhasil memukul mundur pasukan Belanda.

Tahun 1859 Belanda dengan pimpinan Jendral Van Swiaten kembali mengadakan serangan besar-besaran ke Sinjai, baik melalui laut maupun darat.Oleh karena kekuatan yang tidak seimbang maka akhirnya Sinjai direbut oleh Belanda.

Tanggal 15 November 1861 berdasarkan surat keputusan Gubernur Sulawesi dan daerah, takluknya wilayah Tellu Limpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan GOSTER DISTRICTEN.

Tanggal 24 Februari 1940 , Gubernur Grote Gost menetapkan pembagian administratif untuk daerah timur termasuk Residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa Kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinjai terdiri dari beberapa Adats Gemenchap, yaitu cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi, dan Turungeng.

Pada masa kependudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditata sesuai kebutuhan bala tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng.Dalam kancah perjuang kemerdekaan menegakkan Proklamasi 17 Agustus 1945, para rakyat Kabupaten Sinjai membentuk berbagai organisasi perlawanan seperti sumber darah Rakyat atau SUDARA, kris Muda dan lain-lain. Pantai-pantai yang

(39)

ada di Sinjai menjadi transit bagi para pejuang kemerdekaan yang akan ke Jawa dan sebaliknya.

Tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi Kabupaten berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 dan tanggal 27 Februari 1960 Abdul Latif dilantik menjadi kepala Daerah Tingkat II Sinjai yang pertama.

Budaya masyarakat dikabupaten Sinjai masih sangat kental dengan adat istiadatnya misalnya saja Mabarasanji, kegiatan ini dilakukan disetiap acara misalnya perkawinan serta acar-acara besar lainnya, Tahapan upacara Kematian, upacara ini dilakukan ketika ada masyarakat yang meninggal dunia, keluarga ataupun kerabat datng dan menghadirinya, selain itu para pelayat yang hadir biasanya membawa sidekka (sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan) Marrima Salo, yaitu tradisi ini dilakukan oleh masyarakat yang bertempat tinggal dipesisir pantai untuk merayakan panen hasil laut.

2. Kondisi Geografis dan Iklim

Kabupaten Sinjai secara Geografis berada pada posisi :5ᵒ2’56” - 5 ᵒ21’16” Lintang Selatan dan antara 119ᵒ 56’30” - 120ᵒ 25’33” Bujur Timur..dan mempunyai batasan wilayah, sebagai berikut:

a. Utara: Kabupaten Bone b. Timur: Teluk Bone

c. Selatan: Kabupaten Bulukumba d. Barat: Kabupaten Gowa

(40)

30

Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Kabupaten yang secara Geografis terletak dibagian pantai Timur bagian selatan jazira Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 223 km dari kota Makassar( ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan ),Luas wilayahnya sekitar 819,96 Km2 (81.996 Ha). Kabupaten Sinjai memiliki garis pantai Dengan panjang pantai kurang lebih 28 km. Wilayah administratif terbagi atas 9 Kecamatan, 13 kelurahan, 67 desa, dan 259 lingkungan atau dusun dengan luas wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah yang ada didaratan Propinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota Kabupaten Sinjai adalah Sinjai.

Berdasarkan situasi Geografis, daerah Kabupaten Sinjaitermasuk beriklim Sub Tropis. Kelembapan udara rata-rata berkisar antara 64-87 persen, dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 21,1 C – 32,4 C.wilayah Kabupaten Sinjai memilki curah hujan rata-rata 2.772 sampai 4.847 milimeter dengan 120 Deep rain pertahun. Adapun Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan musim panas mulai Agusutus s/d Oktober dan kelembaban mulai November s/d Januari.

3. Topologi, Geologi, dan Hidrologi

Topologi wilayah Kabupaten Sinjai terdiri terdiri dari wilayah laut atau pantai, wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi.Secara morfologi kondisi topografi wilayah di Kabupaten Sinjai sangatlah bervariasi,mulai dari area dataran hingga area pegunungan. Sekitar 38,26 persen atau seluas 31.370 Ha adalah kawasan dataran hingga landai dengan kemiringan 0 -15 persen.sedangkan Area perbukitan hingga bergunung memiliki kemiringan diatas 40 persen, yang diperkirakan seluas 25.625 Ha atau 31,25 persen.

(41)

Berdasarkan kondisi Geologi di Kabupaten Sinjai, terdapat beberapa persebaran batuan yang berada di Kabupaten Sinjai yang di golongkan menjadi 5 kelompok seperti : Batuan vulkanik atau beku, Batuan Endapan,Batuan Mikan atau metamorf, Batuan Allvial, serta Batuan Organik. Adapun jenisSpesifikasi batuan yang ada di Kabupaten Sinjai adalah batuan yang termuda serta berumur Plesistosen yang tersusun dari batuan induk, lava, Breksi, endapan lahar dan Tufa.Yang pada umumnya terdiri dari bahan batuan yang kurang kompak dan mudah tergeser, hal tersebut menindih endapan alluviun yang berupa pasir dan kerikil, lempung dan lahar yang pada umumnya masih sangat mudah terlepas. Di kawasan pantai biasanya terdapat hamparan pasir laut yang cukup tebal yang mempunyai struktur tanahyang keras sertaberada pada kedalaman 1,5 -2 meter dari permukaan lapisan pasir ataupun tanah.

Ada dua kategori hidrologi yang mencakup wilayah di Kabupaten Sinjai, seperti : Jenis air permukaan, Jenis air tanah dangkal serta air tanah dalam. Kedua jenis air tersebut diperoleh dari air hujan yang sebagian mengalir di permukaan (run-off) dan sebagian yang lain meresap ke dalam tanah. Adapun beberapa Jenis air yang berada dipermukaan sungai-sungai yang mengalir melalui wilayah ini yaitu: Sungai Tangka, Sungai Mangottong, Sungai Kalamisu, Sungai Bua, Sungai Lolisang dan Sungai Balangtieng, adapun beberapa sungai kecil lainnya yang sebagian besar bermuara ke Teluk Bone.

(42)

32

2. Kondisi Demografis

Penduduk merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu wilayah atau daerah.Wilayah yang dihuni penduduk yang peduli, cerdas dan kreatif dalam memikirkan dan merencanakan perkembangan suatu wilayah secara sistematis sampai kepada tahap implementasi serta menjunjung nilai-nilai suatu budaya itu dapat menciptakan kependudukan yang harmonis dalam suatu wilaya.apalagi dengan jumlah kependudukan yang terus bertumbuh, dalam artian rantai atau regenerasi pemikir (penduduk) dalam perkembangan suatu wilayah itu terus ada dan berkembang.Jumlah pertumbuhan dan perkembangan penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor migrasi penduduk baik berpindah ke wilayah lain atau masuk dalam suatu wilayah.

Penduduk yang ada di Kabupaten Sinjai ditahun 2014 adalah sebesar 236.497 jiwa, dengan laju pertumbuhan pendudukan 0,83% selama sepuluh tahun terakhir, yang terdiri dari 114,383 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki 122.114 jiwa penduduk perempuan yang dipresentasekan menjadi perempuan : 52% dan laki-laki 48%. Kepadatan penduduk kabupaten sinjai adalah 288 jiwa per km2, adapun kecamatan Sinjai Utara menjadi daerah yang memiliki kepadatan terbesar yaitu 1.471 jiwa per km2.

Pada tahun 2015 penduduk di Kabupaten Sinjai sebesar 238.099 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0,77% selama sepuluh tahun terakhir terdiri dari 115.202 jiwa penduduk laki-laki dan 122.897 jiwa penduduk perempuan, yang dipresentasekan menjadi perempuan 52% dan laki-laki 48%, kepadatan

(43)

penduduk kabupaten Sinjai adalah 290 jiwa per km2. Serta kecamatan Sinjai utara menjadi daerah dengan kepadatan terbesar yaitu 1.561 jiwa per km2.

Adapun di tahun 2016 penduduk di Kabupaten Sinjai sebesar 239.689 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 4,40 persen selama enam tahun terakhir, yang terdiri dari 115.962 jiwa penduduk laki-laki dan 123.727 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk yang terjadi di Kabupaten Sinjai adalah 292 jiwa per km2.Dan Kecamatan Sinjai Utara menjadi daerah yang memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu 1.577 jiwa per km2.

Di tahun 2017 laju pertumbuhan meningkat menjadi 5,06% menjadi 241.208 jiwa. Dengan kepadatan penduduk Kabupaten Sinjai adalah 294 jiwa per km2. Selanjutnya pada tahun 2018 laju pertumbuhan kembali meningkat 5,70% menjadi 242.672 jiwa. Dengan kepadatan penduduk kabupaten Sinjai adalah 296 jiwa per km2. Pada catatan terakhir jumlah penduduk Kabupaten Sinjai pada tahun 2021 mencapai 269.908 jiwa yang terdiri dari 133.788 laki-laki dan 136.120 perempuan.

3. Sejarah Singkat Desa Alenangka

Sejarah Pemerintahan pada tahun 1600 pemerintah saat itu dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Arung Besse Nangka, wilayahnya yaitu di bagian Timur gunung Bawah Karaeng yang pengelolaan sumber daya alam yaitu lahan secara berpindah-pindah.

Besse Nangka pada saat itu tidak mampu mengamankan Daerahnya dari penculukan orang-orang dari Gowa,maka datanglah ke Bone, ( Raja Bone ) meminta untuk ditugaskan seseorang di Nangka untuk menjalankan roda

(44)

34

pemerintahan, pada saat itu Arung tetap Besse Nangka tetapi yang menjalankan pemerintahan adalah Lafatosa Dg Mangunrawa dimana pada masa itu adalah zaman Belanda. Setelah Lafatosa Dg Mangunrawa meninggal, maka Arung diserahkan kembali kepada anakanya Besse Nangka yang bernama Arung Tabongkang Dg Siajeng dimana wilayahnya dibagi menjadi dua yaitu Nangka dan Serri pada masa itu pengelolaan lahan sudah menetap dan menggunakan alat tradisional.

Setalah Tabongkang Dg Siajeng meninggal, maka Arung digantikan oleh anaknya yang bernama Arung Jollo Dg Riolo, setelah Arung Jollo Dg Riolo meninggal maka digantikan oleh Arung Nangka bernama H.Syasyo yaitu sekitar tahun 1958.

Kemudian pada tahun 1960 istilah Arung untuk Desa dan Distrik untuk Kecamatan yang terakhir, yang kemudian dipimpin oleh Arung bernama Petta Sakki, pada tahun 1961 wilayah Nangka dan Serri dijadikan satu menjadi Desa dengan nama Sangiaserri yang pada saat itu pemimpinnya disebut kepala Desa, dimana wilayahnya, Batas Timur Sungai Apareng, Batas Selatan Bontopedda, Batas Barat Sungai Gofa, dan Utara sungai Dada.

Pada tahun 1980 desa dirubah statusnya menjadi Kelurahan karena merupakan kota Kecamatan dengan nama Kelurahan Sangiaserri, yang dipimpin oleh seorang lurah. Pada tahun 1982 pemerintah menerapkan satu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi khususnya di bidang pertanian, program tersebut bernama Lappoase.

(45)

Pada tahun 1990 kelurahan Sangiaserri di mekarkan menjadi dua kelurahan yakni Kelurahan Bikeru dan Kelurahan Sangiaserri, wilayahnya yaitu melalui pasar Bikeu ke Utara adalah Kelurahan Bikeru dan Pasar Bikeru ke selatan dan Barat adalah Sangiaseer. Kelurahan Bikeru berlangsung sampai terjadinya pemekaran kembali.

Pada tahun 2003 Kelurahan Bikeru berubah status menjadi Desa sekaligus dimekarkan menjadi dua Desa yakni Alenangka dan Gareccing, yang pada masa itu dipimpin oleh Kepala Desa.

B. Kondisi Umum Desa Alenangka 1. Keadaan Geografis Desa

a. Letak dan luas wilayahnya

Desa Alenangka merupakan salah satu Desa dari 10 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Sinjai Selatan yang terletak kurang lebih 1 km dari Kecamatan Sinjai Selatan, Desa Alenagka mempunyai luas Wilayah sekitar 542,74 ha dan terdiri dari tanah darat dan tanah sawah dengan rincian sebagai berikut : - Tanah Darat : 439 ha

- Tanah Sawah : 522 ha b. Batas Wilayah

Berdasarkan letak Geografis wilayah, desa Alenangka berada antara 5 LS dan 120 BT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Desa Talle Kec. Sinjai Selatan 2. Sebelah Timur : Desa Massaile Kec. Tellulimpoe 3. Sebelah Selatan : Kel. Sangiasseri Kec. Sinjai Selatan

(46)

36

4. Sebelah Barat : Desa Gareccing Kec. Sinjai Selatan

2. Iklim

Iklim Desa Alenangka sebgaimana desa-desa lain yang berada di wilayah Kabupaten Sinjai yaitu beriklim Sub Tropis Adapun Musim Hujan dimulai Februari s/d Juli dan musim panas mulai Agusutus s/d Oktober dan kelembaban mulai November s/d Januari.

3. Wilayah Administrasi Pemerintah Desa

Desa Alenangka terdiri atas Tiga (4) dusun yakni Dusun Taruncue, Dusun Annie, Dusun Joalampe, Dusun Lappacilama, dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak lima belas, sebagaimana pada tabel berikut:

Nama Dusun Jumlah RT

Joalampe 4

Lappacilama 4

Annie 4

Taruncue 3

(47)

C. Keadaan Penduduk 1. Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Alenangka terdiri atas 103 KK dengan total jumlah 3.775 jiwa per Maret 2021. Berikut perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan:

Laki-laki Perempuan Total Total

687 1885 771 1890 1458 3775

Tabel 4. 2. Jumlah penduduk Desa Alenangka per Maret 2021 2. Mata Pencarian

Desa Alenangka merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor pertanian dan perkebunan.Sedangkan pencaharian lainnya adalah sektor industri kecil yang bergerak di bidang perdagangan dan pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan. Serta dapat dilihat pada table berikut :

Mata Pencaharian Persentase

Petani 26%

Pedagang 24%

Pekerja Migran 38%

(48)

38

PNS 12%

Sopir 0,45%

Tabel 4. 3. Sumber mata pencaharian penduduk Desa Alenangka

D. Keadaan Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal yang penting dalam memajukan tingkat kesadaran masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan, dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika piker atau pola piker individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih laju.

Adapun di Desa Alenangka khususnya dalam tingkat pendidikan mengalami peningkatan yang signifikan di setiap tahunnya, masyarakat mulai sadar dengan pentingnya menuntut ilmu.

Sarana Jumlah

SMK Swasta - Unit

SMP Swata - Unit

(49)

Sekolah Dasar Negeri 3 Buah

MI Swasta - Unit

TK Swasta/PAUD 3 Unit

Pondok Pesantren - Unit

Taman Pendidikan Al-Qur’an 9 Unit

E. Keadaan Ekonomi

Secara Umum kondisi perekonomian Desa Alenangka ditopang oleh beberapa mata pencaharian masyarakat Desa, yang dapat teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : PNS/TNI/Polri, Petani, Guru, Swasta, Guru Honorer, karyawan Swasta, pedagang, Wirausaha, pensiunan, Tukang kayu, Pekerja Migran dan lain-lain.

F. Keadaan Sosial dan Budaya 1. Sosial

Keadaan sosial yang berada di Desa Alenangka terjalin sangat baik, mayoritas yang tinggal di Desa tersebut adalah masyarakat suku bugis, yang merupakan masyarakat asli Desa tersebut, kerukunan dan keharmonisan dalam lingkungan bermasyarakat tercermin dengan minimnya konflik yang terjadi serta masih terpeliharanya rasa persatuan kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan.

(50)

40

2. Budaya

Keadaan budaya di Desa Alenangka, masih sangat kental dengan melakukan ritual kebudayaan yang sudah diwariskan dari setiap generasi ke generasi selanjutnya, yaitu Mappaleppe’ Nia’.atau melunasi niat dengan cara menyuapi ikan masapi yang menjadikan ritual wajib bagi orang-orang yang pernah berniat/bernazar berkunjung ke Sungai Bejo.

(51)

41 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan Observasi dan Wawancara di lokasi penelitian, maka pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil dari mewawancarai dan mendapatkan jawaban dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara, observasi serta dilampirkan dokumentasi pada saat wawancara berlangsung sebagai berikut.

1. Kondisi Keluarga Pekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai

a. Kondisi keluargaPekerja Migran Indonesia

Kebutuhan Ekonomi menjadi faktor utama Seseorang untuk memilih menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia. Dengan menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia harus siap dengan berbagai macam resiko yang akan mereka terima salah satunya berdampak kepada keluarga yang mereka tinggalkan baik kepada Suami, Istri, anak serta keluarga besarnya, berkurangnya salah satu bagian yang ada didalam keluarga maka akan menimbulkan ketidak seimbangan didalam keluarga tersebut.

Seperti yang terlihat di Desa Alenangka banyak masyarakat yang mencoba peruntungan lain dengan menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia, namun dengan kepergian salah satu atau kedua orang tua yang bekerja menjadi Pekerja tanpa disadari hal tersebut akan berdampak terhadap perkembangan kehidupan anak.

(52)

42

Seperti yang diungkapkan oleh Anak Pekerja Migran Indonesia mengenai perasaan mereka ketika orang tua memilih untuk menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia sebagai berikut :

” setelah orang tuaku bekerja menjadi Pekerja Migran Indonesia, pasti saya sangat sedih, dan sekarang saya sangat rindu” (wawancara, dengan anak PMI,C, 2/5/2021)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada anak Pekerja Migran Indonesia maka dapat diketahui Perasaan sedih dan rasa kehilangan tak dapat terlepas dari perasaan yang dirasakan oleh Anak Pekerja Migran Indonesia sosok yang begitu mereka butuhkan harus pergi dalam jangka waktu yang begitu lama, begitu pula yang dirasakan oleh informan selanjutnya yaitu :

“kalau saya sendiri pasti sangat sedih dengan kepergian orang tuaku berat rasanya, bahkan setiap menelfon pasti menangiska, rasanya sudah sangat lama tidak kuliat orang tuaku secara langsung, terkadang saya iri liat teman-temanku yang lain dengan gampangya ketemu orangtuanya, makan masakan mamanya sementara saya haruska tetap tegar dan menegarkan adik-adikku kalau orang tuaku pergi untuk kepentingan kami semua”(Wawancara, dengan anakPekerja Migran Indonesia,S,10/5/2021 )

Mengenai penjelasan informan, terkait perasaannya maka tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh informan sebelumnya rasa sedih masih terus menyelimuti kehidupan mereka, rasa kerinduanpun tak dapat terbendung lagi, tetapi, sebagai kakak tertua beliau harus tetap tegar dan memberikan pemahaman kepada adik-adiknya mengenai alasan orang tua mereka yang harus bekerja menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia.

Selanjutnya, hasil wawancara dengan Informan lainnyasebagai berikut : “perasaanku campur aduk, yang pastinya sangat ku rasakan rindu sekali, dan sangat kehilangan juga walaupun begitu tetap harus ku kuatkan diriku dan haruska tetap bersyukur dengan apa yang ku rasakan hari

(53)

iniwalaupun orang tuaku tidak disini”(Wawancara, anakPekerja Migran Indonesia,L,10/5/2021).

Untuk informan selanjutnya, poin penting yang dapat diperoleh dari pernyataan tersebut adalah, beliau tetap merasa bersyukur dengan apapun yang diperoleh dan dirasakan hari ini walaupun tidak didampingi secara langsung oleh kedua orang tuanya.

Dari hasil wawancara informan dapat disimpulkan bahwa dengan kepergian orang tua menjadi seorang Pekerja Migran Indonesiamaka akan berdampak begitu besar kepada seorang anak, anak akan merasakan kesedihan yang begitu mendalam serta rasa kehilangan dengan kepergian seseorang yang amat mereka sayangi.

Adapun faktor utama yang mendorong orang tua anak Pekerja Migran Indonesiauntuk bekerja di Luar Negeri adalah faktor perekonomian, dengan pendapatan yang rendah maka hidup dalam lingkaran kemiskinan tak dapat terhindarkan,Dikutip dari hasil wawancara peneliti dengan informan selaku orang tua Wali anakPekerja Migran Indonesia diDesa Alenangka . Menyatakan pendapatnya sebagai berikut :

“yang menjadi alasan orang tuanya menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia karena tidak ada pekerjaan tetapnya disini, dan peluang kerja yang ada disana itu besar, selain itu orang tuanya berharap bisa mendapat kehidupan yang kebih baik kedepannya” ( wawancara,orang tua wali, S,2/5/2021 )

Salah satu alasan orang tua yang memilih untuk menjadi seorangPekerja Migran Indonesia, dikarenakan selama berada dikampung mereka tidak memiliki

(54)

44

pekerjaan yang tetap, sedangkan kebutuhan hidup mereka banyak dan tidak tercukupi dengan baik.Peluang kerja yang banyak membuat rasa ketertarikan semakin meningkat.selain itu, tersimpan harapan yang begitu besar bagi kehidupan yang lebih layak untuk keluarganya kedepan, dengan bekerjanya menjadi seorangPekerja Migran Indonesia, maka besar harapan bahwa hasil yang diperoleh dapat dijadikan infestasi untuk masa yang akan datang terutama unuk anak-anaknya.

Selain itu yang tak jauh berbeda mengenai alasan orang tua bekerja menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia, maka informan menjelaskannya sebagai berikut :

“orang tuanya berangkat menjadi Pekerja Migran Indonesia karena orang tuanya tidak punya pendidikan yang tinggi sehingga sulit mendapatkan pekerjaan disini” (wawancara, orang tua wali,M, 7/5/2021) Dari hasil wawancara tersebut, maka terlihat jelas bahwa, para pekerja memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai.hal tersebut, membuat banyak masyarakat yang tertarik untuk bekerja menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia karena modal untuk bekerja menjadi seorang Pekerja Migran Indonesia tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi melainkan sesuai dengan skill yang dimiliki.

Pernyataan informanselanjutnyaselakuorang tua wali anakPekerja Migran Indonesia di Desa Alenangka menyatakan bahwa :

“alasannya bekerja menjadi Pekerja Migran Indonesia karena ajakan serta dukungan dari keluarga terdekat”( Wawancara, orang tau wali,F, 10/5/2021 )

Gambar

Tabel 4. 1. Jumlah RT di setiap Dusun Desa Alenangka
Tabel 4. 2. Jumlah penduduk Desa Alenangka per Maret 2021  2.  Mata Pencarian
Tabel 4. 3. Sumber mata pencaharian penduduk Desa Alenangka
Gambar 1. Lingkungan Tempat Tinggal keluarga Pekerja Migran  Indonesia(Sumber : HP Peneliti) Pada Tanggal 2 Mei  jam 09:47 WITA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata nilai KOT yaitu 3,71% menunjukkan nilai yang rendah, hal ini dapat disebabkan karena sedimen yang mendomasi perairan laut Belitung adalah sedimen pasir

Dari total pendapatan diatas maka dapat dilihat bahwa usahatani padi sawah yang digeluti oleh para petani di daerah seputaran Bandara SIM telah memberikan

Studi pustaka di lakukan untuk mengetahui penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian yang akan di angkat dalam hal ini studi pustaka penelitian

[r]

Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa locus of control dan motivasi berprestasi tidak memiliki hubungan positif, dapat dikarenakan jumlah populasi yang terbatas Program Studi

Untuk menemukan konsep dari kinerja rendah diperlukan beberapa indikator yang terdapat dari kasus-kasus PHK, diantaranya seperti istirahat sebelum waktunya, merokok dalam lingkup

Evaluasi Kontaminasi Logam Di Sedimen Dari Waduk Saguling Dengan Menggunakan Konsep Triad: Sebuah Pendekatan Dalam Pengelolaan Waduk.. Dibimbing oleh ETTY RIANI dan

Perusahaan menargetkan pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit sepanjang 2015 tumbuh 34% menjadi Rp36,5 triliun dibandingkan dengan 2015 yang sebesar Rp26,5 triliun..