• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANJA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG VETERAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANJA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG VETERAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PANJA

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

VETERAN

Tahun Sidang : 2011 – 2012

Masa Persidangan : ---

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat

Sifat Rapat : Terbuka

Rapat ke : ---

Hari/Tanggal : Senin, 18 Juni 2012

Waktu : 10.30 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Dengan : 1. Kementerian Pertahanan dan Keamanan

2. TNI AD 3. TNI AL 4. TNI AU

Ketua Rapat : Tubagus Hasanuddin, SE, MM

Sekretaris : Suprihartini, S.I.P., Kabagset. Komisi I DPR RI

Acara : Rapat Dengar Pendapat

Anggota Hadir : ---

Pemerintah : ---

PIMPINAN PANSUS RUU TENTANG VETERAN: 1. DRS. MAHFUDZ SIDDIQ, M.SI

2. DRS. RAMADHAN POHAN, MIS

3. DRS. AGUS GUMIWANG KARTASASMITA

4. TUBAGUS HASANUDDIN, SE, MM

F-PD:

(2)

2 6. DR. HJ. R. ADJENG RATNA SUMINAR, SH, MH

7. MAYJEN TNI (PURN) YAHYA SACAWIRIA, S.IP, MM 8. DRS. LUCY KURNIASARI

9. H. HAYONO ISMAN, S.IP

10. HJ. NANY SULISTYANI HERAWATI F-PG:

11. IR. NEIL ISKANDAR DAULAY 12. FAYAKHUN ANDRIADI, M.KOM.

13. AHMED ZAKI ISKANDAR ZULKARNAEN, B.BUS 14. YORRIS RAWEYAI

15. MEUTYA VIADA HAFID F-PDIP:

16. H. TRI TAMTOMO, SH. 17. IR. H. HERI AKHMADI 18. EVITA NURSANTY, M.SC 19. HELMY FAUZY

F-PKS:

20. DRS ALMUZAMMIL YUSUF, M.SI 21. DR. H.M, HIDAYAT NUR WAHID, MA. F-PAN:

22. SAYED MUSTAFA USAB, SE, M.SI. 23. IR. CHANDRA TIRTA WIJAYA F-PPP:

24. DR. H. MAIYASYAK JOHAN, SH, MH. F-PKB:

25. HJ. LILI CHODIDJAH WAHID F-GERINDRA:

26. DRS. H. HARUN AL-RASJID, M.SI F-HANURA:

(3)

3 KETUA RAPAT (TUBAGUS HASANUDDIN, SE, MM):

Dengan mengucap bismilah kita mulai saja. sudah ada tiga fraksi. Ya nanti kalo perlu masih kurang, sebagian pindah saja ke kiri dan kekanan, saya kira ya.

Pagi ini kita akan membahas tentang RUU Veteran. Sesungguhnya RUU Veteran ini sudah ada juga UU yang lama, ya. Tapi barangkali perlu adakan pembaharuan-pembaharuan dengan masuknya, misalnya pendapat-pendapat yang memang belum dimasukkan dalam UU. Misalnya saja, ada sekarang ini Veteran Pembela Trikora yang mungkin tidak akan terjadi lagi kemudian Veteran Pembela Dwikora itu juga tidak akan terjadi lagi ya, Veteran Pembela Seroja dan Veteran Pembela lainnya yang ditopang dengan Keputusan Presiden.

Khusus menarik, itu adalah tentu nanti harus ada rincian yang jelas mengenai Veteran Pembela Seroja karena tidak semua, menurut hemat kami ya, prajurit yang bertugas disana itu mendapatkan klasifikasi Veteran, kalau tidak salah hanya sampai Juni 1976 ketika bendera integrasi secara resmi Timor Timur itu ke wilayah NKRI, sehingga kalau yang masuk 1975 sampai dengan Juni 1976, saya kira itu baru masuk.

Prosedurnya seperti apa dan lain sebagainya, Bapak-bapak lah dari Kemenhan kemudian juga dari AD, AL dan AU yang menyampaikannya. Kemudian kita setuju bahwa yang namanya Veteran mendapatkan kehormatan dan kemudian dikuburkan di Taman Makam Pahlawan kemudian mendapatkan juga hak-hak dari negara yang di tetapkan dengan Peraturan Presiden tentang jumlahnya. Saya kira Bapak-bapak sudah membacanya dan saya kira untuk lebih sempurnanya naskah ini, kami hari ini hanya mendengarkan Bapak-bapak. Apakah dalam naskah ini perlu ada juga ada tambahan atau pengurangan. Kemudian sesudah itu kami mencatatnya untuk nanti menjadi bahan-bahan kajian didalam pembahasan RUU berikutnya yang notebennya barangkali kita akan bahas sesudah penyelesaian RUU Indhan. Ya pak Ketua ya, kebetulan beliau Ketua juga dari pihak Pemerintah, saya kira itu saja dan kami persilakan pengaturannya sama pak Dirjen siapa dulu yang akan berbicara.

Terimakasih dan dengan demikian pembahasan RUU Veteran kita buka dengan mengucap Bismillahirrahmanirrohim.

Kami persilakan pak.

DIRJEN POTHAN/KEMENHAM :

Terimakasih Bapak pimpinan dan Bapak-bapak anggota DPR yang kami hormati.

Pada pagi ini kita diminta untuk menghadiri rapat dengan pendapat dengan komisi I dalam rangka berdiskusi mengenai amandemen UU Veteran. UU yang lama itu merupakan UU yang dibuat/disusun tahun 1967 dan memang sudah lama sekali dan inilah waktu yang tepat untuk kita mengamandemen sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi pada saat ini karena kita mengetahui banyak kegiatan-kegiatan pembelaan negara yang dilakukan oleh para pejuang-pejuang kita agar mereka mendapat penghargaan dan mendapat hal-hal yang penting sebagai hak-hak mereka

(4)

4 sebagai anggota Veteran yang telah berjuang untuk membela kemerdekaan yang sudah dibangun, sudah didirikan oleh para pendiri bangsa ini.

Bapak-bapak dan Ibu sekalian yang kami hormati, kami sudah membaca dan sudah mendiskusikan mengenai perubahan yang kita akan bicarakan pada hari ini sebagaimana juga Bapak-bapak di DPR sudah membicarakannya. Kami melihat bahwa perubahan yang terjadi ada pada Bab II pasal 3, yaitu penambahan Veteran Perdamaian RI, untuk mengadopsi dimana letaknya para pejuang kita yang sudah berjuang dibawah komando PBB. Oleh karena itu kami sangat setuju dengan memasukkan, menambahkan pasal-pasal ini demikian juga pasal 4d Veteran pembela lainnya yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Disini memberikan ruang kepada pemerintah untuk menambah kriteria Veteran apabila pada masa yang akan datang dapat terjadi kemungkinan penambahan jenis Veteran sehingga kita tidak terlalu sulit untuk mengamandemen UU lagi tetapi Bapak-bapak dari Parlemen DPR memberikan wewenang/otoritas kepada pemerintah terutama Presiden untuk menetapkan jenis Veteran lainnya apabila dimungkinkan.

Demikian juga Bapak-bapak didalam Pasal 5 juga ditambahkan bagaimana penjelasan mengenai Veteran Anumerta RI yang sudah di tulis dalam pasal 3 ayat 2.

Selanjutnya kami sangat setuju dengan perubahan didalam bab IV pasal 12, yaitu hak Veteran, dimana Veteran Pejuang Kemerdekaan mendapat hak untuk pemakaman di Taman Makam Pahlawan. Ini sangat penting Bapak-bapak karena kami melihat banyak kejadian dimana banyak Veteran kita tidak diizinkan Taman Makam Pahlawan karena selama ini Taman Makam Pahlawan dibawah Kementrian Sosial. Oleh karena itu kami memerlukan UU ini, mensahkan, menambahkan agar para Veteran Pejuang kita mempunyai hak untuk dimakankan di Taman Makam Pahlawan.

KETUA RAPAT :

Saya memotong yang ini, itu ada istilah tapi mohon dibantu Pak Tri karena saya dengan beliau beriringan pernah jadi Kasgar.

Ada Taman Makam Pahlawan, ada Taman Makam Bahagia, kalau di daerah itu kan tidak ada Taman Makam Pahlawan ada Taman Makam Bahagia jangan sampai nanti itu yang meninggal di Majalengka karena tidak ada Taman Makam Pahlawan disana, “Wah ini sesuai dengan UU harus dibawa ke Taman Makam Pahlawan” lalu minta dikirim ke Jakarta misalnya. Ini saya mohon penjelasan barangkali ada aturan ketentuan pemerintah yang terbaru baik di darat, laut, udara itu tentang istilah Taman Makam Bahagia.

Dulu kita pernah ketika Hercules jatuh, kita pernah kuburkan bersama-sama di Tanggerang di Taman Makam Bahagia nah seperti itu, saya mohon nanti di koreksi dan masukannya.

(5)

5 DIRJEN POTHAN/KEMENHAM :

Baik, terimakasih bapak.

Jadi kami akan memberikan klarifikasi nanti tetapi kami melihat bahwa akan ada penjelasan mengenai ini nantinya, bagaimana kriteria Taman Makam Pahlawan dan Taman Makam Bahagia.

Pada dasarnya Taman Makam Pahlawan ada satu yaitu di Kalibata, di Jakarta. TAMAN MAKAM PAHLAWAN, yang lain itu kita akan berikan kriteria apakah pejuang lokal ataukah pejuang nasional dan dimana, seperti Bapak katakan tadi pahlawan pejuang kita meninggal di Kuningan mintanya ke Jakarta.

Ini perlu kriteria yang sangat jelas didalam hal ini karena sekarang ini Bapak ada 360.000 Veteran yang masuk didalam kriteria tersebut dan apabila kita lihat kalau semuanya minta ke Taman Makam Pahlawan juga agak kerepotan karena slotnya tidak cukup untuk itu, oleh karena itu didalam penjelasan UU ini nanti akan dibuat kriterianya bapak.

Kemudian didalam pasal 12 ayat 2 juga disebutkan mengenai hak dari Veteran Perdamaian Republik Indonesia, ini juga untuk mengadop kemungkinan bagaimana hak-hak para pejuang kita yang diangkat oleh PBB, ditugaskan oleh PBB berjuang di Mancanegara didalam rangka menjaga perdamaian dunia. Sesuai dengan Pembukaan UUD kita, dimana Indonesia berjuang untuk perdamaian dunia.

Kemudian Bapak, kami menyoroti mengenai Bab VII pasal 22. Kami melihat bahwa untuk menghindari terjadinya pemalsuan dan upaya-upaya yang tidak baik didalam rangka Veteran ini. Kami menambahkan Pasal 22 dan Pasal 23 sebagai ketentuan pidana yang belum ada pada pasal-pasal sebelumnya. Dimana apabila seseorang memberikan keterangan yang tidak benar mengenai dirinya untuk Veteran akan dikenakan pidana penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak 180 juta dan juga Pasal 23 “Setiap orang yang dengan sengaja menamakan dirinya Veteran padahal bukan maka mereka akan dipenjara paling lama 5 tahun dan paling banyak denda 225 juta”. Ini yang kami sampaikan dan ini paling penting Bapak bagi pemerintah agar ada kepastian dan juga jangan sampai banyak yang melakukan upaya-upaya untuk mengangkat dirinya sebagai Veteran padahal bukan karena dengan Peraturan Presiden yang terbaru, PP 23 thn 2012 “Tunjangan Veteran sudah di naikkan”. Sekarang tunangan Veteran itu bervariasi antara 1,091 juta sampai 1,224 juta per bulan yang diberikan oleh pemerintah kepada para Veteran. Oleh karena itu, ini merupakan insentif bagi masyarakat yang ingin memperoleh tunjangan tersebut padahal sebenarnya bukan Veteran.

Dengan demikian kami mohon persetujuan dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu anggota DPR untuk memasukkan ketentuan pidana tersebut. Demikian Bapak dari kami Kementrian Pertahanan dan kami mohon ijin agar bisa diteruskan oleh Aspers AD, yang kemudian dilanjutkan Aspers AL dan kemudian Aspers AU. Demikian Bapak, terima kasih.

(6)

6 ASPERS TNI AD :

Terima kasih, yang terhormat pimpinan rapat. Saya mewakili ASPERS KASAD. KETUA RAPAT :

Jabatannya apa sehari-hari? Memang urusan ini? Veteran? Atau apa? ASPERS TNI AD :

Kami menjabat ASPERS. KETUA RAPAT : Oh Aspers ASPERS TNI AD : Siap KETUA: Belum bintang? ASPER TNI AD :

Belum, baru serah terima. Karena kamis baru akan serah terima. KETUA RAPAT :

oh, doain lah cepet itu. ASPER TNI AD :

Berhubung karena pejabat teras sedang masuk lembara sehingga kami diperintah untuk mewakili beliau.

KETUA RAPAT : Iya iya, baik. ASPER TNI AD :

Jadi melaporkan untuk masalah pembinaan Veteran yang ada didalam TNI AD bahwa urusan Veteran memang selama ini diurus dengan Minvetcadam tetapi pelaksanaannya Minvetcadam melaporkan ke Kemhan.

Langkah-langkah atau kegiatan yang dilakukan oleh Minvetcadam tersebut banyak berhubungan langsung ke Mabes TNI maupun ke Mabes AD pun kita jarang ditemui sehingga semua kebijaksanaan masalah Veteran, sifatnya AD hanya monitor. Berkaitan dengan rencana Revisi UU tentang Veteran, Angkatan Darat pada dasarnya sudah ikut beberapa kali untuk membahas dan kita sudah sinkron untuk mengikuti apa yang akan digariskan Kemhan tinggal kami menunggu pelaksanaan realisasi dari revisi tersebut.

Demikian sekilas yang dapat kami sampaikan. Terima Kasih Pak. KETUA RAPAT :

Baik, Mungkin dilanjutkan. ASPER TNI AL :

Selamat pagi Bapak Ketua, Saya Laksamana TNI Soemadi, jabatan saya Kepala Dinas Perawatan Personil TNI AL. Kebetulan yang membidangi permasalahan Veteran adalah Kolonel

(7)

7 Sony, dimohon izin kami turut diperkenankan Kolonel Sony yang selalu ikut di Kemhan akan menyampaikan.

Namun demikian kami dalam kesempatan yang bagus ini sangat sependapat dengan Kemhan, apa yang tadi yang telah disampaikan oleh Ketua Rapat. Maksudnya memang kedepan memang harus dibenahi untuk urusan Veteran karena banyak kami ketemukan fakta dilapangan. Masih banyak, khususnya dari TNI AL yang belum terwadahi karena dahulu memang Suprin itu hanya diberikan kepada komandan sedangkan anggotanya itu pasti tidak menerima Suprin untuk penugasan sehingga kendala inilah yang sering diketemukan kami dilapangan. Mohon izin untuk itu Kolonel Sony, kami persilahkan.

KOLONEL SONY/AL :

Terimakasih bapak pimpinan, mohon ijin Kolonel sony menyampaikan tentang Veteran, TNI AL, khususnya.

Pertama, data terakhir sampai dengan Maret 2012. Jumlah usulan Calon Veteran dari TNI AL jumlahnya 2960, yang baru bisa terealisasi 1424 , jadi yang belum tereliasasi 1536 lagi. Kami waktu itu sudah mengadakan rapat juga dengan pendapat dengan Dirjen Veteran dan ini dalam proses. Kerannya belum dibuka lagi, nanti mungkin tahun 2012 ini atau 2013 akan di lanjutkan.

Kemudian permasalahan yang ada bahwa keterlambatan atau belum terprosesnya itu disebabkan karena antara lain :

1. Belum memiliki bintang.

Bintang gelar gerilya mungkin juga bintang perang kemerdekan I atau kemerdekaan II dan tidak memiliki setia lencana karena kami proses sedemikian karena itu bagian dari kriteria untuk memperoleh tanda Veteran. Belum mendapatkan Setia Lencana Wira Dharma juga setia Lencana Seroja. Ini proses-proses dari dasarnya belum jadi kami dari pusat tidak bisa melanjutkan.

2. Personel tidak memiliki surat perintah.

Tadi yang sudah disampaikan sama Bapak Kadis kami, kendala-kendalanya waktu berangkat ketempat medan tugas ini yang belum dilampirkan sehingga pada waktu pensiun ataupun tidak menjabat, mereka tidak memiliki itu. Ini juga kendalanya.

3. Personil kesulitan dalam mencari saksi.

Nah ini mohon ijin bapak mantan Pangdam juga Bapak Pimpinan, banyak dilapangan yang kita temukan itu dan kita tahu kemaren juga pada waktu di Dirjen Kekuatan kita sepakat bagaimana kalau mereka yang sudah berumur 93 tahun. Apakah kita tentukan dia juga sebagai Veteran. Ini juga ada kendala-kendalanya bapak.

4. Terjadi kesalahan dalam mengisi atau melengkapi formulir pendaftaran dikarenakan daya ingat.

Jadi mereka banyak yang dilapangan sudah kita ketahui sebagai Veteran tapi suratnya ini, kelengkapan administrasinya belum jadi kami menyarankan pada waktu itu “Bagi pejuang

(8)

8 yang tidak mempunyai surat perintah penugasan mohon dapatnya bisa diganti dengan surat keterangan penugasan yang ditanda tangani oleh Pangkotama setempat”. Jadi seperti legalisir gitu pak. Ini kan Jabatan Panglima kan sudah mengetahui karena dari TNI sendiri tidak terlalu banyak Veterannya justru Veteran-veteran ini banyak dari Sipil.

Yang kedua, Usulan yang sudah sampai di Kemhan, nah ini kami sepakat dapat segera di proses dan direalisasaikan.

kemarin bapak Dirjen Veteran akan segara memproses itu. Sudah ada jawabannya. Yang ketiga Mohon pendaftaran Veteran di buka kembali. Kemaren juga ada kesepakatan karena banyak anggota yang belum terdaftar anggota Veteran RI, yang seharusnya mereka juga Veteran karena menurut saksi-saksi yang ada.

Yang terakhir dari kami imbauannya, agar UU veteran ini segera disahkan karena menyangkut tunjangan-tunjangan yang sudah ditetapkan berdasarkan Skep yang ada.

Demikian Bapak sementara. KETUA RAPAT :

Lanjut pak, Angkatan Udara. ASPER TNI AU :

Yang terhormat Pimpinan Rapat,bapak-bapak dan Ibu-ibu para peserta Rapat. Hadirin sekalian izinkan saya Masda TNI I Gede bagus Putu Dunia, Asisten Personil Kasau menyampaikan beberapa hal terkait dengan masalah Veteran.

Saya laporkan bahwa untuk TNI AU yang menangani masalah Veteran adalah Dinas Perawatan Personil sebagai badan pelaksana pusat pada tingkat Mabes AU bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi perawatan postesat jajaran Angkatan Udara. Salah satu diantaranya adalah membantu penyelenggaran pengurusan administrasi gelar kehormatan Veteran RI. Membantu penyelenggaran pengurusan administrasi dimaksud, saya kira sama dengan apa yang disampaikan oleh rekan kami dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut. TNI AU tidak melaksanakan kegiatan pelaksanaan pemberdayaan atau pembinaan secara utuh terhadap Veteran RI namun hanya sebatas membantu bagi prajurit atau mantan prajurit TNI AU yang berkeinginan untuk mengajukan permohonan mendapatkan gelar kehormatan Veteran Pejuang maupun Pembela Kemerdekaan RI atas jasa-jasa pengabdiannya sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Adapun pembinaan yang langsung dalam materiil berupa silaturrahim dan untuk ikut serta didalam suatu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh TNI AU seperti Ucapara, begitu, Anjangsana kemudian membantu dalam fasilitas perawatan kesehatan sesuai dengan yang dimiliki oleh TNI AU dan ikut dalam membantu dalam pelaksanaan pemakaman.

Kegiatan administrasi yang dilaksanakan oleh TNI AU meliputi :

1. Merekap permohonan gelar kehormatan Veteran RI, baik yang diajukan secara perorangan maupun secara kedinasan.

(9)

9 2. Meneliti berkas persyaratan dari pemohon.

3. Meneruskan permohonan tersebut ke Kementrian Pertahanan RI. 4. Menkoordinasikan dan memonitor realisasi dari pengajuan tersebut.

5. Menyampaikan kepada yang bersangkutan berupa piagam gelar kehormatan atau pemberitahuan tentang penolakan pemberian gelar kehormatan tersebut.

Kami melaporkan juga bahwa sampai saat ini permohonan gelar kehormatan RI dari TNI AU sampai dengan tahun 2009 setelah ditutupnya, permohonan mencapai 692 orang. Dari pemohon tersebut terealisasi 577 orang dan 115 orang masih dalam proses di Kemhan. Adapun permohonan dari tahun 2010 setelah waktu pendaftaran ditutup sampai saat ini, masih ada berjumlah 66 orang. Jadi kami juga menyarankan apabila memungkinkan ada pembukaan kembali untuk pendaftaran Veteran ini.

Masalah RUU yang disampaikan secara substansi jadi kami di Angkatan Udara tidak ada masalah jadi kami setuju apa yang disampaikan oleh Dirjen Pothan tadi.

Demikian dari TNI AU. Terima kasih, Selamat Pagi. KETUA RAPAT :

Baik sebelum nanti barangkali rekan-rekan bertanya izinkan kita meresume lagi ya, belum resume tapi mungkin pemikiran-pemikiran kedepan yang harus kita waspadai. Mengacu pada Bab II pasal 3. Mari kita lihat. Kemudian ayat 2 jenis Veteran RI sebagaimana dimana yang dimaksud pada ayat 1 terdiri atas :

a. Veteran pejuang Kemerdekaan RI.

Kalau ini saya kira, kalau mengacu pada tahun 47, andaikan pada saat bertempur umur 17 tahun, katakan itu maksimal karena saya dengar ada yang umur 15 tahun. Ya begitu, kalau sekarang 2012 maka beliau ini sekarang umurnya sudah 92 tahun mungkin sebagian besar sudah tidak ada, sudah meninggal, ini harus kita waspadai.

Pernah saya didatangi oleh yang mengatakan “wah saya pak, Veteran” datang ke Garnisun dan sebagainya tapi saya lihat KTP-nya beda sedikit dengan saya, begitu, lalu kapan bertempurnya. Lalu selalu saja acara memang selalu sigap dia, kalau ada acara HUT Kemerdekaan dia minta undangan ke Sepnek dan sebagainya untuk masuk dan sebagainya tpi ternyata ke sininya tidak punya tanda anggota Veteran yang sah dan ini berkeliaran di mana-mana. Lalu datang juga ke wartawan “Saya terbengkalai dan sebagainya”. Ya itu lah. Lalu berbicara dulu berjuang, menembak tank dan sebagainya itu sering menjadi buah bibir seperti itu. Nah mungkin kedepan kalau ada UU ini kita harus waspadai dia tidak ada lagi. Tapi bahwa ada Veteran yang belum terdaftar itu yang paling penting, menurut hemat saya, itu.

b. Veteran Pembela Trikora.

Ini terutama mungkin yang Darat, Laut dan Udara. Itu kan waktu Trikora tahun 62 ada yang dikirim kesana, administrasinya kita belum selengkap sekarang, belum ada

(10)

10 komputer. Agen pun masih nulis tangan. Mungkin ada yang ikut agen ya. Masih pakai tulis tangan sehingga mungkin tidak ada file-filenya dan ini harus kita waspadai juga, ya. Tahun 62, misalnya dibawah Pimpinan Kapten (siapa yang kemudian menjadi panglima TNI, ya?) Pak Beni Moerdani misalnya satu kompi.

c. Veteran Pembela Dwikora.

Sama, ada sukarelawan. Sekian ribu. Masalahnya sekarang, apakah mereka yang tergabung dalam operasi Trikora, kan ada yang berangkat dan tidak tuh? ada yang disiapkan. Harus jelas nanti dipihak pemerintah, kalau cuma baris berbaris di Jakarta saja ya kan tidak termasuk tapi kalau yang diterjunkan dan selamat, itu saya kira. Ini harus ada penjelasan nanti, termasuk Dwikora.

d. Veteran Pembela Seroja.

Sama juga, mungkin masih ingat. Seperti saya dan pak Tri itu di berangkatkan tahun 75-an, keluar dari Akademi Militer, ya sudah, tidak ada surat-surat menyurat, tidak ada Surat Perintah bahkan kami tidak pakai baju Dinas, hanya disuruh pakai blue Jeans dan sebagainya. Kemudian direkrut, masuk kesana, ada yang lewat laut ada yang lewat Atapupu dan lain sebagainya. Kemudian sesudah itu baru dapat surat perintah, itu surat perintahnya malah pada penentuan pada saat pengembalian saja, kembali, lalu dinaikkan ke kapal Bogowonto yang suka bolak balik itu tapi surat berangkatnya tidak ada, ini juga harus diwaspadai oleh masing-masing angkatan, ya. Karena ini menyangkut nanti status sebagai Veteran. Kalau untuk yang dibawah bendera PBB itu jelas, karena keluar negeri pasti ada Surat Perintah, pasti dan itu diera-era yang lebih maju lah, kita banyak kegiatan seperti itu.

Ini dari saya barangkali, mungkin dari rekan-rekan ada yang mau bertanya, dari sebelah kanan dulu. Silakan Ibu. Iya.

F-PD (HJ. NANY SULISTYANI HERAWATI) : Terima kasih ketua, Assalamualaikum wr.wb.

Terima kasih kepada pimpinan dan kepada perwakilan Dirjen Pothan Direktur Veteran, Mabes AD, Mabes AL dan Angkatan Udara.

Berbicara mengenai Veteran memang belum semuanya tersentuh kalau kami melihat perlu adanya Revisi yang perlu dimasukkan karena kalau apabila revisi ini akan dimasukkan harus melihat kepada jangka panjangnya. Dalam hal ini kriteria Veteran yang seperti apa yang masuk didalam angkatan dan yang tidak masuk didalam angkatan yang tersebut yaitu, Veteran-veteran Sipil dan mereka pun merasa telah berjuang, baik itu tahun 1945 yang usianya sudah, kebanyakan sudah meninggal. Yaitu Veteran-veteran yang tadi kami diskusikan yaitu, Veteran PMI, juru masak, caraka dan penjaga apakah sudah dimasukkan didalam revisi UU tersebut?

Yang kedua, mengenai Veteran Perdamaian. Memang perlu dimasukkan dalam revisi itu karena sekarang mungkin masih akan ada lagi Veteran-veteran yang akan masuk dalam

(11)

11 Perdamaian tersebut kecuali yang tadi disebutkan yaitu Pembela Trikora, Dwikora dan Seroja. Jadi Veteran yang dimasukkan dalam perdamaian ini tentunya yang tadi disampaikan yaitu perlu adanya beberapa saksi, tentunya kalau yang perdamaian tentunya mudah untuk mendapatkan saksi akan tetapi Veteran yang tidak terdaftar ataupun Veteran Sipil yang tadi dikemukan Ketua kesulitan daripada saksi tersebut, nah ini kriterianya kalau nanti ada pembukaan Veteran baru, solusinya, apakah dari Pemerintah ataupun dari Kesatuan ini bisa membebaskan biaya dari mereka untuk pendaftaran dan untuk pengurusan administrasi tersebut karena kami paham bahwa Veteran itu memang betul-betul mereka tidak memiliki pendapatan. Tentunya adanya tunjangan yang tadi disebutkan, tunjangan 1 juta dan sebagainya itu, dengan kriteria tadi yang disampaikan bahwa Veteran yang mengaku-ngaku untuk mendapatkan hak Veteran tetapi tidak mendapatkan saksi dan bukti, apakah bisa dikategorikan mereka mempunyai hak untuk pidana dalam hal ini karena yang tadi mungkin merasa pura-pura menjadi Veteran.

Yang ketiga, Pensiun daripada Veteran tersebut. Apakah dari pemerintah nanti juga bisa diberikan kepada ahli warisnya?

Demikian Ketua, Terima kasih. Wassalmualaikum wr wb. KETUA RAPAT :

Terima kasih Ibu, ya kiri dulu, Pak Tri nanti ke kanan lagi Pak Yahya, nanti kekiri lagi. Iya. F-PDIP (H. TRI TAMTOMO, SH):

Terima kasih Pak, Pimpinan, Rekan-rekan anggota Komisi I yang saya hormati, Bapak Dirjen Pothan dan Rekan-rekan yang mewakili TNI dan Pendukung yang kami muliakan.

Assalamualaikum wr wb.

Menyimak dari penjelasan Dirjen Pothan kemudian merujuk dari apa yang disampaikan oleh rekan-rekan pejabat terkait yang menyangkut dengan Pers Veteran. Ini ada hal-hal yang perlu untuk kita sikapi secara bersam-sama.

Yang pertama kita paham bahwa dalam rangka Revisi UU No. 67 itu ada 9 Bab kemudian 27 Pasal, nah tentunya disini kita harus melihat adanya keterkaitan antara dari Bab I sampai berturut kebelakang, disitu ada hak dan kewajiban sampai dengan sanksi kemudian jangan lupa disitu hanya dibatasi seperti tadi apa yang disampaikan oleh pengulas pertama bahwa ada hal yang perlu dikomunikasikan dengan Kementrian Sosial karena tidak ansih yang tercantum disini adalah militer doang, nah tentu yang disini harus merangkum seluruh yang disebut sebagai merasa pahlawan kemudian dia punya hak kehormatan kemudian harga diri dan lain sebagainya yang menyangkut dengan status tadi.

Oleh karena itu kami koreksi dulu Pak, kita dari yang terakhir saja penutup, mari kita melihat UU RI No. 10 tahun 2004 tentag bentuk Peraturan Perundang-undangan. Kalau tadi dibelakang itu adalah DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, DR dan H nya dihapus Pak, ini normanya tidak seperti itu lagi, tidak ada gelar-gelaran, lempeng. Nama Tri Tamtomo, ya Tri

(12)

12 Tamtomo doang. Ini aturan Pak. Ini satu, kemudian yang kedua. Mari kita lihat dalam rangka merevisi ini supaya dari apa yang bapak sampaikan kepada kami, kami mencatat dan kami melihat, ada benang merah yang putus, yang selama ini bergulir, dimana ditiap-tiap kota madya, minimal seperti di Kodam-kodam, ada Babinminvetcadam.

Kemudian tadi diakui bahwa rantai komandonya yang harusnya dia bersentuhan dengan induk AD, kemudian dengan AB kemudian fakta dilapangan dia hanya bersentuhan dengan Kemhan sehingga disini ada persoalan administrasi yang terputus nah ini harus dibenahi dulu seperti apa yang disampaikan Pak TB tadi, saya mantan prajurit dari brigadir IV KTD AD, beliau adalah manta dari Divisi I Kostrad. Pada waktu kemelut Timor Timur yang lalu, itu kita gak ada Surat Perintah, lempeng, berangkat loh. Tanda-tanda cuma cukup pita kuning. Masuk dari mulut Dili terus berturut sampai dengan Suai. Nah ini kondisi-kondisi seperti ini dengan data administrasi yang kurang tentunya harus ada pencatatan kembali. Berikut nanti naik keatas, dengan Veteran Kemerdekaan, Pembela Kemerdekaan RI sampai dengan yang lainnya itu. Nah oleh karena itu sebelum kita masuk kesini Dirjen Pothan, pertama-pertama harus melakukan inventarisasi ulang dari AD, AL maupun AU setelah menginventaris ini baru kita bisa menentukan siapa yang berhak, siapa yang tidak berhak karena Babinminvetcad yang bersingunggan dengan tiap-tiap Vetcad yang ada Angkatan Laut, Angkatan Darat di daerah tentu mempunyai data-data walaupun datanya minimal, dalam rangka menginventarisir tadi, Pejuang Kemerdekaan dan Pembela Kemerdekaan, ini tolong pak karena sekarang dikaitkan dengan masalah lapangan pekerjaan dan peghasilan yang begitu terbatas, seperak dua perak ini merangsang. Matipun hayo, nah disini tentu pendataan tadi dengan saksi-saksi yang terus dibayar, ini harus diteliti dengan baik dan benar kalau tadi dari teman-teman AL menginginkan dibuka kembali tapi tanpa melakukan inventarisasi awal ini akan membuat malapetaka.

Tolong ingat Pak, pertemuan terakhir Presiden dangan teman-teman Veteran bagaimana keluhan beliau menyatakan, dari sekian puluh, baru sepertiga yang mendapatkan hak. Ini tolong Pak, yang tersumbat jangan ditambah lagi tersumbat karena kita melakukan pembiayaan tadi disesuaikan dengan kemampuan negara. Ini lo pak, padahal disitu harusnya sudah ada parameter, kalau untuk kemerdekaan, untuk pembela, untuk ini, berapa salary yang ada pak. Nah ini harus ditentukan, ditetapkan secara bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri, dengan Kementrian Sosial, duduk bersama-sama karena kalau kita saja dari TNI, dari Kemhan ini akan membuat steaming belt. Ini yang kedua

Kemudian yang ketiga. Tentunya yang menarik seperti apa yang disampaikan oleh Pak TB tadi bahwa korhar tadi, penghormatan dan penghargaan tadi kaitannya adalah masalah pemakaman, kita tahu Pak, bahwa Taman Bahagia pasti tersebar diseluruh wilayah tanah air, di kabupaten pun ada tapi kalau yang namanya TMP itu minimal dia ada di ibukota Provinsi.

Nah tentunya disini pak ada satu kekhususan kalau ingin diperlakukan tentu kita harus merujuk kepada UU RI No. 12 tentang Pembentukan UU, ada yang sifatnya pengecualian, siapa

(13)

13 yang nanti di TMP Jakarta tentu itu harus dilihat, nah ini kita tidak bisa hanya merujuk pada satu UU harus ada konsistensi dari UU depan sampai dengan belakang supaya tidak ada orang yang cemburu sosial. Nah kalau cemburu sosial kita niatnya bagus ini akan jadi permasalahan. Nah oleh karena itu dalam rangka Taman Makan Pahlawan dengan Taman Makan Bahagia walaupun dia tentara Pak, tidak mutlak dia langsung come on boy ke Taman Makam Pahlawan, gak bisa karena ada persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. Nah ini harus menjadi catatan dari Bapak-bapak sekalian, tentunya kalau ini nanti jadi tentu harus ada sosialisasi yang terus menerus supaya ada satu pemahaman yang sama karena keliatan sepele Pak, gara-gara Taman Makan Pahlawan dengan Taman Makam Bahagia, rame geger moer Pak, nah ini gak boleh terjadi, ini yang ketiga.

Kemudian yang keempat. Tentunya kita sekarang adalah dalam rangka mencari formula yang paling pas dalam rangka memberikan satu revisi dalam UU No. 67. Oleh karena itu dari masukan-masukan Bapak tadi kita tentu akan berinteraksi nanti dengan teman-teman yang sudah merasa dia kemerdekaan, dia merasa pembela, dia merasa Seroja di pendidikan yang lain, sesuai dengan komunikasi kita dengan Kementrian Sosial, nah dalam konteks ini pak, tentu didalam setiap kegiatan ini kami mohon kepada Bapak Pimpinan dapatnya unsur dari Dirjen Pothan ada yang selalu mengikuti ini Pak, supaya ada konsistensi dari konsep kita awal seperti ini kemudian dari masukan teman-teman tadi seperti apa walaupun hak bicaranya tidak ada tapi dia minimal menulis, mencatat kira-kira masuk gak dengan format yang kita inginkan, dengan 27 pasal tadi dengan 9 Bab. Agar mulai dari hak, kewajiban sampai dengan sanksi tadi benar-benar bisa dirasakan kemudian bisa diaplikasikan dan tidak menimbulkan riak dipermukaan.

Demikian pak Pimpinan, masukan dari kami. Terima kasih, Selesai.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Tri, saya persilakan Pak Yahya kemudian nanti menyusul Pak Odorus. F-PD (MAYJEN TNI (PURN) YAHYA SACAWIRYAS. Ip,.MM):

Terima kasih pimpinan yang terhormat, Dirjen dan Asisten Personil ketiga angkatan. Sebetulnya tadi sudah cukup banyak hanya mungkin yang perlu kita cermati dan yang kita waspadai pada saat kita membuka peluang atau membuka inventarisasi terhadap pendaftaran mereka-mereka yang punya hak sebagai Veteran. Saya berpendapat perlu dirumuskan secara cermat kriteria-kriteria tersebut untuk bisa menampung yanng dinamakan Veteran baik itu militer maupun itu sipil. Kalau waktu perang kemerdekaan cukup jelas tetapi kalau sudah kesini-sini contohnya kalau waktu Timor Timur, Apakah orang yang ikut berperang dalam kapasitos sebagai TBO, dia juga ikut ditempaki juga ya, itu juga termasuk bagian dari Veteran. Apalagi misalnya disatu kesatuan mengeluarkan suatu Surat Perintah.

Kemudian waktu Dwikora, kebetulan saya lama di Kal-bar jadi hampir mayoritas waktu saya masuk itu semuanya ex-Dwikora semua, dari jumlah yang ada juga saya melihat ini sangat

(14)

14 minim berarti masih banyak mereka yang tidak terdaftar atau bahkan tidak mau mendaftar, mungkin karena begitu rumitnya persyaratan-persyaratan yang harus ditempuh, contoh misalnya persyaratan yang harus ditempuh, harus ada Surat Rekomendasi atau istilahnya pengesahan dari komandannya, yang paling parah kan komandanya misalnya itu Komandan Peleton lah, Komandan Peletonnya udah almarhum atau sudah ada di Jawa gitu, seorang prajurit Kopral mau ke Jawa itu mikir 3 kali itu, naik pesawat dan segala macam kalau kebetulan ketemu dan sebagainya maka ini perlu disusun dulu kriteria yang jelas dan ini perlu disosialisasikan sehingga nantinya tidak muncul benturan-benturan orang yang berhak malahan tidak mendaftar karena kesulitan, yang tidak berhak mungkin karena lihai dan sebagainya justru dia yang yang akhirnya mendapatkan hak sebagai seorang Veteran.

Nah ini yang mungkin perlu disimak, perlu diwaspadai, tidak hanya sebatas apa yang tertuang didalam konsep kita yaitu Bab II “Jenis Veteran Republik Indonesia”, jadi perlu ada satu penjabaran lanjutan, apakah penjabaran lanjutan itu nanti didalam penjelasan atau dibagian mana atau mungkin di turunan dari UU itu, PP sehingga ini begitu gamblang, begitu jelas.

Ya kebetulan kalau saya tidak termasuk dimana-mana, gitu ya. Di Timor timur tidak tahun 75 masuknya, di Kal-bar juga Dwikoranya sudah selesai. Saya melihat banyak mereka yang melaksanakan itu. Itu yang saya waspadai, mereka yang ikut terlibat yang kebetulan tidak dikasih Surat Perintah karena mereka bukan tentara tapi kemana-mana ikut terus dan saya punya anak buah dulu dari mulai Dwikora sampai saya jadi Komandan Kompi ikut terus, saya tanya “kamu ikut”, “Oh saya ikut Pak”, “Bawa apa”, “Oh saya bawa Akajun, Pak” tapi dia ajudan tidak tertulis gitu ya, ajudan tidak resmi, komandan ikut. Ya kontak ya kontak, tiarap ya tiarap, masuk ke perbatasan ya masuk ke perbatasan. Mungkin kalau nanti suatu saat orang-orang ini muncul kemudian meminta haknya sebagai bagian dari warga negara, ini mungkin perlu diakomodir dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang bisa dia jangkau persyaratannya. Kalau misalnya harus ada surat ijin dari komandan Bataliyon, Komandan Bataliyonnya sudah almarhum, sudah kemana gitu ya. Terus kemudian Komandan Kompi dicari sudah ada di Amerika, wah ini minta surat ke Komandan Kompi harus susul ke Amerika pun biayanya lebih besar dari tunjangan Veteran itu. Nah ini mungkin.

Tapi terus terang bahwa UU Veteran ini sangat diperlukan sebagai salah satu penghormatan kita kepada para pejuang. Saya garis bawahi para pejuang itu bukan hanya TNI tetapi termasuk Sipil yang telah membela, yang telah mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara RI. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Kami persilahkan Pak Odorus. THEODORUS J.KOEKERITS :

(15)

15 Saya sedikit ingin mendapatkan gambaran dan juga mencoba mengelaborasi tentang apa yang kita inginkan dengan UU tentang Veteran RI ini.

Pertama-tama saya kira apa yang dikatakan oleh Pak Sacawirya, saya sangat ingin mengarisbawahi soal penghormatan kita kepada Warga Negara Republik Indonesia yang kita kategorikan sebagai Veteran, itu. Tadi ada banyak pembicaraan yang mengatakan bahwa banyak orang yang mungkin layak jadi Veteran atau sebenarnya tidak layak jadi Veteran tapi kemudian karena sesuatu dan lain hal dia tercatat saja sebagai Veteran atau bagaimanapun. Saya kira memang benar penting sekali untuk menengaskan atau memberi kriteria apa itu Veteran itu dengan berbagai kategorinya yang saya baca disini, memang sudah ada itu penting dengan batasan-batasannya itu juga penting sekali, supaya penghormatan kepada mereka-mereka itu tepat, begitu ya, penghormatan itu tepat kepada siapa dia itu karena seluruh warga negara itu kan punya kewajiban membela Republik Indonesia begitu tetapi tidak semua warga negara mempunyai kategori-kategori sebagai rakyat, semua rakyat tetapi begitu dia berkategori itu ada kelebihannya, begitu. Saya kira untuk memberi kelebihan itu ada satu catatan pak, apakah Veteran itu kita cari atau dia secara sukarela datang? Karena menurut saya dengan karakter bangsa kita, tentunya jangan sampai semua orang terkategorisasi Veteran. Tadi yang dikatakan Pak Sacawirya atau daripada jauh-jauh pengalaman yang saya lihat lah pak begitu, satu kampung itu akan membela, bergerak membela dan sebagainya. Ini kan akan tidak mudah untuk kita mengkategorikan orang-orang ini. Meskipun saya baca disini, memang ada Pejuang Kemerdekaan, ada Pembela Kemerdekaan, ada Perdamaian, ada Veteran Anumerta, ya dengan kategori tiga diatas ditambah terus sampai ke bawah, Pak.

Yang saya maksudkan ini penting ada suatu mekanisme dimana menurut saya, istilah saya itu, Veteran itu berhak kita cari pak. Saya punya pengalaman yang saya kaget bin ajaib. Kakek saya yang tidak pernah tahu menahu dianggap sebagai Veteran Kemerdekaan dan dia tidak mau, dia dicari hanya untuk memposisikan bahwa “Bapak berjuang dulu”. Tapi dengan segala hormat dia tolak, dia bilang “Saya tidak pernah berjuang yang berjuang itu adik saya dan sebagainya dan sebagainya”. Jadi dicari pak, dia dicari, siapa dia orang itu karena dia betul-betul dianggap, dianggap sama rekan-rekannya atau sebagainya. Sebagaimana yang kita tahu, saya pernah di Komisi VIII yang mengurusi urusan Pahlawan itu, siapa yang dapat kategori Pahlawan, itu kan masyarakat yang mengusulkan supaya dia mendapatkan kategori Pahlawan.

Saya dengar kemarin, ini intermezo sedikit, Wakil Ketua MPR mau mengusulkan bapak bangsa Bung Karno itu sebagai Pahlawan Nasional. Saya ketawa itu pak, dia tidak mengerti kategori Pahlawan itu. Di Indonesia ini hanya ada dua orang yang mempunyai gelar pahlawan yang tidak mungkin dimiliki oleh gelar pahlawan yang lain, Bung Karno dan Bung Hatta. Itu sudah tidak ada lagi yang lebih tinggi dari itu tapi kok bisa seorang Wakil Ketua MPR tidak tahu menahu atau bagaimana saya tidak mengerti. Sudah saatnya, katanya, Bung Karno diberi gelar Pahlawan Nasional katanya. Mungkin dia tidak mengerti. Itu intermezo Pak.

(16)

16 Jadi yang saya maksud Pak, bagaimana caranya ini tentu disesuaikan dengan kemampuan karena ini ada kaitannya dengan tunjangan dan sebagainya, tapi kita perlu cari orang-orang yang memang layak untuk harus diberi penghormatan, harus diberi penghormatan.

Saya kira ini penting Pak, karena menurut saya yang mereka yang kita kategorikan orang-orang berjasa buat bangsa dan negara ini tentu memberikan semangat juga kepada lingkungan sekitarnya itu. Bukan sekedarnya saja, orang itu boleh tidak mau dianggap tapi kalau kita memberi penghormatan itu maka dengan sendirinya lingkungan sekitar itu juga akan punya inspirasi. Karena saya baru baca juga 100 orang yang menginspirasi Indonesia ini, saya juga tidak tahu yang mana insprasinya itu tapi saya percaya mereka yang sudah nyata-nyata dan diakui oleh, bukan oleh pers, bukan oleh media tapi diakui oleh lingkungannya tapi diakui masyarakatnya. Apalagi dia memang tercatat pernah melakukan sesuatu dengan segala hidupnya ya tanpa pamrih membela Republik Indonesia dengan berbagai cara tentunya. Kita perlu mencari, saya kira jadi memang di TNI punya catatan, itu ya, punya catatan mereka-mereka yang memang di ini. Kenapa begitu? Karena saya kaitkan Pak, di Depsos itu setiap tahun mengajukan orang-orang yang harus diberi tunjangan.

Saya tidak tahu apa Bapak-bapak tahu apa tidak tapi setiap tahun. Saya dulu sempat menjadi Panitia Anggaran untuk Depsos itu, kami harus selalu membicarakan sekian banyak orang yang akan mendapat tunjangan, baik sebagai pahlawan apa, saya juga tidak tahu, begitu, tapi mereka mendapatkan tunjangan bahkan dikaitkan dengan, di Depsos itu ada kategori cacat kalau tidak salah ya dan kategori lansia. Kita tidak mempersoalkan berapa besarnya tetapi bahwa itu ada, bab-bab proses itu. Bahkan tadi Bapak katakan bahwa kalau mau dimakamkan di Makam Pahlawan itu yang ngurus Depsos karena Makam pahlawan itu kalau tidak salah memang ada anggaran yang diurus oleh Depsos, begitu. Tapi mungkin yang Bahagia tadi itu tidak ada tunjangannya itu Pak TB karena kan gara-gara mungkin Depsos itu sudah diotonomikan jadi daerah itu tidak terlalu memperhatikan itu. Mungkin dalam kesempatan ini, saya kira kita perlu Pak, karena kalau dia kita kategorikan sebagai Veteran dan dalam konteks ini saya nilai mereka adalah pahlawan maka meskipun dia berada dimana kita harus memberikan penghormatan yang sama.

Oleh karena itu Pemerintah Daerah perlu tahu, jangan sampai kalau Depsos yang mengurus urusan itu dan Depsos itu urusannya sudah didaerahkan sehingga kadang-kadang daerah juga tidak terlalu memperhatikan karena biasa dinas yang mengurusi itu gabung Pak, enam kedinasan di gabung menjadi satu, Depsos dibawah yang salah satu bahkan derajatnya hanya biro di daerah.

Jadi mungkin dalam hal ini perlu di masukkan dalam konteks UU ini urusan itu, saya garis bawahi lagi Pak, jadi berkaitan dengan ini maka saya kira perlu agak, saya tidak tahu apa ditetapkan atau bagaimana, ada yang memang kita cari orang-orang itu Pak, jangan secara

(17)

17 sukarela dia mendaftarkan diri tadi yang disebut oleh Pak TB itu. Jangan sukarela dia mendaftarkan diri.

Saya agak sombong lah sedikit. Bapak saya itu sama sekali tidak mau, dia usir orang itu tapi kita tidak boleh, menurut saya sejalan dengan kemajuan bangsa, sejalan dengan kemakmuran, kesejahteraan tidak ada salahnya, Pak. Iya kan? Tidak salahnya untuk kita memproses ini. Seperti wajib pajak, kalau di Indonesia ini kan secara sukarela kita Pak, kita datang mendaftar kalau di Amerika kan tidak, kita dicari, dikejar gitu, kayak harus bayar pajak. Maka sebenarnya di Amerika atau Eropa tidak layak untuk mereka Persatuan Pembayar Pajak kalau di Indonesia kita layak karena secara sukarela kita bilang kita bayar pajak. Jadi kalau dibandingkan dengan itu maksudnya saya. Sekali lagi mungkin perlu Veteran-veteran itu kita cari karena kategorinya sudah kita buat Pak kecuali kita ndak membuat kategorinya.

Kedua, ini memang berkaitan dengan kemampuan negara tadi karena Depsos yang mengurusi urusan itu. Cukup besar Pak, angka itu menurut saya lumayan untuk urusan-urusan itu. Setiap penguburan dari seorang yang berhak masuk ke Taman Makam Pahlawan itu ada anggarannya di Depsos. Berkaitan dengan itu, kaitannya dengan daerah karena urusan ini kadang-kadang tidak lagi dipikirkan dan diserah ke daerah dan daerah tidak pernah mengurusinya.

Saya kira itu Pak yang perlu saya sampaikan dan mungkin perlu menjadi suatu pembahasan atau pemikiran kita bersama.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Baik, kalau tidak ada lagi saya kira dari substansi RUU ini nanti kita bahas bersama hampir tidak ada masalah, tidak ada resistensi dan lain sebagainya. Tetapi justru kalau nanti RUU ini disahkan menjadi UU, Bapak-bapak lah, para Aspers kemudian para Paban yang mengurusi ini sudah harus siap-siap betapa masalah ini bisa berdampak, ya. Misalnya begini, bagi rekan-rekan kita yang meninggal di Timor Leste statusnya nanti kan mereka menjadi Veteran dan berhak kemudian mereka itu masuk ke Taman Makam Pahlawan dan itu barangkali kita harus mengurusnya atas nama negara supaya mereka dikembalikan ke pangkuan NKRI kemudian ditempatkan di Taman Makam Pahlawan. Masih ada yang tertinggal ratusan barangkali bahkan ribuan yang tersebar disetiap kota-kota di wilayah Timor Leste sekarang ini. Banyak hal seperti itu jadi barangkali ini persiapan tugas ya kita menghormati para pahlawan, apalagi yang sudah mendahului kita.

Baik Bapak dan Ibu yang kami hormati kalau tidak ada lagi, saya kira kita tutup acara ya, ini tanpa kesimpulan tapi kami mencatatnya, semua masukan-masukan dan kemudian kami mendengar yang Bapak sampaikan.

(18)

18 Saya kira itu saja dan kami tutup rapat ini dengan mengucap Wassalamualaikum wr.wb.

( Rapat ditutup) --- Ketua Rapat, T.B. HASANUDDIN, SE, MM atau

a.n. Ketua Rapat Sekretaris Rapat, (Suprihartini, S.I.P) NIP. 19710106 199003 2 001

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Waran Yang Ditawarkan Sebanyak-banyaknya sebesar 402.781.000 lembar Waran Seri I (32,22% dari Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan pada saat

Penelitian ini bertujuan mengetahui posisi relatif kabupaten Jember sebagai penghasil beberapa jenis sayuran khususnya kacang panjang; cabe merah; kubis dan bawang

Yang pertama saya ingin menyampaikan bahwa RUU Tentang Veteran ini sejak awal kami mengikuti jadi kami masuk dalam Anggota team yang menyiapkan RUU ini dan membahas dan pada saat

Tidak melaksanakan program/kegiatan karena kegiatan seni sudah memenuhi syarat. Bidang Tematik dan Nontematik No. Subbidang, Program, dan Kegiatan Frekuensi & Durasi.

Meskipun telah melakukan imunisasi tidak berarti balita tersebut bebas dari stunting karena terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting seperti pola asuh orang

Tabel 3.7.1.6 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristik Di Provinsi Sulawesi

Pimpinan Panitia Khusus Rancangan Undang-undang tentang Perubahan Undang-undang Perpajakan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dipilih oleh dan dari Anggota

Saya tadi berpikirnya mungkin dari DIM Nomor 64 sampai DIM Nomor 78 itu masuk Panja karena satu bab. Tadikan kita belum sepakat apakah mau dikecilkan. Tapi kalau kita tetap mau