• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA KELURAHAN BAIYA PALU UTARA SULAWESI TENGAH"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT WANAJAYA NAGAPUSPA

KELURAHAN BAIYA PALU UTARA

SULAWESI TENGAH

Oleh:

IRFAN.A NIM. 060 500 034

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2010

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT.WANAJAYA NAGAPUSPA yang berlokasi di jalan Pelabuhan Pantoloan No.128 Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah. Mulai tanggal Menyetujui Dosen Pembimbing M.Fikri Hernandi,S.Hut. MP NIP. 197011271998021001 Dosen Penguji Ir. Syafi’i, MP NIP. 196806199521001 Mengesahkan Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP. 196310281988031003

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT WANAJAYA NAGAPUSPA Jalan Pelabuhan Pantoloan No.128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah.

Dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibunda dan kaka tercinta yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan PKL ini.

2. Bapak Ir.Wartomo, MP. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak M. Fikri Hernandi,S.Hut. MP. Selaku Ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak M.Fikri Hernandi S.Hut. MP. Selaku Dosen Pembimbing.

5. Bapak Wagirin Dingo selaku Derektur Utama PT WANAJAYA NAGAPUSPA beserta Bapak Kepala bagian dan seluruh staf / karyawan yang telah membantu kami selama proses Kegiatan PKL di perusahaan tersebut. 6. Rekan-rekan angkatan 2006 - 2007 Khususnya satu tempat praktek dan

rekan-rekan yang lainnya yang telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

(4)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Pratek Kerja Lapang (PKL) ini masih terdapat Kekurangan-kekurangan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca pada umumnya.

Penulis

(5)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ……….. i KATA PENGANTAR ……….……….. ii DAFTAR ISI ……….. iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR LAMPIRAN ………. vi I. PENDAHULUAN ……….. 1 A. Latar Belakang ……….………...……... 1

B. Maksud dan Tujuan ………...………. 1

C. Hasil Yang Diharapkan………... 2

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ………. 4

A. Sejarah Singkat PT. WANA JAYA NAGA PUSPA ………… 4

B. Ketenagakerjaan Dan Struktur Organisasi Perusahaan ………. 5

C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL ………. 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG … ……….. 6

A. Penggergajian ……… 6

B. Penimbunan Kayu Gergajian………... 9

C. Pengeringan………. 12

D. Pengangkutan Kayu Gergajian ke Temp at Pengolahan… …….. 15

E. Penanganan Kayu Gergajian……… 16

F. Woodworking dan Moulding (1)……… 18

G. Woodworking dan Moulding (2)………... 20

H. Pengemasan……… 22

IV. KESIMPULAN DAN SARAN……… …… 25

A. Kesimpulan ………... 25

B. saran……… 26

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil Produksi Table Saw kayu Eboni ……… 8

2. Hasil Produksi Table Saw kayu Pao Rosa ……….. 8

3. Kualitas Sortimen Hasil Pemilahan ……….... 12

4. Hasil Pengeringan Kayu dari Kiln Dryer ……… 14

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Stuktur Organisasi PT. WANAJAYA NAGAPUSPA……….. 28 2. Gambar Contoh Produk Barang Setengah Jadi……….. 29 3. Gambar Contoh Produk Barang Jadi……….. 30

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan PKL yang dilaksanakan dari tanggal 15 Maret – 30 April 2010 merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Nege ri Samarinda. Kegiatan ini juga dimaksudkan agar para mahasiswa mendapat pengalaman kerja di lapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi di dalam masyarakat. Dengan demikian mahasiswa akan mempunyai tambahan wawasan mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan yang terdapat pada Industri Pengolahan Hasil Hutan mulai dari persiapan bahan baku sampai dengan persiapan pemasaran produk yang dihasilkan.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapang (PKL), agar mahasiswa dapat :

1. Memahami prinsip -prinsip kerja industri pengolahan kayu solid.

2. Mengetahui penggunaan alat dan sarana dengan tepat dalam kegiatan industri tersebut.

3. Memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan praktek tertentu dalam kegiatan industri.

(9)

4. Mengevaluasi kegiatan teknis tersebut dan membandingkan dengan ilmu pengetahuan.

5. Dan juga diharapkan mampu menggali dan menemukan persoalan-persoalan maupun permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan PKL mempunyai tiga yaitu :

1. Mahasiswa

a. Dapat menciptakan kedewasaan pola berpikir untuk dapat menelaah dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam perusahaan (pabrik) b. Menciptakan cara dan bekerjasama secara disiplin sebagai suatu kegiatan yang

utuh.

c. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader / tenaga siap pakai di samping diharapkan terbentuknya rasa cinta serta tanggung jawab terhadap pekerjaan sehingga dapat menjadi sarjana/ahli madya yang siap pakai.

2. Perguruan Tinggi

a. Supaya perguruan tinggi menghasilkan ahli madya penerus pembangunan yang mampu menghadapi permasalahan yang sangat kompleks saat ini dalam pembangunan.

(10)

b. Perguruan tinggi dapat lebih memantapkan program yang disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan zaman, mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi dan instansi/departemen swasta dan lain- lain dalam pelaksanaan pembangunan sehingga lebih mempercepat proses gerak pembangunan.

3. Perusahaan

a. Perusahaan dapat memperoleh informasi yang tepat (nilai tambah) yang bersifat membangun.

b. Menciptakan pola kebijaksanaan mutu / kualitas perusahaan yang lebih tinggi dan inovatif.

(11)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT WANAJAYA NAGAPUSPA

PT WANAJAYA NAGAPUSPA didirikan pada tangga l 23 February 1989 oleh empat orang pemegang saham yaitu Wagirin Dingo, Rudy Koerniawan, Hanafi Yusuf Pelengkahu dan Ricky Karamoy, berlokasi di Jalan Pelabuhan Pantoloan No. 128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah dengan luas areal 3,5 Ha.

PT WANAJAYA NAGAPUSPA memperoleh bahan baku dari beberapa suplier masyarakat yang berdomisili di poso dengan hasil produksi 3,5 m3/bulan.

Sistem kerja yang diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti perusahaan-perusahaan industri lainnya yang tetap mengacu pada aturan-aturan Depnaker serta jaminan kesehatan lainnya seperti Jamsostek.

Semenjak mulai beroperasi sampai saat ini PT WANAJAYA NAGAPUSPA telah mendapatkan pengakuan dari para pelanggannya sebagai Industri Woodworking dan Moulding serta perdagangan kayu dengan berkualitas internasional, sesuai seperti yang tercantum pada kontrak jual beli, adapun negara tujuan ekspor yang utama adalah negara Jepang.

Adapun jenis kayu yang digunakan adalah Eboni dan Pao rosa, selanjutnya produk yang dihasilkan diantaranya Hexagon, Nakajoku, Kendai, sumpit dan Nakatejen.

(12)

B. Ketenagakerjaan dan Struktur Organisasi Perusahaan 1. Tenaga Kerja

PT WANAJAYA NAGAPUSPA saat ini memiliki karyawan sejumlah 33 orang yang terdiri dari 20 orang karyawan laki- laki dan 13 orang perempuan, dengan tingkat pendidikan karyawan yang beragam yaitu tingkat Sarjana, SLTA dan SLTP.

2. Struktur Organisasi

PT WANAJAYA NAGAPUSPA dipimpin oleh seorang Komisaris kemudian Dewan Direksi. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada halaman lampiran 1.

C. Lokasi da n Waktu Kegiatan PKL 1. Lokasi

Kegiatan PKL dilaksanakan selama 2 bulan, yang dimulai dari tanggal 13 Maret 2010 – 30 April 2010. Kegiatan ini dilaksanakan Senin sampai dengan Sabtu dari jam 08.00 – 18.00 Wita.

2. Waktu

Pelaksanaan kegiatan PKL bertempat di perusahaan industri Woodworking dan Moulding milik PT WANAJAYA NAGAPUSPA yang berlokasi di Jalan Pelabuhan Pantoloan No. 128 Kelurahan Baiya KM 21 Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah.

(13)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Penggergajian

Penggergajian merupakan proses untuk merubah bentuk kayu b lambangan menjadi bahan baku yang dapat di buat menjadi produk jadi. dengan tujuan agar kayu gergajian dapat di manfaatkan sebaik mungkin da n mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pada proses penggergajian juga dapat mengeluarkan atau mengurangi cacat-cacat pada bahan baku kayu untuk produksi tersebut.

1. Dasar Teori

Penggergajian merupakan proses awal dalam urutan pengolahan kayu, Hal ini disebabkan karena sebelum melalui proses lebih lanjut harus masuk ke penggergajian terlebih dahulu dengan tujuan merubah kayu yang berbentuk blambangan tersebut menjadi sortimen-sortimen yang siap untuk di olah lebih lanjut.

Dilihat dari sudut pemanfaatan kayu, penggergajian mempunyai keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik teknis maupun ekonomis, keuntungannya seperti :

a. Memudahkan penggunaan kayu sesuai kebutuhan. b. Meningkatkan kualitas dan nilai kayu

c. Mempermudah penyimpanan dan penghematan ruangan d. Mengurangi biaya angkut,

(14)

e. Merangsang tumbuhnya industri lain. 3. Alat dan Bahan

a. Alat

Peralatan yang dibutuhkan adalah : 1. Table Saw

2. Sigmat ( mistar ukur ) 3. Meteran

4. Alat tulis menulis b. Bahan

Blambangan sesuai dengan ukuran yang di beli dari supp lier yang terdiri dari kayu Eboni dengan panjang 150 cm, lebar 15 cm, tebal 22,4 cm dan untuk kayu pao rosa dengan panjang 300 cm, lebar 15 cm, tebal 25 cm.

4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu :

a. Blambangan dibersihkan dari pasir dan tanah yang terdapat pada permukaan. b. Mengamati cacat-cacat yang terdapat pada blambangan.

c. Pembelahan bagian permukaan yang terdapat serabut dan cacat dari sortimen yang dihasilkan.

5. Hasil Yang Dicapai

Pembelahan Blambangan hasil dari produksi mesin Table Saw untuk jenis kayu Eboni dan Pao Rosa memiliki ukuran sebagai berikut, yaitu :

(15)

Tabel 1. Hasil Produksi Table Saw kayu Eboni Ukuran (cm) No

Tebal Lebar Panjang

1. 1 3 – 15 30 – 150 2. 1,7 3 – 15 30 – 150 3. 2,7 3 – 15 30 – 150 4. 4 3 – 15 30 – 150 5. 5 3 – 15 30 – 150 6. 6 3 – 15 30 – 150

Tabel 2. Hasil Produksi Table Saw kayu Pao Rosa Ukuran (cm) No

Tebal Lebar Panjang

1. 1 15 – 20 200 - 300

2. 1,7 15 – 20 200 - 300

(16)

6. Pembahasan

a. Arah pembelahan tergantung dari cacat yang terdapat pada blambangan. Cacat tersebut terdiri dari :

1. Mata kayu 2. Pecah

b. Tujuan pembelahan yang pertama untuk mempermudah dalam pengerjaan berikutnya dan mempermudah penentuan grade dengan melihat serat-serat yang nampak di permukaan kayu.

c. Pembelahan sejajar arah serat kayu dengan memberikan spilasi agar kayu gergajian yang dihasilkan sesuai dengan ukuran akhir produk.

B. Penimbunan Kayu Gergajian

Penimbunan yaitu proses pengumpulan kayu olahan atau setelat dilakukan pemotongan untuk pembuatan bahn baku kayu lanjutan.

1. Tujuan

Tujuan penimbunan adalah :

a. Mencegah dan menghindari kayu gergajian dari serangan jamur dan organisme perusak kayu lainnya.

b. Membantu mengurangi jumlah kadar air kayu, terutama air bebas yang terdapat pada rongga sel, sehingga dapat mengurangi lamanya waktu pengeringan.

(17)

c. Untuk menyimpan sementara hasil produk dan Table Saw, juga untuk dilakukannya kegiatan pemilahan baik ukuran, kualitas kayu dan kegiatan lainnya.

2. Alat dan Bahan a. Alat

Alat dan prasarana penumpukan kayu yang diperlukan adalah : 1. Fork lift

2. Gerobak

3. Alat tulis menulis (kapur tulis) b. Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan : 1. Sortimen kayu gergajian 2. Stik kayu

3. Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan antara lain : a. Pemilahan kualitas kayu

b. Penyiapan stick

c. Penyusunan kayu dan pemberian stick

4. Hasil

Penumpukan dilakukan dalam satu hari kerja atau tergantung dari ada atau tidaknya kegiatan di mesin Table Saw.

(18)

5. Pembahasan

a. Untuk kualitas sortimen hasil pemilihan terdiri dari 3 grade, yaitu grade A (mempunyai strip lurus dan rapat), grade B (mempunyai strip lurus agak lebar), dan grade C (mempunyai strip -strip bergelombang).

b. Syarat penumpukan yang baik, yaitu :

1. Jenis, ukuran dan kualitas kayu dalam satu tumpukan harus seragam. 2. Penggunaan stick dengan ukuran yang seragam. Penggunaan stick

bertujuan untuk kelancaran proses sirkulasi udara pada tumpukan kayu.

3. Jarak antara stick diusahakan sama, sebab hal ini dapat berpengaruh pada proses pengeringan.

4. Susunan harus rapi, bertujuan agar pada saat pengangkutan dengan menggunakan fork lift susunan tidak roboh.

5. Setelah itu diberi tanda jenis, ukuran dan jumlah kayu dalam satu tumpukan.

6. Ukuran stick yang biasa digunakan adalah 1,5 x 2 cm mempunyai alasan sebagai berikut :

1) Pengoptimalan kapasitas atau isi dalam kamar pengeringan, dan 2) Ukuran tersebut merupakan ukuran yang optimal dalam proses

(19)

Tabel 3. Kualitas Sortimen Hasil Pemilahan

Grade Keterangan

A Serat lurus dan rapat B Serat lurus agak lebar C Serat-serat bergelombang

C. Pengeringan

Pengeringan adalah proses yang dilakukan pada kayu olahan untuk mengurangi jumlah kadar air yang terdapat dalam kayu. Sehingga akan di peroleh kadar air yang sesuai dengan tujuan penggunaan kayu di perusahaan tersebut.

Secara umum pengeringan kayu bertujuan untuk :

a. Menurunkan jumlah kadar air yang terdapat di dalam kayu

b. Memperpanjang usia pakai dari kayu tersebut, hal ini berarti kayu yang masih dalam keadaan basah sangat rentan akan serangan organisme perusak kayu. c. Mempertinggi mutu kayu sebagai bahan baku untuk tujuan pemakaian tertentu. 1. Dasar Teori

Pengeringan kayu adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengeluarkan atau mengurangi jumlah kadar air yang terdapat pada kayu, sehingga air yang terdapat dalam kayu memiliki kadar air yang sesuai dengan tujuan akhir dari pengeringan.

(20)

2. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan

1) Kiln dryer

2) MC (Moisture Content) meter 3) Jadwal pengeringan

2. Bahan : Kayu yang akan digunakan untuk produk barang jadi.

3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada proses pengeringan meliputi : 1. Penyusunan kayu dalam chamber

2. Mencari kadar air awal kayu

3. Setting semua peralatan baik peralatan di luar maupun peralatan di dalam ruangan pengeringan kemudian tutup semua pintu kamar pengeringan.

4. Menentukan kadar air akhir yang diinginkan, pemanasan awal dan penyalaan kipas

5. Pengecekan secara berkala terhadap temperatur, kelembaban dalam kamar

(21)

4. Hasil

Adapun hasil dari proses pengeringan ini adalah sebagai berikut : Tabel 4. Hasil Pengeringan Kayu dari Kiln Dryer.

Ukuran Kayu (cm) No. Jenis Kayu Tebal sebelumnya Tebal Sesudah Lebar Panjang Lama Pengeringan 1,5 0,9 5 - 11 30 – 50 15 hari 1. Eboni 3,5 3 5 - 11 30 – 50 21 hari 1,5 0,9 5 - 11 30 – 50 15 hari 2. Pao Rosa 3,5 3 5 - 11 30 – 50 21 hari

Kegiatan ini dilakukan tiap hari kerja hingga jadwal pengeringan kayu yang dikeringkan berakhir atau kadar air akhir kayu mencapai 7-8 %.

5. Pembahasan

1. Kayu yang akan dikeringkan hendaknya mempunyai ukuran, jenis yang sama. Agar dapat menghasilkan hasil pengeringan yang baik.

2. Terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya pada proses pengeringan kayu, yaitu :

1) Ukuran dan jenis kayu yang dikeringkan

(22)

3) Jumlah kayu yang dikeringkan 4) Pasokan dari alat pemanas

5) Arah sirkulasi udara panas dalam kamar pengeringan.

3. Di PT. WANAJAYA NAGAPUSPA menggunakan alat pengeringan Kiln Dryer.

Adapun keuntungan dan kerugian dari pengeringan ini sebagai berikut : 1. Keuntungan :

a. Waktu pengeringan relatif lebih cepat. b. Kadar air dapat dikontrol

c. Tidak memerlukan lahan yang luas d. Tidak tergantung dengan keadaan alam 2. Kerugian :

a. Biaya relatif mahal

b. Memerlukan tenaga ahli dalam pengoperasian c. Kapasitas kayu yang akan dikeringkan terbatas.

D. Pengangkutan Kayu Gergajian Ke Tempat Pengolahan 1. Alat dan Bahan

a. Alat :

1) Fork Lift 2) Gerobak

(23)

b. Bahan : Kayu yang akan digunakan untuk produk barang jadi.

2. Prosedur Kerja

Mengangkut kayu menuju tempat pengolahan selanjutnya yang di angkut sesuai dengan kebutuhan.

3. Hasil

Dilaksanakan dalam satu ha ri kerja atau tergantung dari banyaknya kayu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan yang ada.

4. Pembahasan

Pengangkutan dilaksanakan apabila : 1) Terdapat pesanan

E. Penanganan Kayu Gergajian sebelum Woodworking 1. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan : 1. Meteran

2. Microcaliper

3. Gergaji potong dan belah, dan 4. Alat tulis menulis

(24)

2. Prosedur Kerja

a. Pengukuran kayu gergajian baik tebal, lebar maupun panjang sesuai dengan kebutuhan untuk produk yang dihasilkan dengan memberikan spilasi ukuran sesuai dengan ketentuan

b. Pemberian tanda tempat pemotongan

c. Pemotongan dan pembelahan sesuai dengan tanda 3. Hasil

Kegiatan ini dilakukan dalam satu hari kerja atau jika terdapat pesanan. 4. Pembahasan

a. Kegiatan pemotongan selain bertujuan untuk mendapatkan ukuran yang dibutuhkan juga bertujuan untuk membuang cacat-cacat yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir.

1) Ukuran yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan.

2) Terjadinya penyusutan dimensi kayu yang berakibat berkurangnya

ukuran yang dibutuhkan

3) Pada proses pengampelasan nantinya, mengakibatkan berkurangnya

ukuran yang dibutuhkan.

4) Produk akhir dapat dirapikan kembali ( membersihkan permukaan dan

tepi produk baik pangampelasan dan pemotongan tepi produk )

b. Jumlah bahan baku yang akan dihasilkan dari kegiatan pemotongan kayu gergajian juga tergantung pada :

(25)

2) Cacat pada kayu yang akan dibuang, karena dapat mempengaruhi

kualitas produk, dan

3) Keterampilan seorang operator sangat berpengaruh terhadap efesiensi

waktu dan kualitas produk yang dihasilkan.

c. Spilasi diberikan dengan tujuan untuk mencegah kesalahan ukuran pada produk akhir, kesalahan tersebut seperti :

1. Ukuran yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan.

2. Terjadinya penyusutan dimensi kayu yang berakibat berkurangnya ukuran yang dibutuhkan

3. Pada proses pengampelasan nantinya, mengakibatkan berkurannya ukuran yang dibutuhkan.

4. Produk akhir dapat dirapikan kembali (membersihkan permukaan dan tepi produk baik pengampelasan dan pemotongan tepi produk).

F. Woodworking dan Moulding ( I ) 1. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan : 1. Meteran

2. Alat tulis menulis 3. Sigmat (mistar ukur)

4. Planner (mesin penyerut bagian permukaan) 5. Ripsaw (mesin pembelah kayu gergajian) 6. Cross cut (mesin pemotong kayu gergajian)

(26)

7. Circular saw 8. Mal

b. Bahan : Sortimen kayu gergajian

2. Prosedur kerja kegiatan Woodworking

Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut : a. Pemberian tanda tempat pemotongan

b. Pemotongan dan pembelahan sesuai tanda c. Pengukuran kayu dengan pemberian spilasi d. Pemilahan strip dan kualitas

e. Pemeriksaan cacat dan pemberian tanda kualitas f. Pengemasan (packing)

3. Hasil

Tabel 5. Produk barang setengah jadi :

Ukuran Kayu (cm) No. Jenis Produk

Tebal Lebar Panjang

1. Toita 0,6 > 10 > 105

2. Jiku 0,6 7 – 9 > 105

3. Maeita 0,6 4 – 9 > 50

4. Short Size 0,6 > 4 50 – 90

(27)

4. Pembahasan

a. Pemeriksaan cacat dan pemberian tanda kualitas sangat berkaitan erat, karena cacat yang ada mempengaruhi kwalitas bahan. Cacat-cacat yang

mengakibatkan kayu tidak dapat dijadikan bahan baku produk setengah jadi, yaitu :

1. Pecah pada permukaan kayu 2. Pin Hole

3. Mata kayu busuk

b. Pemilihan bahan baku bertujuan agar bahan yang akan diolah sesuai dengan peruntukan atau sesuai dengan tujuan akhir dari produk yang akan dihasilkan, pemilahan bahan baku terdiri dari :

1. Pemilahan ukuran, bertujuan agar ukuran yang digunakan sesuai dengan peruntukan dari bahan tersebut sehingga terjadi keseragaman ukuran. 2. Pemilahan strip.

c. Pemilahan kualitas, cacat-cacat yang ada akan sangat mempengaruhi penampilan produk, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas dari produk akhir. Cacat-cacat yang sering terdapat dan sangat berpengaruh tersebut seperti pin hole.

(28)

G. Woodworking dan Moulding ( II ) / Sumpit 1. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan : 1. Table Saw

2. Alat tulis menulis 3. Rip saw

4. Jointer 5. Cross cut 6. Sircular saw 7. Router

8. Kardus atau kotak minuman 9. Perekat dan meteran

b. Bahan

Adapun bahan yang digunakn untuk produk ini adalah kayu Eboni 2. Prosedur kerja kegiatan Woodworking

Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Pemotongan bahan baku atau Blambangan dengan menggunakan Table saw. b. Pemotongan ukuran panjang kayu dengan menggunakan Cross cut.

c. Kayu tersebut di kerjakan di mesin Jointer.

d. Selanjutnya dilakukan pembentukan sisi sejajar arah serat kayu dengan menggunakan mesin Rip saw.

(29)

f. Selanjutnya di kerjakan pada mesin roter untuk membentuk produk sumpit. g. Setelah selesai terbentuk / telah jadi sumpit, kemudian dilakukan penyortiran. h. Setelah selesai di sortir, sumpit tersebut d i packing (pengemasan) dan siap

untuk di Ekspor.

3. Hasil

Hasil atau ukuran dari produk sumpit ini tergantung dari permintaan konsumen. Adapun ukuran Sumpit tersebut, yaitu :

1. 4 x 10 x 280 (mm) 2. 4 x 11 x 260 (mm) 3. 4 x 12 x 260 (mm) 4. 5 x 12 x 240 (mm) 4. Pembahasan

a. Kadar air standar untuk bahan baku di sini adalah 7-8 %

b. Penyortiran dilakukan untuk memeriksaan cacat-cacat yang terdapat pada produk sumpit, bertujuan untuk mengetahui apakah cacat yang ada pada produk tersebut dapat ditoleransi, yang pada akhirnya dapat diambil kesimpulan apakah produk tersebut layak ekspor atau tidak karena cacat walau sekecil apapun dapat mempengaruhi kualitas produk.

c. Pemeriksaan ukuran termasuk spilasi yang diberikan bertujuan untuk mengetahui apakah produk sumpit mempunyai ukuran yang sesuai dengan kebutuhan atau permintaan konsumen nanti.

(30)

d. Kegiatan sortasi dilakukan untuk produk apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

H. Pengemasan

Pengemasan adalah kegiatan yang melakukan pengepakan atau pembungkusan produk akhir yang telah diseleksi dan jumlah produk di dalamnya sesuai dengan pesanan.

Tujuan pengemasan yang utama adalah untuk melindungi dan mengamankan kualitas dan kuantitas produk dari hal-hal yang tidak diinginkan.

1. Alat dan Bahan a. Alat :

1. Palu

2. Pengunci alat 3. Alat tulis menulis

b. Bahan :

1. Produk akhir yang siap dipasarkan atau dikirim kepada pemesan 2. Kertas label

3. Peti kayu

4. Plat baja (kawat ezer) 5. Kardus

(31)

6. Kertas pembungkus nasi 7. Tisu 8. Isolasi 9. Paku 10. perekat 11. Plastik 2. Prosedur kerja Meliputi :

a. Persiapan tisu, kertas pembungkus nasi dan isolasi lalu pembungkus produk. b. Penyusunan produk dengan rapi dalam kardus kemudian di tutup dengan rapat

menggunakan isolasi

c. Penyusunan kardus di dalam peti dengan rapi dan dilapisi plastik d. Pemberian label keterangan, dan

e. Pengikatan kemasan dengan plat baja.

3. Pembahasan

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan di sini : a. Peti kayu dilapisi dengan kardus dan plastik.

b. Pembandelan dengan kawat ezer harus baik dan kuat.

c. Pembungkusan denga n kertas pembungkusan harus serapi mungkin dan terdapat sirkulasi udara yang baik dalam kemasan.

(32)

d. Pengikatan dengan kawat ezer harus kuat agar kemasan produk dalam peti tidak rusak sampai ke tempat tujuan.

e. Pemberian keterangan pada label juga harus selengkap mungkin, keterangan dari label tersebut, meliputi :

1. Jenis produk. 2. Ukuran produk

3. Jenis kayu yang digunakan 4. Negara tujuan

5. Negara pembuat

(33)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pembelahan kayu rendemen yang dihasilkan tergantung dari cacat yang terkandung pada kayu dan cacat ini juga mempengaruhi arah pembelahan kayu. 2. Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air kayu agar didapatkan kadar

air sesuai dengan standar dan ketentuan kadar air pada setiap produk yang akan dibuat.

3. Jadwal pengeringan tidak berlaku mutlak atau dengan kata lain jadwal dapat berubah sesuai atau tergantung pada kadar air awal yang diperoleh.

4. Spilasi digunakan untuk mencegah terjadinya salah ukuran dari pada produk akhir yang akan dihasilkan.

5. Penyerutan bertujuan untuk mendapatkan suatu permukaan kayu yang rata, dan juga dari penyerutan tersebut dapat terlihat cacat-cacat yang terkandung pada kayu.

6. Pada proses pengecatan, pemilihan warna bertujuan agar pada finishing colour nanti produk yang dihasilkan akan tampak sesuai dengan warna asli kayu.

7. Cacat-cacat produk yang biasanya ditemukan saat kegiatan sortasi antara lain : a. Permukaan kayu bergelombang.

b. Car berbintik, buram dan tidak rata c. Kayu tidak persegi

(34)

e. Lubang atau luka pada kayu f. Pori-pori besar atau dalam

B. Saran

1. Sebaiknya dalam taraf meningkatkan nilai mutu dari kayu (limbah), diharapkan perusahaan dapat membuka suatu areal khusus pada penanganan limbah, agar limbah kayu tersebut tidak terbuang sia-sia dan dapat menciptaka n lapangan kerja baru.

2. Untuk dapat memenuhi standar ekspor dan peraturan pemerintah perlu juga adanya suatu alat pengeringan khusus agar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah guna meningkatkan kualitas kayu yang diproduksi dan tidak ada kendala mengenai pemasaran kayu.

3. Perusahaan juga perlu memperhatikan SDM (Sumber Daya Manusia) bagi karyawan yang telah memiliki nilai keahlian yang lebih sehingga dapat memotifasi setiap karyawan agar bekerja lebih baik lagi.

4. Penulis mengharapkan kepada pihak-pihak pemerintah yang sangat berperan penting dalam bidang perkayuan khususnya dinas kehutanan, dapat membantu agar perusahaan ini dapat terus beroperasi, karena dengan tidak beroperasinya perusahaan ini banyak dampak negatif yang ditimbulkan.

(35)
(36)
(37)
(38)

Lampiran II

GAMBAR PRODUK BARANG SETENGAH JADI

Contoh Produk Toita

Contoh Produk Jiku

Contoh Produk maeita

Contoh Produk short size

(39)

Lampiran III

GAMBAR PRODUK BARANG JADI

Produk Sumpit pada proses pengeringan

Gambar 3

(40)

Lampiran IV

MESIN-MESIN PRODUKSI SUMPIT

Mesin Table Saw

Mesin Planner

(41)

Mesin Circular saw

Referensi

Dokumen terkait

Se#ara umum keberadaan osil jejak di daerah ini& baik kualitas maupun kuantitasnya #ukup representati untuk dianalisis dalam menentukan lingkungan  pengendapan

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan data dari objek yang sedang diteliti dan melakukan

Secara umum tujuan pendidikan moral dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur dan

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Pengembangan publikasi hasil-hasil penelitian IPB yang menjadi fokus tahun 2015 diarahkan untuk dipublikasikan pada penerbitan jurnal internasional, meliputi

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: ”Studi Netralitas Uang Terhadap Siklus Bisnis di Indonesia Tahun 1998.I–2010.III: Pendekatan Model Dinamis”