• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Tes Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MTs/SMP Islam Kota Malang 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kualitas Tes Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MTs/SMP Islam Kota Malang 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kualitas Tes ‘Ulangan Akhir Semester

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

MTs/SMP Islam Kota Malang

1

Mukaromah2 Sri Wahyuni

ABSTRAK

Agar tes dapat memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, alat tes itu sendiri juga harus dapat dipertimbangkan sebagai alat penilaian yang baik, yang antara lain dapat dilihat dari validitas dan reliabilitas tes. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi objektif tentang validitas dan reliabilitas tes Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Bahasa Indonesia MTs/SMP Islam Kota Malang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan rancangan penelitian deskriptif korelasional. Data berbentuk skor tes yang diperoleh dengan teknik dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan teknik statistik deskriptif dan korelasional. Untuk menganalisis validitas tes, digunakan analisis validitas sejalan, sedangkan untuk menganalisis reliabilitas digunakan reliabillitas internal K-R 21. Hasil penelitian menunjukkan, (1) dilihat dari sisi validitas, tes yang memiliki validitas tinggi 25%, yang memiliki validitas cukup 50%, dan tidak valid 25%; (2) dilihat dari sisi reliabilitas tes, tes yang memiliki reliabilitas tinggi sebesar 37%, yang memiliki reliabilitas cukup 25%, yang memiliki validitas rendah 13%, dan yang tidak reliabel 25%.

Kata-kata kunci: kualitas tes, UAS, bahasa Indonesia

1

Penelitian ini didanai Proyek I-MHIRE Unisma melalui program RESEARCH GRANT PDM

2

(2)

PENDAHULUAN

Tes merupakan salah satu alat dan kegiatan

dalam evaluasi. Evaluasi dapat

digambarkan sebagai pengumpulan

informasi yang sistematis untuk

kepentingan pembuatan keputusan

(Bachman, 1990:22). Dari pengertian ini, evaluasi mengarah pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Termasuk dalam proses tersebut adalah kegiatan perencanaan mengenai apa yang akan dievaluasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan berdasarkan informasi tersebut baru guru memberikan nilai dan arti terhadap sesuatu.

Menurut Grounlund (1985: 5-6),

evaluasi merupakan proses pengumpulan, penganalisisan, dan penafsiran informasi secara sistematik untuk menentukan sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dari

pengertian ini, dalam evaluasi mengandung dua aspek yang penting, yaitu: (1) dalam evaluasi terdapat implikasi suatu proses yang sistematik yang berarti mengabaikan observasi yang dilakukan dengan tak terkendali atau dilakukan dengan sepintas lalu saja, dan (2) evaluasi selalu berasumsi bahwa tujuan pembelajaran telah dibuat terlebih dahulu; tanpa tujuan pembelajaran sangatlah sukar untuk menilai seberapa jauh siswa telah belajar.

Dalam hubungannya dengan

pembelajaran Bahasa Indonesia, ‘evaluasi’

adalah suatu kegiatan terencana,

sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas; untuk mengetahui keadaan dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia; dengan menggunakan alat ukur dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur/kriteria norma untuk memperoleh

keputusan-keputusan/kesimpulan-kesimpulan.

Menurut Bull (2000), data evaluasi harus dikumpulkan dari berbagai sumber

untuk memperoleh gambaran yang

berimbang tentang aktivitas. Evaluasi

harus berkenaan dengan produk

(outcomes) dan proses. Data tersebut bisa dikumpulkan sebelum, selama, dan setelah kegiatan pembelajaran.

Tes merupakan salah satu alat dan kegiatan dalam evaluasi. Carrol (dalam Bachman, 1990:20) mendefinisikan tes sebagai suatu prosedur yang dirancang untuk menimbulkan perilaku tertentu dari seseorang, yang dapat menyimpulkan tentang karakteristik tertentu dari individu. Tes adalah alat, prosedur, atau rangkaian

kegiatan yang digunakan untuk

memperoleh contoh tingkah laku seseorang

yang memberikan gambaran tentang

kemampuannya dalam suatu bidang ajaran tertentu.

Tes Bahasa Indonesia meliputi tes kompetensi bahasa Indonesia dan tes

keterampilan berbahasa Indonesia.

Kompetensi berbahasa mengacu kepada kemampuan yang bersifat abstrak, berupa potensi yang dimiliki seorang pemakai bahasa. Keterampilan berbahasa mengacu pada penggunaan bahasa senyatanya dalam bentuk lisan yang dapat didengar atau dalam bentuk tertulis yang dapat dibaca.

Tes sebagai alat pengukur hasil

belajar siswa, diharapkan mampu

memberikan informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Artinya, alat tes dapat memberi informasi tentang siswa sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Hal itu penting karena informasi tersebut akan dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian memutuskan berbagai kebijaksanaan baik yang berkenaan dengan siswa maupun kegiatan pengajaran secara umum.

Agar tes dapat memberikan

informasi yang dapat dipertanggung

jawabkan, alat tes itu sendiri juga harus

dapat dipertimbangkan sebagai alat

penilaian yang baik. Untuk keperluan itu, dibutuhkan informasi apakah alat tes yang telah disusun itu telah memenuhi kualitas tes yang baik. Kualitas alat ukur khususnya tes, dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain jenis dan bentuk tes yang digunakan, cara penyusunan butir tes, alat

(3)

tes tersebut harus dapat dipertanggung-jawabkan dari segi kesahihan (validity), keterpercayaan (reliability), tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, memiliki daya pembeda, dan syarat-syarat lain.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini akan ditelaah kualitas tes khususnya tes ulangan akhir semester

yang disusun sekolah khususnya

MTs/SMP Islam yang ada di kota Malang. Sejalan dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi objektif tentang kualitas tes ‘Ulangan Akhir Semester’

Matapelajaran Bahasa Indonesia di

MTs/SMP Islam di Kota Malang semester genap Tahun Pelajaran 2006/2007.

Sedangkan secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan validitas tes yang digunakan dalam ‘ulangan umum semester’ Matapelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di MTs/SMP Islam

kota/Kabupaten Malang semester genap Tahun Pelajaran 2006/2007 dan (2) mendeskripsikan reliabilitas tes yang digunakan dalam ‘ulangan akhir semester’

Matapelajaran Bahasa Indonesia di

MTs/SMP Islam di Kota Malang semester genap Tahun Pelajaran 2006/2007.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan

rancangan penelitian deskriptif

korelasional. Hal ini didasarkan data yang

dikumpulkan diperoleh dengan

menggunakan alat ukur. Hasil pengukuran diwujudkan dalam bentuk angka-angka atau skor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik, baik yang bersifat satu variabel maupun dua variabel.

Data penelitian ini berupa skor ulangan akhir semester genap 2006/2007 di tingkat MTs/SMP Islam Kota Malang. Sebagai sampel penelitian ini diambil

delapan skor ulangan akhir semester di sejumlah MTs/SMP Islam Kota Malang. Skor tes sebagai data penelitian diperoleh

dengan metode dokumentasi yaitu

dokumen guru berupa skor ulangan akhir semester mata pelajaran bahasa Indonesia di sejumlah MTs/SMP Islam di Kota Malang pada semester genap Tahun Pelajaran 2006/2007.

Pengolahan data dilakukan dengan teknik statistik, terutama teknik statistik

deskriptif korelasional. Untuk

menganalisis validitas tes, digunakan analisis validitas sejalan untuk mencari hubungan, apakah tingkat kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesuai dengan skor

bidang yang lain yang mempunyai

persamaan karakteristik. Dalam hal ini, skor tes akan dikorelasikan dengan skor

rata-rata ulangan harian. Tinggi

rendahnya koefisien korelasi yang

diperoleh dari penghitungan tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat validitas sejalan tes yang diuji.

Rumus untuk mencari validitas sejalan dengan korelasi Product Moment:

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2

   Y Y N X X N Y X XY N rXY

Untuk menganalisis reliabilitas tes,

digunakan analisis reliabilitas rumus K-R

21. Rumus ini dilakukan cukup dengan

mengetahui skor total dan varians dari skor total tersebut (SD2 dari skor total); jumlah butir soal dan mean skornya. Rumus K-R 21:                2 11 ) ( 1 1 kSDt M k M k k r r 11 = reliabilitas tes

k = banyaknya butir pertanyaan (soal) M = mean skor (skor total dibagi N)

(4)

Sebagai dasar penentuan tingkat validitas dan reliabilitas, digunakan tabel berikut ini.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Uji Validitas Tes

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas sejalan (Concurrent Validity). Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat siswa dalam

bidang yang diteskan mencerminkan atau sesuai dengan skor tes lain yang mempunyai persamaan karakteristik.

Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes bidang lain yang sekarakteristik. Tinggi rendahnya koefisien korelasi yang diperoleh dari penghitungan

tersebut akan menentukan tinggi

rendahnya tingkat validitas sejalan tes yang diuji.

Hasil uji validitas sejalan yang telah dilakukan pada kedelapan tes adalah sebagai berikut.

Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 1

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS dengan skor ulangan harian r = 0.669 dengan taraf signifikansi = 0.000. Dengan

demikian dapat disimpulkan, bahwa

terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor UAS dengan skor ulangan harian karena p  0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.669 > 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi sedang atau cukup dengan ulangan harian. Jadi, semakin

tinggi skor UAS akan semakin tinggi pula skor ulangan harian, demikian pula sebaliknya. Kesimpulan: tes UAS tersebut

Valid (memiliki validitas sejalan).Hal ini

terjadi karena tes UAS tersebut memiliki korelasi sedang atau cukup dengan tes lain yang sama karakteristiknya (dalam hal ini digunakan tes ulangan harian).

Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 2

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS 2 dengan skor ulangan harian r = 0.703 dengan taraf signifikansi = 0.000. Dengan

demikian dapat disimpulkan, bahwa

terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor UAS 2 dengan skor ulangan harian karena p  0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.669 > 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi kuat dengan ulangan harian. Jadi, semakin tinggi skor UAS 2 akan semakin tinggi pula skor ulangan

harian, demikian pula sebaliknya.

Kesimpulan: tes UAS tersebut valid (memiliki validitas sejalan).Hal ini terjadi karena tes UAS tersebut memiliki korelasi

kuat dengan tes ulangan harian. Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 3

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS 3 dengan skor ulangan harian r = 0.787 dengan taraf signifikansi = 0.000. Dengan

demikian dapat disimpulkan, bahwa

terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor UAS dengan skor ulangan harian karena p  0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.787 > 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi kuat dengan ulangan harian. Jadi, semakin tinggi skor UAS 3 akan semakin tinggi pula skor ulangan

harian, emikian pula sebaliknya.

Kesimpulan: tes UAS tersebut Valid (memiliki validitas sejalan). Hal ini terjadi karena tes UAS tersebut memiliki korelasi

kuat dengan tes ulangan harian. Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 4

r hitung Interpretasi 20 . 0 00 .

0 r Tidak ada korelasi (tidak valid/tidak reliable) 40

. 0 20 .

0 r Ada korelasi yang lemah atau rendah (valid/reliabel pada tingkatan rendah) 70

. 0 40 .

0 r Ada korelasi yang sedang atau cukup. (valid/reliabel pada tingkatan cukup) 90

. 0 70 .

0 r Ada korelasi yang kuat atau tinggi (valid/reliabel pada tingkatan tinggi) 00

. 1 90 .

0 r Ada korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi (valid/reliabel pada tingkatan sangat tinggi).

(5)

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS 4 dengan skor ulangan harian r = 0.249 dengan taraf signifikansi = 0.156. Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak terdapat korelasi antara skor UAS 4dengan skor ulangan harian karena p > 0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.249 < 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi rendah (dan

dianggap tidak berkorelasi) dengan

ulangan harian. Kesimpulan: tes UAS

tersebut tidak valid (tidak memiliki

validitas sejalan).Hal ini terjadi karena tes UAS tersebut tidak memiliki korelasi dengan tes ulangan harian.

Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 5

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS 5 dengan skor ulangan harian r = 0.096 dengan taraf signifikansi = 0.547. Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak terdapat korelasi antara skor UAS 5 dengan skor ulangan harian karena p > 0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.096 < 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester tidak berkorelasi dengan ulangan harian. Kesimpulan: tes UAS

tersebut tidak valid (tidak memiliki

validitas sejalan). Hal ini terjadi karena tes UAS tersebut tidak memiliki korelasi dengan tes ulangan harian.

Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 6

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UA6 dengan skor ulangan harian r = 0.429 dengan taraf signifikansi = 0.003. Dengan

demikian dapat disimpulkan, bahwa

terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor UAS 6 dengan skor ulangan harian karena p  0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.429 > 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi sedang atau cukup dengan ulangan harian. Jadi, semakin tinggi skor UAS akan semakin tinggi pula skor ulangan harian, demikian pula sebaliknya. Kesimpulan: tes UAS tersebut

Valid (memiliki validitas sejalan).Hal ini

terjadi karena tes UAS tersebut memiliki korelasi sedang atau cukup dengan tes ulangan harian.

Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 7

Berdasarkan hasil analisis diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS 7 dengan skor ulangan harian r = 0.475 dengan taraf signifikansi = 0.000. Dengan

demikian dapat disimpulkan, bahwa

terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor UAS 7 dengan skor ulangan harian karena p  0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.475> 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi sedang atau cukup dengan ulangan harian. Jadi, semakin tinggi skor UAS akan semakin tinggi pula skor ulangan harian, demikian pula sebaliknya. Kesimpulan: tes UAS tersebut

Valid (memiliki validitas sejalan).Hal ini

terjadi karena tes UAS tersebut memiliki korelasi sedang atau cukup dengan tes ulangan harian.

Hasil Analisis Uji Validits Tes UAS 8

Berdasarkan hasil analisis

diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skor UAS 8 dengan skor ulangan harian r = 0.508 dengan taraf signifikansi = 0.000. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara skor UAS 8 dengan skor ulangan harian karena p  0.01. Dengan melihat besar korelasi r = 0.508 > 0.5 maka dapat disimpulkan pula bahwa ulangan akhir semester berkorelasi sedang atau cukup dengan ulangan harian. Jadi, semakin tinggi skor UAS akan semakin tinggi pula skor ulangan harian, demikian pula sebaliknya. Kesimpulan: tes UAS

tersebut Valid (memiliki validitas

sejalan).Hal ini terjadi karena tes UAS tersebut memiliki korelasi sedang atau

cukup dengan tes ulangan harian.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan

(6)

homogenitas dengan rumus K-R 21. Rumus ini dilakukan cukup dengan mengetahui skor total dan varians dari skor total tersebut (SD2 dari skor total); jumlah butir soal dan mean skornya. Rumus K-R 21 yang digunakan adalah sebagai berikut:

                2 11 ) ( 1 1 kSDt M k M k k r r 11 = reliabilitas tes

k = banyaknya butir pertanyaan (soal) M = mean skor (skor total dibagi N)

Hasil Uji Analisis Relibilitas Tes UAS 1

Dengan: k = 100, M = 75.70, dan

SDt2 = 119.405; pada UAS 1 ini

detemukan r statistik K-R 21 = 0.85. Karena harga r statistik = 0.85 > nilai r tabel = 0.344 maka terdapat hubungan yang signifikan dua variabel. Dengan demikian, tes UAS 1 memiliki reliabilitas

internal yang tinggi.

Hasil Uji Analisis Relibilitas Tes UAS 2

Dengan : k = 100, M = 72,34, dan SDt2 = 85,11; Pada UAS 2, r statistik yang ditemukan r statistik K-R 21 = 0.77. Karena harga r statistik = 0.77 > nilai r tabel = 0.355 maka terdapat hubungan yang signifikan dua variabel. Dengan demikian tes tersebut memiliki reliabilitas

internal yang tinggi.

Hasil Uji Analisis Relibilitas Tes UAS 3

Dengan k = 100, M = 70.40, dan

SDt2 = 18.776; pada UAS 3 ini ditemukan

r statistik K-R 21 = -0.1. Karena harga r statistik -0.1 < nilai r tabel = 0.334 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan dua variabel. Dengan demikian tes tersebut

tidak reliabel (tidak memiliki reliabilitas

internal).

Hasil Uji Analisis Relibilitas Tes UAS 4

Dengan k = 100, M = 63.06, dan

SDt2 = 54.85, pada UAS 4 ini ditemukan

r hitung K-R 21 = 0.58. Karena harga r statistik = 0.58 > nilai r tabel = 0.339 maka

tidak terdapat hubungan yang signifikan dua variabel.

Dengan demikian, tes tersebut reliabel

tetapi dalam tingkatan cukup.

Hasil Uji Analisis Reliabilitas UAS 5

Dengan k = 100, M = 67.57, dan SDt2 = 43.031, pada UAS 5 ini ditemukan r hitung K-R 21 = 0.50. Karena harga r statistik = 0.50 > nilai r tabel = 0,304 maka terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel. Dengan demikian, tes tersebut reliabel tapi pada tingkatan

cukup.

Hasil Uji Analisis Reliabilitas Tes UAS 6

Dengan k = 100, M = 73.48, dan

SDt2 = 28.52, pada UAS 6 ini ditemuka r

hitung 0.32. Karena harga r statistik = 0.32 > nilai r tabel Product Moment= 0.291 maka terdapat hubungan yang signifikan dua variabel.

Dengan demikian, tes tersebut reliabel tapi pada tingkatan rendah.

Hasil Uji Analisis Reliabilitas Tes UAS 7

Dengan k = 100, M = 66.90, dan

SDt2 = 82.186; pada UAS 7 ini ditemukan r hitung K-R 21 = 0.74. Karena harga r statistik = 0,74 > nilai r tabel = 0,304 maka terdapat hubungan yang signifikan dua variabel. Dengan demikian, tes tersebut reliabel pada tingkatan tinggi.

Hasil Uji Analisis Relibilitas Tes UAS 8

Dengan k = 100, M = 69.91, dan

SDt2 = 2.949; pada UAS 8 ini deitemukan r hitung K-R 21 = -6.2. Karena harga r statistik = -6.2 < nilai r tabel = 0,288 maka tidak ada hubungan antara dua variabel. Dengan demikian, tes tersebut tidak reliabel.

Tes sebagai alat pengukur hasil belajar siswa diharapkan mampu memberikan

informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Artinya, alat tes dapat memberi informasi tentang siswa sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Hal itu penting karena informasi tersebut akan dipergunakan untuk

(7)

mempertimbang-kan dan kemudian memutuskan berbagai kebijaksanaan baik yang

berkenaan dengan siswa maupun

kegiatan pengajaran secara umum. Tuntutan ini ternyata tidak sepenuhnya dapat dipenuhi dalam ulangan akhir semester MTs/SMP Islam yang merupakan sasaran penelitian ini.

Agar dapat memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, tes seharusnya merupakan alat ukur yang baik. Untuk keperluan itu, dibutuhkan informasi apakah tes yang disusun itu telah

memenuhi syarat tes yang baik atau belum. Baik buruknya suatu alat ukur khususnya tes, di antaranya dapat dilihat dari

kesahihan validitas dan reliabilitasnya. Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrumen evaluasi termasuk tes dapat mengukur apa yang sebenarnya

harus diukur secara tepat. Suatu tes hasil

belajar bahasa dan sastra Indonesia dikatakan valid apabila tes tersebut benar-benar mengukur hasil belajar bahasa dan sastra Indonesia.

Tuntutan kevalidan ini khususnya dari sisi validitas sejalan, ternyata belum semuanya terpenuhi dalam tes Ulangan Akhir Semester Matapelajaran Bahasa Indonesia di MTs/SMP Islam di Kota Malang semester genap Tahun Pelajaran 2006/2007. Hal ini dapat dilihat dari rangkuman hasil melalui grafik berikut ini.

Gambar 1: Rangkuman Hasil Uji Validitas tes

Hasil tersebut menunjukkan, bahwa tes yang memiliki validitas tinggi 25%, yang memiliki validitas cukup 50%, dan tidak valid 25%. Uji validitas ini dilihat dari

validitas sejalan. Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat kemampuan

seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesuai dengan skor bidang yang lain yang mempunyai

persamaan karakteristik. Meskipun

validitas yang diuji masih pada satu jenis yaitu validitas sejalan, tentunya tes yang tidak valid ini akan merugikan siswa.

Berkaitan dengan hasil tersebut,

seharusnya guru atau sekolah harus berhati-hati dalam menyusun tes agar benar-benar menjadi tes yang valid/tepat.

Hal ini sejalan dengan pendapat Grondlund (1985) yang mengatakan bahwa dari sisi Validitas, tes seharusnya memiliki ketepatan interpretasi hasil penggunaan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.

Reliabilitas merupakan kriteria ukuran apakah suatu tes dapat mengukur secara konsisten sesuatu yang akan diukur dari waktu ke waktu. Dengan demikian,

reliabilitas merujuk pada derajat keajegan (consistency) alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Reliabilitas dipengaruhi oleh kesalahan acak, yaitu faktor-faktor yang akan menyebabkan perbedaan skor dalam penggunaan alat

pengukur secara berulang-ulang.

Kesalahan acak timbul dari beberapa sumber. Kesalahan itu mungkin melekat (inheren) dalam alat itu sendiri, atau mungkin melekat dalam pelaksanaan penggunaan alat ukur tersebut.

Hasil penelitian tentang reliabilitas tes juga masih menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Hal ini tampak dalam rangkuman hasil berikut ini.

HASIL UJI VALIDITAS TES

1 25% 2 50% 3 25% 1 2 3 1 = TINGGI 2 = CUKUP 3 = TIDAK VALID

HASIL UJI RELIABILITAS TES

1 37% 2 25% 3 13% 4 25% 1 2 3 4 1 = TINGGI 2 = CUKUP 3 = RENDAH 4 = TIDAK RELIABEL

(8)

Gambar 2: Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas tes

Hasil penelitian menunjukkan,

bahwa tes yang memiliki validitas tinggi sebesar 37%, yang memiliki reliabilitas cukup 25%, yang memiliki validitas rendah 13%, dan yang tidak reliabel 25%.

Dengan hasil ini tentunya bukan hasil yang baik karena tes seharusnya memiliki keajegan dan kestabilan. Dalam penelitian ini, dibatasi pada kestabilan tes. Reliabilitas diartikan dengan stabilitas bilamana tes itu diujikan dan hasilnya

diadakan analisis reliabilitas dengan

menggunakan kriteria internal dalam tes tersebut. Cara untuk mengetahui koefisien stabilitas ini adalah dengan beberapa rumus yang salah satunya adalah K-R 21, yang seluruhnya cukup menggunakan satu tes dengan sekali diujikan kepada siswa.

Menurut Djiwandono (1996), tes seharusnya reliabel, artinya tes harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang ajeg, tidak berubah-ubah seandainya digunakan secara berulang-ulang pada sasaran yang sama. Dengan demikian reliabilitas dapat pula diartikan dengan keajegan atau stabilitas.

Meskipun uji reliabilitas ini masih pada satu jenis yaitu reliabilitas internal, tetapi paling tidak sudah memberikan gambaran kualitas tes yang disusun oleh guru atau sekolah. Tes yang memiliki reliabilitas rendah atau bahkan tidak reliabel tentu akan merugikan siswa. Kemampuan siswa tidak akan terukur dengan yang sebenarnya karena adanya kesalahan pada alat atau pelaksanaan tes.

Hasil uji validitas ternyata belum tentu sejala dengan reliabilitas. Hal ini tampak dalam penelitian ini. Tes yang valid belum tentu reliabel, dan sebaliknya tes yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas tes diperlukan tetapi bukan jaminan adanya validitas. Reliabilitas

hanya memberikan jaminan adanya

konsistensi saja.

PENUTUPAN Simpulan

Dilihat dari sisi validitas, tes yang memiliki validitas tinggi 25%, yang memiliki validitas cukup 50%, dan tidak valid 25%. Dengan demikian, 75% tes Ulangan Akhir Semester tersebut valid. Sedangkan 25% lainnya tidak valid. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa tidak semua tes akhir semester disusun dengan bagus. Dengan demikian, perlu kehati-hatian dalam menyusun soal, sehingga tes tersebut valid.

Dilihat dari sisi reliabilitas tes, tes yang memiliki validitas tinggi sebesar 37%, yang memiliki reliabilitas cukup 25%, yang memiliki validitas rendah 13%, dan yang tidak reliabel 25%. Dengan demikian, 62% tes sudah reliabel dan bagus, sedangkan 38% lagi masih belum

reliabel dan belum bagus. Dengan

demikian, perlu keajegan dan stabilitas yang baik dalam penyusunan dan proses pelaksanaan tes.

Saran

Penelitian ini masih mengambil sebagian data yang terbatas pada tes Ulangan Akhir Semester matapelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia MTs/SMP Islam di kota Malang. Oleh karena itu, untuk calon peneliti yang ingin mengkaji topik yang sama atau hampir sama, dapat mengembangkan dengan data yang lebih banyak, sehingga dapat diperoleh fakta yang luas dan lebih representatif.

Untuk para guru matapelajaran Bahasa Indonesia Indonesia MTs/SMP

Islam khususnya di kota Malang,

hendaknya selalu meningkatkan diri

khususnya dalam hal penyusunan dan pelaksanaan tes sehingga pada akhirnya akan diperoleh tes-tes yang benar-benar berkualitas. Kemandirian yang diberikan pada guru atau sekolah, seharusnya dimanfaatkan betul untuk bekerja lebih

kreatif dan variatif, sehingga ada

perbedaan antara sebelum dan sesudah kemandirian diberikan.

(9)

DAFTAR RUJUKAN

Bachman, Lyle F. 1990. Fundamental

Consideration in Language Testing.

Oxford: Oxford University Press. Bull, K.S., Montgomery, D., and Kimball,

S.L. 2000. Assessment, Evaluation,

& Measurement. Oklahoma:

Oklahoma State University.

Djiwandono, M. Sunardi. 1996. Tes

Bahasa dalam Pengajaran Bahasa.

Bandung: Penerbit ITB.

Grondlund, Norman E. 1995. Measurement

and Evaluation in Teaching. New York:

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menyebabkan jumlah biomassa yang terdapat pada suatu pohon berbeda karena semakin besar diameter suatu pohon maka akan semakin besar pula biomassa dan karbon yang

\alibrasi pada pasangan terminal yang berbeda (sebagai tambahan pembacaan harus antara terminal fasa dan tanah). Hal ini diuraikan dalam Ayat A.5 dibawah. Bila rekaman dari

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan guru sekaligus tuntutan kualitas profesi guru, pemerintah menerbitkan PerMeneg PAN dan RB nomor 16

Semakin lama waktu inkubasi akan memberikan kesempatan enzim papain melakukan hidrolisis terhadap protein dalam sari edamame yang semakin lama sehingga akan

Pada tahap ketiga, penulis melakukan perancangan solusi desain diawali dengan pembuatan model konseptual yang diperoleh berdasarkan konteks skenario dan HTA pada tahapan

Pengenalan Kehiduan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro TA 2020/2021 dilakukan secara daring melalui Microsoft Teams dengan

Berdasarkan data di atas yang masuk tahap P21 yaitu kasus pemalsuan surat Akta Jual Beli Tanah yaitu milik Mariana 58 dan kasus pemalsuan surat tanah yang lainnya

Sebagaimana dikemukakan Ank Willems (2012) untuk mengajarkan kosakata agar anak dapat lebih mudah memahami kosakata, maka 85-95% kata-kata dalam teks harus sudah ditahui