DAFTAR PUSTAKA
Ahmad M. 2011. Pengujian toleransi padi (Oryza sativa) terhadap salinitas pada fase perkecambahan. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB.
Badan Pusat Statistik. 2014. Konsumsi beras nasional 2014. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/958. Diakses Januari 2015. Anonim. 2006. Panduan Budidaya Padi Hemat Air System of Rice Intensificaion.
DPU. Jakarta.
Anonim. 2007. Pedoman Teknis Pengembangan Usahatani Padi Sawah Metode System of Rice Intensification. Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan Air. Departemen Pertanian. Jakarta
Arifin, B. 2007. Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta: PTRaja Grafindo Persada.
Berkelaar, D. 2001. Sistem Intensifikasi Padi (The System of Rice Intensification-SRI): Sedikit dapat Memberi Banyak. Bulletin ECNO.
Bintoro, M. H. 1983. Pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan beberapa kultivar tomat. Bul. Agron. XIV (1) : 13-29.
Dony A. 2011. Pengujian toleransi genotipe padi (Oryza sativa L) terhadap salinitas paa stadia perkecambahan. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Budiyono S. 2006. Teknik mengendalikan keong mas pada tanaman padi. Jurnal
ilmu-ilmu pertanian, volume 2:2.
Distan TPH. 2007. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peningkatan Produktivitas Padi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Propinsi Sulawesi Selatan.
FAO. 2005. 20 hal untuk diketahui tentang dampak air laut pada lahan di propinsi NAD. http://www.fao.org. Diakses pada bulan November 2014
Gardner, F. P, R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman. Budidaya. Rajawali. Jakarta.
Haryanti, S. M.Suryana dan Nurrahmad, 2006. Uji Daya Insektisida Ekstrak Etanol 70 % Biji Buah Mahkota Dewa Te-rhadap Ulat Grayak. Instar Dua. http://www.litbang.depkes.go.id/risbinkes . Diakses pada bulan November 2014
Martono, E. 1999. Perkembagan Fluktuasi. Dalam Efikasi. Dalam Jurnal Perlindungan Tanamn Indonesia. Vol 5. No 1. Hama dan Penyakit. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Manurung, S.O., dan M. Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi, hal 55- 103. Dalam M. Ismunadji, S. Partohardjono, M. Syam dan A. Widjono (Eds). Padi-Buku 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Natawigena, H. 1983. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. 202 hal.
Pitojo, S. 1996. Petunjuk Pengen-dalian dan Pemanfaatan Keong Mas PT Trubus Agriwidya, Ungaran.
Prihatman, K. 2000. Budidaya Padi, Pendayagunaan Dan Pemasyarakatan IlmuPengetahuan Dan Teknologi, Jakarta hal 3-7
Purwono dan H. Purnamawati. 2008. Budidaya 8 jenis tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Depok. 139 hal.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Suntoro, 1994. Uji efikasi Beauveria bassiana terhadap pengendalian hama penggerek buah (Hypothenemus hampei), Tesis, Yogyakarta: Fakultas pasca sarjana UGM.
Suwarno dan S. Solahudin. 1983. Toleransi varietas padi terhadap salinitas pada fase perkecambahan. Bul. Agron. XIV (3) : 1-1
Syefi, F. 2013. Garam mematikan untuk siput tidak untuk ular. http://sains.me/1680/garam-mematikan-untuk-siput-tapi-tidak-untuk-ular.html/ Diakses pada Januari 2015
Tatang, G. 2012. Tanam padi metode SRI. http://epetani.pertanian.go.id. Diakses pada Januari 2015.
Yuniati, R. 2004. Penapisan galur kedelai Glycine max (l.) Merrill toleran terhadap NaCl untuk penanaman di lahan salin. Makara Sains 1: 21-24. Zauhari, M.R. Subroto, S.W.G. Amnan, M. Andayani, N. Sagala, T. Sukar.
Wijaya, E.S. 1994. Pedoman Perlindungan Tanaman Kentang. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Tata letak penelitian
Keterangan:
A1 = Tanpa larutan garam
A2 = Garam konsentrasi 2000 ppm A3 = Garam konsentrasi 4000 ppm A4 = Garam konsentrasi 6000 ppm A5 = Garam konsentrasi 8000 ppm A6 = Garam konsentrasi 10000 ppm
A7 = Pestisida sintetis carbofuran dengan konsentrasi 3 % k = keong
t = tanaman
1, 2, 3, 4, dan 5 adalah ulangan.
A7k
A1k
1A5k
A5t
3A3t
3A3k
A6t
1A2t
2A2k
A3k
A5t
2A6t
2A1t
2A2t1
A1k
A7t
2A7k
A4t
1A3t
1A4t
3A2k
A2k
A1t
1A2k
A4k
A4k
A6k
A7t
1A2t
1A6k
A1k
A7k
A5k
A3t
2A1t
3A1k
A3k
A2k
A2t
1A7t
3A4k
A6k
A7k
A3k
A4t
2A5t
1A5k
A5k
A5k
Lampiran 2. Bagan alur pembuatan larutan garam
1. Kebutuhan garam per konsentrasi 1 ppm = 1 mg/liter 1 mg = 0,001 gram 1 ppm = 0,001 gram/liter a. Konsentrasi 0 ppm = 0 g / 1 liter air b. Konsentrasi 2000 ppm
= 2 g / 1 liter air = 1 kg/ha c. Konsentrasi 4000 ppm
= 4 g / 1 liter air = 2 kg/ha d. Konsentrasi 6000 ppm
= 6 g / 1 liter air = 3 kg/ha e. Konsentrasi 8000 ppm
= 8 g / 1 liter air = 4 kg/ha f. Konsentrasi 10000 ppm
= 10 g / 1 liter air = 5 kg/ha
2. Kebutuhan pestisida sintetis carbufuran dengan konsentrasi 3% = 1003 × 1000 g = 30 g dilarutkan dalam 1 liter air
Garam dapur
Ditimbang sesuai konsentrasi
perlakuan
Dilarutkan pada air 1 Liter
Lampiran 3. Perhitungan Volume Semprot Volume Semprot = 500 liter/Ha (Natawigena, 1983)
Jarak tanam = 25 cm × 25 cm = 625 cm2 =jarak tanamluas 1 ha Luas 1 Ha = 100.000.000 cm2
Jumlah rumpun =100.000.000 cm2 625 cm2 = 160.000 rumpun = dosis semprot jumlah tanaman/ha Volume semprot = 500 Lt 160.000 =500.000 160.000 = 3,12/pot
Lampiran 4. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Dosis pupuk tanaman padi SRI (Tatang, 2012)
a) Pupuk pertama : 125 kg Urea + 100 kg SP-36 (7-15 HST) b) Pupuk kedua : 125 kg Urea (20-30 HST)
c) Pupuk ketiga : 100 kg ZA (40 HST)
Perhitungan kebutuhan pupuk per rumpun: Jarak tanam = 25 cm × 25 cm = 625 cm2 =jarak tanamluas 1 ha Luas 1 Ha = 100.000.000 cm2
Jumlah rumpun
= 100.000.000 cm2 625 cm2
= 160.000 rumpun
a) Pupuk pertama : 125 kg Urea + 100 kg SP-36
Dosis urea 125 kg/ha = 125.000 g
= dosis urea/ha jumlah rumpun Kebutuhan urea = 125.000 g 160.000 = 0, 78 g/rumpun
=jumlah rumpundosis SP36/haDosis SP-36 100 kg/ha = 100.000 g
= 0, 63 g/rumpun
b) Pupuk kedua : 125 kg Urea
=jumlah rumpundosis urea/haDosis urea 100 kg/ha = 125.000 g Kebutuhan urea = 125.000 g 160.000 = 0,78 g/rumpun c) Pupuk ketiga : 100 kg ZA Dosis ZA 100 kg/ha = 100.000 g = dosis ZA/ha jumlah rumpun Kebutuhan urea = 100.000 g 160.000 = 0, 63 g/rumpun
Lampiran 5. Sidik Ragam Variabel Pengamatan a. Sidik Ragam Perentase Mortalitas
Skor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 15588,57143 2598,09524 18,19 <.0001*
Eror 28 4000 142,85714
Total 34 19588,57143 Ket:
*
= berpengaruh (ada beda nyata) b. Sidik Ragam Tingkat EfikasiSkor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 26090 4348,33333 18,25 <.0001*
Eror 28 6670 238,21429
Total 34 32760
Ket:
*
= berpengaruh (ada beda nyata) c. Sidik Ragam Kecepatan kematianSkor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 366,9194286 61,1532381 89,71 <.0001*
Eror 28 19,088 0,6817143
Total 34 386,0074286 Ket:
*
= berpengaruh (ada beda nyata) d. Sidik Ragam Tinggi TanamanSkor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 35,3185619 5,88642698 0,53 0,7733ns Eror 14 154,1082667 11,0077333
Total 20 189,4268286
e. Sidik Ragam Jumlah Anakan
Skor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 17,21325714 2,86887619 1,07 0,425ns Eror 14 37,54086667 2,68149048
Total 20 54,75412381
Ket: ns = tidak berpengaruh (tidak berbeda nyata) f. Sidik Ragam Jumlah Daun
Skor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 176,0746286 29,3457714 1,49 0,2504ns Eror 14 275,0104667 19,6436048
Total 20 451,0850952
Ket: ns = tidak berpengaruh (tidak berbeda nyata) g. Sidik Ragam Bobot Segar Tanaman
Skor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 140,5957619 23,432627 0,43 0,2504ns Eror 14 762,7626667 54,4830476
Total 20 903,3584286
Ket: ns = tidak berpengaruh (tidak berbeda nyata) h. Sidik Ragam Bobot Kering Tanaman
Skor Db JK KT F Value Pr > F
Perlakuan 6 26,4080476 4,4013413 0,46 0,8278ns Eror 14 134,5317333 9,6094095
Total 20 160,939781
Lampiran 6. Dokumentasi Persiapan Penelitan
(a) (b)
(c) (d)
Gambar: (a) Pembibitan padi, (b) Penyiapan media tanam, (c) Layout penelitian, (d) Hama keong mas
Lampiran 7. Tahapan Pelaksanaan
(a) (b)
(c)
Gambar: (a) Penanaman padi, (b) Penginfeksian keong, (c) Penyemprotan larutan garam
Lampiran 8. Dokumentasi Pengamatan
(a) (b)
(a) (d)
Gambar: (a) Hama keong mas terinfeksi larutan garam, (b) Pengamatan warna daun, (c) Pengukuran tinggi tanaman, (d) Perhitungan jumlah anakan.
(e)
(f) (g)
Gambar: (e) Tanaman padi umur 30 hst, (f) Bobot segar tanaman, (g) Bobot kering tanaman.