• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SPLDV KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN GALANG T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SPLDV KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN GALANG T.A 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN

LAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SPLDV KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN

GALANG T.A 2012/2013

Oleh : Dwi Febrianti NIM. 408311012

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERA TIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVMENT DEVISION (STAD) DENGAN

MENGGUNAKAN LAS UNTUK MENINGKA TKAN HASIL BELAJAR SISW A PADA MA TERI SPLDV KELAS VIII

SMP PEMBANGUNAN GALANG T.A 2012/2013

Dwi Febrianti (NIM. 408311012) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adaiah untuk rnengetahui upaya yang dilakukan untuk rneningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Swasta Pernbangunan Galang pada rnateri Sis tern Persarnaan Linier Dua V ariabel dengan rnenggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek dalarn penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Pernbangunan Galang yang berjurnlah 30 orang dan objek penelitian ini adalah penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe ST AD untuk rneningkatkan hasil bela jar siswa pada sistem persarnaan linier dua variabel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara.

Jenispenelitianiniadalahpenelitiantindakankelas (Classroom Action Research). SubjekdaJ arnpenelitianiniadalahsiswakelas VIII SMP Pembangunan yang berjumlah 30 orang, yang terdiridari 10 orang siswalaki-lakidan 20 orang siswaperempuansedangkanobjekdalampenelitianiniadalahpernbelajaranmengguna kan model pembelajarankooperatiftipe ST AD denganrnenggunakan LAS padapokokbahasanSPLDV.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 30 siswa terdapat 27 siswa yang mencapai skor ~ 65% dan 3 orang siswa yang rnencapai skor < 65%. Dan dari hasil tes belajar II diperoleh nilai rata-rata siswa 75,5. Berdasarkan kriteria keefektifan pernbelajaran yang terpenuhi yakni: I) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dan individu rnencapai 90% yang memperoleh nilai ~ 65 dan siswa lainnya atau 10% rnernperoleh nilai < 65, rnaka pernbelajaran ini dikatakan tuntas 2) Tingkat penguasaan siswa dari tes belajar II mencapai kriteria sedang, maka pernbelajaran ini dikatakan . telah tercapai, 3) Ketercapaian TPK keseluruhan mencapai 76,70% maka pernbelajaran dikatakan tercapai, 4) Hasil observasi pernbelajaran berjalan dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernbelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe ST AD

berbantuan LAS efektif digunakan dalarn pernbelajaran SPLDV.

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis

sehingga dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

SPLDV kelas VIII SMP Pembangunan Galang”, disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak

Prof.Dr. Asmin, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan

kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Dr. Edy Syahputra, M.Pd, dan Prof.Dr.

Muchtar,M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan

skripsi ini. Ucapan terim kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak

Mulyono,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr.

Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D,

selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku

Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Penghargaan juga disampaikan kepada Ibu Honnery wati, S.Pd, selaku

Kepala Sekolah dan Bapak J.Purba, S.Pd selaku guru mata pelajaran di SMP

Pembangunan Galang yang telah membantu selama penelitian. Teristimewa

penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Sunarto, Ibunda Mujiwati yang

setiap saat berdoa dan memberikan dukungan material serta spiritual yang tak

ternilai harganya, terima kasih buat kakakku Puspitawati, S.Pdi dan adik-adikku

Riska Ramadhani dan Kismah Nabila. Terima kasih juga buat teman-teman kos

93K terheboh novi, juli, gadis, asri, uci dan cacing yang telah memberi semangat

dan motivasi, terima kasih juga buat sahabat terbaik yang pernah kumiliki aida

(4)

saat suka dan duka, Terima kasih buat Diko Felani Lubis beserta keluarga yang

selalu setia menemani dan memberi dukungan.

Terima kasih kepada teman-teman SMA Teladan Medan angkatan

‘05(bayu, aji, rika ,susi, dani sutet, dll) yg tidak dapat saya sebutkan satu persatu,

teman- teman PPLT DIPANEGARA, khususnya buat Hasanah S.Pd dan Aisyah

Cepo tersayang, dan buat kakanda Danu Saptahadi Batubara beserta keluarga.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman-temanku, serta

rekan-rekan seperjuangan di Kelas ekstensi 2008 yang tidak bisa disebutkan satu per

satu, yang telah memberikan dorongan dan motivasi selama kuliah hingga

penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun

tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, januari 2013

Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Abstrak ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Belajar Matematika 9

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.1.4. Aktivitas Belajar 15

2.1.5. Pendekatan Pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) 15

2.1.5.1 Pengertian Student Team Achievement Division 15 2.1.5.3 Tahap–Tahap Student Team Achievement Division 17 2.1.5.3 Tujuan Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) 18 2.1.5.4 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) 18

2.1.5.5 Pendekatan Student Team Achievement Division (STAD) dalam

Pembelajaran Matematika 19

2.1.5.5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 19

2.1. 6Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 21

2.2 Kerangka Konseptual 26

2.3 Hipotesis Tindakan 27

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1. Jenis Penelitian 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 28

3.2.1 Lokasi Penelitian 28

3.2.2 Waktu Penelitian 28

(6)

3.3.1. Subjek Penelitian 28

3.3.2. Objek Penelitian 28

3.4 Prosedur Penelitian 29

3.5. Alat Pengumpulan Data 33

3.6. Analisis Data 35

3.7 Penarikan Kesimpulan 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Siklus I 44

4.1.1.1 Tahap Permasalahan 44

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 44

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan 44

4.1.1.4 Observasi I 46

4.1.1.5 Analisis Data I 46

4.1.1.6 Refleksi I 54

4.1.2. Siklus II 54

4.1.2.1 Permasalahan II 54

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 54

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 54

4.1.2.4 Observasi II 55

4.1.2.5 Analisis Data II 55

4.1.2.6 Refleksi II 70

4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93

5.1. Kesimpulan 93

5.2 Saran 93

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran 36

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa 37

Tabel 4.1. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 42

Tabel 4.2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 43

Tabel 4.3. Nilai Minimum, Maksimum, Rata-Rata Siswa Berdasarkan

Nilai Tes Hasil Belajar I 46

Tabel 4.4. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 47

Tabel 4.5. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 47

Tabel 4.6. Ketuntasan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) Tes Belajar 48

Tabel 4.7.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 52

Tabel 4.8.Nilai Maksimum, Minimum, Dan Rata- Rata Siswa

Berdasarkan Nilai Post Test II 56

Tabel 4.9. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 56

Tabel 4.10 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 57

Tabel 4.11 Ketuntasan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus)

Tes Hasil Belajar 58

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 59

Tabel 4.13 Presentase Peningkatan Aktivitas Siswa 62

Tabel 4.14 Tingkat Ketuntasan Dari Tes Awal sampai Siklus II 63

Tabel 4.15 Tingkat Penguasaan Dari Tes Awal sampai Siklus II 64

Tabel 4.16 Tingkat Penguasaan Dari Tes Awal sampai Siklus II 65

Tabel 4.17 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 68

Tabel 4.18 Deskripsi Ketuntasan TPK Secara Keseluruhan 70

Tabel 4.19 Peningkatan Hasil Tes Siswa dari Tes Awal Sampai

Tes Siklus II 73

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 78

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 86

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 94

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 100

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa I Siklus II 105

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa II Siklus II 108

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS I 113

Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Awal 120

Lampiran 11 Lembar Validitas Tes awal 121

Lampiran 12 Tes Awal 124

Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 125

Lampiran 14 Kisi–Kisi Tes Hasil Belajar I (Siklus I) 127

Lampiran 15 Lembar Validitas Tes I 128

Lampiran 16 Tes Hasil Belajar I(Siklus I) 131

Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I (Siklus I) 132

Lampiran 18 Kisi–Kisi Tes Hasil Belajar (Siklus II) 135

Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar (Siklus I) 136

Lampiran 20 Tes Hasil Belajar (Siklus II) 139

Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar (Siklus II) 140

Lampiran 22 Teknik Pemberian Skor Tes Hasil Belajar 143

Lampiran 23 Lembar Observasi Pembelajaran I 150

Lampiran 24 Lembar Observasi Pembelajaran II 155

Lampiran 25 Lembar Observasi Pembelajaran III 161

(9)

ix

Lampiran 27 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 173

Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 177

Lampiran 29 Lembar Observasi Kegiatan Siswa III 181

Lampiran 30 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa I,II 185

Lampiran 31 Daftar Nama Siswa 191

Lampiran 32 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Dan Tingkat Penguasaan

Tes Awal Siswa 194

Lampiran 33 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar I Siklus I 195 Lampiran 34 Deskripsi Tingkat Panguasaan Belajar Siswa Pada Tes

Belajar Siklus I 196

Lampiran 35 Deskripsi Pencapaian TPK Pada Tes Belajar Siklus I 197 Lampiran 36 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes

Belajar Siklus II 198

Lampiran 37 Deskripsi Tingkat Penguasaan Belajar Siswa Pada

Tes Hasil Belajar Siklus II 199

Lampiran 38 Deskripsi Pencapaian TPK Pada Tes Belajar Siklus II 200 Lampiran 39 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pertemuan Ke I 201

Lampiran 40 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pertemuan Ke II 205

Lampiran 41 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan Ke II 207

Lampiran 42 Daftar Kegiatan Penelitian 209

Lampiran 43 Tabel kesimpulan 210

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang

pendidikan, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan. Hal ini

disebabkan karena matematika sangat penting, baik dalam pendidikan formal

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan matematika di Indonesia

diupayakan agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi

pada saat ini Indonesia masih berada pada problema klasik, dalam hal kualitas

pendidikan. Pada kenyataannya negara Indonesia memiliki kualitas pendidikan

yang masih sangat memprihatinkan, jika dibandingkan dengan negara-negara

lainnya khususnya dalam bidang studi matematika.

Berdasarkan hasil penelitian TIMMS yang dilakukan oleh Frederick K. S.

Leung yang dipublikasikan di Jakarta pada tanggal 21 desember 2006 (dalam

http/www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/012007/18/0701.html) :

“Prestasi Indonesia berada jauh di bawah negara Malaysia dan Singapura.

Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411.

Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475

= menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut).

Studi lainnya dari The Program for International Student Assessment

(PISA) pada 2010 memperlihatkan kondisi serupa:

“ Posisi Indonesia ada di peringkat ketiga dari bawah, lebih baik daripada

Kirgistan dan Panama. Namun, Iwan Pranoto (matematikawan Institut

Teknologi Bandung) memaparkan, yang perlu dikhawatirkan bukanlah posisi

tersebut, melainkan dua fakta penting lainnya. Pertama, persentase siswa

Indonesia yang di bawah level dua sangat besar (76,6 persen), dan persentase

siswa yang di level lima dan enam secara statistika tidak ada”.

(http://alumnisaf.blogspot.com/2007/09/rendah-prestasi-matematika

(11)

2

Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika

di Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang

matematika mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar

matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu

masalah.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar tersebut adalah sebagian

siswa masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan tidak menyenangkan.

Mulyono abdurrahman (2003:252) menjelaskan: “Dari berbagai bidang studi yang

diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling

sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar maupun bagi yang tidak

berkesulitan belajar”. Di samping itu belum digunakannya pembelajaran yang

variatif, interaktif dan menyenangkan akan memicu siswa tidak menyukai

matematika dan menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan.

Pembelajaran lebih terpusat pada guru, bukan pada siswa. Guru mendominasi

pembelajaran, sementara siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat yang baik.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Turmudi (2008:10) menjelaskan bahwa:

Ilmu pengetahuan (matematika) yang selama ini disampaikan

menggunakan system transmission knowledge (bagaikan menuangkan air

dari poci krdalam gelas), siswa disuruh diam dengan “manis”,

mendengarkan expository(uraian dan penjelasannya)guru, menirukan

ucapan guru, mengintasikan proses menggambarnya guru, mengkopi apa

yang diberikan guru di depan kelas. Dengan kata lain semuanya adalah

aktivitas pasif.

Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri, tidak berani

mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang

gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga pengetahuan yang

dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran

matematika seperti ini membuat pengajaran matematika menjadi tidak menarik,

sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya

(12)

Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel merupakan materi

matematika di kelas VIII SMP. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis

lakukan pada bulan juni 2012 dengan cara observasi dan wawancara ditemukan

beberapa kesulitan yang dialami siswa kelas VIII SMP Pembangunan Galang

menyelesaikan soal- soal SPLDV. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru

matematika bapak J.Purba, S.Pd: “ Hasil belajar siswa kelas VIII masih tergolong

rendah, hal ini tampak dari hasil ulangan siswa, lebih dari 50% siswa kelas VIII di

tahun ajaran 2011/2012 yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar yang

ditetapkan yakni 65 dan oleh karena itu dilakukan remedial. Selain itu, siswa juga

kurang mampu dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan SPLDV, karena

mereka kurang mampu memahami konsep-konsep SPLDV. Banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menggunakan konsep dan sering terjadi kekeliruan

yang dilakukan oleh siswa pada saat mengerjakan soal-soal Sistem Persamaan

Linier Dua Variabel. sehingga menyebabkan hasil belajar siswa pada pokok

bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ini masih rendah. Selain itu bapak

J.Purba juga mengatakan bahwa ia belum pernah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD disekolah tersebut”.

Dari hasil peneliti berupa pemberian tes awal ke siswa kelas VIII SMP

Pembangunan Galang, tes yang diberikan berupa tes yang berbentuk uraian untuk

melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika, seperti

berikut ini:

1. Penyelesaian dari persamaan 2(3x + 6) = 3(x - 2)

2. Panjang suatu persegi panjang 4cm lebihnya dari lebar. Jika keliling

persegi panjang tersebut 20 cm. Tentukan panjang dan lebarnya.

Dari hasil tes awal tersebut menunjukkan bahwa 2 siswa (6,66%) memiliki

nilai 70, 3 siswa yang memiliki nilai diantara 60 dengan 70 (10%) dan 25 siswa

memiliki nilai lebih kecil 55 (83,33%). Dari hasil pekerjaan siswa diketahui

bahwa siswa tidak memahami masalah yang diberikan sehingga yang terjadi siswa

tidak mengerti menyusun langkah awal penyelesaian seperti mengumpulkan

(13)

4

penyelesaian dan selanjutnya salah atau tidak mampu mengerjakannya. Ini dapat

dilihat dari hasil pekerjaan siswa berikut ini:

GAMBAR

Dari keterangan sebelumnya terlihat kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika yang berhubungan dengan materi sistem

persamaan linier dua variabel.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru kurang menyajikan pembelajaran

yang variatif, sehingga tidak semua siswa dapat menerima materi pelajaran

dengan baik karena tiap pelajaran memiliki gaya belajar dan kemampuan yang

berbeda-beda. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika yang abstrak

kepada siswa, guru hendaknya mampu memilih model pembelajaran yang lebih

melibatkan siswa aktif dalam belajar dengan berbagai variasi pendekatan, strategi,

dan metode yang sesuai dengan tujuan pemeblajaran yang direnanakan dapat

tercapai.

Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa di kelas VIII SMP

Pembangunan Galang mereka mengatakan bahwa pada saat pembelajaran

matematika guru yang bersangkutan hanya memberikan penjelasan langsung dan

dilanjutkan dengan pemberian tugas ataupun latihan. Para siswa juga tidak

melakukan aktivitas belajar belajar lain selain haya duduk, diam, dan

mendengarkan penjelasan gurunya. Para siswa hanya dijadikan objek

pembelajaran buka subjek dalam pembelajaran.

Maka untuk membuat siswa belajar matematika, diperlukan aktivitas

pembelajaran matematika. Aktivitas yang membangun sendiri pengetahuan

matematika siswa tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dalam

pembelajaran matematika dengan memerankan siswa untuk berpartisipasi secara

aktif. Dalam hal ini, sebaiknya guru harus membuat sesuatu trik dimana

matematika itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah

dimengerti yang dengan sendirinya membangkitkan semangat para siswa untuk

melibatkan keaktifan siswa model pembelajaran kooperatif. Seperti yang

(14)

terakhir, kerja kelompok dalam pembelajaran matematika menjadi lebih populer.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa memudahkan siswa belajar dan

meningkatkan efektif siswa terhadap matematika”.

Sementara itu dalam suatu proses belajar mengajar media pengajaran

memiliki media yang sangat penting. Media pengajaran adalah alat komunikasi

guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Media pengajaran dapat

memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan

memudahkan proses belajar mengajar.

Lembar aktifitas siswa (LAS) merupakan salah satu perangkat

pembelajaran matematika yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu

peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep matematika

(http://ahliswiwite.wordpress.com). LAS merupakan salah satu sarana untuk

membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan

terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Dalam lembar

aktivitas siswa (LAS) siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas dan latihan

yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Penggunaan lembar aktivitas siswa

sangat membantu pelaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena

dengan adanya LAS siswa tidak hanya menerima penjelasan guru melainkan

siswa dapat bekerja sama dan membagi ide dalam mempertimbangkan jawaban

yang benar. Dengan menggunakan LAS guru tidak perlu lagi menuliskan

soal-soal di depan kelas sehingga pelajaran sistem persamaan linier dua variabel

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan lebih efektif.

Untuk itu, guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dalam

mengajarkan pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, yaitu suatu

model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami

konsep-konsep yang sulit. Dengan STAD siswa akan belajar dan bekerja sama,

saling membantu memahami konsep-konsep yang sulit tersebut didalam

kelompok koperatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(15)

6

Variabel untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehinga penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

tipe STAD dengan menggunakan LAS untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dikelas VIII Smp Swasta

Pembangunan Galang Tahun Ajaran 2012/2013”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV rendah.

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah SPLDV masih rendah

3. Peran serta siswa dalam melakukan aktivitas belajar dikelas masih kurang.

4. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa.

5. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Pada materi SPLDV belum

diterapkan

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti, dan sesuai dengan identifikasi masalah

maka permasalahan dibatasi pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan menggunakan LAS ( Lembar Aktifitas Siswa ) untuk meningkatkan hasil

belajar dan dapat mengaktifkan siswa kelas VIII Smp Swasta Pembagunan Galang

pada Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam

penilitian adalah :

1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan menggunakan LAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII

(16)

2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division(STAD) dengan menggunakan LAS pada materi sistem persamaan

linier dua variabel dikelas VIII Smp Pembangunan Galang Tahun Ajaran

2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan

Sistem Persamaan Linier Dua Variabeldengan menerapkan pembelajaran

tipe kooperatif STAD menggunakan LAS pada Sistem Persamaan Linier

Dua Variabel dikelas VIII Smp Swasta Pembangunan Galang.

2. untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran

sistem persamaan linier dua variabel dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD)

dikelas VIII Smp Pembangunan Galang Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Sebagai masukan bagi guru matematika SMP Pembangunan Galang khususnya

dan guru matematika umumnya dalam memilih metode mengajar yang dapat

mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dan dapat digunakan sebagai suatu

strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa

2. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi penulis sebagai calon guru dan

bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika pada masa yang akan

datang.

3. Sebagai informasi kepada para siswa untuk mengetahui pentingnya

(17)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan sistem

persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Pembangunan Galang

T.A.2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes belajar I pada siklus I

dan hasil tes belajar II pada siklus II. Dari tes I yang diberikan diperoleh

rata-rata kelas 66,68% dan ketuntasan klasikal 73,33%, sedangkan Dari

tes belajar II yang diberikan diperoleh ketuntasan belajar klasikal

mencapai 90%, dengan nilai rata-rata siswa 75,5 (kemampuan siswa dalam

materi sistem persamaan linier dua variabel), proses pembelajaran

berdasarkan hasil observasi termasuk kedalam kriteria baik, serta

ketercapaian TPK mencapai 76,70%. Sehingga pembelajaran Sistem

persamaan linier dua variable dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan LAS efektif.

2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama melakukan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan LAS. Hal ini dapat dilihat dari analisis data. Dari hasil

observasi awal diperoleh presentase aktivitas awal siswa adalah 36,67%.

Setelah pemberian tindakan dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan LAS, aktivitas siswa mengalami

peningkatan dengan rata-rata presentase siswa 66,93% hingga 66,95%

pada siklus I, peningkatan aktivitas siswa mencapai 30,26% hingga

30,28%. Kemudian setelah diberikan tindakan II pada siklus II, presentase

(18)

presentase aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 10,43% hingga

12,9% dari siklus I.

3. Berdasarkan hasil penelitian maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif digunakan pada pembelajaran SPLDV dan dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa, khususnya pada pokok bahasan Sistem

Persamaan Linier Dua Variabel karena model pembelajaran kooperatif tipe

STAD juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas

Siswa (LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam

menyelesaikan soal–soal matematika.

3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu

melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa

matematika merupakan pelajaran sulit.

4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat meneliti

disekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi

perbandingan guna untuk meninngkatkan kualitas pendidikan khususnya

(19)

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2003),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsini., dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Cholik, A., (2006), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta.

Djamarah, (2006), Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, Oemar, 2005, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Ishjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta.

Nurkencana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

Riyanto, Y., (2008), Paradigma Baru Pembelajaran, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2009), Model-Model Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Predana Media Group, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Belajar Mengajar, Penerbit

Rajawali Pers, Jakarta.

Sihombing, W.L. (2007), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA Universitas Negeri

Medan, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert, E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Sudjana, N., (1987), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,

bandung.

Sukardi, H.M., (2009), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Suprijono, (2009), Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Susryosubroto, (http://tips-belajar-internet.blogspot.com/2009/08/efektifitas-pembelajaran

(20)

Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika, Penerbit Leuser

Cita Pustaka, Jakarta

Usman, Uzer., (2010), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya,

Gambar

Tabel kesimpulanDokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada kedelapan bank bank umum swasta nasional yang go public yang meliputi: bank BCA, bank Lippo, bank Niaga, bank Danamon, bank

Prosiding ini terdiri dari 39 makalah yang berupa hasil kajian ataupun hasil penelitian pendidikan yang terkait dengan pembelajaran aktif dan/atau pengembangan

Bidadari Tertua: Cepat Nawang Wulan, coba kita mencari sampai ketemu.. Bidadari Tertua: Maaf Nawang,

[r]

rrorl&#34;tu FabriciDs (Col6pre6: CMincllidne) Terhadq' TiSa Jeris Kunl dru tbn diblsrlm di hloalorih ?dgendrlian thFii -rulNn H.na dd Peny*ir TmbdnM F hll6 Ptuian

Penelitian ini berawal dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII SMPIT Mentari Ilmu Karawang, yaitu banyaknya siswa yang kurang baik dalam

Untuk mengantisipasi kemajuan di bidang industri, maka diperlukan suatu ilmu ergonomi yang bermanfaat untuk menganalisa perancangan dan pengembangan sistem kerja..

Hasil penerlitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kineja Bank Devisa dengan Bank Non Devisa, sama seperti