ix
PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP
PARAMETER KUAT GESER
c’
,
ϕ’
DAN
ϕ
bTANAH
LANAU BERPASIR TAK JENUH
Mentari Surya Pratiwi NRP : 0921017
Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, M.T.
ABSTRAK
Pada dasarnya, kondisi tanah di alam tidaklah selalu dalam keadaan jenuh. Siklus pembasahan dan pengeringan yang terjadi berulang–ulang mempengaruhi sifat–sifat fisik tanah dan karakteristik mekanik tanah antara lain perubahan kadar air dalam tanah, perubahan kuat geser, dan perubahan matric suction.
Untuk mengetahui perubahan karakteristik tanah dan sifat mekaniknya dilakukan penelitian tanah akibat pengaruh proses pembasahan atau penambahan kadar air dari kondisi initial (wi) hingga dicapai kondisi wi + 10% wi, wi + 12% wi,
wi + 15% wi dan sampai kondisi jenuh, yang diwakilkan oleh tanah yang diambil dari daerah Lapangan Maranatha. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji diambil pada kedalaman 1 meter dari permukaan tanah, dan alat yang digunakan adalah Direct Shear. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi tanah permukaan setelah mengalami proses pembasahan dan mengetahui hubungan antara kondisi tanah dan kuat gesernya.
Hasil analisa pengujian tentang pengaruh proses pembasahan dan perhitungan yang sudah dilakukan, memperlihatkan bahwa contoh tanah uji yang diambil merupakan tanah lanau berpasir. Proses pembasahan terhadap tanah uji di laboratorium pada kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh dengan lama pemeraman 1 hari, memperlihatkan bahwa parameter fisik seperti kadar air (w) meningkat 31.27%, angka pori (e) meningkat 4.79%, porositas (n) meningkat 1.59%, berat volume (γ) meningkat 7.24% dan derajat kejenuhan (Sr) meningkat 25.52%. Nilai matric suction (ua– uw) mengalami penurunan sebesar 60.51% dari kondisi initial (wi) sampai kondisi wi + 15%wi. Sedangkan pada kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh, diketahui bahwa parameter kuat geser tanah seperti kohesi (c) menurun 37.41%, sudut geser dalam (ϕ’) menurun 25.98% dan sudut antara cohesion intercept dengan matric suction (ϕb) menurun 95.89% dari kondisi initial (wi) sampai kondisi wi + 15%wi.
Kata Kunci : Index Properties, Kadar Air, Kohesi, Sudut Geser Dalam,
x
THE INFLUENCE OF WETTING PROCESS AGAINST
SHEAR STRENGTH PARAMETER c’, ϕ’ AND ϕ
bOF
UNSATURATED SANDY SILT SOIL
Mentari Surya Pratiwi NRP : 0921017
Supervisor : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT.
ABSTRACT
Basically, the soil conditions in nature are not always in a state of saturation. Cycles of wetting and drying that occurs repeatedly affect soil physical properties and characteristics of soil mechanics among others, changes in soil moisture content, shear strength, and changes in matric suction.
To determine the changes in soil characteristics and mechanical properties of soil research carried out under the influence of the wetting process or adding moisture from initial (wi) condition to achieve wi + 10% wi’s condition,
wi + 12% wi, wi + 15% wi and up to saturated, which is represented by the land
taken from the field of Maranatha. The soil to be used as a test specimen taken at a depth of 1 meter from the ground, and the tools used are Direct Shear. Of the research is expected to provide an overview of surface soil condition after experiencing wetting processes and determine the relationship between soil conditions and shear strength.
From the analysis of the influence of the wetting tests and calculations have been done, it is known that the test soil samples taken are sandy elastic silt soil. The wetting process of the soil in the laboratory tests from the initial conditions (wi) to saturated conditions with ripening periode 1 day, it is known
that physical parameters such as water content (w) increased 31.27%, void ratio (e) increased 4.79%, porosity (n) increases 1.59%, unit weight of soil (γ) 7.24% and the degree of saturation (Sr) increased 25.52%. For matric suction (ua – uw)
value decreased by 60.51% from the initial condition (wi) until the condition wi +
15% wi. While in the initial conditions (wi) to saturated conditions, it is known
that soil shear strength parameters such as cohesion (c) decreased 37.41%, the friction angle (ϕ’) decreased 25.98% and the angle between the cohesion intercept with matric suction (ϕb) decreased 95.89% from the initial condition (wi)
to condition wi + 15% wi.
Keywords : Index Properties, Water Content, Cohesion, Friction Angle,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2
1.4 Sistematika Penulisan ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partikel Tanah ... 4
2.1.1 Komponen-Komponen Tanah ... 4
2.1.2 Klasifikasi Tanah ... 5
2.2 Tanah Tak Jenuh ... 6
2.2.1 Konsistensi Tanah ... 9
2.2.2 Hubungan Antarfase ... 11
2.2.2.1 Porositas ... 12
2.2.2.2 Angka Pori ... 12
2.2.2.3 Kerapatan Tanah ... 12
2.2.2.4 Berat Jenis ... 13
2.2.2.5 Derajat Kejenuhan ... 14
2.2.2.6 Kadar Air ... 14
2.2.2.7 Berat Isi ... 15
2.3 Matric Suction ... 15
2.4 Metode Kertas Filter ... 20
2.5 Kuat Geser Tanah Tak Jenuh ... 22
2.5.1 Persamaan Kekuatan Geser Tanah Tak Jenuh ... 23
2.5.2 Kurva Keruntuhan Mohr-Coulomb yang Diperpanjang .... 25
2.5.3 Hubungan Antara Nilai ϕb dan Nilai χ ... 27
2.5.3 Pengukuran dengan Metode Uji Geser Langsung (Direct Shear) ... 28
2.6 Proses Pembasahan ... 30
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rencana Kerja ... 32
xii
3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 33
3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 33
3.3 Prosedur Pengujian ... 33
3.3.1 Pengujian Specific Gravity ... 33
3.3.2 Pengujian Hydrometer Analysis ... 37
3.3.3 Pengujian Index Properties ... 39
3.3.4 Pengujian Atterberg Limit ... 42
3.3.5 Pengujian Matric Suction (ua – uw) dengan Metode Kertas Filter ... 47
3.3.6 Pengujian Direct Shear ... 51
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 56
4.1.1 Specific Gravity ... 56
4.1.2 Hydrometer Analysis ... 56
4.1.3 Index Properties ... 56
4.1.4 Atterberg Limit ... 57
4.2 Analisis Data Pengujian Akibat Proses Pembasahan ... 58
4.2.1 Pengaruh Lama Pemeraman terhadap Kadar Air (w) dan Derajat Kejenuhan (Sr) ... 58
4.2.2 Pengaruh Proses Pembasahan terhadap Nilai Index Properties ... 60
4.2.3 Pengaruh Proses Pembasahan terhadap Nilai Matric Suction (ua– uw) ... 64
4.2.4.5 Nilai Kuat Geser Tanah Kondisi Jenuh ... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembagian studi mekanika tanah ... 7
Gambar 2.2 Elemen-elemen tanah tak jenuh ... 8
Gambar 2.3 Model tanah tak jenuh (a) 4 fase; (b) 3 fase ... 8
Gambar 2.4 Tahapan perubahan konsistensi tanah ... 9
Gambar 2.5 Bagan plastisitas ... 11
Gambar 2.6 Diagram fase tanah ... 11
Gambar 2.7 Variasi nilai matric suction pada tanah terbuka. a) Musim hujan; b) musim kering dengan muka air tanah dangkal; c) musim kering dengan muka air tanah dalam ... 16-17 Gambar 2.8 Hubungan air dan udara dalam tanah ... 18
Gambar 2.9 Metode kertas filter contact dan non-contact untuk mengukur matric suction dan total suction ... 21
Gambar 2.10 Grafik kalibrasi suction untuk dua jenis kertas filter ... 21
Gambar 2.11 Persamaan keruntuhan Mohr-Coulomb yang diperpanjang untuk tanah tidak jenuh ... 25
Gambar 2.12 Garis perpotongan di sepanjang garis keruntuhan antara dengan (ua– uw) ... 26
Gambar 2.13 Perbandingan cara Fredlund dan Bishop untuk memperkirakan kekuatan geser pada tanah tak jenuh ... 27
Gambar 2.14 Uji geser langsung (direct shear) ... 29
Gambar 2.15 Garis keruntuhan Mohr-Coulomb yang diperpanjang dari hasil uji geser langsung (direct shear) ... 30
Gambar 2.16 Bentuk khas kurva pengeringan dan pembasahan ... 31
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ... 32
Gambar 3.2 Ilustrasi antara berat erlenmeyer, air dan butir tanah ... 36
Gambar 3.3 Diagram fase tanah ... 41
Gambar 3.4 Metode kertas filter contact dan non-contact untuk mengukur total suction dan matric suction ... 51
Gambar 4.1 Hubungan antara kadar air (w) dan derajat kejenuhan (Sr) ... 59
Gambar 4.2 Perubahan kadar air (w) rencana dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 61
Gambar 4.3 Perubahan berat volume dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 61
Gambar 4.4 Perubahan angka pori dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 62
Gambar 4.5 Perubahan porositas dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh 63 Gambar 4.6 Perubahan derajat kejenuhan dari kondisi initial (wi) hingga kondisi jenuh ... 63
Gambar 4.7 Perubahan berat volume (γ), angka pori (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (Sr) terhadap perubahan kadar air (w) ... 64
Gambar 4.8 Perubahan tegangan air pori negatif (ua – uw) terhadap kenaikan kadar air (w) akibat proses pembasahan ... 65
Gambar 4.9 Hubungan antara strain dengan shear stress pada kondisi initial (wi) ... 66
xiv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Batasan-batasan ukuran golongan tanah ... 6
Tabel 2.2 Nilai porositas, angka pori dan kerapatan butir (Modified from Hough, 1969) ... 13
Tabel 2.3 Alat untuk mengukur nilai suction dan komponennya ... 19
Tabel 4.1 Some typical values for different of some common soil materials ... 57
Tabel 4.2 Hubungan indeks plastisitas dengan tingkat keplastisan tanah ... 58
Tabel 4.3 Hasil pengujian lama pemeraman ... 59
xvi
DAFTAR NOTASI
A Area
Cm Koreksi meniskus
Ct Koreksi temperatur
c Kohesi total
c’ Kohesi efektif
D Diameter
PI Indeks plastisitas
PL Batas plastis
R Pembacaan hidrometer
Rh’ Pembacaan hidrometer sebenarnya
r Jari-jari dari sebuah bola ideal pada bagian bawah saluran udara
SL Batas susut
Sr Derajat kejenuhan
T Suhu
Ts Tarikan permukaan membran
t Waktu
ua Tekanan udara pori
xvii
(ua– uw) Matric suction
V Volume total
Vs Volume butiran padat
Vv Volume pori
X Koreksi dispersent
Zr Effective depth
γ Berat volume tanah
γ’ Berat volume tanah efektif
γd Berat volume tanah kering
γw Berat volume air
Viskositas aquades (poise)
w Kadar air volumetrik
f Tegangan geser saat runtuh
ϕ Sudut geser dalam total
ϕ’ Sudut geser dalam efektif
ϕb
Sudut yang menghubungkan cohesion intercept dengan nilai air pori negatif (suction)
χ Parameter yang berhubungan dengan derajat kejenuhan
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengujian Specific Gravity ... 83
Lampiran 2 Pengujian Hydrometer Analysis ... 87
Lampiran 3 Pengujian Index Properties untuk analisis lama pemeraman ... 94
Lampiran 4 Pengujian Index Properties ... 97
Lampiran 5 Pengujian Atterberg Limits ... 103
Lampiran 6 Pengujian Soil Suction menggunakan Metode Kertas Filter ... 106
83 Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengujian Specific Gravity
Tabel L1.1 Data kalibrasi erlenmeyer
Determination No. 1 2 3 4 5
Wt. Bottle + Water ; W2 ( gr ) 756.10 758.80 760.70 762.00 763.20
Temperatur ; T ( °C ) 60 55 50 45 40
Gambar L1.1 Grafik kalibrasi erlenmeyer
Tabel L1.2 Data pengujian specific gravity
Determination No. 1 2 3 4 5
84 Universitas Kristen Maranatha
Tabel L1.3 Specific gravity of water
°C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
85 Universitas Kristen Maranatha Foto-foto alat dan proses pengujian
Gambar L1.2 Erlenmeyer Gambar L1.3 Timbangan
86 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L1.6 Thermometer Gambar L1.7 Pengujian
87 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 2 Pengujian Hydrometer Analysis
Data
Type of hydrometer used = 151H-3 Correction menicus = 0.025
Weight of soil = 44.5 gr γc = 1 gr/cm3
Specific gravity of soil ( Gs ) = 2.71 Volume = 1000 ml
Specific gravity of water ( Gt ) = 0.9976 Koreksi dispersen = 2
Tabel L2.1 Data pengujian analisis hidrometer Elapsed time ;
t Rh' Rw
T
Rh
Ct
Coor. R N Zr k D
(detik) (°C) (°C) (%) (cm) (mm)
120 23.0 3.0 23.0 23.025 0.70 24.725 88.054 10.800 0.01297 0.0389
240 22.0 3.0 23.0 22.025 0.70 23.725 84.493 11.000 0.01297 0.0278
480 21.5 2.0 23.0 21.525 0.70 22.225 79.151 11.500 0.01297 0.0201
900 20.0 2.0 22.5 20.025 0.55 20.575 73.275 11.800 0.01305 0.0149
1800 18.0 2.0 22.5 18.025 0.55 18.575 66.152 12.400 0.01305 0.0108
3600 17.0 2.0 22.0 17.025 0.40 17.425 62.056 12.500 0.01312 0.0077
7200 15.5 2.0 22.0 15.525 0.40 15.925 56.714 13.000 0.01312 0.0056
14400 14.5 1.0 21.5 14.525 0.30 13.825 49.235 13.500 0.01320 0.0040
88 Universitas Kristen Maranatha Gambar L2.1 Grafik hubungan antara R vs Zr
0 2 4
6
8 10 12 14 16 18 20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kurva A untuk elapsed time < 2 menit
Kurva B untuk elapsed time > 2 menit
89 Universitas Kristen Maranatha Gambar L2.2 Grafik hubungan antara diameter ( D ) dan N
Tabel L2.2 Harga-harga faktor koreksi suhu
Suhu (°C) Ct Suhu (°C) Ct
90 Universitas Kristen Maranatha Tabel L2.3 Koreksi K
Temperature
(°C)
Specific Gravity of Soil Particles
2.45 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.01510 0.01505 0.01481 0.01457 0.01435 0.01414 0.01394 0.01374 0.01356
17 0.01511 0.01486 0.01462 0.01439 0.01427 0.01396 0.01376 0.01356 0.01338
18 0.01492 0.01467 0.01443 0.01421 0.01399 0.01378 0.01359 0.01339 0.01321
19 0.01474 0.01449 0.01425 0.01403 0.01382 0.01361 0.01342 0.01323 0.01305
20 0.01456 0.01431 0.01408 0.01386 0.01365 0.01344 0.01325 0.01307 0.01289
21 0.01438 0.01414 0.01391 0.01369 0.01348 0.01328 0.01309 0.01291 0.01273
22 0.01421 0.01397 0.01374 0.01353 0.01332 0.01312 0.01294 0.01276 0.01258
23 0.01404 0.01381 0.01358 0.01337 0.01317 0.01297 0.01279 0.01261 0.01243
24 0.01388 0.01365 0.01342 0.01321 0.01301 0.01282 0.01264 0.01246 0.01229
25 0.01372 0.01349 0.01327 0.01306 0.01286 0.01267 0.01249 0.01232 0.01215
26 0.01357 0.01334 0.01312 0.01291 0.01272 0.01253 0.01235 0.01218 0.01201
27 0.01342 0.01319 0.01297 0.01277 0.01258 0.01239 0.01221 0.01204 0.01188
28 0.01327 0.01304 0.01283 0.01264 0.01244 0.01225 0.01208 0.01191 0.01175
29 0.01312 0.01290 0.01269 0.01249 0.01230 0.01212 0.01195 0.01178 0.01162
91 Universitas Kristen Maranatha
92 Universitas Kristen Maranatha Foto-foto alat dan proses pengujian
Gambar L2.4 Hidrometer Gambar L2.5 Gelas pengukur volume 1000 cc
93 Universitas Kristen Maranatha Gambar L2.8 Tapis no. 200 Gambar L2.9 Stopwatch
94 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 3 Pengujian Index Properties untuk analisis lama pemeraman
Tabel L3.1 Data pengujian index properties kondisi wi + 20%wi
Lama Pemeraman 1 Hari 2 Hari 3 Hari
Ring No. A
Diameter of Ring ; d ( cm ) 6.35
Height of Ring ; t ( cm ) 2.55
Area of Ring ; A ( cm² ) 31.67
Volume of Ring ; V ( cm³ ) 80.76
Wt. of Ring ; W1 ( gr ) 82.00 82.00 82.00
Wt. of Dish + Ring + Wet Soil ; W2 ( gr ) 277.40 279.70 281.80
Wt. of Dish ; W3 ( gr ) 63.00 64.30 66.00
Wt. of Dish + Ring + Dry Soil ; W4 ( gr ) 229.00 230.60 232.00
Wt. of Ring + Dry Soil ; W5 ( gr ) 166.00 166.30 166.00
Wt. of Wet Soil ; W ( gr ) 132.40 133.40 133.80
Wt. of Water ; WW ( gr ) 48.40 49.10 49.80
Wt. of Dry Soil ; WS ( gr ) 84.00 84.30 84.00
Specific Gravity of Soil at T °C ; GS 2.71 2.71 2.71
Water Content ; w ( % ) 57.62 58.24 59.29
Volume of Soil ; V ( cm³ ) 80.76 80.76 80.76
Unit Wt. of Soil ; γ ( gr/cm³ ) 1.64 1.65 1.66
Void Ratio ; e 1.61 1.60 1.61
Porositas ; n 0.62 0.61 0.62
95 Universitas Kristen Maranatha Tabel L3.2 Data pengujian index properties kondisi wi + 40%wi
Lama Pemeraman 1 Hari 2 Hari 3 Hari
Ring No. A
Diameter of Ring ; d ( cm ) 6.50
Height of Ring ; t ( cm ) 2.56
Area of Ring ; A ( cm² ) 33.18
Volume of Ring ; V ( cm³ ) 84.85
Wt. of Ring ; W1 ( gr ) 98.00 98.00 98.00
Wt. of Dish + Ring + Wet Soil ; W2 ( gr ) 301.90 306.50 310.30
Wt. of Dish ; W3 ( gr ) 63.00 64.30 66.00
Wt. of Dish + Ring + Dry Soil ; W4 ( gr ) 247.70 250.10 252.40
Wt. of Ring + Dry Soil ; W5 ( gr ) 184.70 185.80 186.40
Wt. of Wet Soil ; W ( gr ) 140.90 144.20 146.30
Wt. of Water ; WW ( gr ) 54.20 56.40 57.90
Wt. of Dry Soil ; WS ( gr ) 86.70 87.80 88.40
Specific Gravity of Soil at T °C ; GS 2.71 2.71 2.71
Water Content ; w ( % ) 62.51 64.24 65.50
Volume of Soil ; V ( cm³ ) 84.85 84.85 84.85
Unit Wt. of Soil ; γ ( gr/cm³ ) 1.66 1.70 1.72
Void Ratio ; e 1.65 1.62 1.60
Porositas ; n 0.62 0.62 0.62
96 Universitas Kristen Maranatha Tabel L3.3 Data pengujian index properties kondisi wi + 60%wi
Lama Pemeraman 1 Hari 2 Hari 3 Hari
Ring No. A
Diameter of Ring ; d ( cm ) 6.35
Height of Ring ; t ( cm ) 2.55
Area of Ring ; A ( cm² ) 31.67
Volume of Ring ; V ( cm³ ) 80.76
Wt. of Ring ; W1 ( gr ) 82.00 82.00 82.00
Wt. of Dish + Ring + Wet Soil ; W2 ( gr ) 290.60 294.80 300.30
Wt. of Dish ; W3 ( gr ) 63.00 64.30 66.00
Wt. of Dish + Ring + Dry Soil ; W4 ( gr ) 229.80 231.10 233.70
Wt. of Ring + Dry Soil ; W5 ( gr ) 166.80 166.80 167.70
Wt. of Wet Soil ; W ( gr ) 145.60 148.50 152.30
Wt. of Water ; WW ( gr ) 60.80 63.70 66.60
Wt. of Dry Soil ; WS ( gr ) 84.80 84.80 85.70
Specific Gravity of Soil at T °C ; GS 2.71 2.71 2.71
Water Content ; w ( % ) 71.70 75.12 77.71
Volume of Soil ; V ( cm³ ) 80.76 80.76 80.76
Unit Wt. of Soil ; γ ( gr/cm³ ) 1.80 1.84 1.89
Void Ratio ; e 1.58 1.58 1.55
Porositas ; n 0.61 0.61 0.61
97 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 4 Pengujian Index Properties
Tabel L4.1 Data pengujian index properties kondisi initial ( wi )
98 Universitas Kristen Maranatha Tabel L4.2 Data pengujian index properties kondisi wi + 10%wi
99 Universitas Kristen Maranatha Tabel L4.3 Data pengujian index properties kondisi wi + 12%wi
100 Universitas Kristen Maranatha Tabel L4.4 Data pengujian index properties kondisi wi + 15%wi
101 Universitas Kristen Maranatha Tabel L4.5 Data pengujian index properties kondisi jenuh
Determination No. 1
102 Universitas Kristen Maranatha Foto-foto alat dan proses pengujian
Gambar L4.1 Silinder ring Gambar L4.2 Extruder pencetak tanah
Gambar L4.3 Jangka sorong Gambar L4.4 Desikator
103 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 5 Pengujian Atterberg Limits
Tabel L5.1 Data pengujian kadar air alami
Container No. C-11
Tabel L5.2 Data pengujian batas cair (liquid limit)
Container No. T-2 T-5 T-6 T-8 T-9
Gambar L5.1 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air
y = -19.47ln(x) + 122.95
FLOW CHART CURVE (KURVA ALIR)
104 Universitas Kristen Maranatha Tabel L5.3 Data pengujian batas plastis (plastic limit)
Container No. D-21 D-22
Gambar L5.2 Bagan plastisitas
Keterangan :
CH = Lempung Anorganik dengan Plastisitas Tinggi
MH = Lanau Elastis atau Tanah Pasiran/Lanauan
OH = Lempung Organik dengan Plastisitas Sedang sampai Tinggi
CL = Lempung Anorganik dengan Plastisitas Rendah sampai Sedang;
Lempung Berkerikil; Lempung Berpasir; Lempung Lanauan
ML = Lanau Anorganik dan Pasir Sangat Halus; Pasir Halus Berlanau atau
Berlempung dengan Plastisitas Rendah
OL = Lanau Anorganik dan Lanau-Lempung Organik dengan Plastisitas
105 Universitas Kristen Maranatha Tabel L5.4 Harga PI, LI, If, It dan Ic
SUMMARY
LL ; ( % ) 61.54
PL ; ( % ) 38.92
SL ; ( % ) 27.09
PI ; ( % ) 22.62
Wn ; ( % ) 49.25
LI 0.46
If 44.83
It 0.50
Ic 0.54
Foto-foto alat dan proses pengujian
Gambar L5.3 Alat Cassagrande Gambar L5.4 Groving tool
106 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 6 Soil Suction Measurement Using Filter Paper Method
Tabel L6.1 Data pengujian matric suction
Condition Initial (wi) wi+10%wi wi+12%wi wi+15%wi
Moisture Tin No. 1 2 3 4
Cold Tare Mass (g) Tc 20.1856 19.3542 18.4929 19.0308
Mass of Wet Filter Paper + Cold Tare Mass (g) M1 20.6502 19.6919 18.8328 19.5824
Mass of Dry Filter Paper + Cold Tare Mass (g) M2 20.4675 19.5492 18.6732 19.3141
Hot Tare Mass (g) Th 20.1856 19.3542 18.4929 19.0308
Mass of Dry Filter Paper (g) Mf 0.2819 0.195 0.1803 0.2833
Mass of Water in Filter Paper (g) Mw 0.1827 0.1427 0.1596 0.2683
Filter Paper Water Content (%) w 64.8102 73.1795 88.5191 94.7053
Suction (kPa) h 34.4399 26.5507 16.4813 13.5981
107 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.1 Grafik hubungan kadar air vs nilai suction pada jenis kertas
filter tertentu
Foto-foto alat dan proses pengujian
108 Universitas Kristen Maranatha Gambar L6.4 Timbangan dengan Gambar L6.5 Wadah aluminium
ketelitian 0.0001 gr
Gambar L6.6 Penyiapan benda uji Gambar L6.7 Bahan uji yang untuk metode contact sedang didiamkan sampai
109 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 7 Pengujian Direct Shear
Lampiran 7.1 Direct Shear kondisi initial Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.1 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 66.7 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 184 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 145.2 gr
Wt. of water ( Ww ) = 38.8 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 78.5 gr
Water content ( w ) = 49.43 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.699 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
110 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.1 Data pengujian direct shear kondisi initial dengan σn = 0.1 Kg/cm2
Elapsed Horizontal
Strain Vertical
111 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.1 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi initial dengan σn = 0.1 Kg/cm2
0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
112 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.2 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 62.7 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 182 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 142.65 gr
Wt. of water ( Ww ) = 39.35 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 79.95 gr
Water content ( w ) = 49.22 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.700 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
113 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.2 Data pengujian direct shear kondisi initial dengan σn = 0.2 Kg/cm2
Elapsed Horizontal
Strain Vertical
114 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.2 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi initial dengan σn = 0.2 Kg/cm2
0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
115 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.3 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 63.5 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 195 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 150.9 gr
Wt. of water ( Ww ) = 44.1 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 87.4 gr
Water content ( w ) = 50.46 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.694 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
116 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.3 Data pengujian direct shear kondisi initial dengan σn = 0.3 Kg/cm2
Elapsed Horizontal
Strain Vertical
117 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.3 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi initial dengan σn = 0.3 Kg/cm2
0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
118 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 7.2 Direct Shear kondisi wi + 10%wi
Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.1 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 66 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 178.5 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 138.8 gr
Wt. of water ( Ww ) = 39.7 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 72.8 gr
Water content ( w ) = 54.53 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.676 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
119 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.4 Data pengujian direct shear kondisi wi + 10%wi dengan σn = 0.1
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
120 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
121 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.2 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 66 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 194.6 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 149 gr
Wt. of water ( Ww ) = 45.6 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 83 gr
Water content ( w ) = 54.94 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.674 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
122 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.5 Data pengujian direct shear kondisi wi + 10%wi dengan σn = 0.2
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
123 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
124 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.3 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 68 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 194.8 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 150.4 gr
Wt. of water ( Ww ) = 44.4 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 82.4 gr
Water content ( w ) = 53.88 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.678 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
125 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.6 Data pengujian direct shear kondisi wi + 10%wi dengan σn = 0.3
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
126 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
127 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 7.3 Direct Shear kondisi wi + 12%wi
Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.1 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 78.6 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 189.5 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 149.6 gr
Wt. of water ( Ww ) = 39.9 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 71 gr
Water content ( w ) = 56.20 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.668 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
128 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.7 Data pengujian direct shear kondisi wi + 12%wi dengan σn = 0.1
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
129 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
130 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.2 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 73.3 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 186 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 145.5 gr
Wt. of water ( Ww ) = 40.5 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 72.2 gr
Water content ( w ) = 56.09 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.669 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
131 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.8 Data pengujian direct shear kondisi wi + 12%wi dengan σn = 0.2
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
132 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
133 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.3 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 67.6 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 183.2 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 141.8 gr
Wt. of water ( Ww ) = 41.4 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 74.2 gr
Water content ( w ) = 55.80 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.670 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
134 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.9 Data pengujian direct shear kondisi wi + 12%wi dengan σn = 0.3
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
135 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
136 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 7.4 Direct Shear kondisi wi + 15%wi
Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.1 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 66.2 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 182.4 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 140.3 gr
Wt. of water ( Ww ) = 42.1 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 74.1 gr
Water content ( w ) = 56.82 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.666 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
137 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.10 Data pengujian direct shear kondisi wi + 12%wi dengan σn = 0.1
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
138 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.10 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi wi + 15%wi dengan σn = 0.1 Kg/cm2 0.0000
0.1000 0.2000 0.3000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
S
h
e
a
r
S
tr
e
ss
(
K
g
/c
m
2)
Strain (%)
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
139 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.2 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 61.7 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 199.8 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 149.7 gr
Wt. of water ( Ww ) = 50.1 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 88 gr
Water content ( w ) = 56.93 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.665 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
140 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.11 Data pengujian direct shear kondisi wi + 15%wi dengan σn = 0.2
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
141 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
142 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.3 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 68.5 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 209.8 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 158.4 gr
Wt. of water ( Ww ) = 51.4 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 89.9 gr
Water content ( w ) = 57.17 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.664 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
143 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.12 Data pengujian direct shear kondisi wi + 15%wi dengan σn = 0.3
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
144 Universitas Kristen Maranatha
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
145 Universitas Kristen Maranatha Lampiran 7.5 Direct Shear kondisi jenuh
Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.1 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 83 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 207.1 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 149.4 gr
Wt. of water ( Ww ) = 57.7 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 66.4 gr
Water content ( w ) = 86.90 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.559 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
146 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.13 Data pengujian direct shear kondisi jenuh dengan σn = 0.1
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
147 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.13 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi jenuh dengan σn = 0.1 Kg/cm2
0.0000 0.1000 0.2000 0.3000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
S
h
e
a
r
S
tr
e
ss
(
K
g
/c
m
2)
Strain (%)
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
148 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.2 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 83 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 205.2 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 150.6 gr
Wt. of water ( Ww ) = 54.6 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 67.6 gr
Water content ( w ) = 80.77 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.578 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
149 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.14 Data pengujian direct shear kondisi jenuh dengan σn = 0.2
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
150 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.14 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi jenuh dengan σn = 0.2 Kg/cm2
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
151 Universitas Kristen Maranatha Data pengujian
Diameter ( D ) = 6.342 cm
Height ( t ) = 2.540 cm
Area ( A ) = 31.589 cm2
Volume ( V ) = 80.237 cm3
Normal stress ( σn ) = 0.3 Kg/cm2
Ring constant = 0.2956 Kg/div
Soil specimen properties
Container no = 1
Wt. of container ( W1 ) = 83 gr
Wt. cont + wet soil ( W2 ) = 219 gr
Wt. cont + dry soil ( W3 ) = 161 gr
Wt. of water ( Ww ) = 58 gr
Wt. of dry soil ( Ws ) = 78 gr
Water content ( w ) = 74.36 %
Wet density ( γwet ) = 1.044 gr/cm3
Dry density ( γdry ) = 0.599 gr/cm3
Angka pori ( e ) = 1.596
Porositas ( n ) = 0.615
152 Universitas Kristen Maranatha Tabel L7.15 Data pengujian direct shear kondisi jenuh dengan σn = 0.3
Kg/cm2 Elapsed Horizontal
Strain Vertical
153 Universitas Kristen Maranatha
Gambar L7.15 Grafik hubungan strain vs shear stress kondisi jenuh dengan σn = 0.3 Kg/cm2
0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
S
Grafik Hubungan Strain vs. Shear Stress
154 Universitas Kristen Maranatha Foto-foto alat dan proses pengujian
Gambar L7.16 Shear box bagian Gambar L7.17 Shear box bagian atas bawah dan blok pengaku
Gambar L7.18 Proving ring dan Gambar L7.19 Ring pencetak
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin
muson Barat dan muson Timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup
dari arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan
Indonesia; dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering,
membawa sedikit uap air. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap
tahunnya tidak sama. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang
lain rata-rata curah hujannya tidak sama. Namun masih tergolong cukup tinggi,
yaitu rata-rata 2000 – 3000 mm/tahun.
Frekuensi curah hujan yang cukup tinggi ini dapat menyebabkan banjir
yang kemudian menjadi salah satu penyebab tanah longsor. Curah hujan yang
tinggi menyebabkan kemampuan tanah akan jenuh terhadap air, sehingga air akan
tetap di luar permukaan dan membuat sebuah wilayah menjadi terendam air. Air
hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan mengakibatkan tanah menjadi jenuh
juga turut menentukan terjadinya longsor. Peningkatan air pori akibat pembasahan
atau peningkatan kadar air akan meningkatkan muka air tanah serta menurunkan
ketahanan tanah yang bersangkutan di sepanjang bidang gelincirnya. Ketika tanah
jenuh maka tanah kehilangan semua tambahan kekuatan geser yang berasal dari
tekanan air pori negatif sehingga tanah menjadi tidak stabil dan mudah longsor.
Pada dasarnya, kondisi tanah di alam tidaklah selalu dalam keadaan jenuh.
Siklus pembasahan dan pengeringan yang terjadi berulang–ulang mempengaruhi sifat–sifat fisik tanah dan karakteristik mekanik tanah antara lain perubahan kadar air dalam tanah, perubahan kuat geser, dan perubahan tegangan air pori negatif.
Untuk mengetahui perubahan karakteristik tanah dan sifat mekaniknya
dilakukan penelitian tanah yang diwakilkan oleh tanah yang diambil dari daerah
Lapangan Maranatha. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji diambil pada
kedalaman 1 meter dari permukaan tanah. Dari penelitian ini diharapkan dapat
2 Universitas Kristen Maranatha pembasahan dan mengetahui hubungan antara kondisi initial tanah dan kuat
gesernya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pembasahan terhadap tanah permukaan yang tak jenuh
dengan membandingkan perubahan parameter kuat geser tanah (c’, ϕ’ dan ϕb).
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Tanah yang digunakan untuk sampel uji diambil pada kedalaman 1 meter
dari permukaan tanah di Lapangan Universitas Kristen Maranatha.
2. Pembasahan dilakukan dalam kondisi tanah asli, dengan cara
menambahkan air kedalam benda uji dari kondisi kadar air initial (wi)
hingga dicapai kadar air benda uji menjadi wi+10%wi, wi+12%wi, dan
wi+15%wi.
3. Lama pemeraman yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi yang
diinginkan adalah 1 hari.
4. Diperlukan pengujian mengenai tegangan air pori negatif (matric suction)
untuk mendapatkan nilai ϕb.
5. Metode yang digunakan untuk mencari nilai matric suction adalah metode
kertas filter.
6. Alat uji yang digunakan adalah alat geser langsung (direct shear).
7. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik
Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan dan
3 Universitas Kristen Maranatha Bab 2, Tinjauan Pustaka
Berisi tentang partikel tanah, tanah tak jenuh, komposisi tanah, kuat geser tanah,
matric suction dan proses pembasahan.
Bab 3, Prosedur Penelitian
Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah dan penelitian contoh
tanah.
Bab 4, Penyajian dan Analisis Data
Berisi tentang data hasil pengujian, pengaruh pembasahan terhadap nilai matric
suction dan kuat geser dari tanah tak jenuh.
Bab 5, Simpulan dan Saran
80 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh proses pembasahan dan
perhitungan yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada pengujian pendahuluan seperti pengujian specific gravity,
hydrometer analysis, index properties dan atterberg limits, diketahui
bahwa contoh tanah uji yang diambil dari Lapangan Maranatha pada
kedalaman ± 1 m merupakan tanah lanau berpasir.
2. Dari proses pembasahan terhadap tanah uji di laboratorium, diperlukan
lama pemeraman 1 hari untuk mendapatkan kondisi yang diinginkan, dan
diketahui bahwa nilai parameter fisik cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar air. Untuk kadar air, terjadi peningkatan sebesar
31.27% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk angka pori, terjadi
peningkatan sebesar 4.79% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh.
Untuk porositas, terjadi peningkatan sebesar 1.59% dari kondisi initial
sampai kondisi jenuh. Untuk berat volume tanah, terjadi peningkatan
sebesar 7.24% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk derajat
kejenuhan, terjadi peningkatan sebesar 25.52% dari kondisi initial sampai
kondisi jenuh.
3. Dari proses pembasahan terhadap tanah uji di laboratorium, didapat bahwa
nilai matric suction mengalami penurunan sebesar 60.51% dari kondisi
initial sampai kondisi wi + 15%wi seiring dengan meningkatnya kadar air.
4. Sedangkan untuk parameter mekanik atau kuat geser tanah nilainya
cenderung mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya kadar air.
Untuk kohesi, terjadi penurunan sebesar 37.41% dari kondisi initial
sampai kondisi jenuh. Untuk sudut geser dalam, terjadi penurunan sebesar
25.98% dari kondisi initial sampai kondisi jenuh. Untuk sudut antara
cohesion intercept dengan matric suction, terjadi penurunan sebesar
81 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya:
1. Pada pengujian filter paper method disarankan untuk dilakukan pada
ruangan yang memiliki pengatur suhu yang stabil (AC) untuk
mengantisipasi kehilangan berat kelembaban pada kertas karena perbedaan
suhu dan tekanan atmosfir.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kuat geser tanah tak jenuh
dengan menggunakan alat yang berbeda seperti Triaxial atau UCT.
3. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya
disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar
yang dapat menghambat proses penelitian.
4. Diperlukan pemahaman dan pengetahuan lebih lanjut tentang curah hujan
dan kaitannya dengan kadar air tanah.
5. Sebaiknya nilai Gs pada berbagai kondisi yang telah ditentukan
sebelumnya perlu diuji agar didapat hasil yang mendekati keadaan
82 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM D5298 – 03, 2003, Standard Test Method for Measurement of Soil Potential (Suction) Using Filter Paper, ASTM International, United
States.
2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis
Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi
Susilo Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis) Jilid 1 & 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
5. Fredlund, D.G. & Rahardjo, H., 1993, Soil Mechanics for Unsaturated
Soils, A Wiley-Interscience Publication John Wiley & Sons, Inc.
6. Handayani, Aulia, 2006, Penentuan Parameter Kuat Geser Tanah Tak
Jenuh Air Secara Tidak Langsung Menggunakan Soil-Water
Characteristic Curve (SWCC), Skripsi Universitas Kristen Maranatha,
Bandung.
7. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium
Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
8. Lu, N. & Lukos, William J., 2004, Unsaturated Soil Mechanics, A
Wiley-Interscience Publication John Wiley & Sons, Inc.
9. Nurdin, Fajar A., 2010, Studi Kestabilan Tanah Permukaan Akibat Proses
Pembasahan Lokasi Desa Manting Kec. Jatirejo Mojokerto Jawa Timur,
Skripsi Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
10.Soil Suction Measurement with Filter Paper Method, Website:
https://ceprofs.civil.tamu.edu/caubeny/cven649/lab/filter%20paper%20test
.doc
11.Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan