• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) DALAM MENGHADAPI ANCAMAN YANG BERSIFAT MILITER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) DALAM MENGHADAPI ANCAMAN YANG BERSIFAT MILITER"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

“PERANAN TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT (TNI AD) DALAM MENGHADAPI ANCAMAN YANG BERSIFAT MILITER

DAN NONMILITER DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA”

Oleh : Andri Chandarapatriana

ABSTRAK

Tugas dan wewenang TNI AD dalam menghadapi ancaman Militer dan Nonmiliter, sesuai UU TNI Pasal 7 ayat (1), tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan Oprasi Militer untuk perang dan Oprasi Militer selain perang. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan kedaulatan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Pertahanan yang dimaksud dalam hal ini melingkupi permasalahan – permasalahan yang melatarbelakangi ancaman militer, yang di mana pertahanan negara didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yaitu dalam segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. ancaman militer dapat berupa agresi pelanggaran wilayah, pemberontakan, bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata,

(2)

2

ancaman keamanan darat, serta konflik komunal. Pertahanan Non Militer terhadap ancaman non militer pada hakikatnya Pertahanan terhadap ancaman yang menggunakan faktor - faktor non militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Dalam buku Putih Negara Pertahanan Negara Ancaman Non Militer tersebut dapat berdimensi.

Latar Belakang

Pertahanan negara bertujuan

untuk menjaga dan melindungi

kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Hakikat pertahanan

negara adalah segala upaya

pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri, melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, dipersiapkan secara dini oleh pemerintah serta

diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut. Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip

demokrasi, hak asasi manusia,

kesejahteraan umum, lingkungan

hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai, dengan

memperhatikan kondisi geografis

Indonesia sebagai negara kepulauan. Dilihat dari sumber ancaman, semakin besar keterkaitan antara

eksternal dan internal. Dimensi

(3)

3

dimensi ke dimensi lain, termasuk dimensi ideologi, ekonomi, politik,

sosial, hukum, informasi dan

teknologi, serta keamanan. Spektrum ancaman dapat berubah dengan tiba-tiba dari lokal ke nasional, demikian juga perkembangan eskalasi keadaan

dari tertib hingga darurat, dan

sebaliknya, tidak mudah untuk

diprediksi.”1

Dengan mengingat kompleksitas

ancaman yang dihadapi, semua

komponen pertahanan negara dan unsur-unsur di luar bidang pertahanan dituntut untuk saling mendukung dan bersinergi satu dengan yang lain,

dengan senantiasa mengindahkan

tataran dan lingkup kewenangan yang

sudah ditentukan peraturan

perundang-undangan. Di antara

1

Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014, PerPres No. 41 Tahun 2010, Bagian

Penjelasan.

ancaman aktual yang menuntut

sinergisme yang tinggi dan harus mendapat perhatian yang serius pada lima tahun ke depan, adalah ancaman

terhadap konflik di wilayah

perbatasan dan keamanan pulau-pulau kecil terluar, ancaman separatisme, terorisme, bencana alam, konflik horizontal, radikalisme, kelangkaan energi dan ragam kegiatan ilegal baik di darat maupun di laut yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan

bangsa2.

Dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang

dalam menjalankan tugasnya

berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara, yang tugas pokoknya

2 Indonesia, Peraturan Presiden Tentang

Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014, PerPres No. 41 Tahun 2010, Bagian Penjelasan

(4)

4

adalah menegakkan kedaulatan

negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta

melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara.3

Pertahanan negara adalah segala

usaha untuk mempertahankan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara,

3 Indonesia, Undang-undang Tentara

Nasional Indonesia, UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan

berlanjut untuk menegakkan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari

segala ancaman.4

Kedaulatan territorial sangat

penting bagi suatu negara, karena

sebagaimana memiliki arti yaitu

kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara dalam melaksanakan jurisdiksi eksklusif di wilayahnya. Di dalam

wilayah inilah negara memiliki

wewenang untuk melaksanakan

hukum nasionalnya.5

4

“Definisi Pertahanan Negara”, di Akses di http:id.wikipedia.org, Pada tanggal 28 Maret 2012.

5

Hans Kelsen, Principles of International Law, New York : Rinehart & Co .,1956, hlm.212. Dikutip dari Huala Adolf Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional:( Jakarta:P.T Raja Grafindo Persada 2002,hlm 111.

(5)

5

Bahwa Tentara Nasional

Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

bertugas melaksanakan kebijakan

pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi

keselamatan bangsa, menjalankan

operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang, serta

ikut secara aktif dalam tugas

pemeliharaan perdamaian regional dan

internasional. Tentara Nasional

Indonesia merupakan bagian dari kekuatan Negara, bukan sebagai alat

kekuasaan.6

Tinjauan terhadap Pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia

6

Wawan H. Purwanto, TNI dan Tata Dunia Baru Sistem Pemerintahan: (Jakarta : CNB Press, 2011), hal 22.

Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada

kekuatan sendiri untuk

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesemestaan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Upaya pertahanan yang bersifat semesta adalah model yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan strategis bukan karena alasan ketidakmampuan dalam membangun pertahanan yang

(6)

6

modern.Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi, model tersebut tetap dikembangkan dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan perannya masing-masing.

Untuk itu dalam perjalanan

perkembangannya, TNI (Tentara

Nasional Indonesia) sebagai institusi yang selalu dinamis dan responsif

terhadap perubahan, sejak

kelahirannya hingga kini senantiasa

melakukan perubahan dan

penyempurnaan. seiring dengan

bergulirnya reformasi nasional.

Tentara Nasional Indonesia

(TNI) sebagai salah satu komponen bangsa mengemban tanggungjawab untuk berpartisipasi merancang solusi dalam mengantisipasi segala dampak

yang akan timbul, baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap keamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.7

Potensi ancaman seperti

terorisme, konflik manual, fishing maupun variasi tindakan kriminal konvensional merupakan problem

bangsa yang tidak kunjung

terselesaikan. Belum lagi masalah tapal batas dan klaim-klaim Negara tetangga atas pulau-pulau Nusantara, serta pencaplokan beberapa wilayah,

seolah kita tidak berdaya

mengatasinya. Keterpurukan negara bidang pertahanan nampaknya akan kian bertambah parah setelah DPR dan Pemerintah tidak menempatkan

7

(7)

7

anggaran pertahanan pada prioritas pertama. Bahwa untuk dapat hidup

dan eksis negara berdaulat

memerlukan keseimbangan dan

kesetaraan guna menguatkan posisi tawar dalam percaturan diplomasi

internasional.8

Ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia diperkirakan lebih besar kemungkinan berasal dari ancaman nontradisional, baik yang bersifat lintas negara maupun yang timbul di dalam Negeri. Oleh karena itu,

kebijakan strategis pertahanan

Indonesia yang diarahkan untuk

menghadapi dan mengatasi ancaman nontradisional merupakan prioritas dan mendesak. Dalam pelaksanaannya

mengedepankan TNI dan

menggunakan Operasi Militer Selain

8

Perang (OMSP). TNI melaksanakan OMSP bersama-sama dengan segenap komponen bangsa lainnya dalam suatu keterpaduan usaha sesuai dengan eskalasi ancaman yang dihadapi. Terhadap ancaman dan gangguan

keamanan, TNI akan senantiasa

mengedepankan upaya pencegahan sebagai cara terbaik guna menghindari korban dan dampak lain yang lebih

besar.9

Kedudukan Tentara Nasional Indonesia sebagai Alat Negara

Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 30 (2) yang berisi untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta Tentara Nasional Indonesia

9 Buku Putih Pertahanan Negara indonesia,

“Indonesia : Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21”, http://www.dephan.go.id . pada tanggal 6 juni 2012.

(8)

8

dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,

dan rakyat, sebagai kekuatan

pendukung10.

Dalam sejarah Tentara

Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam kancah perjuangan bangsa

Indonesia mempertahankan

kemerdekaan dari ancaman

Belanda yang berambisi untuk

menjajah Indonesia kembali

melalui kekerasan senjata. TNI

merupakan perkembangan

organisasi yang berawal dari Badan

Keamanan Rakyat (BKR).

Selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan

Rakyat (TKR), dan untuk

memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer international,

10

Indonesia, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 30 ayat (2) tentang Pertahanan dan Peamanan Negara.

diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Dalam perkembangan

selanjutnya usaha pemerintah untuk

menyempurnakan tentara

kebangsaan terus berjalan, seraya bertempur dan berjuang untuk

tegaknya kedaulatan dan

kemerdekaan bangsa. Untuk

mempersatukan dua kekuatan

bersenjata yaitu TRI sebagai tentara

regular dan badan-badan

perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden

mengesahkan dengan resmi

berdirinya Tentara Nasional

Indonesia (TNI).

Pada saat-saat kritis selama Perang Kemerdekaan (1945-1949), TNI berhasil mewujudkan dirinya sebagai tentara rakyat, tentara revolusi, dan tentara nasional.

(9)

9

Sebagai kekuatan yang baru lahir, di samping TNI menata dirinya, pada waktu yang bersamaan harus

pula menghadapi berbagai

tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dari dalam negeri,

TNI menghadapi

rongrongan-rongrongan baik yang berdimensi politik maupun dimensi militer. Rongrongan politik bersumber dari golongan komunis yang ingin

menempatkan TNI di bawah

pengaruh mereka melalui politik,

Biro Perjuangan, dan

TNI-Masyarakat. Sedangkan tantangan dari dalam negeri yang berdimensi militer yaitu TNI menghadapi pergolakan bersenjata di beberapa daerah dan pemberontakan PKI di Madiun serta Darul Islam (DI) di Jawa Barat yang dapat mengancam integritas nasional. Tantangan dari

luar negeri yaitu TNI dua kali menghadapi Agresi Militer Belanda yang memiliki organisasi dan persenjataan yang lebih modern.

Peran, Fungsi dan Tugas TNI

(dulu ABRI) juga mengalami

perubahan sesuai dengan terbitnya Undang-Undang Nomor: 34 Tahun 2004. TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang

dalam menjalankan tugasnya

berdasarkan kebijakan dan

keputusan politik negara. TNI sebagai alat pertahanan negara,

berfungsi sebagai: penangkal

terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan

keselamatan bangsa, penindak

terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud di atas, dan

(10)

10

pemulih terhadap kondisi

keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Untuk mewujudkan TNI yang profesional, tangguh dan dedikatif jelas tidak dapat dipisahkan dari pasang surut hubungan sipil dan

militer, mengutip Samuel

Huntington (1964), militer

profesiaonal harus dicirikan oleh keahlian profesi, semangat korps yang positif, tak terlibat dalam

politik praktis, dan mengakui

supremasi sipil, itulah wajah militer

yang timbul di negara demokrasi.11

Kelahiran TNI beda dengan

kelahiran militer negara lain.

Memikul senjata dari kebanyakan pemuda dan laskar perjuangan merupakan panggilan perjuangan.

11 “Reflesi HUT Ke-65 TNI: Menuju TNI

yang Tangguh dan Dedikatif”,

www.banjarmasinpost.co.id, selasa, 5 Oktober 2010.

Boleh dikatakan negara apalagi pemerintahan tidak sama sekali melahirkan angkatan bersenjata. TNI besar karena dirinya sendiri dan rakyat yang menjadi sumber kebesaran TNI itu.

Memang, sejak kelahirannya telah terlibat dengan urusan sipil,

perjuangan bersenjata yang

dilakukan adalah “perjuangan

kewilayahan,” tidak mengenal

kekuatan unit atau satuan,

perlawanan terhadap Belanda

dilakukan serentak di semua

wilayah. Memulihkan dan

membangun kembali dilakukan

juga serentak di semua wilayah. Inilah yang melahirkan pertahanan dan fungsi teritorial dan pelibatan

TNI dalam kehidupan

(11)

11

Pidato jendral A. H. Nasution “Jalan Tengah” di Magelang tahun 1958, dan sejak itu TNI menjadi salah satu dari kekuatan politik Nasional yang aktif. Hancurnya PKI dan tersingkirnya Bung Karno menampilkan TNI menjadi satu-satunya kekuatan politik yang berarti dan pada era Orde Baru di bawah ini Presiden Suharto, TNI memainkan peran politiknya yang terbesar. Dwifungsi itu berkembang

melebihi dirinya.12

Kini, fokus perhatian TNI bahwa perubahan sistem, sama sekali tidak boleh mengancam integrasi dan integritas bangsa, jika

kemudian gerakan untuk

memisahkan diri dari republik terus mengalir dan gencar. Hal ini bagi TNI, kedaulatan Negara Kesatuan

12

Wawan H. Purwanto, ibid, hal 180

Republik Indonesia, Proklamasi 17 Agustus 1945 harus diamankan dan

diselamatkan. Kedaulatan soal

hidup dan mati.

Guna mewujudkan tujuan

negara dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, diperlukan sebuah tugas Pertahanan yang dijalankan dengan

kekuatan Militer Professional

sehingga penyelenggaraan National

Defence dapat berjalan dengan

baik. Tugas Pertahanan disini harus

diartikan sebagai “Keamanan”

dalam pemahaman strategic

definition. Keamanan di sini diletakkan sebagai nilai abstrak,

terfokus pada mempertahankan

indepedensi dan kedaulatan negara. Dimensi yang digunakan memang

(12)

12

mengingat ancaman yang datang adalah berupa gangguan karena perang, pemberontakan, konflik komunal, huru-hara, terorisme, dan bencana alam. Oleh sebab itu,

sangatlah tepat ketika kita

mendefinisikan “keamanan” dalam pengertian ini sebagai bagian dari tugas, fungsi dan peranan TNI

sebagai alat negara dibidang

pertahanan guna mewujudkan

tujuan negara dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Merosotnya kewibawaan dan citra TNI dimata publik, tidak lepas dari sepak terjang TNI pada masa

yang lalu. TNI sebenarnya

merupakan alat negara, untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga stabilitas nasional. Itu

demi tercapainya Negara Republik Indonesia yang aman dan damai serta terlaksananya pembangunan nasional.

Namun, tujuan mulia itu tidak mampu dijalankan oleh TNI dengan

baik. Sebab, TNI kurang

profesional dalam menyikapi

kebijakan-kebijakan pemerintah

dan juga

permasalahan-permasalahan serta gejolak yang timbul di kalangan masyarakat sipil. Hal ini terjadi, diakibatkan oleh keterlibatan TNI yang terlalu besar dalam kancah politik dan birokrasi di Indonesia. Keterlibatan TNI dalam kancah politik dan birokrasi akan menghambat proses demokratisasi di tubuh bangsa ini,

serta yang lebih buruk lagi

(13)

13

dengan adanya dwifungsi ABRI. Terjunnya TNI kedalam dunia perpolitikan dan birokrasi di negara

kita, sangat mempengaruhi

kebijakan-kebijakan pemerintah,

karena masuknya unsur TNI

kedalam dunia politik tidak lepas

dari unsur-unsur kepentingan

terhadap kekuasaan. Padahal TNI hanya merupakan alat dari negara.

Untuk membangun negara

Indonesia baru yang demokratis, maka pemerintah harus terlebih dahulu mewujudkan militer yang profesional, dalam artian militer yang hanya menjadi alat dari negara, sehingga tidak memiliki

intervensi yang terlalu besar

terhadap kebijakan-kebijakan

pemerintah serta bebas dari

kegiatan politik praktis dan berada

diluar birokrasi. Untuk

mewujudkan profesionalisme TNI, maka ada beberapa prasyarat yang

harus dilaksanakan guna

mewujudkannya.

Unsur TNI tidak boleh terlibat

aktif di dalam partai-partai,

pengalaman pernah mengajarkan kepada kita bahwa keberadaan TNI di dalam partai politik sangat tidak mendukung demokrasi yang kita bangun. Karena kita ketahui bahwa tujuan dari partai politik adalah

untuk mempertahankan dan

merebut kekuasaan secara

konstitusional, dan ini sangat

bertentangan dengan kedudukan TNI sebagai alat negara. Bukan berati unsur militer diharamkan untuk berkuasa di pemerintahan atau aktif di organisasi-organisasi

(14)

14

politik, apabila mereka berniat terjun ke dunia politik maka mereka harus melepaskan atribut

kemiliteran mereka. 13

Harus ada pengadilan atas

perbuatan-perbuatan TNI yang

merugikan rakyat. Ini merupakan perwujudan dari tanggung jawab TNI terhadap semua kesalahan-kesalahan yang pernah mereka

lakukan. Dengan adanya

pertanggung jawaban TNI tersebut

telah membuktikan bahwa

pemerintah bersungguh-sungguh

dalam menegakkan supremasi

hukum di Indonesia, sehingga

pemerintah akan mendapat

dukungan besar dari berbagai komponen bangsa, serta untuk membuktikan kepada publik bahwa

13 “Antara Demokratisasi Dan

Profesionalisme TNI”, di akses di www.indonesia-1.com/konten. pada tanggal 29 maret 2012

tidak semua komponen TNI

bersalah dan harus terkena noda masa lalu tersebut. Sebab, hanya oknum-oknum tertentu sajalah yang benar-benar bersalah atas apa yang

dilakukan mereka terhadap

masyarakat sipil. Dilaksanakannya pengadilan terhadap TNI, maka rakyat akan mengetahui siapa yang sebenarnya bertanggung jawab di balik semua kesalahan itu, sehingga

akan memperbaiki citra serta

kewibawaan TNI dimata rakyat.

Agar tidak menimbulkan

kecemburuan di kalangan

masyarakat terhadap TNI yang memiliki asset-asset bisnis besar pada masa Orde Baru, karena

kemudahan-kemudahan, maka

semua asset-asset bisnis yang

(15)

15

kepada negara, dan diolah serta dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Baik itu yang

bersifat perorangan, maupun

lembaga. Hal ini dilakukan agar,

pemerataan pendapatan yang

selama ini terjadi secara tidak adil, dapat dilaksanakan seadil-adilnya

demi kepentingan dan

kesejahteraan rakyat. Sebab, rakyat selama ini menjadi kalangan yang dimarginalkan. Untuk itu, harus ada juga kompensasinya terhadap TNI, yaitu dengan memberikan gaji yang pantas dan lebih baik kepada TNI, sehingga mereka bisa hidup lebih layak dan lebih memfokuskan diri pada tugas-tugas yang diembannya tanpa harus memiliki rasa ketakutan akan kekurangan dari segi materi.

Adanya mekanisme kontrol

terhadap TNI dalam menjalankan

kebijakan-kebijakannya. Kontrol

inipun harus selalu dilakukan

secara berkelanjutan. Dengan

adanya kontrol semacam itu, akan lebih mudah untuk mencegah

terjadinya kesalahan-kesalahan

yang dilakukan TNI.

Pada masa-masa sebelumnya, tidak adanya kontrol menyebabkan terjadinya kebijakan-kebijakan TNI

yang merugikan rakyat.

Masalahanya, rakyat tidak memiliki akses untuk melaksanakan kontrol terhadap TNI bahkan pemerintah. Lembaga pers yang seharusnya memiliki akses untuk mengontrol

kebijakan-kebijakan TNI, tidak

dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik. Itu akibat tekanan-tekanan yang dilakukan TNI dan pemerintah pada masa Orde Baru,

(16)

16

atau karena ketidak independenan kalangan pers sendiri.

Sekarang di era pembangunan demokrasi di mana transparansi atau keterbukaan dijunjung tinggi. Rakyat diharapkan dapat memiliki akses untuk menjadi pengontrol terhadap kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan TNI. Untuk itu

kalangan pers harus mampu

menyuguhkan berita secara

obyektif agar masyarakat dapat menilai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan TNI atau pemerintah,

karena tugas pers adalah

memberikan informasi yang benar dan membangun opini dikalangan masyarakat.

Persetujuan dari rakyat atas

kebijakan-kebijakan yang akan

dijalankan oleh TNI. Hal itu

diperlukan agar nantinya kebijakan tersebut tidak merugikan rakyat, karena TNI juga merupakan elemen dari bangsa ini, yang harus mampu

melindungi rakyat dan bukan

menakut-nakuti rakyat. Setiap

kebijakan yang dikeluarkan TNI

dan juga pemerintah yang

berhubungan dengan rakyat, harus

disesuaikan dengan kebituhan

rakyat dan tidak boleh terkesan berlebihan.

TNI mungkin akan membaik apabila, TNI agar segera berbenah diri. Profesionalitas TNI, dalam

menyikapi kebijakan-kebijakan

pemerintah, dan aspirasi rakyat akan memuluskan jalan kepada bangsa ini untuk mewujudkan

negara Indonesia baru yang

(17)

17

profesionalisme TNI ini, bukan hanya merupakan tugas dari TNI semata. Tapi ini adalah tugas semua komponen bangsa, baik

lembaga-lembaga pemerintahan ataupun

rakyat Indonesia secara

keseluruhan yang mendambakan alam demokrasi yang damai.

Tugas dan Fungsi Tentara Angkatan Darat (TNI AD)

Sesuai UU TNI Pasal 7 ayat (1), Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan Wilayah

Negara Kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945, serta melindungi segenap bangsanya dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan

bangsa dan negara. Adapun tugas pokok sebagai mana diatur dalam ayat (2) dilakukan dengan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang, yaitu :

mengatasi gerakan separatis

bersenjata, mengatasi

pemberontakan bersenjata,

mengatasi aksi terorisme,

mengamankan wilayah perbatasan, mengamankan objek vital Nasional

yang bersifat strategis,

mengamankan Presiden dan wakil

Presiden beserta keluarganya,

memberdayakan wilayah

pertahanan dan kekuatan

pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta,

membantu kepolisian Negara

Kesatuan Republik Indonesia

dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur

(18)

18

dalam undang-undang, membantu pengamanan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan negara asing yang sedang berada di

Indonesia, membantu

menanggulangi akibat bencana

alam, pengungsian dan memberikan

bantuan kemanusiaan.14

14

(19)

19 DAFTAR PUSTAKA

Peraturan-Perundang-undangan

Indonesia. Undang-Undang Dasar Tahun 1945

. Undang-Undang tentang Tentara Nasional Indonesia. UU. No. 3 Tahun 2002.

. Undang-Undang tentang Tentara Nasional Indonesia.UU. No. 34 Tahun 2004.

. Peraturan Presiden Tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014. PerPres No. 41 Tahun 2010.

Buku

Hans Kelsel, Principles of International Law, New York : Rinehart & Co.,1956, dikutip dari Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional, (jakarta : P.T Raja Grafindo Persada, 2002).

Wawan H. Purwanto, TNI dan Tata Dunia Baru Sistem Pemerintahan, (Jakarta : CNB Press, 2011).

A Kresna Adi, Soedirman Bapak Tentara Nasional, (Jakarta : Mata Padi, 2009).

Lain-lain

“Definisi Pertahanan Negara”, di Akses di http:id.wikipedia.org, Pada tanggal 28 Maret 2012.

(20)

20

“Pengertian Ancaman”, di Akses di http:id.wikipedia.org, Pada tanggal 28 Maret 2012. “Pengertian Militer ”, di Akses di http:id.wikipedia.org, Pada tanggal 28 Maret 2012

“Pengertian Operasi Militer”, di Akses di http:id.wikipedia.org, Pada tanggal 28 Maret 2012

Anindya Putri Destiyawati, “Alusista TNI Minimal Seimbang Dengan Negara Tetangga”, http://www.kabarindonesia.com/, 15 Desember 2009.

Buku Putih Pertahanan Negara indonesia, “Indonesia : Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21”, http://www.dephan.go.id . pada tanggal 6 juni 2012.

“Reflesi HUT Ke-65 TNI: Menuju TNI yang Tangguh dan Dedikatif”,

www.banjarmasinpost.co.id, selasa, 5 Oktober 2010.

“Antara Demokratisasi Dan Profesionalisme TNI”, di akses di

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan lokasi sangat penting untuk keberhasilan suatu usaha budidaya. Beberapa tempat tidak sesuai untuk tipe budidaya yang spesifik atau membutuhkan terlalu banyak modifikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Asuransi Kesehatan (ASKES) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p> 0,05) pada perbandingan jumlah leukosit dan diferensial leukosit di gua alami Cokakan dan

Pada Gambar 3 terlihat bahwa desain sistem pemantauan yang akan dibuat merupakan pelengkap dari sistem yang sudah ada pada Gmbar 2, hanya saja ada 2 buah perbedaan yang cukup

Proporsi kematian akibat sistem sirkulasi dan pernapasan lebih besar pada lansia berusia 65 tahun ke atas dibandingkan usia 55–65 tahun, sedangkan proporsi kematian akibat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cognitive behavior therapy efektif untuk menurunkan tingkat body shame subyek penelitian dibandingkan dengan beauty class.. Kata kunci :

Ruang lingkup Pedoman ini adalah mengatur hal-hal yang terkait dengan kewajiban dan mekanisme penyam- paian laporan-Iaporan bagi Insan =pekerja dan keluargaPertamedika

Dalam bahagian ini, imej Bintulu dipengaruhi merupakan min yang tertinggi ( 4.67 ) dalam kesan terhadap alam sekeliling. Hal ini demikian kerana masalah alam sekitar di Pasar Utama