• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Batik Cirebon untuk Melestarikan dan Meningkatkan Minat Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Promosi Batik Cirebon untuk Melestarikan dan Meningkatkan Minat Masyarakat."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Batik ... 7

2.1.1 Batik Cirebon ... 8

2.2 Teori dan Praktik Pembelajaran ... 9

2.3 Layout ... 10

2.3.1 Margin ... 12

2.3.2 Grid ... 13

2.3.3 Tipografi ... 13

2.3.4 Teori Warna ... 13

2.4 Book Design ... 14

2.5 Packaging ... 15

(2)

Universitas Kristen Maranatha

2.7 Ilustrasi ... 18

2.8 Workshop ... 19

BAB 3 DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 20

3.1 Data dan Fakta ... 20

3.1.1 Batik Nusantara ... 20

3.1.2 Batik Cirebon. ... 21

3.1.3 Desa Trusmi ... 22

3.2 Data Hasil Observasi ... 23

3.2.1 Motif Batik Cirebon ... 20

3.2.2 Perbedaan Antara Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Cetak. ... 26

3.2.3 Alat Dan Bahan yang Dibutuhkan untuk Membuat Batik Tulis ... 28

3.2.4 Proses Membatik ... 31

3.2.5 Jenis-jenis Canting ... 32

3.3 Hasil Kuesioner ... 34

3.4 Analisis Masalah ... 38

3.4.1 SWOT ... 38

3.4.2 STP ... 39

3.5 Tinjauan Karya Sejenis ... 40

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH ... 43

4.1 Konsep Komunikasi ... 43

4.2 Konsep Kreatif ... 43

4.3 Layout ... 44

4.3.1 Font ... 45

4.3.1.1 Judul Sampul Buku ... 45

4.3.1.2 Judul ... 45

4.3.1.3 Subjudul ... 45

4.3.1.4 Body Text ... 45

4.4 Konsep Media ... 46

4.5 Buku ... 46

(3)

Universitas Kristen Maranatha

4.5.2 Susunan Buku ... 46

4.5.3 Hasil Karya Buku ... 47

4.6 Packaging ... 53

4.6.1 Ukuran dan Jari-jari Packaging ... 54

4.6.2 Layout Packaging ... 58

4.7 Media Promosi dan Gimmick ... 58

4.7.1 Media Promosi ... 58

4.7.1.1 Brosur ... 59

4.7.1.2 Poster ... 61

4.7.1.3 Banner ... 61

4.7.2 Gimmick ... 62

4.7.2.1 Dompet Batik ... 62

4.7.2.2 Pin ... 63

4.7.2.3 Gelas ... 63

4.7.2.4 Kipas ... 64

4.7.2.5 Alat Tulis ... 64

4.7.2.6 T-Shirt ... 65

4.8 Budgeting ... 65

BAB 5 PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 68

5.3 Saran dan Komentar dari Dosen Penguji ... 69

(4)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 5

Tabel 3.1 Hasil Kuesioner ... 34

Tabel 3.2 Hasil Kuesioner 2 ... 34

Tabel 3.3 Hasil Kuesioner 3 ... 35

Tabel 3.4 Hasil Kuesioner 4 ... 35

Tabel 3.5 Hasil Kuesioner 5 ... 36

(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Singa Payung ... 23

Gambar 3.2 Naga Saba ... 23

Gambar 3.3 Taman Arum ... 24

Gambar 3.4 Mega Mendung ... 24

Gambar 3.5 Tambal Sewu. ... 24

Gambar 3.6 Liris Penganten ... 24

Gambar 3.7 Kawung Rambutan ... 25

Gambar 3.8 Kembang Suru ... 25

Gambar 3.9 Kelapa Setundun ... 25

Gambar 3.10 Karang Jahe ... 26

Gambar 3.11 Mawar Sepasang ... 26

Gambar 3.12 Daro Tarung ... 26

Gambar 3.13 Piring Selampad ... 27

Gambar 3.14 Kembang Kantil ... 27

Gambar 3.15 Batik Tulis ... 27

Gambar 3.16 Batik Cap ... 28

Gambar 3.17 Batik Cetak ... 29

Gambar 3.18 Kain Mori ... 29

Gambar 3.19 Canting ... 30

Gambar 3.20 Pemanas ... 30

Gambar 3.21 Malam ... 30

Gambar 3.22 Batikku ... 40

Gambar 3.23 Batik Cirebon ... 40

Gambar 3.24 Batik ... 41

Gambar 4.1 Logo ... 44

Gambar 4.2 Sampul Depan ... 47

Gambar 4.3 Sampul Belakang... 48

Gambar 4.4 Half Title ... 48

(6)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.6 Alat dan Bahan ... 49

Gambar 4.7 Alat dan Bahan 2 ... 50

Gambar 4.8 Motif ... 50

Gambar 4.9 Proses Membatik 1 ... 51

Gambar 4.10 Proses Membatik 2 ... 51

Gambar 4.11 Aplikasi Batik 1 ... 52

Gambar 4.12 Aplikasi Batik 2 ... 52

Gambar 4.13 Halaman Terakhir ... 53

Gambar 4.14 Pola Kemasan ... 54

Gambar 4.15 Pola Alas Dalam Bawah ... 55

Gambar 4.16 Pola Pembatas Kotak Bagian Bawah ... 55

Gambar 4.17 Pola Kotak Bagian Atas... 56

Gambar 4.18 Pola Alas Bagian Atas ... 57

Gambar 4.19 Pola Pembatas Kotak Bagian Atas ... 57

Gambar 4.20 Layout Packaging ... 58

Gambar 4.21 Brosur Bagian Depan ... 59

Gambar 4.22 Brosur Bagian Belakang ... 59

Gambar 4.23 Brosur Dibuka ... 60

Gambar 4.24 Poster ... 61

Gambar 4.25 Banner ... 61

Gambar 4.26 X-Banner ... 62

Gambar 4.27 Dompet Batik Kecil ... 63

Gambar 4.28 Dompet Batik Besar ... 63

Gambar 4.29 Pin ... 64

Gambar 4.30 Gelas ... 64

Gambar 4.31 Kipas ... 65

Gambar 4.32 Alat Tulis ... 65

(7)

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batik merupakan kerajinan yang memiliki keindahan corak, warna, serta berbagai

motif tradisional bernilai seni tinggi yang telah diakui dunia. Terbukti pada tanggal

2 Oktober 2009 United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization

(UNESCO) memberikan pengakuan dan mengesahkan secara resmi Batik Indonesia

sebagai warisan budaya (World Heritage). Untuk memperingatinya pada tanggal

tersebut dijadikan sebagai Hari Batik.

Batik memberi makna yang sarat akan seni dan representasi budaya dari

masing-masing daerah tanah air. Tiap daerah memiliki ciri motif maupun cara pembuatan

batik yang unik dan berbeda-beda. Cirebon merupakan salah satu sentra batik yang

memiliki karakteristik kebudayaan yang khas. Terdapat di antara dua budaya besar

Sunda dan Jawa, didukung dengan pelabuhan yang ramai disinggahi pedagang dunia,

membentuk sebuah budaya masyarakat yang khas dan unik. Kekhasan dan keunikan

itu tampak pada ekspresi keseniannya, termasuk di dalamnya karya batik. Kekhasan

batik Cirebon itu tidak dapat dipisahkan dengan latar sosial budaya yang melingkupi

pertumbuhan dan perkembangan batik Cirebon. Perkembangan batik Cirebon

merupakan salah satu titik penting dalam batik Indonesia.

Bagi anak bangsa batik telah menjadi ciri khas dan simbol Indonesia. Maka generasi

penerus bangsa diharapkan dapat mempertahankan budaya Indonesia, khususnya

batik. Penanaman budaya pada remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai

dengan menanamkan budaya melalui pendidikan sampai memperkanalkan budaya itu

melalui kegiatan sehari-hari. Salah satu contohnya dengan mengukuti kursus.

Kursus yang menyediakan pelatihan membatik telah terdapat di beberapa kota.

Contohnya Batik Hasan dan Batik Komar yang terdapat di Bandung, Fokado yang

(8)

Universitas Kristen Maranatha

Sanggar Batik Sekar Kedhaton yang berlokasi di Yogyakarta. Tempat kursus tersebut

menggunakan metode belajar sekaligus praktik langsung membuat batik cap dan

tulis. Biaya kursus rata-rata berkisar antara Rp 100.000,- (untuk belajar pembuatan

batik cap, 1 hari) hingga Rp 3.000.000,- tergantung paket pelatihan yang dipilih

(biaya kursus batik tulis lebih besar daripada batik cap. Peserta yang datang sebagian

besar adalah orang asing dari Jepang, Malaysia, turis-turis mancanegara, dan

beberapa dari kalangan pelajar. Cukup disayangkan hanya sedikit jumlah generasi

muda Indonesia yang tertarik untuk mengikuti kursus batik. Kita yang merupakan

“pemilik” batik seharusnya lebih semangat dan antusias dalam mempelajari batik

dibandingkan dengan turis-turis mancanegara yang merupakan “penikmat” batik.

Jika generasi bangsa tidak memiliki semangat untuk mempelajari serta tidak

memiliki pemahaman yang kuat tentang batik, ciri khas bangsa ini dapat diambil dan

diakui oleh negara lain.

Berdasarkan masalah tersebut, agar dapat menarik generasi muda untuk mempelajari

batik diadakan workshop membatik yang juga menyediakan satu paket buku (yang

berisi sejarah, motif, dan proses pembuatan batik) dengan peralatan membatik seperti

canting, kain, malam, dan pewarna kain. Semua usia khususnya remaja akan lebih

dimudahkan dengan adanya paket tersebut. Pada akhirnya diharapkan generasi muda

akan lebih tertarik dan mudah menangkap suatu informasi, apabila teori dan praktek

dipelajari secara bersamaan.

Ide pembuatan paket tersebut menarik karena sampai sekarang belum tersedia buku

tentang proses pembuatan batik yang dijual satu paket dengan alat-alat membatik.

Ditambah dengan diadakannya workshop yang dapat memberikan pengarahan

tahap-tahap pembuatan batik secara langsung. Dengan mempraktikkan proses pembuatan

batik diharapkan masyarakat khususnya remaja dapat memahami proses pembuatan

batik dan dapat semakin menarik minat terhadap batik sekaligus melestarikan budaya

(9)

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dengan adanya latar belakang tersebut maka rumusan permasalahan yang dibahas

adalah :

1.

Bagaimana cara memperkenalkan batik Cirebon dan proses pembuatannya

pada remaja ?

2.

Bagaimana merancang buku tentang proses pembuatan batik Cirebon yang

dapat dipraktikkan oleh remaja ?

Batasan penggunaan batik pada paket ini adalah hanya menggunakan batik Cirebon

saja, sedangkan batasan isi bukunya mengenai sejarah, motif, dan tahapan-tahapan

pembuatan batik.

Semua buku dibuat disesuaikan dengan target pasar yang akan dituju, begitu juga

buku ini, secara umum target pasar buku ini mencakup remaja SMP sampai SMA.

1.3 Tujuan Perancangan

1.

Mengadakan workshop yang menyediakan sebuah buku tentang sejarah,

motif, dan proses pembuatan batik Cirebon yang menampilkan visual

menarik. Dan dikemas dalam satu paket dengan alat-alat membatik.

2.

Mempelajari teori bersamaan dengan praktik dapat menjadi cara yang tepat

agar remaja dapat memahami proses pembuatan batik dengan baik. Buku

yang disediakan berisi tahapan-tahapan pembuatan batik yang mudah

dipahami pembaca dan dapat langsung dipraktikkan.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan

observasi langsung ke daerah Trusmi Cirebon dan melakukan wawancara dengan

orang-orang yang terkait, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah orang-orang yang

ahli dalam pembuatan batik dan mengetahui sejarah dan arti di dalam motif batik

tersebut, yaitu Bapak Casta, M.Pd selaku orang yang berwenang dalam Badan

(10)

Universitas Kristen Maranatha

selain itu juga wawancara dengan Bapak H. Akhmad Khalimy dan Ibu Diajenk

Sandra selaku pemilik Batik FRESA, dilakukan juga wawancara dengan beberapa

pengrajin batik.

Selain melakukan wawancara, cara pengumpulan data lainnya adalah dengan

menyebarkan kuesioner yang secara garis besarnya adalah seberapa tertarikah remaja

untuk melestarikan budaya batik nusantara, khususnya batik Cirebon. Kuesioner

ditujukan kepada 120 remaja SMP sampai dengan SMA.

Dilakukan pula observasi lapangan, pada observasi ini dilakukan pencatatan dan

pengamatan terhadap batik Cirebon dan buku-buku lain yang sudah ada mengenai

batik Cirebon. Studi pustakan juga menjadi sarana pengumpulan data, studi pustaka

yang ditempuh dengan tujuan mencari teori yang diperlukan. Pengumpulan literatur

dari majalah dan internet yang bersangkutan dengan topik ini pun dilakukan untuk

menunjang data-data yang sudah ada. Pengumpulan data tersebut bertujuan untuk

mendapatkan data yang akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan dan diuji

(11)

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Skema Perancangan

(12)

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang latar belakang kurangnya minat remaja terhadap

batik. Identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, mengenai

pentingnya remaja sebagai generasi muda untuk melestarikan budaya batik

nusantara. Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari

informasi yang berkaitan dengan batik Cirebon.

Bab 2 Landasan Teori , penjelasan teori atau dasar pemikiran yang digunakan

sebagai pijakan untuk memandang dan menguraikan sejarah batik, khususnya batik

Cirebon dan teori media yang dapat digunakan untuk menarik minat remaja kepada

batik.

Bab 3 Uraian Hasil Pengumpulan Data dan Analisis, berisi uraian hasil survey data

di lapangan dan menguraikan hasil penelitian menggunakan dasar pemikiran

sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar remaja tidak tertarik untuk

mempelajari batik karena hanya sebatas teori yang tidak memiliki visual yang

menarik.

Bab 4 Pemecahan Masalah

Penjelasan mengenai strategi yang digunakan untuk memcahkan masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan atas hasil pengumpulan data dan

analisis tentang media yang tepat untuk menarik minat remaja terhadap batik,

(13)

Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bagi anak bangsa, batik telah menjadi ciri khas, simbol, dan warisan bangsa Indonesia

yang wajib untuk dilestarikan agar tidak diakui oleh negara lain. Untuk dapat

melestarikannya, penanaman budaya perlu diwariskan dari generasi ke generasi

selanjutnya. Maka dari itu diperlukan pengenalan batik sedini mungkin supaya

masyarakat Indonesia mengenal batik dengan baik dan lambat laun tumbuh rasa cinta

terhadap budaya tersebut, khususnya remaja. Penanaman budaya batik pada remaja

dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dengan menanamkan budaya melalui

pendidikan formal maupun non-formal.

Buku-buku mengenai batik yang terdapat dipasaran kurang menarik bagi remaja, karena

hanya sebatas mempelajari teori saja. Mempelajari teori disertai praktik dapat lebih

menarik minat remaja. Karena itu perlu adanya buku yang memiliki visual menarik

disertai dengan workshop, sehingga teori yang dipelajari remaja pada buku, dapat

langsung dipraktikan.

5.2 Saran

Generasi muda, khususnya remaja seharusnya lebih sadar akan pentingnya mempelajari

dan melestarikan budaya bangsa, khususnya batik. Untuk lebih menarik minat remaja

akan batik, diperlukan berbagai inovasi dalam sosialisasinya. Pada kesempatan kali ini

penulis menggunakan workshop sebagai inovasi dalam pengenalan batik kepada

remaja-remaja Indonesia. Para remaja-remaja diajak untuk lebih mengenal batik sekaligus

mempraktikan cara membuatnya. Penulis berharap dengan cara ini remaja Indonesia

(14)

Universitas Kristen Maranatha

Pemerintah harus cermat dalam memanfaatkan media untuk melakukan sosialisasi.

Banyak alternatif cara yang dapat ditempuh untuk mengenalkan batik pada masyarakat

Indonesia, misalnya membuat pengenalan batik melalui film animasi, permainan

edukasi-interaktif, maupun melalui buku cerita bergambar.

5.3 Saran dan Komentar dari Dosen Penguji

Perlu diperhatikan mengenai penulisan makalah (keterangan gambar dan daftar pustaka).

Selain makalah, yang harus diperbaiki yaitu kemasan. Pada bagian belakang kemasan

perlu ditambah keterangan atau informasi mengenai isi dari kemasan tersebut. Pegangan

kemasan yang terbuat dari pelastik cat nya mengelupas, sebaiknya pegangan dilapis pita,

sehingga tidak perlu dicat. Untuk bagian tempat buku yang terdapat di dalam kemasan,

(15)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Buku

Casta, M.Pd. 2007. Batik Cirebon. Cirebon : Badan Komunikasi Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Cirebon

Triedman, Karen. 2005. Color Graphic. Rockport Publishers

Sihombing, Danton. 2001, Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama

Pustaka Internet

http://pesonabatik.site40.net/ Diakses 17 Februari 2013

http://duniaparenting.com/ Diakses 26 Februari 2013

http://matakristal.com/pengertian-buku/ Diakses 21 Februari 2013

http://timukgrafis.com/ Diakses 21 Februari 2013

Gambar

Tabel 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Spesies mangrove pada tingkat pohon yang memiliki nilai penting dengan kriteria ting- gi adalah spesies Sonnetaria alba, sedang- kan pada tingkat pancang spesies yang

Berdasarkan analisis verbatim tentang kesadaran akan manfaat pajak yang dibayarkan tidak dapat dirasakan secara langsung, beda saat kita berbelanja, saat berbelanja kita

Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya terkait dengan penggunaan urin manusia sebagai pupuk organik cair hidroponik antara lain: 12. Penggunaan sistem

Belajar merupakan hubungan timbal balik dan fungsional antara individu dan individu, antara individu dan kelompok serta kelompok dan kelompok (Suprijono, 2009 : 39). Sebagai upaya

Penyaluran KUR yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini, tetap berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/ PMK.05/2008 tentang

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan analisis model regresi linear sederhana: interpretasi dan pendugaan koefisien model dengan metode OLS, pengujian hipotesis..

Di satu sisi Peraturan Perundang-Undangan Indonesia menyatakan pencatatan perkawinan merupakan satu-satunya alat bukti telah terjadinya perkawinan, namun di sisi

Hasil analisis organoleptik hedonik dan skoring terhadap parameter penerimaan keseluruhan beras ubi jalar ungu dapat dilihat pada Gambar 4a dan hasil analisis