• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 212008090 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 212008090 Full text"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pendahuluan

Salah satu sumber daya yang paling vital di dalam sebuah organisasi adalah manusia. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Dapat dikatakan bahwa aset paling penting dalam sebuah organisasi adalah sumber daya manusia, karena dapat menentukan maju tidaknya sebuah organisasi (Suparto, 2007). Sumber daya manusia mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan. Karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi berupa kemampuan, keahlian, dan ketrampilan yang dimiliki sesuai dengan standarisasi, penyesuaian diri, formalitas, peraturan, dan norma yang berlaku (Jones, 2007). Dengan demikian sumber daya manusia perlu dianggap sebagai subyek dan bukan menjadi obyek dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Mengingat pentingnya sumber daya manusia, maka perlu adanya pengelolaan dari pihak manajemen sehingga dapat memberikan hasil kerja yang optimal bagi pihak organisasi. Ada banyak cara bagi perusahaan untuk mengupayakan agar kinerja organisasi meningkat, misalkan dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir, kompensasi (Gomez-Mejia, 1988) dan juga dengan penilaian prestasi kerja. Telah banyak dilakukan studi mengenai kinerja individual dikaitkan dengan pemberian kompensasi/upah dimana kompensasi merupakan motivator ampuh bagi peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan (Barkema, 1998). Salah satu cara mengoptimalkan hasil kerja karyawan yaitu dengan mengadakan penilaian prestasi kerja (performance appraisal) sehingga karyawan terdorong melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik.

(2)

2

penilaian prestasi kerja adalah penerimaan para pengguna. Ditemukan bahwa faktor-faktor penilaian 360 derajat, keadilan prosedural, menetapkan tujuan dan kinerja umpan balik mencetak gol relatif tinggi (Anne, 2005).

Penilaian prestasi kerja karyawan merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah karyawan telah memahami dan melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan (kemampuan kerja, disiplin kerja, hubungan kerja, kepemimpinan), dan hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya (Rizaldi, 2002). Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.

Saat ini Biro Manajemen Kampus UKSW sebagai ujung tombak pelayanan yang tidak secara langsung kepada mahasiswa, memilki peran untuk menjaga kenyamanan lingkungan kampus serta kondisi ruang yang nyaman digunakan untuk mahasiswa dalam prroses belajar mengajar memiliki sistem dan pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan berupa penilaian berdasarkan tujuan dan akan diganti dengan penilaian 360 derajat. Berdasarkan studi awal diperoleh keterangan bahwa penilaian prestasi kerja hanya untuk para karyawan yang akan naik jabatan dengan metode 360 derajat, yaitu manajer tidak lagi menjadi sumber tunggal dalam penilaian kinerja, tetapi berbagai rekan keja dan pelanggan memberikan umpan balik mengenai karyawan kepada manajer, sehingga memungkinkan manajer untuk mendapatkan masukan dari berbagai sumber (Mathis dan Jackson, 2009), namun permasalahan yang seringkali muncul dalam pelaksanaan yaitu penilaian masih cenderung bersifat subyektif. Keadaan tersebut mencerminkan nilai akhir yang kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

(3)

3

hal ini mahasiswa yang bersangkutan. Mengingat budaya dan tradisi yang sudah digunakan selama ini yaitu penilaian hierarki atau penilaian dari atasan ke bawahan, maka diperlukan suatu penyesuaian untuk mengadaptasi sistem penilaian 360 derajat ini di kalangan karyawan khususnya pada Biro Manajemen Kampus UKSW. sehingga hasil penilaian lebih komprehensif dan detil dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pengembangan kompetensi karyawan. Lebih jauh, interpretasi dari sistem penilaian ini juga memberikan informasi umpan balik bagi tim penilai baik rekan sekerja, atasan langsung si karyawan maupun manajemen itu sendiri.

Masalah dan Persoalan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penilitian ini adalah efektif atau tidaknya metode penilaian prestasi kerja 360 derajat yang diterapkan pada karyawan non struktural di Biro Manajemen Kampus UKSW. Untuk mempertajam masalah penelitian dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem penilaian prestasi kerja 360 derajat yang diterapkan pada karyawan pada Biro Manajemen Kampus UKSW?

2. Seberapa efektif penilaian prestasi kerja karyawan selama ini pada Biro Manajemen Kampus UKSW?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

(4)

4

kerja menggunakan metode 360 derajat pada karyawan Biro Manajemen Kampus. (iii) Memberi alternatif pembenahan terhadap penilaian prestasi kerja yang sesuai dengan harapan karyawan Biro Manajemen Kampus di UKSW agar sistem penilaian prestasi kerja lebih efektif.

Adapun manfaat penelitian ini adalah: (i) Memberi masukkan bagi obyek yang diteliti tentang efektivitas penilaian prestasi kerja yang dapat diterapkan sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan penilaian prestasi kerja yang tepat, dan (ii) Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada literatur atau melengkapi teori-teori yang sudah ada tentang sumber daya manusia khususnya efektivitas penilaian prestasi kerja yang dapat digunakan menjadi acuan lebih lanjut tentang topik yang sama di masa yang akan datang.

Landasan Teori

Konsep dari penelitian ini terdiri dari efektivitas dan penilaian prestasi kerja.

Prestasi Kerja

Wijono (2007) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah keberhasilan menjalankan peran, yang diperoleh dari hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh individu. Dengan kata lain prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu untuk ukuran yang telah ditetapkan dalam suatu pekerjaan.

(5)

5

kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu. Dalam lingkup yang lebih luas, Jewell dan Siegal (1990) menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil sejauh mana anggota organisasi telah melakukan pekerjaan dalam rangka memuaskan organisasinya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disebutkan bahwa prestasi kerja adalah tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan kepada individu tersebut dalam mencapai tujuan organisasi.

Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja menurut Grote (2002) adalah sistem manajemen formal yang disediakan untuk evaluasi kualitas prestasi kerja individu pada sebuah organisasi. Menurut Mondy (2002) penilaian prestasi kerja adalah sistem peninjauan dan penilaian prestasi kerja pekerjaan individu atau tim.

Menurut Erdogan dan Berlin (2002) mengacu pada keseluruhan prosedur, yang mencakup penetapan standar prestasi kerja, perilaku para penilai ketika melakukan penilaian selama periode penilaian kinerja, penentuan peringkat prestasi kerja, dan pengomunikasian peringkat tersebut kepada ternilai.

(6)

6

Indikator Penilaian Prestasi kerja

Untuk langkah pertama melakukan penilaian, perlu diidentifikasikan item-item yang perlu dinilai, Elemen- elemen penilaian prestasi kerja ini dibatasi pada proses penilaian perilaku (behavioral). Tabel berikut akan meringkasnya.

Tabel 2. 1 Indikator Penilaian Prestasi Kerja

Indikator Penilaian Prestasi Kerja

Hasibuan

(2003) Supardi (1989) Kesimpulan

a. Kesetiaan  Kesetiaan

b. Kejujuran  Kejujuran

c. Kedisiplinan  Kedisiplinan

d. Kreativitas  Kreativitas

e. Kerja Sama   Kerja Sama

f. Kepemimpinan  Kepemimpinan

g. Kepribadian  Kepribadian

h. Prakarsa  Inisiatif

i. Kecakapan  Kecakapan

j. Tanggung Jawab  Tanggung jawab

k. Kualitas Kerja  Kualitas Kerja

l. Kuantitas Kerja  Kuantitas Kerja

m. Penyesuaian

Pekerjaan 

Penyesuaian Pekerjaan

n. Ketangguhan  Ketangguhan

o. Keselamatan Kerja  Keselamatan Kerja

(7)

7

kepemimpinan, tanggung jawab, prakarsa, kuantitas kerja, kualitas kerja, penyesuaian pekerjaan, dan ketangguhan. Karena menurut penulis elemen-elemen tersebut yang paling relevan dan mungkin untuk diterapkan dalam lingkungan Perguruan Tinggi dengan mempertimangkan job description yang diberikan kepada karyawan pada tiap-tiap divisi.

Metode Penilaian Prestasi Kerja

Dalam menilai prestasi kerja seorang karyawan, hendaknya berorientasi pada objektivitas jika tidak maka hasil dari penilaian dapat menimbulkan masalah dalam organisasi. Untuk mengatasinya dibutuhkan metode yang efektif. Berikut ini adalah beberapa metode penilaian prestasi kerja menurut Mondy dan Noe (1993:402-414) dan Rivai (2006:309):

Tabel 2. 2 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Metode Penilaian Prestasi Kerja Mondy dan Noe

(1993:402-414) Rivai (2006:309)

a. Written Essays

b. Critical Incidents

c. Graphic Rating Scales

d. Behaviourally Anchored

Rating Scales (BARS) 

e. Multiperson Comparison

1. Penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa lalu:

f. Rating Scale (skala penilaian)

g. Checklist

h. Metode Peninjauan Lapangan 

i. Metode Evaluasi Kelompok 

2. Penilaian prestasi kerja berorientasi masa depan:

j. Penilaian Diri

(8)

8

k. Teknik Pusat Penilaian 

l. Pendekatan Management By

Objective

Dari metode di atas dapat ditambahkan sistem umpan balik 360 derajat menurut Lepsinger (1997) merupakan proses penilaian prestasi kerja yang meliputi kumpulan persepsi tentang kelakuan, pengetahuan, kemampuan karyawan yang dinilai oleh atasan, rekan sekerja, bawahan, pelanggan dan diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 13 metode, hanya tiga metode yang relevan untuk Perguruan Tinggi yaitu sistem berdasarkan tujuan, checklist dan sistem penilaian 360 derajat. Argumennya adalah sistem berdasarkan tujuan mengukur kinerja seseorang berdasar standar atau target yang telah dirundingkan secara perorangan, sehingga setiap karyawan akan mempunyai job description dan job specification yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi karena lebih terarah dan efektif untuk dilakukan.

Checklist, penilaian ini cenderung simple dan mudah untuk dilakukan karena dinilai oleh atasan langsung sehingga akan mengurangi beban penilai karena hanya memilih karakteristik dan prestasi kerja karyawan yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh gambaran karyawan yang berprestasi dengan karyawan yang tidak berprestasi karena pembobotan dilakukan pada item agar hasil penilaian dapat dikuantifikasikan.

(9)

9

frekuensi umpan balik, dan lebih memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengontrol pekerjaannya sendiri. Sistem penilaian kinerja ini cukup efektif karena mengandung dua sistem dasar yang saling berhubungan yaitu evaluasi dan umpan balik. Umpan balik merupakan proses kompleks yang melibatkan kerja kognitif berupa persepsi dan evaluasi kognitif. proses ini melibatkan tiga aspek, pertama sumber umpan balik, dapat berupa diri sendiri, tugas atau orang lain. Kedua yaitu penerima, aspek ini dipengaruhi oleh karakteristik penerima dan persepsi penerima terhadap umpan balik, evaluasi kognitif penerima. Ketiga, aspek perilaku hasil dari pemberian umpan balik (Kreitner & Kinicki, 2001).

Setiap metode di atas memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga tidak baik bagi organisasi untuk menggantungkan penilaian kinerjanya hanya pada satu jenis metode saja. Sebaiknya, organisasi menggabungkan beberapa metode yang sesuai dengan lingkup organisasinya (Mondy dan Noe, 1993: 414).

Metode Penilaian 360 Derajat

(10)

10

titik pusat baik dalam menerima feedback pertama kali dan untuk mengadakan tindak lanjut (follow up) yang tepat (http://ronawajah.wordpress.com/2009/08/14/penilaian-kinerja-karyawanumpan-balik-360 derajat/).

Manfaat yang didapat dari penilaian prestasi kerja 360 derajat adalah Mendapatkan sistem evaluasi kinerja yang sangat efektif, meminimalisir bias penilai, melihat kinerja seseorang dari sisi yang berbeda dan menggunakannya sebagai panduan pengembangan kompetensi, mendapatkan informasi yang konsisten dari sisi pendekatan perilaku dan hasil kerja, dan meningkatkan kualitas kinerja. Namun dalam penilaian 360 derajat juga terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Kelebihannya antara lain: (1) Merupakan metode yang praktis dan mampu memberikan penilaian mengenai komunikasi dan kualitas humanistik yang sulit diukur menggunakan standar penyesuaian lain. (2) Lebih Obyektif dan mengurangi bias daripada model evaluasi satu arah. (3) Menyertakan semua komponen untuk memberikan evaluasi (4) Mempermudah proses identifikasi kekuatan dalam rangka pengembangan kemampuan lebih lanjut. (5) Membantu proses pengembangan tim (team work). Kekurangannya: (1) terdapat kemungkinan bahwa instrumen yang digunakan tidak valid. (2) Sistem isian bebas dapat menimbulkan komentar evaluasi negatif yang bisa mempengaruhi proses evaluasi secara utuh. (3) Penilaian mungkin tidak obyektif karena rekan kerja merasa takut untuk dikenali komentar evaluasinya. (5) Menghabiskan lebih banyak waktu (King, 2002)

Menilai Efektivitas Sistem Penilaian Prestasi Kerja

(11)

11

dengan rencana yang telah ditetapkan. Efektivitas menurut Handoko (1997:7) merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. Menurut Siagian (1986:152) efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari definisi efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, waktu dan anggaran) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.

Terdapat cara pengukuran terhadap efektivitas yang secara umum dan yang paling menonjol adalah sebagai berikut (Cambel, 1989:121): (1) Keberhasilan program, (2) Keberhasilan sasaran, (3) Kepuasan terhadap program, (4) Tingkat input dan output, (5) Pencapaian tujuan menyeluruh.

(12)

12

bawahannya, (f) Dapat diterima (acceptability) mengukur kemampuan penilai dalam melakukan penilaian sesuai dengan kemampuan tugas dan tanggung jawab bawahannya. Mengkomunikasikan dan mendefinisikan dengan jelas standar dari unsur-unsur penilaian yang harus dicapai.

Dalam konteks Perguruan Tinggi pada bagian administrasi juga perlu merancang tujuan dan kegunaan penilaian prestasi kerja lalu memilih metode penilaian prestasi kerja yang sesuai, tepat dan efektif untuk dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Lalu bagaimana pelaksanaannya agar hasil yang didapatkan benar-benar mengukur kinerja karyawan tersebut selama bekerja, setelah didapatkan hasilnya maka dapat dilihat kualitas dan kuantitas kerja karyawan apakah telah mencapai tujuan dan standar yang ditetapkan dan selanjutnya melakukan feedback atau umpan balik untuk mengevaluasi apakah metode yang digunakan sudah efektif atau perlu mengubahnya dalam rangka mencapai standar dan tujuan organisasi tersebut. Efektif atau tidaknya penilaian prestasi kerja tergantung dari feedback yang telah dilakukan sehingga ada informasi yang disampaikan kepada kinerja seseorang, dan dapat memahami seberapa baik mereka telah bekerja dan seberapa efektif perilaku selama ini.

Metode Penelitian

(13)

13

penulisan laporan penelitian ini menggunakan metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu: teknik wawancara, yaitu melakukan serangkaian tanya jawab secara langsung dengan pimpinan Biro Manajemen Kampus yang berkompeten untuk memberikan informasi, dan Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada karyawan Biro Manajemen Kampus yang dijadikan responden. Pada GAP UKSW memiliki sembilan divisi dengan jumlah karyawan yang paling banyak di Biro Manajemen Kampus sebanyak 34 orang karyawan yang semuanya sudah pernah dinilai, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah non probality sampling berupa saturation sampling dimana seluruh anggota populasi pada Biro Manajemen Kampus yang akan dijadikan objek penelitian.

Menurut Nazir (1999:152) definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu. Adapun definisi operasional variabel penelitian ini kemudian diuraikan menjadi Indikator Empiris (IE) yang meliputi:

Tabel 3. 1 Indikator Empiris

Definisi dan Konsep Indikator Empiris Pernyataan yang digunakan

• Prestasi kerja adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta

1. Kejujuran 1. Saya selalu mengakui, berkata, atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran

2. Kedisiplinan 2. Saya datang dan pulang sesuai waktu yang ditetapkan

(14)

14

ketepatan waktu (Hasibuan, 2003:105)

4. Kerjasama 4. Saya dapat bekerja sama dengan rekan sekerja

5. Kepemimpinan 5. Saya dapat memepengaruhi rekan sekerja agar mereka bekerja lebih efektif

6. Prakarsa 6. Saya dapat mengambil tindakan untuk menjawab suatu masalah

7. Tanggung Jawab 7. Saya selalu menanggung segala sesuatu yang telah dikerjakan

8. Kualitas Kerja 8. Saya selalu akurat, teliti, rapi dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan

9. Kuantitas Kerja 9. Dalam mengerjakan tugas saya selalu dapat mencapai target yang diberikan

10. Penyesuaian Pekerjaan 10. Saya dapat mengerjakan tugas di luar tugas saya atau tugas baru dengan baik

11. Ketangguhan 11. Saya mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan kepada saya

 Efektivitas Penilaian Prestasi Kerja berarti

penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. (Siagian, 1986:152)

1. Penilai (supervisor) 1. Penilai melakukan penilaian kinerja secara terus menerus, merumuskan kinerja karyawan secara objektif dan memberikan umpan balik

2. Keterkaitan (relevance) 2. Unsur-unsur yang dinilai dengan uraian pekerjaan saling terkait

3. Kepekaan (sensitivity) 3. Penilaian kinerja yang dilakukan dapat digunakan untuk tujuan administrasi kekaryawanan

4. Keterandalan (reliability) 4. Unsur-unsur yang dinilai sudah tepat dan baik

5. Kepraktisan (practicality) 5. Metode penilaian yang dipakai mudah digunakan dan dimengerti

6. Dapat diterima (acceptability)

(15)

15

7. Keberhasilan program 7. Program yang dibuat dapat tercapai dengan baik

8.Pencapaian tujuan yang menyeluruh

8. Semua tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai

 Metode Penilaian

1. Sistem penilaian berdasarkan tujuan

1. Saya lebih senang dalam penilaian kinerja ada target atau standar yang telah dirundingkan secara perorangan

2. Checklist 2. Saya lebih senang dalam penilaian

kinerja ada karakteristik yang telah ditetapkan

3. Umpan balik 360 derajat

3. Saya lebih senang dalam penilaian prestasi kerja dinilai oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan orang lain

Item-item pengukuran penilaian prestasi kerja mengacu pada Hasibuan (2003:95) sedangkan item pengukuran efektivitas mengacu pada Cascio (1992:270-273) dan Cambel (1989:121), untuk pengukuran metode penilaian dikembangkan sendiri oleh penulis.

(16)

16

Penulis menggunakan skala Likert untuk memberi nilai atau unsur yang dinyatakan. Dimana skala Likert menurut Sekaran (2002) termasuk dalam data interval.

Skala Likert:

- Sangat efektif mempunyai nilai 5

- Efektif mempunyai nilai 4

- Cukup efektif mempunyai nilai 3

- Kurang efektif mempunyai nilai 2

- Sangat tidak efektif mempunyai nilai 1

Langkah-langkah analisis:

Tahap pertama

1) Melakukan penyebaran kuisioner sebanyak 34 lembar kuisioner kepada karyawan non struktural di Biro Manajemen Kampus UKSW.

2) Data tersebut kemudian disusun dalam bentuk tabel dan dicari persentase dari masing-masing jawaban yang ada.

3) Mengalikan skor pada skala Likert dengan frekuensi absolut yang diperoleh dari pengelompokan jawaban.

4) Menentukan nilai rata-rata dengan rumus :

Rata-rata ( X ) = skor x frekuensi absolut ( Wicaksono, 2006) total absolut

5) Menentukan range dengan rumus :

(17)

17

6) Membuat kategori jawaban dari hasil nilai rata-rata dan range yang diperoleh dengan menggunakan skala Likert, dengan berpedoman pada range dan skala.

Range = 5-1 (Wicaksono, 2006) 5

= 0,8

Skala = antara 1,00 sampai 1,80 (Sangat Tidak Efektif) antara 1,81 sampai 2,60 (Tidak Efektif)

antara 2,61 sampai 3,40 (Cukup Efektif) antara 3,41 sampai 4,20 (Efektif)

antara 4,21 sampai 5,00 (Sangat Efektif)

7) Menganalisa data, menguraikan dan menginterpretasikan hasil untuk menjawab persoalan penelitian.

Tahap Kedua

1) Wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada bagian Biro Manajemen Kampus dengan serangkaian pertanyaan kemudian diambil kesimpulan dari penelitian ini.

Hasil Penelitian

(18)

18

kompetensi atau keahlian yang dibutuhkan oleh karyawan seperti mengerti tentang listrik, pertukangan, penjaga ruang harus mempunyai kemampuan berpikir dan dibina untuk melayani orang dan punya kemampuan berlogika. Serta keterpenuhan dari apa yang harus dilayani sehingga menghindari komplain dari konsumen.

Metode penilaian prestasi kerja yang digunakan dahulu adalah sistem penilaian berdasarkan tujuan karena penilaian sangat bergantung pada atasan dan semakin lama hubungan antara atasan dengan karyawan semakin akrab maka hasil penilaian kurang obyektif. Sekarang menggunakan penilaian 360 derajat agar lebih efektif dan obyektif karena penilaian dilakukan oleh atasan, teman sekerja, dan individu yang dilayani. Selain itu juga ada keterkaitan karena unsur yang dinilai sesuai dengan uraian pekerjaan. Kepekaan, penilai dapat membedakan karyawan mana yang berprestasi dan yang kurang berprestasi dalam menjalankan pekerjaanya. Keterandalan, alat ukur yang digunakan handal. Kepraktisan, cukup praktis digunakan oleh penilai dalam menilai karyawan. Dapat diterima, penilai mampu menilai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab karyawan, standar yang harus dicapai juga jelas dan dapat diterima oleh karyawan. Keberhasilan program, dapat dikatakan cukup berhasil karena hasil penilaian sesuai dengan fakta di lapangan. Pencapaian tujuan yang menyeluruh juga dapat tercapai dengan baik.

(19)

19

penilaian prestasi kerja dari segi metode yaitu pada saat atasan menilai, hasil tersebut dikomunikasikan langsung kepada karyawan. Secara keseluruhan karyawan dapat mencapai standar yang telah ditetapkan dalam periode yang telah ditentukan.

Hambatan yang dialami untuk penerapan sistem penilaian 360 derajat ini adalah kurangnya obyektivitas dikarenakan rasa setia kawan rekan sekerja pada saat memberikan penilaian agar terlihat baik, sehingga hasilnya menjadi bias dan kurang menggambarkan kondisi sebenarnya dari karyawan yang sedang dinilai

Dari hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian prestasi kerja sudah efektif menggunakan sistem penilaian 360 derajat karena selain mengurangi beban mental atasan, penilaian yang dilakukan juga cukup obyektif. Elemen-elemen yang dinilai relevan. Ada feedback kepada karyawan mengenai hasil penilaian serta tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Namun belum ada standar aturan yang jelas untuk kedisiplinan dan ketertiban.

Gambaran Responden

(20)

20

Tabel 4. 1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah %

24 - 30 tahun 4 11,76

31 - 37 tahun 5 14,70

38 - 44 tahun 7 20,59

45 - 51 tahun 6 17,65

52 – 58 tahun 12 35,30

Total 34 100

Sumber: Data primer, Maret 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa usia responden terbanyak ada pada rentang 52-58 tahun sejumlah 12 orang atau 35,30 persen sedangkan yang paling sedikit ada pada rentang 24-30 tahun sejumlah 4 orang atau 11,76 persen. Peneliti menyimpulkan bahwa karyawan di Biro Manajemen Kampus tersebut telah memiliki pengalaman bekerja di bidangnya.

(21)

21

Tabel 4. 2 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Terakhir Jumlah %

SD 12 35,30

SMP 7 20,59

SMA sederajat 13 38,23

Srata 1 (S1) 2 5,88

Total 34 100

Sumber: Data primer, Maret 2012

Pendidikan responden pada karyawan Biro Manajemen Kampus terbanyak ada pada pendididkan SMA sederajat yaitu sejumlah 13 orang atau 38,2 persen dan paling sedikit ada pada Strata 1 (S1) yaitu sejumlah 2 orang atau 5,88 persen. Penulis menyimpulkan karyawan di Biro Manajemen Kampus tidak mengutamakan status pendidikan.

Statistik Deskriptif Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Pada Biro Manajemen Kampus

UKSW

(22)

22

Tabel 4. 3 Efektivitas Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Pada BMK UKSW

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Skor

Rata-rata Kategori

STS % TS % KS % S % SS %

1.

Penilai melakukan penilaian kinerja secara terus menerus, merumuskan kinerja karyawan secara objektif dan memberikan umpan balik

16 47,05 13 38,24 5 14,71 125 3,7 Setuju

2 Unsur-unsur yang dinilai dengan

uraian pekerjaan saling terkait 2 5,88 27 79,41 5 14,71 139 4,1 Setuju

3

Penilaian kinerja yang dilakukan dapat digunakan untuk tujuan administrasi kekaryawanan

1 2,94 29 85,30 4 11,76 137 4 Setuju

4 Unsur-unsur yang dinilai sudah

tepat dan baik 3 8,82 25 73,53 6 17,65 139 4,1 Setuju

5 Metode penilaian yang dipakai

mudah digunakandan dimengerti 6 17,65 24 70,59 4 11,76 134 3,9 Setuju

6

Penilai mengkomunikasikan dan mendefinisikan dengan jelas unsur-unsur penilaian yang harus dicapai

9 26,47 21 61,77 4 11,76 131 3,9 Setuju

7 Program yang dibuat dapat tercapai

dengan baik 1 2,94 1 2,94 6 17,65 20 58,82 6 17,65 131 3,9 Setuju

8 Semua tujuan organisasi yang telah

ditetapkan dapat tercapai 1 2,94 1 2,94 3 8,82 27 79,42 2 5,88 130 3,8 Setuju

Total 3 8,82 2 5,88 45 132,34 186 548,88 36 105,88 1066 31,4

Rata-Rata 1,1 0,7 16,54 68,61 13,23 3,9 Setuju

(23)

23

Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa dari kedelapan pernyataan mengenai penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada pernyataan mengenai “unsur-unsur yang dinilai dengan uraian pekerjaan saling terkait” yaitu sebesar 4,1 dan “Unsur-unsur yang dinilai dengan sudah tepat dan baik” yang berarti

bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Nilai rata-rata skor terendah tampak pada pernyataan mengenai “Penilai melakukan penilaian prestasi kerja secara terus menerus,

merumuskan prestasi kerja karyawan secar objektif dan memberikan umpan balik” yaitu sebesar 3,7 yang berarti bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor mengenai efektivitas penilaian prestasi kerja kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW adalah 3,9 yang menunjukkan bahwa responden setuju dengan efektivitas penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus.

Berdasarkan persentase di atas menunjukkan bahwa efektivitas penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manjemen Kampus UKSW sudah efektif, hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi sebesar 85,30 persen pada pernyataan “Penilaian prestasi kerja yang dilakukan dapat digunakan untuk administrasi kekaryawanan”. untuk mengetahui metode

(24)

24

Tabel 4. 4 Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Pada BMK UKSW

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Skor

Rata-rata Kategori

STS % TS % KS % S % SS %

1. Apapun akan saya lakukan untuk

organisasi ini 1 2,94 8 23,53 22 64,71 3 8,82 128 3,8 Setuju

2

Saya selalu mengakui, berkata, atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran

3 8,82 24 70,59 7 20,59 140 4,1 Setuju

3 Saya datang dan pulang sesuai

waktu yang ditetapkan 26 76,47 8 23,53 144 4,2 Setuju

4

Saya mempunyai ide yang dapat mengatasi suatu masalah dalam tugas dengan baik

29 85,30 5 14,70 141 4,1 Setuju

5 Saya dapat bekerja sama dengan

rekan sekerja 2 5,88 22 64,71 10 29,41 144 4,2 Setuju

6

Saya dapat memepengaruhi rekan sekerja agar mereka bekerja lebih efektif

1 2,94 2 5,88 27 79,41 4 11,76 135 4 Setuju

7 Saya mempunyai perilaku, watak

yang baik dalam menjalankan tugas 30 88,24 4 11,76 140 4,1 Setuju

8 Saya dapat mengambil tindakan

untuk menjawab suatu masalah 4 11,76 25 73,53 5 14,71 137 4 Setuju

9 Saya mampu mengoperasikan

pekerjaan secara mudah dan cermat 6 17,64 23 67,65 5 14,71 135 4 Setuju

10 Saya selalu menanggung segala

(25)

25 11

Saya selalu akurat, teliti, rapi dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan

3 8,82 29 85,30 2 5,88 135 4 Setuju

12

Dalam mengerjakan tugas saya selalu dapat mencapai target yang diberikan

8 23,53 22 67,65 3 8,82 131 3,9 Setuju

13

Saya dapat mengerjakan tugas di luar tugas saya atau tugas baru dengan baik

1 2,94 9 26,47 21 61,77 3 8,82 127 3,7 Setuju

14 Saya mampu mengerjakan semua

tugas yang diberikan kepada saya 1 2,94 5 14,71 24 70,59 4 11,76 132 3,9 Setuju

15 Saya memperhatikan keselamatan

diri saya ketika melakukan tugas 1 2,94 27 82,35 5 14,71 140 4,1 Setuju

Total 4 11,76 61 179.39 372 1100,04 71 208,8 2038 59,9

Rata-Rata 0,78 11,96 73,36 13,87 4.0 Setuju

(26)

26

Dari tabel di atas penulis mengembangkan instrumen sendiri untuk mengetahui dampak dari penerapan sistem penilaian 360 derajat yang dilakukan pada karyawan Biro Manajemen Kampus UKSW dengan menggunakan elemen perilaku (behaviour) dan mereka menilai diri mereka sendiri yang merupakan refleksi dari sistem yang digunakan secara keseluruhan.

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 15 pernyataan mengenai penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW nilai rata-rata skor tertinggi tampak pada pernyataan mengenai “Saya dapat bekerja sama dengan rekan sekerja” yaitu sebesar 4,2 dan “Saya datang dan pulang sesuai waktu yang ditetapkan” sebesar 4,2 yang berarti bahwa

responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Nilai rata-rata skor terendah tampak pada pernyataan mengenai “Dalam mengerjakan tugas saya selalu dapat mencapai target yang diberikan” yaitu sebesar 3,7 yang berarti bahwa responden setuju dengan pernyataan tersebut. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata skor mengenai efektivitas penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW adalah 4,0yang menunjukan bahwa responden setuju dengan penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW.

(27)

27

Untuk mengetahui metode penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW, hasilnya ditampilkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 5 Metode Penilaian Prestasi Kerja Karyawan pada BMK UKSW

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Skor Rata

-rata Kategori

STS % TS % KS % S % SS %

1. Saya lebih senang dalam penilaian kinerja ada target atau standar yang telah dirundingkan secara perorangan

1 2,94 7 20,59 12 35,30 10 29,41 4 11,76 111 3,3

Cukup Setuju 2 Saya lebih senang dalam penilaian kinerja ada karakteristik yang telah ditetapkan

2 5,88 8 23,53 19 55,88 5 14,71 129 3,8 Setuju

3 Saya lebih senang dalam penilaian prestasi kerja dinilai oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan orang lain

3 8,82 24 70,59 7 20,59 140 4,1 Setuju

Total 11,2

Rata-Rata 3,7 Setuju

Sumber : Data Primer, April 2012

(28)

28

“Saya lebih senang dalam penilaian prestasi kerja ada target atau standar yang telah

dirundingkan secara perorangan” yaitu sebesar 3,3 yang berarti bahwa responden cukup setuju dengan penilaian berdasarkan tujuan.

Berdasarkan persentase di atas menunjukkan bahwa metode penilaian prestasi kerja karyawan di Biro Manajemen Kampus UKSW efektif menggunakan metode penilaian 360 derajat, hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi sebesar 20,59% pada pertanyaan “Saya lebih senang dalam penilaian prestasi kerja dinilai oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan orang lain”.

Kesimpulan

(29)

29

kinerja karyawan dalam kesehariannya. Akan lebih efektif jika menggunakan sistem penilaian 360 derajat disertai reward dan punishment seperti yang pernah dilakukan sebelumnya serta dibentuk standar aturan yang jelas mengenai ketertiban dan kedisiplinan.

Implikasi teoritis dan Implikasi terapan

Terdapat dua macam implikasi yaitu implikasi teoritis dan implikasi terapan. Implikasi teoritis berkaitan dengan sumbangan bagi ilmu pengetahuan sedangkan implikasi terapan berisi saran yang diberikan kepada Biro Manajemen Kampus UKSW.

Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa penilaian prestasi kerja dengan metode 360 derajat cukup efektif bagi karyawan Biro Manajemen Kampus UKSW. Penilaian ini dapat meminimalisir subyektivitas penilai, mengurangi beban mental atasan, dan dapat menggambarkan kinerja karyawan sesuai dengan fakta di lapangan.

Implikasi Terapan

(30)

30

yang dapat menjadi pertimbangan agar penilaian prestasi kerja pada Biro Manajemen Kampus UKSW lebih efektif yaitu: (1) Skala penilaian harus dirancang secara cermat, hal ini dilakukan untuk menghindari unsur subyektivitas dan menilai seadanya. (2) Mengadakan pelatihan bagi penilai, sehingga mengurangi bias dan halo effect penilaian; (3) Partisipasi penilai dalam menyusun skala penilaian, agar penilai mengetahui item-item apa saja yang dinilai. (4) Periode penilaian disarankan diubah menjadi satu tahun sekali, hal ini dilakukan agar penilai mengetahui hambatan dan masalah apa saja yang dialami karyawan, sehingga dapat segera mengatasinya lebih cepat, daripada dilakukan hanya empat tahun sekali. (5) Melakukan review yang lebih teratur untuk mengevaluasi apakah metode penilaian yang digunakan masih relevan dalam rangka mencapai visi organisasi (6) Ada standar ukuran yang jelas untuk kedisiplinan dan ketertiban. (7) Menerapkan sistem reward dan punishment dalam sistem penilaian 360 derajat yang digunakan, hal ini dilakukan agar karyawan dapat memberikan hasil terbaik dan menciptakan persaingan yang sehat sesama karyawan. (8) Mensosialisasikan arti penting penilaian prestasi kerja sehingga tidak dianggap sebagai formalitas, sehingga diharapkan penilaian prestasi kerja yang dilakukan benar-benar efektif dan mengukur kemampuan karyawan sesuai keadaan di lapangan serta meminimalisir bias penilaian dan subyektivitas.

Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Mendatang

(31)

31

(32)

32

Referensi

Anne Von., Elverfeldt. 2005. Performance appraisal – how to improve its effectiveness, University of Twente, Enschede.

Barkema, Harry R., and Luis R. Gomez-Mejia. 1998. Managerial Compensation and Firm Performance: A General Research Framework, Academy of Management Journal, 41 (2):135-145.

Cascio, Wayne., F. 1992. Managing Human Resources Productivity, Quality of Work Life, Profit, Mc. Graw-Hill Companies. Inc, New Jersey.

Donnirimata dan Yoyo Indah Gunawan. 2006. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gatot Subroto. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA, Jakarta.

Gomez-Mejia, Luis R., and Theresa M. Welbourne.1988. Compensation Strategy: An Overview and Future Steps, Human Resource Planning, 11 (3):173-189.

Grote, Dick. 2002. The Performance Appraisal Question and Answer Book, American Management Association.

Handoko. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu., S.,P. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. Haji Masagung, Jakarta. Hasibuan, Malayu., S.,P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta. Jewell, L.N., & Siegall., M. 1990. Contemporary Industrial Organizational Psychology, West,

New York.

Jones, Gareth. 2007. Organizational Theory, Design, and Change, Pearson Education, New Jersey.

Kreitner, Robert., Angelo., Kinicki. 2001. Organizational Behaviour, New York: Mc. Graw Hill Education.

Lepsinger, Richard and Anntoinette D., Lucia. 1997. The Art and Science 360 Degree Feedback, Jossey-Bass/Pfeiffer, San Francisco.

Mathis dan Jackson. 2009. Human Resources Management, Salemba Empat, Jakarta.

Mondy, and Noe. 1993. Human Resource A Management, A Division of Simon & Schuster, Inc, United States of America.

(33)

33

Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rivai, Veittzel. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rizaldi, A. Fuad. 2002. Performance Appraisal Process, HRD Conference Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business, Salemba Empat, Jakarta. Siagian, Sondang.,P. 1986. Filsafat Administrasi, PT Gunung Agung, Jakarta.

Steers, Richard M. 1980. Efektivitas Organisasi, Penterjemah Magdalena, Erlangga, Jakarta. Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.

Suparto Darudiato. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia PT. Maju Bersama (Studi Kasus: Rekrutmen, Pelatihan dan Penilaian Kinerja Karyawan). Universitas Bina Nusantara, Jakarta

Wicaksono Janu, A. 2006. Efektivitas Iklan Minuman Serbuk Jas-Jus didalam Menghasilkan Kesadaran Merek. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

http://ronawajah.wordpress.com/2009/08/14/penilaian-kinerja-karyawanumpan-balik-360 derajat/

Gambar

Tabel 2. 1 Indikator Penilaian Prestasi Kerja
Tabel 2. 2 Metode Penilaian Prestasi Kerja
Tabel 3. 1 Indikator Empiris
Tabel 4. 1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia
+3

Referensi

Dokumen terkait

Klien mengatakan perubahan terbesar dalam hidup bahwa tidak dapat beraktivitas seperti yang dulu dan kesulitan dalam menelan makana serta dalam berkomunikasi dengan orang

Kesimetrisan langkah (Observasi dari samping klien, analisa), panjang langkah sama /tidak Panjang langkah tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang lebih

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk:(1) mendeskripsikan unsur-unsur struktural yang membangun novel Entrok karya Okky Madasari, (2) kejiwaan tokoh utama dalam

Perkembangan teknologi dewasa ini dan minat penelitian dalam ilmu pengetahuan ini menunjukkan berbagai kemajuan. Kita dapat menyaksikan bagaimana kehidupan

adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari suatu penetapan

dalam pembangunan kawasan industri tidak boleh ada konversi tanah pertanian subur, Keppres Nomor 33 Tahun 1990 yang melarang pemberian izin perubahan fungsi lahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jenis filler dan konsentrasi tepung kedelai pada nugget bebek menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar

Sutomo KC Gresik tidak sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 04/DSN- MUI/IV/2000 tentang Mura>bah{ah yang menyatakan “jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah