1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Kondisi Ekonomi dan Penduduk DKI Jakarta
Ibukota DKI Jakarta adalah salah satu daerah di Indonesia dengan keadaan ekonomi yang sangat baik Kajian Ekonomi Regional Jakarta yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa perekonomian Jakarta pada triwulan I 2014 tumbuh meningkat menjadi sebesar 6,0% dari pencapaian pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar 5,6%. Salah satu penyebab utama kenaikan performa ekonomi Jakarta adalah nilai konsumsi yang meningkat dari 5,6% di triwulan IV 2013 menjadi sebesar 6,4% di triwulan I 2014.
Perkembangan pesat ini dinilai sebagai akibat dari perubahan perilaku konsumen dan kondisi pasar itu sendiri. Perilaku konsumen dalam hal ini adalah gaya hidup mereka yang semakin konsumtif akibat dari tingkat pendapatan yang meningkat. Tingkat pendapatan yang meningkat terlihat dari data BPS yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk Jakarta yang bekerja di tahun 2014 tumbuh sebesar 1,1% atau sebanyak 48.400 orang jika dibandingkan tahun 2013. Gaya hidup yang meningkat terlihat dari data konsumsi rumah tangga yang meningkat ke angka 6.1% dari pencapaian 5.7% di kuartal sebelumnya, juga dari data perkembangan kredit konsumsi yang kembali meningkat dimulai pada periode pertengahan tahun 2013.
Selain karena peningkatan pendapatan dan gaya hidup, pertumbuhan nilai konsumsi di Jakarta juga disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk. Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2010 lebih dari 9 juta penduduk tinggal di Jakarta dengan penyebaran terbesar di tiga wilayah bagian Jakarta dengan proporsi Jakarta Timur (28%), Jakarta Barat (24%) dan Jakarta Selatan (21%). Jumlah dan penyebaran penduduk di Jakarta dapat dilihat pada table 1.2. Dengan angka ini Jakarta merupakan kota dengan penduduk tertinggi di Indonesia, dimana posisi kedua ditempati Surabaya dengan 2,7 juta penduduk kemudian Medan dengan 2,6 juta penduduk. Jumlah penduduk yang tinggi, dilengkapi 43% daripadanya merupakan penduduk konsumtif atau berusia antara 15-35 tahun, membuat Jakarta menjadi pasar yang sangat potensial sebagai area berbisnis.
1.1.2 Kuliner dan Barbeque Sebagai Salah Satu Minat Masyarakat Muda Jakarta
Kuliner merupakan salah satu bidang hiburan yang sangat diminati masyarakat Jakarta. Hal ini terlihat dari pendapatan pemerintah dari pajak restoran pada kuartal I 2014 yang meningkat sebesar 17% dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
2 Pada tahun 2014, tercatat 3.523 cafe beroperasi di Jakarta dan selalu dipenuhi oleh pelanggan (sumber : Jakarta.go.id), didukung oleh riset yang mengatakan bahwa aktivitas bersosialisasi utama 77% responden adalah bersantai di coffee shop atau cafe. Penawaran industri ini masih terlihat menarik dimata konsumen, namun dari riset yang dilakukan, terlihat 95% responden mengakui masih mencari sebuah media bersosialisasi baru yang mampu memberikan pengalaman lebih.
Dari riset yang dilakukan, 93% dari responden mengatakan bahwa aktifitas yang sangat menarik sebagai salah satu media bersosialisasi adalah aktifitas
barbeque.Meraka mengatakan bahwa aktifitas barbeque sangat sesuai untuk mengisi
momen bersosialisasi mereka terutama momen ulang tahun, tahun baru, arisan, ataupun untuk sekedar berkumpul bersama teman.
Potensi ini dijawab para pelaku bisnis dengan membangun restoran bertema barbeque seperti Hanamasa dan Raa Cha yang memfasilitasi konsumen untuk melakukan aktifitas semi-barbeque di outletnya, ataupun café yang langsung menyajikan makanan barbeque jadi seperti Holycow yang juga beroperasi di Jakarta. Usaha ini direspon sangat baik oleh pasar, terbukti dari perkembangan bisnis di bidang ini yang sangat pesat. Berdasarkan data yang didapat dari lucywiryono.com atau website salah satu pemilik Holycow, dalam waktu 4 tahun beroperasi, Holycow berhasil mengembangkan outletnya sampai berjumlah 8 outlet, dan terus dipenuhi pengunjung. Minat pasar yang sangat tinggi akan barbeque dan strategi digital
marketing yang dilakukan Holycow diakui menjadi aspek utama penyebab
kesuksesan bisnis ini.
1.1.3 Kebutuhan Jasa Penyedia Barbeque Experience yang Belum Terpenuhi Masih ada peluang yang belum terjawab oleh kesuksesan bisnis Holycow. Holycow menawarkan pengalaman mengkonsumsi steak atau salah satu makanan barbeque didalam ruangan, namun aktifitas barbeque yang dilakukan diluar ruangan dinilai lebih menarik dibandingkan dengan aktifitas barbeque yang dilakukan di restoran, terutama di rumah yang akan mampu memberikan suasana yang lebih privasi. Pengalaman yang dirasakan akan berbeda jika aktifitas barbeque dilakukan di luar ruangan. Dengan menyentuh indera pengelihatan, nuansa baru akan aktifitas barbeque lebih berkesan.
Dari riset yang dilakukan, terlihat 84% responden mengatakan bahwa tempat yang paling sesuai untuk melakukan aktivitas barbeque adalah di rumah atau tempat pribadi.
3
Gambar 1.1 Diagram Hasil Riset Tempat Paling Sesuai Untuk Aktivitas Barbeque Responden mengakui bahwa terdapat beberapa kendala yang kerap menggagalkan rencana barbeque mereka yaitu kompleksitas dari aktifitas barbeque tersebut yang mengharuskan mereka untuk memiliki peralatan barbeque, melakukan persiapan alat-alat tersebut, melakukan pengadaan bahan makanan dan bahan masak, dan juga proses pembersihan akhir yang juga dinilai merepotkan. Kendala terberat adalah untuk memiliki peralatan barbeque karena mahal dan dirasa bukan merupakan kebutuhan utama.
Perilaku masyarakat yang sangat konsumtif dan haus akan pengalaman baru dapat dilihat sebagai sebuah peluang bisnis yang sangat menjanjikan, konsep yang mampu memberikan pengalaman lebih tentunya berpeluang besar untuk menjadi ladang keuntungan baru dalam industri ini. Minat akan aktifitas barbeque diluar ruangan dan kendala yang dimiliki untuk melakukan aktifitas tersebut menjadi sebuah area bisnis yang sangat berpotensi untuk dijadikan ladang keuntungan. Berdasarkan penemuan tersebut, muncul sebuah ide untuk mendirikan sebuah bisnis yang bergerak dalam kategori culinary experience, yaitu sebagai penyedia jasa Experience Barbeque
Service.
Ide bisnis ini diberi nama MOOGRILL yang menggambarkan daging sapi dan aktivitas barbeque yang merupakan entitas utama bisnis ini. Experience yang ditawarkan bukan hanya terkait kemudahan konsumen untuk melakukan aktivitas
barbeque, tapi juga aktivitas barbeque akan dilakukan di lokasi yang konsumen
tentukan, dekorasi bernuansa barbeque party, dan juga dilengkapi saus racikan khusus yang berbeda dengan saus barbeque yang beredar di pasaran, dimana saus ini menggunakan sayuran sebagai bahan dasarnya dan diperkuat dengan bumbu bawang putih yang kental. Keleluasaan konsumen untuk memilih menu dan lokasinya sendiri akan menyajikan sensasi berbeda dalam aktivitas bersosialisasi mereka. Ditambah dekorasi khusus bertema barbeque party, akan memberikan pengalaman barbeque yang lebih berkesan. Penjelasan lebih mendalam mengenai ide bisnis ini akan dipaparkan di Bab 3.
Penelitian ini akan membahas secara lebih mendalam terkait seberapa besar peluang bisnis ini untuk diwujudkan menjadi bisnis nyata, seberapa baik bisnis ini untuk menciptakan profit, dan bagaimana strategi terbaik untuk merangkul target konsumen dengan maksimal.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Dengan jumlah penduduk yang tinggi yaitu sebesar 9 juta orang dan 43% nya atau sebesar 4 juta orang berusia konsumtif antara 15-35 tahun, Jakarta sangat berpotensi untuk dijadikan area berbisnis. Dari riset yang dilakukan, ditemukan sebuah kebutuhan pasar yang belum terpenuhi yaitu pengalaman berbeda dalam media bersosialisasi mereka. Salah satu minat yang tertangkap dari riset adalah terkait aktifitas barbeque diluar ruangan yang dirasa sulit dilakukan karena kebutuhan alat dan proses persiapan dan pembersihannya yang dirasa merepotkan.
Berdasarkan data tesebut dibutuhkan sebuah bisnis yang mampu menjawab kebutuhan pasar tersebut yaitu jasa yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan aktifitas barbeque diluar ruangan. Ide bisnis penyedia jasa
Experience Barbeque Service ini dirasa mampu menjawab kebutuhan pasar tersebut. Business Model Creation sangat penting untuk mengenal ide bisnis ini secara lebih
mendalam, mulai dari peluang, sasaran pasar, dan juga prospek jangka panjang dari ide bisnis ini sehingga mampu meminimalisir resiko gagal.
Sebagai bisnis baru, Business Model Creation akan membantu untuk menemukan strategi terbaik dalam berbagai bidang, yaitu pemasaran, operasional, finansial, maupun strategi pengembangan bisnis secara jangka panjang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 The 9 Building Blocks
Berdasarkan buku Business Model Generation (Alexander Osterwalder &Yves Pigneur, 2010) dalam membuat bisnis model sebaiknya didahului oleh 9 basic
building blocks. Dengan membuat 9 Building blocks, akan diperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai strategi yang cocok diterapkan dalam bisnis yang akan dilakukan. 9 Building blocks terdiri dari: customer segments, value propositions,
channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure merupakan kerangka utama yang harus dimiliki
sebelum melakukan bisnis model ini.
2.2 The Business Model Canvas
Sebuah model bisnis adalah gambaran mengenai manajemen strategis untuk pengembangan baru ataau mendokumentasikan bisnis model yang ada. Disini untuk menggambarkan proposisi nilai perusahaan, infrastruktur, pelanggan serta keuangan. Proses ini sangat membantu perusahaan dalam menyeimbangkan kegiatan mereka. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) Pengertian business model adalah cara rasional tentang bagaimana sebuah organisasi didirikan, disampaikan dan digambarkan dalam sebuah nilai. Cara penggunaan The Business Model Canvas
5 adalah dengan mencetak kertas dalam skala besar sehingga kelompok dapat bertukar pikiran di mulai dengan membuat sketsa serta mendiskusikan setiap elemen dalam model bisnis tersebut, caranya dengan menempelkan post it, menulis dengan spidol untuk mendorong sebuah diskusi, kreatifitas dan analisis.
2.3 Teori Porter 5 Forces
Porter Five Forces Model adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk
menganalisa tingkat persaingan di lingkungan industri perusahaan yang dibagi kedalam lima sisi kekuatan yaitu ancaman produk pengganti, kekuatan tawar – menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman pendatang baru, dan persaingan diantara industri sejenis (Porter, 1998).
2.4 Alat Analisis Investasi
Dalam menjalankan usaha pada umumnya menggunakan metode – metode penilaian investasi yang diantaranya adalah dengan menggunakan metode :
1. Payback Period 2. Net Present Value 3. Internal Rate of Return
2.5 Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran menurut Kurtz (2008) adalah sebuah keseluruhan program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, distribusi, promosi, dan harga. Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesarnya. Proses ini meliputi
market segmentation, market targeting, dan positioning.
BAB III
ANALISA BISNIS DAN PASAR
Menganalisa bisnis dapat digunakan dengan berbagai teori dan model. Berdasarkan jenis usaha yang akan dijalankan maka disepakati untuk mengunakan dua alat pengukuran. Dengan menggunakan Teori 9 building blocks dan Analisis Five
Forces oleh Michael Porter membantu untuk menganilasi usaha bisnis ini.
2.1 Teori 9 Building Blocks
Dalam Penjelasan di Bab II bahwa 9 Building Blocks membantu untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai strategi yang cocok untuk
6 diterapkan dalam bisnis yang akan dilakukan. Penjelasan mengenai 9 Building
blocksuntuk bisnis ini terdiri dari customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. Berikut adalah Business Model Canvas untuk ide
bisnis ini :
Gambar 3.1 Analisis Building Blocks pada MOOGRILL
3.2 Porter’s Five Forces
Analisis ini bertujuan untuk memetakan posisi bisnis di antara para pesaing, pendatang baru, pemasok, pelanggan, dan persaingan antar industri sejenis.
7
BAB IV
RENCANA BISNIS
4.1 Strategi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu langkah penting bagi suatu bisnis yang baru berjalan. Straregi pemasaran untuk MOOGRILL akan dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama yaitu pengenalan produk dan jasa dari MOOGRILL dan tahap kedua menitikberatkan pada upaya memperbesar market share yang telah dicapai.
4.2.1 Segmenting, Targeting, Positioning
Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun strategi pemasaran adalah mengaplikasikan teori Segmenting, Targeting, dan Positioning. Dalam teori ini, akan ditentukan target konsumen perusahaan dengan sebelumnya membagi pasar kedalam beberapa kelompok berdasarkan kriteria yang sesuai. Berikutnya ditentukan bagaimana perusahaan atau merek ingin memposisikan dirinya didalam benak konsumen.
Penentuan segmen yang baik, pemilihan target yang tepat, dan penempatan merek di benak konsumen yang sesuai akan memaksimalkan performa aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau merek dan pada akhirnya akan meningkatkan peluang perusahaan atau merek tersebut dalam meraup keuntungan.
4.2.1.1 Segmenting
Segmentasi adalah proses memilah pasar kedalam beberapa kelompok berdasarkan kriteria yang sesuai dan akan memudahkan perusahaan atau merek dalam menentukan target konsumen terbaik. MOOGRILL melakukan proses segmentasi dengan membagi pasar menggunakan kriteria demografi, geografi, dan psikografi. Berikut adalah penjabaran proses segmentasi yang dilakukan oleh MOOGRILL :
1. Demografi
Pertama, MOOGRILL membagi keseluruhan pasar berdasarkan demografi.Aspek demografi yang dinilai sesuai adalah aspek umur dan status social.Aspek jenis kelamin tidak menjadi konsentrasi bisnis ini karena MOOGRILL sesuai untuk seluruh jenis kelamin yang ada.
8 - Segmentasi berdasarkan Umur
Pada bagian ini MOOGRILL membagi pasar keseluruhan kedalam 3 kelompok yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun, usia 15 – 35 tahun, dan usia diatas 35 tahun. Pembagian ini didasarkan pada karakteristik konsumsi yang cukup berbeda diantara kelompok usia tersebut.
- Segmentasi berdasarkan Status Sosial (SES)
Pada bagian ini MOOGRILL membagi pasar keseluruhan kedalam 3 kelompok yaitu konsumen dengan status social dibawah menengah (C), menengah (B), dan diatas menengah (A).Pembagian berdasarkan status social sangatlah penting karena sangat menggambarkan daya beli seseorang terhadap sebuah produk.
2. Geografi
Berikutnya MOOGRILL membagi keseluruhan pasar berdasarkan tempat tinggal atau aspek geografi. Pada aspek ini MOOGRILL membagi keseluruhan pasar menjadi konsumen yang tinggal di DKI Jakarta dan non DKI Jakarta, kemudian membagi kelompok Jakarta berdasarkan pembagian kota di DKI Jakarta yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu.
Pembagian ini dilakukan dengan mempertimbangkan cakupan bisnis MOOGRILL yang masih terbatas. Dengan memfokuskan pelayanan di wilayah tertentu, diharapkan proses yang dihadapi akan lebih sederhana dan memungkinkan bisinis ini untuk mencapai performa maksimal dan membentuk peluang untuk mengembangkan cakupan usaha ke daerah yang lebih luas. 3. Psikografi
Pembagian keseluruhan pasar MOOGRILL berikutnya dilakukan dengan memperhatikan aspek psikografis. Aspek ini akan membedakan pasar berdasarkan karakteristiknya. Dalam hal ini MOOGRILL membagi pasar berdasarkan gaya hidupnya yaitu mereka yang memperhatikan lifestyle dan mereka yang tidak memperhatikan lifestyle. Hal ini akan sangat berperan karena aspek gaya hidup akan sangat menentukan preferensi seseorang terhadap bagaimana mereka akan menyalurkan penghasilannya.
4.2.1.2 Targeting
Proses berikutnya yang perlu dilakukan dalam penerapan teori ini adalah proses Targeting atau penentuan target pasar yang dituju berdasarkan pemilahan keseluruhan pasar yang sudah dilakukan pada proses sebelumnya. Berikut adalah target pasar yang dituju bisnis MOOGRILL berdasarkan aspek-aspek yang diperhatikan dalam proses segmentasi :
9 1. Demografi
- Aspek Umur
Pada aspek ini MOOGRILL memilih pasar yang berusia antara 15-35 tahun. Hal ini dikarenakan pertimbangan perilaku konsumsi yang tinggi pada rentang usia ini. Selain itu juga rentang umur ini adalah usia bersosialisasi sehingga sangat sesuai dengan penawaran produk yang dimiliki.
- Aspek Status Sosial
Pada aspek ini MOOGRILL memilih pasar yang memiliki status social menengah keatas. Pertimbangan terhadap pilihan ini adalah karena MOOGRILL bukanlah perusahaan yang menawarkan kebutuhan primer melainkan lebih kearah penawaran media bersosialisasi dengan pengalaman berbeda sehingga konsumen yang disasar haruslah mereka yang sudah mampu memenuhi kebutuhan primernya. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah harga yang ditawarkan MOOGRILL yang tidak murah sehingga perlu menyasar konsumen yang memiliki daya beli sesuai.
2. Geografi
Pada aspek ini MOOGRILL memilih mereka yang bertempat tinggal di DKI Jakarta terutama mereka yang bertempat tinggal di Jakarta Selatan. DKI Jakarta menjadi pilihan karena daerah ini sangat dikenali ketiga pengelola bisnis MOOGRILL sehingga akan memudahkan pengelola untuk merancang strategi terbaik untuk bisnis ini. Pilihan ini juga didukung data Kajian Ekonomi Bank Indonesia yang mengatakan bahwa nilai konsumsi DKI Jakarta terus bertumbuh.Hal ini menunjukkan masyarakat Jakarta yang konsumtif, sesuai dengan kriteria konsumen yang dibutuhkan MOOGRILL.
Jakarta Selatan menjadi prioritas utama karena daerah ini juga merupakan daerah yang paling dikenali pengeloa bisinis MOOGRILL dan juga didukung data yang menyebutkan bahwa daerah ini termasuk kedalam tiga besar bagian DKI Jakarta dengan jumlah penduduk tertinggi yang berarti semakin besar peluang MOOGRILL untuk dapat meraih konsumen di daerah ini.
3. Psikografi
Pada aspek ini MOOGRILL memilih pasar dengan kritetia psikografis yang memperhatikan lifestyle.Pertimbangan terhadap pilihan ini adalah karena gaya hidup akan sangat menentukan preferensi seseorang terhadap bagaimana mereka akan menyalurkan penghasilannya. Artinya, walaupun seseorang berada di usia konsumtif dan memiliki daya beli yang tinggi, namun jika tidak memperhatikan
lifestyle maka kemungkinan sangat kecil mereka akan menyalurkan
10 4.2.1.3 Positioning
Langkah terakhir dalam penerapan teori ini yaitu proses positioning atau penentuan bagaimana sebuah perusahaan atau merek ingin menempatkan dirinya di benak konsumen. Hal ini sangatlah penting dilakukan karena ketika sebuah merek atau perusahaan mampu diingat konsumen dengan kriteria yang tepat, makan besar kemungkinan perusahaan atau merek tersebut akan menjadi hal utama yang diingat konsumen ketika membutuhkan sesuatu.
Untuk bisnis MOOGRILL, positioning yang ingin dicapai adalah dengan menempatkan diri di benak konsumen sebagai “Penyedia pengalaman barbeque sesungguhnya yang bisa dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan rasa dan pelayanan berkualitas serta harga yang sesuai”.
Untuk mencapai hal ini MOOGRILL akan menyesuaikan beberapa aspek pendukung yang diantaranya adalah Logo, Merek, dan juga Tagline yang akan dibahas pada bab berikutnya.
4.2.2 Bauran Pemasaran 4.2.2.1 Produk
MOOGRILL membagi keseluruhan menu yang dijual menjadi dua kelompok yaitu menu satuan dan menu paket. Menu paket yang ditawarkan berisi makanan yang akan cukup untuk dikonsumsi 15 orang konsumen. Sedangkan jika konsumen menginginkan varian makanan yang berbeda dari paket yang ditawarkan konsumen dapat memilihnya secara khusus dari menu satuan. Untuk menu satuan ini berlaku jumlah pemesanan minimal yaitu sebanyak 10 orang dan akan dikenakan biaya service tambahan. Berikut adalah detil menu yang ditawarkan oleh MOOGRILL :
1. Carne Meets 1.00 g – 2.00g
2. Ocean Gems 1.00g – 2.00g
3. MOOGRILL Sauce
4. MOOGRILL Side Dish
5. MOOGRILL Drink
6. MOOGRIL Package
Tabel 4.1 Paket yang ditawarkan MOOGRILL
Moo Package 1 Moo Package 2 Moo Package 3
3 kg Carne Meet Option 4 kg Chicken Chong Option
3 kg Ocean Germs Option or
Mix (Carne Meat, Chicken
Chong, and Ocean Germs) 1 kg Beef Bratwurst Sausage 2 kg Beef Bratwurst Sausage 1 kg Beef Bratwurst Sausage 2,5 kg Side Dish (Belgian Fries/
Waffle Fries/ Curly Fries)
2,5 kg Side Dish (Belgian Fries/ Waffle Fries/ Curly Fries)
2,5 kg Side Dish (Belgian Fries/ Waffle Fries/ Curly Fries)
1 kg Mix Vegetables 1 kg Mix Vegetables 1 kg Mix Vegetables
Moogrill Sauce (2 Option) Moogrill Sauce (2 Option) Moogrill Sauce (2 Option)
11 4.2.2.2 Harga
Penentuan harga jual yang dilakukan oleh MOOGRILL dilakukan dengan mempertimbangkan dua hal, yaitu biaya modal dan harga jual competitor.Pertimbangan biaya modal dilakukan untuk memastikan harga jual dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan sedangkan pertimbangan harga jual competitor dilakukan untuk memastikan bahwa harga jual yang digunakan masih berada dalam kisaran layak dimata konsumen. Harga ini juga kemudian divalidasi ulang melalui riset yang dilakukan dimana sebagian besar responden mengatakan bahwa biaya yang wajar untuk satu orang melakukan aktivitas barbeque adalah dalam kisaran Rp 100.000,- sampai Rp.300.000,-. Berikut adalah harga yang ditawarkan MOOGRILL untuk produk-produk yang dijual :
4.2.2.3 Lokasi
Pemilihan tempat yang tepat merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang perkembangan sebuah bisnis, dalam bisinis MOOGRILL ini tempat yang dipakai hanyalah sebagai dapur, gudang penyimpanan daging serta aset yang dipakai untuk keperluan operasional MOOGRILL sekaligus sebagai tempat menerima pesanan dari
customer.
Lokasi dari dapur bisnis MOOGRILL akan berlokasi di daerah panglima polim VII no.15. Kami menyewa sebuah rumah kecil yang telah dibagi dengan dua bisnis lain di bidang yang berbeda. Harga sewa rumah di daerah panglima polim ini sebesar Rp 225.000.000,- per tahun dibagi dengan dua tenant lainnya yaitu sekitar Rp 75.000.000,- per tahun per tenant dan disewakan per 5 tahun dengan metode pembayaran dibayar dimuka atau sebesar Rp 375.000.000,- per 5 tahun per tenant. Kami memilih lokasi di daerah Panglima Polim karena lokasi tersebut sangat strategis dan menurut kami cukup potensial untuk menjalankan bisnis ini.
4.2.2.4 Promosi
Promosi merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu bisnis, melalui promosi sebuah usaha dapat membangun kesadaran dan hubungan dengan para pelanggannya terhadap merek atau produk yang ditawarkan. Oleh karena itu MOOGRILL perlu mengatur strategi dalam mempromosikan produk dan jasanya, hal ini dapat dilakukan melalui promosi above the line dan below the line sebagai berikut:
a. Above the line strategy
Strategi promosi yang akan digunakan untuk MOOGRILL untuk membangun kesadaran pelanggan dan membuat pelanggan menerima produk yang
12
ditawarkan adalah melalui iklan. Pada tahap awal, media iklan yang digunakan masih difokuskan pada lingkungan sekitar Jakarta selatan sesuai dengan target market dari MOOGRILL.
Above The Line Strategy yang digunakan adalah media konfensional yaitu
dengan iklan majalah dan promosi digital.Konten dari channel diatas adalah megenai suatu produk yang ditawarkan, perusahaan atau sekedar gambar saja.Kontendi design menarik dan sederhana, dimaksudkan agar audience tertarik.
- Magazine
Sistem yang digunakan untuk beriklan di majalah adalah dengan sistem
partnership atau barter. Dalam satu tahun akan ada 6 kali iklan print-ad di
dua majalah yang berbeda. Dalam hal ini kami mengambil majalah FREE
Magazine dan AREA Magazine, di karenakan saat ini masyarakat kita
kususunya anak muda sudah jarang membeli majalah dan lebih memilih majalah gratis yang di sudah di sebarluaskan di café, restaurant dan tempat
hangout lain nya.
Alat pembayaran yang digunakan disini adalah dengan sistem barter, dalam satu kali iklan di cetak di kedua majalah tersebut, maka akan kami tukarkan dengan 30 pax paket MOOGRILL untuk keperluan acara kantor majalah tersebut.
- Digital Strategy
Saat ini mempromosikan barang atau pun jasa di dunia digital adalah suatu hal yang sangan membantu perkembangan bisnis, apalagi jika konten – konten yang disediakan cukup menarik dan membawa keuntungan untuk cutomer. Beberapa media digital yang dipakai MOOGRILL yaitu :
- Website
- Social Media
b. Below The line Strategy
Pada quarter pertama strategi ini akan dilakukan dengan memberikan paket-paket ekonomis dan juga harga-harga promosi untuk produk dan jasa yang ditawarkan. Pada bulan pertama MOOGRILL akan memberikan Grand Opening Promo, yakni discount 20% untuk pemesanan paket.
- Brochure
- Bazaar & Mobile Booth - Celebrity Endorsements
13
4.4 Proyeksi Finansial
Perhitungan finansial yang dilakukan oleh MOOGRILL diproyeksikan selama 5 tahun.Perhitungan ini dimulai dari proyeksi penjualan pesismis yang dijadikan dasar dari perhitungan finansial secara keseluruhan, artinya pada kenyataannya pencapaian finansial perusahaan bisa jauh lebih baik dari proyeksi yang dilakukan.Berikutnya diproyeksikan kebutuhan biaya untuk investasi awal, biaya operasional, biaya produksi, serta proyeksi pendapatan, aliran keuangan dan analisa kelayakan bisnis dengan menggunakan analisa NPV, PBP, dan IRR.
4.4.1 Startup Capital
Investasi awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis MOOGRILL adalah sebesar Rp 881,460,000.- (Delapan Ratus Delapan Puluh Satu Juta Empat Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah). Biaya ini mencakup capital expenditure, working capital, dan biaya lainnya. Berikut adalah detil dari investasi awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis MOOGRILL :
Tabel 4.2 Capital Expenditure
Capital Expenditure
Sewa Outlet 375,000,000
Interior Outlet &
Equipment 43,000,000 Selling Property 64,200,000 Mobil 300,000,000 Total CAPEX 782,200,000 Working Capital Inventory Awal 9,360,000 Gaji Operasional 67,500,000 Biaya Training 5,000,000 Total Working Capital 81,860,000
Biaya Lain-lain Perizinan Usaha 10,000,000 Web Development 5,000,000 Seragam Karyawan 2,400,000 Total Biaya Lain-lain 17,400,000 GRAND TOTAL 881,460,000
14 Kebutuhan dana untuk investasi awal ini sepenuhnya akan diakomodir oleh 3 orang pemilik, dimana kebutuhan ini akan dipenuhi oleh dana pribadi pemilik tanpa melakukan pinjaman dari pihak manapun.
4.4.2 Income Statement
Berikut adalah income statement untuk bisnis MOOGRILL.Melalui income statement ini dapat diketahui pemasukan bersih yang dapat diterima perusahaan disetiap bulan dan tahunnya.Pemasukan bersih didapat dari pengurangan pendapatan kotor dengan biaya produksi, biaya operasional, depresiasi & amortisasi, serta pajak.
Tabel 4.3 Income Statement
Dari tabel diatas terlihat bahwa bisnis MOOGRILL akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 93,235,000.- (Sembilan Puluh Tiga Juta Dua Ratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) di tahun pertama dan terus meningkat sampai kepada Rp 383,062,810 (Tiga Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Enam Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Sepuluh Rupiah) di tahun ke lima.Perincian income statement untuk bisnis MOOGRILL dapat dilihat pada lembar lampiran.
4.4.3 Cash Flow
Berikut adalah arus kas dari bisnis MOOGRILL. Dari arus kas ini dapat dilihat setiap pergerakan didalam keuangan bisnis ini, mulai dari sumber kas masuk beserta jumlahnya, dibandingkan dengan arus kas keluar beserta jumlahnya yang pada akhirnya akan memberikan gambaran besaran kas yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu.
15
Table 4.4 Tabel Cash Flow
Dari table diatas terlihat bahwa pada akhir tahun pertama perusahaan memegang kas sebesar Rp 127,545,000.- (Seratus Dua Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah) dan terus berkembang seiring dengan meningkatnya pemasukan yang diterima perusahaan.
4.4.4 Analisa Net Present Value
Net Present Value adalah salah satu alat analisa potensi sebuah bisnis dalam menghasilkan keuntungan. Dalam analisa ini dibandingkan nilai investasi saat ini dengan nilai tersebut dimasa yang akan datang. Sebuah perusahaan dapat dikatakan baik bagi investor apabila nilai perhitungan NPV nya positif, sebaliknya, jika nilai perhitungan NPV negative maka perusahaan tersebut akan memberikan kerugian kepada investor.
Perhitungan nilai NPV untuk bisnis MOOGRILL dilakukan menggunakan hasil proyeksi keuangan yang sudah dilakukan.Suku bunga yang digunakan untuk melakukan analisa ini adalah sebesar 12%. Angka persentase ini didapat dari rata-rata nilai suku bunga kredit konsumsi non KPR dari 7 bank besar di Indonesai.
Dari perhitungan yang dilakukan, didapat bisnis MOOGRILL mampu menghasilkan nilai NPV yang positif yaitu sebesar Rp 423,908,309.- (Empat Ratus Dua Puluh Tiga Juta Sembilan Ratus Delapan Ribu Tiga Ratus Sembilan Rupiah).
16
Tabel 4.5 Perhitungan NPV MOOGRILL
Initial Investment Rp (881,460,000.00) Free Cash Flow :
Year 1 Rp 127,545,000.00 Year 2 Rp 382,424,500.00 Year 3 Rp 424,923,700.00 Year 4 Rp 463,818,820.00 Year 5 Rp 510,030,202.00 NPV (discounted) Rp 423,908,309.-
Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa bisnis MOOGRILL berpotensi memberikan keuntungan kepada investor.
4.4.5 Internal Rate of Return
Internal Rate of Return atau IRR menggambarkan prediksi tingkat pengembalian modal dari pembentukan sebuah bisnis.IRR juga merupakan salah satu kriteria bisnis yang menjadi daya pikat utama investor.
Perhitungan IRR untuk bisnis MOOGRILL dilakukan dengan menggunakan hasil proyeksi keuangan yang sudah dilakukan. Angka free cash flow yang didapat kemudian dikalkulasi untuk mendapatkan angka persentase IRR dari bisnis ini.
Table 4.6 Presentasi IRR MOOGRILL
Initial Investment Rp (881,460,000.00) Free Cash Flow :
Year 1 Rp 127,545,000.00
Year 2 Rp 382,424,500.00
Year 3 Rp 424,923,700.00
Year 4 Rp 463,818,820.00
Year 5 Rp 510,030,202.00
Internal Rate of Return
17 Dari hasil perhitungan diatas diapat nilai persentase IRR untuk bisnis MOOGRILL adalah sebesar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis MOOGRILL cukup baik untuk dijadikan media investasi karena memiliki angka potensi pengembalian modal yang positif.
4.4.6 Payback Period
Perhitungan Payback Period adalah sebuah metoda perhitungan lain yang dapat digunakan untuk menganalisa performa sebuah bisnis dalam dalam mengembalikan nilai investasinya. Pada perhitungan ini, akan terlihat pada tahun keberapa sebuah investasi dapat dikembalikan oleh sebuah bisnis.
Perhitungan Payback Period untuk bisnis MOOGRILL juga dilakukan dengan menggunakan hasil proyeksi keuangan yang sudah dilakukan. Angka free cash flow yang didapat kemudian dikalkulasi untuk melihat pada tahun keberapa bisnis ini mampu mengembalikan investasi modal yang dibutuhkan.
Table 4.17 Payback Period MOOGRILL
Tahun ke- Free Cash Flow Payback
0 Rp 881,460,000.00 Rp 881,460,000.00 1 Rp 127,545,000.00 Rp 753,915,000.00 2 Rp 382,424,500.00 Rp 371,490,500.00 3 Rp 424,923,700.00 Rp (53,433,200.00) 4 Rp 463,818,820.00 Rp (517,252,020.00) 5 Rp 510,030,202.00 Rp (1,027,282,222.00)
Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa bisnis MOOGRILL mampu mengembalikan seluruh investasi modal yang dibutuhkan pada tahun ke-3. Hal ini dapat dikatakan cukup baik karena dengan proyeksi penjualan pesimis bisnis ini mampu mengembalikan modal dengan durasi normal yang artinya jika penjualan yang dicapai lebih baik atau bahkan setingkat proyeksi penjualan optimis, bisnis ini akan mampu mengembalikan investasi modal yang dibutuhkan dalam durasi yang lebih cepat.
18
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan di pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Investasi awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis MOOGRILL adalah sebesar Rp 892,460,000.- (Delapan Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Empat Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).
2. Ide bisnis Experience Barbeque Service ( MOOGRILL ) layak untuk dijalankan karena memiliki nilai pengembalian investasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari :
- bisnis MOOGRILL mampu menghasilkan nilai NPV yang positif yaitu sebesar Rp 435,586,128.- (Empat Ratus Tiga Puluh Lima Juta Lima Ratus Delapan Puluh Enam Ribu Seratus Dua Puluh Delapan Rupiah).
- Nilai persentase IRR untuk bisnis MOOGRILL adalah sebesar 28%. - Bisnis MOOGRILL mampu mengembalikan seluruh investasi modal yang
dibutuhkan pada tahun ke-3.
3. Ide bisnis Experience Barbeque Service ( MOOGRILL ) diminati oleh pasar, hal ini terlihat dari riset yang menunjukkan bahwa target konsumen masih mencari pengalaman baru dalam bersosialisasi dan melihat aktivitas barbeque merupakan salah satu aktivitas yang sesuai untuk dijadikan media bersosialisasi baru.
4. Ide bisnis Experience Barbeque Service ( MOOGRILL ) mampu menjawab kebutuhan pasar akan aktivitas barbeque yang diakui kerap batal dilakukan karena kendala dalam hal peralatan dan kompleksitas persiapan dan pembersihan dalam aktivitas barbeque.