• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD SWASTA DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD SWASTA DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD

SWASTA DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ARTAIDA SIHITE NIM. 8106132051

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan program kerja kepala sekolah sd

(2)

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD

SWASTA DI KECAMATAN MEDAN PETISAH KOTA MEDAN

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh : ARTAIDA SIHITE

NIM. 8106132051

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(3)
(4)

ABSTRACT

ARTAIDA SIHITE. NIM. 8106132051. The Relationship Between the Principal Supervision, Work Culture and Work Motivation with Performance in Sub Private School Teacher in the District Medan Petisah, Medan City. Thesis. Graduate Program, State University of Medan. June 2013.

(5)

ABSTRAK

ARTAIDA SIHITE. NIM. 8106132051. Hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah, Budaya Kerja, dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Juni 2013.

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

kemurahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

baik. Tesis ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat

bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril maupun

materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis dengan segala ketulusan dan

kerendahan hati mengucapkan terima kasih atas bantuan dan masukan-masukan serta

saran yang diberikan.

Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada Bapak Dr. Belferik

Manullang sebagai Pembimbing I dan Dr. Saut Purba, M.Pd. sebagai Pembimbing II,

yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Prof. Dr. H. Syaiful Sagala,

M. Pd. sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan sekaligus narasumber, Prof. Dr.

Zainuddin, M.Pd., dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd., sebagai narasumber sekaligus

validator yang begitu banyak memberikan arahan dan masukan, serta bimbingan

dengan penuh kesabaran dalam rangka menyelesaikan tesis dengan sebaik-baiknya.

Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

(7)

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,

3. Seluruh teman angkatan XIX/B Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan teristimewa buat sahabat karib saya Dra. Posma S., yang sangat banyak memberikan bantuan moril, materil, dan spritual, Muara Barus, S.Pd., Samsuddin, S.Ag., M.Pd., M. Ardansyah, M.Pd., yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,

4. Drs. Bonar Butar-Butar, selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis TK/SD Dinas Pendidikan Kecamatan Medan Petisah yang telah memberikan izin penelitian dan memberi banyak masukan dalam penyelesaian tesis ini,

5. Sabar Pandiangan, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 060838 Medan beserta seluruh rekan-rekan dewan guru yang berkontribusi banyak dalam perkuliahan sampai penulisan tesis ini,

6. Buat suami dan anak-anakku, saudara-saudaraku, dan keluarga yang telah senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.

Akhirnya terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Tuhan senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.

Medan, Juni 2013 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KERANGKA TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 10 A. Kerangka Teoritis ... 10

1. Hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 37

2. Hubungan antara Budaya Kerja dengan Kinerja Guru... 38

3. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru... 38

4. Hubungan antara Supervisi Kepala Sekolah, Budaya Kerja, dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru... 39

D. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 42

B. Metode Penelitian ... 42

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 42

D. Populasi dan Sampel... 44

(9)

F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 54

G. Hipotesis Statistik ... 62

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 64

A. Deskripsi Data Penelitian... 64

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 68

C. Uji Persyaratan Analisis... 71

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 81

E. Temuan Penelitian ... 85

F. Pembahasan Penelitian ... 88

G. Keterbatasan Penelitian... 91

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Implikasi ... 95

C. Saran ... 97

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian... 44

3.2 Sampel Penelitian ... 46

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kinerja Guru ... 47

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Supervisi Kepala Sekolah ... 48

3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Kerja ... 49

3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Kerja ... 50

4.1 Ringkasan Karakteristik Data Variabel Penelitian ... 64

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ... 65

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Supervisi Kepala Sekolah ... 66

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja ... 67

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ... 68

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru... 69

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Supervisi Kepala Sekolah... 69

4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Kerja ... 70

4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja ... 71

4.10 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 72

4.11 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 73

4.12 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 75

4.13 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 77

4.14 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian... 78

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Paradigma Penelitian ... 41

3.1 Penentuan Jumlah Sampel Dengan Nomogram Harry King ... 45

4.1 Histogram Skor Kinerja Guru... 65

4.2 Histogram Skor Supervisi Kepala Sekolah... 66

4.3 Histogram Skor Budaya Kerja... 67

4.4 Histogram Skor Motivasi Kerja... 68

4.5 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y ... 73

4.6 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y ... 74

4.7 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y ... 76

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket... 103

2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Kinerja Guru ... 112

3. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Kinerja Guru... 113

4. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kinerja Guru... 115

5. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Supervisi Kepala Sekolah ... 117

6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Supervisi Kepala Sekolah... 118

7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Supervisi Kepala Sekolah.... 120

8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Budaya Kerja... 122

9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Budaya Kerja... 123

10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Budaya Kerja... 125

11. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Motivasi Kerja... 127

12. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Motivasi Kerja... 128

13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Kerja... 130

14. Data Variabel Penelitian ... 132

15. Perhitungan Distribusi Frekuensi... 153

16. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian ... 161

17. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 163

18. Uji Normalitas Variabel Penelitian... 179

19. Uji Homogenitas Varians Data ... 189

20. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda Variabel Supervisi Kepala Sekolah, Budaya Kerja, dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru ... 204

21. Uji Independen Antar Variabel Bebas... 208

22. Perhitungan Korelasi Sederana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 211 23. Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ... 214

24. Perhitungan Korelasi Ganda antara Supervisi Kepala Sekolah, Budaya Kerja, dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru ... 227

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan

ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara

bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas

baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari

pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem

pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator

menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan

sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan

pembangunan.

Sardiman (2005:125) mengemukakan guru adalah salah satu

komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan

dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di

bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan

(14)

2

pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing

yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Guru merupakan salah satu sumber daya manusia yang penting dan

sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Guru adalah sosok yang

mempunyai pengaruh dominasi dalam menentukan mutu pendidikan. Hal ini

dapat dikaji dari Guru itu sendiri antara lain dari faktor kualifikasi dan

kinerjanya. Kinerja guru yang mantap akan mampu mendukung mutu

pendidikan di sekolah. Mathis (2002:78), mengungkapkan bahwa kinerja pada

dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan seseorang.

Sedangkan Soetrisno (2010:172) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja

seseorang dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerjasama

untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan organisasi. Seseorang anggota

organisasi mengemban suatu tanggung jawab tertentu sebagai bagian dari

tanggung jawab yang disebarkan organisasi. Tanggung jawab individu di

dalam organisasi harus tepat dan jelas. Jika tanggung jawab tidak jelas, maka

kinerja seseorang tidak akan dapat diukur dengan tepat. Dengan demikian

orang harus benar-benar mengerti dan memahami tanggung jawab yang

dibebankan kepadanya agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

dengan baik. Sagala (2009:180) mengemukakan bahwa kinerja merupakan

suatu fungsi motivasi dan kemampuan menyelesaikan tugas atau pekerjaan,

seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.

Kondisi kinerja guru khususnya pada guru SD Swasta di Kecamatan

(15)

3

peneliti dapatkan dari Pengawas SD Kecamatan Medan Petisah, di antaranya:

(1) sebanyak 60% guru kelas meminta siswa menulis materi di depan kelas

tanpa mengawasi; (2) 45% guru kelas tidak pernah mendiskusikan

penyelesaian tugas rumah di depan kelas; (3) 50% guru sering meninggalkan

kelas ketika siswa mulai menulis materi pelajaran di papan tulis; (4) 80% guru

tidak memperbaharui RPP nya; dan (5) 70% guru membuat laporan hasil

belajar semesteran siswa ketika diminta. Hal-hal ini mengindikasikan bahwa

guru belum bekerja dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Dari informasi ini, kinerja guru harus ditingkatkan dengan harapan

dapat menghasilkan lulusan yang baik nantinya. Kondisi tersebut di atas dapat

diperbaiki bila ada peran serta kepala sekolah dalam memperbaiki kinerja

guru-gurunya. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dapat melakukan

evaluasi secara rutin dan terprogram untuk mengetahui sejauhmana kinerja

guru dalam proses belajar mengajar.

Sehubungan dengan adanya masalah kinerja guru, Sudrajat (2005)

menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, yang

pada dasarnya ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini

faktor internal terdiri dari: (1) pendidikan; (2) motivasi; (3) kepuasan kerja;

(4) komitmen; dan (5) etos kerja. Sedangkan faktor eksternal, yakni:

(1) tingkat penghasilan; (2) lingkungan kerja; (3) hubungan antar manusia;

(16)

4

Universitas Lampung, menunjukkan bahwa budaya organisasi,

kepemimpinan, kepuasan kerja, motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap

kinerja dosen (http://www.pustakailmiah.unila.ac.id/2012/10/26 diunduh

tanggal 28 Oktober 2012 pukul 17.10 WIB). Dari penelitian ini, dapat

dikatakan bahwa kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh

kepemimpinan, budaya kerja, dan motivasi kerja.

Dalam konteks organisasi sekolah, kepala sekolah sebagai pengelola

pendidikan mempunyai tugas yang tidak mudah. Tugas kepala sekolah yang

selain mengatur dan membuat kebijakan di sekolah, juga bertugas mengawasi

dan mengevaluasi kinerja guru. Hasil penelitian Indrawati (2010) menyatakan

bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah dapat menjaga kinerja guru.

Supervisi yang dilakukan kepala sekolah dapat berupa pengawasan terhadap

kemampuan guru mengajar di kelas.

Dalam menjalankan tugas mengajar di kelas, kinerja guru juga

ditentukan budaya kerja. Hasil penelitian Semmaila (2008) mengungkapkan

bahwa budaya kerja mempengaruhi kinerja guru. Budaya kerja sangat

menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu

tidak dapat dilakukan dan diwujudkan (Sallis, 2006:170). Kuatnya budaya

kerja akan terlihat dari bagaimana guru memandang budaya kerja sehingga

berpengaruh terhadap perilaku yang digambarkan memiliki motivasi, dedikasi,

kreativitas, kemampuan dan komitmen yang tinggi.

Keutamaan pengaruh (influence) budaya kerja bukanlah semata-mata

(17)

5

(trigger) yang dapat memberi inspirasi terhadap para guru dan guru, sehingga

inisiatif dan kreativitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan

kinerjanya, (Yuniarsih dan Suwatno, 2008:166). Penelitian yang dilakukan

Kurnain (2006) mengungkapkan bahwa produktivitas kerja guru dapat

dipengaruhi oleh motivasi kerja. Motivasi kerja yang ada pada seseorang akan

mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran

kepuasan. Supardi dan Anwar (2004:47) mengatakan motivasi adalah keadaan

dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Siagian

(2002:255), menyatakan bahwa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya

pada umumnya adalah sesuatu yang mempunyai arti penting bagi dirinya

sendiri dan bagi instansi. Menurut Heidjachman dan Husnan (2003:197),

motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar

melakukan sesuatu yang kita inginkan. Untuk membangun produktivitas dan

motivasi pekerja ada dua hal yang harus dilakukan: pertama, carilah

pembayaran pekerjaan individual seseorang; dan kedua, bantu mereka

mencapai pembayaran untuk setiap tugas tambahan yang diberikan sehingga

baik kebutuhan instansi maupun individu tercapai (Timpe, 1999: 61).

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: hubungan antara supervisi kepala sekolah, budaya

(18)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) bagaimana

kinerja guru SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah? (2) Faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi kinerja guru SD Swasta? (3) Apakah faktor

pendidikan mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD Swasta?

(4) Apakah faktor motivasi mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD

Swasta? (5) Apakah faktor kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan

kinerja guru SD Swasta; (6) Apakah faktor kepemimpinan kepala sekolah

mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD Swasta; (7) Apakah faktor

komitmen mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD Swasta; (8) Apakah

faktor etos kerja mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD Swasta;

(9) Apakah faktor tingkat penghasilan mempunyai hubungan dengan kinerja

guru SD Swasta; (10) Apakah faktor lingkungan kerja mempunyai hubungan

dengan kinerja guru SD Swasta; (11) Apakah faktor hubungan antar manusia

mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD Swasta; (12) Apakah faktor

supervisi kepala sekolah mempunyai hubungan dengan kinerja guru SD

Swasta; (13) Apakah faktor budaya kerja mempunyai hubungan dengan

kinerja guru SD Swasta.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, namun dalam

(19)

7

sekolah, budaya kerja, dan motivasi kerja dengan kinerja guru SD Swasta.

Subjek penelitian ini dibatasi pada guru-guru SD Swasta di Kecamatan Medan

Petisah Kota Medan.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja

guru SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?

2. Apakah terdapat hubungan antara budaya kerja dengan kinerja guru SD

Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?

3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD

Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?

4. Apakah terdapat hubungan antara supervisi kepala sekolah, budaya kerja,

dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Swasta di

Kecamatan Medan Petisah Kota Medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SD Swasta

(20)

8

3. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD Swasta di

Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.

4. Hubungan antara supervisi kepala sekolah, budaya kerja, dan motivasi

kerja dengan kinerja guru SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota

Medan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

peningkatan kinerja guru dan sebagai masukan atau informasi bagi instansi

dalam peningkatan kinerja guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam

peningkatan mutu pendidikan.

2) Sebagai bahan masukan dalam melihat keterhubungan antara

supervisi kepala sekolah, budaya kerja, dan motivasi kerja dalam

upaya meningkatkan kinerja guru.

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan supervisi kepala

sekolah, budaya kerja, dan kepuasan guru selama berada di kelas

(21)

9

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan kinerja

guru.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kinerja guru dalam

mengajar, mengingat kinerja guru dapat dipengaruhi oleh supervisi

(22)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara supervisi kepala

sekolah dengan kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan Medan

Petisah Kota Medan, artinya semakin baik supervisi kepala sekolah maka

semakin baik juga kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan Medan

Petisah Kota Medan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya kerja

dengan kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota

Medan, artinya semakin baik budaya kerja maka semakin baik juga

kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara antara motivasi

kerja dengan kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah

Kota Medan, artinya semakin baik motivasi kerja maka semakin baik

juga kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan Medan Petisah Kota

Medan.

4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara supervisi kepala

sekolah, budaya kerja, dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan

(23)

95

artinya semakin baik supervisi kepala sekolah, budaya kerja, dan motivasi

kerja maka semakin baik juga kinerja guru pada SD Swasta di Kecamatan

Medan Petisah Kota Medan.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan supervisi kepala

sekolah. Dalam hal ini supervisi kepala sekolah merupakan bantuan

akademis yang diberikan kepala sekolah supaya guru lebih profesional

dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja guru. Peningkatan kinerja guru

dilakukan dengan menindaklanjuti hasil supervisi dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru. Hasil supervisi yang dilakukan kepala

sekolah dapat menjadi bahan masukan dalam peningkatan kinerja guru.

Kepala sekolah bersama guru harus menindaklanjuti hasil supervisi untuk

mendapat perbaikan pengajaran di kemudian hari. Dengan tindak lanjut

hasil supervisi kepala sekolah maka kinerja guru dapat ditingkatkan.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan budaya kerja.

(24)

96

kerja dapat dilakukan dengan membuat peraturan yang harus dilakukan

setiap guru, baik ketika mengajar di kelas maupun di luar kelas. Dengan

perbaikan perilaku kerja guru di sekolah, akan memperbaiki budaya kerja di

sekolah ke arah yang lebih baik.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja.

Dalam hal ini motivasi kerja merupakan dorongan seorang guru untuk

melakukan suatu pekerjaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan guna

peningkatan kinerja guru. Peningkatan kinerja guru melalui motivasi kerja

dapat dilakukan dengan memanfaatkan umpan balik yang konkrit dari setiap

kegiatan mengajar yang dilakukannya. Umpan balik yang dilakukan guru

dari setiap kegiatan mengajarnya, akan memotivasi guru dalam

merencanakan pengajaran yang lebih baik lagi di kelas.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan supervisi kepala

sekolah, budaya kerja, dan motivasi kerja. Dalam hal ini kinerja guru

merupakan unjuk kerja guru dalam melakukan tugas sehari-hari di sekolah.

Perbaikan kinerja guru dapat dilakukan dengan memperbaiki perencanaan

pembelajaran di kelas. Perbaikan perencanaan pembelajaran di kelas dapat

dilakukan memperhatikan hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah.

Selain itu guru juga harus dapat memotivasi dirinya dalam mengajar di

kelas dengan memperhatikan umpan balik dari setiap pengajaran di

(25)

97

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan supervisi kepala sekolah, diharapkan yayasan sekolah

bersedia menindaklanjuti hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah

terhadap guru. Hasil supevisi dari kepala sekolah terhadap guru harus dapat

digunakan untuk peningkatan profesionalisme guru.

2. Untuk meningkatkan budaya kerja, diharapkan pihak sekolah membuat

peraturan yang mengatur bagaimana guru berperilaku di sekolah. Hal ini

dikarenakan perilaku guru yang baik dapat menumbuhkan budaya kerja

yang baik pula. Perilaku yang baik dari guru, biasanya ditunjukkan dengan

dikedepankannya saling hormat dan menghargai sesama guru di sekolah.

Setiap guru selalu membantu kesulitan yang dihadapi guru lainnya. Dengan

adanya perilaku yang baik diharapkan budaya kerja akan tumbuh ke arah

yang baik, yang nantinya dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah.

3. Untuk meningkatkan motivasi kerja, diharapkan pihak sekolah menyarankan

guru untuk bersedia menerima masukan dari kepala sekolah dan rekan

sejawat dalam upaya memperbaiki pengajarannya di kelas. Setiap masukan

(umpan balik) dari proses pengajaran yang dilakukan guru di kelas,

(26)

98

4. Untuk meningkatkan kinerja guru, disarankan pihak sekolah berkeinginan

untuk melakukan perbaikan dalam hal supervisi kepala sekolah, budaya

kerja, dan motivasi kerja. Untuk meningkatkan kinerja guru, pihak sekolah

harus dapat mengevaluasi setiap hasil supervisi kepala sekolah dan

memperhatikan budaya kerja.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara

supervisi kepala sekolah, budaya kerja, dan motivasi kerja dengan kinerja

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Amnuai dan Ndraha, T. 2003. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: BKU Ilmu Pemerintahan Kerjasama IIP-Unpad

Anwar, Q dan Sagala, HS. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta

_________________. 2008. Prosedur Penelitian Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Bernardin, JH. and Russel, JEA. 1993. Human Resource Management, An Experiential Approach. New York: McGraw Hill Book

Daryanto, A & Daryanto, K.S. 2005. “Model Kepemimpinan dan Pemimpin Agrobisnis Masa Depan”. Diakses dari http://www.pemimpin masadepan.com/index.pnp/Dcetak/0604/243322.htm tanggal 20 Oktober 2012

Nawawi, Hadari. 1995. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gunung Agung

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Handoko, T. Hani. 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Indrawati, Lilik. 2010. “Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Modern Surya Jaya – Divisi Pemancangan Krian - Sidoarjo”. Jurnal Bisnis Perspektif, Vol. 2, No. 1, Januari 2010

(28)

100

Manullang, Marihot. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yokyakarta: BPFE

Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba Empat

Mulyasa, E. 2004.Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

_________. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behavior 10th Edition. New Jersey:

Prentice Hall

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Sallis, Edward. 2006. Total Quality Management in Education - Edisi Indonesia

Cetakan III. Jogjakarta: IRCiSoD

Semmaila, Baharuddin. 2008. “Karakteristik Individu, Sosial Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Industri Kecil di Kota Makasar”.Ekuitas Vol. 12 No. 4 Desember 2008

Siagian, Sondang. 2002. Organisasi, Kepemimpinan, dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung

Soetrisno, Edy. 2010.Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Sopiah. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Timpe. A. Dale. 1999. The Art and Science of Business Management Performance. Kend Publishing Inc.

Triguno. 2004. Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja.Jakarta: Golden Trayon Press

(29)

101

West, M.A. 2000. Mengembangkan Kreativitas Dalam Organisasi. Yogyakarta: Kanisius

(30)

102

A

Amstrong (1998

Heidjachman dan Husnan (2003:197) Poerwadarminta, 1995

Ruky (2002

Sahertian (2004:53) Sardiman (2005

Supardi dan Anwar (2004:47) Suyadi, 2000

Gambar

TabelHalaman
GambarHalaman

Referensi

Dokumen terkait

Dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal berikut ini. 1) Penelitian bertumpu pada leksikon perkakas pertanian tradisional bahasa Sunda

Skripsi yang berjudul : Sekolah Responsif Gender di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Sragen: Kajian Pemenuhan Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender adalah karya sendiri dan bebas

[r]

dijalankan. Dilihat dari aspek pasar, usaha ini memiliki peluang pasar yang cukup besar karena permintaan ikan maanvis di Vizan Farm cukup tinggi. Berdasarkan

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Persoalan yang sering muncul dalam pengaturan kewenangan bidang perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogyakarta & Kabupaten Sleman) adalah dalam

[r]

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR