• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan tentang Safety Riding pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyuluhan tentang Safety Riding pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

196

Penyuluhan tentang Safety Riding pada Siswa Sekolah Menengah Pertama

Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS)

Dina Lusiana Setyowati1, Iwan Muhamad Ramdan2

1,2Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman 1dina.setyowatik3@gmail.com

Received: 14 Februari 2019; Revised: 13 Februari 2020; Accepted: 22 Mei 2020 Abstract

Traffic accidents are one of the causes of death in adolescence and the cause of most pain in the world, especially in developing countries such as Indonesia. This counseling is aimed at increasing knowledge, understanding and awareness of safety riding. The target of this service is 52 high school students at the Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS). Students are given education related to safety riding through counseling, as well as direct discussion with groups of students. Counseling was given after students were previously given a pretest then after counseling and discussion the students were given a post-test to determine the level of knowledge and attitudes before and after counseling. Data were analyzed using statistical tests paired sample t-tests α = 0.05. The results showed that p = 0.239 which means there was no difference in knowledge and behavior before and after counseling about safety riding. This happens because changes in behavior will not occur in a short time. To see changes in behavior requires time and repetition of routine and ongoing interventions.

Keywords: safety riding; counseling; adolescence; traffic; accident.

Abstrak

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian pada usia remaja dan penyebab kesakitan terbanyak di dunia terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran keselamatan berkendara. Sasaran pengabdian ini adalah siswa sekolah menengah atas (SMP) Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS) sebanyak 52 siswa. Siswa diberikan edukasi berkaitan dengan keselamatan berkendara melalui penyuluhan, serta diskusi langsung dengan kelompok siswa. Penyuluhan diberikan setelah sebelumnya siswa diberikan pretest kemudian setelah penyuluhan dan diskusi selesai siswa diberikan post-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan. Data dianalisis menggunakan uji statistik paired sample t-tests α = 0.05. Hasil analisis didapatkan bahwa p = 0.239 yang artinya tidak ada perbedaan pengetahuan dan perilaku sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang keselamatan berkendara. Hal ini terjadi karena perubahan perilaku tidak akan dapat terjadi dalam waktu singkat. Untuk melihat adanya perubahan perilaku membutuhkan waktu dan pengulangan pemberian intervensi yang rutin dan berkelanjutan.

(2)

Penyuluhan tentang Safety Riding pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS)

Dina Lusiana Setyowati, Iwan Muhamad Ramdan

197

A.PENDAHULUAN

Data World Health Organization (WHO) 2013 tentang Global Status Report on Road Safety menunjukkan Asia merupakan kawasan dengan kecelakaan kendaraan bermotor terbesar dimana 79% dari kecelakaaan kendaraan roda dua terjadi disini. Jumlah kecelakaan ini sudah melebihi rata rata dunia. Data menunjukkan terjadi 6.5 kematian per 100.000 penduduk, dan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab nomor satu kematian di usia 15-29 tahun. (Toroyan, Peden, & Iaych, 2013) Kematian dunia akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 80% terjadi di negara berpenghasilan menengah, yang hanya memiliki 52% dari kendaraan dunia. WHO memprediksikan kematian akibat kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian kelima pada tahun 2030 bila tidak dilakukan tindakan pencegahan. (Toroyan et al., 2013)

Indonesia merupakan negara ketiga dengan populasi kendaraan terbesar di dunia, tiap tahun kepemilikan kendaraan selalu ada peningkatan. Pada tahun 2013 tercatat penjualan kendaraan roda dua sebesar 7.771.014, Data Korlantas Polri 2014 terdapat 86.253.000 motor dengan asumsi tiap 4 orang memiliki 1 motor. Tingginya jumlah sepeda motor di Indonesia tidak diimbangi dengan meningkatnya kesadaran berkendara yang baik dan aman sehingga pengguna sepeda motor masih berisiko mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan sepeda motor di Indonesia tercatat tahun 2013 sebanyak 119.560 kendaraan sepeda motor mengalami kecelakaan (71% dari kecelakaan kendaraan di Indonesia).

Menurut data Publikasi Perhubungan Darat pada 2014, jumlah kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas didominasi oleh sepeda motor yakni sebesar 108.883 kejadian disusul dengan mobil penumpang 18.147 kejadian, mobil beban 19.242 kejadian, bus 4.808 kejadian, dan kendaraan khusus 1.050 kejadian. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa moda transportasi sepeda motor masih

merupakan penyumbang kecelakaan lalu lintas terbesar di jalan raya. Pada tahun 2017 setiap tahun, mencapai 1.250.000 kematian terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Fakta itu didukung data dari Kepolisian Republik Indonesia yang menyatakan angka kecelakaan lalu lintas paling banyak dialami remaja usia 15-25 tahun.

Data Kepolisian Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka kecelakaan di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2010 mencapai 1.767 kejadian. Jumlah korban kecelakaan sebanyak 2.115 orang dengan rincian 463 orang meninggal dunia, 517 orang mengalami luka berat dan 1.135 orang mengalami luka ringan. Pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu 1.347 kejadian kecelakaan. Tahun 2012 kecelakaan mencapai angka 249 kejadian, namun yang meninggal 67 orang, sedangkan pada tahun 2013 Satuan lalu lintas Kepolisian Resor Kota Samarinda mencatat 83 orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Meski peristiwa kecelakaan menurun dari tahun 2012, namun jumlah korban nyawa meningkat. (Awaludin Jalil, 2014)

Kecelakaan di jalan raya merupakan faktor penyebab utama kematian pada usia muda, khususnya laki-laki dan menyebabkan kecacatan fisik. Angka kematian pada usia muda akibat kecelakaan lalu lintas sangat tinggi karena pengetahuan tentang keselamatan berkendara yang masih kurang, rendahnya persepsi mereka terhadap risiko bahaya, kondisi emosi dan ketrampilan dalam mengemudi. Pengemudi pemula sering mengambil perilaku berisiko saat berkendara seperti mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, membonceng lebih dari dua orang, menggunakan telepon saat berkendara dan tidak menggunakan alat keselamatan berupa helm. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Setyowati, 2017 pada siswa SMA di Kota Samarinda menunjukkan bahwa 30.8% siswa SMA di Kota Samarinda pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, dan kejadian kecelakaan lalu lintas berhubungan dengan perilaku berkendara seperti melanggar lampu

(3)

198

lalu lintas, menelepon saat berkendara, mengirim sms saat berkendara, merokok dan berkendara lebih dari dua orang.(Dina Lusiana setyowati, Ade Rahmat Firdaus, 2018)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa para pelajar SMA atau sekolah yang sederajat masuk dalam rentang usia berisiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas. Penggunaan kendaraan bermotor dan kejadian kecelakaan berkendara yang tinggi pada kelompok siswa sekolah menjadi faktor pendorong perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran keselamatan berlalu lintas sedini mungkin sehingga dapat merubah perilaku keselamatan berkendara di jalan raya. Dengan meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang risiko berkendara, perilaku aman berkendara, cara pencegahan terjadinya kecelakaan maka diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan perilaku positif dalam perilaku aman berkendara di jalan raya dikemudian hari saat siswa beranjak dewasa dan dapat menggunakan sepeda motor. Sesuai dengan teori perubahan perilaku yaitu semakin meningkatnya pengetahuan, sikap dan dikuatkan dengan pengalaman, risiko paparan serta kemudahan dalam pelaksanaan pencegahan akan dapat membentuk perilaku yang mendukung aman dan tertib berlalu lintas secara mandiri.

Berdasarkan hal tersebut, pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran keselamatan berkendara melalui upaya penyuluhan, serta diskusi langsung dengan kelompok masyarakat dengan jumlah yang terbatas dengan memberikan materi tentang peraturan keselamatan berlalu lintas dan perilaku keselamatan berkendara/ Safety Riding dan gambaran korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya pada siswa sekolah menengah atas (SMP) Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS).

B.PELAKSANAANDANMETODE

Metode yang dipakai dalam kegiatan pengabdian ini adalah berupa penyuluhan untuk peningkatan pemahaman/ kensadaran tentang keselamatan berkendara dengan media yang digunakan sebagai alat bantu yakni media visual berupa media pembelajaran powerpoint. Sedangkan untuk media promosi safety riding menggunakan media cetak berupa leaflet. Kelompok sasaran atau mitra untuk kegiatan pengabdian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMP) Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS) kelas 8 dengan jumlah 52 siswa yang bersedia untuk mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

Kegiatan penyuluhan berbentuk diskusi atau tanya jawab interaktif dan pemaparan materi dari narasumber seorang akademisi yang berkompeten dibidang keselamatan berlalu lintas dan kesehatan kerja. Materi yang diangkat pada penyuluhan tersebut yaitu peraturan keselamatan berlalu lintas dan perilaku keselamatan berkendara/ safety riding dan gambaran korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kegiatan dilaksanakan di aula Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMP) Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS). Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat diuraikan sebagai berikut:

Persiapan Kegiatan

Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan ini dilaksanakan meliputi, persiapan adaministratif seperti surat menyurat, penyiapan tema dan sarana penyuluhan, penyiapan narasumber dan materi yang disampaikan, serta persiapan teknis lainnya.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan berlangsung pada hari Selasa, 23 Oktober 2018 pukul 08.00-10.00 WITA di SMP Yayasan Pendidikan Samarinda di Jalan Merdeka, Sungai Pinang, Samarinda. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dengan menyampaikan materi tentang keselamatan berkendara.

(4)

Penyuluhan tentang Safety Riding pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS)

Dina Lusiana Setyowati, Iwan Muhamad Ramdan

199

Evaluasi Kegiatan Pengabdian

Evaluasi kegiatan ini dilakukan dengan teknik pre-test dan post-test, dimana peserta akan diberi pertanyaan tertulis sebelum dan sesudah kegiatan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

C.HASILDANPEMBAHASAN

Kegiatan penyuluhan tentang safety riding dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan perilaku siswa terkait safety riding sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Kegiatan dimulai dengan pemberian pre-test tentang keselamatan berkendara untuk mengukur pengetahuan dan perilaku sebelum diberikan intervensi. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan diberikan intervensi berupa penyampaian materi oleh narasumber.

Kedua narasumber terlebih dahulu memberikan paparan materi kepada peserta secara bergantian dan dilanjutkan dengan diskusi pada masing-masing sesi presentasi. Selama presentasi peserta yang notabene adalah siswa sangat antusias mengikuti jalannya kegiatan dibuktikan dengan keaktifan dalam tanya jawab serta kehadiran dalam kegiatan sampai akhir.

Presentasi diawali dengan materi tentang Safety Riding dalam berkendara di jalan raya dan gambaran korban kecelakaan lalu lintas. Materi yang dipaparkan memberikan informasi bahwa kecelakaan lalu lintas dapat dicegah dengan penggunaan alat pelindung diri bagi pengendara terutama pengendara motor. Alat pelindung diri ini meliputi helm, sarung tangan, jaket, penggunaan celana panjang, dan alat kaki (sepatu) yang tujuannya adalah untuk melindungi diri dan mengurangi tingkat keparahan luka apabila terjadi kecelakaan. Selain itu kelengkapan kendaraan saat berkendara juga diperlukan seperti misalnya kaca spion pada motor, plat kendaraan, surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Perawatan terhadap kendaraan yang akan kita gunakan juga

sangat perlu untuk menurunkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Materi kedua tentang peraturan keselamatan berlalu lintas. Saat pemberian materi ini banyak feed back yang diperoleh karena peserta sangat antusias, serta mereka mengaitkannya dengan fenomena-fenomena remaja yang sedang tren seperti trek-trekan (balap motor), kasus tilang kendaraan, serta kebiasaan berkendara dengan muatan lebih dari yang dianjurkan.

Setelah intervensi dilaksanakan siswa akan diberika post-test untuk mengukur pengetahuan dan perilaku setelah diberikan intervensi. Hasil uji statistik mengunakan paired sample t-tests, menunjukan p-value 0.239 yakni p-value > 0.05. Sehingga tidak ada perbedaan pengetahuan dan perilaku sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang keselamatan berkendara. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Erawan di Kota Kendari terkait pendidikan kesehatan melalui pendidik sebaya (peer educator) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dalam pencegahan kecelakaan lalu lintas pada siswa SMA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai skor rata-rata pengetahuan dan sikap siswa terhadap pencegahan kecelakaan lalu lintas dengan nilai p= 0,000. (Putu Eka Meiyana, 2013)

Berdasarkan teori perilaku bahwa perubahan perilaku tidak akan dapat terjadi dalam waktu singkat. Untuk melihat adanya perubahan perilaku membutuhkan waktu dan pengulangan pemberian intervensi yang rutin dan berkelanjutan.

(5)

200

Gambar 2. Penyampaian Materi Peraturan Keselamatan Berlalu Lintas

Gambar 3. Penyampaian Materi Keselamatan Berlalu Lintas

Gambar 4. Tanya Jawab Antara Narasumber dengan Peserta

Gambar 5. Pengisian Kuesioner Post-Test oleh Siswa

Gambar 6. Leaflet tentang Safety Riding yang Dibagikan ke Siswa Sekolah.

D.PENUTUP

Simpulan

Pelatihan software akuntansi membutuhkan keberlanjutan, yaitu pembiasaan dan latihan mandiri untuk guru sebagai bahan mengajar dan siswa sebagai persiapan menghadapi ujian kompetensi kejuruan. Penguasaan akuntansi dasar sangat membantu seseorang menjalankan software akuntansi. Pelatihan Accurate online tidak optimal saat peserta tidak menguasai internet of things, sistem pemrosesan komputer yang lambat, dan koneksi internet tidak stabil.

Saran

Pelatihan mendatang dapat menggunakan rentang waktu yang lebih lama dan internet yang lebih stabil dan cepat untuk program berbasis internet.

Ucapan Terimakasih

Musyawarah Guru Mata Pelajaran Akuntansi Kabupaten Ponorogo untuk kesempatan waktu, tempat, dan fasilitas

(6)

Penyuluhan tentang Safety Riding pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Samarinda (YPS)

Dina Lusiana Setyowati, Iwan Muhamad Ramdan

201 pengabdian sehingga acara berlangsung

dengan baik.

E.DAFTARPUSTAKA

Andarwati, M., & Jatmika, D. (2017). Analisis Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Penerimaan Teknologi di Sektor UKM dengan Pendekatan Model TAM. In

Seminar Nasional Sistem Informasi 2017. Malang: Fakultas Teknologi Informasi UNMER Malang.

Anonim. (2017). Ujian Sertifikasi ACCURATE. Retrieved January 1,

2019, from

https://ultimasolusindo.com/layanan/uji an-sertifikasi/

Baridwan, Z. (2017). Sistem Informasi Akuntansi (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. (2009). Sistem Informasi Berbasis Komputer (4th ed.). Yogyakarta: BPFE.

Siregar, S. (2017). Mana Yang Benar-benar Lebih Baik antara Software Akuntansi Indonesia dengan Luar Indonesia. Retrieved January 1, 2019, from https://www.kompasiana.com/sunnybo y/59477d3b04e33127502c5822/mana- yang-benarbenar-lebih-baik-antara- software-akuntansi-indonesia-dengan-luar-indonesia?page=all

Tarsono, O., Hendrawati, H., & Juniarti, J. (2016). Aplikasi komputer akuntansi: accurate accounting software versi 5. Jakarta: In Media.

Widianto, K. (2015). Kajian Penggunaan Software Zahir Accounting Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Jurnal Khatulistiwa Informatika, 3(1), 37–47.

Gambar

Gambar 1. Pengisian Kuesioner Pre-Test
Gambar 2. Penyampaian Materi Peraturan  Keselamatan Berlalu Lintas

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, rubrik Feature pada portal berita Islam Hidayatullah.com merupakan salah satu rubrik khusus yang menyajikan karya feature atau

PERAN PRODUSER DALAM PENGELOLAAN LOKASI PEMBUATAN CORPORATE VIDEO PERUSAHAAN CODE.ID Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain S.Ds..

Proyek pilot akan menjadi katalis bagi proses pelibatan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi produksi minyak sawit yang berkelanjutan dan bebas

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol anhidrat dan dalam metilene klorida - Titik lebur : 220 o C, dengan dekomposisi (Clarke, 2003) -

a) Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota. b) Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri

Penampilan yang lebih jelas dari permukaan sampel dapat dilihat dalam bentuk 3 dimensi seperti ditunjukkan pada gambar 3 (b). N a m u n area yang gelap hanya terdapat satu area

Menilik paparan di atas, peneliti berkesimpulan bahwa guna memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan pencapaian siswa, peneliti perlu menggunakan model