• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

56

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Era modern dan globalisasi saat ini telah menjadi pendorong pesatnya perkembang teknologi dan informasi. Pesatnya perkembangan teknologi informasi ini telah merebak di seluruh dunia. Tidak hanya di negara maju saja, namun negara berkembang pun telah terpacu untuk mengembangkan teknologi informasi di dalam masyarakatnya. Hal tersebut menyebabkan teknologi informasi memiliki kedudukan yang penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Kebutuhan masyarakat dunia pun mengalami perkembangan, dan teknologi informasi pun memegang peranan penting di masa kini maupun di masa yang akan datang. Teknologi informasi membawa keuntungan dan kepentingan yang besar bagi negara-negara di dunia khususnya Indonesia.

Selanjutnya teknologi informasi telah menjadi salah satu favorit dalam hal praktik bisnis di kalangan masyarakat, seperti kegiatan jual-beli pada beberapa macam situs-situs internet ataupun account sosial media yang dijadikan sarana bisnis. Perdagangan dengan menggunakan sarana internet tentunya sangat memberikan kemudahan dan efisiensinya sangat tinggi dalam kegiatan bisnis ataupun transaksi jual beli melalui internet, atau biasa disebut jual-beli online. Dari paparan tersebut, teknologi informasi kini telah memiliki peranan penting khususnya dalam urusan jual beli di kalangan

(2)

57 masyarakat, baik untuk masa kini maupun di masa mendatang. Teknologi Informasi diyakini membawa keuntungan dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun, keberhasilan teknologi informasi tersebut secara bersamaan menyebabkan berbagai permasalahan yang tidak mudah ditemukan jalan keluarnya.

Hal tersebut diperkuat dengan munculnya kejahatan-kejahatan baru dalam bidang teknologi informasi dan internet, atau lebih dikenal dengan sebutan cybercrime. Pada dasarnya cybercrime meliputi semua tindak pidana yang berkenaan dengan sistem informasi, sistem informasi (information system) itu sendiri, serta sistem komunikasi yang merupakan sarana untuk penyampaian/pertukaran informasi kepada pihak lainnya. Sala satu bentuk cybercrime yang paling marak terjadi di Polda Jawa Tmur adalah penipuan melalui situs jual beli online.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Subbag Renmin Siber Polda Jawa Tmur. Berikut kasus penipuan online yang ditangani berdasarkan data laporan masyarakat yang diterima oleh Polda Jawa Timur tahun 2018-2020 mengenai tindak pidana penipuan online yakni:

Tahun Jumlah kasus

2018 66

2019 69

2020

(sampai bulan agustus)

47 Sumber : Data diperoleh Subbag Renmin Siber

(3)

58 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasannya terdapat peningkatan kasus tindak pidana penipuan online . Kenaikan ini terlihat dari jumlah kasus yang ditangani tiap tahunnya menunjukan pertambahan jumlah dari tahun 2018 dengan satu kasus kemudian pada tahun 2019 meningkat dari jumlah sebelumnya yakni tiga kasus dalam satu tahun.

Skema dari penipuan yang marak terjadi dalam transaksi elektronik sering terjadi dalam situs internet, ruang obrolan, iklan, dan email, yang dimana para pelaku memiliki peran dalam menawarkan produk/ barang kepada calon korban dimana produk/ barang tersebut sesungguhnya tidak pernah ada, berkomunikasi dengan adanya sifat menjerumuskan korban hingga menimbulkan kerugian dengan mengambil atau memindahkan dana korban, aset, atau barang lainnya tanpa sepengetahuan korban ke

dalam penguasaan pelaku. 1

Makna di atas, mengartikan penipuan melalui media elektronik yang terhubung ke jaringan internet memiliki pengertian yang hampir sama dengan penipuan biasa namun penipuan dalam transaksi eletronik ini menggunakan salah satu atau lebih komponen media dan komponen yang ada dalam internet

seperti situs, ruang obrolan dan email2. Undang-undang Nomor 11 Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik UndangUndang ITE belum mengatur secara khusus tentang tindak penipuan melalui media eletronik maka pasal yang secara khusus yang bisa digunakan ialah pasal 378 KUHP dimana bisa disimpulkan bahwa siapapun dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau pihak lain dengan melawan hukum, dan juga mejerumuskan

1 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.

25 Agustus 2020

2 Budhijanto D. 2017. Revolusi Cyberlaw Indonesia Pembaharuan dan Revisi Undang undang

(4)

59 orang lain untuk menyerahkan segala aset yang dimilikinya, dan menghilangkan piutang akan dipidana penjara paling lama 4 tahun.

Hingga saat ini modus penipuan online juga semakin bertambah, dengan banyaknya marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Jdi.id dan lain-lain yang menawarkan berbagai macam promo-promo gratis ongkir,dikson 90%, vocher belanja, hingga cashback untuk menarik minat konsumen, membuka peluang para pelaku tindak pidana penipuan online untuk melancarkan aksinya. Saat ini Promo uang kembali atau cashback tengah jadi primadona penggila belanja online. Seiring dengan berkembangannya transaksi jual beli online, skema cashback kian hari juga semakin populer. Banyak pelaku industri digital menawarkan cashback untuk setiap pembelian barang atau jasa salah satunya Tokopedia. Biasanya cashback yang diberikan Tokopedia dengan kisaran mulai dari

3% hingga 5% dari harga produk3. Bahkan disaat-saat tertentu seperti

perayaan hari jadi Tokopedia memberikan cashback besar-besaran Hal ini tentunya memberikan banyak keuntungan terutama pada sisi konsumen.

Ada dua laporan kasus penipuan cashback yang terjadi di Tokopedia yang masuk di Polda Jatim:

Pertama, kasus yang ditangani Polda Jatim pada Juli 2019. Empat orang menjadi tersangka, antara lain S alias SHB (23) warga Blitar, ZNH (32) warga Tulungagung, dan CDP (30) serta AR (41) warga Malang. Menurut Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara, pelaku diduga melakukan pembelian kupon (voucher) Indomaret dengan nominal Rp 1 juta dan dijual

3 Tokopedia . “Apa itu fitur cashback”. https://www.tokopedia.com/help/article/ diakses tanggal

(5)

60 Rp1.010.000 di Tokopedia. Modus yang dilakukan pelaku dengan berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Dengan menggunakan akun yang dibuat sendiri, mereka melakukan transaksi palsu. Tersangka S adalah pemilik dan pengguna akun Tokopedia dengan nama “Mr Crab” yang berperan sebagai penjual bekerja sama dengan tersangka lainnya CDP, ZNH, dan AR yang berperan sebagai pembeli. Dari situ, S mendapatkan keuntungan 10 ribu, sedangkan ketiga pelaku lainnya mendapatkan keuntungan cashback 10% dari nilai voucher atau sebesar Rp 100 ribu. Aksi penipuan itu pun terendus oleh Tokopedia dan akun Mr Crab akhirnya dibekukan dan dilaporkan ke Polda Jatim. Polisi menyita sejumlah barang bukti berupa buku rekening bank, handphone, dan laptop, lalu 940 lembar voucher Rp 50 ribu, 960 lembar voucher Rp 25 ribu, dan 100

lembar voucherRp 100 ribu.4

Kedua, terjadi pada Oktober 2019 juga ditangani oleh Polda Jatim. Tiga tersangka asal Surabaya, yaitu Ramses Lawrenzo dan Hansel Boedi Supriyanto warga Dukuh Pakis, serta Kenno Kent warga Mulyorejo. Terungkap kerika Tim Siber Ditreskrimsus Polda Jatim berpatroli siber di dunia maya dan mendapati sebuah grub WhatsApp yang mencurigakan bernama “Chuanchuanchuan”. Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim, AKBP Arman Asmara, mengatakan, kelompok ini berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Mereka membuat order fiktif ke salah satu toko di Tokopedia yang dikelola oleh salah satu pelaku. Paketan yang dibeli berupa kardus dibungkus, tapi isinya kosong. Itu hanya sebagai syarat, agar data pengiriman bisa terdata oleh sistem marketplace dan uang dari konsumen dapat dicairkan. Tujuan mereka merekayasa pembelian untuk memperoleh laba dari kembalian uang yang dipromokan oleh Tokopedia. Mereka beraksi selama 5 bulan di Surabaya. Setiap kali transaksi, para pelaku bisa meraup keuntungan mulai Rp 100—300.000. Polisi menyita uang

tunai sebesar Rp 32 juta.5

Kedua kasus di atas para pelaku penipuan dijerat Pasal 35 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE dengan ancaman 12 tahun penjara dan denda Rp 12 miliar.

Kalo masalah kasus Tokpedia masuknya ke LPB (laporan pihak yang di rugikan yaitu Tokpedia) rata-rata kasus yang masuk ada

4 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.

25 Agustus 2020

5 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.

(6)

61 beberapa yang modusnya sama, Karena Polda tidak bisa langsung menemukan kasus tersebut sendiri di lapangan melainkan adanya laporan dari pihak yg di rugikan yang sebab yang tau kerugian seperti akumulasi pembilian suatu akun yang tidak beres, pemanipulasian rating dll yang dapat mendeteksi adalah pihak Tokpedia sendiri. Tokpedia juga mempunyai SOP bahwa pihak yang dapat menerima cashback adalah yang memenuhin kententuan. Mungkin seperti ini : Saya punya akun tokopedia , berarti saya punya satu keberuntungan untuk mendapatkan cashback, nhaa namun para pelaku kejahatan menyiasati hal tersebut dengan membuat sebanyak banyaknya akun untuk mendapatkan cashback dari tokopedia tersebut, Jadi mereka memanipulasi datanya (itu ada pada pasal 35 ite). Untuk kasus penipuan online Tokopedia yang pernah masuk ke kita (Polda Jatim) itu sama sama di jerat dengan Pasal 378 KUHP dan 35 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE karena

modusnya sama mbak mereka memanipulasi data.6

Mekanisme Polda Jatim dalam penindakan terhadap kasus tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia cenderung sama dengan SOP penyidikan pada umumnya, namun untuk kasus penipuan online cashback di Tokopedia ini masuknya ke LPB (laporan pihak yang di rugikan yaitu Tokopedia) Karena polda tidak bisa langsung menemukan kasus tersebut sendiri di lapangan melainkan adanya laporan dari pihak yg di rugikan sebab yang mengetahui kerugian seperti akumulasi pembelian suatu akun yang tidak beres, pemanipulasian rating dan lain-lain yang dapat mendeteksi adalah pihak Tokpedia sendiri.

B. Penegakan Hukum Terhadap Kasus Tindakan Pidana Penipuan Online Cashback Di Tokopedia Oleh Polda Jatim Dalam Hukum Pidana Positif Indonesia.

6 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.

(7)

62 Dengan maraknya penipuan online berdampak pada penegakan Hukum. Penegakan hukum dilaksanakan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku, yaitu melalui pemidanaan yang bertujuan untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi pengayoman masyarakat; menyelesaikan konflik yang ditimbulkan tindak pidana; memulihkan keseimbangan; mendatangkan rasa damai pada masyarakat; memasyarakatkan dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi orang baik dan membebaskan rasa bersalah pada terpidana. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber yaitu Ipda Fatmawati Sianturi, S.H selaku Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jatim memberikan pernyataan terkait dengan penegakan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan bisnis online, yaitu sebagai berikut:

Menurut Ipda Fatmawati Sianturi, S.H proses penegakan hukum sebagai pelaksanaan keputusan-keputusan pengadilan. Lalu dalam pengertian yang tergolong sempit tersebut jelas mengandung

kelemahan, karena pelaksanaan perundang-undangan atau

keputusan pengadilan, bisa terjadi justru menganggu kedamaian

dalam pergaulan hidup masyarakat. Penegakan hukum

dilaksanakan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku, yaitu melalui pemidanaan yang bertujuan untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi pengayoman masyarakat; menyelesaikan konflik yang ditimbulkan tindak pidana; memulihkan keseimbangan; mendatangkan rasa damai pada masyarakat; memasyarakatkan dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi orang baik dan membebaskan rasa bersalah pada terpidana. Tindak pidana online yang dilakukan selama ini telah dilakukan secara global dan dilakukan dengan mudah karena adanya perkembangan tekniologi yang semakin

maju maka berkembang pula modus kejahatan dalam

penyalahgunaan teknologi satu jenis tindak pidana di bidang cyber

adalah penipuan berupa bisnis online dalam internet.7

7 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.

(8)

63 Menurut Soejono Soekanto penegakan hukum bukan semata-mata berarti pelaksanaan perundang undangan. Walaupun dalam kenyataan Indonesia kecenderungannya adalah demikian.Sehingga pengertian law enforcement begitu populer. Bahkan ada kecenderungan untuk hukum mengartikan penegakan sebagai keputusan pelaksanaan keputusan pengadilan. Pengertian yang sempit ini jelas mengandung kelemahan, sebab pelaksanaan peundang-undangan atau keputusan pengadilan, bisa terjadi

justru menganggu kedamaian pergaulan hidup dalam masyarakat.8

Machmud mengatakan bahwa “penegakan hukum berkaitan erat dengan ketaatan bagi pemakai dan pelaksana peraturan perundangundangan, dalam hal ini baik masyarakat maupun penyelenggara negara yaitu penegak

hukum”.9

Dari beberapa pendapat atau pernyataan sebelumnya dapat dipahami bahwa penegakan hukum merupakan upaya yang bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menertibkan fungsi, tugas dan wewenang lembaga-lembaga yang bertugas menegakkan hukum menurut proporsi ruang lingkup masingmasing, serta didasarkan atas sistem kerjasama yang baik dan mendukung tujuan yang hendak dicapai.

Kasus yang ditangani Polda Jatim pada Juli 2019. Empat orang menjadi tersangka, antara lain S alias SHB (23) warga Blitar, ZNH (32)

8 Soerjono Soekanto. 1983.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta.

Rajawali. Hal.65

9 Shahrul Machmud. 2012. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu.

(9)

64 warga Tulungagung, dan CDP (30) serta AR (41) warga Malang. Menurut Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara, pelaku diduga melakukan pembelian kupon (voucher) Indomaret dengan nominal Rp 1 juta dan dijual Rp1.010.000 di Tokopedia. Modus yang dilakukan pelaku dengan berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Dengan menggunakan

akun yang dibuat sendiri, mereka melakukan transaksi palsu.10

Tersangka S adalah pemilik dan pengguna akun Tokopedia dengan nama “Mr Crab” yang berperan sebagai penjual bekerja sama dengan tersangka lainnya CDP, ZNH, dan AR yang berperan sebagai pembeli. Dari situ, S mendapatkan keuntungan 10 ribu, sedangkan ketiga pelaku lainnya mendapatkan keuntungan cashback 10% dari nilai voucher atau sebesar Rp 100 ribu. Aksi penipuan itu pun terendus oleh Tokopedia dan akun Mr Crab akhirnya dibekukan dan dilaporkan ke Polda Jatim. Polisi menyita sejumlah barang bukti berupa buku rekening bank, handphone, dan laptop, lalu 940 lembar voucher Rp 50 ribu, 960 lembar voucher Rp 25

ribu, dan 100 lembar voucherRp 100 ribu.11

Kedua, terjadi pada Oktober 2019 juga ditangani oleh Polda Jatim. Tiga tersangka asal Surabaya, yaitu Ramses Lawrenzo dan Hansel Boedi Supriyanto warga Dukuh Pakis, serta Kenno Kent warga Mulyorejo. Terungkap kerika Tim Siber Ditreskrimsus Polda Jatim berpatroli siber di dunia maya dan mendapati sebuah grub WhatsApp yang mencurigakan bernama “Chuanchuanchuan”. Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim, AKBP Arman Asmara, mengatakan, kelompok ini berperan sebagai penjual

10 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

S.H. 25 Agustus 2020

11 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(10)

65 sekaligus pembeli. Mereka membuat order fiktif ke salah satu toko di Tokopedia yang dikelola oleh salah satu pelaku. Paketan yang dibeli berupa kardus dibungkus, tapi isinya kosong. Itu hanya sebagai syarat, agar data pengiriman bisa terdata oleh sistem marketplace dan uang dari konsumen dapat dicairkan. Tujuan mereka merekayasa pembelian untuk memperoleh laba dari kembalian uang yang dipromokan oleh Tokopedia. Mereka beraksi selama 5 bulan di Surabaya. Setiap kali transaksi, para pelaku bisa meraup keuntungan mulai Rp 100—300.000. Polisi menyita uang tunai sebesar Rp 32 juta. 12

Atas perbuatannya tersangka dijerat dengan Pasal 35 Jo Pasal 51 ayat 1 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 Tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronik. Dan. Undang – undang yang menjerat entang praktik kejahatan ini dapat digolongkan sebagai penipuan yang terdapat dalam Pasal 378 KUHP menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan memakai nama palsu atau martabat palsu. Pasal 378 KUHP tersebut berbunyi:

“Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat, maupun dengan

karangan perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya

memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.”

Pasal 35 menyatakan:

12 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(11)

66 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.

Upaya penegakkan hukum, seperti halnya pada tindak pidana penipuan online dapat ditempuh atau dilakukan dengan menggunakan sarana hukum pidana (penal) maupun dengan menggunakan sarana pendekatan preventif (non-penal) Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan (PPK). Hal tersebut diwujudkan oleh Polda Jatim sebelum dilakukan tindak lebih lanjut.

a. Upaya Represif dan Preventif

Upaya penegakan tindak pidana penipuan online oleh Polda Jatim dalam tindak pidana penipuan online upaya secara Represif dan Preventif . Upaya ini di lakukan oleh Polda Jatim untuk menangani terkait kasus tindak pidana penipuan yang berbasis online khususnya tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia.

Setiap proses penyidikan itu SOP nya sama seperti menerima laporan, melakukan Bap. Pertama kami tidak melakukan langsung atas laporan polisi, karena rata rata kejahatan ite itu anymos (belum tau siapa pelakunya) biasanya untuk mengurangi premin total Kita melakukan dumas dulu atau pengaduan, seteah pelapor melakukan pengaduan maka dilakukan proses siapa penyidik yang ditunjuk, baru nanti di undang namanya BAI (berita acara introgasi), setelah itu ditanyakan saksi-saksi kalo ada lalu melakukan pemeriksaan saksi. Nha untuk Tokopedia karena dia perusahaan besar mempunyai legal maka yang melakukan pelaporan adalah legalnya yang sudah ditunjuk. Setelah sudah dilakukan penyedikandan sudah tau siapa pelakunya baru di naikan ke laporan polisi. Setelah naik kelaporan polisi maka dilakukan proses selanjutnya yaitu di lakukan pilar untuk melakukan penangkapan lalu setelah itu kita dapat tersangkanya dari hasil profiling tim, meakukan upaya paksa penangkapan. Yang tentunya harus berdasarkan pendapat baa ahli lalu untuk kejahatan ite macem macem tapi untuk penipuan onine

(12)

67 kita cuma perlu menggunakan ahli pidana dan ahli ite, setelah sudah lengkap baru kita naik ke gelar penetapan tersangka, karena seorang melakukan pelaporan kita tidak langsung periksa sebagai tersangka jadi saksi dulu. Setelah itu baru dilakukan BAP kepada tersangka lalu dilakukan pemrosesan sampai siap kita melakukan

tahap 1 ke kejaksaan.13

Penanganan kasus tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia yang dilakukan Polda Jatim yaitu dengan cara melakukan sidik dan lidik. Pada proses lidik itu sendiri seperti menerima laporan pengaduan dari masyarakat kemudian dapat dilakukan penanganan lebih lanjut oleh pihak Kanit Unit I subdit V siber. Sedangkan proses sidik merupakan proses telah di terimanya laporan dari pengaduan dan dapat dikoordinasikan guna memeriksa terhadap laporan korban apakah dapat di lakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak. Jika dapat dilakukan maka pihak penyidik dapat terjun langsung ke lapangan guna dilakukan tindakan penyelidikan yang sesuai aturan atau prosedur penyidik kepolisian pada wilayah hukum Polda Jatim.

Adapun proses penyidikan perkara tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia oleh Polda Jatim adalah sebagai berikut :

Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri tentang adanya pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang bahwa akan, sedang, atau telah terjadi peristiwa pidana. Ketentuan tentang Laporan Polisi diatur dalam Perkap 12 tahun 2009 tanggal 30 Oktober 2009 tentang pengawasan

13 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(13)

68 dan pengendalian perkara pidana di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pada kasus tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia yang ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Jatim. Melalui Legal nya Tokopedia melakukan pelaporan kepada Polda Jatim, dimana terlapor pemilik dan pengguna akun Tokopedia dengan nama “Mr Crab” yang berperan sebagai penjual bekerja sama dengan tersangka lainnya CDP, ZNH, dan AR yang berperan sebagai pembeli. Dari situ, S mendapatkan keuntungan 10 ribu, sedangkan ketiga pelaku lainnya mendapatkan keuntungan cashback 10% dari nilai voucher atau sebesar Rp 100 ribu. Modus yang dilakukan pelaku dengan berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Dengan menggunakan akun yang dibuat sendiri, mereka melakukan transaksi palsu.

Untuk kepentingan penyidikan Ditreskrimsus Polda Jatim mengeluarkan Surat Perintah Kepada Penyidik/penyidik pembantu yang memuat perintah melaksanakan penyidikan tindak pidana dalam perkara dugaan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Jo Pasal 51 ayat 1 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 Tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronik.

(14)

69 Surat perintah tugas sekurang-kurangnya memuat dasar penugasan, identitas petugas, jenis penugasan, lama waktu penugasan, dan pejabat pemberi perintah.

Kegiatan penyidikan dilaksanakan secara bertahap meliputi: penyelidikan, pengiriman SPDP, upaya paksa, pemeriksaan, gelar perkara, penyelesaian berkas perkara, penyerahan berkas perkara ke penuntut umum, penyerahan tersangka dan barang bukti dan penghentian Penyidikan.

Dalam kasus tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia dapat ditangani dengan upaya dimana pelaku diproses secara hukum sebagaimana melewati proses-proses pemeriksaan yang tertera dalam KUHAP dengan tujuan akhir yakni pemberian sanksi guna mendapatkan efek jera hal tersebut dinamakan Upaya represif.

Upaya represif, lebih menekankan pada tindakan yang dilakukan penegak hukum setelah terjadi suatu tindak pidana. Upaya represif dilakukan dengan menindaklanjuti laporan terkait tindak pidana yang termasuk pada penipuan online, kemudian memberikan sanksi hukum yang tegas terhadap pelaku sesuai dengan pasal terkait guna memberikan efek jera dan sesuai dengan rasa keadilan didalam masyarakat. Upaya penanggulangan tindak pidana penipuan online tercantum dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Secara spesifik, upaya untuk penanggulangan

(15)

70 tindak pidana penipuan online diatur dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE, yang menjelaskan “Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”14

Tergantung pasal yang di terapkan pada khasus Tokopedia (35 jo 51 ITE) terkait manipulasi data. Rata2 digunakan untuk mencari sedikit selisih keutungan tapi dilihat dulu kali berapanya dia membuat akun akun yg digunakan untuk memanipulasi data untuk memperoleh keuntungan itu, kalo sanksi yang di dapat itu nanti

putusannya di pengadilan.15

Mengenai sanksi yang didapatkan oleh pelaku penipuan online cashback di Tokopedia, sanksi pidana dan denda telah diatur dalam Pasal 378 KUHP dan Pasal 35 jo 51 ITE . Sanksi pidana ini juga bergantung pada pasal yang dilanggar, kemudian bagaimana cara kepolisian dalam menentukan pasal ini ditentukan dalam gelar internal yang sebelumnya telah dijelaskan diatas.

Perlindungan hukum preventif, merupakan perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah dengan tujuan mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan suatu kewajiban. .

14 Hendy Sumadi, 2015, Kendala Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penipuan Transaksi

Elektronik Di Indonesia, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 33, No. 2, hlm 184

15 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(16)

71 Pada dasarnya, Upaya preventif lebih menekankan pada pencegahan sebelum terjadinya tindak pidana atau hal-hal yang dilakukan sebelum terjadinya suatu tindak pidana. Pencegahan dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang berbagai bentuk penipuan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat terutama yang sering tergiur dengan berbagai promo ataupun cashback di berbagai situs pembelanjaan online seperti Tokopedia selain itu juga dapat dilakukan pemberitaan melalui media dalam menyampaikan himbauan kepada masyarakat terkait tentang tindakan penipuan jual beli online yang semakin merebak terjadi di lingkungan masyarakat. Himbauan tersebut disampaikan melalui postingan-postingan di beberapa media social Polda Jatim yaitu diantaranya Instagram Polda Jatim. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat lebih waspada dan terhindar dari segala bentuk modus penipuan jual beli online dan mengurangi meningkatnya tingkat kejahatan penipuan jual beli online di Jawa Timur, dan juga koordinasi antar lembaga dalam merumuskan rangka penegakan Undang-undang seperti

dilakukannya berbagai aksi sosial atau gerakan.16

Selain itu Pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur sebagaimana merupakan upaya penindakan menggunakan jalur pidana sebagai upaya penanggulangan kejahatan, upaya preventif yang lebih mampu melakukan penangan terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan penipuan online cashback di Tokopedia

Bentuk implementasi penyidikan oleh Polda Jatim sebagai bentuk tindakan preventif yaitu bekerjasama dengan berbagai ahli untuk melakukan sosialisasi tentang cyber crime sebagai tindak pidana penipuan. Polda Jatim melakukan kerjasama dengan ahli diberbagai bidang, seperti ahli teknologi dan informasi khususnya Internet, ahli Komputer dan penanganannya, dengan Internet Service Provider (ISP) atau penyedia jasa internet, dengan penyidik negara lain untuk berbagi informasi dan alat

16 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(17)

72 bukti dalam hal penyidikan tindak pidana bidang ITE dan sesuai dengan Undang-undang ITE bekerjasama dengan antar instansi penegak hukum, untuk menangani tindak pidana penipun online. Kerjasama bertujuan untuk melakukan sosialisasi maupun dalam proses penemuan dan penanganan alat bukti (bukti-bukti digital).

Upaya pihak kepolisan dalam melakukan upaya penanggulangan preventif atau penanggulangan melalui jalur non-penal lebih mampu melakukan penangan terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan, tidak hanya akan menyembuhkan atau membina para terpidana (penjahat) saja, tetapi penanggulangan kejahatan dilakukan juga dengan upaya penyembuhan masyarakat. Dari kebijakan tersebut upaya penanganan dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah serta kerjasama terfokus baik daerah maupun pusat tergambar jelas merupakan bagian dan kunci penting guna memperkecil tingkat kejahatan, bila efektif dan sinergis berjalan maka penanganan dan jumlah korban akan dapat berkurang dan tertangani. Upaya preventif yang merupakan upaya bagaimana kita melakukan suatu usaha yang positif, serta bagaimana kita menciptakan suatu keadaan yang ekonomi, lingkungan, dan kultur masyarakat yang sejahtera, juga bagaimana meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat bahwa keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab.

Penegakan preventif adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga kemungkinan akan terjadinya tindak pidana, merupakan upaya

(18)

73 pencegahan, penangkalan, dan pengadilan sebelum tindak pidana itu terjadi, maka sasaran utamanya adalah mengenai faktor kondusif antara lain berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi sosial seara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan tindak pidana. Tujuan utama dari upaya preventif adalah memperbaiki kondisi sosial tertentu. Menurut teori ketiga dari Hoefnagels yaitu mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai tindak pidana dan pemidanaan lewat media massa (influencing view on crimand punishment with mass media) merupakan tindakan preventif, berupa pemberitahuan terhadap masyarakat melalui media massa seperti media elektronik dan media cetak mengenai suatu larangan, pelanggaran atau mengenai suatu tindak pidana. Upaya penanggulangan yang dilakukan dengan upaya preventif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tindak pidana yang timbul. Upaya ini meliputi peningkatan kondisi tata ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang

semakin meningkat.17 Kebijakan ini lebih bersifat tindakan

pencegahan sebelum terjadinya kejahatan. Barda Nawawi menjelaskan bahwa untuk mencegah suatu tindak pidana kejahatan, maka sasaran utamanya adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan. Faktor-faktor itu antara lain, berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi sosial yang secara

17 Barda Nawawi Arief. 1996. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung. Penerbit: PT.

(19)

74 langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan atau menumbuhkan

kejahatan.18

C. Bagaimana kendala yang dihadapi Polda Jawa Timur dalam penegakan tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia?

Menurut seorjono soekanto dengan teori efektivitas hukum ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan penegakan hukum yakni faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana dan prasarana, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan.

Kendala-kendala yang ditemui Polda Jawa Timur dalam penegakan tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia adalah sebagai berikut : 1) Kendala Internal

a. Faktor sarana atau fasilitas

Faktor sarana atau fasilitas, yang mendukung dapat mempermudah aparat penyidik dalam mengungkap tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia (pengolahan alat bukti/ data elektronik). Sarana atau fasilitas tersebut antara lain, mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan trampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, fasilitas umum yang memudahkan dan seterusnya. Jika hal-hal itu tidak tepenuhi, maka

mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya19.

Insyaallah gak terlalu banyak kendala juga, karena kita kan sudah banyak tempat tempat koordinaasi untuk melakukan

18 Barda Nawawi Arief, 2007, Tindak Pidana Mayantara (Perkembangan Kajian Cyber Crime

di Indonesia). Jakarta: Grafindo, hlm. 46

(20)

75 proviling nya apalagi untuk data yang dari Tokopedia itu

akurat dan lengkap.20

Terbatasnya jumlah personil tenaga ahli antara Negara Indonesia dan china sangatlah berbeda jauh dalam jumlah personilnya. Lebih ironis lagi laporan tingkat kejahatan siber di Indoensia semakin meningkat, dengan keterbatasan personil dan tenaga ahli di pihak kepolisisan Indonesia maka penyelesaian kasus tersebut tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Akibatnya dirasakan langsung oleh pihak korban atau kejahatan siber. Kualitas fasilitas teknologi informasi di Indonesia memang sudah cukup baik, namun tidak sebanding dengan jaminan keamanan oleh para pengguna. Keterbatasan tenaga ahli pada pihak kepolisian memang merupakan faktor yang sangat besar, dengan jumlah anggota ahli yang terbatas ini pengungkapan dan penyidikan kasus kejahatan dunia maya tidak bisa diselesaikan dengan waktu yang cepat, sehingga akan membuat para

pelaku lebih leluasa dalam beraksi. 21

b. Upaya dalam menghadapi kedala Internal yang ada

Pengupayaan yang dilakukan oleh penyidik Polda Jawa Timur adalah dapat mengoptimalkan antara pihak penyidik dengan pihak perbankan, dalam membantu proses pembuktian yang di lakukan oleh pelaku tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia,

20 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

S.H. 25 Agustus 2020

21 Barda Nawawi Arief. 2007. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam

(21)

76 sehingga dalam hal ini penyidik dapat dengan mudah mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan yang sesuai kebutuhan yang ada pada pelaku walau ijin sampai pemblokiran saja, karena Bank pun harus tetap menjaga kerahasiaan bank yang berdasarkan aturan pada pasal 1 ayat (28) Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Ijin pemblokiran ini dilakukan secara tertulis dari pihak penyidik kepada pihak Bank. Perbuatan ini dilakukan demi mendapatkan bukti yang konkrit dari pelaku.

“Upaya untuk mengatasi hambatan peraturan

perundang-undangan yang berbenturan dengan kepentingan penyelidikan, polisi mencari bukti selain dari bank dan membuat MoU yang merupakan surat perjanjian atau kerjasama lintas instansi seperti dengan pihak bank. Berdasarkan aturan pada pasal 1 ayat (28) Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan bank juga harus teteap menjaga kerahasiaan nya, sehingga dengan tanpa adanya MoU akan sulit untuk kerjasama dengan pihak bank maupun dengan pihak lain. Upaya mengatasi hambatan peraturan perundang-undangan yang berbenturan dengan kepentingan penyelidikan dengan membuat MoU pun terhambat karena pada kenyataannya adanya MoU yang merupakan surat perjanjian atau kerjasama lintas instansi seperti dengan pihak bank, belum ditaati oleh pihak bank dengan alasan melindungi

kerahasiaan nasabah.”22

Faktor sarana dan prasarana dapat dikatakan sebagai tulang punggung penegak hukum terhadap tindak pidana cybercrime. Sebab eksistensinya merupakan penopang keberhasilan untuk menemukan suatu kebenaran materil. Oleh karena itu jalinan kerja sama harmonis antara lembaga penegak hukum dengan beberapa pakar spesialis

22 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(22)

77 dibidangnya seperti ahli forensik, fakar telematika serta dana operasional yang menandai adalah merupakan faktor pendukung guna mengadili dan memidana atau pun mempersempit ruang gerak pelaku tindak pidana cybercrime khususnya tindak pidana penipuan online 2) Kendala Eksternal

a. Faktor Hukum

Hukum mengatur masyarakat secara patut dan bermanfaat dengan menetapkan apa yang diharuskan ataupun yang dibolehkan dan sebaliknya. Hukum dapat mengkualifikasikan sesuatu perbuatan sesuai dengan hukum atau mengkualifikasikannya sebagai melawan hukum. Yang dimaksud dengan hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tegas dan nyata. Hukum adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat oleh yang berwenang yang bersifat memaksa guna dapat mengatur kehidupan yang damai ditengah masyarakat.

Meskipun eksistensi pengaturan tindak pidana cybercrime tidak hanya dalam undang-undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tetapi juga terdapat didalam Undang-undang khusus lainnya di luar KUHP, namun masih terdapat bentuk bentuk tindak pidana cybercrime yang belum mendapatkan pengaturan, khususnya yang menyangkut penyalahgunaan teknologi seperti khasus penipuan cashback di Tokopedia . Salah satu asas

(23)

78 dalam hukum pidana menentukan bahwa tiada perbuatan yang dapat dihukum pidana dan diancam dengan pidana jikalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan perundang undangan (asas legalitas).

Jika melihat faktor hukum yang ada, saat ini para aparat penegak hukum memang menggunakan KUHP, KUHAP, UU ITE dan UU terkait lainnya sebagai dasar hukum dalam menjerat para pelaku penipuan berbasis e-commerce, namun dalam implementasinya dengan banyaknya pasal yang ada diterapkan kepada pelaku mengakibatkan banyak terjadi multitafsir bagi aparat penegak hukum sehingga dalam implementasinya diperlukan satu pasal yang khusus mengatur tindak pidana penipuan berbasis e-commerce yang dapat

dimasukkan ke dalam Undang-Undang ITE.23

Sebagai contoh dalam Pasal 28 Ayat (1) UU ITE menyatakan bahwa “Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Sementara Pasal 378 KUHP

menyatakan bahwa “Barang siapa dengan maksud untuk

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskanpiutang, diancam karenapenipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.

23 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(24)

79 Dari rumusan-rumusan Pasal 28 Ayat (1) UU ITE dan Pasal 378 KUHPidana tersebut, dapat kita ketahui bahwa keduanya mengatur hal yang berbeda. Pasal 378 KUHPidana mengatur penipuan, sementara Pasal 28 Ayat (1) UU ITE mengatur mengenai berita bohong yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik. Tapi, rumusan Pasal 28 Ayat (1) UU ITE tidak mensyaratkan adanya

Maka pengaturan atas tindak pidana cybercrime yang masih belum terakomodir dalam perundang undangan dimaksud sifatnya cukup penting. Menurut Muladi bahwa secara oprasional perundang-undangan pidana mempunyai kedudukan strategis terhadap sistem peradilan pidana. Sebab hal tersebut memberikan defenisi tentang perbuatan-perbuatan yang dirumuskan sebagai tindak pidana. Mengendalikan usaha-usaha pemerintah untuk memberantas kejahatan dan memidana sipelaku, memberikan batasan tentang pidana yang dapat diterapkan untuk setiap kejahatan . dengan perkataan lain perundang-undangan pidana yang menciptakan legislated environment yang mengatur segala prosedur dan tata cara yang harus dipatuhi

didalam berbagai perangkat sistem peradilan pidana24

b. Faktor Masyarakat

Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu, maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut. dan

(25)

80 bertujuan untuk mencapai kedamaian masyarakat, karena

dapat mempengaruhi penegakan hukum itu sendiri.25

Persoalan penegakan hukum terhadap tindak pidana penipuan online ini merupakan suatu persoalan yang sangat rumit. Masyarakat atau konsumen tidak menyadari bahwa dirinya menjadi korban dari kejahatan atau bahkan menjadi pelaku tindak pidana penipuan itu sendiri.

Tidak kalah penting dengan faktor faktor yang lain, faktor budaya hukum masyarakat ini juga memiliki pengaruh dan memainkan peranan penting dalam proses penegakan hukum terhadap tindak pidana cybercrime. Pluralisme budaya hukum ditengah masyarakat merupakan fenomena yang unik dan mengandung resiko yang potensial, sehingga sering kali menempatkan posisi dan profesi aparat penegak hukum kedalam kondisi dilematis yang pada gilirannya dapat menimbulkan ambivalensi dalam pelaksaanan peranan aktualnya.

c. Faktor Kebudayaan

Sebagai suatu sistem, maka hukum mencakup struktur, substansi dan kebudayaan. Struktur mencakup wadah ataupun bentuk dari system tersebut yang umpamanya mencakup tatanan lembaga-lembaga hukum formal, hubungan antara lembaga-lembaga-lembaga-lembaga tersebut, hak-hak dan kewajiban dan seterusnya. Substansi mencakup isi norma

25 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(26)

81 hukum beserta perumusannya maupun acara untuk menegakkannya yang berlaku bagi pelaksana hukum maupun pencari keadilan. Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dianut) dan apa yang dianggap buruk

(sehingga dihindari)26.

d. Faktor teknologi

Dalam penegakan penipuan tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia ini kami tidak mendapat kendala yang sulit yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi ya mbak, karena kasus ini bukan kasus yang terlalu ekstrim seperti

peretasan server tokopedia atau pembobolan data pengguna.27

Menegenai kemajuan Teknologi khususnya Teknologi Informasi yang ada saat ini. Kemajuan teknologi mempengaruhi dalam menemukan alat bukti khususnya mengenai data elektronik dalam pembuktian tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia.

e. Upaya dalam menghadapi kedala Eksternal yang ada

(1) Membantu Dalam Penyempurnaan Ketentuan Hukum (Undang-undang)

 Melakukan kerjasama dengan berbagai ahli di bidang-bidang, seperti ahli teknologi dan informasi khususnya Internet, ahli Komputer dan penanganannya, dengan Internet Service Provider (ISP) atau penyedia jasa internet, dengan penyidik

26 Soerjono Soekanto. Sosiologi: Suatu Pengantar. Op.cit, hal 59.

27 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,

(27)

82 negara lain untuk berbagi informasi dan alat bukti dalam hal penyidikan tindak pidana bidang ITE yang bertujuan untuk terciptanya hukum cyber yang sempurna.

 Menjalin kerjasama dengan Negara lain, untuk berbagi informasi dan alat bukti dalam hal penyidikan tindak pidana bidang Informasi dan Transaksi Elektronik.

(2) Sosialisasi dan Pelatihan Untuk Masyarakat, diharapkan agar masyarakat lebih memahami pentingnya mengetahui tindak kejahatan cyber crime diberbagai bidang. Dengan demikian masyarakat dapat membantu kinerja kepolisian dalam hal memberikan informasi apabila ada kejahatan terkait disekitar mereka dan masyarakat tidak enggan melaporkan kasus tindak pidana cyber crime yang dialaminya.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah (1) terdapat tiga jenis referensi yang muncul dalam novel Harry Potter and the Chamber of Secrets yaitu

Gradasi argegat campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah AC-WC (Asphalt Concrete -Wearing Course) gradasi halus dengan menggunakan gradasi batas bawah pada

PEMERINTAH DALAM KEPEMILIKAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN SELAKU PENGGUNA ANGGARAN/ PENGGUNA BARANG KEMENTRIAN NEGARA/ LEMBAGA YANG DIPIMPINNYA.. SELAKU KEPALA PEMDA

Hasil analisis mengenai penegakan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan bisnis online menunjukkan tindak pidana penipuan bisnis online ini yaitu proses di

Di Indonesia, salah satu insitusi yang diberikan wewenang oleh Undang-undang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus tindak pidana korupsi termasuk dalam

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Pemeriksaan tersangka terhadap kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online yang dilakukan oleh Polisi Penyidik Unit B bidang Fiskal Moneter