• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Tergantung : Perilaku mengemudi berisiko 2. Variabel Bebas : Kontrol diri

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku Mengemudi Berisiko

Perilaku mengemudi berisiko adalah segala tindakan individu dalam mengemudi yang dapat meningkatkan risiko berkendara, mengancam dan membahayakan keselamatan serta merugikan individu sendiri maupun orang lain dan dapat merusak fasilitas jalan raya namun tidak ditujukan secara sengaja.

Pada penelitian ini, perilaku mengemudi berisiko pada subjek dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur peneliti sebelumnya. Alat ukur perilaku mengemudi berisiko diadaptasi dari alat ukur risky driving behavior scale yang dirancang oleh Iversen (2004) berdasarkan aspek. Adapun aspek yang digunakan antara lain: pelanggaran lalu lintas atau mengemudi dengan kecepatan tinggi, pengemudi yang nekat, tidak menggunakan sabuk pengaman, mengemudi dengan hati-hati dan waspada, mengemudi dan

(2)

meminum-minuman keras, perhatian terhadap anak-anak di lalu lintas, dan mengemudi di bawah kecepatan.

Besar kecilnya tingkat perilaku mengemudi berisiko pada subjek dapat diketahui setelah mengisi skala perilaku mengemudi berisiko. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala tersebut, maka semakin tinggi tingkat perilaku mengemudi berisiko. Sebaliknya, semakin rendah skor yang di peroleh dalam skala, maka semakin rendah tingkat perilaku mengemudi berisiko pada subjek.

2. Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan suatu kemampuan individu untuk mengendalikan, mengatur, menekan serta mengarahkan perilaku, emosi, maupun dorongan-dorongan dari dalam diri kearah yang positif. Kontrol diri yang tinggi mampu membuat individu lebih memperhatikan semua perilaku dan tindakannya dalam setiap situasi yang bervariasi dibandingkan individu dengan tingkat kontrol diri yang rendah. Individu dengan kontrol diri yang rendah akan mudah bertindak impulsif, kurang mampu mengarahkan perilakunya dan terlibat dalam perilaku berisiko.

Kemampuan kontrol diri diukur dengan menggunakan low self-control scale yang telah diadaptasi dari Gottfredson dan Hirschi (dalam Arneklev, Elis & Medlicott, 2006) yang terdiri dari enam aspek, yaitu: impulsivity, simple tasks, risk taking, physical activities, self-centeredness, dan temper. Tinggi rendahnya kontrol diri yang dimiliki subjek dapat diketahui dengan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kontrol diri. Semakin tinggi

(3)

skor yang diperoleh subjek dalam skala tersebut, maka semakin tinggi kemampuan kontrol diri pada subjek. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek dalam skala, maka semakin rendah kemampuan kontrol diri pada subjek.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja, yakni dengan rentang usia 18-21 tahun. Memiliki surat ijin mengemudi kendaraan roda dua.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan skala. Skala tersebut berupa angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari subjek dalam bentuk laporan mengenai pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Pengumpulan data menggunakan skala model Likert, yaitu: risky driving behavior scale dan low self-control scale. Masing-masing skala akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Skala Perilaku Mengemudi Berisiko

Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku mengemudi berisiko dalam penelitian ini adalah diadaptasi dari alat ukur penelitian sebelumnya yaitu risky driving behavior scale yang dirancang oleh Iversen (2004) berdasarkan tujuh aspek yang ada, antara lain: pelanggaran lalu lintas atau mengemudi dengan kecepatan tinggi, pengemudi yang nekat, tidak

(4)

menggunakan sabuk pengaman, mengemudi dengan hati-hati dan waspada, mengemudi dan minum minuman keras, perhatian terhadap anak-anak di lalu lintas dan mengemudi di bawah kecepatan. Aspek minum-minuman keras dalam skala ini diganti dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menimbulkan rasa ngantuk. Hal ini disesuaikan dengan gaya hidup yang lebih mungkin dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam sehari-hari.

Skala perilaku mengemudi berisiko terdiri dari 30 aitem, yang disusun dari 27 pernyataan favourable dan 3 pernyataan unfavourable. Skala ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana perilaku mengemudi berisiko pada subjek dengan mengacu pada aspek-aspek perilaku mengemudi berisiko. Berikut ini adalah tabel distribusi aitem skala perilaku mengemudi berisiko sebelum uji coba:

Tabel 1

Distribusi aitem skala perilaku mengemudi berisiko sebelum uji coba

Aspek Favourable Unfavourable

Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah

1. Pelanggaran lalu lintas atau mengemudi dengan kecepatan tinggi

1, 6, 11, 16,

21 5 5 1

2. Pengemudi yang nekat 2, 13, 17, 22, 25, 26, 27 7 - 0 3. Tidak menggunakan helm 10, 12 2 29 1

4. Mengemudi dengan

hati-hati dan waspada 3, 19, 23, 28 4 - 0 5. Mengemudi dan

meminum minuman keras 18, 20 2 8 1

6. Perhatian terhadap

anak-anak di lalu lintas 4, 24, 30 3 - 0

7. Mengemudi dibawah

kecepatan 7, 9, 14, 15 4 - 0

(5)

Pada skala perilaku mengemudi berisiko, menggunakan metode Likert, masing-masing aitem pernyataan mempunyai empat alternatif pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Sering), S (Sering), Pernah (P), dan TP (Tidak Pernah). Pemberian skor bergerak dari angka 4 sampai 1, pada pertanyaan favorable nilai tertinggi 4 adalah untuk jawaban sangat sering (SS), 3 untuk jawaban sering (S), 2 untuk jawaban pernah (P), dan 1 untuk jawaban tidak pernah (TP). Sebaliknya pada pertanyaan unfavorable nilai tertinggi 4 adalah untuk jawaban tidak pernah (TP), 3 untuk jawaban pernah (P), 2 untuk jawaban sering (S), dan 1 untuk jawaban sangat sering(SS).

2. Skala Kontrol Diri

Skala kontrol diri diadaptasi dari low self-control scale dari Gottfredson dan Hirschi (dalam Arneklev, Elis & Medlicott, 2006) yang terdiri dari enam aspek, yaitu: impulsivity, simple tasks, risk taking, physical activities, self-centeredness, dan temper.

Skala kontrol diri terdiri dari 24 aitem yang keseluruhan disusun berdasarkan pernyataan unfavorable. Skala ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kontrol diri subjek dengan mengacu pada aspek-aspek kontrol diri. Berikut ini adalah tabel distribusi aitem skala kontrol diri sebelum uji coba :

Tabel 2

Distribusi aitem skala kontrol diri sebelum uji coba

Aspek Nomor Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

(6)

Skala kontrol diri ini menggunakan metode Likert, masing-masing aitem pertanyaan mempunyai empat alternatif pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Pemberian skor bergerak dari angka 1 sampai dengan 4, pada pernyataan unfavorable nilai tertinggi 1 adalah untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 untuk jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS).

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang sudah memenuhi validitas dan reliabilitas, maka sebelum digunakan dalam penelitian ini skala perilaku mengemudi berisiko dan skala kontrol diri sudah harus memenuhi validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, apabila data tersebut dapat menjalankan alat fungsi ukurnya, atau memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut (Azwar, 2013). 2. Simple tasks - 5, 6, 7, 8 4 3. Risk taking - 9, 10, 11, 12 4 4. Physical activities - 13, 14, 15, 16 4 5. Self centeredness - 17, 18, 19, 20 4 6. Temper - 21, 22, 23, 24 4 Jumlah 24

(7)

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan kolerasi aitem-aitem menggunakan batasan r ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien kolerasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat diinterprestasikan memiliki daya diskrminasi rendah, perhitungan validitas skala dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Azwar, 2013).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah teknik untuk mengetahui konsistensi alat ukur (kuesioner). Besarnya reliabilitas alat ukur yang telah diujikan menunjukkan sejauh mana tingkat kepercayaan atau keandalan alat ukur dalam mengukur subjek penelitian (Azwar, 2013).

Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00, semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2013). Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati 0 menandakan reliabilitas yang semakin rendah. Menurut reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas ini adalah dengan menggunkan Alpha Cronbach.

F. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, suatu analisis yang digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat

(8)

hubungan suatu variabel bebas dengan variabel tergantung. Pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kontrol diri dengan perilaku mengemudi berisiko pada remaja. Komputasi data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 for windows.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk menyesuaikan be­ sarnya harga pekerjaan bangunan dengan keadaaan dewasa ini dan mengatur dengan pasti besarnya uang pengganti biaya pembuatan

say {Dewi Sukma}{Hai Nyai Emas Padmawati, beritahukanlah pada rajamu.} say {Dewi Sukma}{Utuslah seseorang untuk mengambil pusaka Lalayang Salaka Domas di Jabaning Langit}. say

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Dari beberapa tabel manfaat e-journal tersebut, dapat disimpulkan secara umum bahwa mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Andalas dari tingkat pendidikan yang

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 dan dikoordinatori oleh Bapak Adri dari divisi FPMP. Persiapan yang dilakukan meliputi menyiapkan Seminar Kit

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari di Desa Margorejo

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Kegiatan Pembelajaran siswa MI Miftahul Huda Wonorejo Gandusari dan MI Hidayatul Mubtadiin Sukorame Gandusari Trenggalek, di dalam dan luar kelas4. Observasi dan