BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Revolusi informasi dewasa ini dipacu oleh teknologi informasi, komunikasi, dan koordinasi. Teknologi-teknologi ini berpotensi mentransformasi secara menyeluruh berbagai ragam hubungan keseluruh dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu pencetus awal dari konsep era revolusi informasi ini adalah menurut Wiemer (1948) yang menyatakan bahwa setelah perang dunia kedua, dampak dari perkembangan teknologi kedepan akan sangat mempengaruhi etika dan kehidupan sosial secara global. Teknologi akan berubah, cara berfikir akan berubah dan berdampak pada informasi yang terus berubah. Maka dengan banyaknya perubahan tersebut, kebutuhan informasi manusia akan semakin meningkat dan manusia lebih membutuhkan informasi yang cepat, dan tepat.
Perkembangan informasi yang sangat pesat mengakibatkan timbulnya ledakan informasi. hal tersebut ditandai dengan banyaknya informasi yang tersedia dalam berbagai media, khususnya internet yang menyebabkan banyaknya pilihan sumber informasi sehingga kesemrautan informasi pun terjadi, dimana informasi yang tersedia begitu melimpah sehingga mendorong informasi yang berlebihan disetiap kalangan masyarakat. Informasi yang tersedia melimpah akhir-akhir ini dapat memudahkan pengguna mendapatkan informasi yang diperlukan. Namun, informasi yang tersedia melimpah tersebut kadang dapat menyulitkan
pengguna dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Karena terkadang informasi yang disajikan sepotong-potong, kurang lengkap, bersifat umum atau kurang spesifik, atau menggunakan istilah yang sulit dipahami oleh masyarakat umum. Akibatnya, pengguna informasi sulit untuk memperoleh informasi yang tepat atau langsung dapat dimanfaatkan, sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya dan kemampuannya. Menyikapi kondisi ledakan informasi tersebut perlu dilakukan pengelolaan informasi secara professional. Guna mendayagunakan informasi yang ada serta menyediakan informasi yang sesuai bagi penyuluh dan petani maka informasi yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi serta sumber informasi lain perlu dipilih, kemudian dikemas ulang. Pengemasan informasi merupakan salah satu upaya mempercepat penyampaian dan pemanfaatan informasi.
Pengemasan informasi merupakan kegiatan menyeleksi informasi yang berasal dari berbagai sumber, kemudian menganalisis informasi yang relevan, dan menyajikannya dalam kemasan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengemasan informasi akan membantu memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi yang tepat, lengkap, dan sesuai serta dapat dengan mudah diaplikasikan.
PDII-LIPI adalah salah satu institusi yang mendapat tugas mengelola publikasi hasil penelitian dari berbagai lembaga litbang dan perguruan tinggi yang berupa laporan penelitian, terbitan berkala berupa majalah ilmiah dan prosiding. Selain itu PDII-LIPI juga menerima dan mengelola berbagai sumber informasi
pengguna informasi. oleh karena itu, pusat informasi dituntut untuk melakukan pengelolaan informasi dengan baik, yaitu dengan menggunakan teknologi canggih untuk mengolah, menyimpan, menemukan kembali dan menyebarluaskan, serta melayani pengguna. Pelaksanaan kegiatan kemasan informasi di PDII-LIPI berdasarkan surat keputusan kepala LIPI No. 1151/M/2001 tanggal 5 juni 2001, awalnya dilakukan oleh Sub.Bidang Jasa Kemasan Informasi (koordinasi dibawah Bidang Informasi) dengan tugas melakukan urusan pelayanan, pengemasan informasi ilmiah, menyiapkan rencana penerbitan dalam bentuk cetak maupun digital, serta melakukan pengembangan dan pengelolaan.
Saat ini, berdasarkan peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pasal 360 yang menyatakan bahwa PDII mempunyai tugas melaksanakan pendokumentasian informasi ilmiah, menyediakan akses ke informasi ilmiah dan pengkajian dan penelitian di bidang dokumentasi dan informasi. melihat struktur organisasi PDII-LIPI tahun 2014 PDII-LIPI terdiri atas: Bidang Dokumentasi, Bidang Diseminasi Informasi, Bidang Tata Usaha, dan Bidang Sarana Akses Informasi. Sebelumnya Bidang Informasi memiliki 3 subbidang yaitu: Bidang Jasa Perpustakaan, Bidang Jasa Penelususran Informasi, dan Bidang Jasa Kemasan Informasi. Saat Re-organisasi tahun 2014 namanya berubah menjadi Bidang Diseminasi Informasi tanpa Subbidang. Jadi pengemasan ulang informasi, dilakukan dibawah bagian bidang Diseminasi sejak tahun 2014-sekarang. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (PDII-LIPI) yang beralamat di Jl. Jenderal Gatot Subroto No.10 Jakarta Selatan.
PDII-LIPI telah menghasilkan paket yaitu berdasarkan observasi ada 13 jenis produk kemasan yang terdiri dari 350 judul (12 April 2016) yang telah dibuat PDII-LIPI. Jumlah kemasan tersebut dapat dilihat mulai dari tahun 1986 sampai tahun 2015 sebagai berikut: tahun 1986 (1 kemasan sebanyak 1 judul), tahun 2000 (2 kemasan sebanyak 2 judul), tahun 2001 (2 kemasan sebanyak 4 judul), tahun 2002 (2 kemasan sebanyak 11 judul), tahun 2003 (2 kemasan sebanyak 12 judul), tahun 2004 (3 kemasan sebanyak 28 judul), tahun 2005 (1 kemasan sebanyak 29 judul), tahun 2006 (1 kemasan sebanyak 14 judul), tahun 2007 (3 kemasan sebanyak 26 judul), tahun 2008 (3 kemasan sebanyak 47 judul), tahun 2009 (3 kemasan sebanyak 24 judul), tahun 2010 (2 kemasan sebanyak 46 judul), tahun 2011 (3 kemasan sebanyak 31 judul), tahun 2012 (2 kemasan sebanyak 25 judul), tahun 2013 (1 kemasan sebanyak 17 judul), tahun 2014 ( 2 kemasan sebanyak 31 judul), dan tahun 2015 (1 kemasan sebanyak 2 judul). kemasan versi elektronik dapat diunduh melalui laman web http://www.pdii.lipi.go.id.
Pengguna jasa kemasan PDII-LIPI dibagi atas: Sivitas PDII, Sivitas LIPI, peneliti, mahasiswa, pengambilan kebijakan, karyawan, dosen, dan pengusaha. Hingga saat ini jenis kemasan yang tersedia yaitu: penyebaran informasi terseleksi, kesiagaan informasi (Current Awarnness Services), ringkasan eksekutif, brosur/pamphlet, proposal pabrik. Jenis jasa kemasan PDII digolongkan sesuai
info ristek, info HAKI, tinjauan literatur, informasi kilat, buletin info kilat, kumpulan abstrak, database suatu ilmu, ringkasan eksekutif, pohon industri, panduan usaha, dan kliping.
Dari pengamatan awal peneliti, data yang menunjukkan dari hasil kemasan ulang informasi PDII-LIPI, telah banyak menghasilkan produk dan jenis kemasan yang beragam baik dari bentuk maupun kemasan yang diciptakan. Kemasan yang dihasilkan selalu sesuai dengan permintaan pengguna (tailor made), maka tidak heran jika jumlah hasil kemasan yang dihasilkan selalu meningkat tiap tahunnya. Seperti yang disampaikan oleh kepala bidang Diseminasi Informasi jumlah kemasan yang dihasilkan awalnya sangat banyak sehingga membuat kewalahan petugas pengemasan. Namun tidak dalam 2 tahun belakangan ini, terjadi penurunan jumlah permintaan kemasan, sehingga menyebabkan jumlah kemasan yang dihasilkan pada tahun 2015 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Kepala Bidang Diseminasi, hasil kemas ulang informasi masih kurang efektif. karena ada hasil kemasan, tingkat penggunaannya masih rendah terhadap pengguna. Penggunaan dari hasil kemasan masih rendah dibandingkan kemasan yang telah disediakan,baik yang disediakan di PDII maupun di website PDII. Hal ini dikarenakan tidak semua pengguna mengetahui keberadaan informasi yang tersedia dan cara mendapatkannya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik ingin mengetahui bagaimana prosedur pengemasan ulang informasi di PDII-LIPI. Maka penulis menetapkan judul penelitian ini adalah “Analisis Pengemasan Ulang Informasi pada Pusat
Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah prosedur pengemasan ulang informasi yang dilakukan di PDII-LIPI?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui prosedur pengemasan ulang informasi yang dilakukan di PDII-LIPI.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi PDII-LIPI, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
untuk pengembangan pengemasan ulang informasi di PDII-LIPI
2. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya yang memfokuskan penelitian pada masalah yang sama.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi dalam pemahaman tentang pengemasan ulang informasi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis memberi batasan ruang lingkup penelitian ini yang terfokus pada prosedur pengemasan ulang informasi di PDII-LIPI.