14
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema
Manusia sebagai khalifah, dalam hal ini berkaitan dengan fungsi arsitek, memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan, mengelola alam untuk melakukan aktivitasnya di muka bumi, dengan prinsip keseimbangan dan keselarasan. Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga berpijak pada pendekatan nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an. Wujud arsitektur yang muncul
dari kreasi seorang arsitek, hendaknya melambangkan nilai-nilai Islam. Artinya, wujud arsitektur yang hadir tidak bertentangan dengan
prinsip tauhid, ketentuan syariah, dan tentu saja nilai-nilai akhlakul karimah.
Nilai Islam yang diterapkan pada Islamic Center ini menghasilkan perpaduan antara kebudayaan manusia dan proses penghambaan diri seorang manusia kepada Tuhannya, yang berada dalam keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya. Hasil karya yang bermakna inilah yang akan mewujud menjadi suatu bentuk peradaban baru yang islami dan membawa kebaikan bagi umat manusia.
3.2. Pengertian Tema
Perancangan Islamic Center ini merujuk pada tema Ajaran Islam dan
Implementasinya dalam Arsitektur, yaitu perancangan dan perencanaan
yang mengimplementasikan makna yang terkandung dalam ajaran pokok
islam ( Al-Qur’an ) dalam wujud arsitektural.
Perancangan dan perencanaan Islamic Center ini hanya mengimplementasikan dari beberapa ayat suci Al-Qur’an yang dapat
menjadi dasar acuan dan dikembangkan kedalam konsep arsitektur. Diantaranya yaitu mengimplementasikan QS. Hajj : 77, QS. Al-Hujuraat : 13, QS. Al-Maidah : 97, QS. Al-Kahfi : 30-31, QS. Ad-Dukhan : 51-52 dan QS. Al-Hijr : 45.
15
3.2.1. Implementasi Kandungan Ayat Al-Qur’an pada Islamic Centre
Secara mendasar, prinsip-prinsip yang diambil dari Al-Qur‟an juga mencakup tentang alam, manusia, dan makhluk hidup lainnya. Berbagai ilmu pengetahuan juga tercantum dalam Al-Qur‟an, baik secara implisit maupun eksplisit di berbagai institusi sosial, politik serta ekonomi yang diperlukan untuk menjalankan masyarakat yang sehat, sehingga Al-Qur‟an diperlukan di setiap pengetahuan dan aktivitas manusia, termasuk juga di bidang keilmuan arsitektur. Di dalam kitab itu, prinsip-prinsip dasar sudah disediakan bagi pembentukan sebuah kebudayaan yang lengkap, tentu saja termasuk bidang arsitektur.
Hal ini bukan berarti bahwa penjelasan dan uraian yang spesifik dan jelas tentang berbagai usaha manusia tersebut telah termuat dalam kitab suci yang memuat 114 surat ini. Al-Qur‟an tentu tidak menyebutkan secara detail dan jelas bagaimana arsitektur yang islami itu. Walaupun begitu, secara implisit di dalamnya terdapat suatu penjelasan yang menjadi dasar dan acuan pada ilmu pengetahuan.
Berikut akan dijelaskan beberapa makna yang terkandung di dalam ayat Al-Qur‟an maupun hadits yang dapat diaplikasikan kedalam perancangan arsitektur pada Islamic Center :
Pendekatan pada (QS. Al-Hajj : 77 )
77. Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.(QS. Al-Hajj:77)
Kesimpulan :
Menurut SAJADA Situs Al-Ukhuwah Jogja Dua, Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Al-Hajj ayat 77 di atas mengisyaratkan bahwa untuk meraih keberuntungan di dunia dan akhirat dibutuhkan usaha terpadu berupa kegiatan „ubudiyah atau hablumminallah dan kegiatan memproduksi kebajikan atau hablumminannaas. Selain diperintahkan untuk ruku‟, sujud dan menyembah Allah, seorang Mu‟min juga dituntut aktif berbuat kebajikan terhadap sesama manusia.
16
Implementasi :
Implementasi ayat tersebut dapat dihubungkan pada perancangan arsitektur berupa perancangan bangunan yang dapat menggambarkan hubungan manusia dengan manusia lain (Hablumminannas) dan hubungan manusia dengan Sang Khalik (Hablumminnallah).
Pendekatan pada (QS. Al-Hujuraat : 13)
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat : 13)
Kesimpulan :
Menurut Fanani (2009:31) Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Al-Hujuraat : 13 diatas mengisyaratkan bahwa, betapa dalam persoalan akidah terdapat perbedaan yang sangat nyata, namun dalam pergaulan budaya hubungan itu begitu lentur. Pinjam – meminjam atau bahkan waris – mewarisi benda-benda fisik wujud kebudayaan antar komunitas, sepanjang mampu diolah dengan tanpa mengganggu prinsip akidah.
Implementasi :
Implementasi dari QS. Al-Hujuraat : 13 adalah adanya
hubungan terhadap pelestarian warisan wujud fisik kebudayaan komunitas terdahulu maupun budaya setempat.
Agar dapat selaras dengan karifan budaya lokal, maka wujud fisik kebudayaan yang dominan diterapkan pada perancangan islamic
centre ini adalah kebudayaan Indonesia, namun terdapat juga unsur
kebudayaan lain sebagai elemen penghias. Pendekatan pada (QS. Al-Maidah : 97)
97. Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat
17
Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Maidah : 97)
Implementasi :
Implementasi pada ayat tersebut dapat dihubungankan dengan orientasi atau arah muka bangunan yang mengarah pada ka‟bah (kiblat).
Pendekatan pada : (QS. Al-Kahfi : 30-31, QS. Ad-Dukhan : 51-52
dan QS. Al-Hijr : 45)
30. Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.. 31. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;(QS. Al-Kahfi : 30 - 31)
51. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, 52. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; (QS. Ad-Dukhan : 51-52)
45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga
(taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).(QS.
Al-Hijr : 45)
Kesimpulan :
Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Al-Kahfi : 30-31, surat Ad-Dukhan : 51-52 dan surat Al-Hijr : 45 diatas mengisyaratkan sifat-sifat keindahan surga, dan sifat-sifat dari surga itu tidak hanya sekali atau dalam satu surat saja melainkan dalam beberapa surat. Sifat-sifat yang
dimiliki surga itu diantaranya memiliki taman-taman, buah-buahan, mata air yang mengalir, sungai yang mengalir, dan pepohonan (Pramono, tanpa tahun:7).
18
Walaupun telah disebutkan dalam Alhadits bahwa surga belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia, namun setidaknya sifat-sifat yang disebutkan dalam Al-Qur‟an dapat di apresiasikan pada sebuah bangunan untuk dirasakan keindahannya didunia (Pramono, tanpa tahun:7).
Implementasi :
Implementasi makna dari QS. Al-Kahfi : 30-31, surat Ad-Dukhan : 51-52 dan surat Al-Hijr : 45 adalah adanya hubungan terhadap
elemen-elemen ruang luar dan landscape yang terdiri dari taman-taman, buah-buahan, mata air yang mengalir, sungai yang mengalir, dan pepohonan.
3.2.2. Pola Geometris dan Seni Kaligrafi sebagai Elemen Hias
Unsur yang akan dibahas sehubungan dengan elemen hias Islam adalah motif yang biasa digunakan dalam interior masjid. Motif pada umumnya harus mengalami perubahan bentuk, sehingga memperoleh bentuk baru yang cocok atau sesuai untuk mengisi bidang hias. Pengubahan ini disebut stilasi, keindahan alami diubah menjadi keindahan ornamental. Sumbernya bisa diambil dari tumbuhan, lambang ataupun bentuk-bentuk geometris, dan sebagainya (Dalidjo, 1982:2).
Namun dalam Islam, ada larangan visualisasi hewan dan manusia, sehingga muncul pola-pola yang kemudian menjadi ciri khas pada bangunan masjid dan merupakan jalan keluar dari adanya larangan tersebut. Berikut akan dijelaskan mengenai pola geometris dan seni kaligrafi :
Pola Geometris
Pola geometris yang sering digunakan yaitu pola octagon dan delapan sudut atau lebih dikenal dengan pola bintang (star shapes). Pola bintang sering diterapkan pada masjid, hal ini dapat dikaitkan dengan salah satu firman Allah SWT dalam QS. An Najm : 1.
19
Maksud dari firman Allah pada QS. An Najm : 1 yang berarti Bintang adalah bintang sebagai lambang ciptaan Tuhan yang sangat berguna bagi aktivitas kehidupan manusia (Yayasan Penyelenggara Penter-jemah Al Quran, 1989:870).
Jadi selain sebagai simbol Surat An Najm, adanya pola ini juga merupakan salah satu wujud kekaguman manusia terhadap ciptaan-Nya. Pada lantai pola geometris (persegi panjang) digunakan sebagai tanda shaf sholat.
Seni Kaligrafi
Kaligrafi menjadi bentuk ekspresi khas sangat kuat mewarnai detail tampilannya dalam kutipan ayat Al-Qur‟an maupun Hadits Nabi ataupun atsar (kata-kata mutiara). Ekspresi kaligrafi menjadi sangat orisinil karena memadukan karakter yang terbentuk dari elemen huruf khas Arab berpadu dengan kalimat dari ayat Al-Qur‟an atau Hadits Nabi dimana asal sumbernya memang dari Islam. Sesuai dengan ciri kaligrafi, maka karakter huruf dan tulisan menjadi unsur penting.Corak gaya rik’ah, tsulus, atau kufi, memberikan sumbangan penampilan dekoratifnya.
Jadi dapat dikatakan kaligrafi merupakan media penyampaian firman Tuhan. Selain sebagai elemen hias yang sangat tinggi nilainya, penerapannya dalam interior maupun eksterior sebaiknya pada posisi yang mudah terbaca karena menggambarkan bahwa Tuhan sedang berbicara dengan manusia.
20
3.3. Studi Banding Bangunan dengan Tema Sejenis
3.3.1. Real Al Cazar, Sevilla, Spanyol ( Tema Implementasi Surga )
Taman Real Alcazar atau sering disebut The Royal Alcazar Palace dalam bahasa Inggris, adalah salah satu peninggalan kejayaan Islam di Andalucia. Bangunan ini didirikan pada awal abad X pada masa pemerintahan Abd Al Rahman III tepatnya pada tahun 913.
Pembangunan gedung-gedung dan juga taman yang ada disekelilingnya pada masa itu, tak lepas dari impian sebuah surga yang digambarkan dalam kitab suci umat Islam, Alqur‟an. Di dalam Alhadits juga disebutkan bahwa tempat ini sangat indah dan belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia.
Surga yang digambarkan sangat indah tersebut, memiliki sifat-sifat yang disebutkan dalam Alqur‟an. Dan sifat dari surga itu disebutkan dalam beberapa surat, diantaranya yaitu :
Surat Al-Kahfi ayat 31
31. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang
mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.
Surat Ad-Dukhan ayat 51-52
51. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang
aman, 52. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air. Gambar 3.2. Kaligrafi
21
Surat Al-Hijr ayat 45
45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga
(taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
Dan masih ada beberapa surat dan ayat lain dalam Alqur‟an yang menjelaskan keindahan surga seperti QS. Shad : 49-54, QS. Al-Waqiah : 13-38, QS. Al-Haqqoh : 19-28, QS. Al-Insan : 11-15.
Dari beberapa surat di Alqur‟an yang telah disebutkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa surga memiliki sifat-sifat yang memiliki
taman-taman, buah-buahan, mata air yang mengalir, sungai yang mengalir, dan pepohonan. Walaupun telah disebutkan dalam Alhadits
bahwa surga belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta
terlintas di hati manusia, namun setidaknya sifat-sifat yang disebutkan
dalam Alqur‟an dapat diapresiasikan pada sebuah bangunan untuk dirasakan keindahannya di dunia.
Gambar 3.5. Taman dan Kolam air
pada the Gallery Garden
Gambar 3.6. The Gallery Garden Gambar 3.3. Air Mancur Gambar 3.4. Pohon jeruk dan Kolam air
22
Salah satu contoh penerapan sifat-sifat surga yang dijelaskan dalam Alqur‟an diimplementasikan pada bangunan Real Alcazar. Sang Arsitek mencoba menerapkan dengan menghadirkan bangunan yang dikelilingi oleh taman, adanya air mancur dan airnya yang mengalir, serta pepohonan yang bisa dipetik buahnya.
Sebagai ruang kawasan publik, dan juga sebagai ruang transisi menuju bangunan yang lebih privat, dihadirkan taman-taman yang tumbuh berbagai macam pohon dan juga tanaman lainnya. Kesan sejuk dan hijau dengan hadirnya taman-taman dalam kawasan ini memberikan keserasian warna dengan bangunan yang di dominasi warna merah bata.
Ruang terbuka hijau ini akan sering dijumpai pada hampir semua bagian depan bangunan. Tak jarang beberapa taman-taman tersebut dihiasi dengan kolam air, dan diantara kolam-kolam air tersebut mengalir air yang berasal dari air mancur. Sang arsitek sengaja membuat adanya aliran air untuk emnciptakan suasana aliran sungai yang digambarkan di dalam Alqur‟an.
Konsep surga diterapkan juga pada bagian dalam ruang, seperti pada dinding, pintu, jendela, dan atap. Ukiran yang berbentuk sulur dan dedaunan yang dibentuk dengan pola geometri memberikan kesan “hijau” pada sisi interior. Arsitek ingin memberikan sentuhan surga yang tidak ahnya dapat dinikmati di bagian luar bangunan, melainkan juga di bagian dalam bangunan. Arsitek berharap agar penghuni akan merasakan suasana surga di dunia dengan menghadirkan konsep tanaman kedua sisi bangunan.
Gambar 3.7. Taman dan Kolam
Air pada The Stucco Courtyard
23
Seni geometri dan kaligrafi yang merupakan warisan budaya islam juga turut andil dalam mempercantik bagian luar dan bagian dalam
bangunan ini. Kesenian geometri yang bermula dari sebuah bentuk lingkaran, dengan ketrampilan sang arsitek menggabungkan beberapa garis dan titik akan didapatkan sebuah bentuk pola. Dari sebuah bentuk pola tersebut selanjutnya dilakukan perulangan dan akan mendapatkan sebuah motif yang sangat indah.
3.3.2. Kesimpulan Studi Banding
Dari hasil studi yang diperoleh, menghasilkan kesimpulan yang akan diterapkan ke dalam perancangan islamic centre, yaitu sebagai berikut :
Bangunan Real Alcazar dan tamannya dirancang tak lepas dari impian sebuah surga yang digambarkan dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur‟an.
Gambar 3.9. Ulir pada sisi dinding
bangunan sebagai perwujudan penerapan tanaman pada interior
Gambar 3.10. Motif sulur
tanaman berbaur dengan kesenian geometri dan kaligrafi dinding bagian dalam bangunan.
Pujian atas nama Allah dan kalimat-kalimat Allah juga dituangkan dalam kesenian kaligrafi. Kesenian tersebut berbaur dengan kesenian geometri dan juga konsep “hijau” pada beberapa bagian dinding bangunan baik itu dinding yang terletak di bagian dalam bangunan ataupun
pada bagian fasade bangunan. Gambar 3.11. Detail motif yang terdapat pada bagian dinding
24
Rancangan bangunan Real Alcazar dan tamannya ini merupakan hasil implementasi dari : QS. Al-Kahfi : 31, QS. Ad-Dukhan : 51-52, QS. Hijr : 45, QS. Shad : 49-54, QS. Waqiah : 13-38, QS. Al-Haqqoh : 19-28, QS. Al-Insan : 11-15.
Dari beberapa surat di Alqur‟an yang telah disebutkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa surga memiliki sifat-sifat yang memiliki taman-taman, buah-buahan, mata air yang mengalir, sungai yang mengalir, dan pepohonan. Kemudian sifat-sifat tersebut dapat diapresiasikan pada sebuah bangunan untuk dirasakan keindahannya di dunia.
Penerapan implementasi surga pada eksterior bangunan Real Alcazar : Menghadirkan bangunan yang dikelilingi oleh taman, adanya air
mancur dan airnya yang mengalir, serta pepohonan yang bisa dipetik buahnya.
Sebagai ruang kawasan publik dan ruang transisi menuju bangunan yang lebih privat, dihadirkan taman-taman yang tumbuh berbagai macam pohon dan juga tanaman lainnya.
Ruang terbuka hijau dihadirkan hampir semua bagian depan bangunan.
Taman-taman dihiasi dengan kolam air, dan diantara kolam-kolam air tersebut mengalir air yang berasal dari air mancur.
Penerapan implementasi surga pada interior bangunan Real Alcazar : Konsep tanaman dihadirkan juga pada dinding, pintu, jendela, dan
atap bangunan. Ukiran yang berbentuk sulur dan dedaunan yang dibentuk dengan pola geometri memberikan kesan “hijau” pada sisi interior.
Kesenian geometri dan kaligrafi pada beberapa bagian dinding bangunan baik itu dinding yang terletak di bagian dalam bangunan ataupun pada bagian fasade bangunan.