• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 672010256 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 672010256 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Aplikasi Pembacaan

Barcode

menggunakan Zxing dan

SOAP

Webservice

untuk Pemesanan Produk berbasis

Mobile

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Disusun oleh : Marcelo Evander NIM : 672010256

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1

Penerapan Aplikasi Pembacaan

Barcode

menggunakan Zxing dan

SOAP

Webservice

untuk Pemesanan Produk berbasis

Mobile

1Marcelo Evander, 2Hindriyanto Dwi Purnomo

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia

Email :1) 672010256@student.uksw.edu, 2)hindriyanto.purnomo@staff.uksw.edu.

Abstract Barcode/QR Code and confirm the ordering product of members, an android application for ordering product by member, and Web Service to connect both the clients applications.The Web service used in this system that is the SOAP Web Service for easy integration between systems. The design of the system is built using the model Prototype and modeling system using UML (Unified Modeling Language).

Key Words : Barcode / QR Code, Library Zxing, Android, SOAP Web Service.

Abstrak

Penelitian ini mengusulkan sebuah sistem pemesanan barang yang berbeda dari sistem pemesanan barang secara online yang sudah dikenal selama ini. Pemesanan barang pada sistem yang dirancang melibatkan Barcode atau QR Code sebagai pengenal jenis barang tertentu. Proses pemesanan barang dilakukan oleh member dimulai dengan memindai Barcode /QR Code produk yang disediakan pada media iklan seperti brosur dan pamflet menggunakan kamera, kemudian memesan barang yang tampil pada layar. Sistem ini menggunakan library Zxing untuk keperluan pembuatan dan pembacaan

Barcode/QR Code.Sistem yang dirancang terdiri dari sebuah aplikasi untuk Admin yang digunakan untuk proses pembuatan Barcode /QR Code dan konfirmasi pemesanan, sebuah aplikasi berbasis mobile untuk member untuk keperluan pemesanan barang dan sebuah web server yang disertai web service sebagai penghubung kedua aplikasi. Adapun

web service yang digunakan pada sistem ini yaitu Web Service SOAP untuk kemudahan

integrasi antar sistem. Perancangan sistem dibangun menggunakan model Prototype

sedangkan pemodelan sistem menggunakan UML.

Kata Kunci : Barcode / QR Code, Library Zxing, Android, SOAP Web Service.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

2

(9)

2

1. Pendahuluan

Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, membuat para pebisnis berlomba-lomba mempromosikan usaha dagang mereka dengan fitur-fitur unik agar dapat menarik perhatian konsumen. Dalam dunia bisnis, para pebisnis bersaing dengan melakukan berbagai macam strategi bisnis, misalnya : penawaran diskon, produk murah, peningkatan pelayanan dan berbagai strategi lainnya [1]. Perkembangan teknologi digital dewasa ini, menghadirkan cara baru dalam mempromosikan atau menjual produk secara online melalui website. Tidak sedikit pengusaha-pengusaha mengubah cara promosi dan penjualan produk mereka ke media online tersebut agar dapat menjaring banyak konsumen karena jangkauannya yang luas.

Walaupun penggunaan media online untuk promosi dan penjualan online telah terbukti dapat meningkatkan profit perusahaan karena dapat menjangkau banyak konsumen, namun penerapannya bagi pemula bisnis online belum sepenuhnya dapat meningkatkan daya saing pasar. Aktifitas sehari-hari yang padat pada masyarakat saat ini menyebabkan pencarian situs penjualan online baru sangat jarang dilakukan. Pencarian situs penjualan online hanya dilakukan oleh pelanggan pada situs-situs yang branding usahanya sudah terkenal, sehingga berpengaruh negatif pada perkembangan usaha online pemula. Hal tersebut menyebabkan penggunaan media promosi non digital (konvensional) seperti penggunaan brosur masih tetap dilakukan sampai sekarang.

Penggunaan media promosi konvensional telah dikembangkan oleh beberapa perusahaan agar dapat melayani pesanan pelanggan (layanan delivery), dengan cara menghubungi contact tertentu yang disertakan pada media promosi. Namun kendalanya adalah ketika pemesanan meningkat pengelolah perusahaan kesulitan dalam melayani pemesanan. Beberapa perusahaan dagang juga telah menggunakan QR Code yang di pasang pada media promosi agar dapat dipindai oleh pelanggan dan mendapatkan promosi khusus dari penjualan.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan dari penggunaan teknologi tersebut, maka muncul ide untuk mengembangkan teknologi tersebut agar dapat menyajikan pemesanan barang menjadi lebih baik. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana membuat aplikasi untuk memesan produk yang ditawarkan pada media promosi non digital (konvensional) ?. Pembuatan aplikasi pada penelitian ini dibatasi hanya pada perangkat mobile Android untuk aplikasi member dan sebuah aplikasi untuk member berbasis desktop, sedangkan untuk proses pembayaran pesanan tidak dibahas pada penelitian ini.

2. Tinjauan Pustaka

(10)

3

persaingan industri pakaian batik mulai dari industri kecil sampai industri besar, hal itu membuat pengelolah industri pakaian batik harus memiliki strategi pemasaran yang berbeda [3].

Pada penelitian yang berjudul Analisis dan Pengujian Pemanfaatan QR Code sebagai Alat Identifikasi dalam Sebuah Sistem Absensi Pegawai dan Pemanfaatan Smartphone Android sebagai Alat untuk Membaca dan Membuat QR Code, menjelaskan bahwa QR Code dapat dimanfaatkan sebagai alat identifikasi dalam sebuah absensi karena QR Code dapat menyimpan informasi yang cukup untuk data pegawai dan penggunaan pustaka Zxing pada aplikasi Android dapat digunakan untuk membaca QR Code tersebut dengan baik, sehingga penerapan barcode reader pada smartphone akan sangat efektif untuk sistem absensi pegawai [4].

Penelitian selanjutnya berjudul Pembuatan Aplikasi Pencatatan Stok dengan Menggunakan Barcode pada Android, menjelaskan bahwa penggunaan perangkat smartphone sebagai barcode reader menggunakan kamera, dapat mempermudah pencatatan stock opname yang dimiliki oleh toko atau perusahaan [5].

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang penerapan pustaka Zxing untuk pembacaan Barcode/QR Code untuk pemesanan produk berbasis mobile pada media promosi non digital. Perancangan sistem yang dibangun terdiri dari tiga aplikasi yaitu sebuah web server yang disertai web service sebagai penyedia layanan ke client, aplikasi client berbasis mobile untuk member dan sebuah aplikasi client berbasis desktop yang digunakan oleh Admin. Penggunaan QR Code dan Barcode sebagai penyimpan kode unik yang dapat dipindai (scan) bertujuan agar proses transaksi pemesanan barang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah oleh member.

Barcode adalah sebuah bentuk kode baris yang digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Satu unit barcode terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna

hitam ditunjukan dengan sebuah bar untuk bilangan “1” dan yang berwarna putih

ditunjukan dengan sebuah spasi yang mewakili bilangan “0”. Sedangkan QR Code (Quick Response Code), adalah sebuah kode batang dua dimensi merupakan pengembangan dari Barcode. Pada Barcode data disimpan secara horisontal sedangkan pada QR Code, data disimpan secara vertikal maupun horisontal [6].

Proses encoding kode unik untuk setiap produk barcode dilakukan dengan menggunakan pustaka atau library yang sudah dibuat oleh tim pengembang aplikasi sebelumnya untuk mempermudah pembuatan aplikasi. Pustaka tersebut adalah pustaka Zxing atau Zebra Crossing. Pustaka ini diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Java yang dapat melakukan encoding data menjadi barcode atau sebaliknya. Berbagai jenis barcode yang didukung oleh aplikasi ini yaitu : UPC-E, EAN-13, Code 39, Code 93, Data Matrix, QR Code, dan Code Bar. [7]

(11)

4

pengguna tersebut pengguna smartphone dengan sistem operasi android mencapai 60.71 persen dari jumlah yang ada [9]. Data lain yang mendukung pembuatan aplikasi pemesanan pada perangkat mobile, diperoleh dari hasil survei lembaga survei Neilsen tentang E-Commerce yang diambil dari 60 negara dan terdiri dari 30.000 responden pada tahun 2014, ditemukan bahwa penggunaan smartphone oleh setiap responden dalam melakukan belanja online cukup tinggi. Khusus untuk negara-negara yang berada di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara nomor satu yang menggunakan mobile phone untuk mengakses E-Commerce. Dari sekian banyak akses oleh orang Indonesia terhadap E-Commerce, Neilsen mengelompokan kedalam lima kategori. Ketegori pertama yang mendapat akses paling tinggi yaitu : Pemesanan tiket pesawat secara online yaitu sebanyak 55%, yang kedua reservasi hotel online sebanyak 46%, yang ketiga pembelian buku secara online sebanyak 40%, yang keempat pembelian aksesoris, pakaian, dan sepatu (retail) 37% dan yang kelima pemesanan tiket (event ticket) hanya 34% [10].

Web service adalah sebuah software aplikasi yang tidak terpengaruh oleh platform yang menyediakan method-method yang dapat diakses oleh network. Web service merupakan sebuah interface yang mendeskripsikan kumpulan operasi-operasi berupa message yang dapat diakses melalui sebuah jaringan. SOAP (Simple Object Access Protocol) Web Service adalah sebuah XML-Based Mark-Up Language untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. Sebuah SOAP message terdiri dari SOAP Envelope dan bisa terdiri dari attachments atau tidak memiliki attachments. WSDL mendefinisikan service sebagai sebuah koleksi dari endpoints network sedangkan UUDI (Universal Description, Discovery and Integration) adalah sebuah service registry bagi pengalokasian web service. UUID mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registri API bagi pendaftaran dan pengenalan service [11].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan penguraian secara rinci tentang metode yang digunakan pada proses penelitian [13]. Penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut, yaitu : 1) Identifikasi dan Perumusan Masalah, 2) Pengumpulan data dan Penelusuran Pustaka, 3) Perancangan dan Implementasi Sistem, 4) Pengujian, 5) Penyimpulan Hasil.

(12)

5

tahap perancangan dan implementasi selesai dilakukan. Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan black box testing untuk memastikan bahwa seluruh fungsi dapat berjalan dengan baik kemudian dilanjukan dengan pengujian beta. Tahap terakhir adalah penulisan laporan yaitu untuk membuat dokumentasi tentang penelitian yang sudah dilakukan.

4. Metode Perancangan Sistem

Perancangan sistem menggunakan pendekatan prototype melewati tiga proses, yaitu pengumpulan kebutuhan, perancangan, dan evaluasi prototype. Gambar 1, menunjukan proses-proses perancangan sistem. Tahap awal dari model ini adalah pengumpulan kebutuhan yang dilakukan dengan berinteraksi dengan pengguna sistem untuk menentukan tujuan umum dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan untuk perancangan. Perancangan dilakukan dengan cepat dan mewakili semua aspek sistem yang diketahui dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype. Evaluasi prototype merupakan tahap pengujian aplikasi yang telah selesai dibuat. Pengujian ini berfungsi untuk memperjelas kebutuhan prototype sistem yang dirancang. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan rancangan prototype sistem terpenuhi.

Gambar 1, Model Prototype [12].

Pada tahap pertama, dibuat perancangan arsitektur dari sistem yang akan dibuat. Pada tahap ini prototype sistem yang dirancang terdiri dari sebuah web server yang menangani proses request dan response dari client, dan dua aplikasi client yang dapat digunakan oleh pelanggan dan admin. Aplikasi yang digunakan oleh pelanggan yaitu aplikasi berbasis mobile sedangkan aplikasi yang digunakan oleh admin yaitu aplikasi berbasis desktop. Pada tahap pertama, dibuat terlebih dahulu perancangan web server, yang melayani request dari client, yaitu : mengembalikan detail barang berdasarkan kode unik dari request client. Detail barang yang diterima client, diambil dari database barang yang terdapat pada server berdasarkan primary key (kode unik). Setelah web server dibuat, pembuatan aplikasi mobile dan desktop untuk admin mulai dilakukan. Pada aplikasi mobile, dibuat layout preview kamera pada layar menu utama untuk memudahkan pengguna menangkap (capture) gambar barcode.

(13)

6

dibuat form input barang disertai fitur membuat barcode. Penggunaan fungsi encoding pada form ini berhasil melakukan encoding kode unik menjadi QR Code maupun barcode kemudian berhasil menyimpan data barang ke server. Kekurangan yang ditemukan pada tahap pertama yaitu : Pengguna aplikasi hanya sebatas mendapatkan informasi tentang detail barang. Untuk pemesanan barang, pengguna aplikasi belum dapat melakukan karena belum tersedia fitur untuk pemesanan barang.

Pada tahap kedua, dilakukan perbaikan aplikasi dengan menambahkan fitur pemesanan agar pengguna aplikasi dapat memesan barang hasil dari pemindaian barcode. Penambahan fitur dilakukan dengan menambah fungsi pada web server yang menangani proses pemesanan. Pada tahap ini proses pemesanan terjadi pada saat pengguna melakukan pemindaian. Untuk mempermudah identifikasi setiap pesanan yang masuk, pada tahap ini ditambahkan fitur registrasi menjadi member. Setelah diuji, didapati kekurangan pada tahap kedua yaitu pemesanan barang tidak dapat dibatalkan, proses scan dilakukan satu persatu pada produk yang sama.

Pada prototype tahap ketiga, dilakukan perbaikan pada kekurangan tahap kedua yang didapat dari pengujian tahap kedua dengan membuat menu keranjang belanja yang menampung setiap data pemindaian barang agar sebelum melakukan checkout member dapat membatalkan produk yang tidak jadi dipesan, melakukan pengubahan pada jumlah pesanan. Pada tahap ketiga ini, prototype sistem sudah memenuhi kebutuhan. Hasil dari tahap ketiga ini pengguna aplikasi sudah dapat melakukan checkout pada barang yang ditentukan dan dapat melakukan pengubahan data sebelum checkout.

Desain perancangan sistem pada penelitian ini, menggunakan UML (Unified Modeling Language). Pada penelitian ini pemodelan sistem didesain dalam dua diagram yaitu : Use Case Diagram dan Activity Diagram. Gambar 2, menunjukan Use Case Diagram yang menjelaskan fungsionalitas yang diberikan kepada pengguna sistem. Pengguna sistem (aktor), terdiri dari member dan admin. Ditunjukan pada Gambar, fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh konsumen (member) yaitu : melakukan registrasi, melakukan pemesanan barang, mengolah isi keranjang belanja, melakukan checkout, dan melihat daftar checkout, sedangkan fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh admin yaitu : mengolah data barang, melihat daftar checkout, melakukan konfirmasi pengiriman dan melihat daftar member.

(14)

7

Activity diagram pemesanan barang oleh member dimulai dari member login ke sistem, apabila proses login ke sistem berhasil maka langkah selanjutnya member melakukan pemindaian pada QR Code maupun barcode yang tersedia. Sistem akan mengidentifikasi kode unik yang didapat dari proses decoding barcode tersebut kemudian menampilkan detail produk pada layar menu utama aplikasi. Kemudian member dapat melakukan checkout pada produk tersebut. Activity Diagram saat member melakukan pemesanan produk ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3, Diagram Activity Pengguna Aplikasi (Member) saat melakukan pemesanan.

(15)

8

Gambar 4, Activity DiagramAdmin Saat melakukan konfirmasi pesanan member.

Tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan aplikasi yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengujian, selanjutnya melakukan analisis untuk melihat apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak ada error, jika belum sesuai maka akan dilakukan perbaikan. Selanjutnya dilakukan penggujian aplikasi kepada member untuk mengukur keberhasilan prototype dari sistem yang dirancang. Tahap terakhir yang dilakukan adalah penulisan laporan hasil penelitian, yaitu mendokumentasikan proses penelitian yang sudah dilakukan dari tahap awal hingga akhir ke dalam tulisan, yang nantinya akan menjadi laporan hasil penelitian.

5. Hasil dan pembahasan

(16)

9

Aplikasi Toko

Web Service, merespon SOAP request client dengan cara mengirim XML service response ke client sesuai dengan SOAP service request dari setiap client.

SOAP service request SOAP service request

Custumer

XML service response XML service response

Gambar 5, Arsitektur Sistem.

Tahap implementasi aplikasi member pada perangkat Android, menghasilkan sebuah aplikasi Android yang dilengkapi dengan fitur barcode scanner reader yang dapat digunakan untuk membaca QR Code maupun barcode produk yang disediakan pada media promosi untuk pemesanan produk. Proses pemesanan hanya boleh dilakukan oleh pelanggan yang telah melakukan registrasi sebagai member.

Gambar 6, Tampilan Login ke Sistem oleh Member .

Gambar 6, menunjukan tampilan awal dari aplikasi mobile yang dirancang. Pada tampilan awal sistem akan menampilkan pilihan email yang akan digunakan untuk registrasi yang didapat dari penggunaan library GooglePlusAPI. Penggunaan library ini dimaksud agar proses registrasi member ke sistem dapat dilakukan dengan cepat. Proses registrasi member ditunjukan pada Kode Program 1, pada baris ke 12 pemanggilan method static addMember pada class Web service berfungsi untuk mengirim data pengguna melalui web service ke server dengan cara menggambil data pengguna berupa Nama Lengkap (baris 3) dan Email (baris 4) dari email aktif yang terdapat pada perangkat mobile Android

(17)

10

pengguna. Setelah proses registrasi berhasil maka aplikasi akan menampilkan Menu Utama yang berisi berbagai fitur untuk keperluan pemesanan barang.

Kode Program 1, Proses Pengambilan Data Member dan Registrasi ke Server.

1. if (Plus.PeopleApi.getCurrentPerson(googleApiClient) != null) {

2. Person currentPerson = Plus.PeopleApi.getCurrentPerson(googleApiClient); 3. String personName = currentPerson.getDisplayName();

4. String email = Plus.AccountApi.getAccountName(googleApiClient); 5. member = new MemberModel();

6. member.setNmLengkap(personName); 7. member.setEmail(email);

8. new AsyncTask<Void, Void,String>(){ 9. @Override

10. protected String doInBackground(Void... params) { 11. try {

12. return WebService.addMember(member, "addMemberService"); 13. } catch (Exception e) {System.out.println(e.getMessage());}

Proses pemesanan dilakukan dengan cara mengambil gambar barcode/QR Code yang disediakan pada media promosi menggunakan kamera perangkat mobile Android. Pola barcode yang diambil menggunakan kamera kemudian diterjemahkan menjadi string karakter (proses decoding) menggunakan pustaka Zxing. Gambar 7, menunjukan tampilan Menu Barcode scanner (Gambar 7.1) dan alur proses pembacaan barcode yang terjadi pada perangkat mobile Android menggunakan pustaka Zxing (Gambar 7.2).

Gambar 7, Tampilan Menu Utama dan Alur Proses Decoding Pola QR Code menjadi String

karakter.

(18)

11

loadDetailBarangAfterScan sebagai input parameter ke web service sebagai request untuk menampilkan detail produk.

Kode Program 2, Proses Decoding Pola Barcode.

1. try {

2. this.setmCallBack(new IResultCallback() { 3. @Override

4. public void result(Result lastResult) {

5. BarcodeReaderFragment.loadDetailBarangAfterScan(lastResult.toString()); 6. }});

7. } catch (Exception e) { 8. }

Proses pengiriman data ke server melalui web service client, berupa SoapObject yang didalamnya terdapat kode unik hasil decoding, namespace web service dan method yang dituju (Kode Program 3 baris 4). Proses pencarian data dilakukan oleh aplikasi server dengan memanggil jenis produk berdasarkan kode uniknya di database. Hasil pencarian tersebut memberikan nilai kembalian ke client berupa response server agar ditampilkan ke perangkat mobile.

Kode Program 3, Proses Pengiriman Message ke Server untuk Mendapatkan Detail Produk.

1.@Override

2.protected Barang doInBackground(String... params) { 3.try {

4.barang =

WebService.invokeFindBarangByKodeBarang(params[0],"findBarangByKodeBarang"); 5.} catch (Exception e) {}

6.return barang;}}

Secara lengkap proses pemindaian barcode/QR Code sampai pemesanan barang ditampilkan pada Gambar 8. Proses pemesanan barang dapat dilakukan setelah proses scanning barcode dilakukan oleh member dan aplikasi berhasil menampilkan detail produk yang didapat dari response server.

(19)

12

Pemesanan barang dimulai dengan memasukan barang-barang yang dipesan melalui pemindaian barcode ke keranjang belanja yang terdapat pada aplikasi. Proses Ambil Barang untuk dimasukan ke keranjang belanja disetujui oleh sistem apabila jumlah pemesanan tidak melebihi jumlah stok yang tersedia. Memasukan barang pesanan ke keranjang memungkinkan member dapat melakukan perubahan pada jumlah item yang dipesan atau membatalkan pesanan, sebelum member melakukan checkout.

Proses checkout diawali dengan memasukan alamat pemesan terlebih dahulu. Alamat yang diinput berguna untuk proses pengiriman barang ke member. Proses checkout selanjutnya dilakukan dengan mengirim request ke server berupa id member (berupa email) dan data barang yang telah dipilih pada menu keranjang belanja (Kode Program 4 baris 4 s.d 7).

Kode Program 4, Proses Checkout.

1. @Override

2. protectedString doInBackground(String... params) { 3. try{ WebService.invokeTambahkanKeDaftarPesanan( 4. MainActivity

5. .getUser() 6. .get(

7. SessionManager.KEY_EMAIL),selectedItems); 8. } catch (Exception e) {}

9. return null; 10. }

Setelah proses checkout dilakukan, member boleh melihat status pemesanan pada menu Lihat Daftar Pesanan. Terdapat beberapa pilihan yang boleh dipilih oleh member untuk melihat daftar pesanan berdasarkan status pesanan. Status pesanan yang disediakan dalam aplikasi yaitu : pilihan status Menunggu Konfirmasi yang menampilkan daftar barang yang telah dipesan namun belum dikonfirmasi oleh admin, pilihan status Dalam Proses Pengiriman yang menampilkan barang yang sedang dikirim ke member yang bersangkutan, dan pilihan status Telah Diterima menampilkan barang yang telah diterima oleh member. Gambar 9, menampilkan tampilan menu Lihat Daftar Pesanan.

(20)

13

Checkout barang oleh member, disimpan dalam database di web server. Pada aplikasi Admin, dapat dilihat daftar pesanan member pada form utama aplikasi desktop. Form Utama dari aplikasi desktop yang dibuat, menampilkan Daftar Pesanan Member yang berisi email, nama lengkap serta jumlah pesanan dari member yang melakukan pemesanan yang dikelompokan berdasarkan tanggal pemesanan. Gambar 10, menunjukan tampilan menu utama dari aplikasi admin yang menampilkan daftar pesanan dari member.

Gambar 10, Tampilan Menu Utama Aplikasi Admin

Pada aplikasi admin, untuk melakukan proses konfirmasi pengiriman barang, admin terlebih dahulu melakukan login ke sistem. Pada menu utama, terdapat daftar member yang melakukan pemesanan. Proses konfirmasi pengiriman barang, dilakukan oleh admin dengan memilih daftar member. Daftar pesanan akan ditampilkan berdasarkan tanggal pemesanan yang dapat dikonfirmasi.

Proses yang terjadi saat admin melakukan konfirmasi pesanan yaitu : data pemesanan dikirim ke web server melalui web service berupa request yang berisi message berupa data kode unik setiap produk dan email member. Kemudian pemesanan data member yang tersimpan dalam database diupdate sesuai permintaan dari admin.

Kode Program 5, Method Web Service untuk Update Pesanan.

1. @WebMethod(operationName = "invokeUpdateListPesanan")

2. public String invokeUpdateListPesanan(@WebParam(name = "listpesanan") List<PesanBarangModel> listPesanKonfirm) {

3. PesanBarangController controller = new PesanBarangController(); 4. return controller.invokeUpdateListPesanan(listPesanKonfirm); 5. }

(21)

14

dengan mengisi form input yang tersedia seperti kode barang, nama barang, harga, stok dan lain-lain secara lengkap.

Pada Form Master Barang, terdapat fitur untuk proses encoding kode unik menjadi QR Code maupun Barcode. Gambar 11 memperlihatkan QR Code hasil encode dari kode barang yang diinput oleh admin, hasil dari encoding oleh pustaka Zxing. Hasil encode ini berupa file gambar yang kemudian disimpan sebagai atribut barang dalam database agar dapat digunakan untuk memindai barcode barang tersebut oleh member.

Gambar 11, Tampilan Menu Daftar Pesanan.

Pembuatan QR Code dari sebuah inputan String menjadi pola bar, dilakukan dengan cara memanggil method encode() yang terdapat pada pustaka Zxing dan menjadikan string kode barang sebagai input parameternya. Output yang dihasilkan disesuaikan dengan kebutuhan, apakah menghasilkan QR Code, EAN13 Barcode, CODE128 Barcode dan lain-lain. Kode Program 6, menunjukan proses pembuatan barcode EAN13 yang dibentuk dari inputan String menjadi BitMatrix. Setelah proses konversi string ke BitMatrix selesai dilakukan, tahap terakhir dari proses pembuatan barcode adalah mengubah BitMatrix tersebut menjadi Image Barcode agar dapat disimpan dalam database atau dapat langsung digunakan pada media promosi.

Kode Program 6, Proses Pembuatan QR Code dari BitMatrix menjadi Image.

1. int matrixWidth = byteMatrix.getWidth();

2. BufferedImage img = new BufferedImage( matrixWidth,matrixWidth, 3. BufferedImage.TYPE_INT_RGB);

4. img.createGraphics();

5. Graphics2D graphics = (Graphics2D) img.getGraphics(); 6. graphics.setColor(Color.WHITE);

7. graphics.fillRect(0, 0, matrixWidth, matrixWidth); 8. // buat gambar menggunakan ByteMatrix

9. graphics.setColor(Color.BLACK);

(22)

15

Proses pengolahan data barang dan transaksi, dilayani sepenuhnya oleh aplikasi web server melalui web service yang terdapat didalamnya. Pada server, terdapat database yang menyimpan data barang, data member, data admin, dan transaksi.

Webservice yang dibangun menggunakan SOAP Webservice. Untuk semua proses yang terjadi pada sistem ditangani sepenuhnya oleh web service tersebut. Agar service yang dibuat dapat diakses oleh client, maka dibuat konfigurasi endpoint network. Konfigurasi file tersebut memungkinkan client dapat mengakses web service yang telah dibuat dengan alamat tertentu sesuai dengan isi. Kode Program 7 menunjukan konfigurasi endpoint network.

Kode Program 7, Konfigurasi End Point Webservice.

1. <?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> 2. <endpoints version="2.0"

3. xmlns="http://java.sun.com/xml/ns/jax-ws/ri/runtime"> 4. < endpoint

Konfigurasi tersebut kemudian dipanggil pada aplikasi client. Kode Program 8 menunjukan proses pengaksesan WSDL oleh client. Variabel-variabel yang harus menentukan dalam akses ke web service tersebut yaitu NameSpace yang mengarah pada package yang merupakan tempat service disimpan disimpan pada server dan URL WSDL yang berupa alamat dari service.

Kode Program 8, Prosespemanggilan Web Service.

1. public class WebServiceManager {

2. public static String NAMESPACE = "http://service/"; 3. public static String URL=

4. "http://marcelovirtualmarket-serviceevan.rhcloud.com/servicevmmarket?wsdl"; 5. public static String SOAP_ACTION = "http://service/";

6. }

Selain kedua variabel tersebut pengaksesan method service disesuaikan dengan @webmethod(operationName) dan @webparam(paramName)

yang terdapat pada setiap method service pada server agar memudahkan proses pemanggilan yang terdapat pada server. Kode Program 9 menunjukan salah satu proses request ke server.

Kode Program 9, Request menampilkan rincian barang.

1. Barang barang = new Barang();

2. SoapObject request = new SoapObject(NAMESPACE, 3. webMethodName);

4. PropertyInfo pi = new PropertyInfo();

5. pi.setName("kodeBarang");pi.setValue(kodeBarang); 6. pi.setType(String.class);

7. request.addProperty(pi);

(23)

16

9. envelope.setOutputSoapObject(request);

10. envelope.addMapping(NAMESPACE, "Barang", new Barang().getClass());

11. AndroidHttpTransport androidHttpTransport = newAndroidHttpTransport(URL); 12. androidHttpTransport.call(SOAP_ACTION + webMethodName, envelope);

13. SoapObject response = (SoapObject) envelope.getResponse();

Request seperti pada Kode Program 9, diterima oleh server sebagai sebuah pesan, yaitu berupa web method dan parameter melalui pengaksesan endpoint network oleh client. Requestclient diidentifikasi berdasarkan nama dari web method. Method yang diakses kemudian menjalankan controller dan mengembalikan output sesuai dengan request yang diminta (Kode Program 10 baris 3 sampai 5).

Kode Program 10, Pemrosesan request pada Server.

1. @WebMethod(operationName = "invokeTambahkanKeDaftarPesanan") 2. public void invokeTambahkanKeDaftarPesanan(

3. @WebParam(name = "email") String email,

4. @WebParam(name="arrItemSelected")String arrItemSelected) { 5. PesanBarangController c = new PesanBarangController(); 6. c.invokeTambahkanKeDaftarPesanan(email, arrItemSelected);

7. }

Setelah proses implementasi selesai dilakukan, untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan dengan baik atau belum maka dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Metode yang digunakan untuk pengujian sistem menggunakan metode black box testing. Black box testing adalah sebuah metode pengujian perangkat lunak yang menguji fungsionalitas sebuah aplikasi tanpa melihat alur eksekusi program, namun cukup memperhatikan apakah setiap fungsi menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan. Tabel 1 menunjukan hal-hal yang diuji dan hasil pengujian sistem.

Tabel 1, Hasil Pengujian Blackbox Testing prototipe sistem

No Fungsi Pengujian Hasil yang

diharapkan Hasil yang muncul Kesimpulan

(24)

17

Pengujian aplikasi dilakukan dengan metode beta testing. Uji beta testing dilakukan dengan mengumpulkan user untuk menggunakan aplikasi yang telah dibuat kemudian mengisi kuisioner yang diajukan oleh peneliti. User sebagai sampel user berjumlah 30 responden. Setelah dilakukan pengambilan pendapat menggunakan kuisioner beta testing diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 2, Rekap Hasil Beta Testing.

No Pertanyaan Jumlah Tanggapan

Ya Ragu-ragu Tidak

1 Apakah menurut anda aplikasi ini mudah

digunakan? 22 8 0

2 Apakah tampilan desain aplikasi menarik? 10 15 5

3 Apakah aplikasi penggabungan pemasaran

konvensional dan online dengan memanfaatkan

QR Code dan barcode untuk pembelian dengan cara pemindaian barang membantu anda memesan produk yang dipasarkan secara konvensional ?

21 9 0

4 Apakah aplikasi sudah memenuhi kebutuhan

anda ? 20 10 0

5 Apakah pembelian barang dengan cara ini

sangat membantu? 26 4 0

(25)

18

Gambar 12, Persentase Kuisioner dari Lima Pertanyaan.

Dari hasil uji coba berdasarkan tabel 2 maka persentase responden yang menyatakan setuju tentang pembuatan prototype pada penelitian ini berjumlah 99 / 144 * 100% = 68.8 %, yang menyatakan ragu-ragu berjumlah 40/144*100 = 27.8 % dan yang menyatakan tidak setuju berjumlah 5/144*100% = 3.5 %. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prototype sistem ini dapat diterapkan untuk meningkatkan aksesibilitas produk pada promosi dan penjualan konvensional.

7. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, meliputi perancangan dan implementasi sampai pada pengujian sistem dapat disimpulkan bahwa: Perancangan sistem pemesanan barang dengan cara pemindaian barcode maupun QR Code melalui perangkat mobile dapat dilakukan pada media promosi yang disertai barcode atau QR Code setiap produk. Proses pembuatan Barcode/QR Code (encoding) terjadi di aplikasi desktop milik Admin dengan cara mengkonversi inputan karakter menjadi pola barcode, sedangkan proses pembacaan Barcode/QR Code terjadi di aplikasi mobile milik member dengan cara menterjemahkan kembali pola barcode tersebut menjadi format karakter dan dikirim ke server untuk proses identifikasi produk untuk ditampilkan ke perangkat mobile. Proses pembuatan dan proses pembacaan Barcode maupun QR Code dilakukan menggunakan pustaka Zxing (Zebra Crossing). Agar komunikasi antar client (Admin dan member) dapat berjalan dengan baik digunakan SOAP web service yang diletakan di web server sebagai penghubung kedua aplikasi client.

8. Pustaka

[1] M.,Jiwo Sapto, 2010, Pengaruh Consumer-Level Factor Terhadap Kesuksesan Produk Private Label Brands, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

http://core.ac.uk/download/pdf/12348256.pdf, Diakses pada tanggal 14 Oktober 2015.

(26)

19

Desain Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. http://lib.isi.ac.id/gdl42/files/disk1/12/ykptisipp--prabandari-560-1-babipr-i.pdf, Diakses pada tanggal 14 Oktober 2015.

[3] Ningsih, Yulia., 2014., Perancangan Sistem Informasi Penjualan Baju Batik Berbasis Web (Online Shopping) pada CV. Selaras Batik, Skripsi, Program S1 Sistem Informasi Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja. Tangerang.

[4] Tresnani, Dini Lestari., Munir, Rinaldi., Implementasi Sistem Absensi Pegawai menggunakan QR Code pada Smartphone Android, Artikel Ilmiah, Institut Teknologi Bandung, http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/, Diakses pada tanggal 08 April 2014.

[5] Wibisono, Michael Christian., 2013, Pembuatan Aplikasi Pencatatan Stock dengan Menggunakan Barcode Pada Android, Artikel Ilmiah, http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/teknik-informatika/article,

Diakses pada tanggal 08 April 2014.

[6] Wahyono, Teguh,. 2010, Membuat Sendiri Aplikasi Dengan Memanfaatkan Barcode. Jakarta : Elex Media Komputindo.

[7] Owen Sean. Zebra Crossing. https://github.com/zxing/zxing. Diakses pada tanggal 09 Januari 2015.

[8] Karch, Marziah., What Is Google Android, http://google.about.com/, Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015.

[9] Statista, 2015, Market share held by mobile operating systems in Indonesia

from January 2012 to July 2015,

http://www.statista.com/statistics/262205/market-share-held-by-mobile-operating-systems-in-indonesia/, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015. [10] Neilsen, 2015, Indonesian Consumers Flock Online to Purchase Products and

Services, http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/indonesian-consumers-flock-online-to-purchase-products-and-services.html, Diakses pada tanggal 19 Oktober 2015.

[11]Hamdani, 2011, Apa itu Web Service ?,

http://hamdani.blog.ugm.ac.id/2011/07/15/apa-itu-web-service/ , Diakses pada tanggal 21 November 2015.

[12] Pressman, Roger. 1992. Software Engineering A practitioner’s Approach. Mc-Graw-Hill Inc.

[13] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta : Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Gambar

Gambar 1,  Model Prototype [12].
Gambar 2,  Use Case Diagram Sistem.
Gambar 3.
Gambar 4,  Activity Diagram Admin Saat melakukan konfirmasi pesanan member.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, permohonan cerai talak telah memenuhi alasan perceraian sesuai dalam pasal 19 huruf (f) PP jo. Sedangkan dalam pemberian nafkah akibat cerai talak

Agar dapat mengetahui sembarang nilai pada rugi daya sensor serat optik berstruktur SMS akibat pengukuran suhu dalam rentang tertentu, maka dibutuhkan suatu

Jadi komunikasi fatis tidak bersifat informatif, kalimat atau pernyataan yang dituturakan oleh penutur bukan semata-mata untuk menanyakan atau memberi tahu sebuah kebenaran kepada

Uranium yang ditambang di alam tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar PLTN atau bahan bakar senjata nuklir karena 99,3% uranium yang ada di alam berbentuk isotop 238

Judul Skripsi : Peranan Panti Sosial dalam Merehabilitasi Penyandang Cacat Netra (Studi pada Alumni Penyadang Cacat Netra Mandiri di PSPRPCN Lampung).. Hasil

Perbedaan peningkatan panjang dan berat tubuh benih lele pada kedua media budidaya, memang tidak terlalu tinggi, namun hal itu cukup memberikan gambaran bahwa

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian, berkaitan dengan penerapan metode drill untuk meningkatkan keterampilan memainkan alat musik pianika pada siswa kelas V

Penggunaan metoda guna ulang telah memberikan banyak manfaat pada kehidupan Penggunaan metoda guna ulang telah memberikan banyak manfaat pada kehidupan kita, diantaranya adalah