PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM
SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 1 SMA SWASTA AL-MAKSUM MEDAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
MUHAMMAD ARIFIN SIREGAR NIM: 061277110043
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
M. Arifin Siregar, NIM : 061277110043. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IS 1 SMA Swasta Al-Maksum Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Negeri Medan 2013.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Al-Maksum Medan sekaligus untuk mengetahui peningkatan yang signifikan antar siklus.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Al-Maksum Medan yang beralamat di Jl. Satria Percut Sei Tuan Medan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Al-Maksum Medan dengan jumlah 30 orang. Objek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Creative Problem Solving. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dimana dalam tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar yang berbentuk essay. Sedangkan teknik analisis data adalah dengan data kuantitatif dan data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh rata-rata observasi aktivitas siswa yang dilaksanakan pada siklus I adalah 18,6 = 19 yang termasuk dalam kriteria Cukup . Pada siklus II rata-rata observasi aktivitas adalah 21,9 ≈ 22 yang termasuk dalam kriteria Aktif. Dari hasil analisis data diperoleh data test sebelum penerapan dengan nilai rata-rata 57,67 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata siswa menjadi 68,33 atau terjadi peningkatan sekitar 10,66 poin. Dan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 82,33 atau mengalami peningkatan 14,00 poin dari siklus I. Sebagai indicator ketuntasan belajar klasikal ditetapkan 75% siswa memperoleh nilai ≥75. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran creative problem solvingdapat meningkatkan secara signifikan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Jurnal Penyesuaian di kelas XI IS 1 SMA Swasta Al-Maksum Medan Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian disimpulkan model pembelajaran Creative Problem Solving pada materi Jurnal Penyesuaian dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS I SMA Swasta Al-Maksum Medan Tahun Pelajaran 2010/2011.
vi ABSRACT
M. Arifin Siregar, NIM : 061277110043 . The Imprlementation of Creative Problem Solvinglearning model to Improve Activities and student accounting learning result in class XI IS I SMA Swasta Al-Maksum Medan academic year of 2010/2011. Thesis faculty of Economic, Majoring of Economic Education, Study Program of Accounting Education, State University fo Medan, 2013.
The Problem of this about the lower of the activity and the learning result in accuonting. The aim is the research would be tho know that Creative Problem Solving learning model could improve the activity and learning accounting result on traiding company of Adjustment entri in class XI IS I SMA Swasta Al-Maksum Medan.
The research has been conducted in SMA Swasta Al- Maksum Medan, Jl. Satria Percut Sei Tuan Medan. The research of this study was conducted by using
was XI IS I student of SMA Swasta Al-Maksum Medan consisting of 30 student and the object was Creative Problem Solving learning model. This research is class action research that consisted of 2 cycle, at each cycle consist of 4 step they are 1) planning, 2) action, 3) observation, 4) reflextion. The tecnique of collected data to do by observation activity students in group and bring test to students. The instrument used observation activity sheet and the essay study result form. Meanwhile data analize technic in this research is qualitative and quantitative data.
Based on result of research was the mean of observation activities student in cycle I 18,6 = 19 which includ active enogh category. In cycle II the mean observation activities student is 21,9 ≈ 22 which include good category. From the result of data analityc, it is obtained test data before implemetation with average score 57,67, when having a test on cycle I, the average score of students become 68,33 or having progress about 10,66 points. On the test cycle II, the average score of students become 82,17 or having progress about 13,84 points. As an indicator the classical studying completeness was decided 75% students got value ≥ 75. It is can be concluded that the implementation of learning model Creative Problem Solving strategies in class XI IS I SMA Swasta Al-Maksum Medan Academic Year of 2010/2011 can be increase both of activity and accounting result of students that signifikan at service company financial statement basic compet
Basen on above, it showed that Creative Problem Solving learning medel could improve the activities and learning result of student class XI IS I SMA Swasta Al-Maksum Medan academic year 2010/2011.
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Kata Pengantar i
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix Daftar Lampiran x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah...4
1.3 Rumusan Masalah...5
1.4 Pemecahan Masalah...6
1.5 Tujuan Penelitian...8
1.6 Manfaat Penelitian ...9
viii
2.3 Kerangka Berpikir ...27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ...28
3.2 Subjek Penelitian...28
3.3 Objek Penelitian ...28
3.4 Definisi Operasional ...28
3.5 Prosedur Penelitian...34
3.6 Teknik Pengumpulan Data...36
3.6 Teknik Analisis Data ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ...42
4.2 Analisis Data ...53
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...61
5.2 Saran ...62
Daftar Pustaka...63 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ...30
Gambar 4.1 Diagram Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...47
Gambar 4.2 Diagram Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II...48
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I ...49
Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II ...50
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa ...51
x
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Siklus I...32
Tabel 3.2 Kegiatan Penelitian Siklus II ...34
Tabel 3.3 Observasi Aktivitas Belajar Siswa ...37
Tabel 4.1 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...47
Tabel 4.2 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ...48
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Nilai Tes Sebelum Tindakan (Pre-test) ...49
Tabel 4.4 Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I (Post-test I) ...49
Tabel 4.5 Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I (Post-test I) ...50
Tabel 4.6 Peningkatan Hasil Belajar ...51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Lampiran 2 Materi Ajar
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan siklus II Lampiran 4 Soal dan Jawaban Pre test, Post test I, dan Post test II Lampiran 5 Data hasil belajar akuntansi siswa secara keseluruhan Lampiran 6 Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II
vii
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Rumusan Masalah ... 8
1.4. Pemecahan Masalah ... 9
1.5. Tujuan Penelitian... 10
1.6. Manfaat Penelitian... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1. Kerangka Teoritis ... 12
2.1.1. Model Pembelajaran Creatiive Problem Solving... 12
2.1.2. Aktivitas Belajar ... 23
2.1.3. Hasil Belajar Akuntansi... 26
2.2. Penelitian yang Relevan... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1. Lokasi Penelitian ... 38
3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 38
3.2.1 Subjek Penelitian... 38
3.2.2 Objek Penelitian ... 38
3.3. Definisi Operasional ... 38
3.4. Prosedur Penelitian ... 39
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.6. Teknik Analisis Data... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
4.2. Analisis Data ... 55
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ...58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1. Kesimpulan... 66
5.2. Saran... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 1.1. : Rekapitulasi Nilai Ulangan Siswa ... 5
Tabel 2.1 : Langkah-langkah Model Pembelajaran CPS ... 20
Tabel 3.1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 41
Tabel 3.2 : Lembar Aktivitas Siswa ... 43
Tabel 4.1 : Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 50
Tabel 4.2 : Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 51
Tabel 4.3 : Hasil Perolehan Nilai Pre tes ...52
Tabel 4.4 : Perolehan Nilai Postes ...52
Tabel 4.5 : Perolehan Nilai Postes Siklus II ...53
Tabel 4.6 : Peningkatan Hasil Belajar Siswa...54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 3.1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 40
Gambar 4.1 : Diagram Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...50
Gambar 4.2 : Diagram Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...51
Gambar 4.3 : Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I ...52
Gambar 4.4 : Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II ...53
Gambar 4.5 : Diagram Peningkatan Hasil Belajar ...54
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran Akuntansi SMA Kelas XI IPS
Lampiran 2 : Materi Pembelajaran
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 4 : Soal Pretes dan Jawaban
Lampiran 5 : Soal Postest Siklus I dan Jawaban
Lampiran 6 : Soal Postest Siklus II dan Jawaban
Lampiran 7 : Data Hasil Belajar Akuntansi Siswa
Lampiran 8 : Lembar Observasi Aktivitas Siklus I dan II
Lampiran 9 : Tabel Perhitungan Uji-t
Lampiran 10 : Perhitungan Uji-t
Lampiran 11 : Tabel Nilai Persentil
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Buchori (dalam Trianto,2011:5) mengatakan bahwa “pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.” Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran pendidikan dalam pembentukan tingkah laku individu. Melalui pendidikan sikap, watak, kepribadian dan keterampilan manusia akan dibentuk untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan.Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar yang dituntut harus memiliki kemampuan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran di kelas. Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya, walaupun perangkat telah tersedia dengan baik dan lengkap tetapi bila guru tidak berhasil dalam proses belajar maka siswa tidak dapat menerima pelajaran dengan baik pula. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan. Kegagalan guru dalam menyampaikan materi ajar bukan karena guru kurang menguasai bahan, tetapi karena tidak mengetahui bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga siswa datang dan belajar bukan karena perasaan terintimidasi oleh peraturan orang tua dan peraturan dari sekolah tetapi keinginan dan anggapan bahwa belajar merupakan hal yang menyenangkan. Dalam interaksi edukatif guru harus berusaha agar anak didik aktif dan kreatif secara optimal karena keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.
dituntut dengan segala kemampuan agar siswa mengerti terhadap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu upaya guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengembangkan potensi guru melalui variasi mengajar.
Hasil belajar siswa yang rendah salah satunya dapat disebabkan oleh faktor dalam penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Hasil belajar ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak memberikan suatu hubungan timbal balik kepada siswa itu sendiri. Dan kebanyakan pembelajaran yang terjadi di lapangan masih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif. Kebanyakan guru menggunakan model konvensional tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, hanya cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan cara belajar yang dapat memahami bagaimana belajar yang sesungguhnya.
penguasaan materi dan kemampuan siswa mengingat fakta-fakta yang dihafal, tetapi kurang memperhatikan makna pembelajaran itu sendiri bagi siswa.
Seperti halnya yang terjadi di SMA Swasta Al-Maksum Medan khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Penulis melihat kenyataan di kelas, siswa terkadang hanya mengingat apa yang dipelajari 20 menit di awal dan 20
menit terakhir setelah penyampaian materi oleh guru selesai. Hal ini membuktikan
bahwa siswa cenderung bosan dan jenuh jika pelajaran itu berlangsung lama.
Proses belajar akuntansi di kelas biasanya membutuhkan waktu yang banyak, 2 –
3 jam pertemuan. Kondisi ini yang membuat siswa kurang tertarik untuk belajar
akuntansi. Kurangnya guru melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan sebagian
besar waktu pelajaran digunakan siswa untuk mendengar dan mencatat penjelasan
guru. Pada saat guru membuat kelompok diskusi, hasil yang dicapai tidak
memuaskan dan siswa dalam kelompok tersebut tidak semuanya berperan aktif
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Kondisi diatas kemungkinan besar disebabkan oleh kurang kreatifnya guru
dalam memilih dan memvariasikan metode/model pembelajaran yang menarik
dan tepat sehingga yang terjadi hanyalah berupa penyampaian informasi satu arah
dari guru kepada siswa. Guru yang hanya bergantung pada metode yang itu-itu
saja yaitu ceramah,tanya jawab, dan penugasan akan membuat pembelajaran
cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga membuat
suasana proses belajar mengajar menjadi fakum,pasif, tidak ada interaksi dan pada
akhirnya siswa hanya termenung, mengantuk, dan membuat keributan di dalam
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keaktifan masing – masing
siswa saat pembelajaran. Aktivitas siswa akan sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk mengubah tingkah laku, jadi
tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Banyak cara untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif dimana siswa dapat mengembangkan aktivitas dan
kreativitasnya secara optimal sesuai dengan kemampuannya.
Demikian halnya di SMA Swasta Al-Maksum medan, dalam pelaksanaan pembelajarannya masih menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran tersebut guru menghabiskan waktu. berdasarkan hasil observasi penulis di SMA Swasta Al-Maksum Medan kelas XI IS 1, data yang diperoleh penulis dari guru bidang studi akuntansi sekolah tersebut menunjukkan hasil belajar yang masih rendah. Salah satunya adalah dalam pemberian tugas rumah maupun latihan. Kondisi seperti ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi nilai ualangan harian 1,2 dan 3 pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1,2 dan 3 Kelas XI IS-1 SMA Swasta Al-Maksum Medan
tidak tuntas, Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran akuntansi adalah 75. Keadaan tersebut sangat memprihatinkan dan tidak baik bagi proses pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keaktifan masing - masing
siswa saat pembelajaran. Aktivitas siswa akan sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk mengubah tingkah laku, jadi
tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Banyak cara untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif dimana siswa dapat mengembangkan aktivitas dan
kreativitasnya secara optimal sesuai dengan kemampuannya.
Apabila kondisi ini terus dibiarkan,maka dikhawatirkan keadaan tersebut
potensial menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat dan
motivasi belajar siswa, pada akhirnya tujuan pembelajaran yang ditetapkan tidak
akan tercapai. Model/metode, strategi maupun teknik mengajar hendaknya
disesuaikan dengan keinginan belajar siswa.
Dalam pembelajaran creative problem solving, siswa dilatih untuk berpikir dan bertindak kreatif dalam memecahkan permasalahan. Model creative problem solving ini merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu masalah. Jadi siswa akan lebih banyak. Dengan penerapan model pembelajaran creative problem solving diharapkan siswa akan aktif untuk menerima materi pokok yang disampaikan oleh guru dan siswa mampu untuk menjawab semua latihan yang diberikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar akuntansi siswa.
Akuntansi Siswa Kelas XI IS1 SMA Swasta Al-Maksum Medan Tahun
Pembelajaran 2010/2011”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka identifikasi masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara untuk meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 di SMA Swasta Al- Maksum Medan?
2. Bagaimanakah cara untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 di SMA Swasta Al- Maksum Medan?
3. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Swasta Al- Maksum Medan?
4. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus ?
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Al- Maksum Medan?
3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus ?
1.4 Pemecahan Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan pengajaran yang harus mereka capai. Model pembelajaran kooperatif tipe Creative Problem Solving adalah model pembelajaran yang mendorong siswa agar menerima tantangan dari masalah yang bersifat menantang dan mengarahkan siswa untuk menyelesaikannya dengan kreatif.
mempresentasikannya untuk ditanggapi oleh siswa lain. Dan sebagai pemantapan materi siswa mengerjakan quis kemudian guru memberikan poin kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal.
Berdasarkan uraian diatas diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe creative problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IS 1 SMA Swasta Al-Maksum Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran creative problem solving.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Dharma Pancasila Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dengan menerapkan model pembelajarancreative problem solving.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus ?
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
2. Informasi dan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dan guru akuntansi SMA Swasta Al- Maksum Medan dalam memlihi model pembelajaran dalam rangka perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan dapat menjadi alternatif model pembelajaran creative problem solving untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitan maka disimpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving menunjukkan
bahwa rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I yaitu
sebesar 53,33% dan meningkat pada siklus II sebesar 90%, jadi ada
peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II sebesar 36,67%.
2. Penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving membuktikan
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perusbahan hasil
belajar siswa, dimana nilai rata-rata pre-test di siklus I sebesar 57,67 (tidak
tuntas) sedangkan pada postest siklus I rata-rata nilai mengalami peningkatan
sebesar 10,66 menjadi 68,33 dan pada siklus II rata-rata nilai mengalami
peningkatan sebesar 14,00 menjadi 82,33.
3. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa dimana thitung4,69 >
ttabel2,00.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Kepada guru khususnya bidang studi akuntansi, dalam proses belajar mengajar
sebaiknya menerapkan model pembelajaran creative problem solving sebab
penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran creative
problem solving dapat memperdalam pemahaman siswa pada materi Jurnal
Penyesuaian, siswa lebih bertanggung jawab dengan pekerjaannya dan
merangsang siswa lebih aktif untuk mengeluarkan ide yang diperoleh sehingga
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan lebih
maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
2. Kepada civitas akademik yang berminat melakukan penelitian yang sama,
disarankan untuk melakukan penelitian disekolah yang berbeda dengan
karakteristik siswa yang berbeda dan kompetensi dasar yang berbeda atau
dapat mengembangkan penelitian ini dengan waktu yang lebih lama dan
sumber yang lebih luas. Sehingga dapat dijadikan sebagai studi perbandingan
bagi dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan