• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SUNGAI SANTIRAH SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM DAN BODY RAFTING DI DESA SELASARI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI SUNGAI SANTIRAH SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM DAN BODY RAFTING DI DESA SELASARI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI SUNGAI SANTIRAH

SEBAGAI OBJEK WISATA ALAM DAN BODY RAFTING DI DESA SELASARI KECAMATAN PARIGI

KABUPATEN PANGANDARAN Siti Setiasih1 (Setiasih_siti@yahoo.com) Siti Fadjarajani2(stfadjarajani2000@yahoo.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT

SITI SETIASIH. 2015. Potential Santirah River As Object Natural Tourism And Body Rafting In Selasari Village District of Parigi Pangandaran Regency. Geography Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education Siliwangi University. This research is motivated by the Santirah river which has a natural potential which promising if develope as a tourist area, especially natural tourism which have advantages with the flow of the river which is very suitable for body rafting activities. Based on that matter the point of issues, is: (1) What the potential owned Santirah River as a natural tourism in Selasari Village District of Parigi Pangandaran Regency, and (2) what the constraints faced in the development Santirah River as a natural tourism and body rafting in Selasari Village District of Parigi Pangandaran Regency. The hypothesis in this research are (1) the potential of the river Santirah as a object natural tourism in Selasari Village District of Parigi Pangandaran Regency is panorama of the countryside, natural caves and waterfalls, and body rafting activities. (2) the constraints faced in developing Santirah River as a natural tourism and body rafting in Selasari Village District of Parigi Pangandaran Regency is the access road, and tourism infrastructure. This study used a descriptive method, with data collection by observation, questionnaires, interviews, and secondary data from various relevant sources. The population in this research is a community surroundings object tourism, visitors, managers, and local government. The samples in this research using the random sampling technique, purposive sampling, and accidental sampling by data processing in research use percentage analysis. The results showed that the potential of the Santirah river as a object natural tourism in Selasari Village District of Parigi Pangandaran Regency is panorama of the countryside with percentage answers of respondents 35.00%, natural caves and waterfalls with percentage answers a of respondent 60.00%, and body rafting activities with percentage answers of respondents 65.00%. The constraints faced of development Santirah River as a object natural tourism and body rafting in the Village District of Parigi Selasari Pangandaran Regency is the access road to the obeject tourism is less well with percentage answers of respondents 90.00%, and incomplete infrastructure to support tourism with percentage of respondents 60.00%.

(2)

ABSTRAK

SITI SETIASIH. 2015. Potensi Sungai Santirah Sebagai Objek Wisata Alam Dan Body Rafting Di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Siliwangi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Sungai Santirah yang memiliki potensi alam yang menjanjikan jika dikembangkan sebagai kawasan wisata, terutama wisata alam yang memiliki kelebihan dengan aliran sungainya yang sangat cocok untuk kegiatan body rafting. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi pokok permasalahan, yaitu: (1) Potensi apakah yang dimiliki Sungai Santirah sebagai objek wisata di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, serta (2) Kendala apa yang dihadapi dalam pengembangan Sungai Santirah sebagai objek wisata alam dan body rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) potensi yang dimiliki Sungai Santirah sebagai objek wisata di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah panorama alam pedesaan, gua-gua alam dan air terjun, serta kegiatan body rafting. (2) kendala yang dihadapi dalam pengembangan Sungai Santirah sebagai objek wisata alam dan body rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah akses jalan, dan sarana prasarana pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, kuesioner, wawancara, dan dilengkapi data sekunder dari berbagai sumber yang relevan. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar objek wisata, pengunjung, pengelola, dan pemerintah setempat. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, purposive sampling, dan aksidental sampling, dengan teknik pengolahan data dalam penelitian menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki Sungai Santirah sebagai objek wisata di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah panorama alam pedesaan dengan persentase jawaban reponden 35,00%, gua-gua alam dan air terjun dengan persentase jawaban responden 60,00%, serta kegiatan body rafting dengan persentase jawaban responden 65,00%. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Sungai Santirah sebagai objek wisata alam dan body rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah akses jalan menuju objek wisata kurang baik dengan persetase jawaban reponden 90,00%, dan belum lengkapnya sarana prasarana yang menunjang pariwisata dengan persentase jawaban responden 60,00%.

Kata Kunci : Potensi Sungai Santirah, Objek Wisata Alam, Body Rafting, Desa Selasari

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, dengan luas perairan 3.257.483 km2 dan luas daratan 1.922.570 km2 (Mulyo, 2014: 71). Melihat hal tersebut potensi yang dimiliki negara Indonesia sangatlah melimpah, diantaranya dalam bidang kepariwisataan. Sebagai salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan daerah pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi objek wisata (Suwantoro, 2004: 27).

(3)

Sejalan dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pada Bab 1 pasal 1 poin ke 5 yang berkaitan dengan penerapan otonomi daerah:

“Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”

Dengan demikian setiap daerah dapat mengelola berbagai potensi yang dimiliki untuk kesejahteraan penduduknya, sehingga pengelolaan potensi tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Daya tarik wisata yang juga di sebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu tujuan wisata (Suwantoro, 2004: 19). Objek daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya suatu daya tarik di suatu wilayah, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan dapat lebih berkembang atau dikembangkan jika di suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata (Marpaung, 2000: 41).

Jawa Barat merupakan wilayah yang menjadi salah satu pilihan tujuan wisata. Terdapat berbagai objek wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya yang beragam sehingga sangat berpotensi dalam pengembangannya. Prospek wisata ini dapat dilihat dari banyaknya objek wisata yang belum dikembangkan atau dipopulerkan, seperti halnya di Kabupaten Pangandaran. Di Kabupaten Pangandaran sendiri banyak objek wisata yang sudah dikatakan berkembang dan terkenal seperti Pantai Pangandaran, Pantai Batu Hiu dan Pantai Batu Karas. Tetapi bukan hanya pantai yang menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Pangandaran, masih banyak objek wisata air lain yang dapat dikunjungi wisatawan untuk berlibur. Sebut saja objek wisata Green canyon dan

Citumang, selain itu ada juga objek wisata baru yang sekarang ini menjadi buah bibir

turis lokal maupun mancanegara yaitu objek wisata air Santirah di Dusun Giriharja Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran (Pratama, 2014: 16)

Selama ini Sungai Santirah hanya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti pengairan untuk persawahan, depot air minum, mandi serta mencuci. Padahal Sungai Santirah memiliki potensi lain yang menjanjikan jika dikembangkan, yaitu sebagai kawasan wisata. Objek wisata ini memiliki daya tarik lain yaitu aliran air Santirah sangat cocok untuk kegiatan body

rafting. Perkembangan objek wisata ini pun cukup pesat, setelah kurang lebih satu tahun

(4)

pengunjung sekitar daerah Pangandaran, dari luar kota bahkan turis mancanegara. Selain itu juga sudah ada beberapa media cetak dan elektronik yang meliput Objek wisata ini.

Berangkat dari hal tersebut, dalam rangka pengembangan potensi alam Sungai Santirah yang masih sangat memungkinkan untuk dikelola dan dikembangkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Potensi Sungai Santirah Sebagai

Objek Wisata Alam dan Body Rafting Di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui potensi yang dimiliki Sungai Santirah sebagai objek wisata di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. (2) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan Sungai Santirah sebagai objek wisata alam dan body rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Ahman Sya (2011: 49) metode deskriptif ini merupakan metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. Dan hasil dari penelitiannya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Tika, 2005: 4). Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, peneliti bertujuan untuk mengkaji tentang “Potensi Sungai Santirah sebagai Objek Wisata Alam dan Body

Rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran” dengan cara

mengumpulkan data, menyusun, dan mengklasifikasikan data tersebut sehingga mempunyai arti dan makna.

(5)

PEMBAHASAN

1. Potensi yang Dimiliki Sungai Santirah Sebagai Objek Wisata di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran

Sumberdaya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia. Dalam konteks pariwisata, sumberdaya diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung (Pinata dan I Ketut S.D, 2009: 68). Adapun potensi yang terdapat di objek wisata Santirah meliputi:

a. Panorama Alam Pedesaan

Desa dalam arti umum adalah pemukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berjiwa agraris (Bintarto, 1984: 53). Kawasan pedesaan umumnya memiliki wilayah yang masih asri dan alami dengan udara yang sejuk. Keadaan yang sudah sangat jarang dijumpai di kota-kota besar, yang identik dengan polusi pabrik dan kendaraan. Sehingga panorama alam pedesaan menjadi kekhasan tersendiri bagi suatu objek wisata.

Objek wisata Santirah merupakan objek wisata yang berada di wilayah pedesaan yaitu di Desa Selasari. Dengan kondisi demikian objek wisata ini mempunyai panorama alam yang indah serta alami dengan jalur yang dilewati

menuju tempat wisata, menyusuri perkampungan penduduk dengan

pemandangan hutan dan hamparan pesawahan yang luas serta terdapat berbagai macam pepohonan yang menambah keindahan alamnya. Wisata yang menyuguhkan keasrian lingkungan yang masih sangat alami sehingga cocok untuk menghilangkan kepenatan dari rutinitas yang ada.

b. Gua-gua alam dan air terjun

Berdasarkan definisi umum, gua diartikan sebagai lubang di dalam tanah atau batuan. Gua dapat terjadi secara alami dan secara buatan (Kusumayudha, 2009: 20). Berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, gua dibedakan menjadi 5 macam, yaitu gua karst atau batu gamping, gua litoral, gua vulcanic, gua es, dan gua pasir. Di objek wisata Santirah terdapat 4 gua alam yang termasuk dalam gua karst atau batu gamping. Gua-gua tersebut adalah gua geundang, gua panjang, gua lengkob dan gua uling atau cukang taneuh.

(6)

Proses pembentukan gua pada lingkungan karst melibatkan air dan udara. Dimana air berperan sebagai zat pelarut dan pengikis mineral-mineral karbonat, sedangkan udara berperan sebagai zat yang dapat menciptakan sifat asam pada air. Secara ilmiah gua didefinisikan sebagai sebuah rongga alami pada batuan yang dapat berperan sebagai saluran bagi air untuk mengalir di dalamnya. Aliran air pada gua tersebut merupakan jalan masuknya air permukaan, misalnya aliran sungai yang menelusup terbenam atau tempat-tempat munculnya air dari bawah permukaan, seperti mata air (Kusumayudha, 2009: 20).

Selain terdapat gua-gua karst, di objek wisata Santirah juga terdapat 5 air terjun yang menawarkan keindahan yang dapat dilihat dan dilewati saat mengarungi sungai Santirah, yaitu: air terjun cikaracak, air terjun batu munding, air terjun kembar, air terjun mini, dan air terjun tiga.

Sehingga objek wisata Santirah merupakan objek wisata yang memilki daya tarik khusus, yaitu sungai yang mengalir dengan airnya yang jernih, tepian sungai yang terdiri dari ornamen batu-batu padas dengan relung dalam dihiasi relief alam serta aliran sungai yang menembus ke dalam gua dan melewati beberapa air terjun.

c. Kegiatan body rafting

Sungai adalah fasilitas alam yang sudah tersedia untuk kepentingan hidup manusia baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Berdasarkan studi lapangan yang mengacu pada stadia dan fisiografi (geologi dan topografi) profil dan ukuran alur sungainya, setiap batang sungai ada yang memiliki fungsi sebagai pemasok air, akumulator, konservator, distributor, dan sebagainya. Sebagai pemasok air (anak sungai) berbagai batang sungai yang ada di daerah pegunungan, umumnya pendek, sempit, lurus dan palung sungai berbentuk huruf V. Alur sungai ini memilki arus yang deras, sangat memadai untuk wisata olahraga, curing jeram, dan lebih disenangi jika ada riam, tikungan, dan hambatan alami lainnya (Ahman Sya dan Soewarno D, 2011: 134-136).

Demikian pula dengan Sungai Santirah, selain memiliki air yang jernih, dan jika terjadi kemarau panjang tidak akan kekeringan. Sungai ini juga memiliki arus yang beriam sedang sehingga cocok untuk kegiatan wisata air yaitu body rafting. Body rafting di sungai Santirah memiliki panjang trek 1,5

(7)

km dengan mengarungi sungai yang melewati 4 gua dan 5 air terjun yang disuguhi pemandangan alam yang masih asri selama ± 2-3 jam perjalanan. Untuk Rafting disini pengunjung menggunakan pelampung dan ban untuk keselamatan. Dengan kekayaan sumber daya air yang dimiliki objek wisata Santirah tentu dapat menambah daya tarik atau atraksi yang dimiliki objek wisata ini.

2. Kendala yang Dihadapi Dalam Pengembangan Sungai Santirah Sebagai Objek Wisata Alam dan Body Rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran

a. Akses Jalan

Untuk menunjang kelancaran kegiatan pariwisata, sarana penunjang

transportasi merupakan sumberdaya yang perlu diperhitungkan

keberadaannya. Dalam kaitan ini yang disebut sarana transportasi tidak terbatas pada jenis kendaraannya saja, tetapi juga menyangkut pada jaringan jalan yang di gunakan untuk jalur wisata (Ahman Sya, 2005: 140).

Akses jalan menuju objek wisata Santirah kondisinya dapat dikatakan kurang baik, karena badan jalan yang sempit ditambah dengan beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan. Hal ini dapat mempengaruhi terhadap waktu tempuh yang diperlukan oleh wisatawan, baik yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk mencapai lokasi wisata. Selain dari kondisi jalan, tidak adanya angkutan umum menuju lokasi juga menjadi kendala bagi pengembangan objek wisata ini. Sehingga dapat membuat pengunjung kurang berminat untuk berkunjung ke objek wisata Santirah.

b. Sarana dan prasarana pariwisata

Sarana dalam pariwisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya (Suwantoro, 2004: 22). Pengadaan sarana tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuantitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif menunjukan pada mutu pelayanan yang

(8)

diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.

Sedangkan prasarana pariwisata menurut Salah Wahab dalam Yoeti (1996: 193) yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan wisatawan untuk menginap dan tinggal sementara waktu di daerah tujuan wisata. Contohnya hotel, apotek, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian dan obsevasi lapangan, objek wisata Santirah merupakan objek wisata baru yang masih tahap awal dalam pembangunan berbagai fasilitas objek wisatanya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di objek wisata Santirah masih tergolong kurang lengkap dan perlu perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang ada masih terbatas jumlahnya seperti warung makanan dan minuman, lahan parkir, WC, mushola, tempat istirahat, dan peralatan body rafting yang belum semuanya tersedia, sehingga perlu pengadaan peralatan lain seperti helm, body protector dan alas kaki.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang Potensi Sungai Santirah Sebagai Objek Wisata Alam dan Body Rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Potensi yang dimiliki Sungai Santirah sebagai objek wisata di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah:

a. Panorama alam pedesaan

Sungai Santirah yang berada di wilayah pedesaan dan belum terkontaminasi berbagai polusi, dengan pemandangan pesawahan, air yang sangat jernih serta lingkungan yang masih asri menjadi kekhasan tersendiri bagi objek wisata ini. Adapun dari hasil penelitian menyatakan, dari 20 responden wisatawan yang berkunjung dengan persentase jawaban sebanyak 35,00% atau kurang dari setengahnya berpendapat bahwa yang menjadi ciri khas dari objek wisata ini yaitu panorama alam pedesaan.

(9)

b. Gua-gua alam dan air terjun

Di objek wisata Santirah terdapat 4 gua dan 5 air terjun yang menawarkan keindahan bagi pengujung, yang dapat dilihat dan dilewati saat mengarungi sungai Santirah. Dari hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa jawaban responden wisatawan yang berkunjung dengan persentase sebanyak 60,00% atau lebih dari setengahnya berpendapat, yang menjadi daya tarik di objek wisata Santirah adalah terdapatnya gua-gua alam dan air terjun.

c. Kegiatan body rafting

Sungai adalah fasilitas alam yang sudah tersedia untuk kepentingan hidup manusia baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Demikian pula dengan Sungai Santirah, selain memiliki air yang jernih, dan jika terjadi kemarau panjang tidak akan kekeringan. Sungai ini juga memiliki arus yang beriam sedang sehingga cocok untuk kegiatan wisata air body rafting. Berdasarkan dari hasil penelitian diketahui bahwa jawaban dari responden wisatawan yang berkunjung dengan persentase sebanyak 65,00% atau lebih dari setengahnya memilih melakukan aktivitas body rafting di objek wisata Santirah.

2. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Sungai Santirah sebagai objek wisata alam dan body rafting di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran adalah:

a. Akses jalan

Akses jalan yang baik sangat penting bagi kemajuan suatu objek wisata, karena objek wisata yang bisa di akses dengan mudah oleh wisatawan akan lebih cepat diketahui dibandingkan objek wisata yang sulit di akses. Akses jalan menuju objek wisata Santirah kondisinya dapat dikatakan kurang baik, karena badan jalan yang sempit ditambah dengan beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan. Selain itu, tidak adanya angkutan umum menuju lokasi juga menjadi kendala bagi pengembangan objek wisata ini. Hal tersebut, dapat dilihat dari persentase jawaban sebanyak 90,00% atau sebagian besar dari wisatawan yang berkunjung berpendapat bahwa akses jalan menuju lokasi objek wisata Santirah kurang baik.

(10)

b. Sarana prasarana pariwisata

Objek wisata Santirah merupakan objek wisata baru yang masih tahap awal dalam pembangunan berbagai fasilitas objek wisatanya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di objek wisata Santirah masih tergolong kurang lengkap dan perlu perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden dengan persentase sebanyak 60,00% atau lebih dari setengahnya menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di objek wisata Santirah masih terbatas jumlahnya seperti warung makanan dan minuman, lahan parkir, WC, mushola, tempat istirahat, dan peralatan body rafting yang belum semuanya tersedia.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Adanya kerjasama yang baik antara pengelola dan pemerintah terkait, sehingga potensi yang sudah ada dapat di optimalkan sebaik-baiknya demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak keadaan alamnya.

2. Perbaikan serta pelebaran jalan menuju lokasi wisata, sehingga bisa dilalui oleh berbagai macam kendaraan.

3. Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang pariwisata, sehingga wisatawan yang berkunjung merasa nyaman berada di objek wisata.

4. Perlu adanya partisipasi dari masyarakat lokal, dengan cara memberdayakan masyarakat sekitar objek wisata agar dapat memposisikan diri sebagai bagian dari sistem pengelolaan daerah. Akan tetapi sumber daya manusia tersebut haruslah berkualitas, dapat dilakukan dengan upaya penyuluhan dan membina keterampilan masyarakat lokal.

5. Peningkatan upaya promosi di berbagai media, sehingga objek wisata Santirah akan lebih dikenal oleh wisatawan lokal maupun turis mancanegara.

6. Reboisasi hutan di bagian hulu sungai, sehingga dapat meminimalisir terjadinya banjir kiriman.

7. Pengadaan angkutan umum yang sampai ke lokasi wisata, sehingga memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung.

(11)

8. Karena segala keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya jika hasil penelitian ini belum dapat mencapai keberhasilan yang sempurna, oleh karena penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding untuk mereka yang hendak melakukan penelitian yang sama guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Dengan demikian diharapkan objek wisata Santirah dapat menjadi objek wisata yang mempunyai prospek yang baik serta berkelanjutan dan menjadi salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Pangandaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahman Sya. 2011. Pengantar Geografi. Bandung: LPPM Universitas BSI Bandung. Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Darsoprajitno, S. dan Ahman Sya. 2011. Geologi Pariwisata Untuk Promosi Studi

Geologi Objek dan Daya Tarik Wisata. Bandung: Universitas BSI Press.

Kusumayudha, S.B. 2009. Kars: Gua Batu gamping, Sungai Bawah Tanah, dan Mata

Air. Yogyakarta: PT Citra Aji Pratama.

Marpaung, H. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Pitana, I.G., dan I.K.S Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDI. Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

Tika, M.P. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yoeti, A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena , secara historis, struktur Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau sebagai organisasi yang mewadahi ninik mamak dan pemuka adat, sebenarnya tidak terdapat dalam

atas kepemilikan bank adalah : PT.Victoria Sekuritas 35.33% (dimiliki oleh Suzanna Tanojo dan Christien Tanoyo melalui PT. Suryayudha Investindo Cipta 7.79% (dimiliki oleh Benny

Dua kelompok siswa kelas VII (n= 66) dilibatkan sebagai sampel penelitian, dimana kelas eksperimen menerima perlakuan berupa Inquiry Based Learning sementara kelompok lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan klien, ukuran KAP, audit tenure, auditor switching, terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan

1) Data yang berkaitan dengan kemampuan awal siswa yaitu berupa nilai UTS (Ulangan Tengah Semester) mata pelajaran matematika. Nilai awal ini digunakan untuk melihat

Tidak kala penting, tema pemikiran ekonomi Abu Yusuf adalah penekanan terhadap tanggung jawab penguasa terhadap rakyatnya dan kitab al-Kharaj merupakan bukti

( reciprocal account ) dlm penyusunan laporan keuangan konsolidasian dengan kedua metode cost dan equity.. Menjelaskan perbandingan kedua metode

Peserta tes diwajibkan hadir 60 Menit sebelum ujian untuk melakukan registrasi..