• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED- INSTRUCTION (PBI)PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORASDI SMP TELADAN BINJAI T.A. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED- INSTRUCTION (PBI)PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORASDI SMP TELADAN BINJAI T.A. 2011/2012."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras T.A 2011/2012.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syara tmemperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA beserta jajarannya, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Tak lupa juga ucapan terimakasih untuk Dr. W.Rajagukguk, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

(3)
(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED-INSTRUCTION (PBI) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PHYTAGORAS

DI SMP TELADAN BINJAI T.A. 2011/2012

Rosamery Junita Munthe (071244110107)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal matematika dari berbagai sudut pandang yang berbeda melalui model pembelajaran PBI pada pokok bahasan teorema pythagoras. Model PBI terdiri dari lima fase yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kategori soal berpikir kreatif adalah soal berpikir lancar, luwes, dan original. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Yayasan Perguruan Teladan Binjai sebanyak 35 orang. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana setiap akhir siklus diberi tes berpikir kreatif berupa tes uraian yang terdiri dari 6 soal yang telah divalidasi oleh validator. Dalam penelitian ini, kriteria siswa mencapai skor lebih dari 60 digunakan sebagai acuan dalam melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I 12 siswa (34,29%) yang mencapai skor lebih dari 60 dengan nilai rata-rata sebesar 53,6. Pada siklus II diperoleh data 35 siswa (100%) telah mencapai skor lebih dari 60 dengan nilai rata-rata 82,6. Jumlah siswa yang mencapai skor lebih dari 60 meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 23 siswa atau 65,71% dan nilai rata-rata meningkat sebesar 29,0. Pada siklus I, 3 siswa (8,57 %) dikategorikan kreatif, 8 siswa(80%) dikategorikan cukup kreatif dan 4 siswa (11,43%) dikategorikan tidak kreatif dengan skor rata-rata 2.11 (secara keseluruhan siswa cukup kreatif). Pada siklus II mengalami peningkatan dengan 2 siswa (5,75%) dikategorikan sangat kreatif, 33 siswa (94,29 %) dikategorikan kreatif dan skor ratanya 2.90 (secara keseluruhan siswa kreatif). Skor rata-rata pengamatan berbasis masalah untuk guru pada siklus I adalah 2,17 dan pada siklus II adalah 2,67 mengalami peningkatan dan berada pada interval 2,5 – 3,24 (baik)

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Belajar 7

2.2. Pengertian dan Hakekat Belajar Matematika 8

2.3. Kreativitas 11

2.3.1 Pengertian Kreativitas 11

2.3.2 Kriteria (Aspek)Kreativitas 14

2.3.3 Ciri-Ciri Kreativitas 15

2.4. Pengertian Model Pembelajaran 20

2.5. Pembelajaran Berdasarkan Masalah/Problem Based Instruction (PBI) 20

2.5.1 Landasan Teoritik 21

(6)

vii

2.5.3. Kelebihan dan Kekurangan PBI 22

2.5.4. Tingkah Laku Mengajar (Sintaks) 22

2.5.5 Lingkungan Belajar Dan Sistem Pengelolaan 23

2.6. Materi Ajar 24

2.6.1. Menentukan Teorema Pythagoras 24

2.6.2 Penggunaan Teorema Pythagoras 24

2.6.3 Perbandingan Sisi Segitiga Siku-Siku untuk Sudut Istimewa 25

2.7. Kerangka Konseptual 25

2.8. Hipotesis Tindakan 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 27

3. 3. 1. Subjek Penelitian 27

3. 3. 2. Objek Penelitian 27

3.4. Prosedur Penelitian 28

3.5. Prosedur Pengumpulan Data 33

3.6. Alat Pengumpul Data 34

3.7. Teknik Pengumpulan Data 34

3.8. Teknik Analisis Data 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I

4.1.1 Permasalahan 38

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 38

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 39

4.1.4 Tahap Observasi 40

4.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 41

(7)

viii

4.2. Siklus II 47

4.2.1 Permasalahan 47

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 47

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 48

4.2.4 Analisis Data Hasil Siklus II 50

4.2.5 Refleksi II 54

4.3. Hasil Penelitian 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan 57

5.2. Saran 57

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah 23 Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Lancar I 42 Tabel 4.2 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Luwes I 42 Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Original I 43 Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Kreatif I 43 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Sikap Kreatif SIswa I 44 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Pengamatan Berbasis Masalah 44

untuk guru

Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Lancar II 51 Tabel 4.8 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Luwes II 51 Tabel 4.9 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Original II 52 Tabel 4.10 Deskripsi Kemampuan Siswa dalam Berpikir Kreatif II 52 Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Observasi Sikap Kreatif SIswa I I 53 Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Observasi Pengamatan Berbasis Masalah 53

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitisn ini adalah:

1. Melalui pembelajaran model pembelajaran PBI ada peningkatan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika khususnya pada pokok bahasan Pythagoras. Hal ini dilihat dari pertambahan jumlah siswa yang mencapai skor lebih dari 60 untuk kategori berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II sebanyak 23 siswa.

2. Dari hasil tes berpikir kreatif I pada siklus I ke tes berpikir kreatif II pada siklus II mengalami peningkatan pada aspek berpikir lancar, aspek berpikir luwes, aspek berpikir original. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan kemampuan berpikir kreatif (skor lebih dari 60) dari siklus I ke siklus II sebanyak 23 siswa.

3. Sikap kreatif siswa meningkat selama pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kreativitas siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I tidak ada siswa yang dikategorikan sangat kreatif, 3 siswa dikategorikan kreatif, dan pada siklus II, 2 siswa dikategorikan sangat kreatif dan 33 siswa dikategorikan kreatif. Berarti mengalami peningkatan untuk kategori sangat kreatif sebesar 5,71% dan untuk kategori kreatif sebesar 85,71%

1.2.SARAN

(11)

58

aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran berbasis masalah dan kemampuan siswa akan dicapai

2. Guru diharapkan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan memberikan motivasi dan memperbanyak member pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan ruman (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti 3. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari

siswa kemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok semua aggotanya aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan 4. Kepada siswa SMP Yayasan Perguruan Teladan Binjai khususnya siswa

kelas VIII yang kemampuan berpikir kreatif rendah dan sedang agar lebih banyak berlatih lagi untuk menyelesaikan soal-soal yang menuntut kreativitas dalam berpikir

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia (dalam http://wawan-satu.blogspot.com/2010/11/pengertian-pendidikan.html) menjelaskan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (Trianto, 2010:1) mengenai sistem pendidikan nasional menekankan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan ppotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Proses pendidikan yang ideal adalah proses pendidikan yang dikemas dengan memperhatikan adanya berbagai aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotorik. Apabila proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan adanya keseimbangan ketiga aspek tersebut maka hasilnya akan mampu meningkatkan mutu pendidikan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Emil Salim (dalam Esra, 2009:1) bahwa:

“Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh proses pendidikan untuk melatih siswa mengembangkan kreativitas dan sikap agar mampu meningkatkan ketrampilan dalam menganalisis dan berpikir logis, untuk memecahkan setiap masalah dan juga lancar mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasan dalam mencari penyelesaian masalah.”

(13)

2

spititual. Bobot kedewasaan akan terungkap dalam kematangannya dalam berpikir, berucap, berprilaku dan membuat keputusan. Kedewasaan dan kematangan inilah yang merupakan hasil dari pendidikan, salah satunya kreativitas. Kebutuhan akan kreativitas sangat penting dalam berbagai bidang, terutama dalam kemajuan pengetahuan dan teknologi. Evan (dalam Esra, 2009:1) mengungkapkan bahwa:

“Pengembangan kreativitas serta prakarsa pada peserta didik mungkin

merupakan tuntutan terbesar dunia pendidikan, sebab kemajuan akan pengetahuan dan teknologi yang sangat dinamis ditambah persaingan kompetitif memerlukan kreativitas dan prakarsa setiap peserta didik, anggota keluarga dan anggota masyarakat.”

Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kemauan kerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika mempunyai struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara satu dan yang lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh Marpaung (dalam Rachmas,

http://rachmad-unnes.blogspot.com/2008/02/tinjauan-filsafat-dan-psikologi.html) bahwa

“Pembelajaran di Indonesia masih didominasi pembelajaran matematika

yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dalam melaksanakan pembelajaran matematika dikelas guru menyampaikan konsep-konsep atau struktur-struktur matematika secara deduktif, guru menulis di papan tulis dan siswa mencata, guru menyajikan contoh dan siswa bersifat pasif waktunya lebih banyak untuk mendengarkan penjelasan guru dan mencatat, selanjutnya guru memberi latihan (soal) dengan tujuan agar sisw alebih memahami konsep yang baru saja disampaikan dan siswa mengerjakan latihan tersebut seperti atau mirip dengan contoh yang baru saja diberikan guru”

(14)

3

sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.”

Menurut H. Winter (dalam http://leoriset.blogspot.com/2009/01/

matematika-dalam-kehidupan-nyata.html?m=1),

Siswa seharusnya belajar berargumentasi, mengerti apa yang dibicarakan, memahami lalu dapat mengabstraksikannya sehingga menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan (otak kiri digunakan untuk menghitung dan otak kanan untuk kreativitas) untuk mematematisasikan situasi di sekelilingnya.

Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung di dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih pola pikir semua siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis dan tepat. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Dibalik pentingnya pelajaran matematika di dunia pendidikan, ternyata banyak siswa yang kurang minat bahkan sama sekali tidak minat dengan pelajaran matematika. Hal ini karena siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Seperti yang dikemukakan oleh I wayan Sucita (dalam http://editorielpendidikan.blogspot.com/2010/06.html) bahwa:

“ Menurut hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru

(15)

4

Aspek kreativitas siswa dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah matematika. Siswa harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai landasan untuk menentuka pilihan dan keputusan. Dalam memecahkan masalah matematika, siswa harus menguasai cara mengaplikasikan konsep-konsep dan menggunakan ketrampilan komputasi dalam berbagai situasi baru yang berbeda.

Erman Suherman (http://educare.e-fkipunla.net) mengemukakan:

Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih,

…., dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi.

Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong”.

Peran guru sangat penting dalam pembelajaran. Didalam kelas, guru berperan sebagai fasilitator siswa untuk mengembangkan kreativitas masing-masing siswa, sehingga siswa terarah dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Namun kenyataannya guru mengajarkan matematika masih secara konvensional yang menyebabkan siswa kurang tertarik belajar matematika.

Berdasarakan hasil wawancara singkat dengan guru pelajaran matematika SMP Yayasan Perguruan Teladan Binjai pada waktu mengamati sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika menunjukkan bahwa masih perlu meningkatkan aspek-aspek lain selain hasil belajar siswa, salah satunya adalah kreativitas. Hal ini dilihat saat siswa mengerjakan soal, khususnya soal cerita, hanya berpatokan pada contoh yang diberikan guru. Oleh karena itu, SMP Yayasan Perguruan Teladan Binjai dipilih sebagai lokasi penelitian.

Peneliti memilih pokok bahasan pythagoras karena materi tersebut banyak sekali hubungannya dengan dunia nyata dalam kehidupan siswa baik yang disadari maupun tidak, selain itu untuk memahami materi pythagoras diperlukan ketelitian dan analisis masalah.

(16)

5

model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) yang meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, suatu pemusatan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerja sama, serta menghasilkan karya dan peragaan, maka peneliti memilih Problem Based Instruction (PBI) sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas VII Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras di SMP Teladan Binjai T.A 2011/2012

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa hanya mampu mengerjakan soal matematika yang sesuai dengan contoh.

2. Siswa kurang kreatif untuk memahami dan menganalisis masalah matematika.

3. Siswa kurang mampu mengaplikasikan konsep-konsep yang ada dalam memecahkan masalah matematika.

4. Proses pembelajaran yang kurang mendukung siswa untuk aktif dalam menyelesaikan ide-ide atau gagasannya sendiri.

5. Kurangnya minat siswa untuk belajar matematika.

6. Model pembelajaran yang digunakan kurang tepat dengan materi yang diajarkan.

1.3Batasan Masalah

(17)

6

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang diambil peneliti adalah “Apakah melalui model pembelajaran berdasarkan masalah atau PBI dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda melalui model pembelajaran PBI

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran Problem Based-Instruction diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika pada pokok bahasan Teorema Pythagoras dan meningkatkan kreativitas siswa dalam meyelesaikan soal matematika.

2. Bagi guru, mendapat pengalaman langsung meneliti dengan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan profesi guru serta mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi berperan sebagai fasilitator dan mediator yang dinamis sehingga kegiatan belajar mengajar yang dirancang dan dilaksanakan menjadi lebih efektif, efisien, kreatif dan inovatif.

Referensi

Dokumen terkait

The objects coordinated in the arrangement of water resource management strategic plan are the inventory result of environmental conditions, the identification result of

Sesuai dengan analisa pembahasan diperoleh hasil, penyebab terjadinya overruns biaya dengan tingkat kesetujuan maksimum pada setiap kelompok yang merupakan penyebab yang

Tingkat loyalitas baik perawat rollstat maupun perawat honorer berhubungan dengan faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan

Analisis materi pelajaran Pembagian tugas mengajar Pengaturan pelaksanaan kegiatan tahun ajaran baru Supervisi pelaksanaan pembelajaran Penyusunan kalender pendidikan

KEBERPIHAKAN MEDIA MASSA KEPADA CALON KEPALA DAERAH (Analisis Framing Program Jurnal Pilkada Pagi Radio Citra Protiga Periode 19 Agustus 2005).. Oleh: Fajar Rahmawati (

[r]

PENERAPAN METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA KEGIATAN SEHARI-HARI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR.. Uni versitas Pendidikan Indonesia | rep ository.upi.edu

Tabel tersebut juga menginformasikan bahwa RW 08 sebagai embrio dari terbentuknya PBB Setu Babakan, wilayah dengan mayoritas penduduk asli (Betawi) merupakan satu-satunya RW