• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Penggunaan Tepung Tempe Sebagai Bahan Pensubstitusi Daging Sapi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Sosis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Penggunaan Tepung Tempe Sebagai Bahan Pensubstitusi Daging Sapi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Sosis."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia adalah Kekurangan

Energi Protein (KEP). KEP yaitu kondisi yang kurang gizi disebabkan oleh

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari

(Supariasa, 2001). Prevalensi KEP mengalami peningkatan dari 8,98 %

pada tahun 2006 menjadi 10,78 % pada tahun 2007 (Depkes, 2008).

Kekurangan Energi Protein dapat diakibatkan oleh konsumsi protein.

Sumber utama protein biasanya berasal dari protein hewani tetapi harga

daging relatif mahal. Salah satu produk protein nabati yang dapat

menggantikan sumber protein hewani adalah tempe karena mutu protein

tempe mendekati mutu protein daging sapi. Tempe merupakan produk

olahan kedelai yang terbentuk atas jasa kapang jenis Rhizopus sp melalui

proses fermentasi. Rhizopus sp dapat mengubah kedelai menjadi tempe

yang berasa lebih enak, lebih bergizi, dan berfungsi sebagai makanan sehat

(Winarno, 1997). Daging merupakan sumber protein hewani bermutu tinggi

yang mampu memenuhi kebutuhan asam amino esensial, juga sebagai

sumber vitamin B kompleks dan kandungan vitamin-vitamin yang larut dalam

lemak yaitu vitamin A, D, E dan K.

Keunggulan tempe bukan hanya terletak pada vitamin B-12 nya saja, tetapi juga pada proteinnya. Kadar protein pada tempe tidak kalah

dibandingkan dengan daging, bahkan tempe bisa menjadi pengganti daging

(2)

2 yang baik. Seratus gram tempe kedelai murni mengandung 18,3 gram

protein, bahkan bisa mencapai 21 gram, sedangkan kadar protein daging

sapi 18,8 gram (Kuntaraf, 1999). Tempe berpotensi melawan radikal bebas

sehingga dapat mencegah berbagai penyakit, menghambat proses penuaan,

dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif, yaitu arteriosklerosis, jantung

koroner, diabetes mellitus dan kanker (Astawan,2004).

Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan tempe adalah

dengan mengolahnya menjadi tepung tempe, karena tempe tidak dapat

bertahan lama, setelah dua hari, tempe akan mengalami pembusukan.

Manfaat pembuatan tepung ini antara lain mudah dicampur dengan tepung

lain untuk meningkatkan nilai gizinya dan mudah disimpan dan diolah

menjadi makanan yang cepat dihidangkan (Tsaqqofa, 2010). Tempe dapat

menjadi pensubstitusi daging sapi karena kandungan protein tempe setara

dengan protein pada daging sapi, dengan alasan itulah maka tempe dapat

dijadikan sebagai bahan pensubstitusi daging sapi dalam pembuatan sosis

(Babu, 2009).

Sosis merupakan salah satu produk olahan daging yang sudah lama

dikenal. Sosis terbuat dari daging atau ikan yang telah mengalami

penghalusan, pemberian bumbu-bumbu, pemberian binder dan bahan

pengisi, pengisian ke dalam selongsong dan perebusan. Sosis mempunyai

bentuk khas bulat memanjang, berselongsong, dan teksturnya kenyal

(Astawan, 2008). Sosis merupakan salah satu cara proses pengawetan atau

pengolahan menjadi bentuk olahan dapat dilakukan untuk mempertahankan

kualitas agar daging dapat dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama dan

(3)

3 Penggunaan tepung tempe sebagai bahan pensubstitusi daging sapi

dalam pembuatan sosis perlu dilakukan dengan melakukan tinjauan

terhadap analisis proksimat agar diperoleh informasi nilai gizi tentang produk

yang diperbaharui tersebut. Untuk uji daya terima persepsi panelis sebagai

alat atau instrument yang bertujuan menilai sifat/ mutu terhadap formula

tersebut dan menghasilkan produk yang lebih disukai. Analisis proksimat

adalah analisis komponen mayor dari bahan pangan seperti air, abu, lemak,

protein, dan karbohidrat. Komponen yang dianalisis disebut sebagai

komposisi proksimat. Proses pengolahan akan mempengaruhi kandungan

zat gizi (komposisi proksimat) (Nurhidajah, Anwar dan Nurrahman, 2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian tentang

pengaruh penggunaan tepung tempe sebagai bahan pensubstitusi daging

sapi terhadap komposisi proksimat dan daya terima sosis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah

yang dikemukakan adalah “Apakah ada pengaruh penggunaan tepung

tempe sebagai bahan pensubstitusi daging sapi terhadap komposisi

proksimat dan daya terima sosis”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penggunaan tepung tempe sebagai bahan

pensubstitusi daging sapi terhadap komposisi proksimat dan daya terima

(4)

4 2. Tujuan Khusus

a. Mengukur komposisi proksimat sosis yang dibuat menggunakan

tepung tempe sebagai bahan pensubstitusi daging sapi.

b. Mengukur daya terima sosis yang dibuat menggunakan tepung

tempe sebagai bahan pensubstitusi daging sapi.

c. Menganalisis pengaruh penggunaan tepung tempe sebagai bahan

pensubstitusi daging sapi terhadap komposisi proksimat sosis.

d. Menganalisis pengaruh penggunaan tepung tempe sebagai bahan

pensubstitusi daging sapi terhadap daya terima sosis.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh

penggunaan tepung tempe sebagai bahan pensubstitusi daging sapi

terhadap komposisi proksimat dan daya terima sosis. Penelitian ini dapat

dipakai sebagai bahan masukan apabila mengadakan penelitian

selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh

penggunaan tepung tempe sebagai bahan pensubstitusi daging sapi

(5)

5 E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan

mengenai pengaruh penggunaan tepung tempe sebagai bahan pensubstitusi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berkaca pada persoalan tersebut diatas, maka konteks pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat dapat diberikan alternatif cara dengan pula diikuti proses

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap jaminan sosial dengan prestasi kerja. Hal ini

hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Perbedaan Status Gizi Anak Usia 6 -24 Bulan Lingkungan Kumuh Dan Lingkungan Tidak

Para pengusaha stroberi di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung harus dapat memahami faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan pendapatan, baik dari faktor perilaku

Titik pengukuran aliran udara yaitu : 1) Lubang pemasukan udara ( inlet ),.. 15 2) Tumpukan bagian bawah dan tengah sebanyak 4 titik yaitu dengan jarak 15 cm dari tepi bak,

[r]

Sebagai masyarakat yang masih didominasi nilai-nilai patriarki, salah satu humor yang banyak berkembang dalam media sosial di Indonesia adalah humor yang berkaitan

Dan gambaran perilaku konsumsi masyarakat Kelurahan Sekejati Kota Bandung sesuai dengan teori dari Duesenberry mengenai efek demonstrasi bahwa APC masyarakat