• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PERBANKAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PERBANKAN DI INDONESIA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PERBANKAN

DI INDONESIA

OLEH:

ANA DWI PERTIWI

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan modul tentang “Perbankan”. Penulis sangat berharap modul ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dunia perbankan. Penulis juga menyadari bahwa di dalam modul ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu , penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan modul yang telah penulis buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga modul sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya modul yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, dan memohon kritik dan saran yang membangun.

Tangerang, 2 Maret 2021

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

DAFTAR ISI………ii

1. PENGERTIAN BANK……… ……...1

2. SEJARAH PERBANKAN DI DUNIA………. ..4

a. Abad 18 Sebelum Masehi (SM), Masa Penyimpanan di Rumah Ibadah…………...4

b. Abad 4 Sebelum Masehi, Masa Lembaga Keuangan Yunani dan Roma………5

c. Abad 12-14 Setelah Masehi (AD) Perbankan Eropa ………...5

d. Abad 15 -16 AD : Dinasti Fugger ………6

e. Abad ke 16 AD: Mulai Cek diperkenalkan………...7

f. Abad 17-18 AD : Kebangkitan Bank-Bank Nasional ……….9

g. Abad 19-20 AD : Kerja Sama International ………...9

3. JENIS BANK BERDASARKAN FUNGSINYA………...11

a. Bank Sentral……….11

b. Bank Umum……….16

c. Bank Perkreditan Rakyat………..19

4. JENIS BANK BERDASARKAN OPERASIONALNYA………..21

a. Bank Konvensional………...21

b. Bank Syariah………...23

5. JENIS BANK BERDASARKAN KEPEMILIKAN………2

a. Bank Milik Pemerintah……….27

b. Bank Milik Swasta………27

c. Bank Milik Asing………..27

d. Bank Milik Koperasi……….28

e. Bank Milik Campuran………..…28

6. FUNGSI BANK………...….28

7. TUJUAN BANK………...….32

8. BANK YANG ADA DI INDONESIA……….32

(4)

1

1. PENGERTIAN BANK

Berikut ini adalah beberapa pengertian bank menurut para ahli :

a. Dalam bukunya Bank Politik, Prof. GM. Verrijin Stuart mendefiniskan bank sebagai suatu badan usaha yang bertujuan memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukaran baru berupa uang giral.

b. Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2000: 68), definisi dari bank adalaha lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebtu ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

c. Menurut Dr. B.N. Ajuha, Pengertian Bank adalah Tempat menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya dapat lebih produktif untuk dapat keuntungan masyarakat.

d. Menurut Pierson, seorang ahli ekonomi dari Belanda, bank adalah badan atau lembaga yang menerima kredit. Bank menerima simpanan dari masyarkat dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan. Simpanan dari masyarakat tersebut kemudian dikelola dengan cara menyalurkannya dalam bentuk investasi dan kredit kepada badan usaha swata atau pemerintah. Dari kegiatan tersebut, bank memeperoleh keuntungan berupa dividen atau pendapatan bunga yang dapat digunakan untuk membayar biaya operasional dan mengambangkan usaha.

e. Dalam buku “Pengantar Perbankan dan Keuangan Bukan Bank” (Ketut Rindjin, 2012:13) mengemukakan bahwa: Bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Definisi atau pengertian bank menurut Dr. Kasmir dalam bukunya yang berjudul “Dasar – Dasar Perbankan” (Dr.Kasmir 2012:3) mengemukakan bahwa : Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa – jasa bank lainnya. Pengertian perbankan menurut (Herman Darmawi 2011 : 1) adalah “Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut Bank,mencakup Kelembagaan,kegiatan usaha,serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya “

(5)

2

f. Thomas Mayer, James D. Duesenberry dan Z. Aliber

Bank adalah lembaga keuangan yang sangat penting bagi kita, menciptakan beberapa uang dan mempunyai berbagai aktivitas yang lainnya. Frederic S. Mishkin, mengemukakan dalam bukunya The Economics Of Money, Banking, And Financial Markets, bahwa Bankers are financial institution that accept money deposits and make loans. Included under the term banks are firms such as comercial banks, savings and loan associations, mutual savings banks, and credit unions

g. RG. Howtery dalam bukunya Currency on Credit, menyatakan bahwa uang di tangan masyarakat berfungsi sebagai alat penukar (medium exchange) dan sebagai alat pengukur nilai (standard on value). Masyarakay memperoleh alat penukar (uang) berdasarkan kredit yang diperoleh oleh badan perantara utang dan piutang, yaitu bank. Dari pendapat ini, dapat disimpulkan suatu definisi bank, yaitu badan perantara kredit.

h. Menurut F.E. Perry, bank adalah suatu badan usaha yang traksaksinya berkaitan dengan uang, menerima simpanan (deposito) dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibuthkan untuk pembayaran kembali.

i. Menurut Hasibuan (2005:2), pengertian bank adalah: “Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja”.

j. Kasmir (2008:2) berpendapat bahwa “Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.

k. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 31.1), Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran”.

l. Menurut J.D Parera (2004 : 137), defenisi bank adalah sebagai berikut : Di Indonesia, sebagaimana diatur dalam undang-undang yang dimaksud dengan bank adalah : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

(6)

3 dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

m. Menurut Sommary, bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai pengambil dan pemberi kredit, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

n. Abdurracham Dalam bukunya Ensiklopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, A. Abdurrachman merumuskan defisini bank sebagai suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain. Menurutnya bank adalah suatu usaha perdagangan yang menjual jasa penyimpanan uang dan pemberian kredit dengan tujuan mencari keuntungan yang wajar dari bermoral

Sedangkan definisi Bank menurut Undang-Undang adalah sebagai berikut:

a. Definisi bank menurut undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

b. UU No. 14 Tahun 1967 UU No. 14 Tahun 1967 mengatur tentang pokok-pokok

perbankan. Dalam memberikan kredit didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan pengedaran uang. Pemberian kredit dapat dilakukan dengan modal sendiri. Dengan dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga, atau dengan mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

c. UU No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 yang mengatur

tentang perbankan memberikan definisi tentang bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanand an menyalutkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi ini menjelaskan bahwa dalam menjalankan usahanya bank tidak hanya mencari keuntunga samara, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan.

(7)

4

2. SEJARAH PERBANKAN DUNIA

Pengetahuan akan sistem hukum perbankan tidak terlepas dari sejarah perbankan tersebut, mazhab sejarah sendiri menyebutkan bahwa aturan-aturan hukum yang ada saat ini merupakan bentuk aturan hukum yang tidak dapat dipisahkan dengan sejarah suatu bangsa ataupun kegiatan-kegiatan masa yang lalu. Demikian juga keberadaan hukum perbankan tidak terlepas dari sejarah perbankan tersebut. Berikut adalah beberapa gambaran singkat sejarah perbankan di dunia dari awal kebangkitan sistem penyimpanan benda berharga, transaksi keuangan sampai terciptanya bank-bank nasional di setiap negara.

Kata ‟Bank‟ berasal dari bahasa Italia banque atau banca yang berarti bangku. Para bankir di Florence pada masa Renessains melakukan transaksi mereka dengan duduk di meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja. Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian dilanjutkan ke zaman Yunani kuno dan Romawi. Namun, pada saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat tukar menukar uang. Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia maka perkembangan perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan.

Perkembangan perdagangan semula hanya di daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Sebaliknya, perkembangan perbankan di daratan Inggris baru di mulai pada abad ke-16. Namun, karena inggris yang begitu aktif mencari daerah perdagangan yang Kebal Hukum Perbankan dan Tindak Pidana Pencucian Uang kemudian dijajah maka perkembangan perbankan pun ikut dibawa ke negara jajahannya.

Berikut gambaran singkat didasarkan pada waktu (time line) sejarah perbankan di dunia:

a. Abad 18 Sebelum Masehi (SM), Masa Penyimpanan di Rumah Ibadah

Pada masa ini telah dikenal barang yang sangat berharga, yaitu emas. Ukuran kekayaan selain memiliki hewan peliharaan adalah emas, tetapi karena emas sangat rawan disimpan sendiri dalam rumah karena akan dicuri atau dirampok, rumah ibadah adalah tempat yang paling baik untuk penyimpanan emas. Selain bangunan yang kokoh, banyak orang yang datang beribadah dan sangat sakral sehingga pencuri tidak akan memiliki niat untuk mencuri.

Di Mesir dan Mesopotamia, emas disimpan dalam rumah ibadah oleh lembaga penyimpan yang dikhususkan untuk itu. Di Babylonia pada masa Hammurabi (Abad 18 SM), telah dibuat catatan

(8)

5 pinjaman oleh para pendeta dalam rumah ibadah, hal ini merupakan konsep pertama perbankan sebagai tempat penyimpanan barang berharga, yaitu emas, dan melakukan pertukaran barang-barang.

b. Abad 4 Sebelum Masehi, Masa Lembaga Keuangan Yunani dan Roma

Aktivitas perbankan di negara Yunani pada masa ini lebih bervariasi dan maju dibandingkan kegiatan usaha masyarakat lainnya. Wirausaha swasta mulai melaksanakan kegiatan yang sama dengan rumah ibadah dan usaha publik dengan melakukan kegiatan transaksi keuangan. Mereka menerima simpanan, menyalurkan pinjaman, penukaran uang (money changer), dan menguji keaslian dan kemurnian koin sebagai alat tukar. Para pemberi pinjaman dapat ditemukan di kota Yunani dengan membuat catatan pinjaman bahkan menyediakan jasa untuk pengiriman koin dalam jumlah besar. Kerajaan Roma mengadopsi kegiatan perbankan tersebut dan mengatur seluruh kegiatan perbankan di Yunani.

Pada Abad 2 SM seluruh utang secara resmi dibebaskan dengan pembayaran kepada bank dan pejabat publik (sebagai notaris saat ini) dibentuk untuk membuat akta yang khusus untuk urusan pembebasan utang tersebut. Akan tetapi, pada saat Roma jatuh dan kalah perang para pelaku perbankan mengalami kerugian yang cukup besar karena para penguasa gereja Katolik melarang adanya penarikan bunga, karena bertentangan dengan prinsip moral sehingga jenis dan konsep pembiayaan tidak berkembang dan banyak kegiatan bisnis finansial dihentikan pada masa-masa ini.

c. Abad 12-14 Setelah Masehi (AD) Perbankan Eropa

Selama abad ke-12 dan 13 AD, para bankir dari Italia Utara, yang selalu secara kolektif disebut “Lombards”, secara bertahap menggantikan peran orang-orang Yahudi sebagai pemberi pinjaman karena mereka telah menjadi kaya dan sangat berkuasa. Kemampuan bisnis orang Italia semakin maju pesat dengan penemuan pembukuan yang disebut sebagai “double entry book keeping”, pembukuan berpasangan, sebagai pemasukan dan pengeluaran (debit dan kredit) dalam satu buku.

Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah Bank Valensia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320 Pada awal Abad ke-14 ada 2 (dua) orang keluarga bersaudara di kota Florence, Italia, yaitu Bardi dan Peruzzi, telah bertumbuh menjadi keluarga kaya dari kegiatan bisnis jasa keuangan. Mereka menerima penitipan uang dan menyalurkannya dengan para rentenir uang, yang disebut sebagai “papacy”.

(9)

6 Mereka memfasilitasi perdagangan dengan menyediakan kepada saudagar (pedagang) alat pembayaran yang disebut sebagai “bill of exchange” (alat tukar kertas), alat pembayaran ini dibeli oleh debitor di kota satu kota dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran di manapun juga (sama seperti fungsi cek saat ini). Kemampuan bank-bank di Florence, Italia, untuk menyediakan alat pembayaran ini menjadikan mereka memiliki cabang-cabang jasa keuangan Bardi di luar Italia.

Pada awal Abad ke-14 keluarga Bardi dan Peruzzi ini telah memiliki kantor di Barcelona, Seville dan Marjoca, Paris, Avignon, Nice dan Marseilles, London, Cosntatinopel, Sipryus dan Jurusalem. Pada Tahun 1340 Edward III dari Inggris berada dalam pembiayaan perang yang sangat besar dengan Prancis. Raja Edward III melakukan pinjaman ke bank di Florence milik Peruzzi dan Bardi, masing-masing sebesar 600,000 emas dari Peruzzi dan 900,000 emas dari Bardi, pada tahun 1345 dia mengalami gagal bayar, yang mengakibatkan penurunan modal bagi perbankan tersebut dan hampir bangkrut, walaupun masih bisa bertahan sampai akhir Abad ke-15.

d. Abad 15 -16 AD : Dinasti Fugger

Pada awal abad ke-15, keluarga Medici adalah dinasti perbankan terbesar di Eropa mereka memiliki Medici Bank yang didirikan pada tahun 1397, tetapi karena mereka ikut dalam politik sehingga mengganggu konsentrasi keluarga tersebut untuk fokus dalam bisnis perbankan. Setelah kekuasaan Lorenzo, kemajuan perbankan dalam keadaan yang sangat membahayakan. Giovanni Medici yang berambisi untuk masuk dalam jalur politik, mengikuti pemilihan dan tidak lagi mengurusi usaha perbankannya yang akhirnya menjadi pemimpin di Florence, tetapi perannya sebagai bank yang terbesar telah diambil alih oleh kekuasaan keluarga Jerman, yang disebut sebagai Funggers.

Medici dan Fugger mengumpulkan banyak kekayaan dengan mengelola keuangan kepausan dan ratu. Perpindahan kekuasaan di Eropa ke Habsburgs pada akhir Abad ke-15 adalah awal dari kejayaan fungger. Kemakmuran yang meningkat dari usaha tekstil mereka dan pemberian pinjaman kepada keluarga kerajaan Habsburg tahun 1487, mengambil bunga dari perdagangan emas dan perak menjadikan perkembangan yang cukup pesat dari dinasti ini dalam usaha di bidang pertambangan dan baja.

Usaha-usaha pembiayaan dinasti ini semakian perkembangan bahkan untuk pembiayaan pemilihan Charles, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar 852,000 florins (mata uang saat itu),

(10)

7 dibayai oleh Fungger hampir 2/3 (544,000 florins), dan kampanye tersebut sukese dan kandidat yang diusung tersebut berhasil terpilih menjadi Charles V. Bunga bank dari fungger pada saat itu tidak lebih kecil dari 12 persen per tahun. Bahkan untuk kepentingan yang mendesak pada awal Abad ke-16 para bankir dapat menegosiasikan untuk bunga sampai dengan 45% per tahun.

e. Abad ke 16 AD: Mulai Cek diperkenalkan

Pada Tahun 1587, The Banco della Piazza (Piazza Bank) dibuka di Venice, Italia sebagai inisiatif pemerintah. Bertujuan untuk mengatasi fungsifungsi penting perbankan yang salah satunya adalah untuk menciptakan alat pembayaran yang sangat penting berupa surat-surat berharga sebagai bukti simpanan nasabah, menciptakan alat pembayaran berupa bukti kertas di Venice dan kegiatan-kegiatan lain yang membuat suatu transaksi dengan tidak lagi menggunakan koin sebagai benda fisik yang digunakan sebagai alat transaksi.

Bank mulai memperkenalkan alat pembayaran selain koin dan dijamin oleh pemerintah, tetapi memiliki risiko yang sangat tinggi. Pemerintah menjamin alat pembayaran tersebut sehingga pedagang tidak khawatir dengan adanya kebangkrutan dan kegagalan pembayaran karena pemerintah menjamin.

Pusat perdagangan di Mediterian seperti di Barcelona dan Genoa. Spanyol juga sebenarnya telah melakukan hal ini sebelum di Venice dan hal tersebut diikuti oleh kota-kota besar di utara Eropa lainnya seperti di Amsterdam tahun 1609; Hamburg, Jerman, tahun 1619; dan Nuremberg Tahun 1621. Pada kurun waktu ini pula beberapa lembaga bank telah mampu memberi alat-alat pembayaran antardaerah dan antarbangsa. Hal ini dimungkinkan dengan penciptaan bentuk wesel dan promes.

Pada saat itu wesel digunakan oleh si penukar uang setelah dia menerima mata uang logam emas dari seorang pedagang, kemudian sebaliknya dia memberi kepada si pedagang tersebut selembar kertas wesel (bill) yang menyatakan bahwa si penukar uang akan membayar kepada si pedagang sewaktu-waktu diminta, sejumlah uang atau logam emas lainnya. Jika si penukar uang dikenal baik dan bonafide, wesel tersebut bisa digunakan dalam masyarakat seperti uang, dan dapat berpindah tangan. Dengan dimasukkannya unsur waktu maka wesel menjadi lebih dari suatu peranti uang. Kemudian salah satu peranti kredit.

Adapun promes adalah kertas yang diberikan kreditur kepada debitur sebagai janji pembayaran kembali kelak, dan ini merupakan surat jangka pendek. Kesuksesan percepatan perdagangan tersebut tidak terlepas dari sistem pembayaran menggunakan cek, sistem alat

(11)

8 pembayaran ini tergantung dari kemampuan dana dalam suatu bank. Alat bayar ini, merupakan asli metode pengiriman uang tanpa menggunakan koin, ini adalah sebuah kontrak antara per orang dengan institusi perbankan.

Cek adalah tukar antara bank, orang yang mampu untuk melakukan pembayaran (nasabah) kepada orang yang memegang dan memiliki cek tersebut. Dalam zaman ini mata uang (currency) atau uang kartal meliputi uang logam, dan warkat komersial yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran.

Dalam perkembangan selanjutnya sebelum berakhirnya zaman merkantilisme ini, kemudian warkat komersial tersebut mengilhami pembuatan uang kertas sebagai salah satu jenis uang kartal (currency). Adapun warkat seperti wasel juga mengalami berbagai perkembangan. Pertama, kebiasaan menerima wesel makin lazim selama abad ke-16. Sudah diketahui bagaimana cara mengakses surat wesel dan perkembangan tentang siapa yang mengakses wesel. Mula-mula ini dilakukan oleh pihak yang nanti pada akhirnya harus membayar, tetapi pada masa sekitar tahun 1750 orang-orang lazim menyuruh seorang koresponden yang bisa juga merupakan seorang pedagang, atau sebuah bank, atau seorang broker perantara untuk mengakses wesel yang kelak harus dibayar. Perkembangan lebih lanjut, yaitu tumbuhnya kebiasaan “discounting” (mendiskonto), yaitu berupa penjualan wesel kepada seorang yang bersedia memegang sampai tanggal tunai. Istilah “discounting” digunakan karena pembeli wesel biasanya membayar jumlah sedikit lebih kecil dari jumlah nominal wesel tersebut.

Proses pembelian wesel dengan harga sedikit di bawah nominal, disebut proses “discounting”. Perkembangan ini kemudian melahirkan orang yang mengkhususkan diri dalam lapangan jual beli wesel, mereka disebut “bill broker”. Dalam perkembangan wesel ini pula dikenal adanya kebiasaan “endosement” (endosemen), yaitu pernyataan mengalihkan haknya atas surat itu, dan ditulis pada belakang surat tersebut. Demikianlah bersama-sama terjadi perkembangan alat-alat pembayaran, sarana kredit, surat wesel, dan cara bagaimana surat-surat tersebut bisa dipindahtangankan dalam batas-batas, dan dengan penguatan hukum serta dengan risiko minimal bagi orang yang menerima wesel tersebut.

Jumlah uang yang disimpan dalam bank oleh debitur sangat besar sehingga gampang untuk disalurkan dengan para peminjam dengan bunga yang tinggi. Transformasi pergerakan peminjaman uang dari saudagarsaudagar pemberi pinjaman ke bank swasta sangat besar terjadi pada abad ke-17 dan ke-18. Di Inggris, keluarga Goldsmiths sebelumnya banyak menyimpan

(12)

9 dana, mulai meminjamkan uang yang akhirnya pada abad ke-18 mereka mendirikan bank untuk membiayai bisnis mereka dengan nama Goldsmiths.

f. Abad 17-18 AD : Kebangkitan Bank-Bank Nasional

Bank di Venice bukan saja sebagai kegiatan keuangan berupa bank yang pertama dalam penyimpanan uang dalam bentuk deposito dan penerbitan cek tetapi juga sebagai pionir (penggagas pertama) sebagai bank yang mengelola keuangan negara. Tahun 1617 Banco Giro diterbitkan untuk menyelesaikan masalah Banco della Piazza di Rialto (Piazza Bank) yang mendapatkan masalah karena memberikan pinjaman yang berisiko, salah satu nasabahnya adalah pemerintah Venetian. Maka jika uang pemerintah ditempatkan di bank swasta akan mengakibatkan risiko bagi negara tersebut sehingga perlu ada bank milik pemerintah untuk mencarikan pinjaman bagi masyarakat dan menjamin pinjaman tersebut.

Pemikiran tersebut berkembang menjadi ide awal pembentukan bank milik negara. Contoh pertama sekali dibentuk, seperti Bank of Sweden, tahun 1668 yang sangat sukses sampai sekarang. Lalu ada Bank of England yang pada awalnya adalah himpunan perusahaan pialang saham tahun 1694. Lembaga-lembaga perbankan, dan pasar uang mengalami perkembangan cukup pesat, dan mulai kompleks selama kurun waktu antara tahun 1750 sampai dengan tahun 1800. Mereka makin memperoleh bentuknya seperti apa yang kita jumpai sekarang. Ide untuk mengawasi jumlah uang beredar telah muncul serta kekhawatiran akan akibat-akibatnya. Teori tentang keuangan dan perbankan pun muncul, misalnya dari David Hume dan Adam Smith.7

Pada kurun ini, perkembangan perbankan juga telah meliputi perkembangan perbankan di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, sedikit sekali perkembangan yang terjadi sampai tahun 1800. Amerika Serikat pada waktu itu masih merupakan koloni Inggris. Pada tahun 1791 dibentuklah suatu bank yang disebut “the First United States Bank”. Bank ini dibentuk dengan landasan undang-undang kongres, dan bertujuan untuk menghidupkan kembali kredit nasional yang telah hancur karena perang saudara, juga untuk memperlancar perkembangan sistem uang nasional.

g. Abad 19-20 AD : Kerja Sama International

Kurun perkembangan perbankan selanjutnya, yaitu sejak tahun 1800 sampai dengan tahun 1914. Pada masa ini perkembangan perbankan melanjutkan perkembangan yang telah dilalui pada masa-masa sebelumnya. Mulai pada periode ini, Inggris mulai menjadi pusat sistem

(13)

10 keuangan, dan pembayaran dunia di mana transaksi dana jangka pendek maupun jangka panjang terjadi.

Pengumpulan dana melalui deposito merupakan kegiatan perbankan yang utama, karenanya diawasi oleh pemerintah secara ketat. Bank-bank pemerintah semakin berkembang, yang mendesak bankir-bankir perorangan, yang kemudian mereka mengadakan penggabungan, dan membentuk bank-bank besar. Pada periode ini pula dikembangkan fasilitasfasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan keuangan di bidang pertanian dan industri, oleh karenanya bank-bank koperasi banyak didirikan.

Di Jerman misalnya, bank koperasinya baik bank rakyat (volksbanken) maupun bank tanah (lands-chaften) telah berjalan baik sehingga dijadikan model oleh negara-negara lain, seperti Prancis dan Amerika Serikat. Amerika Serikat kemudian mensahkan undang-undang Federal Farm Loan Act pada tahun 1926, sesudah dilakukan penyelidikan yang saksama oleh suatu komisi pemerintah mengenai sistem Jerman mengenai pinjaman tanah (land credit).

Lembaga-lembaga yang didirikan menurut Federal Farm Loan kebanyakan mengikuti pokok pikiran sistem Jerman. Perkembangan perbankan pada akhir periode ini sangat terasa keberhasilannya, dengan sistem perbankan yang relatif konkret, dan berhasil menyatukan sistem perbankannya ke dalam organisasi perbankan, dan keuangan Internasional di bawah mekanisme standar emas.

Perkembangan perbankan mengalami kevakuman sementara pada saat pecahnya perang dunia pertama yang dimulai sekitar tahun 1914. Sesudah perang, negara-negara mencoba membangun kembali sistem perbankan, dan pembayaran Internasional, yaitu dengan upaya kembali ke sistem standar emas. Hanya saja kegiatan hubungan perbankan terasa menjauhi kerja sama Internasional.

Masing-masing negara menganut kebijakan yang dibuat untuk mendorong aktivitas ekonomi negara masing-masing, dan mereka menjalankannya dengan sedikit sekali menghiraukan kegiatan ekonomi, atau masalah-masalah negara lain yang bersangkutan dengannya. Ketika mereka telah merasakan akibatnya untuk kebijaksanaan yang diterapkan, maka mereka kembali ke standar emas. Amerika Serikat kembali ke standar emas pada tahun 1919, Inggris dan Prancis kembali ke standar emas pada tahun 1925, dan tahun 1926. Sejak tahun 1924 sampai tahun 1929, telah 30 (tiga puluh) negara besar kembali ke standar emas. Meskipun demikian perkembangan

(14)

11 perbankan belum begitu baik. Hal tersebut terlihat dari kejatuhannya bursa efek di Amerika Serikat pada tahun 1929.

Dua tahun kemudian di Eropa terjadi pula kejatuhan umum di lapangan kredit, dalam hal ini banyak bank yang jatuh bangkrut.8 Dalam suasana yang kritis dalam kehidupan perbankan saat itu, beberapa usaha telah dilakukan untuk menciptakan dasar kerja sama bagi sistem pembayaran internasional yang baru, dan kerja sama di lapangan ekonomi.

Pada tahun 1920 diadakan konferensi di Brussel dengan dukungan Liga Bangsa-Bangsa, konferensi ini berpendapat harus didirikan bank-bank sentral di setiap negara, dan mereka harus menjalankan pengendalian keuangan, seperti yang dijalankan oleh Bank of England. Konferensi lanjutannya diadakan di Genoa, Italia pada tahun 1922. Hasil dari konferensi tersebut di antaranya, adalah supaya setiap negara mempergunakan uang kertas di dalam sistem mata uang guna menghemat pemakaian emas. Konferensi Genoa juga menyarankan supaya didirikan pusat-pusat emas. Persediaan emas dunia harus dipusat-pusatkan pada bank-bank di kota besar seperti New York, London, dan Paris

3. JENIS-JENIS BANK BERDASARKAN FUNGSINYA

Menurut undang-undang, terdapat tiga jenis bank berdasarkan fungsinya, yaitu:

A. BANK SENTRAL

Pada dasarnya, pengertian bank sentral adalah sebuah instansi atau lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab atas suatu kebijakan moneter dan melahirkan tingkat aktivitas ekonomi yang stabil dalam suatu negara.

Bank sentral adalah lembaga yang dimiliki oleh pihak swasta dalam suatu pemerintah negara yang memiliki tanggung jawab atas stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, menjaga tingkat inflasi, dan seluruh sistem keuangan dalam suatu negara.

Peran bank sentral di Indonesia sendiri diserahkan pada Bank Indonesia. sehingga, Bank Indonesia memiliki kewenangan penuh yang independen atas peraturan dan pengawasan berbagai kegiatan lembaga keuangan bank di Indonesia

(15)

12

Sejarah Bank Sentral

Dalam suatu negara, tingkat stabilitas ekonomi sangat tergantung pada nilai mata uang yang berlaku. Dalam usaha menjaga tingkat kestabilan mata uangnya, maka lahirlah suatu lembaga yang dikenal dengan bank sentral. Dewasa ini, peran bank sentral di Indonesia diserahkan pada Bank Indonesia atau BI. Namun ternyata, bank yang pernah memiliki peran sebagai bank sentral di Indonesia bukan hanya BI saja.

Dalam proses perjalanannya, tercatat ada tiga bank yang pernah menjadi bank sentral di negara ini, yaitu De Javasche Bank, Bank Nasional Indonesia (BNI), dan BI. Ketiganya memiliki peranan yang penting dalam hal menjaga tingkat stabilitas mata uang pada era penjajahan, kemerdekaan hingga saat ini.

1. De Javasche Bank: Bank Sentral Pertama di Indonesia

De Javasche Bank adalah bank sentral pertama yang di bangun di Indonesia. Lembaga keuangan ini dibangun pada tahun 1929 pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang dipimpin oleh Raja Willem 1. Lokasinya berada tepat di Jakarta. Lalu, De Javasche Bank melakukan ekspansi dengan membangun cabang di daerah Surabaya, Semarang, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, bahkan hingga di New York.

Fungsinya adalah berusaha mencetak dan mendistribusikan uang kertas di wilayah jajahan Hindia Belanda. Mata uang yang diedarkan pada masa tersebut adalah gulden Belanda. Bank yang didirikan dengan badan hukum PT atau pada masa itu disebut Naamloze Vennootschap ini berperan penting dalam menjaga sirkulasi mata uang. Terlebih lagi, kegiatan perdagangan internasional pada saat itu sudah cukup tinggi.

2. BNI 46: Bank Sentral yang Menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI)

Banyak orang awam yang menilai bahwa Bank Indonesia adalah bank sentral yang dimiliki oleh Indonesia pasca kemerdekaan Indonesia dicetuskan. Anggapan ini adalah salah. Terlebih lagi, jika melihat fakta yang mana BI baru berdiri pada tahun 1953. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, lembaga perbankan yang memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan mata uang adalah Bank Nasional Indonesia 46 atau BNI 46.

Adanya penetapan BNI 46 sebagai bank sentral di Indonesia adalah berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1946 yang kali itu diterbitkan pada tanggal 5 Juli 1946. Dalam proses perjalanannya, BNI adalah lembaga finansial yang kala itu

(16)

13 mencetak Oeang Republik Indonesia atau ORI yang saat itu dikenal sebagai mata uang pertama yang dicetak oleh Indonesia.

Proses percetakan dan juga perdasaran ORI yang dilakukan oleh BNI 46 ini berlangsung dari tanggal 30 Oktober tahun 1946. Dengan adanya ORI, maka uang yang diterbitkan oleh pihak Jepang atau De Javasche Bank sudah tidak berlaku lagi. ORI dicetak dengan bentuk uang kertas yang ditandatangani langsung oleh Menteri Keuangan.

Namun, peran BNI sebagai bank sentral kali itu sangatlah sebentar. Alasannya utamanya kala itu adalah BNI 46 dinilai memiliki aset yang terbatas. Terlebih lagi, perderan ORI kala itu tercatat tidak bisa dilakukan secara maksimal dan juga tidak bisa menyentuh seluruh daerah di Indonesia. Untuk itu, peran bank sentral di Indonesia dialihkan lagi ke pihak De Javasche Bank pada tahun 1949.

3. Nasionalisasi De Javasche Bank dan BI Dipilih sebagai Bank Sentral

Pada bulan Desember tahun 1951, Pemerintah Indonesia mengantongi kebijakan untuk menasionalkan De Javasche Bank yang selanjutnya ditandai dengan UU Nomor 24 Tahun 1951 yang berkaitan dengan nasionalisasi De Javasche Bank NV. Selain itu, pada awal bulan Juli tahun 1953, Pemerintah Indonesia membangun Bank Indonesia dan menetapkannya sebagai bank sentral Indonesia.

Pada perjalanan kali ini, BI memiliki tugas dan peran yang sama dengan De Javasche Bank, yaitu berperan sebagai lembaga perbankan, mengatur moneter, dan mengatur sistem pembayaran di Indonesia.

Selanjutnya, tugas dan juga fungsi BI mulai berkurang pada tahun 1968. Hal ini ditandai dengan adanya UU Bank sentral di tahun 1968 yang berisi bahwa BI tidak lagi menjalankan perannya sebagai bank komersial, namun bertugas menjadi agen pembangunan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Namun, di tahun 1999 BI memiliki peranannya kembali sebagai bank sentral dengan diterbitkannya UU Nomor 23 Tahun 1999. Dengan diterbitkannya UU tersebut, maka peran BI dalam menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah kembali dipegang. Selanjutnya, peran BI bertambah dalam upaya memperkuat pemerintahan Indonesia dengan diterbitkannya amandemen tahun 2004.

Lantas, berbagai peranan tersebut dipegang oleh Bank Indonesia hingga saat ini. Dalam proses menjalankan perannya, BI memiliki tiga tugas utama, yaitu menetapkan serta

(17)

14 menjalankan kebijakan moneter di Indonesia, menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia, serta menjaga tingkat kestabilan sistem keuangan di Indonesia.

Tugas Bank Sentral

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Bank Indonesia mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sendiri yang harus dilakukan dengan baik, yaitu menetapkan serta menjalankan kebijakan moneter di Indonesia, menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia, serta menjaga tingkat kestabilan sistem keuangan di Indonesia. Berdasaerkan pengertian bank sentral tersebut, berikut ini adalah penjelasan tugas bank sentral:

1) Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter

Ditetapkannya kewajiban moneter harus dilakukan guna mengendalikan peredaran jumlah mata uang yang ada di masyarakat, sehingga seluruh harga produk barang dan jasa bisa dikendalikan.

Kebijakan moneter tersebut harus dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, pihak BI harus bisa bekerjasama dengan pihak pemerintah sehingga seluruh kebijakan yang ditetapkan bisa sesuai dengan kebijakan fiskal dan beberapa kebijakan ekonomi lain.

2) Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Maksud dari sistem pembayaran ini adalah sistem pembayaran tunai dan non tunai. Bank Indonesia berperan penuh dalam melahirkan aturan, standar, kesepakatan dan juga prosedur untuk digunakan dalam mengatur peredaran uang.

3) Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Dalam hal ini, BI harus melakukan pengawasan makroprudensial guna menjaga kestabilan sistem keuangan yang berlaku di Indonesia. Kebijakan makroprudensial merupakan suatu kebijakan yang disusun untuk memberikan batasan pada risiko dan biaya krisis yang sistemik agar tetap bisa menjaga keseimbangan sistem keuangan di Indonesia.

Wewenang Bank Sentral

BI selaku bank sentral di Indonesia mempunyai wewenang khusus yang sebelumnya sudah diatur dalam UU Republik Indonesia, yakni:

(18)

15

1) Kewenangan Membuat Kebijakan Moneter

BI harus bisa menentukan dan menetapkan adanya tingkat diskonto, jumlah cadangan minimal bank umum, serta harus membuat kebijakan pembiayaan atau kredit. Selain itu, BI harus bisa menetapkan dan juga menentukan target moneter dengan cara menentukan tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia setiap tahun. Lebih dari itu, BI juga memiliki wewenang dalam mengendalikan moneter dengan tidak dibatasi pada kegiatan pasar terbuka di pasar uang.

2) Kewenangan Mengatur Sistem Pembayaran

Dalam hal ini, BI memiliki tiga wewenang utama. Pertama BI memiliki wewenang dalam menentukan dan juga menetapkan penggunaan alat pembayaran. Kedua, membuat serta memberikan persetujuan izin atas adanya penyelenggaraan sistem pembayaran. Terakhir, mengawasi penyelenggaraan sistem pembayaran.

4) Kewenangan Mengatur dan Mengawasi Perbankan

Untuk poin terakhir ini, BI selaku bank sentral memiliki empat wewenang utama. Pertama, membuat dan juga menetapkan kebijakan terkait pelaksanaan perbankan yang berlaku di Indonesia. Kedua, memberikan sanksi kepada pihak yang sudah melanggar kebijakan yang sebelumnya sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan UU.

Ketiga, memberikan atau mencabut izin kelembagaan dan kegiatan usaha bank. Terakhir, mengawasi berbagai kegiatan bank konvensional, baik itu dalam sistem perbankan atau secara individu.

Dengan operasi bank sentral yang baik, inflasi dapat dikendalikan atau memiliki nilai serendah mungkin. Hal ini memungkinkan perekonomian yang terkendali dan sehat. Selain itu, keseimbangan jumlah barang dan uang dapat terjaga. Bank sentral berhak membuat dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Selain itu, bank sentral juga bertugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran tunai juga nontunai. Terakhir, bank sentral memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi perbankan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan sistem keuangan negara. Contoh bank sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia.

(19)

16

B. BANK UMUM

Definisi bank umum tertuang dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu, bank umum merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk simpan. Serta menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit (lending).

Fungsi Bank Umum

Berdasarkan Undang-undang Perbankan, berikut fungsi dari bank umum di antaranya: a) Menghimpun dana dari masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan dengan membuka berbagai produk tabungan, deposito, giro, atau bentuk simpanan lainnya. Untuk menjalankan fungsi penghimpunan dana, terdapat tiga sumber dana, yaitu: Dana yang bersumber dari bank tersebut yang berupa setoran modal waktu pendirian. Dana dari masyarakat yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti simpanan giro, deposito, dan tabungan. Dana dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money yang memenuhi persyaratan. b) Menyalurkan dana kepada masyarakat.

Bank akan menyalurkan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui sistem kredit atau pinjaman. Hal ini sesuai dengan fungsi perbankan yang menyalurkan dana kepada masyarakat atau nasabah. Pembelian surat-surat berharga, penyertaan, dan pemilikan harga tetap juga bisa diberikan bank. Dengan fasilitas tersebut, diharapkan mampu menyejahterakan kehidupan masyarakat. Serta menghasilkan usaha untuk mendukung pembangunan nasional.

c) Menyediakan layanan jasa bank.

Bank berfungsi menyediakan layanan jasa bank, seperti transfer untuk memudahkan pengiriman uang dari satu daerah ke daerah lainnya. Selain itu juga jasa pembayaran atau pembelian yang semakin memudahkan masyarakat. Misalnya pembayaran rekening listrik atau telepon.

(20)

17 Bank dibutuhkan juga dalam hal transaksi internasional. Faktor jarak dan kebijakan moneter antar dua negara yang berbeda biasanya menyulitkan transaksi internasional. Dengan adanya bank akan mempermudah penyelesaian transaksi internasional dengan lebih mudah. Bank mampu memastikan kelancaran melalui jasa penukaran mata uang asing atau transfer dana luar negeri untuk kebutuhan transaksi internasional.

e) Sarana investasi.

Hal ini dapat diwujudkan melalui jasa reksa dana atau produk investasi yang ditawarkan bank. Contohnya seperti derivatif, emas, mata uang asing, saham, dan lain-lain.

Peran bank umum

Terdapat empat peran bank umum untuk menjalankan fungsi dari bank umum, yaitu: a) Transaksi Bank.

Memberikan kemudahan bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi berbagai hal dengan produk-produk bank. Produk perbankan seperti giro, tabungan, deposito, atau saham bisa digunakan sebagai alat pembayaran.

b) Likuiditas.

Likuiditas menjadi peran penting di bank. Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimiliki dalam bentuk giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Untuk kepentingan likuiditas, para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.

c) Pengalihan asset.

Pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana yaitu unit surplus dalam jangka waktu yang bisa ditentukan pemilik dana. Dalam hal ini bank perperan sebagai pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower)

d) Efisiensi

Peran bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

(21)

18

Jenis Bank Umum

Bank umum menurut jenisnya terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Bank devisa

Bank Devisa berasal dari kata bank dan devisa. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan devisa adalah semua benda yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran luar negeri dan dapat diterima di dunia internasional. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing tersebut seperti transfer keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi ekspor impor, dan jasa-jasa valuta asing lainnya.

Tugas dan Peran dari Bank Devisa

Tugas dari Bank Devisa

1) Menerima tabungan valas

2) Mengirim dan menerima transfer dan inkaso valas

3) Melakukan jual beli valuta asing atau dikenal dengan valas

4) Melayani pembukaan dan pembayaran L/C

5) Melayani lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri

Peran dan Bank Devisa

Bank devisa berperan untuk menghimpun dana masyarakat. Selain itu, bank devisa memiliki banyak peranan dalam lalu lintas pembayaran, karena bank devisa memberikan jasa lebih kepada nasabah.

Bank devisa secara umum berperan dalam pelaksanaan transaksi ke luar negeri mengalami beberapa tahapan,sebagai berikut:

1. Importir mengajukan permohonan kepada bank pembuka L/C sebelum melakukan transaksi kepada eksportir.

2. Bank L/C membuka L/C di tempat eksportir. 3. Advising bank meneruskan L/C tersebut.

4. Eksportir mempersiapkan barang – barang yang akan dikirim. 5. Penerimaan dokumen atas pengiriman

(22)

19 Sumber Dana yang Didapatkan oleh Bank Devisa

1. Transaksi perdagangan ekspor, baik dari hasil ekspor barang dan jasa 2. Hasil dari penanaman modal di luar negeri

3. Penghasilan dari tenaga kerja Indonesia dari luar negeri 4. Pariwisata

5. Pinjaman luar negeri

Daftar Bank yang Menyediakan Devisa 1. Bank Negara Indonesia

2. Bank Rakyat Indonesia

3. Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri 4. Bank Central Asia

5. Bank Bukopin 6. Bank Danamon

7. Bank Syariah Mega Indonesia 8. Bank Mega

9. Bank OCBC NISP 10. Bank Permata b. Bank non devisa

Bank non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksankan transaksi seperti halnya bank devisa. Bank non Devisa Bank umum yang masih berstatus non Devisa hanya dapat melayani transaksi-transaksi dalam negeri.

C. BANK PERKREDITAN RAKYAT

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Umumnya, lokasi bank perkreditan rakyat ini dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkannya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan

(23)

20 kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkn prinsip syariah yang dalam kegiatannnya tidak memberikan jasa dalam dalam lalu lintas pembayaran.

Status BPR (Badan Perkreditan Rakyat) diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan/atau lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Tugas Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut pasal 13 UU Perbankan No. 10 tahun 1998, Bank Perkreditan Rakyat memiliki suatu kegiatan usaha diantaranya seperti berikut ini:

a) Untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Bertugas memberikan kredit.

b) Untuk menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

c) Untuk menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d) Untuk menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Adapun fungsi bank perkreditan rakyat yaitu:

a) Untuk memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat untuk menerima tabungan mereka

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b) Untuk memberikan kredit;

c) Untuk menyediakan pembiayaan bagi nasabah yang berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

(24)

21

d) Untuk menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan atau pada bank lain.

e) Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan

dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

f) Menyalurkan dana pada masyarakat dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja dan

kredit perdagangan.

Syarat dan Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat

Adapun persyaratan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh BPR yaitu:

a. Tidak boleh menerima dana dari masyarakat yang disimpan dalam bentuk simpanan giro

b. Tidak boleh mengikuti kegiatan jasa lalu lintas pembayaran atau kliring

c. Tidak boleh melakukan kegiatan usaha perdagangan valuta asing

d. Tidak boleh melakukan kegiatan usaha perasuransian

e. Tidak boleh melakukan kegiatan usaha diluar kegiatan usaha yang telah ditetapkan dalam

undang-undang.

Contoh Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Berikut beberapa contoh bank perkreditan rakyat, diantaranya yaitu:

a. bank syariah

b. bank tapeudana

c. bank konvensional

d. bank supra

e. bank wijayamulya santosa

4. JENIS –JENIS BANK BERDASARKAN OPERASIONALNYA

Jenis-jenis bank berdasarkan operasionalnya:

A. BANK KONVENSIONAL

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Konvensional yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang mana dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

(25)

22 Menurut Dr. B.N. Ajuha, Bank adalah tempat untuk menyalurkan modal dari orang-orang yang tidak dapat menggunakan uang secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuat uang lebih produktif untuk menguntungkan masyarakat.

Menurut Pierson, Bank adalah entitas bisnis yang menerima kredit tetapi tidak memberikan kredit. Dalam hal ini, Bank Operasional hanya pasif, hanya menerima uang yang disetorkan.

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.31, Bank adalah lembaga yang berperan sebagai lembaga keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana lebih dan lembaga yang membutuhkan dana, serta lembaga-lembaga yang mendukung lalu lintas pembayaran.

Tujuan Bank Konvensional

Secara umum, tujuan perbankan Indonesia adalah untuk membantu melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan tujuan-tujuan ini, Bank di Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik berdasarkan demokrasi ekonomi.

Pada dasarnya kegiatan ekonomi dan pembangunan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan perbankan. Jadi, jika selama ini Anda mengira bahwa Bank bertujuan hanya untuk mendapatkan keuntungan maksimal, maka Anda salah

Fungsi Bank Konvensional

1) Agent of Trust.

Aktivitas perbankan dapat berjalan dengan baik hanya jika ada kepercayaan dari masyarakat. Jika masyarakat percaya pada Bank, mereka tidak akan ragu untuk menyetor dana mereka di Bank. Kepercayaan masyarakat bahwa dana yang mereka setor di Bank akan selalu aman dan dapat dicairkan kapan saja. Demikian pula sebaliknya, dalam menyalurkan dana yang disetor ke masyarakat dalam bentuk pinjaman didasarkan pada kepercayaan dan hukum yang berlaku.

2) Agent of Development.

Dalam kegiatan ekonomi ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Keduanya saling mempengaruhi. Kegiatan Bank untuk mengumpulkan dan

(26)

23 menyalurkan dana publik membuka peluang bagi publik untuk melakukan kegiatan investasi, distribusi, dan kegiatan ekonomi lainnya yang tidak dapat dipisahkan dari penggunaan uang. Jika semua kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, itu akan berdampak besar pada peningkatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.

3) Agent of Service.

Selain mengumpulkan dan menyalurkan dana, Bank juga memiliki layanan perbankan lainnya yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebagaimana disebutkan dalam definisi Bank di atas, layanan perbankan tersebut mencakup layanan transfer uang, layanan pembayaran, tabungan, kartu kredit, dan lainnya.

Prinsip Bank Konvensional

Bunga menjadi fondasi bank konvensional dalam menjalankan aktivitasnya, terlepas dari biaya administrasi lainnya. Dalam prinsip bank konvensional ada dua metode yang digunakan: a) Tetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk tabungan seperti tabungan, deposito

berjangka, dan produk pinjaman (kredit) yang diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu. b) Untuk layanan bank lain, bank menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal

atau persentase tertentu. Sistem penetapan biaya ini disebut berbasis biaya. B. BANK SYARIAH

Pengertian Perbankan Syariah

Pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank konvensional dan bank syariah.

Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah,

(27)

24 atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

Pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan syariah dari aspek pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik dilaksanakan oleh OJK sebagaimana halnya pada perbankan konvensional, namun dengan pengaturan dan sistem pengawasan yang disesuiakan dengan kekhasan sistem operasional perbankan syariah.

Masalah pemenuhan prinsip syariah memang hal yang unik bank syariah, karena hakikinya bank syariah adalah bank yang menawarkan produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Kepatuhan pada prinsip syariah menjadi sangat fundamental karena hal inilah yang menjadi alasan dasar eksistensi bank syariah. Selain itu, kepatuhan pada prinsip syariah dipandang sebagai sisi kekuatan bank syariah. Dengan konsisten pada norma dasar dan prinsip syariah maka kemaslhahatan berupa kestabilan sistem, keadilan dalam berkontrak dan terwujudnya tata kelola yang baik dapat berwujud. Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan syariah yang menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah. Dalam kaitan ini lembaga yang memiliki peran penting adalah Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI.

Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memberikan kewenangan kepada MUI yang fungsinya dijalankan oleh organ khususnya yaitu DSN-MUI untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk bank. Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang POJK) menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari DSN-MUI dan memperoleh ijin dari OJK.

Pada tataran operasional pada setiap bank syariah juga diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang fungsinya ada dua, pertama fungsi pengawasan syariah dan kedua fungsi advisory (penasehat) ketika bank dihadapkan pada pertanyaan mengenai apakah suatu aktivitasnya sesuai syariah apa tidak, serta dalam proses melakukan pengembangan produk yang akan disampaikan kepada DSN untuk memperoleh fatwa.

Selain fungsi-fungsi itu, dalam perbankan syariah juga diarahkan memiliki fungsi internal audit yang fokus pada pemantauan kepatuhan syariah untuk membantu DPS, serta dalam pelaksanaan audit eksternal yang digunakan bank syariah adalah auditor yang memiliki kualifikasi dan kompetensi di bidang syariah.

Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan perbedaan pokok BPRS dilarang menerima

(28)

25 simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas sistem pembayaran. Secara kelembagaan bank umum syariah ada yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian tersebut serupa dengan bank konvensional, dan sebagaimana halnya diatur dalam UU perbankan, UU Perbankan Syariah juga mewajibkan setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus terlebih dahulu mendapat izin OJK.

Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah

Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Sedangkan fungsi dari perbankan syariah adalah :

1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Struktur Perbankan Syariah

Berdasarkan Kegiatannya Bank Syariah dibedakan menjadi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

1.) Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(29)

26 2.) Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

3.) Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi: a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

1) Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad

wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan

2) Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan

itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

b) menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah;

2) Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna';

3) Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah

berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan

5) pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;

c) menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan

e) menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK).

(30)

27

5. JENIS BANK BERDASARKAN KEPEMILIKAN A. BANK MILIK PEMERINTAH

Bank milik pemerintah merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah atau negara dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara. Contoh bank milik pemerintah diantaranya adalah:

1. Bank Rakyat Indonesia (BRI), 2. Bank Negara Indonesia 46 (BNI), 3. Bank Tabungan Negara (BTN).

4. Bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Contoh BPD DKI, BPD Jateng, dan sebagainya.

B. BANK MILIK SWASTA NASIONAL

Bank milik swasta nasional adalah bank yang sebagian besar sahamnya serta akta pendiriannya pun milik pihak swasta. Bank milik swasta ini dibedakan menjadi dua yaitu bank swasta nasional devisa dan bank swasta nasional non devisa. Contoh dari bank milik swasta diantaranya adalah :

1. Bank Muamalat, 2. Bank Danamon, 3. Bank Central Asia, 4. Bank Lippo,

5. Bank Niaga, dan lain-lain.

C. BANK MILIK ASING

Bank milik asing merupakan bank yang dimiliki oleh pihak asing dari luar negeri yang membuka cabang di suatu negara lainnya. Bank ini dapat berupa bank milik swasta asing atau pemerintah asing yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Bank milik asing di Indonesia contohnya seperti :

1. ABN AMRO bank, 2. City Bank,

3. Hongkong Bank,

(31)

28 5. Deutsche Bank,

6. American Express Bank, 7. Europen Asian Bank,

D. BANK MILIK KOPERASI

Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham dan pendiriannya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya Bank Umum Koperasi Indonesia.

E. BANK MILIK CAMPURAN

Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya bercampur antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Namun kepemilikan saham tersebut didominasi oleh warga negara tempat bank tersebut didirikan.

Contoh bank milik campuran di Indonesia adalah :

• Bank ANZ Indonesia

• Bank Commonwealth

• Bank Agris

• Bank BNP Paribas Indonesia

• Bank Capital Indonesia

• Bank Chinatrust Indonesia

• Bank DBS Indonesia

• Bank Mizuho Indonesia

• Bank Rabobank International Indonesia

• Bank Resona Perdania

• Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

• Bank Windu Kentjana International

6. FUNGSI BANK

Lembaga keuangan bernama bank bukan sesuatu yang asing lagi pada masa kini. Keberadaan bank sangat memiliki fungsi yang besar di sekitar kehidupan manusia. Jika dahulu bank hanya

(32)

29 dikenal bagi pihak-pihak yang ingin menabungkan sebagian uangnya, kini fungsi dan kegiatan operasional bank semakin beragam.

Secara sederhana, bank kini sudah mengaakomodasi berbagai kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan. Mulai dari mentransfer dana secara real time antar rekening, pembayaran dan penerimaan gaji, pembayaran terhadap barang dan jasa, sampai melakukan investasi keuangan dapat dilakukan melalui lembaga ini.

Tidak hanya dimiliki pemerintah, pihak-pihak swasta kini juga membangun layanan perbankan. Bank yang dimiliki pemerintah biasanya berbentuk Badan Usaha Milik Negara. Di Indonesia, bank-bank demikian contohnya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Nasional Indonesia (BNI), juga Bank Mandiri. Sementara itu, bank swasta dihadirkan oleh pelaku usaha dalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya bank memberikan variasi pilihan bagi pihak-pihak yang ingin menabung ataupun berkegiatan keuangan lainnya. Bank dipilih karena lembaga ini dianggap aman dan kredibel dalam menjaga dan mengelola uang yang telah disetorkan oleh nasabahnya.

Sebagian orang menjadikan bank sebagai tempat menabung semata. Menyimpan uang di bank dianggap aman karena bisa mencegahnya dari pencurian ataupun pemakaian diri sendiri yang kelewat batas. Di sisi lain, banyak orang mengharapkan mendapat bunga dari kegiatan menabungnya di bank. Sebagian kecil lainnya mulai menyadari bahwa fungsi bank lebih dari sekadar menyimpan uang.

Mereka mulai melirik bank untuk melakukan berbagai transaksi keuangan. Dari yang sebagian kecil ini, beberapa pihak menyadari bahwa bank dapat dijadikan sarana untuk melakukan investasi. Bentuk investasi di bank bisa dilakukan melalui produk deposito yang memberikan bunga lebih besar dibandingkan tabungan biasa.

Ada pula sebagian orang lainnya yang memanfaatkan jasa perbankan untuk melakukan kredit. Bank memang menyediakan berbagai produk kredit yang menawarkan kemudahan bagi masyarakat, mulai dari kredit tanpa agunan (KTA), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sampai Kredit Pemilikan Kendaraan. Berbagai produk pinjaman ini dihadirkan dengan bunga yang kompetitif sehingga masyarakat sering kali merasa terbantu sebab dengan pinjaman dari bank, mereka dapat memiliki barang yang mereka butuhkan dan inginkan.

Berbagai kemudahan yang diberikan oleh bank ini tidak terlepas dari tujuan lembaga perbankan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

(33)

30 Dalam peraturan itu disebutkan, tujuan perbankan nasional adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Tujuan penting dari bank tersebut membuat lembaga keuangan ini harus menjalankan fungsinya dengan baik. Jika ada yang berpikir bahwa bank hanyalah lembaga yang mencari profit semata, tentu anggapan itu salah. Sebab dari penjabaran Undang-Undang tentang Perbankan tersebut, terdapat tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh tiap bank guna mendukung pembangunan nasional.

Fungsi bank menurut undang-undang perbankan :

a. Menghimpun Dana Masyarakat

Kegiatan untuk menghimpun dana masyarakat ini dilakukan bank dengan membuka berbagai produk tabungan. Diharapkan dengan produk tersebut, masyarakat lebih sadar dengan cara penyimpanan uang yang benar dan lebih aman.

Tidak hanya tabungan biasa, bank juga menghadirkan pilihan produk berupa deposito yang dianggap dapat mengakomodasi keinginan masyarakat yang ingin menyimpan uangnya sekaligus menginvestasikannya. Produk yang satu ini menawarkan bunga lebih tinggi, namun dengan setoran yang lebih tinggi pula dibandingkan produk tabungan biasa.

b. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat

Dana yang dihimpun dari masyarakat oleh bank tentu tidak hanya dibiarkan mengendap. Jika hanya dibiarkan tanpa dikelola, tentu tidak ada yang namanya bunga kepada nasabah. Tujuan untuk membantu pelaksanaan pembangunan nasional dan pemerataan pembangunan juga tidak dapat terwujud.

Untuk memenuhi tujuan tersebut, bank juga berfungsi menjadi penyalur dana kepada masyarakat yang membutuhkan layanan keuangan dari lembaga tersebut. Penyaluran dana oleh bank dilakukan dengan penyediaan berbagai fasilitas kredit. Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut, masyarakat diharapkan dapat menyejahterakan kehidupannya dan menghasilkan usaha untuk mendukung pembangunan nasional.

c. Menyediakan Layanan Jasa Bank

Menyadari bahwa bukan hanya kredit yang dapat menjadi upaya untuk mewujudkan pembangunan nasional yang merata, bank akhirnya difungsikan pula untuk menyediakan

(34)

31 berbagai layanan jasa yang memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan. Awalnya, bank menyediakan layanan jasa transfer untuk memudahkan pengiriman uang dari satu daerah ke daerah lain hingga ke luar negeri. Namun seiring waktu, layanan bank kini semakin beraneka ragam.

Layanan bank kini sudah dapat dinikmati masyarakat dari berbagai kelas. Dengan layanan jasa tersebut, masyarakat dimudahkan untuk melakukan berbagai transaksi pembayaran maupun pembelian. Contohnya saja, kini bank menyediakan layanan pembayaran listrik, telepon, sampai pembelian tiket transportasi. Dengan layanan tersebut, alur pembayaran maupun menjadi lebih jelas dan aman.

Ketiga fungsi bank dijalankan dalam berbagai kegiatan operasional yang menunjang. Untuk melakukan kegiatan secara fungsinya, ada dua jenis bank yang perlu diketahui, yakni bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Berikut adalah beragam kegiatan operasional yang dilakukan oleh bank menurut kedua jenis lembaga keuangan tersebut.

Kegiatan Operasional Bank Umum

a. Himpun Dana

Pada dasarnya fungsi bank yang utama adalah melakukan pengumpulan dana dari masyarakat dan upayanya dilakukan dengan memberikan berbagai layanan produk keuangan. Himpun dana yang dilakukan bank umum dilakukan dengan layanan deposito, giro dan tabungan. Layanan bank umum sangatlah membantu masyarakat dalam hal penyimpanan uang. b. Pemberian Kredit

Untuk menambah berbagai layanan yang diberikan bank umum, maka kini disediakan pula layanan kredit. Kredit yang diberikan sangatlah membantu masyarakat seperti kredit pinjaman modal dan kredit untuk pembelian rumah. Dengan layanan kredit, maka masyarakat bisa lebih ringan saat ingin memiliki sebuah rumah atau hunian.

c. Pemindahan Dana

Umum juga membantu masyarakat dalam hal pemindahan dana secara cepat. Dengan metode transfer antar bank yang sama atau berbeda, maka uang yang ada di rekening akan cepat berpindah. Pemindahan uang cepat juga bisa menunjang pemeretaan pembangunan nasional, karena pemindahan uang bisa dilakukan oleh sebuah bank untuk kepentungan suatu lembaga. d. Penyimpanan Barang

(35)

32 Bank umum juga menyediakan layanan jasa untuk penyimpanan barang atau berbagai surat berharga secara aman. Penyimpanan surat berharga di rumah memang memiliki resiko yang tinggi, sehingga lebih aman disimpan di bank. Bank menyediakan layanan safety box untuk masyarakat yang ingin mengaamankan surat berharga atau harta bendanya.

e. Penempatan Dana

Bank umum juga berfungsi sebagai penempatan dana yang sangat efektif. Bank umum akan melakukan penempatan dana para nasabah terhadap nasabah lainnya dengan menggunakan surat berharga. Pada dasarnya surat berharganya tidak tercatat di bursa efek, sehingga berbeda dengan reksana ataupun saham.

7. TUJUAN BANK

Tujuan Bank Menurut Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 tujuan bank adalah : “Perbankan Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan dalam meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak

8. BANK YANG ADA DI INDONESIA

Berikut ini adalah nama-nama bank yang ada di Indonesia: a. Bank Persero (Bank BUMN)

1) Bank Indonesia (Bank Sentral)

2) Bank Negara Indonesia

3) Bank Rakyat Indonesia

4) Bank Tabungan Negara

5) Bank Mandiri

b. Bank Umum Swasta Nasional Devisa

1) Bank Agroniaga, Tbk.

2) Bank Antardaerah

3) Bank Artha Graha Internasional, Tbk.

4) Bank BNI Syariah

5) Bank Bukopin, Tbk

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Proses adaptasi yang dilakukan oleh suku Jawa adalah dengan mempelajari bahasa asli dari daerah Silau Kahean yang dimana bahasa yang di pakai adalah Bahasa

Retribusi Izin Gangguan adalah Retribusi yang dikenakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan

Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi Semangat Para Pendiri Negara dalam

G6PD Canton, G6PD Kaiping dan G6PD Vanua Lava pada penelitian ini berperan dalam kasus defisiensi G6PD dengan riwayat kehamilan buruk yang tidak diketahui penyebabnya, maka harus

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program aplikasi ini akan sangat membantu dalam sistem informasi Berkah Catering Padang Panjang yang lebih

19 Saya memilih menggunakan jasanya karena penawaran harga oleh Romanza sesuai dengan kemampuan saya. 20 Saya lebih memilih Romanza

KETIGA : Membebankan biaya hadiah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, Badan Perpustakaan dan

Sujatmiko (2012:40) menyatakan, “Basis data (database) adalah kumpulan infromasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu