• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

2.4. Inventarisasi Sungai

2.4.1. Kondisi Sungai di Provinsi DKI Jakarta

Saat ini penduduk di Provinsi DKI Jakarta masih menggunakan air sungai sebagai sumber air bersih maupun air minum, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya penyediaan air bersih yang disediakan oleh PDAM Jaya sehingga air sungai merupakan salah satu alternatif sumber air. Penduduk yang memanfaatkan air sungai yang tercemar akan mengalami dampak buruk bagi kesehatan mereka. Secara umum sungai telah mengalami degradasi baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Kualitas air sungai sudah memburuk dan menyatakan kondisi tercemar sedangkan secara kuantitas Sungai juga sudah tidak memiliki debit yang mantap. Adanya sampah padat dan limbah cair pada badan air sungai membuat kondisi sungai semakin memburuk. Air hujan dapat langsung masuk ke sungai sehingga air melimpah dan dapat menyebabkan banjir dan pada musim kemarau sungai mengering karena tidak ada simpanan air tanah yang dapat mengisi sungai.

(2)

ketidakmerataan pembangunan, dan pengurangan lapangan pekerjaan di sektor pertanian, dan lain-lain. Menurut Undang-undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa dalam rangka pelestarian lingkungan, pada rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai. Dengan adanya kegiatan penataan dan pelestarian lingkungan, diharapkan dapat merencanakan dan mengendalikan pemanfaatan ruang agar tercapai keserasian alam dengan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Dengan adanya 13 (tiga belas) sungai di wilayah DKI Jakarta, serta tingginya harga tanah di Provinsi DKI Jakarta yang berpenduduk yang mencapai 10.177.931 jiwa pada Tahun 2015 dan luas wilayah yang hanya mencapai 662,33 Km2 serta kepadatan penduduk yang rata-rata mencapai 15.211,90 Jiwa/Km2 (Tabel DE-1 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015), ditambah dengan jumlah rumah tangga miskin yang mencapai 286.075 KK dari seluruh rumah tangga di DKI Jakarta yang mencapai 2.659.205 KK (Tabel SE-1, Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015), dimana dari jumlah tersebut yang masuk kategori kumuh sebanyak 947.298 KK dan yang menempati bantaran sungai sebanyak 102.395 KK {Tabel SE-1B (T), Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} dan jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan septic tank sebanyak 182.430 KK {Tabel SP-8A (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015}, dan tempat buang air besar baik yang bersama dan umum yang mencapai 19.527 KK {Tabel SP-8C (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} menyebabkan bantaran sungai dan waduk/embung menjadi alternative untuk tempat tinggal selain beban pencemaran industri skala menengah dan besar di wilayah DKI Jakarta yang menghasilkan limbah BOD 17.818,18 Ton/Tahun, COD 1.673,14 Ton/Tahun, TSS 7.849 Ton/Tahun dan lainnya 212,35 Ton/Tahun (Tabel SP-1 Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015) dan jumlah industri skala menengah dan besar sebanyak 1.226 industri {Tabel SP-1B (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} serta jumlah industri skala kecil yang mencapai 34.994 industri {Tabel SP-1D (T) Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015} yang sebagian limbahnya terbuang ke sungai menyebabkan pencemaran sungai akan semakin besar apabila tidak dilakukan penanganan dengan baik.

Dari gambaran tersebut maka BPLHD Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2015 melakukan pemantauan secara rutin dan menyebarkan datanya ke instansi terkait agar penanganan masalah pencemaran sungai bisa dilakukan secara bersama-sama. Lokasi Titik Sampling dilakukan pada 85 titik dari total 13 sungai yang melintasi Kota DKI Jakarta, hal ini dapat dilihat pada {Tabel SD-14A (T), Data SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015). Tentang gambaran dari hasil pemantauan masing-masing sungai dapat dilihat pada narasi dibawah ini :

(3)

2.4.1.1. Sungai Ciliwung

Titik Pantau Jl. Gajah Mada Tangki

Berdasarkan hasil pengukuran pada lokasi titik sampling di Sungai Ciliwung, menunjukan bahwa konsentrasi TSS dan TDS di Sungai Ciliwung, cenderung lebih tinggi ke arah hilir, walaupun konsentrasi TDS cenderung tinggi ke arah hilir namun memenuhi baku mutu TDS yakni 2.000 mg/L kecuali pada periode 3 titik 32 yakni 2.060 mg/L.

Untuk parameter TSS, dimana semakin ke hilir konsentrasi TSS berfluktuasi. Konsnetrasi TSS yang tinggi terjadi pada periode 3 titik 31 yakni 700 mg/L sedangkan baku mutu yang disyaratkan adalah 200 mg/L. Secara lebih jelas lokasi titik sampling secara lengkap disajikan pada Tabel : II.2.

TABEL : II.2.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI CILIWUNG

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

1 Sungai Ciliwung, Kelapa Dua (srengseng Sawah)

2 Sungai Ciliwung, Intake PAM Condet (Kampung Gedong)

2A Sungai Ciliwung, kampung Melayu Dalam

2B Sungai Ciliwung, Jembatan Kalibata

3 Sungai Ciliwung, sebelum pintu air manggarai

3A Sungai Ciliwung, Jl. Halimun

4 Sungai Ciliwung, Jl. KH Mas mansyur (Karet Tengsin)

5 Sungai Ciliwung ( Jl. Gudang PLN / Kebon Melati )

6 Sungai Ciliwung, Jembatan Pantai Indah Kapuk

29 Sungai Ciliwung, Jl. Kwitang

29A Sungai Ciliwung, Gajah Madah Tangki

30 Sungai Ciliwung, Ancol Marina, Gunung Sahari

(4)

Tentang Penetapan Peruntukan Dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air Serta Baku Limbah Cair Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dimana TDS Sungai Ciliwung memenuhi syarat untuk golongan D karena berada dibawah baku mutu yang disyaratkan sebesar 2.000 mg/L. berbeda dengan TSS yang cenderung melebihi baku yang disyaratkan dalam Keputusan Gubernur No. 582 Tahun 1995 golongan D yakni 200 mg/L. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :

GRAFIK : II.1.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI CILIWUNG

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 1 2 2A 2B 3 3A 4 5 6 29 29A 30 31 32 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Sungai Ciliwung

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D 0 100 200 300 400 500 600 700 800 1 2 2A 2B 3 3A 4 5 6 29 29A 30 31 32 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Sungai Ciliwung

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(5)

2.4.1.2. Sungai Cipinang

Titik Pantau Jl. Dukuh

Sungai Cipinang merupakan salah satu dari 13 Sungai di DKI Jakarta yang mengalir melewati Kotamadya Jakarta Timur dengan hulu sungai Situ Jatijajar Kotamadya Depok dan bermuara di Sungai Sunter. DAS Sungai Cipinang meliputi 5 wilayah kecamatan di Kotamadya Jakarta Timur Yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Ciracas, Kecamatan Kramat Jati, Kecamatan Makasar dan Kecamatan Jatinegara. Luas DAS Cipinang 4.526,32 Ha dan panjang sungai 30,165 km.

Berdasarkan hasil pengukuran TDS pada Sungai Cipinang terjadi fluktuasi sedangkan untuk TSS cenderung tinggi ke arah hilir. Namun dari kedua parameter tersebut masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan. Hal ini secara lengkap disajikan pada Grafik : II.2. Konsentrasi TDS tertinggi pada titik 8A periode 2 sebesar 600 mg/L sedangkan konsentrasi TSS tertinggi terjadi pada titik 8F periode 3 yakni 140 mg/L.

TABEL : II.3.

LOKASI SAMPLING SUNGAI CIPINANG

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

8 Sungai Cipinang, Jl. AURI (Taman Bunga Cibubur)

8A Sungai Cipinang, Jl. Pondok Gede Tol TMII

8B Sungai Cipinang, Jl. Raya Bogor (Komseko)

8C Sungai Cipinang, Jl. Kampung Dukuh

8F Sungai Cipinang, Jl. Ciracas (Pemadam)

9 Sungai Cipinang, Jl. Halim Perdana Kusumah

(6)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI CIPINANG

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 50 100 150 200 250 8 8A 8B 8C 8F 9 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Sungai Cipinang

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

0 50 100 150 200 250 8 8A 8B 8C 8F 9 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Sungai Cipinang

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(7)

2.4.1.3. Sungai Sunter

Titik Pantau Jl. Hankam Lubang Buaya

Kali Sunter merupakan sebuah sungai yang mengalir di bagian timur kota Jakarta, yang memiliki aliran sungai utama sepanjang 37 km serta memiliki daerah aliran sungai seluas 73.184.092 m2. Debit airnya adalah 83,8 mm3 saat curah hujan mencapai 100 mm.

Pada pengukuran di Sungai Sunter diambil pada 4 titik yakni titik 10, 10A, 11 dan 12. Pada lokasi pengambilan sampel ini diperoleh hasil bahwa semakin ke hilir TDS maupun TSS semakin tinggi. Konsentrasi TDS tertinggi terjadi pada bagian hilir titik 13 periode 2 yakni 2.600 mg/L sedangkan konsentrasi TSS tertinggi pada titik 12 periode 2 yakni 740 mg/L. Pada periode 2 konsentrasi TDS dan TSS cenderung tinggi. Peningkatan konsentrasi TSS dan TDS disajikan pada Grafik : II.3.

TABEL : II.4.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI SUNTER

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

10 Sungai Sunter, Pondok Rangon

10A Sungai Sunter, Jl. Hankam (Lubang Buaya)

11 Sungai Sunter, Jl. Kalimalang, Pondok Kelapa, Depan Penabur

12 Sungai Sunter, Jl. Jatinegara Kaum

13 Sungai Sunter ( Bagasari / Koja Selatan)

45 Sungai Sunter ( Kompl. AL Jl. Yos. Sudarso / Kelapa Gading )

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(8)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI KALI SUNTER

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 10 10A 11 12 13 45 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Kali Sunter

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 100 200 300 400 500 600 700 800 10 10A 11 12 13 45 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Kali Sunter

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(9)

2.4.1.4. Sungai Kali Baru

Titik Pantau Jl. Komp. Zeni/Srengseng Sawah

Berdasarkan hasil pengukuran TDS di Sungai Kali Baru cenderung sama. Yang tertinggi adalah pada titik pantau 33 yakni sebesar 478 mg/L. Berbeda dengan TSS yang cenderung menurun konsentrasi TSS. Konsentrasi tertinggi pada titik 7 yakni 119 mg/L. Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, termasuk salah satu kelurahan terpadat, kumuh, dan miskin di Jakarta Utara. Tingkat kepadatan penduduk sekitar 23.150 jiwa/km2. Dari luas wilayah 247 hektar, 90 hektar di antaranya untuk industri dan sisanya untuk permukiman bagi 46.328 jiwa.

Konsentrasi TSS dari hulu ke hilir berfluktuasi namun konsentrasi tertinggi didominasi pada periode 3 yang cenderung tinggi dibanding periode 1 dan 2. Konsentrasi TSS tertinggi pada titik 33A sebesar 215 mg/L.

Konsentrasi TDS semakin ke arah hilir semakin tinggi. Konsentrasi TDS tertinggi terjadi pada titik 34 periode 2 yakni 2.530 mg/L. konsentrasi TDS untuk sungai kali baru memenuhi baku mutu kecuali titik 34.

TABEL : II.5.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI KALI BARU

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

7 Sungai Kali Baru, komplek Srengseng sawah

7A Sungai Kali Baru, Jl. Pasar Minggu, Belakang Pasar

7B Sungai Kali Baru, Jl. Minangkabau (Manggarai)

(10)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI KALI BARU

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 7 7A 7B 33 33A 33B 33C 34 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Sungai Kali Baru

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 7 7A 7B 33 33A 33B 33C 34 Ko ns ent ra si (m g/ L) Titik Sampling

Sungai Kali Baru

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(11)

2.4.1.5. Kanal Timur (BKT)

Titik Pantau Jl. Bintara

Berdasarkan hasil pengukuran pada lokasi Banjir Kanal Timur diketahui bahwa semakin ke hilir konsentasi TDS cenderung semakin menurun. Hal yang sama juga terjadi pada hasil pengukuran TSS. Konsentrasi TDS memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. Konsentrasi tertinggi terjadi pada titik 52 periode 2 yakni 407 mg/L.

Konsentrasi TSS semakin ke arah hilir semakin rendah dan semua titik sampling memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 200 mg/L. konsnetrasi tertinggi terjadi pada bagian hulu titik 50 periode 1 yakni 92 mg/L. Secara lengkap disjaikan pada Grafik : II.5.

TABEL : II.6.

LOKASI TITIK SAMPLING KANAL TIMUR (BKT)

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

50 BKT Hulu, Perumahan Cipinang Indah

51 BKT Hilir, Pintu Air Marunda

52 BKT Hilir, Bintara

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(12)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI KANAL TIMUR (BKT)

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 50 51 52 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Kanal Timur Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 50 51 52 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Kanal Timur Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(13)

2.4.1.6. Sungai Kali Angke

Titik Pantau Jl. Daan Mogot, Pesing

Lokasi pemantauan pada Sungai Kali Angke pada 4 (empat) titik yakni daerah Ciledug, Pesing, Daan Mogot dan Tubagus Angke. Berdasarkan hasil pengukuran TDS dan TSS diketahui bahwa semakin ke arah hilir konsentrasi TDS dan TSS cenderung semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat pada Grafik : II.6. Hasil pengukuran TDS tertinggi terdapat pada titik 20A pada periode 2 dengan konsentrasi sebesar 399 mg/L.

Sedangkan untuk konsentrasi TSS pada periode 3 cenderung lebih tinggi pada semua titik sampling dibandingkan dengan periode lainnya. Konsentrasi TSS tertinggi pada titik 20B yakni 369 mg/L. secara lengkap disajikan pada Grafik : II.6.

Konsentrasi TDS dan TSS cenderung memenuhi baku mutu yang disyaratkan dalam Pergub. 582 Tahun 1995.

TABEL : II.7.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI KALI ANGKE

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

19 Sungai Angke, Ciledug

20A Sungai Angke, Pesing

20B Sungai Angke, Daan Mogot

20C Sungai Angke, Tubagus Angke

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(14)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI KALI ANGKE

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 19 20A 20B 20C Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Kali Angke Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 300 350 400 19 20A 20B 20C Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Kali Angke Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(15)

2.4.1.7. Sungai Buaran

Titik Pantau Jl. Kalimalang/Pondok Kelapa

Lokasi pengukuran berikut yakni pada Sungai Buaran. Konsentrasi TDS semakin ke hilir semakin tinggi namun memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. konsentrasi tertinggi terjadi pada titik 48 yakni 415 mg/L.

Konsentrasi TSS untuk sungai Buaran berfluktuasi, konsentrasi TSS tertinggi terjadi pada periode 2 titik 36A yakni 2.680 mg/L.

Konsentrasi TDS memenuhi baku mutu yang disyaratkan sama halnya dengan konsentrasi TSS kecuali pada titik 36A.

TABEL : II.8.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI BUARAN

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

36 Sungai Buaran, Jl. Pondok Kelapa

36A Sungai Buaran ( Jl. Kali Malang / Pondok Kelapa )

48 Sungai Buaran ( Belakang PIK Pulogadung )

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(16)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI BUARAN

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 36 36A 48 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Buaran Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 36 36A 48 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Buaran Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(17)

2.4.1.8. Sungai Krukut

Titik Pantau Jl. Pondok Labu

Konsentrasi TSS semakin ke arah hilir semakin rendah. konsentrasi TSS pada periode 2 melebihi baku mutu sedangkan periode 3 memenuhi baku TSS yang disyaratkan yakni 200 mg/L. Konsentrasi TSS tertinggi terjadi pada titik 15 periode 2 yaitu 601 mg/L.

Sedangkan konsentrasi TDS semakin ke arah hilir semakin rendah dan memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. Konsentrasi TDS tertinggi terjadi pada titik 15 periode 2 yakni 285 mg/L. secara lengkap disajikan pada Grafik : II.8.

TABEL : II.9.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI KRUKUT

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

14 Sungai Krukut ( Jl. Pondok Labu )

14A Sungai Krukut (Jalan Tendean)

14B Sungai Krukut, Jl Tendean (Sungai Mampang)

14C Sungai Krukut, Jl Harsono RM, Jati Padang

14D Sungai Krukut, Jl. Warung Jati Barat/Jl. Bangka

15 Sungai Krukut, Jl. Penjompongan (Karet Tengsin)

15A Sungai Krukut, Jl Benda Bawah (Ps Cipete)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(18)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI KRUKUT

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 15 15A Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Krukut Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 100 200 300 400 500 600 700 15 15A Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Krukut Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(19)

2.4.1.9. Sungai Cengkareng

Titik Pantau Jl. Kapuk Muara

Konsentrasi TDS semakin ke arah hilir semakin tinggi dan melebih baku mutu pada bagian hilir. Konsentrasi tertinggi pada periode 1 titik 22 yakni 3.470 mg/L. sedangkan konsentrasi TSS memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 200 mg/L. Konsentrasi TSS semakin tinggi ke arah hilir. Konsentrasi TSS tertinggi pada titik 22 periode 1 yakni 72 mg/L. secara lebih lengkap disajikan pada Grafik : II.9.

TABEL : II.10.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI CENGKARENG

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

21 Sungai Cengkareng, Rel Kereta api, Kembangan

22 Sungai Cengkareng (Kapuk / Muara Cengkareng Angke )

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(20)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI CENGKARENG

(B)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 21 22 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Cengkareng Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 21 22 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Cengkareng Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(21)

2.4.1.10. Sungai Grogol

Titik Pantau PLTU Pluit

Konsentrasi TSS pada sungai Grogol berfluktuasi. Konsentrasi TSS tertinggi pada titik 25B terjadi pada semua periode pengukuran. Konsentrasi TSS pada periode 2 titik 25B adalah yang tertinggi yakni 218 mg/L.

Konsentrasi TDS semakin tinggi ke arah hilir dan memenuhi baku mutu yang disyaratkan kecuali pada titik 27 periode 2 yakni 5.200 mg/L. Secara lengkap disajikan pada Grafik : II.10.

TABEL : II.11.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI GROGOL

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

25 Sungai Grogol ( Jl. Lebak Bulus )

25A Sungai Grogol ( Jl. Radio Dalam )

25B Sungai Grogol, Jl. Pal Merah Barat (Sungai Grogol)

26 Sungai Grogol (Depan RSJ Grogol)

27 Sungai Grogol (PLTU Pluit)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(22)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI GROGOL

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 25 25A 25B 26 27 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Grogol Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (Oktober) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 25 25A 25B 26 27 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Grogol Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(23)

2.4.1.11. Sungai Sepak

Titik Pantau Taman Kota

Konsentrasi TDS semakin ke arah hilir semakin tinggi namun memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. Konsentrasi TDS tertinggi terjadi pada periode 2 titik 43A yakni 736 mg/L.

Konsentrasi TSS semakin ke arah hilir semakin kecil. Konsentrasi TSS periode 3 lebih tinggi dibandingkan periode 1 dan 2. Konsentrasi TSS tertinggi terjadi pada titik 43A periode 3 yakni 64 mg/L. secara lengkap disajikan pada Grafik : II.11.

TABEL : II.12.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI SEPAK

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

43 Sungai Sepak (Jalan Pasar Bintaro / Ulu Jami)

43A Sungai Sepak, Jl. Inspeksi Cengkareng Drain

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(24)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI SEPAK

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 43 43A Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Sepak Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 43 43A Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Sepak Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(25)

2.4.1.12. Sungai Pesanggrahan

Titik Pantau Taman Kota

Kali Pesanggrahan adalah sungai yang mengalir dari Kabupaten Bogor, Kota Depok, Jakarta Selatan, hingga akhirnya ke Tangerang, Banten. Sungai ini melewati Kecamatan Tanah Sereal, Kecamatan Bojong Gede, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Limo, Kecamatan Kebayoran Lama, Kecamatan Pesanggrahan, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Kebun Jeruk, hingga akhirnya ke Cengkareng. Hasil pengukuran TSS periode 3 semakin rendah ke arah hilir sedangkan periode 1 dan 2 cenderung tinggi ke arah hilir. Konsentrasi TSS periode 3 lebih tinggi dibandingkan periode 1 dan 2. Konsentrasi tertinggi terjadi pada titik 23 bagian hulu pada periode 3 yakni 327 mg/L dan melebihi baku mutu yang disyaratkan. Hal ini dapat dilihat pada Grafik : II.12.

Konsentrasi TDS semakin ke arah hilir cenderung semakin tinggi namun masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan. Konsentrasi tertinggi adalah 225 mg/L yakni pada titik 49 dan 49A.

TABEL : II.13.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI PESANGGRAHAN

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

23 Sungai Pesanggrahan ( Jl. Ciputat Pasar Jum'at / Lebak Bulus )

23A Sungai Pesanggrahan, Jl. Tanah Kusir

23B Sungai Pesanggrahan, Jl. Meruya Hilir

49 Sungai Pesanggrahan, J. H. Kelik (hutan kota)

49A Sungai Pesanggrahan, Jl. Kembangan Taman Kota

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(26)

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI PESANGGRAHAN

(A)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 23 23A 23B 49 49A Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Pesanggrahan Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

0 50 100 150 200 250 300 350 23 23A 23B 49 49A Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Pesanggrahan Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(27)

2.4.1.13. Sungai Blencong

Titik Pantau Sungai Blencong

Konsentrasi TDS sungai Blencong pada periode 3 lebih tinggi dari pada periode 1 dan 2. Namun untuk semua periode melebihi baku mutu yang disyaratkan sebesar 2.000 mg/L. Sedangkan konsentrasi TSS untuk periode 1, 2 hingga periode 3 memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 200 mg/L.

TABEL : II.14.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI BLENCONG

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

46 Sungai Blencong, Jl. Raya Rorotan

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.13.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI BLENCONG

2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 Ko ns en tras i ( m g/ L) Sungai Blencong Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November)

(28)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.14. Kali Mookervert

Titik Pantau Jl. Daan Mogot, Jembatan Semanan

Untuk kali Mookervert, konsentrasi TSS semakin tinggi ke arah hilir. Dari semua titik sampling diketahui bahwa konsentrasi tertinggi terjadi pada titik 24D periode 2 yakni 159 mg/L namun masih memenuhi baku yang disyaratkan yakni 200 mg/L.

Konsentrasi TDS untuk sungai Mookervert berfluktuasi dari hulu ke hilir. Konsentrasi TDS periode 1 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan periode 2 dan 3. Namun untuk konsentrasi TDS memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. secara lengkap disajikan pada Grafik : II.14.

0 50 100 150 200 250 46 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Blencong Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(29)

TABEL : II.15.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI MOOKERVERT

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

24 Kali Mookervart ( Jl. Daan Mogot Bir Bintang / Kalideres )

24A Kali Mookervart ( Jl. Daan Mogot Pemancar / Rawa Buaya )

24B Kali Mookervart (Jalan Daan Mogot Sumur Bor / Duri Kosambi)

24C Kali Mookervart (Jalan Daan Mogot / Jembatan Semanan)

24D Kali Mookervart (Jembatan Bakrie, Kaliders)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.14.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI KALI MOOKERVERT

(A) 0 500 1000 1500 2000 2500 24 24A 24B 24C 24D Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Kali Mookervert Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(30)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.15. Sungai Cideng

Titik Pantau Jl. Patra Kuningan

Pada sungai Cideng konsentrasi TDS cenderung berfluktuasi dari hulu ke hilir namun masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. Konsentrasi TDS tertinggi untuk masing-masing periode terjadi pada titik 28A. Adapun konsentrasi tertinggi terjadi pada periode 2 yaitu 441 mg/L.

Untuk konsentrasi TSS cenderung melebihi baku mutu yang disyaratkan yaitu 200 mg/L. konsentrasi TSS tertinggi juga terjadi pada periode 2 titik 28A yaitu 589 mg/L. secara lengkap disajikan pada Grafik : II.15. 0 50 100 150 200 250 24 24A 24B 24C 24D Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Kali Mookervert Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(31)

TABEL : II.16.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI CIDENG

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

28 Sungai Cideng (Jalan Patra Kuningan)

28A Sungai Cideng (Patra Kuningan, Tegal Parang)

28B Sungai Cideng (Depan Alianz)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.15.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI CIDENG

(A) 0 100 200 300 400 500 600 700 28 28A 28B Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Cideng Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(32)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.16. Sungai Petukangan

Titik Pantau Jl. Swadaya, Pupar

Konsentrasi TSS pada sungai Petukangan semuanya melebihi baku mutu yang disyaratkan yakni 200 mg/L. secara umum konsentrasi TSS dari hulu ke hilir cenderung tinggi namun memenuhi baku mutu. Konsentrasi TSS tertinggi terjadi pada bagian hulu periode 3 titik 39 yakni 158 mg/L.

Konsentrasi TDS mengalami hal yang sama dengan TSS dimana konsentrasinya memenuhi baku mutu yang disyaratkan. Konsentrasi TDS berkisar antara 384 mg/L-640 mg/L sedangkan baku mutu yang disyaratkan untuk TDS adalah 2.000 mg/L.

0 500 1000 1500 2000 2500 28 28A 28B Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Cideng Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(33)

TABEL : II.17.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGA PETUKANGAN

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

39 Sungai Petukangan ( Kawasan PT. JIEP )

40 Sungai Petukangan ( Jl. Swadaya )

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.16.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI PETUKANGAN

(A) 0 500 1000 1500 2000 2500 39 40 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Petukangan Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(34)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.17. Sungai Cakung

Titik Pantau Jl. Raya Bekasi/Cakung Barat

Untuk sungai Cakung, konsentrasi TDS semakin tinggi ke arah hilir seperti yang disajikan pada Grafik : II.17. pada bagian hilir konsentrasi TDS melebihi baku mutu yang disyaratkan yakni 2.000 mg/L. adapun konsentrasi tertinggi terjadi pada periode 2 titik 38 mencapai 6.570 mg/L. pada bagian hilir ini konsentrasi TDS berkisar antara 2.860 mg/L-6.570 mg/L.

Konsentrasi TSS untuk sungai Cideng cenderung memenuhi baku mutu yang disyaratkan yakni 200 mg/L. terdapat 2 titik yang melebihi baku mutu, pada periode 2 titik 35 dan 38, dimana konsentrasi TSS masing-masing adalah 302 mg/L dan 225 mg/L. secara lebih lengkap disajikan pada Grafik : II.17.

0 50 100 150 200 250 39 40 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Petukangan Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(35)

TABEL : II.18.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI CAKUNG

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

35 Sungai Cakung ( Jl. Pulo Gebang )

37 Sungai Cakung ( Jl. Raya Bekasi / Cakung Barat )

38 Sungai Cakung ( Cilincing / Pos Polisi )

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.17.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI CAKUNG

(A) 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 35 37 38 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Cakung Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(36)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.18. Sungai Mampang

Titik Pantau Jl. Tendean

Pada sungai Mampang dilakukan pada 5 titik yakni titik 14, 14A,14B, 14C, dan 14D. Konsentrasi TSS pada sungai Mampang berfluktuasi. Konsentrasi TSS terjadi pada titik 14A periode 2 yakni 387 mg/L. secara umum telah memenuhi baku mutu yang disyaratkan kecuali pada titik 14A tersebut.

Untuk konsentrasi TDS di Sungai Mampang semuanya memenuhibaku baku mutu yang disyaratkan dan cenderung meningkat ke arah hilir. Secara lengkap akan tampak pada Grafik : II.18.

0 50 100 150 200 250 300 350 35 37 38 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Cakung Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(37)

TABEL : II.19.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI MAMPANG

TITIK PANTAU NAMA SUNGAI

14 Sungai Mampang

14A Sungai Mampang

14B Sungai Mampang

14C Sungai Mampang

14D Sungai Mampang

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.18.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI MAMPANG

(A) 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 41 41A 42 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Kamal Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(38)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.19. Sungai Kamal

Titik Pantau Muara Kamal

Pada sungai Kamal konsentrasi TDS semakin ke hilir cenderung semakin tinggi. semakin ke arah hilir semakin melebihi baku mutu. Konsentrasi tertinggi terjadi pada titik di bgian hilir titik 42 periode 1 dengan konsentrasi TDS mencapai 2.640 mg/L .

Konsentrasi TSS juga menunjukkan kondisi yang sama dengan TDS dimana semakin ke arah hilir, konsentrasi TSS semakin tinggi. Namun semua konsentrasi TSS hasil pengukuran memenuhi baku mutu yang disyaratkan.

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 14 14A 14B 14C 14D Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Mampang Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(39)

TABEL : II.20.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI KAMAL

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

41A Sungai Kamal, Jl. Tegal Alur (Perumahan Citra Graha)

41 Sungai Kamal ( Jl. Raya Benda / Ulujami )

42 Sungai Kamal ( Muara Kamal )

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.19.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI KAMAL

(A) 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 41 41A 42 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Kamal Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(40)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

2.4.1.20. Sungai Tarum Barat

Titik Pantau Jl. Kalimalang

Pada umumnya konsentrasi TSS untuk sungai Tarum Barat melebihi baku mutu. Tingginya konsentrasi TSS ini ditunjukkan pada periode 1 dan 3 dimana pada periode konsentrasi TSS semakin tinggi ke arah hilir. Konsentrasi tertinggi terjadi pada titik 17A pada periode 3 dengan konsentrasi sebesar 423 mg/L. Konsentrasi TDs pada sungai Tarum Barat relatif rendah dan meemnuhi baku mutu yang disyaratkan. Konsentrasi TDS berkisar antara 148 mg/L-201 mg/L. secara lengkap disajikan pada Grafik : II.20.

0 50 100 150 200 250 41 41A 42 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Sungai Kamal Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(41)

TABEL : II.21.

LOKASI TITIK SAMPLING SUNGAI TARUM BARAT

TITIK PANTAU LOKASI DAN NAMA SUNGAI

17 Sungai Tarum Barat (Bekasi)

17A Sungai Tarum Barat, Depan Universitas Borobudur (Kalimalang Tegah)

18 Sungai Tarum Barat (Jalan Kalimalang)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

GRAFIK : II.20.

HASIL PENGUKURAN TDS (A) DAN TSS (B) DI SUNGAI TARUM BARAT

(A) 0 500 1000 1500 2000 2500 17 17A 18 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling Tarum Barat Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TDS Gol. D

(42)

(B)

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Perhitungan, 2015

Berdasarkan hasil pengukuran pada ke-14 Sungai dan 1 Kanal yang tersebar pada 85 titik lokasi sampling, maka diketahui bahwa untuk parameter fisik, konsentrasi TDS dan TSS cenderung lebih berfluktuasi namun dari keduanya cenderung memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur No. 582 Tahun 1995 Golongan D baik untuk TDS maupun TSS. Pada titik tertentu akan tinggi dan pada titik tertentu akan rendah. Konsentrasi TDS tertinggi terjadi di Sungai Cipinang, Ciliwung dan Kalibaru. Hal ini diduga berasal dari aktivitas masyarakat seperti yang diketahui bahwa daerah yang dilewati oleh sungai ini merupakan wilayah padat penduduk di DKI Jakarta. Dan umumnya masyarakat yang tinggal di sekitar tersebut memanfaatkan sungai untuk memenuhi kebutuhannya baik untuk MCK maupun untuk membuang sampah juga di buang ke sungai. Hal ini pada akhirnya menjadi pemicu tingginya TDS dan TSS di wilayah tersebut, yang berasal dari limbah domestik.

Konsentrasi TDS dan TSS yang terendah di kali Pesanggrahan. Kali Pesanggrahan merupakan kali yang berada di wilayah Selatan Jakarta.

Konsentrasi TDS dan TSS dipengaruhi oleh seperti garam dan molekul organik serta tanah liat dan pasir. Aktivitas masyrakat dan industri yang membuang limbah ke sungai turut menjadi faktor penting dalam menyumbang tinggi TDS dan TSS tersebut.

2.4.2. Status Mutu Sungai

Pengukuran dilakukan dilakukan pada 3 (tiga) periode berdasarkan bulan pengukuran yakni bulan September, Oktober dan November Tahun 2015. Data sampel yang diperoleh sebanyak 262 sampel yang dikelompokkan kedalam 22 kelompok sungai.

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 17 17A 18 Ko ns en tras i ( m g/ L) Titik Sampling

Sungai Tarum Barat

Periode 1 (September) Periode 2 (Oktober) Periode 3 (November) Baku Mutu TSS Gol. D

(43)

Nilai indeks pencemaran air sungai menunjukan kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi baik atau cemar pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan. Semakin kecil nilai indeks air maka semakin baik kondisi sumber air tersebut demikin sebaliknya.

Indeks Pencemar Air (IPA) mencakup berbagai kelompok parameter kualitas yang independent dan bermakna. Metode yang digunakan untuk mengukur Indeks Pencemaran Air adalah sesuai dengan Kep.Men.LH No.115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air, dengan acuan baku mutu untuk air Tanah adalah Permenkes No.492 Tahun 2010 dan untuk air sungai adalah Peraturan Gubernur No.582 Tahun 1995. Indeks Pencemaran dapat mewakili kualitas air dan tingkat pencemaran suatu badan air apakah tercemar ringan, sedang, berat, atau tidak tercemar. Kategori indeks pencemaran menurut Kep.Men.LH No.115 Tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel : II.22 berikut ini.

TABEL : II.22.

KATEGORI INDEKS PENCEMARAN

NO INDEKS PENCEMARAN KATEGORI

1. 0 ≤ IP ≤ 1 Tidak Tercemar

2. 1 < IP ≤ 5 Tercemar Ringan

3. 5 < IP ≤ 10 Tercemar Sedang

4. IP > 10 Tercemar Berat

Sumber: KepMenLH no.115 Tahun 2003

Berdasarkan nilai IPA maka diketahui status mutu air sungai yang terbagi kedalam 4 (empat) kelompok yaitu:

Cemar Berat =

Cemar Sedang =

Cemar Ringan =

Memenuhi Baku Mutu =

Secara umum sungai di DKI Jakarta telah mengalami perubahan pada kualitas airnya. Indeks Kualitas Air pada sungai di DKI Jakarta menunjukkan nilai buruk sampai sedang, padahal perairan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan manusia. Dampak buruk yang terjadi pada perairan di sungai di

(44)

Ciliwungadalah salah satu sungai terbesar di Pulau Jawa yang melalui wilayah ibukota, DKI Jakarta, dan kerap menimbulkan banjir tahunan di wilayah hilirnya.

Panjang aliran utama sungai ini adalah ±120 km dengan daerah tangkapan airnya (daerah aliran sungai) seluas 387 km persegi. Sungai ini relatif lebar dan di bagian hilirnya. Wilayah yang dilintasi Ciliwung adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Jakarta.

Hulu sungai ini berada di dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, atau tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak. Ciliwung bermuara di daerah Luar Batang. Di sebelah barat, DAS Ciliwung berbatasan dengan DAS Cisadane, DAS Kali Grogol dan DAS Kali Krukut. Sementara di sebelah timurnya, DAS ini berbatasan dengan DAS Kali Sunter dan DAS (Kali) Cipinang. Status mutu sungai Sungai Ciliwung disajikan pada Tabel : II.23.

TABEL : II.23.

STATUS MUTU AIR SUNGAI CILIWUNG

NO NAMA SUNGAI TITIK/ LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Ciliwung 1 08-Sep-15 1,02 cemar ringan

2 Sungai Ciliwung 2 08-Sep-15 1,81 cemar ringan

3 Sungai Ciliwung 2A 08-Sep-15 4,52 cemar ringan

4 Sungai Ciliwung 2B 08-Sep-15 7,88 cemar sedang

5 Sungai Ciliwung 3 08-Sep-15 7,39 cemar sedang

6 Sungai Ciliwung 3A 08-Sep-15 9,24 cemar sedang

7 Sungai Ciliwung 4 08-Sep-15 11,02 cemar berat

8 Sungai Ciliwung 5A 08-Sep-15 10,96 cemar berat

9 Sungai Ciliwung 6 09-Sep-15 9,47 cemar sedang

10 Sungai Ciliwung 29 09-Sep-15 10,11 cemar berat

11 Sungai Ciliwung 29A 09-Sep-15 7,61 cemar sedang

12 Sungai Ciliwung 30 09-Sep-15 6,68 cemar sedang

13 Sungai Ciliwung 31 09-Sep-15 9,19 cemar sedang

14 Sungai Ciliwung 32 09-Sep-15 4,86 cemar ringan

15 Sungai Ciliwung 1 06-Okt-15 3,74 cemar ringan

16 Sungai Ciliwung 2 06-Okt-15 5,65 cemar sedang

17 Sungai Ciliwung 2A 06-Okt-15 1,9 cemar ringan

18 Sungai Ciliwung 2B 06-Okt-15 8,9 cemar sedang

19 Sungai Ciliwung 3 06-Okt-15 7,28 cemar sedang

20 Sungai Ciliwung 3A 06-Okt-15 8,61 cemar sedang

21 Sungai Ciliwung 4 06-Okt-15 9,8 cemar sedang

22 Sungai Ciliwung 5 07-Okt-15 8,77 cemar sedang

23 Sungai Ciliwung 6 07-Okt-15 7,21 cemar sedang

24 Sungai Ciliwung 29 07-Okt-15 10,34 cemar berat

(45)

NO NAMA SUNGAI TITIK/ LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

26 Sungai Ciliwung 30 07-Okt-15 7,84 cemar sedang

27 Sungai Ciliwung 31 07-Okt-15 8,94 cemar sedang

28 Sungai Ciliwung 32 07-Okt-15 5,1 cemar sedang

29 Sungai Ciliwung 1 02-Nop-15 2,68 cemar ringan

30 Sungai Ciliwung 2 02-Nop-15 1,82 cemar ringan

31 Sungai Ciliwung 2A 02-Nop-15 2,6 cemar ringan

32 Sungai Ciliwung 2B 02-Nop-15 7,15 cemar sedang

33 Sungai Ciliwung 29 03-Nop-15 12,05 cemar berat

34 Sungai Ciliwung 29A 03-Nop-15 8,78 cemar sedang

35 Sungai Ciliwung 30 03-Nop-15 8,09 cemar sedang

36 Sungai Ciliwung 31 03-Nop-15 12,72 cemar berat

37 Sungai Ciliwung 32 03-Nop-15 8,69 cemar sedang

38 Sungai Ciliwung 6 03-Nop-15 4,91 cemar ringan

39 Sungai Ciliwung 3 10-Nop-15 0,74 memenuhi baku mutu

40 Sungai Ciliwung 3A 10-Nop-15 3,65 cemar ringan

41 Sungai Ciliwung 4 10-Nop-15 7,48 cemar sedang

42 Sungai Ciliwung 5 10-Nop-15 7,51 cemar sedang

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

Untuk sungai Ciliwung terdiri dari 42 sampel air sungai yang diukur, diketahui bahwa didominasi oleh sungai yang Cemar Sedang sebanyak 24 sampel air sungai; 11 sungai Cemar Ringan; 6 sampel air sungai Cemar Berat dan 1 sampel air sungai memenuhi baku mutu atau dalam kondisi baik.

2.4.2.2. Sungai Cipinang

Di Daerah pengaliran Sungai ini terdapat berbagai kegiatan usaha yaitu kegiatan industri, rumah sakit dan pemukiman. Dengan adanya berbagai kegiatan ini maka sungai Cipinang selain menampung curah hujan juga menampung limbah dari berbagai kegiatan tersebut. Akibat masuknya beban limbah dari berbagai kegiatan tersebut tanpa didukung oleh kemampuan daya tampung sungai yang memadai maka terjadilah pencemaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemantauan kualitas air sungai Cipinang dan pengolahan data dengan metode storet yang dilakukan BPLHD DKI Jakarta.

Adanya industri dan usaha kegiatan lainnya seperti pasar dan rumah sakit di sepanjang daerah aliran Kali Cipinang Jakarta Timur pada satu sisi dapat membawa keuntungan bagi penduduk karena

(46)

STATUS MUTU AIR SUNGAI CIPINANG NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL INDEKS

PENCEMAR STATUS

1 Sungai Cipinang 8 08-Sep-15 9,94 cemar sedang

2 Sungai Cipinang 8A 08-Sep-15 11,9 cemar berat

3 Sungai Cipinang 8B 08-Sep-15 7,07 cemar sedang

4 Sungai Cipinang 8C 08-Sep-15 15,04 cemar berat

5 Sungai Cipinang 8F 08-Sep-15 15,28 cemar berat

6 Sungai Cipinang 9 09-Sep-15 10,72 cemar berat

7 Sungai Cipinang 8A 06-Okt-15 12,76 cemar berat

8 Sungai Cipinang 8B 06-Okt-15 7,38 cemar sedang

9 Sungai Cipinang 8C 06-Okt-15 13,74 cemar berat

10 Sungai Cipinang 8F 06-Okt-15 13,84 cemar berat

11 Sungai Cipinang 8 06-Okt-15 7,88 cemar sedang

12 Sungai Cipinang 9 07-Okt-15 13,97 cemar berat

13 Sungai Cipinang 8A 02-Nop-15 14,26 cemar berat

14 Sungai Cipinang 8B 02-Nop-15 11,4 cemar berat

15 Sungai Cipinang 8C 02-Nop-15 11,94 cemar berat

16 Sungai Cipinang 8F 02-Nop-15 10,73 cemar berat

17 Sungai Cipinang 8 02-Nop-15 8,58 cemar sedang

18 Sungai Cipinang 9 03-Nop-15 10,66 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.3. Sungai Sunter

Daerah aliran sungai Kali Sunter sangat padat penghuninya, dan sering terjadi banjir. Di sepanjang sisi aliran sungai ini terdapat lima danau yang total luasnya adalah 37.2 ha, dan direncanakan pada masa depan 11 danau kecil lainnya akan dibangun untuk mengendalikan banjir dengan luas mencapai 163.74 ha. Hasil perhitungan status mutu Sungai Sunter disajikan pada Tabel : II.25.

TABEL : II.25.

STATUS MUTU AIR SUNGAI SUNTER

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Sunter 10 09-Sep-15 9,51 Cemar Sedang

2 Sungai Sunter 10A 09-Sep-15 10,82 Cemar Berat

3 Sungai Sunter 11 09-Sep-15 10,18 Cemar Berat

4 Sungai Sunter 12 09-Sep-15 14,31 Cemar Berat

5 Sungai Sunter 45 30-Sep-15 11,76 Cemar Berat

6 Sungai Sunter 13 30-Sep-15 9,83 Cemar Sedang

(47)

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

8 Sungai Sunter 10A 07-Okt-15 10,72 Cemar Berat

9 Sungai Sunter 11 07-Okt-15 11,51 Cemar Berat

10 Sungai Sunter 45 27-Okt-15 12,33 Cemar Berat

11 Sungai Sunter 12 27-Okt-15 9,01 Cemar Sedang

12 Sungai Sunter 13 27-Okt-15 8,46 Cemar Sedang

13 Sungai Sunter 10 03-Nop-15 6,98 Cemar Sedang

14 Sungai Sunter 10A 03-Nop-15 9,86 Cemar Sedang

15 Sungai Sunter 11 03-Nop-15 7,4 Cemar Sedang

16 Sungai Sunter 12 03-Nop-15 11,29 Cemar Berat

17 Sungai Sunter 13 24-Nop-15 9,71 Cemar Sedang

18 Sungai Sunter 45 24-Nop-15 13,58 Cemar Berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.4. Sungai Kali Baru

TABEL : II.26.

STATUS MUTU AIR SUNGAI KALI BARU

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Kali Baru 7 15-Sep-15 12,01 cemar berat

2 Sungai Kali Baru 7A 15-Sep-15 14,48 cemar berat

3 Sungai Kali Baru 7B 15-Sep-15 15,02 cemar berat

4 Sungai Kali Baru 33 15-Sep-15 8,06 cemar sedang

5 Sungai Kali Baru 33A 15-Sep-15 10,47 cemar berat

6 Sungai Kali Baru 33B 15-Sep-15 11,18 cemar berat

7 Sungai Kali Baru 33C 30-Sep-15 11,56 cemar berat

8 Sungai Kali Baru 34 30-Sep-15 10,98 cemar berat

9 Sungai Kali Baru 7B 12-Okt-15 8,34 cemar sedang

10 Sungai Kali Baru 33B 12-Okt-15 14,76 cemar berat

11 Sungai Kali Baru 33A 12-Okt-15 11,33 cemar berat

12 Sungai Kali Baru 33 12-Okt-15 9,64 cemar sedang

13 Sungai Kali Baru 7 12-Okt-15 2,32 cemar ringan

14 Sungai Kali Baru 7A 12-Okt-15 0,81 cemar ringan

15 Sungai Kali Baru 33C 26-Okt-15 10,23 cemar berat

(48)

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR STATUS

23 Sungai Kali Baru 33C 23-Nop-15 11,72 cemar berat

24 Sungai Kali Baru 34 23-Nop-15 11,25 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.5. Banjir Kanal Timur (Hulu dan Hilir)

TABEL : II.27.

STATUS MUTU AIR SUNGAI DI BKT HULU HINGGA HILIR

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 BKT Hulu 50 15-Sep-15 11,24 cemar berat

2 BKT Hulu 50 13-Okt-15 10,99 cemar berat

3 BKT Hulu 50 09-Nop-15 11,29 cemar berat

1 BKT Hilir 51 15-Sep-15 2,5 cemar ringan

2 BKT Hilir 51 13-Okt-15 8,22 cemar sedang

3 BKT Hilir 51 09-Nop-15 4,17 cemar ringan

1 BKT Hilir 52 15-Sep-15 7,36 cemar sedang

2 BKT Hilir 52 13-Okt-15 6,56 cemar sedang

3 BKT Hilir 52 09-Nop-15 11,48 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.6. Sungai Buaran

TABEL : II.28.

STATUS MUTU AIR SUNGAI BUARAN

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Buaran 36 15-Sep-15 11,54 cemar berat

2 Sungai Buaran 36A 15-Sep-15 10,98 cemar berat

3 Sungai Buaran 48 16-Sep-15 14,43 cemar berat

4 Sungai Buaran 36 13-Okt-15 11,06 cemar berat

5 Sungai Buaran 36A 13-Okt-15 9,65 cemar sedang

6 Sungai Buaran 48 13-Okt-15 13,26 cemar berat

7 Sungai Buaran 48 16-Nop-15 9,33 cemar sedang

8 Sungai Buaran 38 24-Nop-15 12,31 cemar berat

9 Sungai Buaran 36A 24-Nop-15 11,87 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(49)

2.4.2.7. Sungai Cakung

TABEL : II.29.

STATUS MUTU AIR SUNGAI CAKUNG

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Cakung 35 16-Sep-15 9,77 cemar sedang

2 Sungai Cakung 37 16-Sep-15 10,5 cemar berat

3 Sungai Cakung 38 30-Sep-15 6,2 cemar sedang

4 Sungai Cakung 35 13-Okt-15 7,62 cemar sedang

5 Sungai Cakung 37 13-Okt-15 10,34 cemar berat

6 Sungai Cakung 38 27-Okt-15 9,14 cemar sedang

7 Sungai Cakung 35 09-Nop-15 11,8 cemar berat

8 Sungai Cakung 38 09-Nop-15 7,9 cemar sedang

9 Sungai Cakung 37 10-Nop-15 11,58 cemar berat

10 Sungai Cakung 37 16-Nop-15 11,67 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.8. Sungai Petukangan

TABEL : II.30.

STATUS MUTU AIR SUNGAI PETUKANGAN

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Petukangan 39 16-Sep-15 11,22 cemar berat

2 Sungai Petukangan 40 16-Sep-15 9,5 cemar sedang

3 Sungai Petukangan 39 13-Okt-15 11,15 cemar berat

4 Sungai Petukangan 40 13-Okt-15 13,33 cemar berat

5 Sungai Petukangan 39 16-Nop-15 15,12 cemar berat

6 Sungai Petukangan 40 16-Nop-15 12,54 cemar berat

7 Sungai Petukangan 39 16-Nop-15 15,22 cemar berat

8 Sungai Petukangan 40 16-Nop-15 12,65 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(50)

PENCEMAR

3 Sungai Cideng 28A 20-Okt-15 14,7 cemar berat

4 Sungai Cideng 28B 20-Okt-15 10,88 cemar berat

5 Sungai Cideng 28 02-Nop-15 14,83 cemar berat

6 Sungai Cideng 28A 02-Nop-15 15,24 cemar berat

7 Sungai Cideng 28B 02-Nop-15 11,41 cemar berat

8 Sungai Cideng 28 22-Sep-15 18,44 cemar berat

9 Sungai Cideng 28A 22-Sep-15 15,73 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.10. Sungai Krukut

TABEL : II.32.

STATUS MUTU AIR SUNGAI KRUKUT

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Krukut 14 16-Sep-15 3,38 cemar ringan

2 Sungai Krukut 14A 16-Sep-15 10,5 cemar berat

3 Sungai Krukut 15A 16-Sep-15 5,27 cemar sedang

4 Sungai Krukut 15 23-Sep-15 5,55 cemar sedang

5 Sungai Krukut 14 13-Okt-15 4,15 cemar ringan

6 Sungai Krukut 15A 13-Okt-15 5,96 cemar sedang

7 Sungai Krukut 14A 13-Okt-15 10,55 cemar berat

8 Sungai Krukut 15 13-Okt-15 10,79 cemar berat

9 Sungai Krukut 14 10-Nop-15 3,57 cemar ringan

10 Sungai Krukut 15A 10-Nop-15 4,37 cemar ringan

11 Sungai Krukut 14A 10-Nop-15 9,14 cemar sedang

12 Sungai Krukut 15 10-Nop-15 8,28 cemar sedang

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.11. Sungai Mampang

TABEL : II.33.

STATUS MUTU AIR SUNGAI MAMPANG

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Mampang 14B 16-Sep-15 11,24 cemar berat

2 Sungai Mampang 14C 16-Sep-15 11,85 cemar berat

3 Sungai Mampang 14D 16-Sep-15 7,25 cemar sedang

(51)

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

5 Sungai Mampang 14C 13-Okt-15 12,48 cemar berat

6 Sungai Mampang 14B 13-Okt-15 14,3 cemar berat

7 Sungai Mampang 14D 10-Nop-15 12,03 cemar berat

8 Sungai Mampang 14C 10-Nop-15 12,55 cemar berat

9 Sungai Mampang 14B 10-Nop-15 13,62 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.12. Sungai Angke

TABEL : II.34.

STATUS MUTU AIR SUNGAI ANGKE

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Angke 19 23-Sep-15 7,56 cemar sedang

2 Sungai Angke 20A 23-Sep-15 11,34 cemar berat

3 Sungai Angke 20B 23-Sep-15 11,9 cemar berat

4 Sungai Angke 20C 23-Sep-15 11,35 cemar berat

5 Sungai Angke 19 20-Okt-15 9,98 cemar berat

6 Sungai Angke 20A 20-Okt-15 10,78 cemar berat

7 Sungai Angke 20B 20-Okt-15 14,67 cemar berat

8 Sungai Angke 20C 20-Okt-15 11,54 cemar berat

9 Sungai Angke 19 17-Nop-15 4,05 cemar ringan

10 Sungai Angke 20A 17-Nop-15 7,16 cemar sedang

11 Sungai Angke 20B 17-Nop-15 7,66 cemar sedang

12 Sungai Angke 20C 17-Nop-15 4,73 cemar ringan

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.13. Sungai Cengkareng

TABEL : II.35.

STATUS MUTU AIR SUNGAI CENGKARENG

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Cengkareng 21 23-Sep-15 3,99 cemar ringan

(52)

TABEL : II.36.

STATUS MUTU AIR SUNGAI TARUM BARAT

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Tarum Barat 17 22-Sep-15 1,55 cemar ringan

2 Sungai Tarum Barat 17A 22-Sep-15 1,36 cemar ringan

3 Sungai Tarum Barat 18 22-Sep-15 1,55 cemar ringan

4 Sungai Tarum Barat 17 20-Okt-15 5,75 cemar sedang

5 Sungai Tarum Barat 17A 20-Okt-15 1,27 cemar ringan

6 Sungai Tarum Barat 18 20-Okt-15 1,25 cemar ringan

7 Sungai Tarum Barat 17 24-Nop-15 0,94 memenuhi baku mutu

8 Sungai Tarum Barat 17A 24-Nop-15 3,08 cemar ringan

9 Sungai Tarum Barat 18 24-Nop-15 3,69 cemar ringan

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.15. Sungai Kamal

TABEL : II.37.

STATUS MUTU AIR SUNGAI KAMAL

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Kamal 42 22-Sep-15 11,54 cemar berat

2 Sungai Kamal 41A 22-Sep-15 2,85 cemar ringan

3 Sungai Kamal 41 22-Sep-15 7 cemar sedang

4 Sungai Kamal 42 20-Okt-15 7,85 cemar sedang

5 Sungai Kamal 41A 20-Okt-15 9,79 cemar sedang

6 Sungai Kamal 41 20-Okt-15 5,1 cemar sedang

7 Sungai Kamal 42 16-Nop-15 10,42 cemar berat

8 Sungai Kamal 41A 16-Nop-15 10,88 cemar berat

9 Sungai Kamal 41 16-Nop-15 4,2 cemar ringan

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.16. Sungai Grogol

TABEL : II.38.

STATUS MUTU AIR SUNGAI GROGOL

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Grogol 27 22-Sep-15 4,08 cemar ringan

(53)

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

3 Sungai Grogol 25A 29-Sep-15 6,56 cemar sedang

4 Sungai Grogol 25B 29-Sep-15 11,91 cemar berat

5 Sungai Grogol 26 06-Okt-15 11,66 cemar berat

6 Sungai Grogol 25B 20-Okt-15 11,75 cemar berat

7 Sungai Grogol 26 20-Okt-15 14,48 cemar berat

8 Sungai Grogol 27 20-Okt-15 7,45 cemar sedang

9 Sungai Grogol 25 26-Okt-15 6,43 cemar sedang

10 Sungai Grogol 25A 26-Okt-15 8,45 cemar sedang

11 Sungai Grogol 25B 17-Nop-15 11,03 cemar berat

12 Sungai Grogol 26 16-Nop-15 9,39 cemar sedang

13 Sungai Grogol 27 16-Nop-15 3,5 cemar ringan

14 Sungai Grogol 25 23-Nop-15 7,04 cemar sedang

15 Sungai Grogol 25A 23-Nop-15 7,03 cemar sedang

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.17. Sungai Pesanggrahan

Kali Pesanggrahan adalah sungai yang mengalir dari Kabupaten Bogor, Kota Depok, Jakarta Selatan, hingga akhirnya ke Tangerang, Banten. Sungai ini melewati Kecamatan Tanah Sereal, Kecamatan Bojong Gede, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Limo, Kecamatan Kebayoran Lama, Kecamatan Pesanggrahan, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Kebun Jeruk, hingga akhirnya ke Cengkareng. Berdasarkan data tahun 2005, 55 persen Sub-Daerah Aliran Sungai Kali Pesanggrahan telah ditempati oleh perumahan, hanya 7 persen yang masih berupa hutan, 20 persen sawah, dan 13 persen ladang (Yanto, 2008).

TABEL : II.39.

STATUS MUTU AIR SUNGAI PESANGGRAHAN

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Pesanggrahan 23 29-Sep-15 2,59 cemar ringan

2 Sungai Pesanggrahan 23A 29-Sep-15 4,96 cemar ringan

3 Sungai Pesanggrahan 49 29-Sep-15 6,67 cemar sedang

4 Sungai Pesanggrahan 49A 29-Sep-15 5,77 cemar sedang

(54)

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR STATUS

12 Sungai Pesanggrahan 23A 23-Nop-15 2,88 cemar ringan

13 Sungai Pesanggrahan 23B 23-Nop-15 4,64 cemar ringan

14 Sungai Pesanggrahan 49A 23-Nop-15 10,64 cemar berat

15 Sungai Pesanggrahan 49 23-Nop-15 6,63 cemar sedang

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.18. Sungai Sepak

TABEL : II.40.

STATUS MUTU AIR SUNGAI SEPAK

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Sepak 43 29-Sep-15 14,78 cemar berat

2 Sungai Sepak 43A 29-Sep-15 7,51 cemar sedang

3 Sungai Sepak 43A 26-Okt-15 7,04 cemar sedang

4 Sungai Sepak 43 26-Okt-15 9,65 cemar sedang

5 Sungai Sepak 43A 23-Nop-15 3,65 cemar ringan

6 Sungai Sepak 43 23-Nop-15 11,65 cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

2.4.2.19. Sungai Blencong

TABEL : II.41.

STATUS MUTU AIR SUNGAI BLENCONG

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Blencong 46 30-Sep-15 4,44 cemar ringan

2 Sungai Blencong 46 27-Okt-15 7,1 cemar sedang

3 Sungai Blencong 46 09-Nop-15 5,66 cemar sedang

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

(55)

2.4.2.20. Sungai Mookervert

TABEL : II.42.

STATUS MUTU AIR SUNGAI MOOKERVERT

NO NAMA SUNGAI TITIK/LOKASI PERIODE/TANGGAL PENCEMAR INDEKS STATUS

1 Sungai Mookervart 24A 22-Sep-15 8,24 Cemar sedang

2 Sungai Mookervart 24B 22-Sep-15 8,05 Cemar sedang

3 Sungai Mookervart 24C 22-Sep-15 10,76 Cemar berat

4 Sungai Mookervart 24D 22-Sep-15 11,66 Cemar berat

5 Sungai Mookervart 24 22-Sep-15 11,26 Cemar berat

6 Sungai Mookervart 24A 20-Okt-15 8,89 Cemar sedang

7 Sungai Mookervart 24B 20-Okt-15 11,37 Cemar berat

8 Sungai Mookervart 24C 20-Okt-15 11,3 Cemar berat

9 Sungai Mookervart 24D 20-Okt-15 14,41 Cemar berat

10 Sungai Mookervart 24 20-Okt-15 10,78 Cemar berat

11 Sungai Mookervart 24A 17-Nop-15 9,59 Cemar sedang

12 Sungai Mookervart 24B 17-Nop-15 12,05 Cemar berat

13 Sungai Mookervart 24C 17-Nop-15 11,17 Cemar berat

14 Sungai Mookervart 24D 17-Nop-15 14,23 Cemar berat

15 Sungai Mookervart 24 17-Nop-15 12,6 Cemar berat

Sumber : BPLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Keterangan : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan Tabel : II.42, disajikan data hasil analisis pemantauan air sungai di DKI Jakarta dimana sungai dengan status tercemar berat adalah yang terbesar yakni 43,89 persen kemudian secara berurut adalah sungai dengan tercemar sedang sebesar 38,93 persen; tercemar ringan 16,41 persen dan memenuhi baku mutu 0,76 persen.

TABEL : II.43.

PERSENTASE STATUS MUTU AIR SUNGAI DI DKI JAKARTA TAHUN 2015

STATUS MUTU JUMLAH PERSENTASE (%)

Cemar Berat 115 43,89

Cemar Ringan 43 16,41

Cemar Sedang 102 38,93

(56)

Parameter fisik yang digunakan dalam pengukuran ini adalah TDS (Total Dissolved Solids/Padatan Terlarut) dan TSS (Total Suspended Solid/Padatan Tersuspensi). Pengukuran dilakukan bulan September, Oktober dan November. Walaupun sebagai parameter fisik namun dilakukan di laboratorium. Faktor fisik seperti TDS dan TSS berpengaruh terhadap aktivitas kimiawi dan biologis di dalam air.

Hasil pengukuran dari titik 1 hingga titik 32 dapat diketahui bahwa suhu Sungai Ciliwung berkisar antara 132 mg/L–1.015 mg/L. Konsentrasi dari hasil pengukuran ini diketahui TDS terendah pada titik 1 (Sungai Ciliwung, Kelapa Dua (Srengseng Sawah)) dan tertinggi pada titik 32 (Sungai Ciliwung, Gajah Mada, Pompa Pluit ) yakni 1.015 mg/L. Semakin ke hilir, konsentrasi TDS dan TSS semakin meningkat. Peningkatan TDS dan TSS disebabkan, karena air sungai bertambah dari aliran rumah tangga, sehingga organik dan pasir, tanah pada air sungai menjadi dominan dan akhirnya tidak mampu menstabilkan konsentrasi TDS dan TSS dalam air sungai.

Tingginya kandungan TDS dan TSS dalam air akan menimbulkan beberapa akibat yakni jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu dan jika batas suhu yang mematikan terlampaui ikan dan hewan air lainnya akan mati. Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-bahan yang tersuspensi (diameter > 1 µm) yang terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah yang terbawa ke badan air (Effendi, 2003). Hasil pengukuran TSS di sungai-sungai DKI Jakarta berkisar antara 103-226 mg/L. Nilai TSS ini masih berada di bawah batas klasifikasi mutu air golongan D Per. Gub. RI No.582 Tahun 1995 yang ditentukan, yakni 200 mg/L. Hal tersebut menunjukkan bahwa perairan sungai-sungai DKI Jakarta dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang dipersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Nilai TSS ini menunjukkan adanya padatan yang tersuspensi disuatu perairan. Padatan tersuspensi dapat berupa mineral atau bahan organik yang berasal dari erosi tanah, limbah pertambangan, sisa pakan, pembuangan kotoran dan sampah yang dapat ditemukan di air permukaan.

Kualitas air sungai di DKI Jakarta telah mengalami penurunan. Kualitas air sungai diperoleh data pengamatan terhadap paremeter fisik, kimia, dan mirkobiologi. Parameter fisik air cenderung memenuhi baku mutu air sungai, yaitu parameter TDS 132-1.015 mg/liter (telah melampaui kualitas Baku Mutu Golongan B dan C) dan TSS 12-197 mg/liter (telah melampaui Baku Mutu Golongan B dan C). Kondisi demikian menempatkan kualitas air sungai-sungai di DKI Jakarta termasuk kedalam kualitas air Golongan D. Standar air di bawah Golongan B dan C artinya air sungai-sungai tersebut sudah tercemar berat dan tidak layak kalau langsung digunakan untuk pasokan air minum sehingga hanya layak untuk kegiatan pertanian dan perikanan.

(57)

Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan seperti sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat dan klorida. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, detergen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri pencucian.

TDS juga berasal dari organik seperti daun, lumpur, plankton dan limbah industri serta limbah rumah tangga. Sumber-sumber lain Keadaan ini tidak terlepas dari tingginya laju permukiman dan aktivitas masyarakat dan intensitas aktivitas pertanian dan permukiman di wilayah hulu. Perkembangan permukiman dan berkembangnya kegiatan wisata di wilayah hulu telah memberikan tambahan volume sampah organik padat dan cair yang dibuang / dialirkan ke dalam badan air sungai. Perkembangan permukiman dan aktivitas massal di wilayah sungai di wilayah hulu telah memberikan peningkatan TDS dan TSS (memenuhi baku mutu Golongan D) yang berbahaya bagi kesehatan.

2.4.4. Status Mutu Air Sungai

Penentuan status mutu air sungai dilakukan dengan Metode Indeks Pencemaran yang telah dibakukan dalam Pedoman Penentuan Status Mutu Air pada Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Cara perhitungan nilai skor dan penentuan status mutu Metode Indeks Pencemaran disajikan pada Tabel : II.44.

TABEL : II.44.

KATEGORI INDEKS PENCEMARAN

NO INDEKS PENCEMARAN KATEGORI

1. 0 ≤ IP ≤ 1 Meemenuhi baku mutu (kondisi baik)

2. 1 < IP ≤ 5 Cemar Ringan

3. 5 < IP ≤ 10 Cemar Sedang

4. IP > 10 Cemar Berat

Sumber: Kep.Men. LH Nomor 115 Tahun 2003

Penilaian kadar parameter kualitas air mengacu kepada Baku Mutu Air (BMA) yang berlaku untuk sungai pada Lampiran SK. Gubernur No.582 Tahun 1995. Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang bervariasi mengenai indeks pencemaran air tanah di DKI Jakarta. Terdapat empat kategori pencemaran, yaitu tidak tercemar/tidak memenuhi baku mutu, tercemar ringan, tercemar sedang, dan

Gambar

TABEL : II.2.
GRAFIK : II.1.
TABEL : II.3.
TABEL : II.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan 2 siklus dalam 4 tahap, yaitu: tahap Perencanaan

Eldy (2011), dalam penelitianya tentang analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap kinerja keuangan koperasi karyawan ( KOPKAR ) ruwajurai PTPN

Kajian tersebut membahas tentang nilai-nilai Islam, pergeseran, matra,eksistensi dalam dabus, sedangkan peneliti ini lebih memfokuskan bagaimana pelaksanaan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap yang melatarbelakangi 7 orang informan yang melakukan hubungan seks yaitu karena adanya pengaruh dari media sosial (nonton

Posisi awal berdiri tegak, kemudian angkat kedua tangan ke atas kepala dengan cepat dan lakukan gerakan melompat secara bersamaan dengan membuka kedua kaki,

[13] Gunawan ; Dedy Agung Prabowo, &#34;Sistem Ujian Online Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru dengan Pengacakan Soal Menggunakan Linear Congruent Method,&#34; Sistem Ujian

Komisi yang beranggotakan Negara-Negara seperti Australia (sebagai Negara yang ditunjuk oleh Indonesia untuk menjadi wakilnya dari komisi ini), Belgia (sebagai

Selanjutnya, KUA (Kebijakan Umum Anggaran) dan PPAS (Prioritas Plafon Anggaran Sementara) yang telah di sepakati bersama akan menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah