PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 068474
MEDAN LABUHAN
TESIS
Oleh:
HERITA SUARNI NIM : 8126122017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Suarni, Herita. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Materi Pecahan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 068474 Medan Labuhan. Tesis, Medan. Program Studi Teknologi Pendidikan. Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang bertujuan untuk menemukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas hasil belajar matematika melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 068474 Medan Labuhan. Jl. Tangguk Damai Blok III Griya Martubung Medan Labuhan kota Medan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA semester genap tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah partisipan berjumlah 36 orang siswa, dan dalam penelitian ini dibantu oleh dua orang guru sebagai observer dan peneliti sebagai pelaku tindakan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yakni siklus pertama dan siklus kedua. Setiap siklus penelitian terdiri dari tahapan kegiatan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan melalui : 1) tes awal untuk mengetahui apakah materi prasyarat sudah dipahami siswa, 2) tes unit dilakukan setiap akhir siklus, 3) tes akhir untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran telah dipahami siswa, 3) observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dan guru, 4) wawancara dilakukan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa : 1) hasil belajar siswa pada akhir siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas 69.61, skor rata-rata kelas pada siklus II adalah 74.64, dan skor rata-rata kelas pada tes akhir sebesar 76.72, dan ketuntasan klasikal 88.89 % , 2) rata-rata aktivitas siswa pada akhir siklus II adalah 83 % ( kategori baik), dan rata-rata aktivitas guru pada akhir siklus II sebesar 88 % (kategori baik), 3) respon siswa selama mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siklus I dan siklus II menunjukkan hasil yang sangat baik, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh melalui pengamatan, maupun dari hasil wawancara yang dilakukan.
Sebagai implikasi dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatiftipe TAI pada pelajaran matematika dengan materi pecahan, dapat disarankan kepada guru untuk menerapkannya, karena dapat meningkatkan motivasi, aktivitas siswa, hasil belajar siswa dan kerjasama yang baik diantara siswa.
ABSTRACT
Suarni, Herita. 2014. Application of TAI tipe for Cooperative Learning Model to Improve Learning Outcomes of mathematich with Implementation of breaking Topics in this study was grade five of SD Negeri 068474 Medan Labuhan. Thesis, Medan. Education Technology Studies Program, Post Graduate Program Of State University of Medan.
This research is an action research aimed to find out the instructional that
can improve student’s mathematich achievment trough the implementation of cooperative instructional model of TAI type. This research was conducted in SD Negeri 068474 Medan Labuhan, Jl. Tangguk Damai Blok III Griya Martubung Medan Labuhan. Medan city. At the second semester for academic year 2013/2014, with the number of participants are 36 students. The study assisted by two teachers as observer and one research as a principal of action. The experiment was completed in two cycles, i.e. the first cycle and the second cycle. Each cycle consists of research stages, action planning, implementation, observation and reflektion.
Data collection was done through : 1) initial tests to determine whether the prerequisite material has been understood by students, 2) test for Unit action was done at the end of the cycle, 3) test for final action was done at the end of the cycle to identify the subject matter has been understood by students, 4) observations was done to obtain data on activities of students and teachers, 5) interview conducted to evaluate responses, and students responses toward the application of TAI type for cooperative learning model.
The resuls of class action research revealed that the : 1) student learning outcomes at the end of the first cycle show the average score of class is 69.61, the average score of student learning outcomes at the second cycle is 74.64 , and average score on final test is 76.72%, and classical completeness is 88.89 %, 2) the average student activities at the end of the second cycle is 83 % (good category),and the average of teacher activities at the end of the second cycle is 88
% (the good category), 3) students’ response during in following of TAI type of
cooperative learning model for cycle I and cycle II is very positive either through data obtained by observations and interviews result with students.
As implications of classroom action research results (Classroom Action Research) with the implementation of TAI type cooperative Learning model in mathematich with the matter subject for application of breaking concepts, so it should be suggested for teachers to implement this model to increase the motivation, student activities, student learning outcomes, and good cooperation between the student.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas berkat dan
rahmat-Nya telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis,
sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang
direncanakan. Tesis ini berjudul : “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Materi Pecahan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 068474 Medan Labuhan.
Penulisan tesis ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Magister pada program Studi Teknologi Pendidikan Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada: Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. selaku pembimbing I,
Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd. selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi selama penyusunan proposal tesis
hingga terselesaikannya tesis ini. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan narasumber, Bapak Prof. Dr.
Julaga Situmorang, M.Pd, Bapak Edi Syahputra, M.Pd. selaku narasumber yang
telah banyak memberikan masukan guna perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.
Bapak Prof. Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan dan Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku
Rektor Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Medan.
Bapak dosen Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan
berbagai ilmu pengetahuan selama Penulis mengikuti perkuliahan di Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Dan Rekan-rekan Program Studi
Teknologi Pendidikan B1 Eksekutif Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan motivasi dan bekerjasama selama mengikuti perkuliahan di Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Bapak kepala sekolah dan para guru, serta siswa-siswi kelas VA SD
Negeri 068474 Medan Labuhan yang telah memberikan bantuan, perhatian dan
pengertian selama penulis mengikuti perkuliahan dan mengadakan penelitian di
SD Negeri 068474 Medan Labuhan sampai penulisan tesis ini selesai.
Buat kedua orang tua, nenek dan seluruh keluarga tercinta saya yang telah
banyak memberikan bantuan, dukungan moril dan spirituil didalam kehidupan
saya hingga saat ini, serta semua pihak yang ikut membantu penulis. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat dan berhasil guna bagi dunia pendidikan dimasa
yang akan datang
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan ktitikan dan masukan yang sifatnya
membangun.
Medan, 17 Mei 2014
Hormat saya
Herita Suarni
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah………... 9
1. Hakikat Kualitas Pembelajaran, belajar, aktivitas belajar dan hasil belajar matematika... 12
a. Hakikat Kualitas Pembelajaran... 12
b. Hakikat belajar... 14
c. Hakikat aktivitas... 19
d. Hakikat hasil belajar matematika... 23
2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif... 26
a. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif... 30
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif... 31
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 33
3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI... 33
B. Penelitian yang relevan... 39
C. Kerangka Berpikir... 44
1. Aktivitas belajar matematika siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI 44
2. Hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI...
47
D. Hipotesis Tindakan... 49
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 50
B. Subjek Penelitian... 50
C. Partisipan Peneliti... 50
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian... 50
E. Desain Penelitian... 51
F. Teknik Pengumpul Data ... 59
G. Prosedur Penelitian Tindakan ... 63
H. Teknik Analisis Data... 65
I. Indikator Keberhasilan Tindakan... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 68
1. Deskripsi Pra Tindakan ... 68
2. Pelaksanaan Tindakan dan Temuan Pada Siklus I... 71
3. Pelaksanaan Tindakan dan Temuan Pada Siklus II.. 99
B. Pembahasan... 122
C. Keterbatasan Penelitian... 129
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 131
B. Implikasi ... 132
C. Saran... 133
DAFTAR PUSTAKA... 135
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Hasil Ujian Negara SD Negeri 068474 Medan Labuhan ...
4
Tabel 2.1 Konversi Skor Kemajuan... 37
Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan kelompok ... 38
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan ... 57
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Instrumen Soal... 60
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Awal dan Akhir Berbagai Bentuk Pecahan... 61
Tabel 3.4 Kisi-kisi Teknik Pengumpulan Data ... 63
Tabel 4.1 Membagi Siswa ke Dalam Tim... 71
Tabel 4.2 Hasil Tes Awal Siswa Pra Tindakan... 74
Tabel 4.3 Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus I... 81
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Siklus I... 85
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I... 88
Tabel 4.6 Skor Perkembangan Kelompok Pada Siklus I... 90
Tabel 4.7 Persentase Aktivitas Siswa pada Siklus II... 106
Tabel 4.8 Pengelolaan Pembelajaran Siklus II... 108
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II... 111
Tabel 4.10 Skor Perkembangan Kelompok pada Siklus II... 112
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir... 114
Tabel 4.12 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dengan Siklus II... 118 Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dengan Siklus II... 119 Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Tes Awal dengan Tes Akhir... 120
Tabel 4.15 Perbandingan Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru pada Siklus I dengan Siklus II...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Revisi Model Lewin Menurut Elliott ... 53
Gambar 4.1 Hasil Tes Siswa Sebelum Tindakan ... 74
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Pada Siklus I... 84
Gambar 4.3 Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Pada Siklus I... 87
Gambar 4.4 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I... 89
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Pada Siklus II... 107
Gambar 4.6 Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Pada Siklus II...
110
Gambar 4.7 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II... 111
Gambar 4.8 Hasil Belajar Siswa Pada Tes Akhir... 115
Gambar 4.9 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dengan Siklus II...
118
Gambar 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dengan Siklus II...
119
Gambar 4.11 Perbandingan Hasil Tes Awal Dengan Tes Akhir... 120
Gambar 4.12 Perbandingan Pengelolaan Pembelajaran oleh pada Siklus I dengan Siklus II...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 SILABUS... 138
Lampiran 2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 141
Lampiran 2.b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.. 147
Lampiran 3.a Lembar Kerja Siswa (No.01/LKS/SD)... 154
Lampiran 3.b Lembar Kerja Siswa (No.02/LKS/SD)... 160
Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Awal dan Akhir ... 165
Lampiran 5.a Naskah Soal Tes Awal dan Tes Akhir... 166
Lampiran 5.b Naskah Soal Tes Formatif I (A)... 169
Lampiran 5.c Naskah Soal Tes Formatif I (B)... 171
Lampiran 5.d Naskah Soal Tes Unit I... 173
Lampiran 5.e Naskah Soal Tes Formatif II (A)... 176
Lampiran 5.f Naskah Soal Tes Formatif II (B)... 178
Lampiran 5.g Naskah Soal Tes Unit II... 180
Lampiran 6.a Kunci Jawaban Tes Awal dan Tes Akhir... 183
Lampiran 6.b Kunci Jawaban Tes Formatif I (A)... 184
Lampiran 6.c Kunci Jawaban Tes Formatif I (B)... 185
Lampiran 6.d Kunci Jawaban Tes Unit I... 186
Lampiran 6.e Kunci Jawaban Tes Formatif II (A)... 187
Lampiran 6.f Kunci Jawaban Tes Formatif II (B)... 188
Lampiran 6.g Kunci Jawaban Tes Unit II... 189
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Siswa... 190
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Teman Sejawat... 192
Lampiran 9 Format Lembar Pengamatan Kegiatan Guru... 193
Lampiran 10 Format Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa... 194
Lampiran 11.a Daftar Nilai Hasil Tes Awal (PreTest)... 195
Lampiran 11.b Daftar Nilai Hasil Tes Unit I Siklus I... 196
Lampiran 11.c Daftar Nilai Hasil Tes Unit II Siklus II... 197
Lampiran 12.a Lembar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus I ...
199
Lampiran 12.b Lembar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus II...
200
Lampiran 13. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar, Uji Validitas Tes Hasil Belajar, Uji Realibilitas, Analisis Tingkat Kesukaran Butir Tes, Analisis Daya Pembeda Bitir
Tes, dan Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes... 201
Lampiran 15 Foto Dokumentasi Penelitian Tindakan Kelas... 210
Lampiran 16 Surat Keputusan Pembimbing Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan...
214
Lampiran 17 Undangan Seminar Proposal Tesis... 215
Lampiran 18 Surat Keterangan Seminar Proposal Tesis... 216
Lampiran 19 Surat Izin Melakukan Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar dan Uji Coba Instrumen ...
217
Lampiran 20 Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari Pascasarjana Unimed...
218
Lampiran 21 Surat Keterangan Telah Melasanakan Penelitian... 219
Lampiran 22 Undangan Ujian Tesis... 220
Lampiran 23 Biodata Mahasiswa... 221
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itu
sangat penting untuk memperhatikan kemajuan pendidikan yang ada di negara
kita. Bangsa Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas,
sehubungan dengan hal ini, maka dunia pendidikan berperan penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang unggul, mampu bersaing, dan memiliki
kualitas yang tinggi. Dengan memiliki kualitas pendidikan yang baik maka
kualitas hidup suatu bangsa juga akan meningkat. Pendidikan itu sendiri
merupakan suatu usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses
belajar bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan potensinya. Melalui
pendidikan matematika diharapkan peserta didik mampu untuk menguasai konsep
dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Peningkatan kualitas
pendidikan melalui peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Suatu
sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses adalah jika proses belajar
mengajar berlangsung secara efektif dan siswa/mahasiswa (pebelajar) mengalami
proses pembelajaran yang bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang
memadai. Keefektifan pembelajaran digambarkan oleh prestasi belajar yang
dicapai oleh pembelajar, dengan kata lain, makin efektif pembelajaran makin baik
hasil belajar.
membimbing siswa dalam penelusuran materi pelajaran, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memperdalam pemahaman siswa serta memotivasi siswa
untuk dapat menyampaikan pemikiran, gagasan-gagasan dan ide-ide siswa.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya
pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika sejak dini.
Dalam pembelajaran matematika dibutuhkan pemahaman konsep yang
baik sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut. Pembelajaran yang
pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu
konsep. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika siswa dituntut
benar-benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang telah dipelajari
akan lebih baik. Suatu konsep akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila
konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas
dan menarik. Keaktifan siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam belajar. Pembelajaran matematika saat ini cenderung
menghafalkan konsep-konsep matematika yang diberikan guru dan yang sesuai
dalam buku, siswa belum bisa mengolah, bakat, kemampuan, dan latar belakang
masing-masing. Guru menentukan bahan dan metode, sedangkan siswa menerima
informasi dari guru. Aktivitas anak terbatas pada mendengarkan, mencatat,
menjawab pertanyaan apabila guru memberikan pertanyaan. Dalam hal ini guru
yang aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Terkait dengan hal tersebut
apabila pemahaman guru mengenai paham konstruktivisme lebih ditingkatkan
Selain itu dalam pembelajaran matematika juga harus memperhatikan
salah satu faktor internal dari siswa yaitu aktivitas siswa. Pembelajaran akan
berhasil dengan baik apabila dimulai dari apa yang telah diketahui oleh siswa,
baik pengetahuan dan tingkah laku dalam arti luas prasyarat bagi bahan
pembelajaran berikutnya.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas
dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya
(Daryanto dan Rahardjo, 2012 : 1).
Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih
keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep, dalam
pemahamannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, mengingat
objek matematika adalah abstrak. Karena objeknya abstrak maka penanaman
konsep matematika di sekolah dasar sedapat mungkin di mulai dari penyajian
konkret. Selain itu dalam belajar matematika, siswa memerlukan suatu dorongan
(motivasi) yang tinggi. Kurangnya dorongan seringkali menimbulkan siswa
mengalami semangat yang rendah dalam belajar. Dengan demikian guru
hendaknya mampu memilih metode, strategi dan media yang diperlukan, salah
satu untuk meningkatkan motivasi adalah dengan menggunakan alat peraga atau
sumber belajar lingkungan khususnya benda-benda konkret sekitar siswa. Dengan
demikian, guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran matematika
dengan mengupayakan suasana kelas yang menantang, menyenangkan.Hal ini
memungkinkan situasi lebih kreatif dan aktif.
Berdasarkan pengamatan yang diperoleh di SD Negeri 068474 Medan
Labuhan bahwa pembelajaran matematika belum menunjukkan hasil yang
optimal, terbatasnya dana dan sarana dalam pembelajaran matematika, serta
kurangnya kesungguhan dari para siswa dalam pembelajaran matematika
menyebabkan kurang tercapainya tujuan pembelajaran matematika yang di
rencanakan. Hal ini terlihat pada rendahnya prestasi belajar matematika pada
peserta didik pada Ujian Negara seperti yang terlihat pada Tabel.1.1 berikut ini
Tabel 1.1. Nilai Hasil Ujian Negara SD Negeri 068474 Medan Labuhan
No Tahun Pelajaran Rata-rata Nilai Jumlah Siswa
1 2009 – 2010 6,04 85
2 2010 – 2011 6,43 88
3 2011 – 2012 5,26 80
4 2012 – 2013 5,12 80
Sumber : Data Kumpulan Nilai Ujian Negara SD Negeri 068474 Medan Labuhan
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil Ujian Negara di SD Negeri
068474 Medan Labuhan pada pelajaran matematika empat tahun terakhir dari
tahun 2010 sampai tahun 2012 menunjukkan hasil yang sangat rendah, belum
menunjukakan hasil yang memuaskan dimana pada tahun 2010 nilai Ujian Negara
6,04, tahun 2011 nilai Ujian Negara naik menjadi 6,43, tahun 2012 nilai Ujian
Negara turun menjadi 5,26, begitu juga pada tahun 2013 nilai Ujian Negara
mengalami penurunan menjadi 5,12.
Fenomena yang ditemukan sewaktu mengajar matematika di SD Negeri
068474 Medan Labuhan antara lain: 1) kurangnya minat dan motivasi siswa
adanya kecendrungan siswa kurang serius melakukan tugas-tugas belajar yang
diberikan guru seperti tugas pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut dari proses
pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan atau persiapan menghadapi proses
pembelajaran berikutnya, 2) kurangnya kemauan siswa untuk menyelesaikan
soal-soal matematika, 3) kurang tersedianya media pembelajaran yang digunakan
untuk melaksanakan percobaan/praktek, 4) kurangnya daya serap siswa, 5) siswa
kurang aktif merespon pertanyaan guru dan sangat jarang mengemukakan ide,
walaupun ada siswa yang aktif, tidak melebihi 50% dari seluruh siswa, dan
cenderung didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi saja, 6)
rendahnya hasil belajar matematika siswa. Pada umumnya kriteria ketuntasan
minimal (KKM) belajar siswa tidak tercapai, pada tes formatif I (evaluasi per
kompetisi dasar) diperoleh hanya 22 siswa yang mencapai nilai KKM, sementara
25 siswa mendapat nilai dibawah nilai KKM, ± 32 % siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana KKM mata pelajaran matematika di
sekolah SD Negeri 068474 Medan labuhan adalah 70.
Pembelajaran membutuhkan proses yang mampu melatih siswa
menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan
terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas
terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Selanjutnya setiap siswa diminta
bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka
masing-masing.
Sejak masuk sekolah dasar, keinginan anak untuk menjadi anggota
kelompok sebaya semakin meningkat. Untuk itu ia cenderung mengikuti
aspek yang penting dari proses sosialisasi, seperti: belajar mematuhi aturan-aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa,
belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh
lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang
lain secara sehat (sportif), mempelajari olah raga dan permainan kelompok,
belajar keadilan dan demokrasi (Munandar, 1992 :9-10).
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa
perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada
siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar
kooperatif dapat saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan
siswa yang berprestasi tinggi.
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam, salah satunya
adalah tipe Team Assisted Individualization (TAI). TAI merupakan pembelajaran
yang mengkombinasikan individualistik dan kooperatif. Artinya dalam
pembelajaran ini tetap memperhitungkan karakteristik masing-masing individu
tanpa mengabaikan “social impulse” sehingga siswa dapat mengkonstruksi konsep
teoritis seperti yang diinginkan. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI, peserta
didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan
selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik
yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa dapat
bekerja sama dan saling membantu, yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak
malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Jadi, sistem
pengajaran akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat
yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu
sendiri dan dapat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa.
Slavin (2005: 189) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran
individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode
pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa bekerja
dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab
mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam
menghadapi masalah, dan saling memberikan dorongan untuk maju. Sehingga
model pembelajaran kooperatif tipe TAI banyak dijadikan alternatif pembelajaran
di setiap satuan pendidikan.
Ide yang melatar belakangi bentuk pembelajaran kooperatif semacam ini
adalah apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka akan mendorong
timnya untuk lebih baik dan akan membantu mereka melakukannya. Sering kali
para siswa mampu melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam menjelaskan
gagasan-gagasan yang sulit satu sama lain dengan menerjemahkan bahasa yang
digunakan guru ke dalam bahasa anak-anak. (Slavin, 2005 : 9).
Dari hasil penelitian umi farikah (2011 : 74), menyatakan bahwa ada
perbedaan prestasi belajar matematika yang memperoleh model pembelajaran TAI
dengan model pembelajaran konvensional. Prestasi belajar matematika yang
memperoleh model pembelajaran TAI lebih baik dari model pembelajaran
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan ketuntasan belajar yaitu
%. Serta hasil tes diperoleh rata-rata nilai rata-rata kelompok eksperimen ( e x ) =
76,0571 dan rata-rata kelompok kontrol ( k x ) = 69,8571.
Wahyuning (2013 : 6) sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan
bahwa prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe “TAI” dengan teknik tutor sebaya lebih baik
daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional yang
dikendalikan oleh kemampuan penalaran formal. Dan bahkan setelah dikendalikan
oleh kemampuan penalaran formal tetap terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika antara siswa.
Dengan menggunakan TAI dalam pelajaran matematika siswa yang
tadinya tidak menyukai matematika jadi mampu bekerja pada tingkat kemampuan
mereka sendiri dan meraih sukses. Anak-anak ingin melakukan yang terbaik
untuk menambah poin tim mereka sehingga menerima penghargaan kelompok
dan merasakan kepuasan pribadi karena bisa melakukan dengan baik dan
menerima dukungan positif dari guru dan tim mereka (Slavin, 2005 : 192).
Berdasarkan urgensi pelajaran matematika di atas, pengajaran matematika
perlu diperbaharui, di mana siswa diberikan porsi lebih banyak dibandingkan
dengan guru, bahkan siswa harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sasaran dari pembelajaran matematika adalah siswa diharapkan mampu berpikir
logis, kritis dan sistematis.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengkaji pemlihan model
pempelajaran kooperatif tipe TAI dengan mengadakan penelitian tindakan kelas
dalam mengatasi permasalahan pembelajaran matematika di SD Negeri 068474
Medan Labuhan.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) strategi pembelajaran yang
selama ini diterapkan kurang variatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 2)
kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, 3) kurang memahami
penerapan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, 4) model
pembelajaran yang selama ini digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran, 5) adanya anggapan bahwa pembelajaran kooperatif
sama dengan pembelajaran kelompok, 6) motivasi siswa sangat kurang dalam
proses belajar mengajar, 7) kurang kreatifnya siswa dalam mengemukakan ide
atau pendapat, 8) interaksi siswa dalam proses belajar mengajar belum terlihat, 9)
belum adanya kepercayaan diri dan menghargai pendapat orang lain, 10) siswa
kurang menguasai materi pelajaran, sehingga tingkat keberhasilan siswa juga
rendah.
C.Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti batasi pada permasalahan
berikut: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, 2) Materi dibatasi
pada pokok bahasan Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
yang dibatasi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. di kelas V semester
genap tahun pelajaran 2013/2014.
D.Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan setelah dibatasi masalah-masalah yang diidentifikasi maka dapat dirumuskan masalah-masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah aktivitas belajar matematika dengan topik Menjumlah dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan di kelas V SD Negeri 068474 Medan
Labuhan dapat meningkat melalui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
TAI?
2. Apakah kualitas pembelajaran matematika dengan topik Menjumlah dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan di kelas V SD Negeri 068474 Medan
Labuhan dapat meningkat melalui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
TAI?
E.Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika dengan topik Menjumlah dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan di kelas V SD Negeri 068474 Medan
Labuhan melalui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dengan topik Menjumlah dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan di kelas V SD Negeri 068474 Medan
Labuhan melalui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis bagi
dunia pendidikan, yaitu:
1. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat memberi masukan positif mengenai
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang pendekatan
pembelajaran yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar matematika
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas V SD
juga bermanfaat dan memperkaya sumber kepustakaan dan dapat dijadikan
sebagai bahan acuan dan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
2. Secara praktis adalah sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru
dan perancang pembelajaran dalam menetapkan model pembelajaran
sehingga memudahkan siswa untuk belajar.
3. Bagi siswa Penelitian ini bermanfaat untuk memberdayakan potensi siswa
terkait dengan kemampuan kerjasama dan menjalin interaksi antar siswa
dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa juga menjadi mampu bersaing
untuk mendapatkan yang terbaik dan dapat berkembang sesuai dengan
kecepatan intelektual mereka masing-masing.
4. Bagi sekolah Sebagai masukan dan dasar pemikiran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah dengan pendekatan dan model pembelajaran
yang tepat.
5. Bagi peneliti Untuk menambah pengalaman peneliti dalam melakukan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan analisi data hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas
siswa dan guru di dalam pembelajaran matematika, peranan dan dominasi
guru dapat dikurangi, guru bertindak sebagai fasilitator, motivator dan
mediator dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. dimana
persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 73 %, dan diakhir siklus II
menjadi 85 %. Sementara itu kegiatan pengelolaan pembelajaran oleh guru
pada siklus I adalah 74 %, dan diakhir siklus II meningkat menjadi 88 %.
2. Hasil belajar matematika siswa dapat meningkat dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TAI, dimana pada siklus I skor rata-rata
kelas pada tes Unit I adalah 69,61, dan pada siklus II skor rata-rata kelas
pada tes Unit II adalah 74,64, dan skor rata-rata kelas pada tes akhir
meningkat menjadi 76,72.
3. Respon siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran
kooperatif tipe TAI sangat baik, hal ini dapat dilihat dari data yang
diperoleh melalui pengamatan, maupun dari hasil wawancara dengan
siswa.
4. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan
kerjasama dan keterampilan kooperatif siswa, dimana siswa semakin
meningkat rasa kebersamaan dan saling membantu didalam pembelajaran,
dapat menggunakan kesepakatan serta saling menghargai sesama teman,
dan dapat menyelesaikan tugas pada waktunya.
B. Implikasi
Hasil yang diperoleh melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI
pada pelajaran matematika, perlu diterapkan untuk meningkatkan motivasi dan
aktivitas siswa, hasil belajar siswa, serta respon siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, beberapa hal yang perlu
disampaikan adalah:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI membawa dampak
positif pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI membawa dampak
positif pada hasil belajar siswa, dalam arti proses dan hasil belajar siswa
meningkat.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan LKS dan bantuan guru
dalam pembelajaran sangat membantu guru dalam menciptakan suasana
belajar yang lebih aktif, dan komunikatif, hal ini karena kerjasama
diantara siswa memerlukan komunikasi yang baik untuk dapat memahami
materi pelajaran.
4. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam
pembelajaran materi pecahan sangat positif, siswa menyatakan paham,
suka, senang, tertarik mengikuti pembelajaran.
5. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI guru perlu
diantara siswa, sehingga siswa termotivasi dalam belajar dan
bersungguh-sungguh sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian tindakan ini dapat
dikemukakan beberapa saran demi perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran matematika, maka dapat dikemukakan beberapa saran demi
perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran matematika sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
kooperatif tipe TAI sebagai suatu alternatif dalam pelajaran matematika untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa yang terlibat dalam penelitian ini agar tetap menanamkan dan
mempertahankan sikap kerjasama yang baik, aktif, dan memiliki motivasi
belajar yang tinggi serta rasa percaya diri.
3. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka diharapkan
kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran
matematika maupun pelajaran lain.
4. Bagi sekolah dan rekan-rekan sejawat, jika melaksanakan pembelajaran
model kooperatif tipe TAI ini disarankan sebelum proses pembelajaran
berlangsung, sebaiknya siswa diberikan informasi serta pemahaman
bagaimana tata cara pelaksanaan model pembelajaran ini, hal ini untuk
menghindari kekacauan dikelas.
5. Pengelolaan waktu dan pengelolaan kelas, penyajian bahan ajar LKS dan
bantuan yang diberikan guru kepada siswa sebaiknya dirancang dan
disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
6. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat aktif, menemukan dan memecahkan masalah, guru hendaknya
selalu memonitor, membimbing dan mengarahkan agar kegiatan dan aktivitas
siswa dapat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani,S. Bakti dan Fema. 2008. Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization) Dilengkapi Modul Dan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Penentuan DH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I . Jurnal Varia Pendidikan, (Online), Vol. 20, No. 1, Juni 2008, (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/ , diakses 12 Oktober 2013).
Arikunto, S. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara.
Artut, P.D. 2009. Experimental Evaluation Of The Effects Of Cooperative Learning On Kindergarten Children’s Mathematics Ability. International Journal of Educational Research. Cukurova University, Faculty of Education, Department of Elementary Education, 01330, Turkey, (http://eportpolio .lib.ksu.edu.tw. diakses 20 Januari 2014), hlm. 378.
Awofala, et al, 2013. Effects of Framing and Team Assisted Individualised Instructional Strategies on Senior Secondary School Students’ Attitudes Toward Mathematics. Acta Didactica Napocensia, ISSN 2065-1430. Volume 6, Number 1, 2013, (http://dppd.ubbcluj.ro/adn/article_6_1_1.pdf, diakses 24 Januari 2014).
Battistich, V. & Watson, M. 2003. Fostering social development in preschool and the early elementary grades through co-operative classroom activities. Dalam Robyn M. Gillies and Adrian F. Ashman (Eds), Co-operative Learning The social and intellectual outcomes of learning in groups. London. Routledge Falmer. hlm. 20.
Dahar, 2011. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : penerbit Erlangga
Daryanto, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. : Gava Media
Djamarah, S. B dan Zain, A, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Farikah, U. 2011. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Dengan Media LKS Terhadap Prestasi Matematika Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Gajah Kabupaten Demak”. Skripsi IKIP PGRI Semarang. (http://www.scribd.com/doc/171397429/Umi-Farikah. diakses 12 Oktober 2013).
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : Rosdakarya.
Hamalik, O. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamid K, 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Medan.
Hossain, M.A, dkk. 2012. Collaborative and Cooperative Learning in Malaysian Mathematics Education. Indo MS. J.M.E. Vol. 3 No. 2 July 2012. (http: // jims-b.org/wp-content/uploads/2013/11/Full-IndoMS-JME-32-Anowar. pdf. diakses 14 Oktober 2013).
Jolliffe, W. 2007. Cooperative Learning in the Classroom Putting it into Practice. London : Paul Chapman Publishing.
Joyce. B, et. al. 2011. Models Of Teaching. Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kurniawan, dkk. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Pagubugan Kulon 04 Tahun Ajaran 2012/2013. (http://jurnal. fkip.uns. ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/2472, diakses 12 November 2013).
Makamimbang, J.H, 2011. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Margono. S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Moeliono, dkk. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Muhibbinsyah, 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Munandar.U, 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.
Nugroho, S. Dkk. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TAI Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas V SD Tunas Daun. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, Volume 3 Tahun 2013. (http://pasca. undiksha. ac.id/ejournal/ index. php/jurnal _pendas/article/ viewFile /666/451. Diakses 21 Januari 2014).
Osters, S & Tiu, F.S. Writing Measurable Learning Outcomes. (http://www. gavilan. edu/ research/spd/Writing-Measurable-Learning-Outcomes.pdf. diakses 26 Januari 2014).
Panjaitan, K. 2010. Merancang Butir Soal dan Instrumen untuk Penelitian. Gorontalo : Nurul Jannah.
Pidarta, M. 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru . jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Semiawan, C. R. 1999. Pendidikan Tinggi : Peningkatan Kemampuan Manusia. Jakarta : Grasindo.
Slavin.R.E. 2005. Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktik. Terjemahan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.
Solihatin, E dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumiati, Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.
Suparman, M.A. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga.
Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tirtarahardja dan Sula, 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyuning, K, dkk, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Dengan Teknik Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Matematika Dengan Pengendalian Kemampuan Penalaran Formal Siswa Kelas VIII Bilingual SMP RSBI Denpasar. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, Volume 3 Tahun 2013. (http%3A%2F%2Fpasca.undiksha.ac.id%2Fe-journal. Di akses 26 januari 2014).
Waskitoningtyas, R.S., dkk. (2012). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Group Investigation (GI) pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok Ditinjau Dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Klaten. (http://Jurnal.pasca.ac.id. diakses 3 februari 2014).
Wikipedia. 2013. Matematika. (http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika, diakses 7 Pebruari 2014).
Winarti, A. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelarated Instruction (TAI) untuk mengatasi Heterogenitas Kemampuan Siswa Di Kelas X SMAN 2 Banjarmasin. Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007. (http://publikasiilmiah. ums. ac.id. diakses 24 Januari 2014).
Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya.