• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

59 BAB IV

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan data melalui tes berupa kuesioner tertulis. Sedangkan sebagai tolak ukur ungkapan penolakan yang natural, penulis juga mengumpulkan data berupa kuesioner kepada native speaker.

4.1. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data tes dari responden, dilaksanakan tiga kali dengan dengan rincian sebagai berikut:

1) Tes pertama dilakukan pada tanggal 19 Mei 2011, pukul 10.00-10.30 kepada 28 orang mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2010/ 2011.

2) Tes kedua dan ketiga dilakukan pada tanggal 26 Mei 2011, pukul 09.40-10.30 kepada 31 orang mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2010/ 2011.

Selain itu, penulis juga mengumpulkan data dari native speaker. Data diperoleh dari orang Jepang yang tinggal di Jepang maupun orang Jepang yang tinggal di Indonesia. Penulis mengumpulkan tujuh buah data dari native speaker.

(2)

60 4.2. ANALISIS DATA

Dari 27 orang jumlah keseluruhan responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, diperoleh 162 buah tuturan penolakan yang akan dianalisis berdasarkan klasifikasi unsur-unsur yang disusun oleh Ookura (2002). Setelah mengklasifikasikan berdasarkan unsur-unsur tersebut, penulis menganalisis ungkapan apa saja yang sering dipakai oleh responden dalam melakukan penolakan. Kemudian pada akhir analisis ditarik kesimpulan mengenai apakah responden dapat menggunakan ungkapan penolakan dengan tepat, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan penolakan terhadap ajakan dan permintaan, dan menganalisis kesulitan yang muncul pada saat menyatakan penolakan. Berikut adalah hasil analisis tuturan penolakan di setiap situasi.

4.2.1. Penolakan Terhadap Ajakan

4.2.1.1. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi

Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih tinggi dan strata responden (penolak) lebih rendah. Responden berperan sebagai pegawai (karyawan). Situasi yang disajikan adalah responden diajak makan malam bersama oleh atasannya. Akan tetapi, sesuai dengan tujuan penelitian responden diminta untuk menolak ajakan tersebut karena telah mempunyai janji lain. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis.

(3)

61 Tabel 4.1

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 11 40.7

2 Permintaan maaf 24 88.9

3 Alasan ketidakikutsertaan 27 100 4 Penyampaian ketidakikutsertaan 10 37

5 Menyebutkan acara 5 18.5

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 2 7.4

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 9 33.3 10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 4 14.8 12 Usaha kehadiran 0 0 13 Ucapan terimakasih 0 0 14 Pamit 2 7.4 15 Keinginan kehadiran 7 25.9 16 Lain-lain 13 48.1

Dari tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa 100% dari responden menyatakan alasan ketidakikutsertaannya ketika menolak undangan dari mitra tutur yang strata sosial/ usia lebih tinggi. Responden menyampaikan alasan mereka dengan berbagai pola seperti ”~kara” dan ”~node”. Untuk memperhalus penyampaian alasan, responden menyampaikan alasan dengan pola “yakusokuga

haitte shimaimashite” atau “youjiga haiteshimaimasunode”. Presentase cara

(4)

62 Grafik 1

Penyampaian alasan penolakan yang umumnya digunakan responden adalah ”~kara” dan ”~node”. Penyampaian alasan dengan ungkapan ~node mempunyai kesan yang lebih halus dibandingkan ”~kara. Presentase penggunaan ungkapan ini sama, yaitu berkisar 33.3%. Pada situasi ini, terdapat 4 orang responden yang memberikan alasan yang tidak selaras dengan situasi yang diberikan.

88.9% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak dapat ikut serta. Ungkapan yang digunakan seperti “moushiwake arimasen”, ”sumimasen” dan “gomennasai”. Untuk lebih memperhalus penyampaian maaf, responden menggunakan 「 ~ が … 」 atau 「 本 当 に ~ 」 . Penuturan maaf paling halus adalah「本当に申し訳ございません、...」. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

その他 ~て ~から ~ので 7.4 22.2 33.3 33.3

Alasan

その他(~けど) ~て ~から ~ので

(5)

63 Grafik 2

Umumnya responden menyampaikan maaf dengan menggunakan 「すみ ません」daripada 「申し訳ありません」meskipun strata sosial mitra tutur lebih tinggi. Penggunaan 「すみません」dirasa lebih netral dan dapat digunakan pada strata sosial manapun, karena cenderung sopan. Oleh karena itu, 51,8% responden menggunakan ungkapan 「すみません」. Ditemukan pula responden yang menyampaikan maaf dengan ungkapan 「ごめん」sebanyak 3 orang. Pada strata sosial yang lebih tinggi, ungkapan 「 ご め ん 」 dirasa kurang sopan, meskipun ada responden yang menyatakannya dengan 「本当にごめんなさい」.

Sumimasen lebih santun daripada gomen, tetapi gomen terasa lebih dekat dan

akrab dibandingkan dengan sumimasen. Pada situasi ini, mitra tutur memiliki ごめん すみません 申し訳ありません 11.1 51.8 25.9

Maaf

ごめん すみません 申し訳ありません

(6)

64 power dan distance1 dengan penutur. Selain itu, terdapat 11.1% responden yang tidak mengungkapkan maaf yaitu 3 orang.

40.7% menggunakan penggilan seperti「部長」、「先生」dan「社長」. Responden yang menyebutkan acara yang tidak dapat dihadiri sebanyak 18.5%. Undangan yang tidak dapat dihadiri disini adalah acara makan-makan「食事」 atau「ご飯を食べる」.

37% responden menyampaikan ketidakikutsertaannya dengan menggunakan ungkapan「ちょっと無理です」,「今ちょっとできません」 atau「参加できません」. Penyampaian ketidakikutsertaan lebih vulgar seperti 「行けません...」.

33.3% mengekspresikan harapan dan menjanjikan keikutsertaannya di lain waktu dengan menyatakan ungkapan-ungkapan seperti:

 たぶん、他の日にできます。  よろしかったら次の日、一緒に行っていただきませんか。  今度は皆と一緒にできると思います。  今度行きますよ。  他の機会お願いします。 1

Power atau kekuasaan mengacu kepada tiga tipe hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur, yaitu apakah status mitra tutur lebih tinggi, sejajar ataupun lebih rendah dari penutur.

Distance atau jarak mengacu kepada jarak secara kejiwaan (psychological distance) yang terdapat

(7)

65

25.9% menyampaikan keinginan untuk dapat ikut berpartisipasi dalam acara tersebut dengan ungkapan seperti berikut ini:

 一緒にご飯を食べたいんですけど、  ぜひ行きたいんですが、...  実は、行きたいんですが、

 実は皆と一緒に食事したいですが、  食事をしたいんですが、...

Selain itu, 14.8% dari responden menyampaikan penyesalannya dengan 「悪いんですけど 」atau「 あいにく」. Selanjutnya, 7.4% responden menyampaikan rasa terimakasih mereka atas undangannya. Ungkapan yang digunakan untuk mengekspresikan rasa terimakasih yang digunakan adalah 「よ か っ た ! 」 atau 「 そ れ は よ か っ た ん だ け ど . . . 」 . 7.4% responden mengakhiri percakapan dengan berpamitan. Ungkapan yang digunakan adalah 「失礼なんですけど」dan 「お先に帰っていただけませんか。」

48.1% dari responden menyampaikan hal-hal lain. Hal-hal lain disini adalah pengulangan sebagian kalimat yang diucapakan mitra tutur (repetition) 「そうですか。仕事が終わった後で食事しますか。」atau 「今ですか。」 atau「今日ですか? 」dan adjuncts atau pause seperti 「ああ...」atau 「あの...」.

Presentase unsur yang paling banyak digunakan responden pada situasi ini adalah penyampaian alasan (100%), maaf (88.8%) dan unsur-unsur lain (48.1%).

(8)

66

Adapun unsur-unsur lain yang digunakan pada strategi penolakan ini dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 3

Strategi penolakan ajakan pada strata lebih tinggi yang banyak digunakan responden adalah 「すみません、...から」atau 「すみません、... の で 」 . Pada situasi dan strata seperti ini, responden banyak menggunakan pengisi jeda (pause) ketika ingin menyatakan penolakan.

4.2.1.2. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat

Pada situasi ini, strata mitra tutur dan responden (penolak) sederajat.

Responden berperan sebagai pegawai. Situasi yang disajikan adalah responden diajak makan di restoran favorit mitra tutur, akan tetapi menu di restoran tersebut tidak cocok dengan selera responden. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis. Pause Repeat 40.7 7.5

Unsur Lain

Pause Repeat

(9)

67 Tabel 4.2

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 0 0

2 Permintaan maaf 14 51.8

3 Alasan ketidakikutsertaan 25 92.6 4 Penyampaian ketidakikutsertaan 3 11.1

5 Menyebutkan acara 2 7.4

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 1 3.7

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 2 7.4 12 Usaha kehadiran 0 0 13 Ucapan terimakasih 0 0 14 Pamit 0 0 15 Keinginan kehadiran 4 14.8 16 Lain-lain 19 70.3

Pada tingkat usia atau strata sosial yang sederajat, hasil yang diperoleh dari responden adalah 92.6% menyampaikan alasan ketidakikutsertaannya. Umumnya responden menyatakan alasan ketidakikutsertaan dengan berkata jujur, seperti「A レストランのメニューはあまりおいしくないです。」,「それは Seafood レストランじゃない?」,「メニューはあまりおいしくないと思っ たのに...」. Pada situasi ini, untuk menghindari gangguan secara eksplisit dan tegas terhadap mitra tutur, responden menggunakan strategi penolakan tidak langsung atau implisit yang dikategorikan sebagai off record oleh Brown dan Levinson. Dapat dilihat pada kalimat 「それは Seafood レストランじゃない?」 terdapat bentuk konjugasi ~じゃない?, bentuk lain dari ~じゃありませんか atau ~ じ ゃ な い で す か . Konjugasi ini memiliki beberapa fungsi, yaitu

(10)

68

mengekspresikan keheranan atau penemuan; sebagai bentuk kritikan; juga sebagai konfirmasi/ penegasan (Sunagawa dalam Nurbaeti, 2009:46). Kalimat diatas merupakan contoh dari fungsi konjugasi ~じゃないですか sebagai konfirmasi/ penegasan. ~し diakhir kalimat 「 私は Seafood などが食べられないし。」 merupakan pola kalimat yang digunakan untuk menyatakan beberapa sebab atau alasan. Selain itu juga menyatakan perasaan ingin menekankan keberadaan alasan atau sebab yang lebih dari satu. Meskipun demikian, ~し juga dapat digunakan untuk menyatakan salah satu dari alasan itu. Dalam hal ini, penggunaan ~し berbeda dengan ~から karena ~し mengandung arti selain yang diungkapkan, masih ada alasan lain yang tidak disebutkan. Presentase cara penyampaian alasan dapat dilihat dalam grafik dibawah ini.

Grafik 4 その他 ~けど ~から ~ので 44.4 3.7 11.1 7.4

Alasan

その他 ~けど ~から ~ので

(11)

69

44.4% responden mengungkapkan alasan dengan 「~んだ」atau「~で す」. 「~んだ」adalah ungkapan untuk menjelaskan dengan kuat sebab, alasan, dasar pemikiran dan sebagainya. 「だ」merupakan 助動詞 (じょうどし) jenis 断定 (だんてい) atau keputusan yang termasuk kedalam gaya bahasa informal bersama dengan kata 「です」(bentuk sopan dari「だ」), keduanya menyatakan suatu keputusan yang jelas (Sudjianto dan Dahidi dalam Nurbaeti, 2009:26).

51.8% menyampaikan permintaan maaf. Ungkapan permintaan maaf yang dipakai responden adalah「ちょっと...」,「すみません」,「ごめん ね...」atau「ごめんなさい」. Akhiran „ね‟ pada kata „ごめんね‟ merupakan partikel akhir yang mengandung penekanan terhadap tindakan yang terkandungn di dalamnya, yaitu permintaan maaf. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 5 ごめん ちょっと すみません 25.9 11.1 14.8

Maaf

ごめん ちょっと すみません

(12)

70

Pada strata sederajat, 25.9% responden memilih ungkapan 「ごめん」 sebagai strategi penolakan. Namun ada juga responden yang menggunakan ungkapan yang lebih halus seperti 「 ち ょ っ と 」 atau 「 す み ま せ ん 」 . Ungkapan 「ちょっと」memiliki makna yang samar, terkesan menggantung dan tidak tegas. Selain itu, 48.2% responden tidak mengungkapkan maaf.

70.3% dari responden menyampaikan hal-hal diluar dari kriteria seperti menawarkan pilihan restoran yang lain, menyampaikan opini, menyampaikan saran, mengekspresikan keragu-raguan dan menyatakan pengulangan. Dengan rincian sebagai berikut:

 いいですけど特別の店はどう? (Saran)  近いしサービスもいい(Opini)

 イタリアレストランですか。(Pengulangan)  あのレストランか。どうかなあ。(Ragu-ragu)  ああ(Pause)

11.1% menyampaikan ketidakikutsertaan dengan 「私は行かない」atau 「 私 は 行 か な い か も し れ ま せ ん 。 」 atau 「 今 ち ょ っ と 」 . 14.8% menyampaikan keinginan kehadiran/ keikutsertaannya dengan menggunakan 「実 は一緒に食べたいんです」atau「とてもほしいんだけど」dan sebagainya. Selain itu, 7.4% responden menyampaikan penyesalan dengan mengungkapkan 「悪いんだけど」.

Presentase unsur yang paling banyak digunakan responden pada situasi ini adalah penyampaian alasan (92.6%), maaf (51.8%) dan unsur-unsur lain (48.1%).

(13)

71

Adapun unsur-unsur lain yang digunakan pada strategi penolakan ini dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 6

Berdasarkan hasil analisis diatas, strategi penolakan terhadap ajakan yang digunakan responden pada strata sejajar adalah 「ごめん、...です。」. Dalam penolakan pada strata dan situasi seperti ini, responden menyertakan saran (suggestion) sebagai supportive move2.

2 Supportive move adalah alasan yang sesuai dengan situasi pertuturan (Narande; 2004). Pause Repeat Opinion Suggest Ragu-ragu Pending 3.7 18.5 7.5 37 7.5 3.7

Unsur Lain

(14)

72 4.2.1.3. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Rendah

Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih rendah dan strata responden

(penolak) lebih tinggi. Responden berperan sebagai karyawan (senior). Situasi yang disajikan adalah junior mengajak responden untuk berbelanja, tetapi responden merasa dirinya sedang tidak enak badan. . Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis.

Tabel 4.3

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 0 0

2 Permintaan maaf 20 74.0

3 Alasan ketidakikutsertaan 26 96.2

4 Penyampaian penolakan 22 81.5

5 Menyebutkan acara 5 18.5

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 2 7.4

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 2 7.4 12 Usaha kehadiran 2 7.4 13 Ucapan terimakasih 0 0 14 Pamit 0 0 15 Keinginan kehadiran 8 29.6 16 Lain-lain 16 59.2

Responden menyatakan alasan ketidakikutsertaan sebanyak 96.2%. Responden dengan jujur menyatakan alasan ketidakikutsertaan dengan berbagai pola kalimat sebagai berikut. Presentase penggunaan ungkapan untuk menyatakan alasan pada strata rendah dapat dilihat dari grafik berikut ini.

(15)

73 Grafik 7

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa 44.4% responden menggunakan 「~から」untuk menyatakan alasan penolakan. Strata mitra tutur lebih rendah dari penutur sehingga penyampaian alasan dapat menggunakan pola apapun.

81.5% responden menyatakan pernyataan ketidakikutsertaan (penolakan) dengan menggunakan kalimat langsung direct. Adapun ungkapan yang banyak digunakan oleh responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

その他 ~て ~から ~ので 14.8 18.5 44.4 18.5

Alasan

その他 ~て ~から ~ので

(16)

74 Grafik 8

Berdasarkan grafik diatas, ungkapan penolakan yang banyak digunakan adalah ikitakunai. Tuturan penolakan yang dilakukan responden terdengar lebih langsung atau direct dengan pemakaian strategi direct dipertengahan tuturan. Akan tetapi sebagian besar responden melanjutkan tuturan penolakan dengan menambahkan strategi lainnya untuk memperhalus penolakan yang dilakukan seperti dengan menambahkan pemberian alasan ataupun meminta maaf pada awal tuturan.

Responden yang menyatakan permintaan maaf sebanyak 70.1%. permintaan maaf. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

行きたくない できない やりたくない 59.2 11.1 3.7

Penolakan

行きたくない できない やりたくない

(17)

75 Grafik 9

Pada situasi mitra tutur lebih rendah, responden menggunakan ungkapan 「ごめん」 yaitu sebanyak 55.5% atau sejumlah 15 orang. Meskipun begitu, 1 orang responden menggunakan ungkapan 「 申 し 訳 な い 」 , pada dasarnya ungkapan ini tidak digunakan jika penutur adalah senior dan mitra tutur adalah junior.

Selain itu, responden juga menyatakan hal-hal lain di luar unsur-unsur yang ada seperti menyatakan opini, saran, apresiasi, pengisi jeda, menjanjikan penerimaan di waktu yang akan datang, mengusulkan waktu yang akan datang dan juga meminta izin untuk pulang sebanyak 59.2%.

Presentase unsur yang paling banyak digunakan responden pada situasi ini adalah penyampaian alasan (96.2%), pernyataan ketidakikutsertaan (81.5%) dan maaf (74%). Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka didapat strategi

ごめん ちょっと すみません 申し訳ない 55.5 3.7 11.1 3.7

Maaf

ごめん ちょっと すみません 申し訳ない

(18)

76

penolakan「ごめん、...から」dan disertai dengan pernyataan penolakan seperti 「行きたくない」.

Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap ajakan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.4

No Unsur Ujaran Penolakan

Atas Sama Rendah

1 Panggilan 40.7 0 0

2 Permintaan Maaf 88.8 51.8 74.0

3 Alasan Ketidakikutsertaan 100 92.6 96.2 4 Pernyataan Ketidakikutsertaan 37 11.1 81.5

5 Menyebutkan Acara 18.5 7.4 18.5

6 Menyampaikan rasa terimakasih 7.4 0 0

7 Penyebutan Undangan 0 0 0

8 Janji Sebelumnya 0 0 0

9 Mengekspresikan Harapan 33.3 3.7 7.4 10 Mendoakan Acara Menyenangkan 0 0 0

11 Penyesalan 14.8 7.4 7.4 12 Usaha Kehadiran 0 0 7.4 13 Ucapan Terimakasih 0 0 0 14 Pamit 7.4 0 0 15 Keinginan Kehadiran 25.9 14.8 29.6 16 Lain-lain 48.1 70.3 59.2

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada penolakan dengan strata sosial lebih tinggi responden menggunakan panggilan seperti 「 社 長 」 atau 「 部 長 」 sebanyak 40.7%. Hal ini tidak terlihan pada strategi penolakan terhadap teman sejawat atau pada mitra tutur yang lebih muda. Unsur selanjutnya yaitu permintaan maaf, tampak pada setiap strata sosial, dengan pesentase tertinggi terdapat pada strata sosial tingkat atas yaitu 88.8%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan strategi penolakan untuk menyampaikan permintaan

(19)

77

maaf. Permintaan maaf dapat digunakan pada strategi penolakan dalam strata manapun. Penyampaian maaf responden bervariatif, mulai dari 「ごめんなさい」 sampai 「申し訳ございません」. Dalam hal ini, pemahaman responden pada tingkat kesopanan yang dapat dilihat dari pemilihan bahasa cukup baik, meskipun pada situasi yang ditunjukan kepada strata atas masih terdapat beberapa responden yang menggunakan 「ごめなさい」.

Pada umumnya responden menyatakan alasan ketidakikutsertaannya pada strata sosial manapun. Pada strata sosial yang lebih tinggi presentase menunjukkan 100% responden menyatakan alasan ketidakikutsertan. Pada umumnya responden menyatakan alasan ketidakikutsertaan dengan bahasa yang menggantung seperti 「 ~ので ... 」、 「 ですけ ど.. .」 、 「~の に . . . 」 、 「 ~ く て . . . 」 dan 「 ~ ち ょ っ と . . . 」 . Hal ini dilakukan untuk mencegah penuturan penolakan secara langsung untuk tetap menjaga muka mitra tutur (positive politeness).

Presentase pernyataan ketidakikutsertaan terbanyak terdapat pada situasi strata sosial rendah sebanyak 81.5%, sedangkan pada strata atas sebanyak 37%. Presentase terendah terdapat pada strata sosial yang setara yaitu 11.1% . berdasarkan data tersebut, penulis menyimpulkan pada strata sosial yang sama, responden cenderung menyatakan saran daripada pernyataan ketidakikutsertaan.

Menyebutkan acara ketika menyatakan penolakan dilakukan responden pada strata atas dan strata bawah sejumlah 18.5%. Selanjutnya responden menyatakan rasa terimakasih atas undangan yang ditawarkan kepada mitra tutur tingkat atas dengan presentase 7.4%. Meskipun presentase yang ditunjukkan

(20)

78

hanya sedikit, ungkapan rasa terimakasih sama sekali tidak ditemukan pada strata yang sejajar dan strata rendah.

Ekspresi harapan ditunjukkan responden sebanyak 33.3% pada strata atas, sedangkan untuk strata rendah hanya sebanyak 7.4%, presentase terendah terdapat pada strata sosial yang sama. Sedangkan pernyataan penyesalan 14.8% digunakan pada strategi penolakan kepada strata atas dan pada strata setara dan rendah masing-masing 7.4%. Responden lebih mengekspresikan penyesalan ketika menolak ajakan dari strata atas. Selanjutnya, pernyataan pamit digunakan pada strata atas sebanyak 7.4%, dan tidak ditemukan pada strata yang sejajar dan strata yang rendah.

Pernyataan keinginan kehadiran terdapat pada strata manapun, presentase tertinggi terdapat pada strata rendah yaitu 29.6% dan 25.9% untuk strata atas. Sedangkan untuk strata yang setara presentasenya hanya berkisar 14.8%.

Selain unsur-unsur yang telah dirumuskan oleh Ookura Miwako, terdapat pula unsur yang dipakai oleh responden namun tidak tercantum diatas. Unsur-unsur tersebut diantaranya menyatakan opini, izin, berjanji kehadiran yang akan datang, menyatakan apresiasi, membuat jeda (pause), membuat pernyataan yang ragu-ragu, menyatakan pengulangan, menyatakan saran dan membuat pernyataan untuk menunda.

(21)

79 4.2.2. Penolakan Terhadap Permohonan

4.2.2.1. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi

Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih tinggi dan strata responden (penolak) lebih rendah. Responden berperan sebagai karyawan (junior). Situasi yang disajikan adalah suatu hari, seorang senior meminta tolong kepada responden untuk memperbaiki komputernya yang rusak, pada saat yang sama responden sedang sibuk mengerjakan laporan yang harus di kumpulkan besok. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Tabel 4.5

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 8 29.6

2 Permintaan maaf 24 88.9

3 Alasan tidak memberi bantuan 26 96.3

4 Penyampaian penolakan 10 37

5 Menyebutkan permohonan 9 33.3

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan permohonan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 4 14.8 10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 6 22.2

12 Usaha untuk dapat membantu 3 7.4

13 Ucapan terimakasih 0 0

14 Pamit 0 0

15 Keinginan untuk membantu 5 18.5

16 Lain-lain 10 37

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 96.3% responden menyatakan alasan kenapa tidak dapat memberi pertolongan seperti yang diminta. Alasan yang dipakai responden adalah sebagai berikut.

(22)

80 Grafik 10

Pengungkapan alasan pada strata sosial lebih tinggi yang dipakai responden sebagai strategi penolakan terhadap permohonan mitra tutur adalah 「 ~ か ら 」 yaitu sebanyak 33.3%. Dalam penyampaian alasan, untuk memperhalus bahasa yang digunakan dan untuk memberi kesan penyesalan, ungkapan yang dipakai adalah 「 ~ て し ま い ま し て 」 . Terdapat beberapa responden yang menyatakan alasan yang tidak sesuai dengan situasi yang telah di siapkan sebanyak 2 orang.

88.9% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak dapat membantu, dengan menyatakan ungkapan-ungkapan seperti berikut.

~その他 ~て ~から ~ので 7.4 25.9 33.3 29.6

Alasan

~その他 ~て ~から ~ので

(23)

81 Grafik 11

Grafik diatas adalah presentase penggunaan ungkapan yang menyatakan maaf. Dalam strategi penolakan terhadap permohonan dari mitra tutur dengan strata lebih tinggi, responden menggunakan ungkapan 「すみません」sebanyak 63%. Meskipun kedudukan mitra tutur lebih tinggi, terdapat 4 orang responden yang menggunakan ungkapan 「ごめん」sebagai permohonan maaf karena tidak bisa membantu.

37% responden menyampaikan ketidaksanggupan memberikan pertolongan dengan menyampaikan ungkapan-ungkapan penolakan secara langsung dengan presentase seperti grafik berikut.

ごめん すみません 申し訳ありません 14.8 63 11.1

Maaf

ごめん すみません 申し訳ありません

(24)

82 Grafik 12

Dari grafik diatas, ungkapan penolakan yang banyak digunakan adalah 「無理」dan「できません」sebanyak 11.1%. sedangkan 63% responden tidak menggunakan ungkapan penolakan secara langsung.

14.8% menyatakan harapan/keinginan untuk dapat memberikan pertolongan. 29.6% menggunakan よびかけ. 22.2% menyampaikan penyesalan karena tidak dapat memberikan pertolongan. 11.1% menyampaikan usaha untuk dapat memberikan pertolongan dengan menjanjikan waktu lain. Dan 37% responden menyatakan hal-hal lain seperti menawarkan alternatif lain.

Dari hasil analisis maka dapat diketahui strategi yang banyak digunakan responden pada situasi ini adalah 「すみません、...から」dengan disertai ungkapan penolakan 「できません」dan「無理」.

~ ちょっと 時間がありません 無理 できません ~しない 3.7 7.4 11.1 11.1 3.7

Penolakan

ちょっと 時間がありません 無理 できません ~しない

(25)

83 4.2.2.2. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat

Pada situasi ini, strata mitra tutur dan penutur sederajat. Responden berperan sebagai teman mitra tutur. Situasi yang disajikan adalah responden dimintai tolong untuk membantu teman pindah rumah, tetapi disaat yang sama responden menpunyai janji lain yang tidak dapat ditinggalkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Tabel 4.6

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 2 7.4

2 Permintaan maaf 24 88.9

3 Alasan tidak memberi bantuan 27 100

4 Penyampaian penolakan 12 44.4

5 Menyebutkan permohonan mitra tutur 0 0 6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 4 14.8

12 Usaha untuk dapat membantu 2 7.4

13 Ucapan terimakasih 0 0

14 Pamit 0 0

15 Keinginan untuk membantu 12 44.4

16 Lain-lain 5 18.5

Dalam situasi ini, 100% responden menyampaikan alasan. Berikut ini adalah grafik yang menunjukan presentase penggunaan ungkapan untuk menyatakan alasan.

(26)

84 Grafik 13

Penyampaian alasan pada situasi ini menggunakan 「 ~ あ る 」 dan diperhalus dengan「~んだ」. 「~んだ」adalah gaya bahasa informal dari 「 ~ ん で す 」 . Menurut Tanaka (Nurbaeti, 2009:49) 「 ~ ん だ 」 adalah ungkapan untuk menjelaskan dengan kuat sebab, alasan, dasar pemikiran dan sebagainya. Responden tidak mengakhiri pernyataan alasan dengan menggunakan ungkapan kara atau node, tetapi hanya melakukan penegasan pada kalimat yang dijadikan alasan. Contohnya pada kalimat「今ちょっと約束があったんだ」.

88.9% menyampaikan permintaan maaf karena tidak dapat ikut membantu. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini. その他 ~て ~から ~ので 29.6 25.9 25.9 18.5

Alasan

その他 ~て ~から ~ので

(27)

85 Grafik 14

Pada strata sederajat, responden menggunakan ungkapan 「 ご め ん 」 sebagai strategi permintaan maaf karena tidak dapat mengabulkan permohonan mitra tutur. Penggunaan 「 ご め ん 」 bervariasi, responden menghaluskan ungkapan ini dengan menyatakan 「ごめなさい」atau memberikan akhiran „ね‟ yang mengandung penekanan terhadap tindakan yang terkandung didalamnya, yaitu permintaan maaf.

44.4% menyampaikan ketidakikutsertaannya untuk membantu. Adapun pernyataan yang banyak dipakai responden dalam menyampaikan ketidakikutsertaan dalam membantu adalah sebagai berikut.

ごめん すみません 申し訳ありません 51.8 22.2 14.8

Maaf

ごめん すみません 申し訳ありません

(28)

86 Grafik 15

Ungkapan penolakan yang banyak dipakai dalam situasi ini adalah 「無理」dan 「できない」dengan presentase 14.8%.

44.4% menyatakan keinginannya untuk dapat membantu seperti 「助けて あげたいんだけど」atau 「本当に手伝いたいけど」. Hal ini menunjukkan bahwa responden menghargai permintaan tolong mitra tutur dengan mengekspresikan keinginannya untuk dapar berpartisipasi untuk dapat membantu.

14.8% mengekspresikan penyesalannya, dengan menyampaikan 「あいに く」atau「悪いだけど」. Maksud dari penyesalan disini adalah penyesalan karena tidak dapat melakukan apa yang mitra tutur minta. 7.4% menyampaikan usaha untuk dapat memberikan bantuan dengan 「その後、すぐ君の家へ行 く」. Responden manyatakan usaha mereka untuk dapat melakukan permintaan

できない 無理 たつけられない ~ちょっと 14.8 14.8 3.7 3.7

Penolakan

できない 無理 たつけられない ~ちょっと

(29)

87

mitra tutur, dengan mengusahakan akan memberi bantuan, jika urusan responden sudah selesai.

Sedangkan 18.5% menyatakan hal-hal lain seperti pengulangan, pause, menawarkan saran diwaktu lain dan memberi alternatif lain.「その後どう?」 merupakan saran yang ditawarkan penutur kepada mitra tutur untuk dapat memenuhi permintaan mitra tutur. 「明日でしょう?」merupakan pengulangan yang dilakukan semata-mata untuk memastikan apa yang dikatakan mitra tutur dan juga untuk menegaskan alasan yang akan diberikan. 「 あ の . . . 」 merupakan pause atau jeda sebelum penutur mengutarakan alasan atau pernyataan tidak dapat membantu. Dan juga 「 他 の 友 達 、 い い で し ょ う . . . 」 merupakan pernyataan mengungkapkan alternatif lain sebagai pengganti ketidak sanggupan penutur untuk mengabulkan permintaan mitra tutur. Berdasarkan analisis diatas, strategi penolakan yang dilakukan untuk penolak permohonan dengan situasi ini adalah 「ごめん、...ある/ んだ」disertakan dengan tuturan penolakan secara langsung seperti 「無理」dan「できない」.

4.2.2.3. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Rendah

Pada situasi ini, strata mitra tutur lebih rendah dan strata responden (penolak) lebih tinggi. Responden berperan sebagai mahasiswa (senior). Situasi yang disajikan adalah mitra tutur meminta responden untuk menjelaskan materi perkuliahan yang belum dipahami. Akan tetapi, responden sedang sibuk dengan laporan yang harus dikirim besok. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan hasil analisis berdasarkan data yang diperoleh.

(30)

88 Tabel 4.7

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 1 3.7

2 Permintaan maaf 17 63

3 Alasan tidak memberi bantuan 26 96.3

4 Penyampaian penolakan 9 37

5 Menyebutkan permohonan mitra tutur 0 0 6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 3 11.1

12 Usaha untuk dapat membantu 6 22.2

13 Ucapan terimakasih 0 0

14 Pamit 0 0

15 Keinginan untuk membantu 6 22.2

16 Lain-lain 15 55.6

Dari data yang diperoleh, 96.3% responden menyatakan alasan tidak dapat memberikan bantuan. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

(31)

89 Grafik 16

Dari gambar diatas, diketahui bahwa 37% responden menyatakan alasan dengan menggunakan pola ~から.

66.7% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak bisa membantu. Pernyataan maaf dinyatakan dengan 「ごめん」ada juga responden yang menyatakan maaf dengan 「すみません」. Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari responden, presentase cara penyampaian maaf yang digunakan responden dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

その他 ~て ~から ~ので 33.3 11.1 37 14.8

Alasan

その他 ~て ~から ~ので

(32)

90 Grafik 17

Perbedaan presentase terlihat jelas, responden menggunakan ungkapan 「ごめん」untuk menyatakan maaf kepada mitra tutur yang strata lebih rendah. Dalam situasi ini, percakapan terjadi antara senior dan junior dalam lingkungan universitas, penggunaan ungkapan 「申し訳ありません」pada situasi ini dirasa tidak perlu, karena umumnya ungkapan tersebut digunakan untuk orang yang dihormati dan disegani oleh penutur.

55.6% responden menyatakan hal-hal lain seperti manyatakan opini, memberi saran (suggest), pause, penundaan (pending) dan pengulangan (repeat). Diantaranya dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

ちょっと ごめん すみません 申し訳ありません 3.7 51.8 3.7 3.7

Maaf

ちょっと ごめん すみません 申し訳ありません

(33)

91 Grafik 18

Dalam menolak permintaan mitra tutur dengan strata lebih rendah, unsur yang banyak dipakai adalah suggest atau saran. Pada situasi ini, responden memberikan saran untuk membantu dilain waktu. Selain itu, responden menyatakan saran menggunakan kalimat perintah seperti 「自分でやろ。自分の ことは自分でやりなさい。」. Hal tersebut tidak ditemukan pada situasi yang lain. Ada kemungkinan responden menyadari bahwa kedudukannya lebih tinggi daripada mitra tutur dan tidak ingin direpotkan olehnya, sesuai dengan teori kesopanan Brown dan Levinson yaitu, negative politeness.

37% responden menyampaikan tidak dapat ikut membantu dengan pernyataan seperti berikut:

 手伝えない  今はちょっと  今ちょっと無理だなあ... Opini Suggest Pending Pause Repeat 3.7 29.6 11.1 11.1 3.7

Lain-Lain

(34)

92

 君にようそを説明しない

 教えてあげることができません

22.2% menyatakan usaha untuk dapat membantu. Adapaun pernyataan yang dibuat responden seperti「レポートが終わると大丈夫けど」dan「この レ ポ ー ト し た 後 で 、 手 伝 っ て あ げ ら れ る 」 . 22.2% responden juga menyatakan keinginan untuk dapat membantu dengan menggunakan pernyataan 「 教 え た い ん だ け ど . . . 」 . Sedangkan 11.1% responden menyatakan penyesalan karena tidak dapat membantu. Adapun pernyataan yang dipakai yaitu 悪いんですが. Berdasarkan analisis tersebut, strategi penolakan yang didapat adalah 「ごめん、...から」disertai dengan saran (suggest).

Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap permintaan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut.

(35)

93 Tabel 4.8

No Unsur Ujaran Penolakan

Atas Sama Rendah

1 Panggilan 29.6 7.4 3.7

2 Permintaan maaf 88.9 88.9 63

3 Alasan tidak memberi bantuan 96.3 100 96.3 4 Penyampaian penolakan 44.4 51.9 33.3

5 Menyebutkan permohonan 33.3 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0 0

7 Penyebutan undangan 0 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0 0

9 Mengekspresikan harapan 14.8 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0 0

11 Penyesalan 22.2 14.8 11.1

12 Usaha untuk dapat membantu 7.4 7.4 22.2

13 Ucapan terimakasih 0 0 0

14 Pamit 0 0 0

15 Keinginan untuk membantu 18.5 44.4 22.2

16 Lain-lain 37 18.5 55.6

Hasil analisis diatas menunjukan strategi yang dilakukan untuk menolak permohonan dari data yang telah diperoleh. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 29.6% responden menggunakan nama panggilan ketika menolak permohonan pada strata atas, 7.4% digunakan pada strata sejajar dan 3.7% pada strata bawah.

Presentase permintaan maaf karena tidak dapat mengabulkan permohonan mitra tutur pada strata atas dan sederajat masing-masing adalah 88.9%, sedangkan pada strata bawah hanya 63%. Ini menunjukan lebih responden umumnya menyatakan permintaan maaf pada strategi penolakan tehadap permohonan, karena presentase data yang didapat menunjukan angka diatas 50%.

100% responden manyampaikan alasan tidak dapat membantu pada strata sederajat dan 96.3% masing-masing pada strata atas dan bawah. Dalam strategi

(36)

94

penolak yang dilakukan responden pada situasi apapun dan untuk strata sosial apapun, selalu disertai dengan alasan tidak dapat membantu.

Penyampaian penolakan (tidak dapat membantu) sebanyak 51.9% pada strata sederajat, 44.4% pada strata atas dan 33.3% pada strata bawah. Umumnya ungkapan yang dipakai adalah ~無理. 33.3% menyebtukan permohonan mitra tutur pada situasi strata atas, hal ini tidak ditemukan pada strata sederajat dan bawah. 14.8% responden mengekspresikan harapan dapat ikut membantu, yang ditunjukan pada strata atas. Sedangkan pada strata sederajat dan bawah tidak ditemukan.

Pernyataan penyesalan tampak pada semua strata dengan presentase 22.2% pada strata atas, 14.8% pada strata sederajat dan 11.1% pada strata bawah. Selanjutnya presentase usaha untuk dapat membantu, 22.2% ditunjukan responden pada strata bawah, dan 7.4% masing-masing pada strata atas dan sederajat.

Selanjutnya 44.4% menyampaikan keinginan untuk dapat membantu ditunjukan pada strata sederajat. 22.2% keinginan untuk dapat membantu ditunjukan pada strata bawah dan 18.5% untuk strata atas.

Unsur yang lain seperti memberikan alternatif lain, saran, penundaan, pengulangan, empati dan perintah. 55.6% kepada strata bawah, 37% pada strata atas dan 18.5% pada strata sederajat.

(37)

95 4.2.3. Penolakan Terhadap Ajakan (Native Speaker)

Sebagai tolak ukur tentang ungkapan penolakan yang natural, penulis mengumpulkan data dari native speaker. Dari 7 native speaker diperoleh 42 data. Data yang telah dianalisis kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari responden. Tujuannya adalah untuk melihat persamaan dan perbedaan antara strategi penolakan yang dihasilkan oleh responden dengan native speaker.

4.2.3.1. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi Tabel 4.9

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 3 42.9

2 Permintaan maaf 6 85.7

3 Alasan ketidakikutsertaan 7 100 4 Penyampaian ketidakikutsertaan 3 42.9

5 Menyebutkan acara 2 28.6

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 4 57.1

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 4 57.1 10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 5 71.4 12 Usaha kehadiran 0 0 13 Ucapan terimakasih 0 0 14 Pamit 1 14.3 15 Keinginan kehadiran 1 14.3 16 Lain-lain 1 14.3

100% responden menyatakan alasan tidak dapat ikut serta, ungkapan yang digunakan pada situasi seperti ini adalah sebagai berikut:

 今日は、先約があるので

 今日はこれからの予定がありまして

(38)

96

今日はこれからの予定がありまして

Grafik 19

Ungkapan yang paling banyak digunakan untuk menyatakan alasan pada situasi ini adalah ~ので dengan presentase 57.1%.

85.7% responden menyatakan permintaan maaf dengan ungkapan seperti 「すみません」、「申し訳ありません」atau「大変申し訳ありません」. Responden tidak menggunakan ungkapan 「 ご め ん 」 pada situasi ini. pada situasi ini, 1 orang native speaker tidak mengungkapkan pernyataan maaf karena menolak ajakan, walaupun mitra tutur memiliki status sosial yang lebih tinggi.

Rasa terima kasih atas undangan disampaikan responden sebanyak 57.1%. ungkapan yang dipakai adalah

 この度は食事へのお誘いありがとうございます  お誘いを頂ありがとうございます  お誘い大変ありがとうございます ~ので ~て ~あります 57.1 28.5 14.2

Alasan

~ので ~て ~あります

(39)

97

71.4% responden menyatakan penyesalan dengan ungkapan

 せっかくの皆さんでの食事会なのに

 せっかく誘っていただいたのですが

 とても残念なのですが

 本当に残念です

 ご遠慮させていただきます

57.1% responden mengekaspresikan harapan.

 よろしかったら、次の機会にまたお誘いください。

 また今度の機会にぜひ誘ってください。

 また次の機会によろしくお願いします

 また今度の機会にぜひ誘ってください

42.9% responden menyatakan ketidakikutsertaan dengan menggunakan ungkapan

 参加できません

 参加することができません  行くことができません

 本日はご遠慮させていただきます

42.9% responden menggunkan yobikake hyougen. Selain itu, 14.3% responden menyebutkan acara yang tidak dapat dihadiri. 14.3% responden juga mengekspresikan harapan untuh dapat ikut pada acara tersebut dengan uungkapan 「行きたいのはやまやまですが」.

(40)

98

Dari hasil analisis diatas, strategi penolakan yang dilakukan oleh penutur asli Jepang pada situasi ini adalah 「すみません、...ので」atau「申し訳 ありません、...ので」disertakan dengan ungkapan penyesalan 「残念」 dan「せっかく...」.

4.2.3.2. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat Tabel 4.10

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 0 0

2 Permintaan maaf 3 42.8

3 Alasan ketidakikutsertaan 6 85.7 4 Penyampaian ketidakikutsertaan 1 14.3

5 Menyebutkan acara 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 4 57.1

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 3 42.9 10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 0 0 12 Usaha kehadiran 1 14.3 13 Ucapan terimakasih 0 0 14 Pamit 0 0 15 Keinginan kehadiran 0 0 16 Lain-lain 2 28.6

85.7% responden menyatakan alasan tidak dapat ikut serta, adapun penyampaian alasan yang digunakan native speaker pada situasi seperti berikut ini.

 今日は用があって

 ~料理はちょっと苦手なの

(41)

99

 嫌いなメニューでも

 私はそのレストランのメニューはあまりすきではないのです

Pada situasi seperti ini, native speaker menyatakan alasan dengan direct maupun indirect. Ungkapan ~苦手 digunakan sebagai pernyataan tidak langsung agar mitra tutur mengubah tempat makan. Sedangkan ungkapan 「メニューはあ まりすきではないのです」merupakan pernyataan yang langsung.

57.1% responden menyatakan rasa terimakasih dengan ungkapan「誘って く れ て あ り が と う ! 」 dan 「 誘 っ て も ら え て す ご く 嬉 し い ん だ け ど、...」. 42.9% mengekspresikan harapan. Sebagai pelengkap pernyataan alasan, disertai juga dengan penyampaian harapan, seperti berikut.

 また、別の機会に誘ってくれる

 できましたら、他のレストランにしてもらえれば嬉しいのです

 違う料理の時は絶対また誘ってね

28.6% masing masing pada permintaan maaf dengan menggunakan ungkapan 「 ご め ん 」 dan 「 申 し 訳 な い 」 . Tidak semua responden native

speaker menyampaikan maaf ketika menolak ajakan teman. Penyampaian

ungkapan tidak hadir dengan menggunakan ungkapan langsung seperti 「行けな いや」hanya 1 orang responden yang menggunakan ungkapan ini. Unsur lain seperti mengekspresikan opini yang positif 「あなたのススメもメニューを食 べましょう」「そのレストラン美味しいけど、今日は、別のレストランに しない」(Good opinion)14.3% mengekspresikan usaha kehadiran.

(42)

100

Pada strata sosial yang sederajat dengan situasi ini, strategi penolakan yang dilakukan responden adalah menyatakan terimakasih atas undangan/ ajakan 「誘ってくれてありがとう」, alasan dan menyampaikan harapan.

4.2.3.3. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Rendah Tabel 4.11

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 0 0

2 Permintaan maaf 5 71.4

3 Alasan ketidakikutsertaan 7 100 4 Penyampaian ketidakikutsertaan 4 57.1

5 Menyebutkan acara 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 2 28.6

7 Penyebutan undangan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 2 28.6 10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 3 42.9 12 Usaha kehadiran 0 0 13 Ucapan terimakasih 0 0 14 Pamit 0 0 15 Keinginan kehadiran 1 14.3 16 Lain-lain 4 57.1

71.4% responden menyampaikan permintaan maaf dengan menggunakan 「ごめん」 dan「すみません」. Ungkapan gomen diperjelas dengan „ね‟. Ungkapan 申し訳ありません tidak digunakan pada situasi ini karena status mitra tutur lebih rendah. 100% responden native speaker menyatakan alasan penolakan, alasan yang banyak digunakan adalah dengan pola ~て, meskipun ada juga responden yang menggunakan pola ~ か ら dan ~ ん だ untuk

(43)

101

menyatakan alasan penolakan. 57.1% responden menyampaikan ketidakikutsertaannya dengan ungkapan langsung seperti

 出かけられません  状態ではないんだ。  行けそうにないなぁ  ダメなの

28.6% responden mengungkapkan rasa terimakasih atas ajakan mitra tutur dengan mengunakan ungkapan「誘ってくれたさって、どうもありがとうご ざいます」. Presentase penyampaian harapan juga sebanyak 28.6% dengan 「ま た今度誘ってね」 atau 「また、今度一緒に行こうね」. Selain itu, untuk melengkapi ungkapan penolakan, disertakan juga ungkapan penyesalan dengan ungkapan「悪いが」 atau 「せっかくくれたのに」. 14.3% mengungkapkan keinginan kehadiran dengan ungkapan 「とても一緒に買い物にいけるよう な」. 57.1% menggunakan unsur lain seperti memberikan saran, penundaan dan opini.

Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap ajakan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut.

(44)

102 Tabel 4.12

No Unsur Ujaran Penolakan

Atas Sama Rendah

1 Panggilan 42.9 0 0

2 Permintaan Maaf 85.7 28.6 71.4

3 Alasan Ketidakikutsertaan 100 71.4 100 4 Pernyataan Ketidakikutsertaan 42.9 28.6 57.1

5 Menyebutkan Acara 28.6 0 0

6 Menyampaikan rasa terimakasih 57.1 57.1 28.6

7 Penyebutan Undangan 0 0 0

8 Janji Sebelumnya 0 0 0

9 Mengekspresikan Harapan 57.1 42.9 28.6 10 Mendoakan Acara Menyenangkan 0 0 0

11 Penyesalan 71.4 0 42.9 12 Usaha Kehadiran 0 14.3 0 13 Ucapan Terimakasih 0 0 0 14 Pamit 14.3 0 0 15 Keinginan Kehadiran 14.3 0 14.3 16 Lain-lain 28.6 28.6 57.1

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan yobikake hanya muncul pada ungkapan penolakan terhadap strata atas, hal ini serupa dengan yang terjadi pada sampel penelitian. Presentase permintaan maaf yang tertinggi nampak pada strata atas yaitu 85.7%, sedangkan yang paling rendah nampak pada strata sederajat sebanyak 28.6%. 100% responden menyampaikan alasan ketidakikutsertaan yang terlihat pada strata atas dan bawah, sedangkan pada strata sederajat hanya 71.4%. Presentase pernyataan ketidakikutsertaan secara langsung terbanyak muncul pada strata rendah 57.1%. Pernyataan terima kasih pada strata atas dan sederajat masing-masing sejumlah 57.1%, sedangkan pada strata rendah hanya berkisar 28.6%. Presentase penyampaian harapan muncul pada strata atas yaitu 57.1%. Sedangkan ungkapan penyesalan pada strata atas sebanyak 71.4% dan pada strata bawah sebanyak 42.9%, hal ini tidak tampak pada strata sederajat.

(45)

103

Sebaliknya, penyampaian usaha kehadiran hanya muncul pada strata sederajat sejumlah 14.3%.

14.3% menyatakan ungkapan untuk berpamitan yang hanya muncul pada strata atas. penyampaian keinginan kehadiran pada strata atas dan bawah masing-masing 14.3% dan tidak muncul pada strata sederajat. Unsur lain yang digunakan

native speaker sebanyak 57.1% digunakan ketika menyatakan penolakan pada

strata bawah dengan menyatakan saran.

4.2.4. Penolakan Terhadap Permohonan (Native Speaker) 4.2.4.1. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Tinggi

Tabel 4.13

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 3 42.9

2 Permintaan maaf 6 85.7

3 Alasan tidak memberi bantuan 7 100

4 Penyampaian penolakan 2 28.6

5 Menyebutkan permohonan 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan permohonan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 0 0

12 Usaha untuk dapat membantu 2 28.6

13 Ucapan terimakasih 0 0

14 Pamit 0 0

15 Keinginan untuk membantu 0 0

16 Lain-lain 5 71.4

100% respoden menyatakan alasan ketidakikutsertaan mereka. Sebagian besar menyatakan alasan dengan pola ~ので, selain itu ada juga responden yang

(46)

104

menyatakan alasan dengan pola ~ ん で す dan ~ て . 85.7% responden menyatakan permintaan maaf karena tidak dapat ikut serta dengan ungkapan 「す みません」,「 申し訳ありませんが 」ataupun「申し訳ないのですが」. Presentase 28.6% masing-masing untuk menyampaikan ketidakikutsertaan secara langsung dan usaha kehadiran. 71.4% responden menyatakan hal-hal lain diluar unsur yang sudah ada yaitu penundaan untuk dapat membantu di lain waktu dan saran dengan ungkapan 「よかったら直すのは明日でもいいですか。」,「そ れが終わってからでもいいですか?」,「 これが終わったら、見てみま す」 ,「明日以降でもいいですか」dan「 他の人にお願いしていただけま せんか」.

4.2.3.2. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Sederajat Tabel 4.14

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 0 0

2 Permintaan maaf 5 71.4

3 Alasan tidak memberi bantuan 7 100

4 Penyampaian penolakan 4 57.1

5 Menyebutkan permohonan 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan permohonan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 0 0

12 Usaha untuk dapat membantu 2 28.6

13 Ucapan terimakasih 0 0

14 Pamit 0 0

15 Keinginan untuk membantu 4 57.1

(47)

105

Pada situasi ini, 71.4% responden menyampaikan maaf dengan ungkapan 「申し訳ありませんが 」dan「ごめんね」. 100% responden menyatakan alasan tidak bisa membantu. 57.1% menyatakan penolakan secara langsung dengan ungkapan 「 断 る 」 , 「 行 け な い 」 dan 「 で き ま せ ん 」 . 28.6% responden menyatakan usaha untuk dapat membantu dengan ungkapan「後片付 けるとかで人手が必要なら、そのときに手伝わせて」. 57.1% menyatakan keinginan untuk dapat membantu dengan ungkapan-ungkapan seperti berikut.

 お手伝いをしたいのはやまやまなんですが、

 手伝いに行きたいけど

 できたらお手伝いに行きたいんだけど

 とっても手伝いたいんだけど

(48)

106 4.2.3.3. Penolakan dengan Starata Mitra Tutur Lebih Rendah

Tabel 4.15

No Unsur Ujaran Jumlah

1 Panggilan 0 0

2 Permintaan maaf 2 28.6

3 Alasan tidak memberi bantuan 5 71.4

4 Penyampaian penolakan 0 0

5 Menyebutkan permohonan 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0

7 Penyebutan permohonan 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0

9 Mengekspresikan harapan 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0

11 Penyesalan 1 14.3

12 Usaha untuk dapat membantu 3 42.9

13 Ucapan terimakasih 0 0

14 Pamit 0 0

15 Keinginan untuk membantu 1 14.3

16 Lain-lain 6 85.7

Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa 28.6% menyampaikan permintaan maaf. Ungkapan maaf yang muncul pada situasi dan strata sosial lebih rendah hanya 「ごめん」. 71.4% menyatakan alasan dengan ungkapan ~んだ dan ~か ら. 42.9% menyampaikan usaha untuk dapat membantu.

Dari data yang telah dianalisis diatas mengenai pernyataan penolakan terhadap permohonan dengan berbagai strata sosial dan usia di atas, diperoleh data sebagai berikut.

(49)

107 Tabel 4.16

No Unsur Ujaran Penolakan

Atas Sama Rendah

1 Panggilan 42.9 0 0

2 Permintaan maaf 85.7 71.4 28.6

3 Alasan tidak memberi bantuan 100 100 71.4

4 Penyampaian penolakan 28.6 57.1 0

5 Menyebutkan permohonan 0 0 0

6 Mengekspresikan rasa terimakasih 0 0 0

7 Penyebutan permohonan 0 0 0

8 Janji sebelumnya 0 0 0

9 Mengekspresikan harapan 0 0 0

10 Mendoakan acara menyenangkan 0 0 0

11 Penyesalan 0 0 14.3

12 Usaha untuk dapat membantu 28.6 28.6 42.9

13 Ucapan terimakasih 0 0 0

14 Pamit 0 0 0

15 Keinginan untuk membantu 0 57.1 14.3

16 Lain-lain 71.4 42.9 85.7

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa yobikake hanya digunakan untuk strata atas. Permintaan maaf karena tidak dapat membantu terdapat pada semua strata dengan presentase tertinggi pada strata atas 85.7%. penyampaian alasan juga nampak pada semua strata, dengan persentase paling kecil pada strata rendah 71.4%. Penyampaian penolakan tidak ditemukan pada strata bawah, sedangkan ungkapan penyesalan hanya ditemukan pada strata bawah sebanyak 14.3%. sedangkan usaha untuk dapat membantu terdapat pada strata manapun dengan presentase terbesar untuk strata rendah sebanyak 42.9%. keinginan untuk membantu tidak ditemukan pada strata atas, dan presentase tertinggi pada strata sederajat yaitu 57.1%. Dalam analisis ungkapan penolakan terhadap permohonan, unsur-unsur yang lainnya yang banyak digunakan adalah pemberian saran, penundaan kesanggupan membantu di lain waktu.

Gambar

Grafik 4  その他 ~けど ~から ~ので  44.4 3.7 11.1 7.4  Alasan その他 ~けど  ~から  ~ので
Grafik 5  ごめん ちょっと すみません  25.9 11.1 14.8  Maaf ごめん ちょっと  すみません
Grafik  diatas  adalah  presentase  penggunaan  ungkapan  yang  menyatakan  maaf.  Dalam  strategi  penolakan  terhadap  permohonan  dari  mitra  tutur  dengan  strata lebih tinggi, responden menggunakan ungkapan  「すみません」sebanyak  63%

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal putusnya perkawinan atas perceraian, suami dan isteri tidak leluasa penuh untuk menentukan sendiri syarat-syarat untuk memutuskan hubungan perkawinan tersebut,

Secara kualitatif juga dapat dijelaskan, mengapa suami yang di teliti dalam penelitan ini, karena hal ini sesuai dengan teori Proverawati (2010) yang menyatakan bahwa

Penelitian ini membahas pendekatan fuzzy time series Markov chain untuk menganalisis data linguistik atau data time series sampel kecil diusulkan supaya keakuratan

Menjelaskan makna (arti) Asmaul Husna 2. Menjelaskan arti Asmaul Husna lengkap dengan artinya 3. Menuliskan beberapa perilaku yang mencerminkan sikap memahami Asmaul Husna

Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin

Jaring insang (gillnet) adalah jaring insang yang badan jaringnya terdiri dari satu lembar jaring dari bahan monofilamen atau multifilamen, berbentuk empat persegi panjang

Komunikasi Antarbudaya dalam bertetangga Warga Rumah Susun Penjaringansari merupakan proses sosial yang terjadi sehari hari, ada sikap saling tolong menolong, menghormati, dan