KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan inferensial data penelitian
dan pembahasan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa Pengaruh
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Dengan Menerapkan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Pokok Kalor dan Perpindahan Pada
Peserta Didik Kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah Semester Genap
Tahun Ajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran Fisika
materi pokok kalor dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada Peserta Didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah
yang mencakup perencanaan pembelajaran , pelaksanaan pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran dikategorikan baik dengan skor masing-
masing 3,88; 3,84 dan 3,88
2. Indikator Hasil Belajar (IHB) yang disiapkan sebanyak delapan
indikator produk, tujuh indikator proses sembilan indikator afektif dan
psikomotor semuanya tuntas karena memiliki P ≥ 0,75 dengan rata-rata
proporsi masing-masing 0,82; 0,80; 0,87; 0,99 .
3. Hasil peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah dalam pembelajaran yaitu THB kognitif, THB Proses, THB
THB kognitif yang diberikan dinyatakan tuntas, dengan mencapai
ketuntasan sebesar 0,81. THB proses dinyatakan tuntas, dengan
mencapai ketuntasan sebesar 0,85. THB afektif yang diberikan
dinyatakan tuntas, dengan mencapai ketuntasan sebesar 0,86 . THB
psikomotor yang diberikan dinyatakan tuntas, dengan mencapai
ketuntasan sebesar 0,99. Secara keseluruhan hasil belajar dari ke-30
peserta didik dinyatakan tuntas.
4. Motivasi belajar peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang
Tengah diukur dengan angket motivasi belajar saat menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah ke-30 peserta didik pada interpretasi
kuat dengan interpretasi rata-rata 82% .
5. Terdapat pengaruh motivasi belajar peserta didik dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah materi pokok kalor dan
perpindahan pada peserta didik VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah.
B. Saran
Hasil belajar peserta didik akan semakin baik, jika peserta didik memiliki
motivasi yang baik. Dengan memiliki motivasi belajar, peserta didik akan
menunjukan sikap aktif dalam belajar di kelas yang didukung oleh
pembelajaran yang sesuai untuk semakin efisiennya kegiatan
pembelajaran, maka beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagai guru perlu menekankan motivasi belajar agar peserta didik lebih
2. Guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah harus memilih karakter materi yang tepat
dan sesuai dengan karakter peserta didik dan ketersediaan sarana
prasarana belajar, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik dan memberikan hasil yang baik pada materi yang diajarkan.
3. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah harus memperhatikan
alokasi waktu agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Grup
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asep Suryana dan Enjah Takari. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS
kelas VII. Jakarta: Pusat perbukuan
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
abad, 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompri, H. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: Remaja Rosadakarya
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kanginan, Marten. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga
Naen, Alfons Bunga. 2012. Pengaruh Motivasi ARCS terhadap Hasil Belajar
Fisika Dasar 2 Mahasiswa Semester 11 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unwira Kupang. Penelitian Hibah. Kupang: Unwira
Riduwan. 2011. Dasar-dasar statistika. Alfabeta: Bandung.
Rusman. 2015. Model- model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Saiful Karim, dkk. 2009. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk
SMP/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Leuser Cipta Pustaka
Sani, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik dan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Raja Grafindo Persada
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VII/II KOMPETENSI INTI KI 1 KI 2 KI 3 KI 4
: Menghargai dan mengahayati ajaran agama yang dianutnya.
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong ), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
: Memahami pengetahuan (faktual,konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
: Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Pembelajaran Materi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentk instrume n Contoh instrumen 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengalaman
ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Menunjukan perilaku ilmiah (rasa ingin
1. Menjelaskan pengertian kalor
a. Menyajikan masalah autentik dan masalah akademik
b. Melakukan perobaan untuk meyelidiki konsep kalor
c. Menjelaskan defenisi kalor
secara sederhana
berdasarkan percobaan
sederhana yang telah
dilakukan
d. Melakukan diskusi
berdasarkan perocbaan
sederhana yang telah
dilakukan Kalor dan Perpindah an Tes tertulis, unjuk kerja Pilihan ganda, essay test dan hasil karya
Terlampir 9 JP Buku IPA
Fisika yang relevan, Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Lembar Diskusi Peserta
nakan p , Q tahu, objektif, jujur,
teliti, cermat, tekun, hati-hati,
bertanggung jawab,
terbuka, kritis,
kreatif, inovatif, dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan 3.7 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kesetabilan suhu
tubuh pada manusia
2. Menjelaskan peran
kalor dalam
mengubah suhu
benda dan wujud suatu zat
3. Menerapkan
hubungan Q =
e. Memamerkan hasil karya
a. Menyajikan masalah
autentik dan masalah
akademik
b. Melakukan percobaan untuk menyelidiki peran kalor dalam mengubah suhu dan wujud zat
c. Membuat laporan
sederhana berdasarkan
percobaan
d. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
e. Memamerkan hasil karya
a. Menggu ersamanan Q = m.c ∆ = m.L, dan Didik (LDPD), Alat dan Bahan praktikum, lingkungan 193
, dan hewan serta
dalam kehidupan
sehari-hari.
4.10 Melakukan
percobaan untuk
menyelidiki suhu dan
perubahannya serta
pengaruh kalor
terhadap perubahan
suhu dan perubahan wujud benda.
4.11 Melakukan
penyelidikan
terhadap cara berisi
penambahan kalor
secara konduksi,
konveksi dan radiasi
m.c.∆ Q = m.L, dan Q = m. U
4. Menyelidiki
perpindahan kalor secara konveksi (untuk zat cair dan zat gas), konduksi (untuk zat padat), dan radiasi
Q = m. U, untuk menyelesaikan soal
a. Menyajikan masalah autentik dan akademik b. Melakukan percobaan
untuk menyelidiki
perpindahan kalor secara konveksi, konduksi dan radiasi
c. Melakukan diskusi terhadap percobaan yang telah dilakukan
d. Membuat laporan dan
praktikum dan
menyajikannya e. Menyajikan hasil karya
5. Mengaplikasikan konsep perpindahan kalor untuk menyelesaikan masalah fisika sehari-hari a. Mengidentifikasi berbagai
alat dalam kehidupan
sehari-hari yang
menggunakan prinsip kerja perpindahan kalor
Kupang, . . . 2016
Peneliti
Megawati S.K. Alunpah
BAHAN AJAR PESERTA DIDIK
KALOR dan PERPINDAHAN
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari.
II. Kompetensi Dasar
1.1 : Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengalaman ajaran agama yang dianutnya.
2.1 : Menunjukan perilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
3.7 : Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kesetabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari- hari.
perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.
4.11 Melakukan penyelidikan terhadap cara berisi penambahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
III. Indikator Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian kalor
2. Menentukan energi yang dikandung makanan.
3. Menerapkan persamaan kalor pada persoalan yang sesuai.
4. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu akibat pemberian kalor.
5. Menjelaskan perubahan wujud dari padat ke cair. 6. Menjelaskan perubahan wujud dari cair ke gas. 7. Menjelaskan perubahan wujud dari padat ke gas. 8. Menjelaskan kalor untuk perubahan wujud zat.
9. Menyelidiki bagaimana suhu benda saat terjadi perubahan wujud. 10. Menjelaskan pengertian konduksi, konveksi dan radiasi.
11. Membedakan konduksi, konveksi dan radiasi.
12. Menjelaskan contoh peristiwa konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari.
13. Menyelidiki pengaruh jenis bahan terhadap kemampuan menghantarkan kalor pada peristiwa konduksi.
14. Menyelidiki pengaruh warna benda terhadap kenaikan suhu benda pada peristiwa radiasi.
15. Menyajikan hasil pengamatan, inferensi, dan mengomunikasikan hasil penyelidikannya tentang perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
IV. Materi Ajar A. Pengertian Kalor
Kalor adalah bentuk energi yang secara alamiah berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika benda disentuhkan atau dicampur. Kalor dilambangan dengan Q untuk menyatakan kalor suatu benda biasanya digunakan satuan kalori. Dalam satuan internasional (SI), satuan kalor adalah joule (J).
Saat suatu zat menyerap kalor maka suhunya akan naik.
Saat suatu zat melepas kalor maka suhunya akan turun.
Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi dan bersuhu rendah. Ternyata kalor juga dapat dalam arah yang kebalikan, yaitu dari benda yang suhunya rendah ke benda yang suhunya tinggi dengan menggunakan sebuah mesin. Sebagai contoh, mesin kulkas bisa memindahkan kalor dari ruang pembeku yang suhunya rendah menuju ke lingkungan sekitar kulkas yang suhunya lebih tinggi. selain itu juga mesin penyejuk ruangan (AC) bisa memindahkan kalor dari dalam ruang gedung ber-AC yang suhunya rendah ke lingkungan sekitar di luar gedung yang suhunya lebih tinggi.
B. Menentukkan energi yang dikandung makanan
Kalor merupakan energi panas yang berpindah. Satuan kalor = satuan energi, dalam SI bersatuan joule. Satuan energi yang sering digunakan dalam bidang gizi adalah kalori. Satu kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 g air hingga suhunya naik 10C.
Ekivalennya: 1 kalori = 4,184 J. Ekivalensi ini didapat dari percobaan Joule. Satu kalori sama dengan 4,184 J, sering dibulatkan menjadi 4,2. Tubuhmu mengubah beberapa makanan yang kamu makan menjadi energi panas. Energi panas yang disediakan oleh makanan diukur dalam kalori (kilokalori). Satu kilokalori (kkal) makanan sama dengan 1000 kalori (1 kkal=1000 kalori). Kita menggunakan kilokalori untuk makanan karena kalori terlalu kecil untuk dipakai mengukur energi pada makanan yang kita makan (agar bilangan yang dikomunikasikan tidak terlalu besar).
Kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur nilai energi yang diperoleh tubuh ketika mengkonsumsi makanan/minuman. Untuk memastikan agar kebutuhan nilai gizi anda tercukupi dengan baik, sebaiknya anda melihat kadar kalori pada makanan/minuman yang anda konsumsi. Belakangan ini semakin banyak produk-produk makanan yang dilengkapi dengan daftar jumlah kalori makanan di bagian bungkusnya. Kandungan Kalori di dalam makanan dapat ditentukan oleh kandungan- kandungan gizi seperti lemak, karbohidrat, dan protein yang terkandung di dalam makanan itu sendiri. Lemak menghasilkan kalori paling banyak, yaitu 9 kalori/gram. Sedangkan karbohidrat dan protein mengandung 4 kalori setiap gramnya. Makanan yang mengandung banyak lemak adalah makanan yang mengandung tinggi kalori. Sebaliknya, yang memiliki kalori rendah adalah buah-buahan dan sayur-sayuran karena mengandung banyak serat dan kadar airnya tinggi.
Satuan yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari:
1 kalori dapat didefenisikan banyak kalor yang diperlukan tiap 1
gram air, sehingga suhunya naik 10C.
1 kilo kalori didefensikan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
C. Kalor karena perubahan suhu zat
1. Hubungan kalor dengan massa benda
Mendidihkan air sepanci penuh lebih lama dari pada mendidihkan air hanya setengah bagiannya. Ini menunjukkan bahwa untuk mendidihkan air sepanci penuh membutuhkan kalor yang lebih banyak dibandingan air yang hanya setengah bagiannya.
Hal ini berarti Q sebanding dengan massa zat. 2. Hubungan kalor dengan kenaikan suhu
Perhatikan gambar di atas, kalor dari kompor akan menyebabkan suhu air dalam teko menjadi naik. Air yang mula-mula dalam teko dingin setelah diberi kalor semakin lama akan menjadi panas.
Semakin lama pemberian kalor, semakin banyak kalor diberikan semakin tinggi kenaikan suhunya. Sebaliknya pengurangan energi kalor yang dimilki benda maka suhu benda akan turun.
)
∆
Jadi, kalor(Q) berbanding lurus dengan suhu(t) atau Q ~ t 3. Hubungan kalor dengan jenis zat
Pada jenis zat yang berbeda banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk kenaikan suhu yang sama kalor yang dibutuhkan berbeda.
Artinya kalor yang diberikan pada sebuah zat (Q) sebanding dengan jenis zatnya (tergantung jenis zatnya). Karena setiap zat yang massanya sama dan diberi kalor sama akan menunjukkan kenaikan suhu yang berbeda maka setiap zat mempunyai kalor jenis yang berbeda.
Jadi, banyaknya kalor(Q) yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan kalor jenisnya (c).
4. Menghitung kalor karena perubahan suhu
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat bergantung pada tiga faktor, yaitu : massa zat, kenaikan suhu dan kalor jenis zat. Dapat disimpulkan bahwa banyak kalor (Q) yang diperlukan untuk meningkatkan suhu suatu zat adalah:
sebanding dengan massa zat (m)
sebanding dengan kalor jenis zat (c)
sebanding dengan kenaikan suhu zat (∆
Secara matematis, kesimpulan ini dituliskan sebagai berikut
Q = m c ∆
. . . (1.1)Persamaan di atas dapat ditulis sebagai
c =
.
. . . (1.2)
Keterangan :
m = m = k aikan = T ) ( ∆ ) =
C = kalor jenis zat ( J/℃) assa benda (kg)
∆ en atau penurunan suhu ∆ akhir–Tawal
Satuan c =
(
=
℃
Jadi, satuan kalor jenis adalah J/kg℃
Jika pada persamaan diatas kamu pilih m = 1 kg dan ∆ ℃ maka dapat diperoleh
Q = m c ∆
Ini berarti kalor yang diberikan (Q) sama dengan kalor jenis zat (c), sehingga kalor jenis dapat difenisikan banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1℃
Kalor jenis beberapa zat dapat dilihat di bawah Tabel 1 Kalor Jenis Zat
No. Zat Kalor jenis
(J/kgº C) 1 Air 4200 2 Raksa 140 3 Alkohol 2400 4 Aluminium 900 5 Besi 450
akhir = = T 6 Emas 130 7 Kaca 670 8 Kuningan 380 9 Minyak tanah 2200 10 Perak 234 11 Seng 390 12 Timbal 130 13 Es 2100 14 Udara 1000 Contoh soal:
1. Berapa kalor yang diperlukanuntuk menaikkan suhu 250 gr air dari 20℃ sampai 100℃ ? Penyelesaian : Diketahui : m = 250 gr = 0,25 kg Tawal = 20℃ T 100 ∆ akhir–Tawal = 100℃ − 20℃ = 80℃ Ditanya : Q...? Jawab : Q = m c ∆ = (0,25 kg) (4200 J/k℃) (80℃) = 84.000 joule
D. Kalor karena Perubahan Wujud Zat
Pada umumnya, zat mengalami perubahan wujud seperti es batu, yaitu padat menjadi cair kemudian menjadi gas, misalnya besi padat pada suhu tertentu melebur menjadi besi cair. Bahkan, jika kalor terus diberikan, pada suhu yang sangat tinggi besi cair menjadi uap.
Perhatikan diagram perubahan wujud zat.
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan melebur, menguap dan menyublim memerlukan kalor. Dan membeku, mengembun, mengablur/mengkristal melepaskan kalor.
1. Menguap dan mengembun
Coba kita ingat ketika kita memasak air. Setelah air mendidih muncul uap di atas diatas permukaan air yang kita didihkan. Saat kita menyalakan api dan menempatkan teko berisi air di atas api, kita telah mengalirkan kalor dari api ke air.
Menguap adalah perubahan wujud cair menjadi gas.
Banyak kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1kg zat cair pada titik didihnya disebut kalor uap (U), satuan untuk kalor uap adalah J/kg. Dengan demikian, untuk menguapkan sejumlah zat pada titik didihnya diperlukan kalor (Q), sebesar:
Q = m U . . . (1.3)
Keterangan :
Q : banyak kalor yang diperlukan (J) m : massa zat (kg)
U : kalor uap (J/kg)
Dalam hal ini, kalor uap besarnya sama dengan kalor embun. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dilepaskan oleh setiap 1 kg massa zat mengubah wujudnya dari gas menjadi cair.
Proses penguapan dapat dipercepatan dengan beberapa cara, yaitu a. Pemanasan
b. Memperluas permukaan
c. Meniupkan udara diatas permukaan d. Mengurangi tekanan pada permukaan
Kalor uap beberapa jenis zat dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2
Kalor Uap
Zat Kalor Uap (J/kg
Air 2,27 x 106 Alkohol 1,10 x 106 Raksa 2, 98 x 105 Tembaga 7,35 x105 Timbal 7,35 x 106 Belerang 3,30 x 105 Amoniak 1,36 x 106
Hidrogen 3,80 x 10
2. Mendidih
Mendidih adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas yang terjadi pada seluruh zat cair pada bagian zat cair pada suhu tertentu. Suhu tepat pada saat air mendidih disebut titik didih. Misalnya ketika air mendidih pada titik 100oC. Titik didih dipengaruhi oleh tekanan dan pencampuran zat lain. Jika air mendidih pada titik 100oC, maka titik didih air yang di campur garam akan lebih dari 100oC.
Faktor yang mempengaruhi titik didih zat cair yaitu: a. Tekanan di atas permukaan zat cair
b. Ketidakmurnian zat cair
3. Melebur dan membeku
Untuk melebur zat memerlukan kalor, dan pada waktu melebur suhu zat tetap. Sebaliknya untuk membeku zat melepaskan kalor, dan pada waktu membeku suhunya tetap.
Melebur adalah proses wujud zat dari padat ke cair. Proses sebaliknya disebut membeku. Untuk zat murni, titik lebur dan titik bekunya sama. Misalnya air membeku pada suhu 0oC, demikian juga es melebur pada suhu yang sama.
Banyaknya kalor yang diperlukan oleh setiap satu satuan massa untuk mengubah wujunya dari padat menjadi cair disebut kalor lebur.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
L
=
. . . .(1.4)Q = m L
Keterangan :Q : kalor yang diperlukan (J)
m : massa benda (kg)
Contoh soal:
1. Tri ingin menguapkan 2 kg air pada suhu 100oC, jika kalor uap air 2.260 kj/kg maka banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan air tersebut adalah...
Diketahui : m = 2 kg U = 2.260 kj/kg Ditanya : Jawab : Q = ...? Q = m U = (2 kg) (2.260 kg/kj) = 4520 kj
2. Berapa banyak kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan 5 kg es pada titik leburnya. Jika diketahui kalor es sebesar 336.000 J/kg?
Diketahui : m = 5 kg L = 336.000 J/kg Ditanya : E. Perpindahan Kalor Q = m L = (5 kg) (336.000 J/kg) = 1.680.000 J
Kalor adalah energi yang alami berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi.
Gambar 2.2 Mekanisme perpindahan kalor secara konduksi Contoh perpindahan kalor secara kondu
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel-partikel bahan itu.
Misalnya saat kamu menyetrika, setrika yang panas bersentuhan dengan kain yang kamu setrika. Kalor berpindah dari setrika ke kain.
Gambar Setrika Listrik
Perhatikan gambar perpindahan kalor secara konduksi di bawah ini.
Gambar mekanisme perpindahan kalor secara konduksi
Dari gambar di atas ketika ujung sebuah logam dipanaskan ujung logam yang satunya terasa panas. Pada saat pemanasan partikel-partikel pada zat padat tidak berpindah tempat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kalor berpindah dari satu partikel ke partikel lain tanpa partikel itu ikut berpindah.
Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula. Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Konduktor buruk disebut isolator. Logam termasuk konduktor. Kayu dan plastik
P
termasuk isolator. Berbagai peralatan rumah tangga memanfaatkan sifat
konduktivitas bahan.
Pemanfaatan ahan-bahan Konduktor dari isolator panas dalam kehidupan sehari-hari yakni:
a. Peralatan rumah tangga
Gambar peralatan rumah tangga yang memanfaatkan sifat konduktivitas bahan
Gagang wajan terbuat dari kayu (tergolong isolator) sehingga ketika digunakan untuk memasak wajan dapat dapat dipegang tanpa merasakan panas.
b. Kopi panas dalam gelas kaca
Panas kopi dapat bertahan cukup lama di gelas kaca karena gelas merupakan isolator yang baik.
Panas kopi dalam kaca dapat bertahan cukup lama dalam gelas kaca karena gelas merupakan isolator yang baik.
c. Panci pada umumnya terbuat dari aluminium, tembaga atau besi. Bahan- bahan ini tergolong konduktor, sehingga mudah menghantarkan kalor dari api ke bahan makanan atau air yang akan dimasak.
2. Perpindahan kalor secara konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya.
Air merupakan konduktor yang buruk. Namun, ketika air bagian bawah dipanaskan, ternyata air bagian atas juga ikut panas. Berarti, ada cara perpindahan panas yang lain pada air tersebut, yaitu konveksi. Saat air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas, air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik dan digantikan dengan air dingin dari bagian atas. Dengan cara ini, panas dari air bagian bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas. Proses ini disebut konveksi. Pola aliran air membentuk arus konveksi.
Gambar arus konveksi pada air yang dipanaskan
Konveksi pada keseharian misalnya:
a. Konveksi alami udara pada sistem ventilasi rumah, saat udara panas dalam rumah bergerak ke atas atau keluar melalui ventilasi. Tempatnya digantikan oleh udara dingin yang masuk lewat ventilasi sehingga udara dalamrumah terasa lebih nyaman
b. Angin laut dan angit darat
Arus konveksi dapat kamu temui di pantai, berupa angin laut dan angin darat.
Gambar Angin laut
Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari permukaan laut, sehingga terjadi gerakan
udara dari laut menuju ke darat yang biasa disebut anginlaut. Angin laut terjadi pada siang hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk pulang ke daratan.
Gambar Angin Darat
Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Halini mengakibatkan udara panas di permukaan air laut akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi gerakan udara dari darat menuju ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut mencari ikan.
c. Konveksi pada oven
Elemen pemanas oven, pemanggang roti, magic jar, dan lain-lain biasanya terletak di bagian bawah. Saat difungsikan, udara bagian bawah akan menjadi lebih panas dan bergerak naik, sedangkan udara bagian atas yang lebih dingin akan bergerak turun. Pada peralatan tertentu seperti pengering rambut (hair dryer), aliran konveksi dibantu (atau dipaksa) dengan menggunakan kipas.
d. Pengering rambut (hairdryer)
Gambar Pengering rambut (hairdryer)
3. Radiasi
Kalor berpindah dari matahari hingga sampai ke bumi dengan melalui ruang hampa. Karena tidak ada zat perantara, perpindahan kalor tersebut tidak mungkin secara konduksi atau konveksi.
Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya antara lain bergantung pada suhu benda dan warna benda. Perhatikan benda-benda yang berada diletakkan di ruangan bersuhu 30-
0
C. Besar kalor yang dipancarkan atau diserap benda ditunjukkan oleh banyaknya anak panah.
Gambar Benda yang memiliki kalor memancarkan radiasi panas ke sekitarnya
Makin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Makin panas benda dibandingkan dengan panas lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.
Jika suhu benda lebih dingin daripada suhu lingkungan, benda itu akan menyerap radiasi kalor dari lingkungan. Perhatikan benda-benda di ruangan bersuhu 300C berikut
Gambar Benda yang bersuhu rendah menyerap radiasi panas dari sekitarnya
Makin luas permukaan benda dingin, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.Makin rendah suhu benda, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
Saat kamu menjemur dua kaos basah yang warnanya berbeda, kamu mendapatkan bahwa kaos yang berwarna lebih gelap ternyata lebih cepat kering.
Amati gambar berikut untuk menyimpulkan pengaruh warna terhadap kalor yang dilepas atau diserap dari lingkungannya.
Gambar Warna benda menentukan daya pancar radiasi
Makin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Makin panas benda dibandingkan dengan panas lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.
Peristiwa radiasi juga dimanfaatkan oleh hewan
Gambar Buaya
Untuk menghangatkan tubuhnya, hewan berdarah dingin seperti buaya ini memanfaatkan radiasi panas matahari. Kalor dari matahari diserap oleh buaya (dengan cara membuka mulutnya) sehingga suhu tubuhnya naik dan buaya dapat beraktivitas dengan mudah.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 01)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VII/ II
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya Sub Materi Pokok : Kalor dan Perubahan Suhu Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (120 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
1. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas Ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem dan peranan manusia dalam lingkungan
1.1.1 Mengenali dan mengagumi keteraturan mahluk hidup pada perpindahan benda karena perubahan kalor dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
serta mewujudkannya dalam pengalaman ajaran agama yang dianutnya
ciptaan Tuhan.
2. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan dan berdiskusi.
2.1.1 Melakukan kegiatan pengamatan secara teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif, objektif, jujur, dan kerja sama.
3. 3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupam sehari-hari.
7.7.1 Menjelaskan pengertian kalor.
7.7.2 Menentukan energi yang dikandung makanan. 7.7.4 Menerapkan persamaan
kalor pada persoalan yang sesuai.
4. 4.10.Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu tubuh dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda
4.10. 1 Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu akibat pemberian kalor
C. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Produk
a. Menjelaskan pengertian kalor
b. Menentukan energi yang dikandung makanan
c. Menerapkan persamaan kalor pada persoalan yang sesuai.
d. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu akibat pemberian kalor. 2. Tujuan Proses a. Mengemukakan masalah b. Membuat hipotesis c. Menulis tujuan d. Merencanakan percobaan
e. Menyajikan hasil pengamatan
f. Merumuskan kesimpulan terhadap perubahan suhu 3. Tujuan Afektif
a. Sikap spiritual
1) Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya
b. Sikap sosial
1) Mengemukan ide/pendapat kepada guru atau teman 2) Memiliki sikap ingin tahu
3) Bekerja sama dalam kelompok
4) Terlibat aktif dalam diskusi kelompok 5) Menghargai ide/pendapat teman 6) Disiplin dalam bekerja
7) Jujur dalam bekerja
8) Tanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan 4. Tujuan Psikomotor
a. Ketepatan memilih alat b. Ketepatan merangkai alat
c. Ketepatan mengamati perubahan suhu. D. Materi Ajar
Kalor adalah bentuk energi yang secara alamiah berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika benda disentuhkan atau dicampur. Kalor dilambangan dengan Q untuk menyatakan kalor suatu benda biasanya digunakan satuan kalori. Dalam satuan internasional (SI), satuan kalor adalah joule (J).
Energi panas pada hakikatnya adalah energi gerak relatif partikel partikel penyusun benda saat suhunya lebih dari 0 K. Semakin besar suhunya, energi panas benda semakin besar. Semakin besar massa benda, energi panas benda semakin besar. Besar energi panas juga dipengaruhi oleh jenis benda.
Kalor merupakan energi panas yang berpindah. Satuan kalor = satuan energi, dalam SI bersatuan joule.
Satuan energi yang lain adalah kalori. Satu kalori adalah kalor untuk menaikkan suhu 1 g air hingga naik 1 derajat celcius. Ekivalennya: 1 kalori = 4,186 J. Ekivalensi ini didapat dari percobaan Joule.
Untuk membedakan pengaruh kalor terhadap jenis zat digunakan konsep kalor jenis. Kalor jenis zat didefenisikan sebagai banyak kalor yang diterima atau dilepaskan oleh 1 kg zat jika suhunya naik atau turun sebesar 10C.
ati c =
. ∆
Keterangan :
c : kalor jenis zat (J/kg0C)
Q : jumlah kalor yang diterima atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg)
∆T : kenaikan atau penurunan suhu (0
C).
Alat untuk mengukur kalor jenis zat disebut kalorimeter. Dalam SI, satuan kalor jenis zat adalah J/kg0C. Setiap zat memiliki alor jenis berbeda-beda. Makanan merupakan penghasil energi bagi tubuh. Energi yang dikandung dalam makanan dinyatakan dalam satuan kilokalori, biasa ditulis Kal (dengan K huruf kapital ). Energi yang dikandung lemak = 9 Kal/g; energi yang dikandung karbohidrat.
Hubungan kesetaraan antara kalori dan joule adalah sebagai berikut. 1 kalori = 4,186 joule.
1 joule = 0,24 kalori.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu benda akibat pemberian kalor adalah suhu benda, massa benda dan kalor jenis benda.
Persamaan kalor
Kalor untuk menaikkan suhu benda bergantung pada jenis benda itu.
Semakin besar kenaikkan suhu benda, maka kalor yang diperlukan semakin besar.
Semakin besar massa benda, maka kalor yang diperlukkan untuk menaikkan suhu semakin besar juga.
Sehingga persamaan kalor secara matem s dapat ditulis:
Q = m c ∆ Keterangan:
Q : kalor (Joule) M : massa benda (kg)
∆T : perubahan suhu (0
C). E. Pendekatan, model dan materi pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifik
2. Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah 3. Metode Pembelajaran : Ceramah, demonstrasi, diskusi,
tanya jawab, eksperiemen F. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : LCD
2. Alat :Gelas beker, wadah, air panas, air dingin, termometer, pencatat waktu, pembakar spritus, kaki tiga, minyak goreng.
3. Sumber Belajar :
a. Buku Siswa kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 b. Buku Guru kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 c. LKPD
d. BAPD
e. Buku IPA yang relevan G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberikan salam kepada peserta didik.
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdoa. - Guru mengecek kehadiran peserta didik
a. Fase I : Mengorientasi peserta didik pada masalah 1) Menyajikan masalah autentik
Guru meminta peserta didik mengamati pohon di hutan yang kering dan tanah yang retak.
Indonesia akhir-akhir ini terkena badai elnino. El nino adalah salah satu bentuk penyimpangan iklim yang terjadi di samudra pasifik yakni di pantai barat Ekuador dan peru. Penyimpangan ini mengakibatkan perubahan pola angin serta curah hujan. Tandanya adalah kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur membawa dampak udara kering dan panas. Sehingga menyebabkan wilayah Indonesia mengalami kemarau panjang, hal ini berakibat pada beberapa pohon yang akhirnya kering yang ditunjukkan pada gambar 1. Pada gambar 2 menunjukkan tanah yang retak karena kekeringan. Kedua hal tersebut tentulah sangat membahayakan kehidupan manusia.
Menanya
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya terkait gambar yang ditampilkan.
2) Merumuskan masalah dan membuat hipotesis
Guru membimbiming peserta didik mengemukakan masalah akademik yang berkaitan dengan gambar di atas, misalkan:
Mengapa terjadi pohon di hutan mejadi kering dan tanah menjadi retak?
Apakah pada setiap musim kemarau semua jenis tanah menjadi retak?
Bagaimana cara mengatasi kedua permasalahan di atas? 3) Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan topik
pembelajaran Kegiatan Inti (90 menit)
b. Fase II : Mengorientasi peserta didik untuk belajar Mencoba
Guru mengenalkan alat dan bahan kepada peserta didik
Peserta didik dibagi dalam kelompok belajar yang heterogen
Guru membagikan LKPD kepada kelompok
Guru meminta peserta didik untuk melihat kembali LKPD yang diberikan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum dimengerti dalam LKPD tersebut.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bekerja.
c. Fase III : Membimbing penyelidikan individual/ kelompok Mengasosiasikan
Guru membimbing peserta didik merumuskan masalah dan hipotesis
Guru membimbing peserta didik untuk melakukan percobaan.
Guru memfasilitasi peserta didik agar aktif dalam diskusi dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD.
Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat analisis data dan kesimpulan.
d. Fase IV: Membuat dan menyajikan hasil karya Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk membuat laporan. Laporan dalam bentuk puisi, gambar atau pun lagu.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerja peserta didik.
e. Fase V: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peserta didik dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil presentasi yang disajikan oleh kelompok penyaji.
Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberikan penguatan pemahaman dan mengklarifikasi hasil kerja dari setiap kelompok
Kegiatan Penutup (20 menit)
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran hari ini.
Guru memberikan tugas kepada peserta didik.
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pelajaran.
H. Penilaian
1. Penilaian sikap (KI. I dan II)
a. Teknik Penilaian : Non tes b. Bentuk Instrumen : Observasi
c. Instrumen penilaian : Lembar observasi d. Petunjuk penskoran : Terlampir
e. Rekapan penilaian : Terlampir f. Rubrik : Terlampir g. Kisi-kisi instrumen penilaian : Terlampir
2. Penilaian kognitif (KI.III)
b. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda c. Instrumen penilain : Terlampir d. Petunjuk penskoran : Terlampir e. Rekapan penilaian : Terlampir f. Kisi-kisi instrumen penilaian : Terlampir
3. Penilaian psikomotor (KI.IV)
a. Teknik Penilaian : Non tes b. Bentuk Instrumen : Observasi
c. Instrumen penilaian : Lembar observasi d. Petunjuk penskoran : Terlampir
e. Rekapan penilaian : Terlampir f. Rubrik : Terlampir
g. Kisi-kisi instrumen penilaian : Terlampir
4. Penilaian diri
a. Teknik penilaian : Non Tes b. Bentuk Instrumen : Observasi
c. Instrument Penilaian : Lembar Observasi d. Petunjuk penskkoran : Terlampir
e. Rekapan penilaian : Terlampir f. Rubrik : Terlampir g. Kisi-kisi instrument penilaian : Terlampir
5. Penilaian teman sejawat
a. Teknik penilaian : Non Tes b. Bentuk Instrumen : Observasi
c. Instrument penilaian : Lembar Observasi d. Petunjuk penskoran : Terlampir
e. Rekapan penilaian : Terlampir f. Rubrik : Terlampir g. Kisi-kisi instrument penilaian : Terlampir
Contoh instrumen
1. Sikap Spiritual
No Aspek Pengamatan
Kriteria Ya Tidak
1 Mengawali dan mengakhiri sesuatu dengan doa.
2 Memberi salam sebelum dan sesudah pembelajaran dan menyampaikan pendapat/presentasi
air da = 25 = 1 lor je 0 C- is air 25 kg) No Aspek Pengamatan Kriteria Ya Tidak
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
Jumlah Skor
Rubrik:
Rentangan nilai yang digunakan antara 0 dan 1. Jika jawaban YA maka diberi skor 1, dan jika jawaban TIDAK maka diberi skor 0.
2. Tes Kognitif
No Soal dan Kunci Jawaban Skor
1 Apa yang dimaksud dengan kalor?
Jawab : Kalor merupakan bentuk energi yang secara alamiah berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda di sentuhkan atau di campur.
3
2 Carilah besar energi yang dikandung dalam makanan sehari-hari! (nasi, sayuran, daging, dll) Jawab : Jenis makanan berlemak : 9 kal/g, karbohidrat: 4 kal/g, protein: 4 kal/g
3
3 Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu benda akibat pemberian kalor? Jawab; massa zat, suhu dan jenis zat
3
4 Berapa kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 250 gr ri 20oC sampai 100oC? Jawab : Diketahui: m 0 gr, ∆ 0 o 20o C = 80oC ka n (c) = 4.200 J/kg Ditanya : Q...? Jawab : Q = m ∆ = (0, (4200 J/kg) (80oC) = 84.000 joule 4
3. Tes Afektif (Observasi)
Berilah skor pada aspek-aspek kemampuan peserta didik dengan cara member salah satu angka (0, 1) pada skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
No Nama Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Skor A B C D E F G H I 1 2 3 4 5
A: Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai
Kalor dan perpimdahan
B: Mengemukan ide/pendapat kepada guru atau teman C: Memiliki sikap ingin tahu
D: Bekerja sama dalam kelompok
E: Terlibat aktif dalam diskusi kelompok F: Menghargai ide/pendapat teman G: Disiplin dalam bekerja
H: Jujur dalam bekerja
I: Tanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan
10
Nilai 0 : Jika aspek yang diamati tidak sesuai dengan yang sebenarnya
Nilai 1 : Jika aspek yang diamati sesuai dengan yang sebenarnya
Nilai = 0 = ⋯.
4. Lembar Pengamatan Psikomotor
Berilah skor pada aspek-aspek kemampuan peserta didik dengan cara member salah satu angka (0; 0,5; 1) pada kolom skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
No
Nama Peserta Didik
Aspek yang dinilai Jumlah Skor Skor A B C 1 2 3 4 5
A: Ketepatan memilih alat dan bahan dalam percobaan B: Ketepatan merangkit alat
C: Ketepatan menggunakan alat
Rubrik Penilaian:
Nilai 0 : Jika seluruh aspek yang diamati tidak sesuai dengan yang sebenarnya
Nilai 0,5 : Jika sebagian besar aspek yang diamati sesuai dengan yang sebenarnya
∑ = 20 ℎ 100 10
Nilai 1 : Jika seluruh aspek yang diamati sesuai dengan yang sebenarnya
Nilai = 0 = ⋯.
5. Lembar Penilaian Diri
a. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
b. Berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari- hari sesuai keterangan!
Nama Peserta Didik : ………. Kelas : ………. Materi Pokok : ………. Tanggal : ……….
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan Ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan dan meminta maaf kepada teman 5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain
Keterangan:
∑ = 20 ℎ JUMLAH 100
3: SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukannya
2: KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1: TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
6. Lembar penilaian antarpeserta didik
Nama penilai : ………. Nama peserta didik yang dinilai : ... Kelas : ... Mata pelajaran : ...
Berilah tanda cek pada kolom pilihan berikut dengan memberikan skor sesuai keterangan!
No Aspek Pengamatan Skor
4 3 2 1 1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3 Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya 4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
Keterangan:
4: selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan,
3: sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang- kadang tidak
melakukannya,
2: kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukannya,
Mengetahui Kepala Sekolah
Leno Elvina Herlina Kleing, S.Pd NIP: 197809262005012006
Kupang,...2016
Peneliti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 02)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VII/ II
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahan Sub Materi Pokok : Kalor dan Perubahan Wujud Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (120 menit)
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari.
J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
1. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas Ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem dan peranan manusia dalam lingkungan
1.1.1 Mengenali dan mengagumi keteraturan mahluk hidup pada perpindahan benda karena perubahan kalor dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk
serta mewujudkannya dalam pengalaman ajaran agama yang dianutnya
ciptaan Tuhan.
2. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan dan berdiskusi.
2.1.1 Melakukan kegiatan pengamatan secara teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif, objektif, jujur, dan kerja sama.
3. 3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupam sehari-hari.
3.7.1 Menjelaskan perubahan wujud dari padat cair
3.7.2 Menjelaskan perubahan wujud dari cair ke gas
3.7.3 Menjelaskan perubahan wujud dari padat ke gas 3.7.4 Menentukan kalor untuk
perubahan wujud zat 4. 4.10.Melakukan percobaan untuk
menyelidiki suhu tubuh dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda
4.10. 1 Menyelidiki bagaimana suhu benda saat terjadi perubahan wujud
K. Tujuan Pembelajaran 5. Tujuan Produk
e. Menjelaskan perubahan wujud dari padat ke cair. f. Menjelaskan perubahan wujud dari cair ke gas. g. Menjelaskan perubahan wujud dari padat ke gas h. Menentukan kalor untuk perubahan wujud zat.
i. Menyelidiki bagaimana suhu benda saat terjadi perubahan wujud zat. 6. Tujuan Proses
a. Mengemukakan masalah b. Membuat hipotesis c. Menuliskan tujuan d. Merencanakan percobaan
e. Menyajikan data hasil pengamatan f. Merumuskan kesimpulan
7. Tujuan Afektif c. Sikap spiritual
2) Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya
d. Sikap sosial
9) Mengemukan ide/pendapat kepada guru atau teman 10) Memiliki sikap ingin tahu
11) Bekerja sama dalam kelompok
12) Terlibat aktif dalam diskusi kelompok 13) Menghargai ide/pendapat teman 14) Disiplin dalam bekerja
15) Jujur dalam bekerja
16) Tanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan 8. Tujuan Psikomotor
d. Ketepatan memilih alat e. Ketepatan merangkai alat
f. Ketepatan mengamati perubahan suhu. L. Materi Ajar
Mencairnya es dan gletser di kutub utara dan kutub selatan kian hari terus mencair akibat dari suhu bumi yang terus meningkat. Terjadi perubahan wujud seringkali kita amati dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yang sering kamu jumpai pada air mendidih kelihatan gelembung-gelembung uap air yang menunjukan adanya perubahan wujud dari air menjadi uap. Untuk mendidikan air di perlukan kalaor jadi untuk mengubah wujud zat cair menjadi gas diperlukan kalor. Di dalam zat terdapat tiga wujud yaitu cair, padat, dan gas. Hal ini tegantung pada suhu zat tersebut.
Misalnya pada air, pada suhu dibawah 0˚C berupa padat(es) dan pada suhu di atas 100˚C berupa uap air. Kalor berpengaruh terhadap perubahan wujud zat,karena kalor berpengaruh pada perubahan suhu.
melebur adalah
Gambar diagram perubahan wujud zat.
Perubahan wujud zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain. Berikut perubahan wujud yang terjadi pada zat, yaitu :
1. Mencair/melebur
Perubahan wujud zat padat menjadi cair disebut mencair. Saat zat mencair memerlukan energi kalor. Contoh peristiwa mencair, antara lain: es dipanaskan, lilin dipanaskan dan lain-lain. Rumus untuk menentukan kalor mencair atau
Q = m. L
Dengan:Q = banyaknya kalor yang di terima atau di lepas (J) m = zat (kg)
L = Kalor lebur (J/kg) 2. Membeku
Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku. Pada saat zat membeku melepaskan energi kalor. Contoh peristiwa membeku, antara lain : air didinginkan di bawah 0 oC, lilin cair didinginkan, dan lain-lain. 3. Menguap/mendidih
Perubahan wujud zat cair menjadi gas disebut menguap. Pada saat tersebut zat memerlukan energi kalor. Contoh, antara lain: minyak wangi, air dipanaskan sampai mendidih, dan lain-lain.
Rumus menentukan kalor menguap
Keterangan :
Q : Banyaknya kalor yang diterima atau dilepas( J) U : kalor uap (J/kg)
m : Massa zat (kg) 4. Mengembun
Perubahan wujud zat gas menjadi cair disebut mengembun. Saat terjadi pengembunan zat melepaskan energi kalor. Contoh, antara lain : gelas berisi es bagian luarnya basah, titik air di pagi hari pada tumbuhan, dan lain-lain.
5. Menyublim
Perubahan wujud zat padat menjadi gas disebut menyublim. Saat penyubliman zat memerlukan energi kalor. Contoh, antara lain: kapur barus (kamper), obat hisap dan lain-lain
6. Mengkristal
Perubahan wujud zat gas menjadi padat. Pada saat pengkristalan zat melepaskan energi kalor. Contoh peristiwa pengkristalan, antara lain: salju, gas yang didinginkan, dan lain-lain
M. Pendekatan, model dan materi pembelajaran 3. Pendekatan : Scientifik
4. Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah 5. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab,
eksperimen
N. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media : LCD
2. Alat : Gelas beker, kaki tiga, es batu, termometer, pembakar spritus
3. Sumber Belajar :
f. Buku Siswa kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 g. Buku Guru kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 h. BAPD
j. Buku IPA yang relevan k. Alat praktikum
O. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a. Guru memberikan salam kepada peserta didik.
b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdoa. c. Guru mengecek kehadiran peserta didik
f. Fase I : Mengorientasi peserta didik pada masalah 1) Menyajikan masalah autentik
Mengamati
Guru meminta peserta didik mengamati gambar es dan gletser di kutub utara yang mencair.
Peserta didik mengamati gambar yang ditampilkan Menanya
Peserta didik diberi kesempatan bertanya terkait gambar yang ditampilkan.
2.Merumuskan masalah dan hipotesis
Guru membimbing peserta didik mengemukakan masalah yang berkaitan dengan gambar di atas, misalkan :
Mengapa es di daerah kutub utara mencair?
Apa yang terjadi jika seluruh es di daerah kutub mencair?
Mengapa es yang diletakkan di tempat terbuka lama kelamaan akan mencair?
3.Menyampaikan indikator pembelajaran dan topik pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti (90menit)
g. Fase II : Mengorientasi peserta didik untuk belajar Mencoba
Guru mengenalkan alat dan bahan kepada peserta didik
Peserta didik dibagi dalam kelompok belajar yang heterogen
Guru membagikan LKPD kepada kelompok
Guru meminta peserta didik untuk melihat kembali LKPD yang diberikan dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai hal- hal yang belum dimengerti dalam LKPD tersebut.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bekerja.
h. Fase III : Membimbing penyelidikan individual/ kelompok Mengasosiasikan
Guru membimbing peserta didik merumuskan masalah dan hipotesis
Guru memfasilitasi peserta didik membuat analisis data dan kesimpulan.
Guru memfasilitasi peserta didik agar aktif dalam diskusi dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD.
i. Fase IV: Membuat dan menyajikan hasil karya Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk membuat laporan. Laporan dapat berupa gambar atau poster, cerpen, puisi atau lagu.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil kerja peserta didik.
j. Fase V: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peserta didik dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil presentasi yang disajikan oleh kelompok penyaji.
Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberikan penguatan pemahaman dan mengklarifikasi hasil kerja dari setiap kelompok
Kegiatan Penutup (20 menit)
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran hari ini.
Guru memberikan tugas kepada peserta didik.
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdoa sebelum mengakhiri pelajaran.
P. Penilaian
6. Penilaian sikap (KI. I dan II)
h. Teknik Penilaian : Non tes i. Bentuk Instrumen : Observasi
j. Instrumen penilaian : Lembar observasi k. Petunjuk penskoran : Terlampir
l. Rekapan penilaian : Terlampir m. Rubrik : Terlampir n. Kisi-kisi instrumen penilaian : Terlampir
7. Penilaian kognitif (KI.III)
g. Teknik Penilaian : Tes Tulis h. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
i. Instrumen penilain : Terlampir j. Petunjuk penskoran : Terlampir k. Rekapan penilaian : Terlampir l. Kisi-kisi instrumen penilaian : Terlampir
8. Penilaian psikomotor (KI.IV)
h. Teknik Penilaian : Non tes i. Bentuk Instrumen : Observasi
j. Instrumen penilaian : Lembar observasi k. Petunjuk penskoran : Terlampir
l. Rekapan penilaian : Terlampir m. Rubrik : Terlampir
n. Kisi-kisi instrumen penilaian : Terlampir
9. Penilaian diri
h. Teknik penilaian : Non Tes i. Bentuk Instrumen : Observasi
j. Instrument Penilaian : Lembar Observasi k. Petunjuk penskkoran : Terlampir
l. Rekapan penilaian : Terlampir m. Rubrik : Terlampir n. Kisi-kisi instrument penilaian : Terlampir
10. Penilaian teman sejawat
h. Teknik penilaian : Non Tes i. Bentuk Instrumen : Observasi
j. Instrument penilaian : Lembar Observasi k. Petunjuk penskoran : Terlampir
l. Rekapan penilaian : Terlampir m. Rubrik : Terlampir n. Kisi-kisi instrument penilaian : Terlampir
Contoh instrumen
7. Sikap Spiritual
No Aspek Pengamatan
Kriteria Ya Tidak
No Aspek Pengamatan
Kriteria Ya Tidak
2 Memberi salam sebelum dan sesudah pembelajaran dan menyampaikan pendapat/presentasi
3 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun
tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan Jumlah Skor
Rubrik:
Rentangan nilai yang digunakan antara 0 dan 1. Jika jawaban YA maka diberi skor 1, dan jika jawaban TIDAK maka diberi skor 0.
8. Tes Kognitif
No Soal dan Kunci Jawaban Skor
1 Apa yang dimaksud dengan membeku, mengembun menyublim dan mengkristal?
Jawab :
Membeku adalah proses perubahan wujud dari carir ke padat.
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas ke padat.
Menyublim adalah proses perubahan wujud dari padat ke gas
Mengkristal adalah proses perubahan wujud dari gas ke padat
4
2 Sebutkan cara untuk mempercepat penguapan? Jawab :
Memperluas permukaan, memanaskan, meniupkan udara di atas permukaan, mengurangangi tekanan pada permukaan
2
3 Berapa energi kalor yang diperlikan 5 kg untuk melebur menjadi air pada titik leburnya jika kalor lebur es 336.000 J/kg?
Jawab :
Diketahui : m = 5 kg
L = 336.000 J/kg Ditanya : Q =...? Jawab : Q = m L
Q = (5 kg) (336.000 J/kg) Q = 1.680.000
9. Tes Afektif (Observasi)
Berilah skor pada aspek-aspek kemampuan peserta didik dengan cara member salah satu angka (0, 1) pada skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
No Nama Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor Skor A B C D E F G H I 1 2 3 4 5
A: Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai
Kalor dan perpindahan
B: Mengemukan ide/pendapat kepada guru atau teman C: Memiliki sikap ingin tahu
D: Bekerja sama dalam kelompok
E: Terlibat aktif dalam diskusi kelompok F: Menghargai ide/pendapat teman G: Disiplin dalam bekerja
H: Jujur dalam bekerja
I: Tanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan
Rubrik Penilaian:
Nilai 0 : Jika aspek yang diamati tidak sesuai dengan yang sebenarnya
10
Nilai = 0 = ⋯.
10. Lembar Pengamatan Psikomotor
Berilah skor pada aspek-aspek kemampuan peserta didik dengan cara member salah satu angka (0; 0,5; 1) pada kolom skor sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
No Nama Peserta Didik
Aspek yang dinilai Jumlah Skor Skor A B C 1 2 3 4 5
A: Ketepatan memilih alat dan bahan dalam percobaan B: Ketepatan merangkit alat
C: Ketepatan menggunakan alat
Rubrik Penilaian:
Nilai 0 : Jika seluruh aspek yang diamati tidak sesuai dengan yang sebenarnya
Nilai 0,5 : Jika sebagian besar aspek yang diamati sesuai dengan yang sebenarnya
∑ = 20 ℎ 100 10
Nilai 1 : Jika seluruh aspek yang diamati sesuai dengan yang sebenarnya
Nilai = 0 = ⋯.
11. Lembar Penilaian Diri
c. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
d. Berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari- hari sesuai keterangan!
Nama Peserta Didik : ………. Kelas : ………. Materi Pokok : ………. Tanggal : ……….
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan Ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan dan meminta maaf kepada teman 5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain
Keterangan:
4: SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3: SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukannya
2: KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
∑ = 20 ℎ JUMLAH 100 12. Lembar penilaian antarpeserta didik
Nama penilai : ………. Nama peserta didik yang dinilai : ... Kelas : ... Mata pelajaran : ...
Berilah tanda cek pada kolom pilihan berikut dengan memberikan skor sesuai keterangan!
No Aspek Pengamatan Skor
4 3 2 1 1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3 Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya 4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
Keterangan:
4: selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan,
3: sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang- kadang tidak
melakukannya,
2: kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukannya,
1: tidak pernah, apabila tidak pernah melakukannya.
Mengetahui Kepala Sekolah
Kupang,...2016
Leno Elvina Herlina Kleing, S.Pd
NIP: 197809262005012006
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 03)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VII/ II
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahan
Sub Materi Pokok : Konduksi, konveksi dan Radiasi Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (120 menit)
Q. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari.
R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
1. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas Ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem dan peranan manusia dalam lingkungan
1.1.1 Mengenali dan mengagumi keteraturan mahluk hidup pada perpindahan benda karena perubahan kalor dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk