• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Kooperatif Tipe Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Mayahan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Kooperatif Tipe Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Mayahan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan, segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran, diharapkan guru dapat berperan sebagai motivator yaitu menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dan fasilitator serta dapat mamahami anak didik baik kegiatan fisik maupun mental. Hal ini akan menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran termasuk pembelajaran IPA.

(2)

terkandung dalam dimensi pendidikan IPA. Pada umumnya, siswa Sekolah Dasar kurang berminat terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam karena dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena harus membaca, menghitung dan menghafal materi. Pembelajaran IPA selama ini telah menjadi momok dari siswa SD hingga sekolah lanjutan. Hal ini sangat wajar, karena banyak konsep atau topik yang abstrak sehingga sulit diajarkan dan dipelajari oleh siswa. Apalagi sarana penunjang seperti alat peraga sulit didapatkan akan memperumit persoalan tersebut. Dengan kenyataan yang ada, jangan heran bila banyak guru merasa kesulitan dalam menentukan metode yang tepat dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak ini.

Menurut Agus Suprijono (2013: 163), indikator motivasi belajar

sebagaimana yang dijelaskan oleh Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peerta didik belajar dengan baik

(3)

Ketenangan sikap selama KBM berlansung pada pembelajaran IPA (47%), 8) Hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM, dapat dilihat dari 20 siswa kelas IV hanya terdapat 10 siswa (50%) yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Sedangkan sejumlah 10 siswa mendapatkan nilai kurang dari nilai KKM.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru kelas di SD N 2 Mayahan, guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kebanyakan masih menggunakan metode konvensional, khususnya pada pembelajaran IPA. Proses pembelajaran di SD N 2 Mayahan tersebut hanya berpusat pada guru dan tidak ada interaksi antara kedua belah pihak. Jadi proses pembelajaran kurang menyenangkan karena siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA.

Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Tohirin (2005: 122): "Kekurangan atau ketiadaan motivasi akan menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah."

(4)

yang memungkinkan kemudahan dalam tercapainya proses belajar mengajar. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Seorang guru tidak harus terpaku pada satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 85). Menurut Slameto (2010: 96) menyatakan jika guru hanya menggunakan satu metode saja, maka akan membosankan. Siswa tidak tertarik perhatiannya pada pelajaran.

Salah satu metode diantaranya adalah metode mengajar dengan berbagai model pembelajaran, artinya banyak bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang seimbang, dengan demikian siswa dituntut untuk belajar sendiri sehingga motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan sendirinya. Salah satu model pembelajaran yang berkembang dewasa ini diantaranya adalah model kooperatif tipe bamboo dancing.

(5)

guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.

Berdasarkan beberapa keterangan di atas ada beberapa permasalahan yang terjadi di kelas IV SD N 2 Mayahan dalam pembelajaran IPA. Diantaranya adalah kurangnya hasrat dan minat siswa untuk berhasil serta siswa lebih memilih nilai rendah dari pada dipusingkan dengan materi IPA. Selain itu dalam pembelajaran siswa kurang tertarik. Hal ini disebabkan karena guru dalam mengajar masih menggunakan cara yang konvensional, kurang kreatif dalam menggunakan metode-metode.

Sehubungan dengan beberapa uraian di atas penulis berusaha mengangkat masalah ini dalam skripsi yang menjabarkan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIVE TIPE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD N 2 MAYAHAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.”

B. Pembatasan Masalah

(6)

dalam penelitian ini, perlu dijelaskan mengenai pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penulis hanya mengamati motivasi belajar siswa kelas IV SD N 2 Mayahan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam mengikuti pembelajaran IPA.

2. Penulis hanya mengamati penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo dancing pada siswa kelas IV SD N 2 Mayahan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2013/2014.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah seperti berikut ini :

“Apakah penerapan pembelajaran model kooperatif tipe bamboo dancing

dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N 2 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2013/2014?”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran model kooperatif tipe bamboo dancing pada siswa. Secara khusus bertujuan untuk :

“Membuktikan bahwa penerapan pembelajaran model kooperatif tipe bamboo

(7)

siswa kelas IV SD N 2 Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2013/2014.”

E. Manfaat Penelitian

Setelah selesai penulisan skripsi ini diharapakan dapat memberi manfaat, baik secara teori maupun praktek dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan bagi pembaca, terutama tentang model-model pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan atau dasar bagi peneliti-peneliti lain dalam mengembangkan penelitian selanjutnya

2. Praktis

a. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pelajaran yang berharga serta pijakan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya agar lebih baik dan lebih sempurna.

b. Bagi siswa, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi dalam melaksanakan tugas utama yaitu belajar dengan penuh kedisiplinan dan tanggung jawab

(8)

melaksanakan proses pebelajaran dengan berbagai model pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jika dikaji lebih dalam, hal ini dapat terjadi karena kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif yang dimiliki oleh pasangan suami isteri terhadap berbagai

Pekerjaan Sejenis, Dokumen Tenaga Ahli dan Tenaga Teknis yang diusulkan, dan Dokumen Peralatan , yang “ ASLI ” untuk ditunjukkan dan diperiksa oleh Pokja tentang

Bahan baku adalah bahan yang ikut langsung dalam proses produksi. hingga menjadi produk jadi dimana sifat dan bentuk bahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat kesejahteraan rumah tangga atau semakin miskin suatu rumah tangga maka semakin condong untuk lebih banyak

Adakah perbedaan pola konsumsi rumah tangga kaya dan miskin di

DESAIN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VIRTUAL FLIPBOOK UNTUK PEMBELAJARAN DASAR TEKNIK ELEKTRO.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permanen adalah pendapatan yang diharapkan akan diterima oleh rumah tangga. selama beberapa tahun mendatang, sedangkan pendapatan sementara