• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS. IV. 1. Analisis Pemilihan Titik Dasar Untuk Optimalisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS. IV. 1. Analisis Pemilihan Titik Dasar Untuk Optimalisasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IV - 1

BAB IV ANALISIS

Setelah dilakukan delineasi secara grafik yaitu dengan metode lingkaran dan secara numerik yaitu dengan metode SPG I untuk jarak dekat, menengah dan jarak jauh di wilayah Pulau Nias, maka dapat dilakukan analisis :

IV. 1. Analisis Pemilihan Titik Dasar Untuk Optimalisasi

Dalam pemilihan titik dasar, negara pantai dapat melakukan pemilihan setiap titik dasar pada muka air rendah, seperti delineasi garis batas dengan garis pangkal normal (dengan melakukan buffering) dan delineasi dengan menggunakan metode lingkaran dengan titik terluar sebagai titik pusat lingkaran. Negara pantai juga dapat menggunakan metode lingkaran yang digelindingkan sepanjang garis muka air rendah.

Pada gambar 4.1 ditunjukkan batas laut teritorial sesuai metode lingkaran yang digelindingkan sepanjang muka air rendah yang dibandingkan dengan metode lingkaran yang berpusat di titik-titik terluar muka air rendah dengan memakai skala 1:1.000.000.

Dapat juga dibandingkan dengan gambar 4.2 yaitu batas laut teritorial sesuai metode lingkaran yang digelindingkan sepanjang muka air rendah yang dibandingkan dengan metode lingkaran yang berpusat di titik-titik terluar muka air rendah yang ditampilkan dengan skala yang berbeda dan lebih besar yaitu pada skala 1:200.000.

(2)

IV - 2

Gambar 4. 1 Perbandingan batas laut teritorial sesuai metode lingkaran digelindingkan dengan berpusat di titik terluar dengan skala 1 : 1.000.000

Gambar 4. 2 Perbandingan batas laut teritorial sesuai metode lingkaran digelindingkan dengan berpusat di titik terluar dengan skala 1 : 200.000

Skala 1 : 1.000.000

U

Pulau Nias

Skala 1 : 200.000 batas laut teritorial dengan lingkaran menggelinding

batas laut teritorial dengan titik luar sebagai pusat

(3)

IV - 3 Dengan mengambil beberapa titik pada muka air rendah, pada gambar 4.3 ditunjukkan perbedaan pemakaian metode grafik dengan numerik untuk optimalisasi pemilihan titik dasar, dimana apabila memakai metode grafik akan kelihatan perbedaan baik dalam posisi titik-titik batas maupun bentuk garis batas.

Gambar 4. 3 Perbandingan batas laut teritorial sesuai metode grafik dan numerik dengan skala 1:200.000 dengan mengambil beberapa titik pada muka air rendah

Pemilihan titik-titik dasar juga mencakup banyaknya titik-titik dasar yang dijadikan acuan dalam delineasi batas-batas laut. Semakin banyak titik-titik dasar yang dipakai untuk delineasi, hasil garis batas akan lebih halus (smooth) , sehingga akan mendekati bentuk muka air yang sebenarnya.

Apabila dibandingkan dengan metode numerik, akan lebih banyak menggunakan titik-titik dasar untuk hitungan.

Pulau Nias

Skala 1 : 200.000

batas laut teritorial secara numerik titik batas laut teritorial secara numerik batas laut teritorial secara grafik titik batas laut teritorial secara grafik

titik dasar T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-1’ T-2’ T-3’ T-4’ T-5’ T-6’ T-7’ T-1’’ T-2’’ T-3’’ T-4’’ T-5’’ T-6’’ T-7’’

(4)

IV - 4 Pada tabel 4.1 ditunjukkan perbandingan batas laut teritorial yang ditentukan dengan metode grafik dan metode numerik, dengan memakai banyak titik pada muka air rendah, sehingga dihasilkan list titik-titik batas laut. Pada tabel 4.2 juga ditunjukkan perbandingan apabila memakai sedikit titik-titik yang dipilih pada muka air rendah sebagai titik-titik dasar.

Pada gambar 4.4 ditunjukkan perbandingan pemakaian metode grafik dan metode numerik apabila memakai banyak titik-titik dasar pada muka air rendah dengan memakai sedikit titik-titik dasar pada muka air rendah.

Tabel 4.1 Perbandingan delineasi batas laut teritorial dengan metode grafik dan numerik dengan memakai banyak titik pada muka air rendah

Koordinat Awal Koordinat Batas

Grafik Koordinat Batas Numerik Titik Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Jarak (m) Sudut Jurusan (...o...’...”) Lintang (...o ...’...”) Bujur (...o ...’...”) Lintang (...o ...’...”) Bujur (...o ...’...”) T-1 01 25 1,56 97 03 40,32 22.224 306 23 16,08 1 32 8,88 96 54 0,36 1 32 10,78 96 54 1,54 01 24 56,16 97 03 36,36 22.224 306 55 23,78 1 32 8,88 96 54 0,36 1 32 10,81 96 54 1,59 T-2 01 24 56,16 97 03 36,36 22.224 296 04 54,44 1 30 12,96 96 52 49,08 1 30 14,25 96 52 50,62 01 24 49,32 97 03 33,12 22.224 296 40 53,13 1 30 12,96 96 52 49,08 1 30 14,25 96 52 50,62 T-3 01 24 49,32 97 03 33,12 22.224 264 55 47,42 1 23 45,60 96 51 35,28 1 23 45,35 96 51 37,01 01 24 41,04 97 03 33,84 22.224 165 34 35,64 1 23 45,60 96 51 35,28 1 23 45,35 96 51 37,01 T-4 01 24 41,04 97 03 33,84 22.224 258 43 7,57 1 22 20,28 96 51 47,16 1 22 19,47 96 51 48,82 01 24 27,00 97 03 36,36 22.224 259 51 58,93 1 22 20,28 96 51 47,16 1 22 19,47 96 51 48,82 T-5 01 24 27,00 97 03 36,36 22.224 251 27 47,88 1 20 37,68 96 52 13,08 1 20 36,95 96 52 14,75 1 24 20,88 97 03 38,52 22.224 251 58 20,56 1 20 37,68 96 52 13,08 1 20 36,95 96 52 14,75 T-6 1 24 20,88 97 03 38,52 22.224 236 21 44,78 1 47 41,64 96 53 38,40 1 17 40,06 96 53 40,00 T-7 1 13 46,20 97 03 59,52 22.224 289 04 7,47 1 47 41,64 96 53 38,40 1 17 40,06 96 53 40,00

(5)

IV - 5 Tabel 4.2 Perbandingan delineasi batas laut teritorial dengan metode grafik dan

numerik dengan memakai sedikit titik pada muka air rendah

Koordinat Awal Koordinat Batas

Grafik Koordinat Batas Numerik Titik Lintang (...o ...’...”) Bujur (...o ...’...”) Jarak (m) Sudut Jurusan (...o...’...”) Lintang (...o ...’...”) Bujur (...o ...’...”) Lintang (...o ...’...”) Bujur (...o ...’...”) D-1 1 24 57,60 97 03 38,16 22.224 301 01 22,31 01 31 9,12 96 53 20,40 01 31 10,56 96 53 22,20 1 24 49,32 97 03 33,12 22.224 301 47 33,76 01 31 9,12 96 53 20,40 01 31 10,56 96 53 22,20 D-2 1 24 49,32 97 03 33,12 22.224 258 08 45,95 01 22 21,36 96 51 47,88 01 22 20,64 96 51 49,68 1 24 20,88 97 03 38,52 22.224 260 26 30,10 01 22 21,36 96 51 47,88 01 22 20,64 96 51 49,68 D-3 1 24 20,88 97 03 38,52 22.224 236 21 44,78 01 17 41,64 96 53 38,40 1 17 40,20 96 53 39,84 D-4 1 13 46,20 97 03 59,52 22.224 289 04 8,47 01 17 41,64 96 53 38,40 1 17 40,20 96 53 39,84 Pulau Nias

Gambar 4.4 Perbandingan pemakaian banyak titik dengan sedikit titik dengan metode grafik dan numerik

batas teritorial metode grafik banyak titik batas teritorial metode grafik sedikit titik batas teritorial metode numerik sedikit titik batas teritorial metode numerik banyak titik

D-1 D-2

(6)

IV - 6

IV. 2. Analisis Pemilihan Jenis Garis Pangkal

Untuk delineasi batas laut, perlu juga dilihat pemilihan jenis garis pangkal yang dipakai. Pemakaian jenis garis pangkal haruslah sesuai dengan keperluan negara pantai yang bersangkutan. Apabila negara pantai tersebut mempunyai bentuk muka air rendah yang stabil atau beraturan, negara tersebut boleh memakai garis pangkal normal, atau apabila bentuknya tidak beraturan, boleh memakai garis pangkal lurus. Pada gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7, dan gambar 4.8 ditunjukkan batas laut teritorial dengan memakai garis pangkal lurus kepulauan, yang boleh dipakai oleh negara Indonesia karena merupakan negara pantai yang juga negara kepulauan. Pada gambar-gambar tersebut ditunjukkan perbandingan pemakaian metode grafik dan metode numerik yang direalisasikan untuk delineasi batas laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan batas landasan kontinen (untuk kasus khusus 350 mil laut).

Gambar 4. 5a Perbandingan batas laut teritorial secara grafik dan numerik

batas laut teritorial secara numerik batas laut teritorial secara grafik TD.168’

titik batas laut teritorial secara numerik titik batas laut teritorial secara grafik TD.168’’ TD.168 TD.167 TD.167a’’ TD.167a’ TD.167b’ TD.167b’’ TD.164 TD.164’ TD.164’’

(7)

IV - 7

Gambar 4. 5b Perbandingan batas laut teritorial secara grafik dan numerik

Gambar 4. 6 Perbandingan batas laut zona tambahan secara grafik dan numerik

batas zona tambahan secara numerik batas zona tambahan secara grafik TD.168’

titik batas zona tambahan secara numerik titik batas zona tambahan secara grafik TD.168’’ TD.168 TD.167 TD.167a’’ TD.167a’ TD.167b’ TD.167b’’ TD.164 TD.164’ TD.164’’ Batas laut teritorial secara numerik Batas laut teritorial secara grafik

TD. 168

TD. 168’ TD. 168’’

(8)

IV - 8

Gambar 4. 7 Perbandingan batas laut ZEE secara grafik dan numerik

Gambar 4. 8 Perbandingan batas laut landas kontinen secara grafik dan numerik

Perbandingan secara numerik batas-batas laut yang memakai PP No. 38 tahun 2002 ini dapat dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, tabel 3.3, tabel 3.4 yang dibandingkan dengan tabel 3.6, tabel 3.8, tabel 3.9, dan tabel 3.10.

TD.168’

batas laut zee secara numerik batas laut zee secara grafik titik batas laut zee secara numerik titik batas laut zee secara grafik TD.168’’ TD.168 TD.167 TD.167a’’ TD.167a’ TD.167b’ TD.167b’’ TD.164 TD.164’ TD.164’’ TD.168’ TD.168’’ TD.168 TD.167 TD.167a’’ TD.167a’ TD.167b’ TD.167b’’ TD.164 TD.164’ TD.164’’

batas landas kontinen secara numerik batas landas kontinen secara grafik titik batas landas kontinen secara numerik titik batas landas kontinen secara grafik

(9)

IV - 9

IV. 3. Analisis Pengaruh Terhadap Luas Laut

Luas perairan seoptimal mungkin adalah tujuan dari setiap negara pantai menentukan batas laut negaranya. Untuk itu. Setiap negara pantai pasti mencari metode yang paling baik dilakukan sesuai dengan ketentuan pada TALOS.

Pada gambar 4.9 ditunjukkan perbedaan luas yang didapat oleh suatu negara pantai yang menggunakan prinsip garis pangkal kepulauan untuk menentukan batas laut teritorialnya, dengan membandingkan metode numerik dan grafik.

Gambar 4.9 Perbandingan luas laut teritorial dengan memakai metode grafik dan numerik

batas laut teritorial secara numerik batas laut teritorial secara grafik TD.168’

titik batas laut teritorial secara numerik titik batas laut teritorial secara grafik TD.168’’ TD.168 TD.167 TD.167a’’ TD.167a TD.167b TD.167b’’ TD.164 TD.164’ TD.164’’

(10)

IV - 10 Perbandingan batas yang ditarik dengan metode grafik dan numerik dapat dilihat pada gambar 4.10.

Titik batas yang ditentukan dengan menggunakan TD. 168 pada PP No. 38/2002 digunakan sebagai acuan. TD. 168’ merupakan hasil delineasi batas laut teritorial dengan menggunakan metode numerik, sedangkan TD. 168’’ merupakan delineasi dengan metode grafik.

Pada gambar 3.9, dengan menggunakan titik-titik TD.168, TD.167, dan TD.164 sebagai titik-titik dasar, TD.168’, TD.167a’, TD.167b’, dan TD.164’ sebagai titik-titik batas teritorial secara metode numerik, dan TD.168’’, TD.167a’’, TD.167b’’, TD.164’’ sebagai titik-titik batas teritorial dengan metode grafik, kita dapat menghitung perbedaan luas laut apabila dibandingkan antara metode grafik dan metode numerik.

Tabel 4.3 Perbandingan luas laut teritorial dengan metode grafik dan numerik

Metode

Luas Laut Teritorial (meter2) Perbedaan Luas (meter2) Grafik 2820272764.07099 Numerik 2786892001.23087 33380762.8401203

(11)

IV - 11

IV. 4. Analisis Perbandingan Digit Belakang Koma Hasil Delineasi

Dalam delineasi batas laut dengan menggunakan metode grafik, titik-titik batas didapat melalui hasil hitungan grafis.

Pada perangkat lunak AutoCad, hasil hitungan tidak ditunjukkan dengan derajat, menit dan sekon, tetapi hanya dalam satuan derajat dengan empat digit belakang koma, yang nantinya akan dikonversikan ke dalam bentuk derajat, menit dan detiknya.

Melalui proses hitungan atau dengan metode numerik, titik-titik batas didapat dari hasil hitungan rumus hitungan Soal Pokok Geodesi I, dalam hal ini dengan metode T.Vincenty. Hasil hitungan didapat dengan format long g pada matlab, dimana juga dihasilkan dalam satuan derajat tetapi mempunyai 12 digit belakang koma.

Pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 ditunjukkan perbandingan pemakaian empat digit belakang koma dengan 12 digit belakang koma dalam delineasi batas laut menggunakan metode numerik.

Tabel 4.4 Pemakaian 12 digit belakang koma dalam delineasi batas laut teritorial dengan metode numerik

Koordinat Awal Koordinat Batas Grafik Koordinat Batas Numerik

Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Jarak (m) Sudut Jurusan (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) 1 24 19 97 03 38 22.224 264 14 10,6231 1,3850 96,8596 1,38508505939137 96,8618655919729

Koordinat Awal Koordinat Batas Grafik Koordinat Batas Numerik

Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Jarak (m) Sudut Jurusan (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) 1 24 19 97 03 38 22.224 264 14 10,6231 1 23 6,00 96 51 34,56 1 23 6,31 96 51 42,72

(12)

IV - 12 Tabel 4.5 Pemakaian empat digit belakang koma dalam delineasi batas laut teritorial

dengan metode numerik

Koordinat Awal Koordinat Batas Grafik Koordinat Batas Numerik

Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Jarak (m) Sudut Jurusan (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) 1 24 19 97 03 38 22.224 264 14 10,6231 1,3850 96,8596 1,3851 96,8619

Koordinat Awal Koordinat Batas Grafik Koordinat Batas Numerik

Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Jarak (m) Sudut Jurusan (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) Lintang (...o...’...”) Bujur (...o...’...”) 1 24 19 97 03 38 22.224 264 14 10,6231 1 23 6,00 96 51 34,56 1 23 6,36 96 51 42,84

Gambar

Gambar 4. 2 Perbandingan batas laut teritorial sesuai metode lingkaran digelindingkan dengan  berpusat di titik terluar dengan skala 1 : 200.000
Gambar 4. 3 Perbandingan batas laut teritorial sesuai metode grafik dan numerik  dengan skala  1:200.000 dengan mengambil beberapa titik pada muka air rendah
Tabel 4.1 Perbandingan delineasi batas laut teritorial dengan metode grafik dan  numerik dengan memakai banyak titik pada muka air rendah
Grafik  Koordinat Batas Numerik  Titik  Lintang  (... o ...’...”)  Bujur (...o ...’...”)  Jarak (m)  Sudut  Jurusan (...o ...’...”)  Lintang (...o ...’...”)  Bujur (...o ...’...”)  Lintang (...o ...’...”)  Bujur (...o ...’...”)  D-1  1 24 57,60  97 03 38,1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena inilah yang mendorong untuk melakukn penelitian dengan judul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Di Alfamart

Sedangkan pada tahun 2008-2013 ada 3 sektor yang nilai PDRB nya sangan melonjak tinggi seperti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor Pertanian, Sektor

Walaupun keluarga-keluarga yang hidup dalam suatu komunitas yang sama, dalam artian sama-sama memiliki tingkat social ekonomi yang rendah , sama-sama memiliki sumber

Secara umum, keragaman corak perencanaan yang ada dalam praktek saat ini, yaitu: (1) perencanaan komprehensif (comprehensive planning); (2) perencanaan induk (master planning);

Dari beberapa penelitian yang dikemukakan di atas terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas

Menurut penelitian yang dilakukan Ridha Rahmawati tahun 2009 lalu, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stunting dengan skor IQ anak usia

Dari penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa Mubayyinah (2012), Anggarawati (2013), Akmaluddin (2013), dan Faradiany (2013) memiliki kesamaan yaitu menganalisa sebuah

Desa wisata adalah desa yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial