• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DIKELAS SMA NEGERI 7 BANJARMASIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DIKELAS SMA NEGERI 7 BANJARMASIN."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

45

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DIKELAS

SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Ida Rusmilawati1

1. SMA Negeri 7 Banjarmasin, idarusmilawati1967@yahoo.com,

hp.081952831267

ABSTRAK

Hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa indonesia dengan materi membaca dikelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin rendah. Selama ini pembelarajan Bahasa Indonesia di SMA Negeri 7 Banjarmasin berpusat pada guru.Metode ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang kemampuan membaca.Penelitian ini juga bertujuan meningkatkan aktivitas siswa dan menigkatkan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan melalui perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan observasi terhadap siswa kelas X SMA 7 Banjarmasin berjumlah 32 orang.Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.Siklus I terdiri atas 2 pertemuan.Siklus II terdiri atas pertemuan.Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan hasil penelitian. Hasil belajar siswa siklus I ketuntasan individu 69 dan ketuntasan belajar secara klasikal 44%. Hasil belajar siswa siklus II ketuntasan individu mencapai 82 dan ketuntasan klasikal mencapai 100%.Nilai rata rata siklus I pertemuan I aktivitas siswa pertemuan I mencapai 65 dan pertemuan II mencapai 70.Siklus II pertemuan I mencapai 71 dan pertemuan II mencapai 76.Pertemuan I siklus II mencapai 85.

Kata kunci: Kemampuan membaca, model pembelajaran Two Stay Two Stray.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih dahulu pada era informasi dan komunikasiseperti sekarang ini.Membaca merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan.Oleh karena itu para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan condisio sine quanon (prasyarat mutlak) bagi setiap insan yang ingin beroleh kemajuan. Meskipun demikian untuk memperoleh kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang (Harras,1998:1).

(2)

46

Membaca merupakan pelajaran pokok di sekolah. Tanpa keterampilan membaca, semua pelajaran tidak dapat dikuasai. Pelajaran membaca merupakan dasr bagi semua pelajaran yang diajarkan di sekolah Karena itu pelajaran membaca harus dikuasai dengan baik (Wijaya,2001:68).

Rendahnya kemampuan membaca ini dialami siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjaramsin.Ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan sekolah kompetensi dasar 3.2 mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif minimal 75.Siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin yang mencapai 75 harus mencapai 100%.

Berdasarkan ulangan harian semester I tahun pelajaran 2009/2010, ketuntasan belajar siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca ektensif hanya 60%.Siswa yang mendapat nilai 65 atau lebih hanya 60%.

Lemahnya kemampuan kemampuan membaca ini disebabkan oleh kecenderungan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada target penguasan materi terbukti berhasil dalam kompetensi “mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak untuk memiliki kecakapan atau kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang nyata.Persoalan inilah yang sedang dihadapi di sekolah sekolah di tanah air, termasuk di SMA Negeri 7 Banjarmasin. B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin ?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dikelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin ?

3. Bagaimana aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dikelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dikelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin.

2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas dalam pembelajaran membaca melalui Model pembelajaran Two Stay Two Stray dikelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin.

3. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 4. pembelajaran membaca melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray.

(3)

47

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Pada dasarnya desain penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Dengan demikian prosedur langkah langkah pelaksanaan penelitian ini mengikuti langkah langkah dasar penelitian tindakan yang umum dilakukan. Dalam PTK ini peneliti terlibat langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap problema secara sistematis hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani,2006:1,4).

B. Setting Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu selama 3 bulan, yaitu dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juni 2010. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 7 Banjarmasin.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Faktor yang Diteliti 1. Faktor siswa

Peningkatan aktivitas dan kemampuan membaca siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray.

2. Faktor Guru

Peningkatan kemampuan guru melaksanakan KBM melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray.

D. Skenario Tindakan

Jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur atau langkah langkah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti langkah prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Planning( Perencanaan)

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Mempersiapkan media pembelajaran

c. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa

d. Memperpanjang lembar observasi pelaksanaan pembelajaran e. Membuat soal tes

2. Action (Tindakan)

Realisasi pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan kegiatan pokok dalam siklus penelitian tindakan kelas. Setiap pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Penelitian ini direncanakan 1 siklus dengan

(4)

48

jumlah pertemuan 2 kali.Siklus II dilaksanakan jika aperlu perbaikan selanjunta. Setiap siklus scenario sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

a. Guru melaksanakan apersepsi kepada siswa b. Guru memberikan motivasi kepada siswa c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti:

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa

b. Setelah selesai, dua orang dari masing masing bertamu kedua kelompok lain.

c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi merekea ke tamu mereka.

d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Kegiatan Akhir:

a. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

b. Guru membimbing siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran c. Guru memberikan tes kepada siswa (diakhir siklus).

3. Observation (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk menjaring data tentang partisipasi, aktivitas siswa, dan gejala gejala yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung.Observasi juga digunakan untuk mendapatkan data aktivitas dan kegiatan guru di kelas dalam melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray.

4. Reflection

Refleksi dilakukan untuk merivisi perencanaan (planning) yang telah dilaksanakan pada frase tindakan (action) dan observasi(observation) dalam kelas. Sebelum revisi, dilakukan analisis, penafsiran dan penyimpulan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data partisipasi siswa dan aktivitas mereka selama pembelajaran. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk memperoleh aktivitas guru dalam proses pembelajaran.

2. Tes

Tes diberikan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari observasi.Data yang diperoleh dari observasi adalah partisipasi, kegiatan, dan aktivitas siswa maupun guru pada saat pembelajaran berlangsung.Data yang

(5)

49

diperoleh melalui observasi adalah data yang bersifat kualitatif oleh karena itu hasil analisisnya pun berupa pembahasan secara kualitatif.

Teknik analisis data seperti ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari pelaksanaan tes. Ada dua tahap analisis yang harus dilakukan melalui tes ini, yaitu:

a. Teknik Penilaian

Teknik ini diawali dengan kegiatan penskoran terhadap jumlah jawaban yang diberikan siswa dari sejumlah pertanyaan yang diujikan.Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui kemampuan membaca siswa secara individu dengan rumus sebagai berikut.

N = X 100

(Usman dan Setiawati,2000:97) b. Teknik Persentase

Teknik ini digunakan untuk mengetahui persentase pemahaman atau ketuntasan belajar secara kelompok. Untuk mendapatkan angka persentase ketuntasan belajarsecara kelompok digunakan rumus Usma dan Setiawati (2000:97) sebagai berikut:

Persentase = X 100%

G. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan membaca siswa rata rata mencapai 75 ke atas secara individual dan siswa yang mendapat nilai 75 atau lebih mencapai 100% tuntas secara klasikal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setting penelitian ini dilaksanakan di SMAN 7 Banjarmasin provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin pada Tahun Pelajaran 2010/2011. Siswa kelas X di sekolah ini berjumlah 32 orang.

A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menerapkan model pembelajaranTwo Stay Two Stray pada pembelajaran membaca di kelas X SMAN 7 Banjarmassin dilaporkan sebagai berikut.

1. Siklus I

Siklus I dilakukan mengikuti beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan tahapan itu dilaporkan sebagai berikut:

a. Skenario Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan, guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru mempersiapkan media/alat peraga. Guru mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru mempersiapkan lembar observasi murid dan guru. Guru menyiapkan

(6)

50

soal tes kemampuan membaca untuk menemukan ide pokok setiap paragrafdan menentukan skor nilai.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan I

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini gutu memberikan apersepsi mengaitkan materi pelajaran pada sebelumnya.Kemudian guru memotivasi siswa agar siswa belajar lebih baik. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran secara garis besar kepada siswa. b) Kegiatan Inti:

Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 4 orang. Guru menyampaikana tugas siswa. Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa mengerjakan LKS. Mereka menemukan ide pokok setiap paragrafdalam teks yang ada pada LKS. Guru meminta siswa dua orang dari masing masing bertamu kedua kelompok yang lain. Guru meminta siswa setiap 2 orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Guru meminta tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Guru membimbing kelompok dan membahas hasil kerja mereka.

c) Kegiatan Akhir:

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat kesimpulan.Kemudian guru membimbing siwa melakukan refleksi terhadap pembelajaran. Gurumenyampaikan bahan pelajaran pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan II a) Kegiatan Awal:

Pada kegiatan awal ini guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran pada pertemuan terdahulu.Kemudian guru memotivasi siswa agar lebih baik. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran secara garis besar kepada siswa. b) Kegiatan Inti:

Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 4 siswa. Guru menyampaikan tugas siswa. Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa mengerjakan LKS. Mereka menemukan ide pokok setiap paragrafdalam teks yang ada pada LKS. Guru meminta siswa dua orang dari masing masing bertamu kedua kelompok yang lain. Guru meminta siswa setiap 2 orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Guru meminta tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, Guru membimbing kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

(7)

51

Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat kesimpulan.Kemudian guru membimbing siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran. Guru menyampaikan bahan pelajaran pada pertemuan berikutnya. Tes hasil belajar siswa dilakukan setelah pertemuan I dan II diakhir siklus. Perbaikan hasil belajar siswa dilakukan pada siklus II dengan langkah langkah seperti siklus I, yaitu scenario tindakan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi.

c. Observasi dan Evaluasi

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran.Selain itu, juga diketahui juga nilai hasil belajar siswa pada materi membaca dikelas X SMAN 7 Banjarmasin.

1). Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Tabel Aktivitas Siswa Siklus I

No. Aspek Yang diamati Pertemuan

I II 1. 2. 3. 4. 5.

Keaktifan mengikuti pelajaran Kerja sama dalam belajar Partisipasi dalam belajar Kedisiplinan dalam belajar Keseriusan dalam belajar

2 2 3 2 4 3 2 3 3 4 Nilai 65 75

2). Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Aspek Yang diamati Pertemuan

I II A. Kegiatan Awal

1. Guru memberikan apersepsi 2. Guru memotivasi siswa

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3 3 3 4 4 4 B. Kegiatan Inti:

1. Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 4 siswa. Guru menyampaikan tugas siswa

2. Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa mengerjakan LKS. Mereka menemukan ide pokok setiap paragraf dalam teks yang ada pada LKS. 3. Guru meminta siswa dua orang dari masing masing bertamu

kedua kelompok lain.

4. Guru meminta siswa setiap 2 orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

4 4 4 4 4 4 4 4

(8)

52

5. Guru meminta tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

6. Guru membimbing kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

C. Kegiatan Akhir:

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan 2. Guru membimbing siswa melakukan refleksi

4 4 3 3 4 4 3 3 Nilai 71 76 d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes hasil belajar diatas dapat dirumuskan hasil refleksi pelaksanaan tindakan di kelas X SMAN 7 Banjarmasin sebagai berikut.

1) Ketuntasan belajar individu atau nilai rata rata yang diperoleh murid mencapai 69 dan ketuntasan belajar murid mencapai 44%. Hasil belajar siswa dalam menulis pengalaman ini masih dibawah ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan.

2) Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran pertemuan I mencapi 65 dan pertemuan II mencapai 75.

3) Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pertemuan I mencapai 71 dan pertemuan II mencapai 76.

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan membaca kelas X SMAN 7 Banjarmasin. Ketuntasan belajar secara individu siklus I mencapai 69 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 44%. Ketuntasan belajar individu atau rata rata siklus II mencapai 82 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 100%. 2. Model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Nilai rata rata siklus I pertemuan I aktivitas siswa pertemuan I mencapai 65 dan pertemuan II mencapai 70. Siklus II pertemuan I mencapai 80.

3. Model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas guru. Nilai rata rata aktivitas guru siklus I pertemuan I mencapai 71 dan pertemuan II mencapai 76. Pertemuan I siklus II mencapai 85. B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan diatas, dikemukakan saran sebagai berikut.

1. Guru disarankan menggunakan model pembelajaran two stay tow stray dalam pembelajaran membaca di kelas X SMA/ MA karena model ini dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

(9)

53

2. Guru disarankan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dalam pembelajaran membaca di kelas X SMA/ MA karena model ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

3. Guru disarankan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dalam pembelajaran membaca di kelas SMA/ MA karena model ini dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.

Harras K. A. dan Sulistianingsih L. 1998.Membaca 1.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Muslich, Mansyur. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Jakarta: Bumi Askara

Nurhadi dan Sanduk A. G. 2004.Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.Malang: Universitas Negeri Malang.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta.

Suyanto.2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra.Surabaya: SIC.

Tarigan, Djago. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdikbud.

Usman, Moh Uzer dan Setiawati, Lilis. 2000. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja RosdaKarya.

Wardani I. G. A. K, Wihardit K, Nasution N. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Universitas Terbuka.

Wijaya, Cece. 2001. Pendidikan Remedial Sarana Sumber Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Dengan model ini diharapkan bahwa data pada sistem informasi yang ada lebih menarik dari segi tampilan dan lebih tepat/akurat dalam mengoreksi data mahasiswa

Dari temuan tersebut ditunjukkan bahwa penerapan tindak tutur dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris Profesi adalah berhubungan dengan konteks pembelajaran bahasa Inggris

Murabahah adalah akad perjanjian penyediaan barang berdasarkan jual beli, dimana pihak bank membiayai (membelikan) kebutuhan barang atau investasi nasabah dan

Pemilihan tanaman sengon sebagai tanaman pionir untuk kegiatan reklamasi pada lahan bekas penambangan batu andesit ini karena kondisi tanah dan lingkungan di Desa

Penelitian menggunakan metode eksperimen material secara fisik untuk mengetahui karakter spons EVA berkaitan dengan teknik yang digunakan pada proses eksplorasi

Karena teknik yang diberikan dalam aktivitas hand ball like games ini mirip dengan teknik yang ada dalam permainan bola tangan, namun peraturan bermain lainnya dapat

Bacillus subtilis merupakan jenis bakteri yang bersifat sebagai probiotik Integrasi konsep bioflocs dan penggunaan probiotik ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan