b ir.
F'REKUENSI STATARIA PADA
il{URlD
SD TAI{PA GE"'ALA
KLIMS
DI
NESA
API-API
KANAGI*,I*I{
PASAR
SARLi
KECAMATAN BAYANG
KS,BUSATEN
PESISIR $Etr-ATAT{
slrhi
t
Di$afrtDtututuwsaniwtusAfu
$aaa*Fantc
frrl.ltu**dqtu
tueientatq(55dl
g.t"
RT}ilfI ?EREilAF{A
tu
sl8t-tl
trNgzi
*r
FAIfiILTAS KEDOIffSSA,!{
qYrlrEBq{fa{
Ar{DAr,a$
,at \
rl "l
{ *{-
* ,7vt ,r'v
FRIKTISNST
MALdRIA
PAI}A
MURID
$D
TANPA
GIJALA
KLINTS
NI
DSSA
API-API KANAGARIAN
PASAR
BARU
KECAMATAN BAYANG KABUPATEN
PESISIR
SELATAN
Dtclakan *e Fakat
asKede*ter*n llniwrxitqs
A,ndqlas SebagaiP*wnehan
Sy alalt .Afiuk
Menfup**a n
Gelsr Sarjana Kedolderan
(
s,.Ked)
Skripsi
Oleh
RONr
PE*il{AN4
NBP- 99 12fi 021FAKULTAS KESOKTERA.N
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
:
i....::i: ...:':.-,r,..ra..:.r i,.r: i_: r: .t:a. .,
,:,i.'ROilII,F,
F{BP.
S
t20021
lr ''ri.ll:: , i.t1:
F'REKUENSI
MALASIA
P'ADA
*IURID
SDTAIIIPA 6SJAL.I{ KLINIS
I}I
FSSAAPI.APTTC*T.E*CA
P*SSR3ANU
:::
KUCAMATAN BAYANG
KASUPATNN
PE$ISIR
SETdTAN
Skripni
Tim
penguji Skripsi
RONI
P.ERII{ANANBP,99
tt$0?t
ABSTRACT
Frequencies of
Malaria
onChildren
Elementary
Studentswithout Clinical
Sympton
in llesa
Api-Api
Kanagaria'n
PasarBaru
Kecamatan BayangKabupaten
Pesisir SelatanMalaria is
still
a public health problem in Indonesia, especially outofJawa
and
Bali.
DesaApi-Api
is one endemic area in West Sumatera.A
study was carriedout
to
children
elementary studentswithout clinical
symptom
in
DesaApi-Api to
revealthe
frequencies,distribution
of
malaria andthe
speciesof
Plasmodium.The
designof this
study
is
descriptive.Data
weretaken
with
microscopic examinationwith
Giemsa stained,from thick
andthin
blood
film.
The resulst
of
studyon
101children
elementary studentswithout clinical
symptom showed
that Parasite
Rate
83,160/oand
Plasmodiumfalciparum
dominatedthe
speciesaf
Plasmodium (100%).
Basedon
age(5-9
years old) distribution, the highest frequencyof
malaria parasite found at the age 6 years old;33,66Yo.
ABSTRAK
Frekuensi
Malaria
PadaMurid
SDTanpa Gejala
Klinis
Di
DesaApi-Api
Kanagarian
PasarBaru- Kecamatan
BayangKabupaten
Pesisir SelatanMalaria
hingga saatini,
masih merupakan masalah kesehatan masyarakatdi
Indonesia , terutamadi
luar Jawa danBali.
DesaApi-Api
merupakan salah satu daerah endemis malariadi
Sumatera Barat.Telah dilakukan penelitian terhadap
murid
SD tanpa gejalaklinis
di
DesaApi-Api
untuk mengetahui frekuensi dan distribusimalaria,
serta spesies parasitmalaria. Desain penelitian
ini
adalah deskriptif.
Data
diperoleh
denganpemeriksaan
mikoskopis
sediaandarah
tebal dan
tipis
yang dipulas
dengan pewarnaan Giemsa.Hasil
penelitian
terhadapl0l
murid
SD
tanpa gejalaklinis
didapatkanAngka Parasit (Parasite Rate) 83,16 Yo dan spesies Plasmodium dominan adalah
P.
falciparum.
Berdasarkangolongan
umur (5-9 tahun)
,
distribusi
frekuensi parasit malaria terbanyak ditemukan pada umur 6 tahun, yaitu33,66yo.Kata
Kunci
: sediaan darah tebal dan tipis, Parasite Rate, PlasmodiumfalciparumKATA PENGANTAR
B ismi I I ah i rra hman i r ra h i m,
Segala
puji
bagi
Allah SWT
Yang Maha
menguasaiAlam
Semestaini,
hanya
atasizin
Allah
dan ridhoNya
penulis dapat
menyelesaikanskripsi
ini
dengan
judul : "Frekuensi
Malaria
Pada
Murid
SD Tanpa
Gejala
Klinis
Di
Desa
Api-Api
Kanagarian Pasar
Baru Kecamatan
Bayang
Kabupaten
Pesisir
Selatan"
. Salam dan Shalawat kepada Rasulullah SAW sebagai tauladanbagi
umatmanusia
dalamhal
fikir
dandzikir
terhadap tanda-tanda kebesaranAllah
SWT.Skripsi
ini
diajukan
sebagaisalah satu syarat untuk
memperoleh gelarSarjana Kedokteran
(S.Ked) pada
Fakultas Kedokteran Universitas
AndalasPadang.
Dalam
penyusunanskripsi
ini
penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karenaitu
izinkanlah penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:1.
BapakDekan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.2.
Ibu
Dra. Nuzulia
lrawati,
MS
selaku PembimbingI
dan
Bapak
Drs.Adrial,
M.Kes
selaku Pembimbing Akademik dan
juga
sekaligusPembimbing
II
dalam
penulisan
skripsi
ini,
yang
telah
berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat, saran, bimbingan sertapengarahan sejak perencan&rn sampai penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Prof.
Dr.
H. Syafril
Syahbuddin,
SpPD-KEMD
danIbu
Dra.
Hasmiwati,
M.Kes
sebagai
Tim
Penguji sejak
pengajuan
usulanpenelitian dan telah memberi masukkan untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Staf
Pengajar danseluruh karyawan
Fakultas Kedokteran Unand.5.
Bapak
dan
lbu
Staf
Pengajar
serta
seluruh
karyawan
BagianParasitologi Fakultas Kedokteran
Unand
atas
bantuannya
selama pemeriksaan dan pengumpulan data.6.
Drg.
Hidayati
selaku Pimpinan
Puskesmas PasarBaru,
Bidan
DesaApi-Api
sertaPimpinan
dankaryawan
Dinas
Kesehatan Pesisir Selatanyang
telah
banyak membantu penulisdalam
pelaksanaanpenelitian
dan pengumpulan data selamadi
DesaApi-Api.
7.
Kepala
Desa/Sekretaris
DesaApi-Api
,Kepala
Sekolah dan StafGuru
Pengajar
sertaseluruh
adik-adik
murid
kelas
I
dan
2
SD
12dan
38yang
dengan senanghati
memberikan banfuan
dan
kerjasama dalampenelitian ini.
8.
Papa danMama
tersayang, terima kasihuntuk
semua kasih sayang yangterus mengalir dan pengorbanan yang tak terhingga serta doa harapan terus
terucap untuk anakmu
ini.
Almarhum
uda Ronald
, adikku
Nova
danPak uncu serta seluruh keluarga tercinta atas segala doa dan kasih sayang.
9.
Etriyel
danArie
yang telah memberikan bantuan tenaga dan waktu dalampenelitian
ini.
Merupakan pengalaman yang indahketika
bersamaadik-adik murid
kelasI
dan2
DesaApi-Api.
Heru
W
Adi
,
Anis, Jefrey,
Diah, Yannie,
Inthg
Kak
Tuti,
Kak Lisa,
Bang
Jun...
Terima
kasihjuga atas bantuannya.
l0.Saudara-saudaraku
Et,
Amy,
Dolly
,
Bang
Hardy,
Bang
Dedi....
Semoga mutiara qalbu itu tetap le4agadan terpelihara.
1l- Seluruh rekan-rekan
angkatan 99
atas kebersamaan dan persahabatan serta persaudaraan yang indah selama ini.12. Akhirnya teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
moril
maupun materil.Semoga segala kebaikan dan keikhlasan yang telah dilakukan oleh semua
pihak
dalam membantu penulis menyelesaikanskripsi
ini
di
ridhoi Allah
SWTdan mendapat rahmat serta Kasih SayangNya.
Penulis
menyadari
bahwa
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempumaan,karena
keterbatasan kemampuandan
pengetahuanyang penulis
miliki,
oleh karenaitu
penulis mengharapkan saran dankritikan
untuk kesempurnaan skripsiini.
Penulis berdoa kepadaAllah SWT
semogaskripsi
ini
di
RidhoiNya
danbermanfaat bagi kita semua.
Padang, Januari 2003
Penulis
DATTAR
ISI
Halaman
A8STRACT...
vABSTRAK
vi
KATA
PENGANTAR
ViiDAFTAR
ISI...
DAFTAR
TABEL....
..r...i....
xi
DAFTAR
GAMBAR
XiiBABL
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang..
I
B.
PerumusanMasalah....
4C.
TujuanPenelitian.
4D.
ManfaatPenelitian.
5BAB
II.
TINJAUAhI PUSTAI(A
A.
Sejarah
6B.
PenyebabMalariadanHospes...
6C.
Epidemiolog...
7D.
DistribusiGeografik
8E.
Siklus Hidup danMorfologr...
9F.
CaraInfeksi...
l5
G.
GejalaKlinikMalaria
15H.
Diagnosa
l7
I.
Bentuk Imunitas TerhadapMalaria
19J.
PengobatandanPencegahan
20BAB
III.
METODOLOGI PENELMIAN
A.
DesainPenelitian
22B.
Waktu danTempat...
22C.
Populasi danSampe1...
22D.
Bahan danAlat
Penelitian
..
22E.
ProsedurKerja
..
231.
Dilapangan
...
732.
Di
Laboratorium
24F.
Analisa Data ...BAB
IV.
HASIL
PENELITIAN
}AB
V.
I}ISKUSI
A.
Diskusi hasil Penelitian. 3034
34
36
B.
Kesimpdan
C-
SaranDAFTAR TABEL
Halaman
rabel2.l
ffffi:
Y"'f"l"s'
Parasit
:ral*:
,..:":.
t:::**
13Tabel4.l
.Distribusi
Spesies Plasmadium yang Diternukan pada DarahTepi
Murid
KelasI
dan 2di
DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru Kecamatan Bayang
Kabupten
PesisirSelaan
28Tabel4.2
Distribusi
FrekuensiMalaria
BerdasarkanGolongan Umur
(5-9 tahun) dan Persentase
Murid
Kelas
I
dan2 SDN
12 dan38 Desa
Api-Api
Kanagarian Pasar Baru Kecamatan BayangKabupaten Pesisir
Selatan
..
28I}AFTAR GAMNAR
Halaman
Garnbar
l.
SiklusHidupPamsit Malaria
Secara Seksual Dalam Tubuh [image:13.464.25.459.55.764.2]Nyamuk Anapheles dan Aseksual Dalam Tubuh
Manusia."....
l0
Gambar
2.
Cambaran stsdium Plasmodiumfalciparun
pada SediaanDarah
Tipis
dan Tebsl yangDiwamai
Giemsa
14ililtvERsrIAsiHD4CI
KeP;.a.tnn}
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
BelakangMasalah
Secara
global
penyakit malaria, dalam
abad
)Cfl
milenium
III
ini,
tampaknya
akan masih tetap
merupakansalah satu penyakit yang
bersumbernyamuk yang
berstatus sebagai penyebabkematian, kesakitan serta
kerugianekonomis yang nyata (l).
Di
Indonesia
sampai saat
ini
malaria
masih
merupakan
persoalankesehatan masyarakat
yang penting.
Secaraepidemiologi tingkat
endemisitaspenyakit
ini
berbeda-beda antarasatu
daerah dengan daerahlain
mengingatIndonesia
terdiri dari
ribuan pulau
dan tersebardi
suatuwilayah
yang luas (2). Penduduk Indonesia yangtinggal
di
daerahrisiko
malaria berjumlah
42,4juta,
dimana
untuk
daerahluar
Jawa dan
Bali
angka
kesakitanmalaria
di
daerahprioritas,
yaitu
daerah
transmigrasi,
daerah
perbatasannegara
dan
daerahpembangunan
sosial-ekonomi,
yang diukur
dengan angka prevalensi
melaluisurvei
malariometrilq
menunjukkan angka yang meningkat sebagai akibat makinbanyaknya
penderita
yang
dapat diperiksa
dan
bertambahnya
perpindahanpenduduk pada tahun terakhir (3).
Sejak tiga tahun terakhir,
jumlah
kasus malaria cenderung terus meningkathampir
di
seluruh wilayah TanahAir.
Kejadian malariadi
wilayahJa*a
danBali
meningkat
dari
16,06
kasus
per
1000
penduduk
(1997) menjadi
25
kasusper 1000 penduduk (1999) (4).
Di
Propinsi
SumateraBarat,
berdasarkanTabel Data
Kesehatan tahun1999
Kanwil
DepKes
SumateraBarat,
pemberantasanpenyakit malaria
masihmenjadi
prioritas
selamaPelita
W.
Dari
hasil
survei malariometrik
SumateraBarat
tahun
1999 diperoleh dataParasite
Rate(PR)
1,52o/o dan SlidePositivity
ftare (SPR)
28,4% dan
7058 sediaan darah yang diperiksa. DaerahDati
II
yangterbanyak kasus malarianya
ditemukan
di
Kabupaten Padang Pariaman denganjumlah
penderitaklinis
5055 orang,diikuti
Kabupaten Pesisir SelatanI170
orangdan
Kabupaten
Sawahlunto
971 orang
(5).Awal
Agustus
2001
dilaporkan47 onngmeninggal
di Kab. Pasaman akibat malaria (6) .Kabupaten
Pesisir
Selatan merupakan daerah endemismalaria
tertinggikedua
di
Propinsi Sumatera Barat setelah Kabupaten Padang Pariaman, transmisiindigenous cukup tinggr serta menunjukkan adanya peningkatan kasus. Salah satu
Kecamatan terparah dan merupakan daerah yang selalu
tinggi
kasus malarianya diKabupaten Pesisir Selatan adalah Kecamatan
Koto
XI
Tarusan . Pada tahun 1994jumlah
penderita
malaria
di
daerah
ini
yaitu
227
orang{D.Dari
hasil
studipendahuluan
yang dilakukan oleh
mahasiswaPBL COME
KK
III
dan
BagianParasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada
bulan
Agustus 2000di
KecamatanKoto
)il
Tarusan ternyata
dari
Il0
sediaandarah
penderita,106
sediaan darahnyapositif
dengan
malaria
dari
spesies Plasmodiumfalciparum
danP.
vivax\6). Hasil penelitianAdrial dkk QA}D
di Kecamatan KotoXI
Tarusan menemukan 1754 ekor nyamuk Anopheles betina yangterdiri
dari
4spesies
yaitu:
An.
aconitus,
An
sundaicus,
An.
barbirostris
danKecamatan Koto
XI
Tarusan menunjukkandari
120 sediaan darah pendudukyang diperiksa, ternyata 108 sediaan darah
positif
denganrnalaria.
Parasite Rate(PR)
yang diperolehyaitu 90
Ys.Parasite Rate tertinggi
ditemukan padaanak-anak
(PR
=
96,45%) {e).
Surveimalariometrik
yangdilakukan
Oktamuva
diDesa
Sungai Pinang KecamatanKoto
)il
Tarusanmenemukan
95 anak balitadan
murid
Sekolah Dasarpositif
dengan parasit malaria dalam sediaan darahnyadan diperoleh Parasite Rate (PR) sebesar 93,13 ahoo)
Desa
Api-Api
Kanagarian Pasar Baru Kecamatan Bayangyangberbatasanlangsung dengan Kecamatan
Koto
XI
Tarusankondisi
topografinyatidak jauh
berbeda dengan Kecamatan
Koto
)il
Tarusan tersebut. DesaApi-Api
merupakansuatu Desa yang endemis
malaria(").
Topografinyaterdiri
dari daerah rawa-rawaair
payau, persawahan,hutan dan
perkebunan. Desaini
dapatdicapai
dengantransportasi darat,
kira-kira
1,5jam dari Kota
Padang. Sebelahbarat
Desaini
berbatasan langsung dengan lautan
(
Samudera Indonesia). Jumlah penduduknya3000
jiwa
dengan luas daerah berkisar40
ha. Mata. pencarianpenduduk
DesaApi-Api
adalah subseklor peternakan, perikanan/nelayan, perkebunan, pertanian,pertambangan galian c dan industri kecil/kerajinan .
Data mengenai penderita
klinis
malaria pendudukApi-Api
Bulan Januarisampai dengan
Bulan Juni tahun
2002
berdanarkan laporandokter
PuskesmasPasar Baru berjumlah 28
orang
( Hidayati,Komunikasi Pribadi, 20A2 ). PenelitianAdrial
dkk (2002) tentang fauna nyamuk Anophelesdi
DesaApi-Api
menemukan7
spesies nyamukAnopheles,
yaitu:
An.
aconitus,An.
annularis,'An.
kachi, An.barbirostris,
An. subpictus, An.maculatns dan
An. sundai"ur(t2)Di
daerah endemismalaria
dapatditemukan
kasus-kasus yang disebutlatent
malaria
:
yaitu
orang-orang yang bisa ditemukan Plasmotclium pada darahPada umumnya penduduk yang tinggal dan menetap lama mempunyai kekebalan
terhadap
infeksi malaria
dibandingkan
para
pendatang,termasuk
anak-anak.Anak-anak
yang kebal
mungkin
mengandungparasit malaria dalam
darahnyatetapi tidak memperlihatkan gejala-gejala
klinis
malaria yang khasc's) .Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai frekuensi
malaria pada
murid
Sekolah Dasar tanpa gejala
klinis
di
Desa Api-Api
Kanagarian Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
B.
Perumusan MasalahApakah
benardi
daerah endemis secaraklinis
dapat ditemukan parasitmalaria
pada orang-orangyang
tidak
memperlihatkangejala
klinis
yang
khasmalaria secara bersamaan?. Mengingat sampai saat
ini
masih sedikitnya informasitentang
masalah
malaria
khususnya padamurid
SekolahDasar
tanpa gejalaklinis
di
DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru
Kecamatan Bayang KabupatenPesisir Selatan, maka dilakukanlah
penelitian
untuk mengetahui frekuensi malariayang sebenarnya pada anak-anak tanpa gejala
klinis
yairg khas malaria.C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui frekuensi malaria pada
murid
SD tanpa gejalaklinis di
DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru
Kecamatan Bayang Kabupaten PesisirSelatan, yang tidak memperlihatkan gejala-gejala
klinis
yang khas malaria.Tujuan Khusus
.
Mengetahui besamyaAngka
Parasit
atauParasite Rate
(PR)
padamurid SD tanpa gejala
klinis
di
DesaApi-Api.
l.
Mengetahui spesies Pla.smodium malaria yang ditemukan pada sediaan
darah tepi.
Mengetahui
distribusi
frekuensi parasit malaria berdasarkan umur danpersentasenya.
D.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat memberikandata
tambahan bagiinstansi
terkait
terutama Dinas Kesehatan, sehingga dapat memberikan kontribusidalam upaya
pengarnbilan keputusan
dan
kebijakan untuk
menekan
angkakesakitan
malaria
di
Kecamatan Bayang.Penelitian
ini
juga
diharapkan dapatmenjadi motivasi bagi peneliti
lain
untuk
rnelakukan penelitian-penelitian lebihlanjut mengenai masalah malaria di Kecamatan Bayang.
Hasil
penelitian
juga
memberikan
pengalamantersendiri
bagi
penulismengenai
malaria
di
DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru
Kecamatan Bayang6fi-rvEisrlAs
AHD&'-(eu.la.laap
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
SejarahPenyakit
malaria telah diketahui
sejakzaman Yunani. Dahulu
penyakitmalaria disebut demam
kura
karena adanya kelainan pada
limpa,
yaitusplenomegali:limpa membesar dan menjadi keras(I3) .
Pada abad ke-19, Laveran
melihat "bentuk
pisang"dalam
darah seorangpenderita
malaria.
Kemudiandiketahui
bahwamalaria ditularkan oleh
nyamuk(Ross,1897) yang banyak terdapat dirawa-rawa (ra) .
B.
PenyebabMalaria
dan HospesPenyebab
malaria adalah protozoa
obligat
intraseluler
dari
genusPlasmodium.
Malaria
pada manusia
dapat
disebabkanPlasmodium
malariae(Laveran, 1888),
P.
vivax (Grosi danFelati,
1890), P.falciparurn (Welch,
1897)danP.ovale (Stephens, 1922){rs) .
Pada
kera
ditemukan spesies-spesiesparasit malaria yang hampir
samadengan parasit manusia, antara
lain
'. Plasmodium cynomolgi yang menyerupaiP. vivax, P. Icnowlesi menyerupai
P..falciparum
dan P. malariae, P.rodhaini
pada simpanse diAfrika
dan P. brasilianttm pada kera diAmerika
Selatan sama denganP.
malariae
pada manusia. Manusiadapat
diinfeksi oleh
parasitmalaria
keraC.
Epidemiologi
Di
Indonesia
malaria ditemukan tersebar luas pada semua pulau denganderajat
infeksi
yang bervariasi. Keadaanmalaria
di
daerah endemistidak
sama.Derajat
endemisitasnya dapatdiukur
dengan berbagai cara seperti angka limpa(spleen
rate),
angka parasit Qtarasiterate)
dan angka sporozoit (sporo:oit
rate),yang disebut malariometri(r3) .
Angka
limpa
adalah persentase orang dengan pembesaranlimpa
dalamsuatu masyarakat. Pemeriksaan
ini
dapat dengan berbagai cara yaitu cara Hackettdan cara Schuffner
(ll).
Parasite
Rate
(PR)
adalah
persentase
penduduk
yang
darahnya mengandung parasitmalaria
pada saat tertentu.Kelompok umur
yang dicakupbiasanya adalah golongan 2-9 tahun dan
0-l
tahun (r5) .Malaria
dipandang sebagai endemis, apabila terdapat"kejadian
menetapbaik
kasus maupun penularan
alamiah
selama
bertahun-tahun
berturut-turut"(WHO,1963).
Derajat
endemisitas
malaria
berdasarkan
indeks
limpa
diantara
kelompok
usia2-9
tahun berdasarkanKonferensi WHO
Kampla
1950dinyatakan sebagai berikut(le) :
l.
Hipo-endemis2.
Meso-endemis3.
Hiper-endemis:
angkalimpa
A-20%
:
angkalimpa
I1,.SA%:
angka limpa secara konstan >50oh,angka limpa orang dewasa juga tinggi.
:
angka limpa secara konstan >75Yo,angka
limpa
orang
dewasa rendah, toleransiorang dewasa tinggi.
Metseklaar
dan
Van
Thiel
(1959)
mengusulkan
sebuah klasifikasiendemisitas malaria berdasarkan kepada angka parasit Qtarasite
indelcga\
'1.
Hipo-endemis
:
indeks parasit pada anak-anak 2-9 tahun< l0
Vo.2.
Meso-endemis
:
indeks parasit pada anak-anak 2-gtahun
lt-50%.
3.
Hiper-endemis
:
indek parasit padaanak-anak
2-9 tahun >75Vo.dan angkalimpa pada orang dewasa tinggi.
Klasifikasi
ini
tidak
pernahditerima
oleh para malariolog, karena indeksdarah merupakan kejadiaan yang berlangsung sesaat.
D.
Distribusi
Geografik
Parasit
malaria
manusia ditemukandi
seluruh dunia.Mulai
dari
400 LS.sampai 600
L.U.
Zona fropis merupakan daerah yang endemikdari
seluruhjenis
Plasmodium
malaria.
SedangkanP.
malariae
adalah parasit daerah subtropis,P. vivar
adalah
spesiesyang mendiami
daerahberiklim
sedang. PenyebaranP.
ovaleterutama dilaporkan dariAfrika
Timur,
Afrika
Barat, khususnya Nigeriadan Filipina(r5).
Di
Indonesiapenyatit
malaria
tersebardiseluruh pulau
dengan derajatendemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit
di
daerahdengan
ketinggiansampai
2800
meter diatas
permukaanlaut.
Spesiesyang
terbanyak dijumpaiadalah
P.
falciparum
danP.vivax.
Di
Indonesia bagiantimur
banyak dijumpai P.malarise.
P.
ovale pernah ditemukandi
Irian
danNTT
. Nyamuk,lnophelessebagai
vektor parasit
malaria
yang ada
di
Indonesia
berjumlah lebih
dariE.
SiklusHidup
danMorfologi
Siklus hidup
semua spesiesparasit
malaria
pada manusia adalah sama,yaitu
mengalami
stadium-stadiumyang
berpindah
dari veklor
nyamuk
danmanusia dan kembali
ke
nyamuklagi.
Lampiran Gambar 1. menunjukkan siklushidup
parasit malaria yang
terdiri
dari
siklus
seksual
(sporogoni)
yangberlangsung
di
dalam
nyamuk Anopheles
betina, dan siklus
aseksual yangberlangsung
di
dalam tubuh manusia yangterdiri
dari
faseeritrosit
(erythrocyticschizogony)
dan
fase
yang
berlangsung
dalam parenkim
sel
hepar
(exo-erythrocytic schizagony) QB) .
Stadium
Hati
(Exo-Ery hrocytic Schizogony)
Stadium
ini
dimulai ketika
nyamuk Anopheles betina menggigit manusladan
memasukkansporozoit
yang
terdapat pada
air
liumya
ke
dalam
darahmanusia sewaklu menghisap darah.
Melalui
aliran
darah dalam beberapa menitkemudian
(ll2-ljam)
sporozoit yang sudah sampaidi
hati dan segera menginfeksisel hati(e) . Fase
asekual
parasit dalam sel hatiini
disebut fase eksoeritrositer (13) .Pada
fase
eksoeritrositer
sporozoit menjalani
fase
skizogoni
yangmenghasilkan
beribu-ribu
merozoit eksoeritrosit. Sebagiandari
merozoit masukke dalam sel darah merah dan sebagian lagi tetap dalam sel hati, disebut hipnozoit.
Untuk
P.
vivar
danP.
ovale setelah beberapawaktu (
beberapa bulan sampailima
tahun
),
hipnozoit menjadi
aktif
kembali
menyebabkantimbulnya
relapsjangka
panjang atau rekuren. Padainfeksi
P.falciparum
danP.malariae
hanyaterdapat satu generasi aseksual dalam hati sebelum fase eritrosit, sesudah
itu
daurhati tidak dilanjutkan lagi. Relapsnya disebabkan oleh proliferasi stadium eritrosit
yang dikenal sebagai rekrudensi (short time relapse). Rekruclesensi yang panjang
kadang-kadang
dijumpai
pada
P.
malariae yang
disebabkan
oleh
stadiumGambar
l.
Siklus Hidup
ParasitMalaria
Secara Seksual dalam Tubuh NyamukAnopheles dan Secara Aseksual Dalam Tubuh Manusia
Nyamuk anopheles
Dalarn darah
Dalam lambung
skhon
>
Makrogametosit
V
hipnozoit
skizon
i
Y
skizon
/
/
\/
ookista
mnkrogamet
\
ZigoF
mitcrogamet
y'
Sumber: Parasitologi Kedokteran
FKUI
(Wita-Pribadi 1 t trrA
l0
mcrozoit
Stadium Darah (Eryhrocyt ic Schi:ogany)
Stadium
ini
dimulai
dengan keluarnyamerazoit
dari skizon matang dihatike
dalam sirkulasi.
Waktu minimum mulai dari infeksi oleh
nyamuk
sampaidengan
tampak
pertama
kalinya merozoit didalam eritrosit disebut
periodeprepaten,periode
ini
konstan dan khasuntuk
masing-masing spesies, umumnyauntuk
P.faleiparum
la;ma periodeini
t
hari, untuk
P.
vivase 11hari,
P.
ouale10
hari
danP.
malariae
15
hari.
Periode inkubasi
adalah masamulai
infeksisampai
tampak
gejala-gejala dan tanda-tandainfeksi yaitu
sampai parasitemiamencapai kepadatan
tertentu untuk
dapatmenimbulkan
gejalaklinis,
biasanya2 hari setelah periode prepaten (18) .
Mero:oit
yang beradadalam sirkulasi
selanjutnya akan masuk kedalameritrosit.
Setelahmasuk
kedalameritrosit, mero:oit
bentuknyamembulat
dansemua organelanya
hilang.
Parasit dalam membran vakuola eritrosit terus tumbuhmembesar
dan
bergerak
secara
amoeboid. Setelah 12-24
jam
gerakannya melambat dan parasit kemudian berbentuk sel tunggal yang dinam akan tropozoit.Tropozoit
muda berbentukcincin (ring).
Nukleus
tropozoit
membelah sampai3-5
kali
menjadiinti-inti
kdcil,
disusul dengan pembelahan sitoplasmanya, makaterbentuklah
skizon
(prosesnya disebutskizogoni eritrositik)
(18). Setelah prosesskizogoni selesai,
eritrosit
pecah dan merozoit dilepaskan dalamsirkulasi
darah(sporulasi)(13'18) .
Merozoit-merozoit tersebut akan memasuki
eritrosit
baru dan rhengulangiproses
ski:ogoni. Beberapa
merozoit
atas
dasar
yang belum
diketahui berdeferensiasimenjadi bentuk seksual parasit
melalui
proses
gametogoni(gametogene.sr.s/. Hasil gametogoni adalah 2
jenis
gametosit yaitu makrogametosit(betina), dan mikrogametosit (lantan). Gametosit mempunyai bentuk yang berbeda
pada berbagai spesies. Pada Gambar
2.
menunjukkangametosit
P.falciparum
bentuknya seperti sabit /pisang
bila
sudah matang" pada spesieslain
bentuknyabulat (r8).
Stadium
Nyawth
f,ksflagelasi.
Bila
nyamuk
Anopehelesbetina
mengisapdarah
hospesmanusia
yang mengandung parasitmalaria
tropozoit, skizon dan gametosit akanmasuk kedalam lambung nyamuk.
Tropozoit
dan skizon akan hancur, sedangkangametosit dapat tumbuh terus.
Inti
pada mikrogametoslr menjadi4
sampai 8 yangmasing-masing
menjadi
flagel,
menonjol keluar
dari sel
induk,
bergerak-geraksebentar
dan
kemudian
melepaskandiri.
Flagel atau
gamet
jantan
disebutmikrogamer. Lawannya, makrogamet
terbentuk setelah
malcrogametositmelepaskan sebutir kromatin. Dalam lambung nyamuk, mikrogamet
tertarik
olehmakrogametosit
dan
memasuki makrogarnet sehingga
pembuahan
dapatberlangsung. Hasil pembuahan disebut zigotQ3'tt't .
Sporogoni.
Padapermulaan, zigot
merupakanbentuk
bulat
yang tidak
bergerak
;
tetapi dalam
waktu
18-24jam
menjadi bentuk
panjangdan
dapatbergerak
;
stadium seperti cacingini
berukuran panjang 8-24mikron
dan disebutookinet. Ookinet
kemudian menembusdinding
lambung
melalui sel epitel
kepermukaan
luar
lambung dan menjadi bentuk
bulat,
disebut ookista.
Ookistamakin lama makin besar sehingga merupakan bulatan-bulatan semitransparan dan
mengandung
butir-butir
pigmen. Letak, besar dan rvarnabutir
pigmen adalah khasuntuk
tiap
spsies
Plasmotlium.
Bila
ookista makin
membesardan
intinya membelah-belah,pigmen
tak
tampak
lagi.
Inti
yang
sudah
membelah-belahdikelilingi
oleh
protoplasma. Setelah2-3 minggu
belahan-belahan tersebut yangjumlahnya ribuan
berubahmenjadi
sporo:oit.
Kemudian ookista
pcah,
ribuansporozoit
dilepaskan
dan
bergerak mencapai
kelenjar
liur.
Nyamuk
betinasekarang menjadi
infektif.
Bila
nyamukini
mengisap darah setelah mentrsukkulit
manusia, sporozoit masuk kealiran darah manusia(I3)
Perbedaan
morfologi
pada setiap stadium
perkembanganparasit
malariayang
menglnfeksi
manusiadigunakan
untuk
membedakanjenis
spesies yangmenginftksi
serta penting dalam menegakkan diagnosa(r8).Tabel2.1. Perbedaan
Morfologi
Parasit Malaria yang Mengtnfeksi Manusiaalari a-Epidemiologi, Patogenesi
t3
Staoiu*-s p
e
s ie
sP.falciprrum
P
malariae P.vivox P. ovele Tropozoitmuda
Cincin
halus,infeksi
multinel
Cincin tebal
Cincin
tebaltidak teratur
Cincin tebal
Tropozoit
tua
Cincin lrrGlrlwsl
agak tidak
te,ratur
Bulat, kromatin
ditengah" pita
pigmen jelas
Tidak
teraturamoeboid
Bulat, kompak
Skizon Berisi 8-32
merozoit
8-10 merozoit,
tersusun roset, pigmen ditensah
12-18 merozoit,
susunan tidak
teratur
8-14 merozoit,
susunan
tidak teraturGametosit Bentuk bulan sabit; jantan agak kemeraharl
krornatin
difus;betina
kebiru-biruan" kromatin
nadat
Lonjong atau
bulat; bentuk
jantan
kromatin ditusLonjong atau bulat; jantan kromatin difus
Lonjong
atau bulat; jantan krornatin difusBesar eritrosit Tetap Tetap atau menqecil
Membesar Membesar
Titik-titik
eritrosit
Titik Maurer Titik Zieman Titik Schufner Titik James Pismen Hitam Tenesuli hitam Tenesuli tua Kunins tenssuli
Gambar
2.
GambaranStadium
Plasmodiumfaleiparum pada
Sediaan DarahTipis
dan Tebal yangDiwarnai
GiemsaSumber
:
Malaria-Epidemilogi,
Patogenesis,Manifestasi,
&
Penangganan( Harijanto, ed )
::] j,::::
:.ii:,'l ;r:tri:
!::::,::
':::5i. titl.:
:
:*.-,.:rtl-j
,ir.i
.,4,.:.:. ,
a:.:a:::-.; .::,
r;.l::.#
:,:::,:'
i.irra.
[image:29.462.31.429.61.612.2]2.
F.
Cara
Infeksi
1.
Infeksi Malaria dapat terjadi dengan
2
care,yaitu(ri) :Secara
alami melalui vektor,
bila
sporozoit dimasukkan kedalam
badanmanusia dengan fusukan nyamuk
Secara
induksi.
Bila
stadium
aseksualdalam
eritrosit
secaratidak
sengajamasuk
ke
dalam
badan manusiamelalui
darah.Misalnya
melalui
tranfusi,dengan semprit yang
terkontaminasi
atau secara kongenital(bayi
baru lahirmendapat infeksi dari ibu yang mendapat malaria melalui darah plasenta).
G.
Gejala
Klinik
lVlalaria
Malaria
sebagai
penyakit
infeksi
yang
disebabkan
oleh
Plasmodiummempunyai gejala utama
ialah
demam. Pada beberapa penderita, demam tidakterjadi
misalnya
pada daerahhiperendemik, banyak orang
dengan parasitemiatanpa gejala. Berat-ringannya manifestasi
malaria tergantung
jenis Plasmodiumyang menginfeksi(20).
Gejala
Klinis
Umuma.
DemamGejala khas demamnya adalah periodesitasnya yang berhubungan dengan
pecahnya sejumlah
skizon
matangdan
keluarnyamerozoit yang
masuk kealiran
darah (sporulasi) (13). Serangan demam malaria biasanyamulai
dengangejala
prodromal,
yaitu
lesu,
tidak
nafsu
makan,
kadang-kadang disertaidengan mual dan
muntah.
Serangan demam yang khasterdiri
dari
beberapa,tudiu*(l:24)
.Gejala
Malaria Klinik Mnlaria
Berat
Malaria
Serebral.
Malaria serebral adalah komplikasi P.falciparum
yang palingletal;
terjadinya hanya pada pasien non-imun.Di
daerah yang endemistinggi
iamerupakan salah satu penyebab kematian pada anak usia dibawah 5 tahunGl) .
Anemia
Berat.
Komplikasi
ini
ditandai dengan
menurunnya
hematokit
Gff)
secara mendadak
(<15%) atau kadar hemoglobin
<5o/o.Anemia ini
merupakan komplikasi yang penting dan sering ditemukan pada anak-anak(21) .
Kelainan
padaGinjal.
Dapat terjadi gagalginjal
namun sebab yang pasti belumdiketahui(?r).
Edema
paru.
Padamalaria
serebral ditemukan adanya edema paru yang seringdikira
suatu
pneumonia
atau
gagal
jantung.
Edema
paru
ini
terjadi
akibatpermeabilitas
kapiler yang
terganggusama seperti
yang
didapat pada
acl.derespiration
distress syndrome (ARDS) pada orang dewasa (21) .Ilipoglikemia.
Hipoglikemi
bisa didapat pada malaria falsiparum;
pada saatitu
kadar insulin didapati meningkat(2r) .
Demam
Kencing Hitam (Black
Water
Fever)
.
Klinis
ditandai
oleh
demam,anemia
hemolitik,
hemoglobinuria,oliguria
dan ikterus Gr) .H.
DiagnosisDiagnosis rnalaria sebagaimana penyakit
lada
umumnya didasarkan padamanifestasi
klinis
(termasuk anamnesis),uji
imunoserologisdan
ditemukannyaparasit (Plasmodium) di dalam darah penderita (22) .
Sebagai standar emas
(Gold
Standar) pemeriksaan laboratorium malariaadalah mikroskopis untuk menemukan parasit malaria dalam darah tepi. Sediaan
darah yang digunakan untuk diagnostik adalah sediaan darah tebal, bukan sediaan
darah tipis{221. Pada sediaan darah darah tebal, volume sediaan darah yang
diambil
lebih
banyak,tapi
bidang
sediaansempii
sehinggameningkatkan
sensitivitasdiagnostik
(40x
dibandingkan
sediaandarah
tipis).
Pada
sediaandarah
tipis,volume darah
yang
diambil
sedikit,
tapi
bidang sediaan
luas,
sehinggakemungkinan adanya parasit menjadi
kecil
dan pemeriksaan menjadi lama. Olehsebab
itu,
sediaan darahtipis tidak
digunakanuntuk
diagnosis malaria. Tetapi,sediaan darah tipis baik untuk melihat morpohologi parasit (23).
Ada
2
jenis
sediaan
darah
yang
berguna
dalam
mencari
danmengidentifikasi parasit malaria, yaitu sediaan darah
tipis
dan sediaan darah tebal.Dianjurkan
membuat keduajenis
sediaan darah(tipis
dan tebal)
dari
penderitamalaria pada satu kaca benda(2a) :
.
Sediaan darah tebal lebih baik untuk pencarian parasit.Dibuat
dari 3 tetesdarah dan disatukan menjadi satu sediaan darah yang tebal dan diperiksa
dibawah
mikoskop.
Apabila
parasitnya sangatsedikit
dalam
sediaan darah tebal dapat ditemukan20
kali
lebih
cepatdaripda
dengan sediaandarah tipis.
o
Sediaan darahtipis
lebih
bergunauntuk
pembuktian spesies parasit yangada . Pada tempat
ini
parasit tampak lebih jelas danciri-ciri
khasnya dapatdiamati. Apabila
densitas
parasit
rendah,
mungkin sukar atau
tidakmungkin menemukannya pada sediaan darah tipis.
Metoda Pemulasan (24) :
a.
Sediaan Darah Tebal dengan Giemsa StandardDipakai untuk
sediaan darah tebal yangberumur 12-24jam
sebelump€mulasan.
l.
Buat larutan Giemsa34
% dalam airbufer
pH7,l
(un1ukjumlah
sedikit
canpurkanI
tetes Giemsadalarn
I
ml
air
bufer.
Untukpemulasan diPerlukan 75-100
ml
)'2.
Tuangkanlarutan
Giemsake
atas sediaandan biarkan
selama30 menit.
3.
Cuci dengan air mengalir4.
Keringkan dan Periksab.
Sediaan Darah Tipis dengan Giemsa Standardl.
Siapkan
larutan zat pulas Giemsa 10%
dalamair
buferpH
7,1(3 tetes GIEMSA/
ml
air bufer )2.
Fiksasi denganmetil
alkohol3.
CelupkansD
ke dalam larutan zat wama selama 30 menit4.
Rendam dalam air sampai zat warna terbuang5.
Cuci denganair
6.
Keringkan dan Periksa.I.
Bentuk Imunitas Terhadap
Malaria
Imunitas
terhadapmalaria
sangatkompleks karena melibatkan
hampirseluruh komponen sistem
imun
baik
imunitas spesifik maupun
imunitasnon-spesifik, imunitas humoral maupun seluler yang
timbul
secara alami maupundidapat sebagai akibat infeksi (25) .
Imunitas
Alamiah
Kekebalan
alamiah
terhadap
malaria
sebagian
besar
merupakanmekanisme non-imunologis berupa kelainan
genetik pada eritrosit
atauhemoglobin
(Hb)
dan tidak berhubungan denganinfeksi
sebelumnya .Misalnya
:
Hb
S,
Hb
C,
rlb
E,
Thalasemia,Defisiensi
glukosa
6
phosphat dehidrogenase, dan Ovalositosis herediterGs).Imanitas Non-spesiftk.
Sporozoit yang
masuk darah segeradihadapi
oleh sistim imun
tubuh,mula-mula
oleh
respon
imun
non-spesifik dan
selanjutnyaoleh
respon imunspesifik. Respon imun non-spesifik
ini
penting karena merupakan efeklor pertamadalam memberikan
perlawanan terhadapinfeksi,
terutama
dilaksanakan olehbeberapa sel sistim imun dan sitokin serta limpacs)
Imunitas
spesiJikTanggapan
sistim imun
spesifik terhadapinfeksi
malariaterdiri
dari
spesiesspesifik, strain spesifik, dan spesifik terhadap stadium siklus parasitGs).
J.
Pengohatan dan PencegahanPengobatan. Pengobatan.dapat dibagi dalam
4
kategori:(1)
kemoterapi spesifikuntuk
serangan,apakah
infeksi yang masih baru,
rekrudesensiatau
relaps;(2)
pengobatan penunjang dan penatalaksanaan peny'ulit-penyulit;(3)
kemoterapispesifik untuk mencegah relaps akhir dari infeksi Plasmodium vivax atau P. ovale;
(4) kemoterapi spesifik untuk menghancurkan atau mensterilisasikan gametosit(26)
Pencegahan.
Infeksi
alamiah
pada manusiatidak terjadi
pada tempat dimanapembiakan nyamuk Anopheles
dicegah,
padatempat dimana
nyamuk-nyamukdewasa
dicegah berkontak
denganmahusia
melalui
pelindung
atau
kelambutempat
tidur
atau
pada
tempat dimana
mereka
dibunuh oleh
musuh-musuh alamiah atau insekrisida sebelum sporozoit mengalami pematangan(2u). ..6fi-tvERsllAS
ANo&!
Kep.tS.taa}
EI-_xsst
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Jenis desain penelitian
ini
adalahdeskriptif,
Sampel darahdiambil
denganrnetoda sediaan darah tebal dan
tipis
dari
murid
SD tanpa gejalaklinis
malariadi
DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru
Kecamatan Bayang Kabupaten PesisirSelatan.
B.
Waktu
dan TempatPenelitian
Penelitian
dilakukan yada
bulan
Juli
2A02
sampar
Januari
2003.Pengambilan sampel darah dilaksanakan
di
Sekolah DasarNegeri
12 dan 38 DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru
Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.Pemeriksaan
sampel
darah dilakukan
di
Laboratorium Parasitologi
FakultasKedokteran Universitas Andalas.
C.
Populasi dan SampelPenelitian
Populasi dalam penelitian
ini
adalah sernuamurid
SDN
12 dan 38 tanpagejala
klinis
malariadi
DesaApi-Api
Kanagarian Pasar Baru Kecamatan BayangKabupaten Pesisir
Selatan.
Sebagaisampel diambil dari murid
kelas
I
dan 2tanpa gejala
klinis
malaria yang hadir saat dilakukan pengambilan sampel darah .D.
Bahan danAlat
Penelitian
Bahan-bahan
yang
dipergunakandalam penelitian
ini
adalah
:
sediaan darahtepi,
alkohol70%,
metanol,
zat pwama
Giemsa 57o,
aquadest,
air
danoil
emersi.Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah
:
objek
glass/
kaca sediaan,bload lancet, rak
pewarnaan,botol
plastik, mikroskop binokuler,
kapas, tissuedan alat-alat
tulis
serta kotak preparat.E.
ProsedurKerja
1.
Di
Lapangan.Pengambilan sediaan
darah
tepi dari
murid-murid kelas
I
dan
2
SDApi-Api
dengan cara-cara standar (Departemen KesehatanRI
1990 )G3),dibuat
sediaan darahtipis
dan tebal. Penulis memperoleh data mengenaimurid -murid kelas
I
dan2SDN
12 dan SDN38
Api-Api
yang berjurnlah115
orang.Nama dan
umur murid-murid
k'elas1
dan
2
SDN 12
danSDN 38
Api-Api
dicatat berdasarkan nomorurut
absendi
tiap+iap
kelas.Penomoran
sediaan'darah
disesuaikan dengan
nomor
urut
ini.
Carapengambilan sampel darah adalah sebagai berikut:
a.
Pegangjari
manis/tengahtangan
kiri
denganposisi
membelakangianak,
kemudian dibersihkan
ujung
jari
tersebut dengan
kapasberalkohol.
Gosok
sampaijari
betul-betul bersih,
bersilikan
ulang dengan kapas kering.b.
Tusukjari
agak dipinggir(
kulit
lebihtipis
) dengan cepat.c.
Tetesan
darah
pertama
dibuang
dengan
kapas
kering
untuk rnenghindarkan sel darah membeku (trombosit) pada sediaan darah danagar terbebas dari alkohol.
Tekan
ujungjari
sampai tetesan darah kedua yang agak besar keluar.Ambil
kaca objek untuk sediaan darah tebal dan tempelkan permukaanbagian bawah kaca pada darah.
Volume
darah yangdiambil 2-3
tetesselaras dengan banyak darah yang keluar. Letakkan kaca sediaan yang
sudah
berisi
darahdiatas
mejq
kemudian dilebarkan
dengan sudutkaca
objek
glass sehingga berbentukbulatan
dengan diameter lebihkurang
I
cm. Letakkan kaca sediaan ditempat yang datar sampai darahkering sempurna oleh udara.
Ambil
kaca sediaanlain
untuk
pembuatan sediaan darahtipis
denganmelakukan sentuhan tanpa menyentuh
kulit
setetes darahkecil (
garistengah tidak melebihi 2 mm ) dengan kaca sediaan,
kira-kira
2 cm dariujungnya, dan letakkanlah kaca
itu
diatas meja dengan tetes darahdi
sebelah kanan. Dengan
tangan kanan diletakkan kaca
sediaan laindisebelah
kiri
ietes darah
tadi
dan
digerakkan
ke
kanan
hinggamengenai
tetes darah.
Tetes
darah
akan
menyebarpada
sisi
kacapenggeser itu. Tunggulah sampai darah mencapai
titik
kira-kira
0,5 cmdari
sudut kaca penggeser. Segeralah geserkan kacaitu kekiri
sambilmemegangnya pada posisi
miring
dengan sudutantara:O+io.
Biarkansediaan darah kering oleh udara
Bersihkanjari
anak dengan kapasalkohol
dandijepit denganjari
yanglain.
h.
Sediaan darahbaik tebal
maupuntipis diberi
nornor
sesuai dengannomor
urut
absendi
kelas. Setelah sediaan darahkering,
disusun dandisimpan dalam kotak sebelum"dipulas.
2.
Di
Laboratorium.
Sediaan
darah
diwarnai dan diperiksa
di
Laboratorium
ParasitologiFakultas Kedokteran Unand. Cara mewarnai sediaan darah :
Sediaan
Darah
TebalQ3)a.
Sediaandarah tebal dihemolisir
dengan
air
sampai
warna
pucat.Kemudian disusun
kaca
sediaansatu persatu pada
rak
pewarnaansedemikian
rupa
sehingga antarakaca
sediaan denganlainnya
tidakbersentuhan. Lapisan darah berada di bagian atas.
b.
Tetesi
larutan Giemsa5
o/o denganpipet
pada sediaan darah sampaimenutupi semun permukaan darah
dimulai
dari satu arah dan berakhirpada arah yang lain. Catat waktu
mulai
penetesan.c.
Setelah pemulasan berlangsunglebih
kurang
20
menit,
satu persatukaca sediaan dibilas dari awal kaca sediaan dipulas.
d.
Bila
semua sediaandarah
sudahbersih, tegakkan
kaca
sediaan ditempat yang bersih dan aman supaya kering.
Sediaan darah
tipiseD
a
Fiksasi sediaan darah denganmetanol
kurang lebih 5 menit.b
Letakkan
sediaandarah yang akan dipulas
di
atas
rak
pewarnaandengan lapisan darah mengendap ke atas.
c
Setelah
kering
teteskan
larutan
Giemsa
5%oke
atas
sediaan danbiarkan selama 20
-
3A menit.Sediaan dibilas dengan air dari
botol
plastik.Letakkan
sediaandalam
posisi vertikal dan biarkan
mengering diudara.
Sediaan darah yang telah dipulas,
baik
sediaan darah tebal maupuntipis
diamati
denganmikroskop menggunakan
lensaokuler
l0
x
dan lensaobjektif
100
x
denganoil
irnersi untukidentifikasi
parasit malarianya.F.
Analisa
DataHasil
pemeriksaan berupaparasit malaria yang ditemukan
danjumlah
sediaan darah yang
positif
dicatat kemudiandihitung
Parasite
Ratenya. Parasitmalaria
dikelompokkan
berdasarkan spesiesnyadan umur murid,
kemudiandisajikan dalam bentuk tabel.
ilff
KepJAJAaE
BAB
IV
IIASIL Pf,Nf,LITIAN
Penelitian pada
murid SDN
12dan 38
DesaApi-Api
Kanagarian PasarBaru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dilakukan dengan mengambil
sampel darah
dari
101murid SD kelas 1
dan kelas
2
yang
tidak
ditemukangejala-gejala
klinis
khas malariayaitu
demam, splenomegali dan anemia secarabersamaan. Seluruh sediaan darah tebal maupun
tipis
dipulas dengan pewarnaanGiemsa
dan
diperiksa
di
laboratorium Parasitologi Fakultas
KedokteranUniversitas Andalas.
Dari
hasil pemeriksaan
di
dapatkan 84 orang anakpositif
parasit malaria dalam sediaan darahnya. Angka Parasit (Parasite Rate) anak SD
tersebut adalah:
ParasiteRare(PR)
:
x100%
:
84
x loo%
l0l
=
83,l6YaSpesies Plasmadium
dari
84
orang anak yangpositif
parasit malarianyadapat
dilihat
padaTabel4.l
Spesies
Sediaan darah tebal dan
tipis
Positif
parasit malariaJumlah %
P.
faleiparum
84 100P- vivax
P. malariae
P- ovale
Mix
Jumlah
84 100Tabel
4.1 Distribusi
spesies Plasmodium yang ditemukan pada sediaan darah tepirnurid kelas
I
dan
2 di
Desa
Api-Api
Kanagarian Pasar
Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.Pada
tabel 4.1
dapat
dilihat
bahwa hanya
spesiesP.
falciparum
yangditemukan pada seluruh sediaan darah tepi yaitu 84 anak (100%), tidak ditemukan
P.
.vivax, P. ovale, P- malariae dan infeksi campuran pada penelitian ini.
Berdasarkan
golongan
umur
sampel
(5-9 tahun)
didapatkan
distribusifrekuensi parasit malaria seperti pada tabel 4.2.
Tabel4.2
Distribusi frekuensi parasit malaria
bdrdasarkan golongan
umur (5-9 tahun) dan persentasemurid
kelasI
dan2
SDN
12 dan 38 DesaApi-Api
Kanagarian
Pasar
Baru
Kecamatan
Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan.Umur
(th)
SD Yang Diperiksa JumlahPositif
%Positif
Soesies PlasmodiumPf
Pv Pm PoMix
5 6 7 8 9 5 39 37
l6
4 5 34 32l0
a .' 4,95 33,66 31,68 9,90 2,97 5 34 32l0
3Jumlah
l0l
84 83-16 84 0 0 0 0Keterangan:
SD
:
Sediaan DarahPv
: P. vivaxPo
. P. ovalePf
: P.falciparum
Pm
: P. malariaeMix
:Infeksi
campuran [image:44.481.42.428.375.705.2]Pada
hasil
yang
diperoleh
tabel
4.2
menunjukkan
umur
6
tahunmerupakan
umur yang
terbanyakjumlah
parasit malaria yang positif
dalamsediaan darah
tepinya
dengan persentase 33,66o/s.Kemudian
padaanak
umur7
tahun didapatkan persentase sediaan darahyang
positif
parasitmalaria
yaitu31,68yo.
Anak
denganumur 8
tahun diperoleh
persentase sediaan darah yangpositif
parasit malaria
sebanyak 9,90o/s.Untuk
anak
umur
5
tahun
diperolehpersentase sediaan darah yang
positif
parasit malaria sebanyak 4,95 yo. Dan anakdengan umur
9
tahun persentase sediaan darah yangpositif
parasit malaria hanya2,97 yo yang merupakan
nilai
terendahdari
tabel4.2.Adapun
spesies Plasmodiumfalciparum
pada penelitian
ini
merupakanspesies yang ditemukan pada seluruh sediaan darah
tipis yaitu
sebanyak 84 oranganak (100 %).
6fi-KeDJM
D
BAB V
DISKUSI
A.
Diskusi
llasil
Penelitian
Berdasarkan
hasil
penelitian pada
murid kelas
I
dan
2
SDN
12
dan38
tanpa gejala
klinis
malaria
di
Desa
Api-Api
Kanagarian Pasar
Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan didapatkan84
orang anakpositif
parasit malaria
dalam
sediaan darahnya sehingga
diperoleh
Angka
Parasit(Parasite Rate) sebesar 83,16
%.
Hasil
ini
bila ditinjau
dari teori
EpidemiologiMalaria
disuatu daerah sangat sesuai, dikarenakan daerah dengan topografi sepertiDesa
Api-Api
yangterdiri dari
rawa-rawa, persawahan, hutan,dan
perbukitanmerupakan daerah
yang
cocok untuk
kehidupan
dan
perindukan
nyamukAnopheles
sebagai
vektor
penyakit malaria. Dengan adanya
ke4
faktor
epidemiologi malaria
di
DesaApi-Api
yaitu faktor
parasit, faktor manusia,falcor
nyamuk dan
faklor
lingkungan maka penularan penyakit malariadi
DesaApi-Api
sangat
mungkin terjadi.
Kenyataannyadilapangan
memangterbukti
frekuensimalaria
padamurid
kelas 1
dan2
SDN
12
dan38
DesaApi-Api
berjumlah84
anakpositif
parasitmalaria.
Hal
diatasjuga
didukung kuat oleh
penelitianAdrial
dkk(2002)
yangmenangkap2271 ekor
nyamuk
Anophelesterdiri
dari7
spesiesyaitu: An.
aconitus,
An.
barbirostris,
An.
macularis,
An.
subpictusAn. surulaicus, An.
Annularis
dan An.kochi {t2) . Menurut Takken dan Knols ( I 990)6
dari
7
spesiesAnopheles
yaitu:
An.
aconitus,
An.
annularis,
An.
kochi, An. maculatus, An. suhpictus, dan An. sundaicus dicurigai berperan sebagai vektormalaria
di
Sumatera karena sudahpernah ditsmukan sporozoit
pada kelenjar ludahnya.Tiga
spesies diantaranyasudah dipastikan
berperan sebagaiveklor
malaria
di
pulau Sumatera yaitu:An.
aconitus, An. sundaicu.s, dan An.subpict*;.
Dilihat
dari
persentase
nyamuk
Anopheles
yang paling
dominan(
banyak tertangkap dengan urnpan orang dan hinggap disekitar kandang)di
DesaApi-Api
yaitu:
An
sundaicus,An.
subpictus
danAn
maculatusmaka
didugaketiga spesies tersebut berperan dalam penularan penyakit malaria
di
DesaApi-Api
Kecam atan Bayang (2) .Hasil
Parasite
Rate
83,16
Yo padamurid kelas
1
dan2
SDN
12
dan 38 Desa Api-A.pibila
dibandingkan dengan penelitian Oktamuva (2002) terhadapanak
balita
danmurid
kelasI
dan2
di
Desa Sungai Pinang KecamatanKoto
XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan terdapat perbedaan dimana penelitian didaerah
tersebut diperoleh Angka Parasit atau Parasite Rate
yaitu
93,13 Yo dan 102 anak.Perbedaan
ini
terjadi
karena golonganumur
sampel yangtidak
sama
dan letakdaerah Sungai Pinang yang lebih terpencil(r0).
Ditemukannya 84 orang anak
murid
kelas
I
dan2 SDN
12 dan38
DesaApi-Api
yangpositif
parasit malaria dalam darah tepinya, walaupun tidak ditemuigejala
klinis
khasmalaria
secara bersamaan menunjukkan bahwa murid-muridSDN
tersebut
mungkin memiliki
kekebalan terhadap
infeksi
parasit
malaria,sehingga gejala-gejala
klinis
khas malariatidak
muncul. Keadaan diatas tersebutmenurut
teori
berhubungandengan
proses-proses penghancuranparasit
atauterbatasnya pertumbuhan dan perkembangbiakan parasit malaria sehingga dalam
darah penderita malaria terdapat parasit malaria dalam
jumlah
yang kecil (5).Menurut
Shulman,Phair
dan
Sommers(1994) menyatakan bahwa, baikimunitas humoral
maupun seluler berperan membatasi meluasnyadan
lamanyainfeksi
malaria
karenaimunitas
tersebut membatasi perkembangbiakan parasitmalaria. Penduduk yang
tinggal
pada daerah endemis malaria sangat tergantungpada
sistem imuR atau
kekebalantubuhny4
sehingga dapat menekanjumlah
parasit malaria dalam darahnya (5).
Pada anak-anak
yang hidup
didaerah
endemismalaria
telah
terbentukimunitas. Mekanisme terbentuknya
imunitas
pada anakmelalui
2
tahap. Tahap pertama, tubuh anak membangun mekanisme untuk menetralisir efektoksin
olehparasit
melalui
pengeluaran
pirogen
endogen.
Tahap kedua,
tubuh
anakmembangun mekanisme yang dapat membunuh parasit dan menghambat replikasi
parasit.
Oleh
karenaitu
anak-anakdi
daerah endemismalaria
umumnya tidak rnenunjukkan gejalaklinis
malaria walaupundi
darah tepinya ditemukan parasitmalaria (20'25).
Spesies Plasmodium yang ditemukan pada
murid
kelas
I
dan2 di
DesaApiApi
Kecamatan Bayang adalah P.falciparum
(100 %).
Hasil ini
tidak jauh
berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh
Oktamwa (2002)
di Desa SungaiPinang yang menemukan P.
falciparum
(99 %) sebagai spesies yang mendominasiinfeksi
malariadi
daerah tersebut. Penelitian yangdilakukan
olehAdrial
(1995)terhadap
murid
SDN
16 dan
penduduk
yang datang berobat pada
waktu pengobatan massaldi
Desa Saliguma Kecamatan Siberut
Selatan KepulauanMentawai
menemukan P.falciparum
sebagai satu-satunya spesies Plasmodiumdari 55
sediaan darah yangpositif,
Berbeda denganhasil
survey yang dilakukanoleh Marleta dkk (1994)
di
KecamatanTeluk
Dalam, Nias Sumatera Utara yangrnenemukan
P.vivar
sebagai penyebab
infeksi
yang lebih
banyak
jika
dibandingkan dengan
P.
falciparum
yang
juga
ditemukan
di
daerah
itu.Berdasarkan
penelitian.
hasil-hasilpenelitian
ini
tetap sesuai denganteori
yangmenyatakan bahwa spesies parasit
malaria yang
banyakdijumpai
di
Indonesia adalah P.falciparum dan P. vivax\to). Stadium Plasmodium yang ditemukan dalampenelitian
ini
adalah dalam bentuktropo:oit
( bentukcincin
).Berdasarkan
distribusi frekuensi parasit malaria
dari
golongan
umur5-9
tahun, ditemukan
umur
6
tahun
merupakan
persentaseterbanyak
positif
parasit
malaria dalam
darahtepinya
yaitu 34
orang
anak(33,66%). Tingg;nya
persentase pada golongan
umur
tersebut karenapada
umur
6
tahun
termasuk golongan umur yang rentan terhadap penyakit malaria (25).Secara klinis,
jumlah
penderita malaria di Kabupaten Pesisir Selatan tahun2001 masih tetap
tinggi yaitu
1064 orang (DataP2M
danPL
tahun 2001 DinasKesehatan dan Kessos
Propinsi
SumateraBarat)
bila
dibandingkantahun
1999dengan
jumlah
1170 orang.Menurut
laporanP2M
Kanwil
Kesehatan Sumbar,hampir
75
o/spenduduk Desa
Api-Api
pernah
terserangpenyakit
malaria(r2)Sehubungan dengan penularan
malaria
di
DesaApi-Api, penelitian
Adial
dkk(2002)
mendapatkan bahwaaktivitas
nyamuk Anophelesmenggigit
orang padawaktu
malarnhari
di
dalam
rumah. Kemungkinan anak-anakdi
DesaApi-Api
digigit
oleh nyamuk Anopheles pada malam hari antarapukul
21.00*
03.00(12).Adanya
vektor
malaria
yaitu
nyamuk Anopheles, parasitmalaria,
danmanusia sebagai pengandung parasit
malaria,
serta lingkungan yang mendukungbagi
perkembanganpenyakit malaria
mengakibatkanpenyakit
ini
sulit
diatasi.Selain
itu
terdapatperilaku
pendudukyang
memungkinkan penularan penyakitmalaria
seperti kebiasaankeluar
rumah dan duduk-dudukdi
warung
(terutamapemuda) pada malam hari, kebiasaan
tidur
tanpa kelambu atau tanpa obat nyamukmemungkinkan
terjadi
kontak dengan nyamukjuga
lebih
besar. Selanjutnya dariorang dewasa yang mengandung parasit
inilah
kemungkinan ditularkanhya infeksipenyakit malaria kepada anak-anak yang ada
di
desa tersebut. Faktor masyarakatyang
belum
memaksimalkanuntuk
datang berobatke
Puskesmas Pasar Baru,mengakibatkan masalah
penyakit malaria
di
DesaApi-Api
masih belum
bisa ditangani dengan baik.B.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang frekuensi
malaria
padamurid
SD
tanpagejala
klinis
di
Desa
Api-Api
Kanagaiian
Pasar
Baru
Kecamatan
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapatdiambil
kesimpulan sebagai berikut :l.
BesarAngka
Parasit atauParasite Rate (PR)
padamurid
SD
tarpa
gejalaklinis
diDesaApi-Api
adalah 83,16oh.2.
Spesies Plasmodium yang ditemukan adalahP.falciparurn
(AA%)
3-
Berdasarkan golonganumur 5-9
tahun"distribusi
frekuensi .parasit malariaterbanyak ditemukan pada umur
6
tahun, yaitu33,66o/o.C.
SaranBerdasarkan f,asit
p"n"titian ini
maka penulis menyarankan :1.
Menganjurkan kepada penduduk desa agar menggunakanobat nyamuk
dirumah,
menggunakankelambu ketika
tidur
ataupun memakai
repellant (anti nyamuk) ketika keluar rumah untuk mencegah grgitan nyamuk.2.
Perlu
dilakukan kerjasama
antar Dinas
Kesehatan
terkait
khususnya Puskesmas dan Kepala Desa serta tokoh masyarakat untuk dapat memberikanpenyuluhan kesehatan tbntang
penyakit malaria dan
segala akibatnya sertabagaimana cara pencegahannya.
3.
Perlu
pemeriksaan parasitmalaria dalam
sediaan darahtepi
secara berkalayang
dilakukan
langsungoleh
para dokter maupun paramedis lainnya untukpenemuan
dini
terhadappenyakit malaria
sehinggadata hasil
pemeriksaanberkala tersebut dapat
menjadi
acuanbagi Dinas
Kesehatanterkait
dalammengambil
kebijakan guna
menekan
angka
kesakitan
malaria
di
DesaApi-Api.
4.
Perlu dilakukan
pengobatanbaik
massal,
selektif, dan profilaks
secara bersamaan dengansistem
pemberantasan vek3oryang
disesuaikan dengansituasi
lingkungan
setempt,
tanpa" mengabaikan
instansi
terkait
dan masyarakat.Perlu dilalnrkan pemberitatruan oleh
Aprat
Desa dan Puskesmas Kanaganan Pasar Baru kepada para pendatang khususnya wisatawan yang melancong keDesa
Api-Api
agar berhati-hati dan menggunakanprofilaks
dalam melakukankegiatannya guna pencegahan penyakit rnalaria.
5.
l.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Mardihusodo S.J,
Dulbahn.
Penberantasan
Malaria
dengan
PendekatanEkoepidemiologis
serta Aplikasi
Tehnolagi
PenginderaanJauh
danSistem
Informisi
Geografi.
BagranParasitologi
Fakultas Kedokseran dan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada, 2001'Jamal
A.A.
EpidemiologiMalaria
dt sipora
Kepulauan Mentawai sumateraBarat.
bahm
:
ResearchBy
University
Development Project-Ill.
Padang, 1990.
Pribadi
W.
Penyakit
Malaria
di
Indanesic
dan
Tantangannyadi
MasaDatang.
Ebers Papynrs-Vol 3 No.4
1997-Kompas Cyber
Media.
KasusMalaria
TerusMeningkat
Sejak 1997,Maret
'2001-,diakses
dari http/i:
www'
Kompas' Com, November 2001'Putriyuni
A
Frekuensi
Malaria pada
Murid SD
AI
Sioban
KepulauanMe nt aw a
i.
Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang,2000.
Hasmiwati. Vektor
Malaria:
Tinjauan Bionomik,
Ekologi
dan
UpnyoPengendaliannya.
Bagran Parasitologi Universitas Andalas-
Padang'240t.
Hasan
E.
Epidemiologi
Malaria
Di
Pesisir