• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI TABUNG DAN KERUCUT DI KELAS VIII SMP KARYA SEDAR SIBIRU-BIRU T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI TABUNG DAN KERUCUT DI KELAS VIII SMP KARYA SEDAR SIBIRU-BIRU T.A 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DAN MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA PADA MATERI TABUNG DAN KERUCUT DI KELAS VIII SMP KARYA SEDAR SIBIRU-BIRU

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Joni Posta Perangin-Angin NIM. 408311024

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kasihatas

segala kasih dan berkat-Nya yang berlimpah sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dan Menggunakan Alat Peraga

Pada Materi Tabung dan Kerucut di Kelas VIII SMP Karya Sedar Sibiru-biru T.A

2012/2013 ”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak, Drs.W.L. Sihombing,

M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian hingga

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si, Bapak Prof, Dr.P. Siagian, M.Pd dan Bapak

Drs.M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen penguji / pemberi saran yang telah

memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana

penelitian hingga sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs.W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen

Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan

Matematika, Bapak Drs. Zul Amri, M.Pd sebagi Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan

terima kasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah dan Guru bidang studi

Matematika di SMP Swasta Karya Sedar Sibiru-biru yang telah memberikan izin,

dan untuk mengadakan penelitian dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Istri saya tercinta

SRY YANTI PURBA yang selalu menemani dan jg memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga yang teristimewa Ayahanda tercinta

(4)

mengasuh, membesarkan, dan mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan S-1.

Dan Mertua saya (Aner Panden Purba) dan (Sohma br. Sinaga) yang turut

mendukung dan memotivasi saya dalam mengerjakan Skripsi ini, Serta Kakak

Muliana , Ertin Fitria, Abang Irwanta , Fernando, silih Insan, Andi, lae Anri, Lae

Candika dan Keponakan Nurhayati, Elsa Bina, Cori, mano hara, fani dan

Irma,serta seluruh keluarga besar yang sudah berdoa dan memberikan dukungan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Tidak lupa penulis terima kasih atas saran, motivasi dan kenangan masa

kuliah yang tidak terlupakan kepada teman-teman terdekatku khususnya “LENKBAND COMMUNITY FC” meliputi Antonius Simbolon, S.Pd, Boin Napit, S.Pd, Christian P. Manik, S.Pd, Dedi, Deyos Simorangkir, S.Pd, Didik

Napitupulu, Dr. Frans Siagian, Inra Hasibuan, Ricki M. Butar-butar, S.Pd, Juli

Manroe, Reza Lubis, S.Pd, Richard, Swandy Simanjorang, Zakaria Nasution,

S.Pd, dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika stambuk 2008.

Ucapan terima kasih kepada Irma, Yeni, Marni dan Frans yang telah menjadi

sahabat setia yang memberikan motivasi dan kepercayaan diri. Ucapan terima

kasih kepada MENWA SATYA NAGARA UNIMED yang senantiasa memberi

didikan dan pendirian yang kuat serta mendoakan dan memotivasi penulis untuk

selalu sukses.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini, semoga isi skripsi ini

bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, 3 September 2013

Penulis

Joni Posta Perangin-angin

(5)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJARMATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

DAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI TABUNG DAN KERUCUT DI KELAS VIII

SMP KARYA SEDAR SIBIRU-BIRU T.A 2012/2013

JONI POSTA PERANGIN-ANGIN (408311024) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Karya Sedar Sibiru-biru dengan penerapan metode penemuan terbimbing dan menggunakan alat peraga dalam mempelajari materi tabung dan kerucut Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Karya Sedar Sibiru-biru yang berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi tabung dan kerucut melalui pembelajaran metode penemuan terbimbing dengan alat bantu alat peraga. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi dan wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran metode penemuan terbimbing yang disertai alat peraga, lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran dan keaktifan siswa selama proses penerapan pembelajaran metode penemuan terbimbing yang disertai alat peraga dan wawancara digunakan untuk mengetahui apa saja kesulitan belajar siswa.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari siklus I dengan pemberian tes awal yang bertujuan untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam mempelajari tabung dan kerucut. Setelah ditemukannya permasalahan, maka dilanjutkan dengan pemberian alternatif pemecahan (perencanaan), pelaksanaan tindakan, observasi, analisis data, dan refleksif.

Hasil yang diperoleh berdasarkan paparan data terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan rata-rata tes awal siswa adalah 45,17 dengan ketuntasan klasikal 32,14%. Setelah diberi tindakan I dengan menerapkan pembelajaran metode penemuan terbimbing yang disertai alat peraga nilai rata-rata tes hasil belajar I menjadi 67,32 dengan ketuntasan klasikal 71,43% ini berarti terjadi peningkatan 39,29% dari tes awal. Kemudian setelah diberikan tindakan II diperoleh rata-rata nilai tes hasil belajar II 76,43 dengan ketuntasan klasikal 89,29% ini menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 17,86% dari tes hasil belajar I.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1.Kerangka Teoretis 8

2.1.1. Hakekat Belajar 8

2.1.1.1.Pengertian Belajar 8

2.1.1.2.Factor-faktor yang mempengaruhibelajar 9

2.1.1.3.Prinsip-prinsip Belajar 11

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 11

2.1.3. Hakekat Matematika 12

2.1.4. Pemelajaran Matematika 13

2.1.5. Kesulitan Belajar Matematika 14

2.1.6. Pengertian hasil belajar matematika 17

(7)

2.1.8. Metode mengajar 21

2.1.8.1.Metode ceramah 21

2.1.8.2.Metode PenemuanTerbimbing 24

2.1.9. Alat Peraga 30

2.1.10.Alat Peraga Dalam Pengajaran Matematika 31

2.1.11.Efektivitas Pembelajaran 33

2.1.12.Tinjauan Tentang Materi Bangun Ruang 36

2.1.11.1. Tabung 36

3.4.Jenis Dan Pendekatan Penelitian 45

(8)

4.1.4.Deskripsi Hasil Penelitian 56

4.1.5. Refleksi I 60

4.2 Siklus II 62

4.2.1. Tahap Perencanaan Tindakan II 62

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 62

4.2.3.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 64

4.2.4. Refleksi II 68

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V. Kesimpulan dan Saran 71

5.1. Kesimpulan 71

5.2. Saran 72

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gambar Tabung 36

Gambar 2.2 Gambar Tabung Dan Rangkaian Nya 36

Gambar 2.3 Gambar Kerucut 38

Gambar 2.4 Gambar Kerucut dan Rangkaianya 38

Gambar 2.5 Gambar Tabung dan Kerucut 40

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I(Siklus I) 75

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ii (Siklus I) 78

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 81

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 83

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 103

Lampiran 14. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 106

Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 107

Lampiran 16. Soal Tes Hasil Belajar II 108

Lampiran 17. Penyelesaian dan Kriteria Tes Hasil Belajar II 109

Lampiran 18. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 113

Lampiran 19. Validasi Tes Belajar I 115

Lampiran 20. Validasi Tes Belajar II 118

Lampiran 21. Lembar Observasi Proses Pembelajaran 121

(11)

Lampiran 29. Hasil Wawancara 136

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, yaitu suatu

kegiatan yang mencerminkan adanya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa

yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pengajaran dilakukan. Dalam proses belajar mengajar, peranan guru adalah

menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dalam suatu situasi

tertentu dan yang berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.

Pada umumnya tujuan guru dalam proses belajar mengajar adalah

bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa

secara tuntas. Hal ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh

guru. Kesulitan itu dikarenakan siswa tidak hanya sebagai individu dengan segala

keunikannya, tetapi juga sebagai makhluk sosial dengan kepribadian yang berbeda

–beda. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suryabrata (2004 : 77) : “anak – anak didik itu berlainan kepribadiannya”. Karakter siswa yang berbeda – beda

didasarkan pada tiga aspek yaitu intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga

aspek ini mengakibatkan sikap dan tingkah laku siswa bervariasi, sesuai dengan

pernyataan Djamarah (2007 : 1) bahwa :

“Aspek intelektual, psikologis, dan biologis yang terdapat pada diri peserta didik diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan

tingkah laku siswa di sekolah”.

Karakter siswa yang berbeda – beda menjadi acuan bahwa setiap siswa

memiliki kemampuan dasar, bakat, dan kesempatan belajar yang berbeda – beda.

Kebanyakan guru menyampaikan pelajaran tidak memperhatikan perbedaan yang

dimiliki siswa, karena pada umumnya tujuan utama guru adalah materi pelajaran

dapat dituntaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Sehingga

penguasaan siswa khususnya pelajaran matematika masih rendah. Hal ini sejalan

dengan yang dikatakan Noor (2007) mengatakan bahwa :Prestasi matematika

(13)

Singapura. Prestasi Indonesia 411, Malaysia prestasinya 508, dan Singapura 605.

Bila nilai tersebut dikelompokkan, nilai 400-474 termasuk rendah, 475-549

termasuk menengah, 550-624 termasuk tinggi, dan 625 termasuk tingkat

lanjut.Nilai tersebut merupakan hasil analisis pelaksanaan Trends in International

Mathematics and Science Study yang dilakukan Frederick KS Leung dari The

University of Hong Kong.

Prestasi matematika siswa yang rendah menggambarkan mutu pendidikan

yang masih rendah yang tampak dari lulusan di berbagai jenjang pendidikan

formal. Hal ini tercermin dalam pernyataan Djamarah dan Zain (2002 : 9) yang

menyatakan bahwa :

Untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing melawan bangsa – bangsa lain dan bekerja sama secara sederajat dengan mereka. Masalah mutu pendidikan kita masih relatif rendah. Keluhan masih rendahnya mutu pendidikan masih kita dengar di sekolah – sekolah. Rendahnya mutu pendidikan tampak dari lulusan dihampir semua jenjang pendidikan formal.

Materi kajian matematika yang abstrak tentunya selalu menuntut pola pikir

yang deduktif dan konsisten, hal ini telah membuat matematika menjadi salah satu

mata pelajaran yang sukar untuk dipelajari. Demikian hal ini juga dapat dilihat

ketika peneliti melakukan observasi kesalah satu sekolah di sibiru-biru, terlihat

banyak sekali siswa yang tidak berminat dalam mempelajari matematika. Hal ini

dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa kelas VIII SMP Karya sedar

Sibiru-biru sebelumnya pada sub pokok bahasan tabung dan kerucut. Dari hasil

wawancara dengan salah satu guru matematika di sekolah menyatakan bahwa

hasil belajar siswa SMP kls VIII masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai ulangan harian siswa terkhusus pada materi tabung dan kerucut. Nilai

rata-rata yang diperoleh hanya mencapai 56 atau berada pada kategori rendah,

sedangkan ketuntasan belajar adalah 65%. Dan hasil wawancara dengan seorang

guru bidang studi matematika SMP karya Sedar Sibiru-biru ibu Muliana Br

Bangun mengatakan: Adapun beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam

(14)

 Menghitung unsur-unsur tabung jika volumenya diketahui

 Menghitung unsur-unsur kerucut jika volumenya diketahui

 Menghitung luas permukaan tabung jika volumenya diketahui

 Menghitung luas permukaan kerucut jika volumenya diketahui

Salah satu yang menyebabkan rendahnya kemampuan matematika dari

siswa tersebut dikarenakan banyaknya siswa yang tidak memahami

konsep-konsep matematika yang diajarkan oleh guru. Seperti dalam Ruseffendi (1993:3)

yang mengatakan bahwa : “Kelemahan dari pengajaran matematika tradisional itu adalah terlalu memaksa siswa untuk menghapal tetapi tidak untuk mengerti”. Ini

mungkin terjadi karena guru terlalu mendominasi peserta didik dalam mengajar,

sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat kurang,

yang mengakibatkan siswa banyak menghapal dan menyebabkan pemahaman

materi sangat minim. Padahal dalam pembelajaran matematika siswa dituntut

selalu berperan aktif agar dapat memahami konsep matematika itu dengan mudah.

Menurut Ahmad Asyhadi (www.lpmpkalteng.net) :

“ Masih banyak guru yang melakukan proses belajar mengajar sangat

monoton. Metode yang kerap mereka gunakan adalah metode ceramah atau pemberian satu arah secara verbal saja dengan media papan tulis dan kapur/spidol.Hal itu disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu:

1.Sekolah sudah mempunyai alat peraga tetapi belum memanfaatkannya secara optimal.

2.Sekolah sama sekali belum memiliki alat peraga.

3.Sekolah telah memiliki alat peraga namun belum memadai tempat, kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu seringkali pembelajaran

matematika menjadi tidak menarik dan membosankan”.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan siswa, dalam hal ini untuk mengkonkritkan hal yang abstrak tersebut

adalah dengan menggunakan alat peraga. Ahmad Asyhadi (www.lpmpkalteng.net)

mengatakan :

“Untuk dapat menanamkan secara baik pemahaman konsep-konsep matematika diperlukan kekonkritan karena konsep-konsep pelajaran matematika itu memiliki sifat yang abstrak, maka diperlukan benda-benda yang menjadi perantara atau alat peraga yang berfungsi untuk mengkonkritkan, sehingga fakta-faktanya menjadi jelas dan mudah

(15)

Agar pemahaman konsep matematika berkembang, maka siswa perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Suatu keyakinan bahwa

anak belajar melalui dunia nyata dan dengan memanipulasikan benda-benda nyata

sebagai perantaranya. Bruner (dalam Tim Laboratorium Jurusan Matematika

2006: 1) mengatakan bahwa:

“Bagi anak yang berumur antara 7 s.d 17 tahun, untuk mendapat daya

tangkap dan daya serapnya yang meliputi ingatan, pemahaman dan penerapan masih memerlukan mata dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati, sedang tangan berfungsi untuk meraba. Dengan demikian dalam pendidikan matematika dituntut adanya benda-benda konkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika”.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada siswa baik yang

berasal dari dalam diri siswa maupun yang dari luar. Seperti yang dikatakan

Hudojo (1988:6) bahwa :

“Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar matematika adalah

peserta didik, pengajar, sarana, dan penilaian”. Faktor-faktor ini saling terkait dimana faktor guru dan peserta didik menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam proses belajar. Salah satunya yang ditekankan penulis adalah metode mengajar yang digunakan guru.

Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode yang baik adalah

metode apa yang sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari oleh anak didik

tersebut, sebab dapat terjadi suatu metode cocok untuk pokok bahasan tersebut,

tetapi tidak cocok untuk pokok bahasan lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh

Djamarah (2006:3) bahwa : “Dengan demikian bahwa menggunakan metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari oleh

anak/peserta didik”.

Dari berbagai jenis metode pembelajaran, salah satu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah metode penemuan

terbimbing. Dengan penerapan metode penemuan terbimbing ini para siswa

diajarkan untuk menggunakan ide konsep dan keterampilan yang sudah mereka

pelajari untuk menemukan pengetahuan baru dengan pengetahuan guru sebagai

(16)

pembelajaran dan dengan bimbingan guru diarahkan untuk menemukan suatu

pencapaian yang dituju. Dalam metode penemuan terbimbing ini, siswa

diharapkan dapat berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah dari bahan

yang sedang dipelajarinya. B. Suryosubroto (1997: 163) mengatakan:

“Penggunaan metode mengajar yang sesuai merupakan upaya untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang salah satunya dengan menggunakan metode penemuan, karena metode penemuan ini melibatkan siswa dalam belajar, berfikir dan mengingat

lebih lama”.

Dengan menggunakan metode penemuan terbimbing ini, para siswa

diarahkan untuk menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka

pelajari untuk menemukan pengetahuan baru dengan bantuan guru sebagai

fasilitator, sebagai hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan.

Seperti yang diungkapkan oleh Suryosubroto (1997:191) bahwa : “Dengan

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri maka hasil yang diperoleh akan setia dan

tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak”. Dengan penemuan yang

dilakukan sendiri oleh siswa atas bantuan guru, diharapkan dapat memperbaiki

kesalahan dan kesulitan siswa dalam mempelajari materi pelajaran, khususnya

pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung yaitu pada tabung dan kerucut.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk meningkatkan

hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing dan disertai alat peraga. Dengan mencoba melakukan penelitian

(17)

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat

di identifikasikan dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Hasil belajar matematika siswa SMP kelas VIII masih rendah, khususnya

pada materi tabung dan kerucut.

3. Siswa lebih banyak pasif selama berlangsungnya proses pembelajaran,

4. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan tabung dan

kerucut,

5. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan unsur-unsur tabung dan

kerucut jika volumenya diketahui.

1.3.Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka

perlu adanya pembatasan masalah agar masalah dalam penelitian ini lebih jelas

dan terarah. Dalam penelitian ini masalah yang timbul dibatasi pada penerapan

pembelajaran metode penemuan terbimbing dan menggunakan alat peraga sebagai

upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi tabung dan

kerucut di kelas VIII SMP Karya Sedar sibiru-biru.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan

maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menerapkan pembelajaran metode penemuan terbimbing dan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

pada materi tabung dan kerucut di kelas VIII SMP Karya Sedar Sibiru-biru

(18)

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran metode penemuan terbimbing dan

menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

pada materi tabung dan kerucut di kelas VIII SMP Karya Sedar Sibiru-biru

Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat

bermanfaat untuk :

1. Bagi guru, memberikan informasi dalam memperluas pengetahuan

mengenai pengajaran metode penemuan terbimbing dalam membantu

siswa dalam memahami konsep tabung dan kerucut,

2. Bagi siswa, melalui pengajaran penemuan terbimbing diharapkan terbina

sikap belajar yang positif dan kreatif sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa pada pokok bahasan tabung dan kerucut,

3. Menjadi bahan masukan dan dimanfaatkan oleh praktisi pendidikan dalam

menentukan alternatif metode dalam proses belajar mengajar,

4. Bagi sekolah, sebagai informasi dalam rangka perbaikan pengajaran pada

sekolah tempat dilaksanakannya penelitian ini khususnya dan sekolah lain

pada umumnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika

belajar siswa.

5. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan sebagai calon

(19)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah

sebagai berikut:

Hasil belajar matematika siswa SMP Karya Sedar Sibiru-biru kelas VIII

tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat dengan menerapkan pembelajaran

metode penemuan terbimbing. Pada tes awal yang diberikan kepada siswa

persentasi hasil belajar secara klasikal hanya 32,14 % dengan nilai rata-rata 43,17

setelah diberikan tindakan Pada siklus I persentase hasil belajar siswa secara

klasikal meningkat menjadi 71,43% dengan nilai rata-rata kelas 67,32

peningkatan hasil belajar dari tes awal ke siklus I mencapai 39,29%. Ilihat dari

syarat ketuntasan klasikal siswa bahwa pada siklus I belum mencapai ketuntasan

klasikal, sehingga masih perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus I yang

dilanjutkan pada siklus ke dua.

Di akhir siklus II hasil belajar siswa secara klasikal 89,29% dengan nilai

rata-rata siswa 76,43. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus

I dan siklus II adalah 17,86%. Berasarkan nilai ketuntasan klasikal siswa maka

ketuntasan klasikal paa siklus ke II ini sudah mencapai syarat ketuntasan klasikal

sehingga pekerjaan berhenti. Jadi dapat disimpulkan berarti melalui penggunaan

metode penemuan terbimbing yang disertai alat peraga dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa SMP Karya Sedar Sibiru-biru Tahun Ajaran

(20)

76

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran

yaitu:

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi tabung dan kerucut

hendaknya guru dapat melakukan pengajaran dengan menggunakan metode

penemuan terbimbing yang disertai alat peraga sebagai alternatif untuk

mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi tabung

dan kerucut, sehingga siswa lebih aktif dan mengetahui apa yang harus

dilakukan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.

2. Kepada siswa, diharapkan untuk lebih aktif, berpikir kritis dan bekerjasama

agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama

dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan

kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat memodifikasi objek

(21)

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (1999), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah., (2006), Strategi Belajar Mengajar , Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, (2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA UNIMED.

Hudojo, Herman., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Penerbit Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Roestiyah., (2001), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Asyhadi, Ahmad, (2007), Pengenalan Laboratorium Matematika di Sekolah; tersedia pada http//www.indomedia.com, diakses 28 Februari 2008.

Djamarah, Saiful Bakri, (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Faturrahman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobri, (2007), Strategi Belajar Mengajar, Refika Aditama, Bandung.

Hudojo, Herman, (1990), Strategi Belajar Mengajar Matematika, IKIP Malang, Malang.

Lubis, Asrin, (2006), Strategi Belajar Mengajar Matematika,Unimed, Medan.

Purba, Edward, Simanjuntak, Nasrun, Rajab,M., Yusnadi, M., dan Rosdiana, (2005), Belajar dan Pembelajaran, Unimed, Medan.

Sanjaya,Wina,(2006), Strategi Pembelajaran, Prenada Mdia Group, jakarta. Suryosubroto, B., (2003), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta,

(22)

78

Tim Laboratorium Matematika, (2006), Alat Peraga Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Noor, firmansyah., (2007), http://www.groups.yahoo.com/group/pakguru online/message/594

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING (PJBL) ON STUDENT UNDERSTANDING AND CREATIVITY IN LEARNING GLOBAL WARMING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik probability sampling , yaitu teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada

Individu yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, ketika sedang menghadapi konflik dalam rumah tangga tidak akan menyalahkan pasangan atau orang lain atas konflik

Asam laurat merupakan asam lemak yang memiliki sifat antibakteri yang kuat dan komposisi asam lemak rantai panjang dan rantai sedang dengan perbandingan 4:1

Pakaian adat tradisional Lampung bila dicermati terdapat perbedaan antara lampung pesisir dengan lampung daratan tetapi pada dasar masih sama yaitu menggunakan

Begitu juga dengan anda yang sedang melakukan analisa untuk kepentingan advokasi maka anda dapat melakukan olah data sebagai argumen tandingan.. Bangunlah Argumen

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial

Sedangkan untuk pengendalian umum dapat dikatakan belum memadai karena 3 area pengendalian umum belum memadai yaitu: pengendalian atas sistem operasi, pengendalian atas