PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK
BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Resti Fitriani 0904087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN
DAN SKALA
Oleh
Resti Fitriani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Resti Fitriani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN
PERBANDINGAN DAN SKALA
Oleh Resti Fitriani
0904087
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan perbandingan dan skala. Hasil belajar semua siswa berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sementara nilai KKM yang telah ditentukan adalah 60. Hasil belajar siswa yang rendah terjadi karena pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada guru. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dengan pendekatan matematika realistik. Subyek penelitian ini adalah 34 siswa kelas V SDN Buahbatu Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar siswa dengan pendekatan matematika realistik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes akhir siklus, lembar observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil belajar siswa dengan skor gain ternormalisasi peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 0,19 dengan kriteria peningkatan rendah dan peningkatan siklus II ke siklus III sebesar 0,30 dengan kriteria peningkatan sedang. Hal ini menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah diterapkannya pendekatan matermatika realistik. Diharapkan guru dapat mengkaji dan menerapkan pendekatan matematika realistik pada materi yang lain.
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ OUTCOMES THROUGH
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION APPROACH IN TOPICS COMPARISON AND SCALE
By Resti Fitriani
0904087
This research is motivated by the lack of student learning outcomes in mathematics subject and scale comparison. Learning outcomes of all students were below the minimum completeness criteria while the value of the minimum completeness criteria specified is 60. Students learning outcomes that occur due to low learning conducted teacher-centered. This study focused on improving learning outcomes in the cognitive domain with Realistic Mathematics Education. The subjects of this study were 34 fifth grade students of SDN Buahbatu, District Lembang, West Bandung regency. The purpose of this study is to describe the planning, implementation and improvement of student learning outcomes with Realistic Mathematics Education Approach. The method used in this study was Classroom Action Research (CAR), which adapted from the model Kemmis & Mc. Taggart in three cycles. Data was collected through the post test in each cycle, observation sheet and deep interview. Based on the research, students learning outcomes obtained with normalized gain index score improved in cycle I to cycle II of 0.19 with a low improvement criteria and improved in cycle II to cycle III of 0.30 with moderate improvement criteria. This shows the learning outcomes of students has increased after the implementation of Realistic Mathematics Education. Teachers are expected to assess and implement Realistic Mathematics Education in other topics in Mathematic subjects.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan para thabii’innya sehingga kita masih diberikan kenikmatan akan
iman-islam yang hakiki.
Skripsi ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala. Skripsi ini
menggambarkan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif
setelah diterapkannya pendekatan matematika realistik.
Kegiatan penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan
dengan baik apabila tidak ada dukungan dari pihak yang dermawan. Oleh karena
itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dra. Hj. Effy Mulyasarii, M.Pd. dan Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed.,
selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak memberi
masukan, perhatian, kesabaran dan keikhlasan ketika membimbing;
2. Drs. H. Dede Somarya, M.Pd., selaku Ketua Prodi PGSD Bumi Siliwangi
yang telah memberi dukungan penuh dengan mempermudah proses perizinan
untuk penelitian ini;
3. Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., selaku DBS Prodi PGSD Bumi yang telah
memberi dukungan penuh dan merekomendasikan pembimbing untuk
penelitian ini;
4. Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
menjadi Ibu bagi Penulis selama kuliah di UPI, termakasih atas perhatian dan
bimbingannya;
5. Yeti Herawati, S.Pd. dan Hanyanti Wihanda, selaku Kepala Sekolah dan
Guru SD Negeri Buahbatu Kec. Lembang Kab. Bandung Barat, atas segala
bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan
6. Siswa kelas V SD Negeri Buahbatu, terimakasih atas bantuan dan
kerjasamanya selama penelitian;
7. Mamah dan bapa tercinta yang telah membesarkan dan mendidik dengan
penuh kasih sayang serta memberikan dukungan dan kepercayaan kepada
penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu mendoakan
penulis dalam setiap helaan nafas dan sujudnya;
8. Saudara perempuanku Fuzi, saudara Mus dan keluarga besar di Garut
terimakasih atas bantuan, doa dan dukungannya;
9. Rekan mahasiswa PGSD 2009, Kelas A, Kelas Matematika 2009 khususnya
Ami, Annis, Hira, Ratdew, Ratpur, Titik, Yanti, Safitri, Teh Eci, Teh Rere
Melia, Sikey dan Subkhi terimakasih atas dukungan, tali persaudaraan yang
kita jalin semuanya hanya dapat terekam dalam ingatan dan tersimpan dalam
hati;
10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga semua bentuk dukungan yang diberikan kepada penulis
menjadikan amal kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
lebih baik.Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun
sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam
penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
Bandung, Juni 2013
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
B. Kerangka Pemikiran ... 27
C. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 29
C. Definisi Operasional ... 34
D. Instrumen Penelitian ... 34
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 36
G. Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Hasil Penelitian ... 47
B. Pembahasan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Data hasil ulangan harian ... 5
3.1Interpretasi Validitas ... 37
3.2Uji Validitas Siklus I ... 37
3.3Uji Validitas Siklus II ... 37
3.4Uji Validitas Siklus III ... 38
3.5Uji Reliabilitas ... 39
3.6Klasifikasi Daya Pembeda ... 40
3.7Daya pembeda Siklus I ... 40
3.8Daya pembeda Siklus II ... 40
3.9Daya pembeda Siklus III ... 40
3.10 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 41
3.11Indeks Kesukaran Siklus I ... 42
3.12 Indeks Kesukaran Siklus II ... 42
3.13 Indeks Kesukaran Siklus III ... 42
3.15Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus I ... 42
3.15 Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus II ... 43
3.16 Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus III ... 43
3.17 Rubrik Penilaian ... 44
3.18 Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi ... 46
4.1Hasil Belajar Siklus I ... 50
4.2Hasil Belajar Siklus II ... 55
4.3Hasil Belajar Siklus III ... 60
4.4Pengingkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II ... 62
4.5Pengingkatan Hasil Belajar Siklus II ke Siklus III ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A.Instrumen Pembelajaran ... 80
A.1 RPP Siklus I ... 81
B. Instrumen Pengumpul Data ... 103
B.1 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen Siklus I ... 104
B.2 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen Siklus Siklus II ... 109
B.3 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen Siklus Siklus III ... 116
B.4 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I ... 122
B.5 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II ... 124
B.6 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus III ... 127
B.7 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 130
B.8 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 133
B.9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 136
B.10 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 138
B.11 Lembar Observasi Guru Siklus III ... 140
B.12 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 143
B.13 Kisi-kisi Wawancara ... 145
C. Uji Instrumen ... 146
C.1 Skor Instrumen Siklus I ... 147
C.2 Uji Validitas Siklus I ... 148
C.3 Uji Reliabilitas Siklus I ... 150
C.4 Uji Daya Pembeda Siklus I ... 152
C.5 Uji Indeks Kesukaran Siklus I ... 154
C.6 Skor Instrumen Siklus II ... 155
C.7 Uji Validitas Siklus II ... 156
C.8 Uji Reliabilitas Siklus II ... 158
C.9 Uji Daya Pembeda Siklus II ... 160
C.10 Indeks Kesukaran Siklus II ... 162
C.11 Skor Instrumen Siklus III ... 163
C.12 Uji Validitas Siklus III ... 164
C.13 Uji Reliabilitas Siklus III ... 166
C.14 Uji Daya Pembeda Siklus III ... 168
C.15 Uji Daya Pembeda Siklus III ... 170
D.Data Penelitian ... 172
D.1 Hasil Belajar Siklus I- Siklus III ... 173
D.2 Peningkatan berdasarkan Gain ... 174
D.3 Tes Hasil Belajar Siklus I ... 175
D.4 LKS Siklus I ... 179
D.5 Tes Hasil Belajar Siklus II ... 181
D.6 LKS Siklus II ... 186
D.7 Tes Hasil Belajar Siklus III ... 188
D.8 LKS Siklus III ... 194
D.9 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 196
D.10 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 203
D.11. Lembar Observasi Guru Siklus II ... 207
D.12 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 213
D.13 Hasil Observasi Guru Siklus III ... 217
D.14 Hasil Observasi Siswa Siklus III ... 223
D.15 Draf Hasil Wawancara ... 226
E. Dokumentasi ... 228
E.1 Cuplikan Pembelajaran ... 230
E.2 Surat Keputusan (SK) dosen pembimbing ... 232
E.3 Surat Izin Penelitian dari FIP ke UPI ... 233
E.4 Surat Izin Penelitian UPI ke Kab. Bandung Barat ... 234
E.5 Surat Izin Penelitian dari Kesbang ke SDN Buahbatu ... 235
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran mendasar yang di
ajarkan dari jenjang dasar sampai menengah atas bahkan sampai perguruan
tinggi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat matematika sebagai
salah mata pelajaran. Mata pelajaran matematika di persiapkan untuk
membantu manusia untuk menghadapi masalah kehidupan karena tanpa
disadari oleh manusia, matematika tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
sehari-harinya. Namun nyatanya manusia terutama siswa yang sedang
menggelutinya berpresepsi matematika adalah beberapa simbol yang menjadi
masalah. Dalam hal ini siswa hanya melihat simbol-simbol tanpa berfikir
dalam memahaminya, sebab matematika perlu pola berfikir dalam
memahaminya. Seperti halnya Johnson dan Rising dalam Suwangsih (2006:
4) menyebutkan bahwa:
Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Sedangakan Suwangsih (2006:4) berpendapat bahwa :
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori yang dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak di definisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keturunan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keteruntutan dan keharmonisan. Presepsi yang tertanam pada generasi selanjutnya matematika itu sulit.
Dapat disimpulkan matematika adalah bahasa yang menggunakan simbol
yang didefinisikan dengan cermat dan perlu menggunakan pola fikir.
Presepsi negatif yang tertanam pada setiap generasi manusia
dengan mudah oleh otaknya. Ketika siswa mempunyai presepsi negatif
terhadap matematika ditambah pembelajaran di kelas tidak menyenangkan,
otak mereka semakin menolak untuk menyerap konsep matematika. Metode
pembelajaran mempengaruhi berkurang dan bertambannya presepsi negatif
siswa terhadap matematika. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat
mengurangi presepsi negatif siswa terhadap matematika dan metode
pembelajaran yang kurang menyenangkan dapat menambah presepsi negatif
siswa.
Namun fakta dilapangan guru masih saja menggunakan metode
konvensional yang kurang menyenangkan dalam mata pelajaran matematika.
Astuti dalam Mashudi (2012: 4) guru di Jawa Tengah sebanyak 80% masih
menggunakan pendekatan Konvensional. Guru beranggapan pembelajaran
akan lebih efektif apabila menggunakan pendekatan konvensional.
Pembelajaran konvensional yang selalu terpusat pada guru akan membuat
efektif pembelajaran menurut guru, namun belum tentu menyenangkan
menurut siswa.
Pembelajaran pada dewasa ini, dunia pendidikan harus menerapkan
metode yang berpusat pada aktifitas siswa. Bell (dalam Ruseffendi,
1991:75-76) menyatakan: „In balanceing the positive and negative assessments of the new math revolusiotion, most well – informed people arrive at the conclusion
that new math is neither disimal failure nor an overwhelming success’.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa seorang (pengajar) yang benar-benar
menerapkan pembelajaran matematika moderen dalam pembelajarannya,
berkesimpulan bahwa matematika moderen itu bukan suatu kegagalan dan
bukan pula suatu keberhasilan yang berlimpah ruah. Tentunya dengan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, seorang guru akan tahu kelebihan
dan kekurangannya dan bagai mana cara memperbaikinya ketika guru
tersebut menerapkannya di kelas.
Peran guru pada pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa
adalah sebagai fasilitator bukan sebagai pentransfer ilmu. Sebagaimana
Sekarang ini atau di masa yang akan datang, peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi ia harus mulai berperan sebagai director of learning, yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi berbagai sumber belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar.
Kemudian penelitian-penelitian lain membuktikan bahwa dengan
menggunakan pendekatan matematika moderen presepsi negatif matematika
sedikit terkikis dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Diantaranya yaitu;
1. Penerapan Model Quantum Teaching dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada operasi hitung
bilangan bulat. (Suryaningsih, 2012).
2. Penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar pada
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (penelitian tindakan
kelas Ningsih,2012: 62)
3. Penggunaan media stik ice cream dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN Pancasila Kec. Lembang Kab. Bandung pada materi
pecahan. (Mutiah, 2012: 41).
Beberapa penelitian di atas memberikan sumbangsih ilmu yang sangat
bermanfaat, maka dari itu dalam menyikapi dilematika yang terjadi dalam
dunia pendidikan seorang guru harus melakukan inovasi. Inovasi pendidikan
menurut Sa‟ud (2009 : 6) adalah “suatu perubahan yang baru, dan kualitatif
berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan”.
Hal sederhana yang dilakukan guru yaitu melakukan inovasi dalam
pembelajarannya, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa dan guru menjadikan dirinya sebagai
fasilitator dan motivator dalam proses belajar. Dengan seringnya guru
menerapkan metode pembelajaran yang berbeda setiap harinya, guru dapat
mengetahui metode mana yang paing tepat dalam mencapai tujuan
Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan, silaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif dan inovatif. Serta pembelajaran merupakan suatu yang kompleks artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus menupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.
Selain pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa,
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas pada dewasa ini harus pembelajaran
yang sesuai dengan lingkungan siswa dan sesuai dengan kondisi sebenarnya
(realistic) dengan tujuan agar siswa dapat membangun pemahamannya
sendiri yang dikaitkan dengan pengalamannya. Salah satu pendekatan yang
diimplementasikan dalam pembelajaran matematika adalah pembelajaran
Matematika realistik.
Pembelajaran matematika realistik disingkat PMR (Realistic
Mathematica Education, disingkat RME) adalah sebuah pendekatan belajar
matematika yang dikembangkan di Negeri Belanda sejak tahun 1971
dipelopori oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute,
Utrecht University. Hans Freudenthal beranggapan bahwa pendekatan ini
mendasarkan bahwa matematika adalah kegiatan manusia.
Pendekatan matematika realistik menggunakan masalah kontekstual
sebagai dasar pembelajaran matematika dan memandang siswa bukan sebagai
penerima pasif, tetepi siswa di berikan kesempatan untuk menemukan
kembali ide dan konsep matematika dalam dunia nyata di bawah bimbingan
guru. Dunia nyata di artikan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari baik dengan yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika
maupun dengan mata pelajaran lain.
Pendekatan matematika realistik dapat menjadikan pembelajaran
matematika menjadi menyenangkan, sesuai yang diungkapkan oleh
Marpaung dalam Ferdiansyah (2012: 5) bahwa dengan pendekatan
matematika realistik, matematika bukan lagi sebagai mata pelajaran yang
menakutkan bagi siswa namun sudah menjadi pelajaran yang menyenangkan
bahwa pendekatan realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada aktifitas siswa dan pembelajarannya menggunakan
pengalaman siswa dan konteks dunia nyata.
Ketika menjadi mahasiswa PLP di SDN Buahbatu Kec. Lembang
Kab. Bandung Barat, penulis menemukan masalah mengenai hasil belajar
siswa. Pada tanggal 5 maret 2013 siswa kelas V melakukan ulangan harian
dengan materi skala dan perbandingan dan hasilnya dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 1.1
Data menunjukan hasil belajar siswa masih belum sesuai harapan
yang tercantum dalam KKM yaitu 60. Nilai maksimum yang diperoleh siswa
adalah 50. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada satu siswa pun yang nilanya
Setelah diskusi dengan siswa, ternyata siswa menganggap matematika
itu sulit, harus berfikir keras dalam menyelesaikan soal terutama soal tidak
rutin seperti soal cerita yang mengandung pemecahan masalah. Siswa
berpresepsi negatif dan mereka tidak dapat menerima dengan mudah
konsep-konsep matematika, terlebih mereka bosan dengan metode pembelajaran yang
dilakukan oleh gurunya yang hanya menerapkan metode latihan saja.
Sehingga siswa kurang peduli terhadap pembelajaran matematika di kelas dan
tidak ada keinginan untuk mengulang dan memahami pelajaran matematika
dirumah sehingga nilai hasil ulangan harian semua siswa pada materi
Perbandingan dan Skla berada di bawah nilai KKM.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian guna meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi
Perbandingan dan Skala. Dengan judul, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Perbandingan
dan Skala”. Dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa Kelas V pada pembelajaran matematika materi pokok
Perbandingan dan Skala di SDN Buahbatu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara
umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Buahbatu kec. Lembang Kab. Bandung
Barat melalui pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik pokok
bahasan perbandingan dan skala?”
Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih
khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar
siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar
siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan
perbandingan dan skala?
3. Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui pendekatan
matematika realistik pada pokok bahasan perbandingan dan skala?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa
kelas V SDN Buahbatu kec. Lembang Kab. Bandung Barat melalui
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik pokok bahasan
perbandingan dan skala. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan deskripsi tentang:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil
belajar siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan
perbandingan dan skala.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil
belajar siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan
perbandingan dan skala.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan
matematika realistik pada pokok bahasan perbandingan dan skala.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan
manfaat diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi siswa :
a. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi perbandingan dan
skala.
b. Membiasakan siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman dengan
pemahamannya.
2. Bagi guru :
a. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang pendekatan
matematika realistik
b. Merupakan upaya peningkatan kemampuan dalam profesi guru
3. Bagi sekolah :
a. Sebagai informasi untuk memberikan ketertarikan tenaga kependidikan
agar lebih banyak menerapkan metode pembelajaran yang aktif, efektif
dan inovatif serta tuntas.
b. Memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas sekolah dalam
melakukan inovasi pembelajaran matematika di sekolah dasar.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Laporan penelitian ini disusun menjadi lima bab. Bab I merupakan bab
pendahuluan dari penelitian ini. Isi dari pendahuluan yaitu mengenai latar
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil
penelitian dan struktur organisasi skripsi.
Bab II merupakan bab yang isinya mengenai teori-teori yang relevan
dalam penelitian ini. Dalam bab ini dikaji lebih dalam mengenai pendekatan
matematika realistik. Kemudian terdapat kerangka pemikiran yang mengkaji
teori dengan variabel dalam penelitian ini. Dan terdapat hipotesis penelitian
yang bertujuan sebagai anggapan awal pada hasil penelitian.
Bab III merupakan bab yang isinya mengenai metode penelitian. Isi
dalam metode penelitian terdapat langkah-langkah penelitian dan cara
pengolahan data dalam penelitian ini. Selain itu bab III menjadi dasar
penyusunan bab IV.
Bab IV merupakan bab yang mendeskripsikan hasil penelitian dari
mulai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar dan
peningkatan hasil belajar siswa.
Bab V yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
saran bagi guru yang akan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyak Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Buahbatu yang beralamat di Jalan
Maribaya Timur No. 73 Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang
berjumlah 34 orang yang terdiri 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Penelitian ini berfokus pada pembelajaran matematika dengan
penerapan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan
perbandingan dan skala tentang pengukuran dan bilangan.
Alasan dipilihnya kelas V menjadi subyek penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Hasil belajar matematika semua siswa dikelas tersebut masih dibawah
KKM.
2. Guru mengajar dengan menggunakan metode yang konvensional.
3. Guru kurang menciptakan suasana belajar yang menarik pada
pembelajaran matematika.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal
dengan nama Classroom Action Reserch merupakan suatu model penelitian
yang dikembangkan di kelas.
Kemmis & Mc Taggart dalam Wiraatmadja (2005: 66-67)
menjelaskan bahwa, ‘prosedur penelitian tindakan kelas adalah dipandang
sebagai suatu siklus spiral yang terdiri atas komponen perencanaan,
tindakan, pengematan, dan refleksi’. Dan Wardani (2006) berpendapat
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Jadi, ketika pembelajaran berlangsung terdapat hal-hal yang terjadi
sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan
harapan, untuk memperbaiki hal tersebut maka perlu dilakukan suatu
penelitian yakni berupa tindakan-tindakan perbaikan, penelitian tersebut
yang disebut PTK.
Pada penelitian ini model yang dikembangkan adalah model
Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat komponen, yaitu:
rencana (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi
(reflection). Berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian tindakan
kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc Taggart :
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart Dalam penelitian tindakan kelas, siklus merupakan daur yang
dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di
kelas. Jumlah siklus tidak ditentukan secara pasti dalam setiap penelitian
tindakan kelas. Setiap siklusnya memiliki tujuan pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran yang akan diteliti. Pada
penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak tiga buah siklus.
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah, dimulai dengan observasi dan memiliki suatu
gagasan untuk melakukan perbaikan, kemudian memfokuskan gagasan
tersebut.
2. Rumusan masalah, yaitu hasil dari identifikasi yang dikonfirmasikan
dengan hasil-hasil teoritis yang relevan, sehingga menghasilkan
program pengembangan tindakan yang dipandang sesuai dengan lokasi
dimana tindakan dikembangkan.
3. Tahap Perencanaan (Planning)
a. Memohon izin penelitian di SDN Buahbatu kepada kepala sekolah.
b. Menentukan waktu penelitian dan kolaborator.
c. Melakukan observasi masalah yang terjadi pada pembelajaran
matematika di SDN Buahbatu yang berkaitan dengan pokok
bahasan perbandingan dan skala untuk kemudian diidentifikasi,
dianalisis dan dirumuskan.
d. Menetapkan pemecahan masalah dengan penggunaan matematika
realistik yang akan dipergunakan dalam penelitian sesuai dengan
hasil observasi awal pada pembelajaran matematika.
e. Menyusun rancangan pembelajaran untuk pokok bahasan
perbandingan dan skala dengan pendekatan matematika realistik.
g. Mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing dan
kemudian melakukan revisi jika diperlukan.
4. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan langkah-langkah
sesuai perencanaan serta menerapkan pembelajaran dengan Pendekatan
Matematika Realistik.
Peniliti melakukan tiga siklus untuk membahas satu materi
yakni Perbandingan dan Skala. Pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan
kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi. Setiap selesai melakukan
refleksi agar mengetahui dan menentukan tindakan selanjutnya. Secara
lebih rinci pelaksanaan penelitian tindakan setiap siklus diuraikan
sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I dengan sub
pokok perbandingan pada pengukuran dan bilangan. Dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit atau satu kai pertemuan.
2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh dua orang observer yang terdiri dari
satu orang guru dan satu orang mahasiswa.
3) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes akhir
pembelajaran.
4) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil sikus I untuk
dijadikan bahan rekonendasi oelaksanaan rencana Sikus II.
b. Siklus II
1) Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II dengan sub
pokok Skala Perbandingan. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
atau satu kali pertemuan.
2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh tiga orang observer yang terdiri dari
3) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes akhir
pembelajaran.
4) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil sikus II
untuk dijadikan bahan rekonendasi oelaksanaan rencana Sikus
III.
c. Siklus III
1) Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II dengan sub
pokok Skala Perbandingan. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit
atau satu kali pertemuan.
2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh tiga orang observer yang terdiri dari
satu orang guru dan dua orang mahasiswa.
3) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes akhir
pembelajaran.
4) Menganalisis hasil sikus III.
5. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan
penekatan Pendidikan Matematika Realistik dengan menggunakan
instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya, dan yang terpenting
ialah mencatat serta merekam setiap kegiatan dan perubahan yang
terjadi saat penerapan pendekatan matematika realistik dalam
pembelajaran Matematika materi Perbandingan dan Skala.
6. Tahap Refleksi (Reflection)
Di tahap refleksi, peneliti yang dibantu oleh observer lain
menganalisis dan merefleksi hasil tindakan pembelajaran. Hasil analisis
dan refleksi menjadi bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan
selanjutnya.
Berdasarkan alur model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis
dilakukan kembali siklus berikutnya dengan acuan refleksi pada siklus
I. Maka dari itu, pada siklus ke II dan ke III, dilakukan kembali
tahapan-tahapan yang sama seperti pada siklus I, namun pada siklus ke
III refleksi tidak lagi dilakukan melainkan menganalisis hasil belajar.
C. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Pendekatan Matematika realistik
Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang
berorientasi pada aktifitas siswa dan pembelajarannya menggunakan
konteks dunia nyata dan siswa dapat mengkonstruksi konsep
matematika dengan pemecahan masalah yang terjadi sebagai
pengalamannya. Pembelajaran dengan pendekatan ini mengacu pada
lima karakteristiknya, yaitu penggunaan konteks, model, pemanfaatan
hasil kontruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan.
2. Perbandingan dan Skala
Perbandingan adalah dua buah bilangan yang dibandingkan satu
sama lainnya. Perbandingan yang dibahasa dalam penelitian ini adalah
perbandingan pengukuran dan perbandingan bilangan. Skala adalah
perbandingan ukuran gambar dengan ukuran yang sebenarnya.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam ranah kognitif
setelah mengikuti pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes
akhir siklus.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data,
adapun intrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian kali ini
adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang
memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu
pada penerapan Pendidikan Matematika Realistik. Perencanaan
pada siklus selanjutnya mengacu pada hasil observasi dan refleksi
siklus sebelumnya.
b. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa memuat masalah-masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Lembar kerja
siswa digunakan pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam
kelompok untuk melakukan eksplorasi terbimbing.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes Hasil belajar
Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk
uraian yang digunakan dalam tes akhir siklus. Tes akhir siklus
diberikan pada akhir siklus untuk mengukur kemampuan siswa
sesudah pembelajaran.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan dalam
proses observasi ketika dalam pembelajaran yang mencakup
pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam penerapan Pendidikan
Matematika Realistik dalam pembelajaran. Lembar observasi yang
digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk
melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat
sebelumnya.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dan lebih
mendalam ketika akhir pembelajaran kepada siswa yang unik
sesuai hasil belajar siklus sebelumnya untuk memperoleh informasi
dinaksud unik adalah siswa yang mengalami penurunan, siswa
yang mengalami peningkatan dengan cepat dan siswa yang tidak
mengalami peningkatan.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen pengumpul data yaitu soal tes diujicobakan terlebih
dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas tingkat kesukaran dan
daya pembeda. Uji soal tes dilakukan kepada satu kelas yang telah
mempelajari pokok bahasan yang diteskan. Uji soal tes dilakukan satu hari
untuk tiga siklus.
Sebelum diuji coba, soal tes dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing untuk mengetahui validitas konstruksinya. Validitas konstruksi
dilakukan agar mengetahui ketepatan aspek alat ukur dengan materi yang
diuji. Setelah uji instrumen, maka diketahui tingkat validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda sebagai berikut:
1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Teknik yang
digunakan yaitu teknik korelasi prodact moment. Teknik tersebut
dikemukakan oleh Pearson (Riduwan, 2001: 98) sebagai berikut:
Keterangan:
rhitung = koefisin korelasi
n = jumlah responden
∑ = jumlah skor total (seluruh item)
Jika instrumen valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai
indeks korelasinya (r) (Prabawanto, 2012) sebagai berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi Validitas
Indeks Korelasi Kategori 0,800 1,00 Sangat Tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,200 0,400 Rendah
0,000 0,200 Sangat Rendah (tidak valid)
Dari hasil coba soal diperolah berbagai validitas dari tiap butir
soalnya. Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007.
Adapun rekapitulasi 3 siklus sebagai berikut:
a. Siklus I
Tabel 3.2
Uji Validitas Siklus I
No. Butiran Soal korelasi kategori Keputusan 1 0,69 Tinggi Valid 2 0,52 Cukup tinggi Valid 3 0,58 Cukup tinggi Valid 4 0,62 Tinggi Valid
Dari hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 15 soal,
yang digunakan dalam penelitian siklus I adalah empat butir soal
yang disesuaikan dengan indikatornya.
b. Siklus II
Tabel 3.3
Uji Validitas Siklus II
Dari hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 12 soal,
yang digunakan dalam penelitian siklus II adalah empat butir soal
yang disesuaikan dengan indikatornya.
c. Siklus III
Tabel 3.4
Uji Validitas Siklus III
No. Butiran Soal Korelasi Kategori Keputusan 1 0,73 Tinggi Valid 2 0,54 Cukup Tinggi Valid 3 0,41 Cukup tinggi Valid 4 0,58 Cukup Tinggi Valid
Dari hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 13 soal,
yang digunakan dalam penelitian siklus III adalah lima butir soal
yang disesuaikan dengan indikatornya.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keajeganmerupakan hal yang sangat penting
dalam menentukan tes telah menunjukan pengukuran yang baik.
Instrumen dikatakan baik jika memiliki reliabilitas yang tinggi. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Alpha. Rumus yang
digunakan adalah Alpha sebagai berikut:
r11 = ∑
(Riduwan, 2001: 115)
Keterangan:
r11 = Nilai Reliabilitas
k = jumlah item
Semua data yang dianalisis dengan metode Alpha jika hasilnya
reliabel maka semuanya reliabel dan jika tidak reliabel maka semua
data tidak teliabel. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel
dengan kaidah keputusan jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya
jika r11 > rtabel berarti tidak reliabel.
Dari hasil uji coba soal diperoleh reliabilitas keseluruhan item.
Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapaun
rekapitulasi reliabilitas 3 siklus yang diujicobakan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas
Instrumen r11 rtabel Keputusan
Siklus I 0,50 0,44 Reliabel Siklus II 058 0,44 Reliabel Siklus III 0,54 0,44 Reliabel
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal bertujuan untuk melihat seberapa mampu
soal membedakan siswa yang pandai dan yang berkemampuan
rendah.Daya pembeda ditentukan dengan melihat kelompok atas dan
kelompok bawah. Sebelumnya siswa diurutkan berdasarkan skor yang
paling besar sampai kecil. Kemudian diambil 27% skor teratas dan
skor terbawah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan formula sebagai
berikut:
D =∑ ∑
∑
(Prabawanto, 2013)
Keterangan:
D = indeks daya pembeda
∑ = jumlah skor pada kelompok atas
∑ = jumlah skor maksimal pada kelompok atas.
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda (Komalasari, 2012: 44)
Indeks Diskriminasi Klasifikasi
Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapun
rekapitulasi daya pembeda 3 siklus yang diujicobakan sebagai berikut:
2 0,25 Cukup 3 0,15 Jelek 4 0,15 Jelek 4. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar
mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai
dengan kategori (Surapranata, 2004: 21) sebagai berikut:
Tabel 3.10
Interpretasi Indeks Kesukaran
Nilai p Kategori P < 0,3 Sukar 0,3 p 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah
Indeks kesukaran digunakan untuk mengetehui sukar atau
mudahnya soal yang digunakan. Indeks kesukaran tiap item soal tes
dihitung dengan menggunakan rumus:
p = ∑
(Surapranata, 2004: 12)
Keterangan:
p = tingkat kesukaran
∑ = banyaknya peserta test yang menjawab benar = skor maksimum
= Jumlah peserta tes
Dari hasil uji coba soal diperoleh indeks kesukaran tiap item.
Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapun
rekapitulasi indeks kesukaran 3 siklus yang diujicobakan sebagai
berikut:
Tabel 3.11
Indeks Kesukaran Siklus I
No. Soal Ik Kriteria taraf kesukaran 1 0,48 Sukar
No. Soal Ik Kriteria taraf kesukaran 1 0,63 Sedang
No. Soal Ik Kriteria taraf kesukaran 1 0,48 Sedang
3 0,45 Sedang 4 0,50 Sedang 5 0,20 Sukar
5. Rekapitulasi Perhitungan Instrumen yang Digunakan
a. Siklus I
Tabel 3.14
Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus I
No soal
Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran keterangan skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan
1 0,62 Tinggi 0,70 Baik sekali 0,46 Sedang Dipakai
3 0,58 Cukup tinggi 0,60 Baik 0,32 Sedang Dipakai
4 0,62 Tinggi 0,33 Cukup 0,12 Sukar Dipakai Raliabilitas (r11) 0,50
b. Siklus II
Tabel 3.15
Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus II
No soal
Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran keterangan skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan
1 0,68 Tinggi 0,80 Baik Sekali 0,63 Sedang Dipakai
2 0,69 Tinggi 0,80 Baik Sekali 0,33 Sedang Dipakai
3 0,60 Tinggi 0,20 Cukup 0,18 Sukar Dipakai
4 0,53 Cukup Tinggi 0,30 Cukup 0,35 Sedang Dipakai
Raliabilitas (r11) 0,56
c. Siklus III
Tabel 3.16
Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus III
No
soal
Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran keterangan
Skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan
1 0,73 Tinggi 0,80 Baik Sekali 0,48 Sedang Dipakai
2 0,54 Cukup Tinggi 0,25 Cukup 0,45 Sedang Dipakai
3 0,41 Cukup tinggi 0,20 Cukup 0,50 Sedang Dipakai
4 0,58 Cukup Tinggi 0,15 jelek 0,20 Sukar Dipakai
Raliabilitas (r11) 0,54
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengunpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah
melalui tes tulis dan tes tindakan. Tes tulis dilakukan di akhir siklus dengan
instrumen tes akhir siklus. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil
Tes tindakan berupa observasi dan wawancara. Observasi pada
penelitian ini merupakan observasi partisipan dan nonpartisipan. Observasi
partisipan pada penelitian ini dilakukan oleh guru, karena guru telibat pada
proses pembelajaran dan observasi nonpartisipan dilakukan oleh guru
kelas dan teman sejawat yang mengamati secara langsung. Observasi ini
menggunakan lembar observasi yang bertujuan agar pembelajaran yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat guru kemudian
mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Tes tindakan
selanjutnya yaitu wawancara, wawancara dilakukan untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, wawancara dilakukan
setelah pembelajaran berakhir.
G. Analisis Data
Tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Untuk mengolah
data hasil belajar peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Menghitung skor akhir dengan rumus
∑
Tabel 3.17
Rubik Penilaian
No. Soal Skor Alasan
1
3 Proses perhitungan benar dan jawaban benar 2 Proses perhitungan benar dan jawaban salah 1 Proses perhitungan salah penggunaan rumus benar 0 Tidak ada jawaban
2
3 Proses perhitungan benar dan jawaban benar 2 Proses perhitungan benar dan jawaban salah 1 Proses perhitungan salah penggunaan rumus benar 0 Tidak ada jawaban
3
3 Proses perhitungan benar dan jawaban benar 2 Proses perhitungan benar dan jawaban salah 1 Proses perhitungan salah penggunaan rumus benar 0 Tidak ada jawaban
4
0 Tidak ada jawaban
2. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:
X = ∑
Keterangan:
∑N = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
3. Menghitung presentase ketuntasan belajar
Dekdikbud dalam Trianto (2010:241) menyebutkan setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa
yang telah tuntas belajarnya.
Tuntas belajar di lihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).
KKM mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan untuk kelas V
SDN Buahbatu yaitu 60. Siswa dikatakan mencapai ketuntasan belajar
bila sudah mencapai nilai KKM.
Hasil analisis dijadikan sebagai bahan untuk refleksi dalam
memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.
4. Menghitung skor gain
g1 = S2– S1
g2 = S3– S2
(Prabawanto, 2013)
g1 = gain peningkatan siklus I ke siklus II
g2 = gain peningkatan silkus II ke siklus III
S1 = skor siklus I
S2 = skor siklus II
S3 = skor siklus III
5. Menghitung skor gain ternormalisasi
<g1> = –
<g2> = –
(Prabawanto, 2013)
Keterangan :
<g1> = indeks gain peningkatan siklus I ke siklus II
<g2> = indeks gain peningkatan silkus II ke siklus III
SMI = skor maksimal ideal yaitu 100
S1 = skor siklus I
S2 = skor siklus II
S3 = skor siklus III
Tingkat perolehan skor gain ternormalisasi dikategorikan kedalam
tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Tabel 3.18
Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi
Skor Gain Ternormalisasi Interpretasi (<g>) > 0,7 Tinggi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dimuka, dapat ditarik
beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika
realistik disusun dengan mengacu pada lima karakteristik pendekatan
matematika realistik dan langkah pembelajarannya melalui proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
2. Pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan realistik pada pokok
bahasan perbandingan dan skala dilaksanakan sesuai dengan RPP dan
pembelajaran menjadikan siswa lebih aktif dan guru menjadi lebih
kreatif.
3. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan
pendekatan matematika relaistik mengalami peningkatan dengan kriteria
peningkatan rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan,
pendekatan matematika realistik telah meningkatkan hasil belajar pada ranah
kognitif siswa kelas V SDN Buahbatu Kec. Lembang Kab Bandung Barat.
Oleh karena itu, bagi guru yang akan menggunakan pendekatan ini peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi, sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan matematika realistik menuntut guru lebih kreatif
dalam pembelajaran terutanama dalam penyajian konteks.
2. Penggunaan masalah sebagai titik awal pembelajaran bisa diambil dari
kegiatan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa, permainan
sebelum pembelajaran dimulai atau dengan media yang nyata. Hal
3. Pendekatan matematika realistik menjadikan siswa lebih aktif sehingga
guru lebih mengarahkan siswa, terutama siswa yang sulit di kelompokan.
4. Membimbing siswa dalam pelaksanaan kegiatan diskusi sehingga siswa
terarah dalam pengembangan model dan interaktifitas.
5. Pelaksanaan pembelajaran matematika realistik membutuhkan waktu
yang lebih lama dan tidak dilaksanakan di siang hari sehingga siswa
mampu memaknai pembelajarannya terlebih siswa lebih mudah
dikondisikan.
6. Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik membutuhkan
media dan alat peraga konkrit yang dapat membatu siswa dalam
mengkaitkan konsep, mengembangkan bahkan menciptakan
model-model sehingga dibutuhkan pengadaan sarana, prasarana dan biaya yang
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Yoyo. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://ilmu-matematika.blogspot.com/2013/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html. [Diakses Tanggal 24 April 2013].
Dhta. 2012. Makalah PMRI Pembelajaran matematika Realistik Indonesia. [Online]. Tersedia: http://dhta21.wordpress.com/2012/01/12/makalah-pmri-pembelajaran-matematika-realistik-indonesia/. [Diakses Tanggal 7 maret 2013].
Ferdiansyah, Ferda. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan di Kelas V SDN 3 Cikidang Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Komalasari. 2012. Pengeruh Metode Inkuiri Terhadap Kemempuan Keterampilan Proses Sains Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Mashudi. 2012. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Basahsan Sifat-sifat Bangun Ruang : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cisalasih Kelas V Semester II Ajaran 2011/2012 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Masitoh. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). [Online]. Tersedia:
Meta. 2012. Makalah PMRI Pembelajaran matematika Realistik Indonesia. [Online]. Tersedia: http://dhta21.wordpress.com/2012/01/12/makalah-pmri-pembelajaran-matematika-realistik-indonesia/. [Diakses tanggal 7 maret 2013].
Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar Pengertian dan Definisi. [Online]. Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. [Diakses tanggal 6 Maret 2013].
Mutiah, Aas Siti. 2012. Penggunaan Media Stik Ice Cream untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika: Penelitian Tindakan Kelas di SDN Pancasila Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2010/2011 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Ningsih, Sri. 2012. Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dalam Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Ctl (Contekstual Teaching And Learning) Dalam Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Tlajung Udik 02 Gunung Putri Kabupaten Bogor. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Prabawanto, Sufyani. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, Kreatifitas Matematis dan Self Efficacy Mahasiswa menggunakan Metode Metacognitive Scaffolding. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sanjaya, Ade. 2011. Pengertian Definis Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html. [Diakses tanggal 3 maret 2013].
Siswono, Tatag Yuli Eko. (2006) PMRI: Pembelajaran Matematika yang Mengembangkan Penalaran, Kreativitas dan Kepribadian Siswa.
Makalah Eorkshop Pembelajaran matematika di MI Nurur Rohmah Sidoarjo.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugono, Dedi, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI.
Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Depdiknas.
Supartika, Fitri. 2011. Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Berhitung Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas I Sd Negeri Margaluyu Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Supriyatna, Yatna. 2012. Faktor mempengaruhi Hasil Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://orangmajalengka.blogspot.com/2012/06/faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar.html. [Diakses tanggal 21 April 2013].
Surapranata, Sumarna. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susilana, Rudi, dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tomo’s Blog. 2012. Skala, perbandingan. [Online]. Tersedia:
http://tomo4blog.blogspot.com/2012/05/skala-perbandingan.html. [Diakses Tanggal 7 Maret 2013].
Usman. (2011). Teori Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://fuddinbatavia.com/?p=336. [Diakses Tanggal 24 April 2013].
Wardani, I G A K, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wijaya, Aryadi. 2012. Pendekatan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.