• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK

BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Resti Fitriani 0904087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN

DAN SKALA

Oleh

Resti Fitriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Resti Fitriani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN

PERBANDINGAN DAN SKALA

Oleh Resti Fitriani

0904087

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan perbandingan dan skala. Hasil belajar semua siswa berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sementara nilai KKM yang telah ditentukan adalah 60. Hasil belajar siswa yang rendah terjadi karena pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada guru. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dengan pendekatan matematika realistik. Subyek penelitian ini adalah 34 siswa kelas V SDN Buahbatu Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar siswa dengan pendekatan matematika realistik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes akhir siklus, lembar observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil belajar siswa dengan skor gain ternormalisasi peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 0,19 dengan kriteria peningkatan rendah dan peningkatan siklus II ke siklus III sebesar 0,30 dengan kriteria peningkatan sedang. Hal ini menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah diterapkannya pendekatan matermatika realistik. Diharapkan guru dapat mengkaji dan menerapkan pendekatan matematika realistik pada materi yang lain.

(4)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ OUTCOMES THROUGH

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION APPROACH IN TOPICS COMPARISON AND SCALE

By Resti Fitriani

0904087

This research is motivated by the lack of student learning outcomes in mathematics subject and scale comparison. Learning outcomes of all students were below the minimum completeness criteria while the value of the minimum completeness criteria specified is 60. Students learning outcomes that occur due to low learning conducted teacher-centered. This study focused on improving learning outcomes in the cognitive domain with Realistic Mathematics Education. The subjects of this study were 34 fifth grade students of SDN Buahbatu, District Lembang, West Bandung regency. The purpose of this study is to describe the planning, implementation and improvement of student learning outcomes with Realistic Mathematics Education Approach. The method used in this study was Classroom Action Research (CAR), which adapted from the model Kemmis & Mc. Taggart in three cycles. Data was collected through the post test in each cycle, observation sheet and deep interview. Based on the research, students learning outcomes obtained with normalized gain index score improved in cycle I to cycle II of 0.19 with a low improvement criteria and improved in cycle II to cycle III of 0.30 with moderate improvement criteria. This shows the learning outcomes of students has increased after the implementation of Realistic Mathematics Education. Teachers are expected to assess and implement Realistic Mathematics Education in other topics in Mathematic subjects.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

sahabat-sahabatnya, dan para thabii’innya sehingga kita masih diberikan kenikmatan akan

iman-islam yang hakiki.

Skripsi ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan

Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala. Skripsi ini

menggambarkan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif

setelah diterapkannya pendekatan matematika realistik.

Kegiatan penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan

dengan baik apabila tidak ada dukungan dari pihak yang dermawan. Oleh karena

itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dra. Hj. Effy Mulyasarii, M.Pd. dan Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed.,

selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak memberi

masukan, perhatian, kesabaran dan keikhlasan ketika membimbing;

2. Drs. H. Dede Somarya, M.Pd., selaku Ketua Prodi PGSD Bumi Siliwangi

yang telah memberi dukungan penuh dengan mempermudah proses perizinan

untuk penelitian ini;

3. Dr. Dharma Kesuma, M.Pd., selaku DBS Prodi PGSD Bumi yang telah

memberi dukungan penuh dan merekomendasikan pembimbing untuk

penelitian ini;

4. Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

menjadi Ibu bagi Penulis selama kuliah di UPI, termakasih atas perhatian dan

bimbingannya;

5. Yeti Herawati, S.Pd. dan Hanyanti Wihanda, selaku Kepala Sekolah dan

Guru SD Negeri Buahbatu Kec. Lembang Kab. Bandung Barat, atas segala

bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan

(6)

6. Siswa kelas V SD Negeri Buahbatu, terimakasih atas bantuan dan

kerjasamanya selama penelitian;

7. Mamah dan bapa tercinta yang telah membesarkan dan mendidik dengan

penuh kasih sayang serta memberikan dukungan dan kepercayaan kepada

penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu mendoakan

penulis dalam setiap helaan nafas dan sujudnya;

8. Saudara perempuanku Fuzi, saudara Mus dan keluarga besar di Garut

terimakasih atas bantuan, doa dan dukungannya;

9. Rekan mahasiswa PGSD 2009, Kelas A, Kelas Matematika 2009 khususnya

Ami, Annis, Hira, Ratdew, Ratpur, Titik, Yanti, Safitri, Teh Eci, Teh Rere

Melia, Sikey dan Subkhi terimakasih atas dukungan, tali persaudaraan yang

kita jalin semuanya hanya dapat terekam dalam ingatan dan tersimpan dalam

hati;

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga semua bentuk dukungan yang diberikan kepada penulis

menjadikan amal kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang

lebih baik.Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun

sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam

penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

Bandung, Juni 2013

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

B. Kerangka Pemikiran ... 27

C. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian ... 29

C. Definisi Operasional ... 34

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 36

(8)

G. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Data hasil ulangan harian ... 5

3.1Interpretasi Validitas ... 37

3.2Uji Validitas Siklus I ... 37

3.3Uji Validitas Siklus II ... 37

3.4Uji Validitas Siklus III ... 38

3.5Uji Reliabilitas ... 39

3.6Klasifikasi Daya Pembeda ... 40

3.7Daya pembeda Siklus I ... 40

3.8Daya pembeda Siklus II ... 40

3.9Daya pembeda Siklus III ... 40

3.10 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 41

3.11Indeks Kesukaran Siklus I ... 42

3.12 Indeks Kesukaran Siklus II ... 42

3.13 Indeks Kesukaran Siklus III ... 42

3.15Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus I ... 42

3.15 Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus II ... 43

3.16 Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus III ... 43

3.17 Rubrik Penilaian ... 44

3.18 Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi ... 46

4.1Hasil Belajar Siklus I ... 50

4.2Hasil Belajar Siklus II ... 55

4.3Hasil Belajar Siklus III ... 60

4.4Pengingkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II ... 62

4.5Pengingkatan Hasil Belajar Siklus II ke Siklus III ... 64

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A.Instrumen Pembelajaran ... 80

A.1 RPP Siklus I ... 81

B. Instrumen Pengumpul Data ... 103

B.1 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen Siklus I ... 104

B.2 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen Siklus Siklus II ... 109

B.3 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen Siklus Siklus III ... 116

B.4 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I ... 122

B.5 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II ... 124

B.6 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus III ... 127

B.7 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 130

B.8 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 133

B.9 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 136

B.10 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 138

B.11 Lembar Observasi Guru Siklus III ... 140

B.12 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 143

B.13 Kisi-kisi Wawancara ... 145

C. Uji Instrumen ... 146

C.1 Skor Instrumen Siklus I ... 147

C.2 Uji Validitas Siklus I ... 148

C.3 Uji Reliabilitas Siklus I ... 150

C.4 Uji Daya Pembeda Siklus I ... 152

C.5 Uji Indeks Kesukaran Siklus I ... 154

C.6 Skor Instrumen Siklus II ... 155

C.7 Uji Validitas Siklus II ... 156

C.8 Uji Reliabilitas Siklus II ... 158

C.9 Uji Daya Pembeda Siklus II ... 160

C.10 Indeks Kesukaran Siklus II ... 162

C.11 Skor Instrumen Siklus III ... 163

C.12 Uji Validitas Siklus III ... 164

C.13 Uji Reliabilitas Siklus III ... 166

C.14 Uji Daya Pembeda Siklus III ... 168

C.15 Uji Daya Pembeda Siklus III ... 170

(12)

D.Data Penelitian ... 172

D.1 Hasil Belajar Siklus I- Siklus III ... 173

D.2 Peningkatan berdasarkan Gain ... 174

D.3 Tes Hasil Belajar Siklus I ... 175

D.4 LKS Siklus I ... 179

D.5 Tes Hasil Belajar Siklus II ... 181

D.6 LKS Siklus II ... 186

D.7 Tes Hasil Belajar Siklus III ... 188

D.8 LKS Siklus III ... 194

D.9 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 196

D.10 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 203

D.11. Lembar Observasi Guru Siklus II ... 207

D.12 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 213

D.13 Hasil Observasi Guru Siklus III ... 217

D.14 Hasil Observasi Siswa Siklus III ... 223

D.15 Draf Hasil Wawancara ... 226

E. Dokumentasi ... 228

E.1 Cuplikan Pembelajaran ... 230

E.2 Surat Keputusan (SK) dosen pembimbing ... 232

E.3 Surat Izin Penelitian dari FIP ke UPI ... 233

E.4 Surat Izin Penelitian UPI ke Kab. Bandung Barat ... 234

E.5 Surat Izin Penelitian dari Kesbang ke SDN Buahbatu ... 235

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran mendasar yang di

ajarkan dari jenjang dasar sampai menengah atas bahkan sampai perguruan

tinggi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat matematika sebagai

salah mata pelajaran. Mata pelajaran matematika di persiapkan untuk

membantu manusia untuk menghadapi masalah kehidupan karena tanpa

disadari oleh manusia, matematika tidak dapat terpisahkan dari kehidupan

sehari-harinya. Namun nyatanya manusia terutama siswa yang sedang

menggelutinya berpresepsi matematika adalah beberapa simbol yang menjadi

masalah. Dalam hal ini siswa hanya melihat simbol-simbol tanpa berfikir

dalam memahaminya, sebab matematika perlu pola berfikir dalam

memahaminya. Seperti halnya Johnson dan Rising dalam Suwangsih (2006:

4) menyebutkan bahwa:

Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Sedangakan Suwangsih (2006:4) berpendapat bahwa :

Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori yang dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak di definisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keturunan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keteruntutan dan keharmonisan. Presepsi yang tertanam pada generasi selanjutnya matematika itu sulit.

Dapat disimpulkan matematika adalah bahasa yang menggunakan simbol

yang didefinisikan dengan cermat dan perlu menggunakan pola fikir.

Presepsi negatif yang tertanam pada setiap generasi manusia

(14)

dengan mudah oleh otaknya. Ketika siswa mempunyai presepsi negatif

terhadap matematika ditambah pembelajaran di kelas tidak menyenangkan,

otak mereka semakin menolak untuk menyerap konsep matematika. Metode

pembelajaran mempengaruhi berkurang dan bertambannya presepsi negatif

siswa terhadap matematika. Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat

mengurangi presepsi negatif siswa terhadap matematika dan metode

pembelajaran yang kurang menyenangkan dapat menambah presepsi negatif

siswa.

Namun fakta dilapangan guru masih saja menggunakan metode

konvensional yang kurang menyenangkan dalam mata pelajaran matematika.

Astuti dalam Mashudi (2012: 4) guru di Jawa Tengah sebanyak 80% masih

menggunakan pendekatan Konvensional. Guru beranggapan pembelajaran

akan lebih efektif apabila menggunakan pendekatan konvensional.

Pembelajaran konvensional yang selalu terpusat pada guru akan membuat

efektif pembelajaran menurut guru, namun belum tentu menyenangkan

menurut siswa.

Pembelajaran pada dewasa ini, dunia pendidikan harus menerapkan

metode yang berpusat pada aktifitas siswa. Bell (dalam Ruseffendi,

1991:75-76) menyatakan: „In balanceing the positive and negative assessments of the new math revolusiotion, most well – informed people arrive at the conclusion

that new math is neither disimal failure nor an overwhelming success’.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa seorang (pengajar) yang benar-benar

menerapkan pembelajaran matematika moderen dalam pembelajarannya,

berkesimpulan bahwa matematika moderen itu bukan suatu kegagalan dan

bukan pula suatu keberhasilan yang berlimpah ruah. Tentunya dengan

pembelajaran yang berpusat pada siswa, seorang guru akan tahu kelebihan

dan kekurangannya dan bagai mana cara memperbaikinya ketika guru

tersebut menerapkannya di kelas.

Peran guru pada pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa

adalah sebagai fasilitator bukan sebagai pentransfer ilmu. Sebagaimana

(15)

Sekarang ini atau di masa yang akan datang, peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi ia harus mulai berperan sebagai director of learning, yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi berbagai sumber belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar.

Kemudian penelitian-penelitian lain membuktikan bahwa dengan

menggunakan pendekatan matematika moderen presepsi negatif matematika

sedikit terkikis dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Diantaranya yaitu;

1. Penerapan Model Quantum Teaching dalam pembelajaran matematika

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada operasi hitung

bilangan bulat. (Suryaningsih, 2012).

2. Penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar pada

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (penelitian tindakan

kelas Ningsih,2012: 62)

3. Penggunaan media stik ice cream dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V SDN Pancasila Kec. Lembang Kab. Bandung pada materi

pecahan. (Mutiah, 2012: 41).

Beberapa penelitian di atas memberikan sumbangsih ilmu yang sangat

bermanfaat, maka dari itu dalam menyikapi dilematika yang terjadi dalam

dunia pendidikan seorang guru harus melakukan inovasi. Inovasi pendidikan

menurut Sa‟ud (2009 : 6) adalah “suatu perubahan yang baru, dan kualitatif

berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk

meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan”.

Hal sederhana yang dilakukan guru yaitu melakukan inovasi dalam

pembelajarannya, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang

berorientasi pada aktivitas siswa dan guru menjadikan dirinya sebagai

fasilitator dan motivator dalam proses belajar. Dengan seringnya guru

menerapkan metode pembelajaran yang berbeda setiap harinya, guru dapat

mengetahui metode mana yang paing tepat dalam mencapai tujuan

(16)

Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan, silaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara aktif, efektif dan inovatif. Serta pembelajaran merupakan suatu yang kompleks artinya segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran harus menupakan sesuatu yang sangat berarti baik ucapan, pikiran maupun tindakan.

Selain pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa,

pembelajaran yang dilaksanakan di kelas pada dewasa ini harus pembelajaran

yang sesuai dengan lingkungan siswa dan sesuai dengan kondisi sebenarnya

(realistic) dengan tujuan agar siswa dapat membangun pemahamannya

sendiri yang dikaitkan dengan pengalamannya. Salah satu pendekatan yang

diimplementasikan dalam pembelajaran matematika adalah pembelajaran

Matematika realistik.

Pembelajaran matematika realistik disingkat PMR (Realistic

Mathematica Education, disingkat RME) adalah sebuah pendekatan belajar

matematika yang dikembangkan di Negeri Belanda sejak tahun 1971

dipelopori oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute,

Utrecht University. Hans Freudenthal beranggapan bahwa pendekatan ini

mendasarkan bahwa matematika adalah kegiatan manusia.

Pendekatan matematika realistik menggunakan masalah kontekstual

sebagai dasar pembelajaran matematika dan memandang siswa bukan sebagai

penerima pasif, tetepi siswa di berikan kesempatan untuk menemukan

kembali ide dan konsep matematika dalam dunia nyata di bawah bimbingan

guru. Dunia nyata di artikan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari baik dengan yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika

maupun dengan mata pelajaran lain.

Pendekatan matematika realistik dapat menjadikan pembelajaran

matematika menjadi menyenangkan, sesuai yang diungkapkan oleh

Marpaung dalam Ferdiansyah (2012: 5) bahwa dengan pendekatan

matematika realistik, matematika bukan lagi sebagai mata pelajaran yang

menakutkan bagi siswa namun sudah menjadi pelajaran yang menyenangkan

(17)

bahwa pendekatan realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang

berorientasi pada aktifitas siswa dan pembelajarannya menggunakan

pengalaman siswa dan konteks dunia nyata.

Ketika menjadi mahasiswa PLP di SDN Buahbatu Kec. Lembang

Kab. Bandung Barat, penulis menemukan masalah mengenai hasil belajar

siswa. Pada tanggal 5 maret 2013 siswa kelas V melakukan ulangan harian

dengan materi skala dan perbandingan dan hasilnya dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 1.1

Data menunjukan hasil belajar siswa masih belum sesuai harapan

yang tercantum dalam KKM yaitu 60. Nilai maksimum yang diperoleh siswa

adalah 50. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada satu siswa pun yang nilanya

(18)

Setelah diskusi dengan siswa, ternyata siswa menganggap matematika

itu sulit, harus berfikir keras dalam menyelesaikan soal terutama soal tidak

rutin seperti soal cerita yang mengandung pemecahan masalah. Siswa

berpresepsi negatif dan mereka tidak dapat menerima dengan mudah

konsep-konsep matematika, terlebih mereka bosan dengan metode pembelajaran yang

dilakukan oleh gurunya yang hanya menerapkan metode latihan saja.

Sehingga siswa kurang peduli terhadap pembelajaran matematika di kelas dan

tidak ada keinginan untuk mengulang dan memahami pelajaran matematika

dirumah sehingga nilai hasil ulangan harian semua siswa pada materi

Perbandingan dan Skla berada di bawah nilai KKM.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian guna meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi

Perbandingan dan Skala. Dengan judul, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Perbandingan

dan Skala”. Dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa Kelas V pada pembelajaran matematika materi pokok

Perbandingan dan Skala di SDN Buahbatu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara

umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Buahbatu kec. Lembang Kab. Bandung

Barat melalui pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik pokok

bahasan perbandingan dan skala?”

Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih

khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar

siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan

(19)

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar

siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan

perbandingan dan skala?

3. Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui pendekatan

matematika realistik pada pokok bahasan perbandingan dan skala?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa

kelas V SDN Buahbatu kec. Lembang Kab. Bandung Barat melalui

pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik pokok bahasan

perbandingan dan skala. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk

mendapatkan deskripsi tentang:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil

belajar siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan

perbandingan dan skala.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan hasil

belajar siswa melalui pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan

perbandingan dan skala.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan

matematika realistik pada pokok bahasan perbandingan dan skala.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan

manfaat diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi siswa :

a. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi perbandingan dan

skala.

b. Membiasakan siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman dengan

pemahamannya.

(20)

2. Bagi guru :

a. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang pendekatan

matematika realistik

b. Merupakan upaya peningkatan kemampuan dalam profesi guru

3. Bagi sekolah :

a. Sebagai informasi untuk memberikan ketertarikan tenaga kependidikan

agar lebih banyak menerapkan metode pembelajaran yang aktif, efektif

dan inovatif serta tuntas.

b. Memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas sekolah dalam

melakukan inovasi pembelajaran matematika di sekolah dasar.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Laporan penelitian ini disusun menjadi lima bab. Bab I merupakan bab

pendahuluan dari penelitian ini. Isi dari pendahuluan yaitu mengenai latar

belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil

penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II merupakan bab yang isinya mengenai teori-teori yang relevan

dalam penelitian ini. Dalam bab ini dikaji lebih dalam mengenai pendekatan

matematika realistik. Kemudian terdapat kerangka pemikiran yang mengkaji

teori dengan variabel dalam penelitian ini. Dan terdapat hipotesis penelitian

yang bertujuan sebagai anggapan awal pada hasil penelitian.

Bab III merupakan bab yang isinya mengenai metode penelitian. Isi

dalam metode penelitian terdapat langkah-langkah penelitian dan cara

pengolahan data dalam penelitian ini. Selain itu bab III menjadi dasar

penyusunan bab IV.

Bab IV merupakan bab yang mendeskripsikan hasil penelitian dari

mulai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar dan

peningkatan hasil belajar siswa.

Bab V yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan

saran bagi guru yang akan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyak Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Buahbatu yang beralamat di Jalan

Maribaya Timur No. 73 Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang

berjumlah 34 orang yang terdiri 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Penelitian ini berfokus pada pembelajaran matematika dengan

penerapan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan

perbandingan dan skala tentang pengukuran dan bilangan.

Alasan dipilihnya kelas V menjadi subyek penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Hasil belajar matematika semua siswa dikelas tersebut masih dibawah

KKM.

2. Guru mengajar dengan menggunakan metode yang konvensional.

3. Guru kurang menciptakan suasana belajar yang menarik pada

pembelajaran matematika.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal

dengan nama Classroom Action Reserch merupakan suatu model penelitian

yang dikembangkan di kelas.

Kemmis & Mc Taggart dalam Wiraatmadja (2005: 66-67)

menjelaskan bahwa, ‘prosedur penelitian tindakan kelas adalah dipandang

sebagai suatu siklus spiral yang terdiri atas komponen perencanaan,

tindakan, pengematan, dan refleksi’. Dan Wardani (2006) berpendapat

(22)

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Jadi, ketika pembelajaran berlangsung terdapat hal-hal yang terjadi

sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan

harapan, untuk memperbaiki hal tersebut maka perlu dilakukan suatu

penelitian yakni berupa tindakan-tindakan perbaikan, penelitian tersebut

yang disebut PTK.

Pada penelitian ini model yang dikembangkan adalah model

Kemmis dan Mc Taggart. Model ini mencakup empat komponen, yaitu:

rencana (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi

(reflection). Berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian tindakan

kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc Taggart :

(23)

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart Dalam penelitian tindakan kelas, siklus merupakan daur yang

dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di

kelas. Jumlah siklus tidak ditentukan secara pasti dalam setiap penelitian

tindakan kelas. Setiap siklusnya memiliki tujuan pembelajaran yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran yang akan diteliti. Pada

penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak tiga buah siklus.

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya

adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah, dimulai dengan observasi dan memiliki suatu

gagasan untuk melakukan perbaikan, kemudian memfokuskan gagasan

tersebut.

2. Rumusan masalah, yaitu hasil dari identifikasi yang dikonfirmasikan

dengan hasil-hasil teoritis yang relevan, sehingga menghasilkan

program pengembangan tindakan yang dipandang sesuai dengan lokasi

dimana tindakan dikembangkan.

3. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Memohon izin penelitian di SDN Buahbatu kepada kepala sekolah.

b. Menentukan waktu penelitian dan kolaborator.

c. Melakukan observasi masalah yang terjadi pada pembelajaran

matematika di SDN Buahbatu yang berkaitan dengan pokok

bahasan perbandingan dan skala untuk kemudian diidentifikasi,

dianalisis dan dirumuskan.

d. Menetapkan pemecahan masalah dengan penggunaan matematika

realistik yang akan dipergunakan dalam penelitian sesuai dengan

hasil observasi awal pada pembelajaran matematika.

e. Menyusun rancangan pembelajaran untuk pokok bahasan

perbandingan dan skala dengan pendekatan matematika realistik.

(24)

g. Mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing dan

kemudian melakukan revisi jika diperlukan.

4. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan langkah-langkah

sesuai perencanaan serta menerapkan pembelajaran dengan Pendekatan

Matematika Realistik.

Peniliti melakukan tiga siklus untuk membahas satu materi

yakni Perbandingan dan Skala. Pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan

kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi. Setiap selesai melakukan

refleksi agar mengetahui dan menentukan tindakan selanjutnya. Secara

lebih rinci pelaksanaan penelitian tindakan setiap siklus diuraikan

sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I dengan sub

pokok perbandingan pada pengukuran dan bilangan. Dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit atau satu kai pertemuan.

2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan oleh dua orang observer yang terdiri dari

satu orang guru dan satu orang mahasiswa.

3) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes akhir

pembelajaran.

4) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil sikus I untuk

dijadikan bahan rekonendasi oelaksanaan rencana Sikus II.

b. Siklus II

1) Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II dengan sub

pokok Skala Perbandingan. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit

atau satu kali pertemuan.

2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan oleh tiga orang observer yang terdiri dari

(25)

3) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes akhir

pembelajaran.

4) Menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil sikus II

untuk dijadikan bahan rekonendasi oelaksanaan rencana Sikus

III.

c. Siklus III

1) Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II dengan sub

pokok Skala Perbandingan. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit

atau satu kali pertemuan.

2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan oleh tiga orang observer yang terdiri dari

satu orang guru dan dua orang mahasiswa.

3) Melakukan evaluasi dengan melaksanakan tes akhir

pembelajaran.

4) Menganalisis hasil sikus III.

5. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan

penekatan Pendidikan Matematika Realistik dengan menggunakan

instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya, dan yang terpenting

ialah mencatat serta merekam setiap kegiatan dan perubahan yang

terjadi saat penerapan pendekatan matematika realistik dalam

pembelajaran Matematika materi Perbandingan dan Skala.

6. Tahap Refleksi (Reflection)

Di tahap refleksi, peneliti yang dibantu oleh observer lain

menganalisis dan merefleksi hasil tindakan pembelajaran. Hasil analisis

dan refleksi menjadi bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan

selanjutnya.

Berdasarkan alur model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis

(26)

dilakukan kembali siklus berikutnya dengan acuan refleksi pada siklus

I. Maka dari itu, pada siklus ke II dan ke III, dilakukan kembali

tahapan-tahapan yang sama seperti pada siklus I, namun pada siklus ke

III refleksi tidak lagi dilakukan melainkan menganalisis hasil belajar.

C. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Pendekatan Matematika realistik

Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang

berorientasi pada aktifitas siswa dan pembelajarannya menggunakan

konteks dunia nyata dan siswa dapat mengkonstruksi konsep

matematika dengan pemecahan masalah yang terjadi sebagai

pengalamannya. Pembelajaran dengan pendekatan ini mengacu pada

lima karakteristiknya, yaitu penggunaan konteks, model, pemanfaatan

hasil kontruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan.

2. Perbandingan dan Skala

Perbandingan adalah dua buah bilangan yang dibandingkan satu

sama lainnya. Perbandingan yang dibahasa dalam penelitian ini adalah

perbandingan pengukuran dan perbandingan bilangan. Skala adalah

perbandingan ukuran gambar dengan ukuran yang sebenarnya.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam ranah kognitif

setelah mengikuti pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes

akhir siklus.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data,

adapun intrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian kali ini

adalah :

1. Instrumen Pembelajaran

(27)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang

memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi

pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu

pada penerapan Pendidikan Matematika Realistik. Perencanaan

pada siklus selanjutnya mengacu pada hasil observasi dan refleksi

siklus sebelumnya.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa memuat masalah-masalah yang harus

diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Lembar kerja

siswa digunakan pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam

kelompok untuk melakukan eksplorasi terbimbing.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes Hasil belajar

Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk

uraian yang digunakan dalam tes akhir siklus. Tes akhir siklus

diberikan pada akhir siklus untuk mengukur kemampuan siswa

sesudah pembelajaran.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan dalam

proses observasi ketika dalam pembelajaran yang mencakup

pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam penerapan Pendidikan

Matematika Realistik dalam pembelajaran. Lembar observasi yang

digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk

melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat

sebelumnya.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dan lebih

mendalam ketika akhir pembelajaran kepada siswa yang unik

sesuai hasil belajar siklus sebelumnya untuk memperoleh informasi

(28)

dinaksud unik adalah siswa yang mengalami penurunan, siswa

yang mengalami peningkatan dengan cepat dan siswa yang tidak

mengalami peningkatan.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen pengumpul data yaitu soal tes diujicobakan terlebih

dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas tingkat kesukaran dan

daya pembeda. Uji soal tes dilakukan kepada satu kelas yang telah

mempelajari pokok bahasan yang diteskan. Uji soal tes dilakukan satu hari

untuk tiga siklus.

Sebelum diuji coba, soal tes dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing untuk mengetahui validitas konstruksinya. Validitas konstruksi

dilakukan agar mengetahui ketepatan aspek alat ukur dengan materi yang

diuji. Setelah uji instrumen, maka diketahui tingkat validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembeda sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Teknik yang

digunakan yaitu teknik korelasi prodact moment. Teknik tersebut

dikemukakan oleh Pearson (Riduwan, 2001: 98) sebagai berikut:

Keterangan:

rhitung = koefisin korelasi

n = jumlah responden

∑ = jumlah skor total (seluruh item)

(29)

Jika instrumen valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai

indeks korelasinya (r) (Prabawanto, 2012) sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interpretasi Validitas

Indeks Korelasi Kategori 0,800 1,00 Sangat Tinggi 0,600 0,800 Tinggi 0,400 0,600 Cukup 0,200 0,400 Rendah

0,000 0,200 Sangat Rendah (tidak valid)

Dari hasil coba soal diperolah berbagai validitas dari tiap butir

soalnya. Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Adapun rekapitulasi 3 siklus sebagai berikut:

a. Siklus I

Tabel 3.2

Uji Validitas Siklus I

No. Butiran Soal korelasi kategori Keputusan 1 0,69 Tinggi Valid 2 0,52 Cukup tinggi Valid 3 0,58 Cukup tinggi Valid 4 0,62 Tinggi Valid

Dari hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 15 soal,

yang digunakan dalam penelitian siklus I adalah empat butir soal

yang disesuaikan dengan indikatornya.

b. Siklus II

Tabel 3.3

Uji Validitas Siklus II

(30)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 12 soal,

yang digunakan dalam penelitian siklus II adalah empat butir soal

yang disesuaikan dengan indikatornya.

c. Siklus III

Tabel 3.4

Uji Validitas Siklus III

No. Butiran Soal Korelasi Kategori Keputusan 1 0,73 Tinggi Valid 2 0,54 Cukup Tinggi Valid 3 0,41 Cukup tinggi Valid 4 0,58 Cukup Tinggi Valid

Dari hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 13 soal,

yang digunakan dalam penelitian siklus III adalah lima butir soal

yang disesuaikan dengan indikatornya.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keajeganmerupakan hal yang sangat penting

dalam menentukan tes telah menunjukan pengukuran yang baik.

Instrumen dikatakan baik jika memiliki reliabilitas yang tinggi. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Alpha. Rumus yang

digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

r11 =

(Riduwan, 2001: 115)

Keterangan:

r11 = Nilai Reliabilitas

k = jumlah item

(31)

Semua data yang dianalisis dengan metode Alpha jika hasilnya

reliabel maka semuanya reliabel dan jika tidak reliabel maka semua

data tidak teliabel. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel

dengan kaidah keputusan jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya

jika r11 > rtabel berarti tidak reliabel.

Dari hasil uji coba soal diperoleh reliabilitas keseluruhan item.

Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapaun

rekapitulasi reliabilitas 3 siklus yang diujicobakan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas

Instrumen r11 rtabel Keputusan

Siklus I 0,50 0,44 Reliabel Siklus II 058 0,44 Reliabel Siklus III 0,54 0,44 Reliabel

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal bertujuan untuk melihat seberapa mampu

soal membedakan siswa yang pandai dan yang berkemampuan

rendah.Daya pembeda ditentukan dengan melihat kelompok atas dan

kelompok bawah. Sebelumnya siswa diurutkan berdasarkan skor yang

paling besar sampai kecil. Kemudian diambil 27% skor teratas dan

skor terbawah.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan formula sebagai

berikut:

D =∑ ∑

(Prabawanto, 2013)

Keterangan:

D = indeks daya pembeda

∑ = jumlah skor pada kelompok atas

(32)

∑ = jumlah skor maksimal pada kelompok atas.

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda (Komalasari, 2012: 44)

Indeks Diskriminasi Klasifikasi

Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapun

rekapitulasi daya pembeda 3 siklus yang diujicobakan sebagai berikut:

(33)

2 0,25 Cukup 3 0,15 Jelek 4 0,15 Jelek 4. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar

mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar. Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai

dengan kategori (Surapranata, 2004: 21) sebagai berikut:

Tabel 3.10

Interpretasi Indeks Kesukaran

Nilai p Kategori P < 0,3 Sukar 0,3 p 0,7 Sedang

P > 0,7 Mudah

Indeks kesukaran digunakan untuk mengetehui sukar atau

mudahnya soal yang digunakan. Indeks kesukaran tiap item soal tes

dihitung dengan menggunakan rumus:

p = ∑

(Surapranata, 2004: 12)

Keterangan:

p = tingkat kesukaran

∑ = banyaknya peserta test yang menjawab benar = skor maksimum

= Jumlah peserta tes

Dari hasil uji coba soal diperoleh indeks kesukaran tiap item.

Analisis ini menggunakan program Microsoft Excel 2007. Adapun

rekapitulasi indeks kesukaran 3 siklus yang diujicobakan sebagai

berikut:

(34)

Tabel 3.11

Indeks Kesukaran Siklus I

No. Soal Ik Kriteria taraf kesukaran 1 0,48 Sukar

No. Soal Ik Kriteria taraf kesukaran 1 0,63 Sedang

No. Soal Ik Kriteria taraf kesukaran 1 0,48 Sedang

3 0,45 Sedang 4 0,50 Sedang 5 0,20 Sukar

5. Rekapitulasi Perhitungan Instrumen yang Digunakan

a. Siklus I

Tabel 3.14

Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus I

No soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran keterangan skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan

1 0,62 Tinggi 0,70 Baik sekali 0,46 Sedang Dipakai

(35)

3 0,58 Cukup tinggi 0,60 Baik 0,32 Sedang Dipakai

4 0,62 Tinggi 0,33 Cukup 0,12 Sukar Dipakai Raliabilitas (r11) 0,50

b. Siklus II

Tabel 3.15

Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus II

No soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran keterangan skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan

1 0,68 Tinggi 0,80 Baik Sekali 0,63 Sedang Dipakai

2 0,69 Tinggi 0,80 Baik Sekali 0,33 Sedang Dipakai

3 0,60 Tinggi 0,20 Cukup 0,18 Sukar Dipakai

4 0,53 Cukup Tinggi 0,30 Cukup 0,35 Sedang Dipakai

Raliabilitas (r11) 0,56

c. Siklus III

Tabel 3.16

Rekapitulasi Uji Instrumen Siklus III

No

soal

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran keterangan

Skor Keterangan Skor Keterangan Skor Keterangan

1 0,73 Tinggi 0,80 Baik Sekali 0,48 Sedang Dipakai

2 0,54 Cukup Tinggi 0,25 Cukup 0,45 Sedang Dipakai

3 0,41 Cukup tinggi 0,20 Cukup 0,50 Sedang Dipakai

4 0,58 Cukup Tinggi 0,15 jelek 0,20 Sukar Dipakai

Raliabilitas (r11) 0,54

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengunpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah

melalui tes tulis dan tes tindakan. Tes tulis dilakukan di akhir siklus dengan

instrumen tes akhir siklus. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui hasil

(36)

Tes tindakan berupa observasi dan wawancara. Observasi pada

penelitian ini merupakan observasi partisipan dan nonpartisipan. Observasi

partisipan pada penelitian ini dilakukan oleh guru, karena guru telibat pada

proses pembelajaran dan observasi nonpartisipan dilakukan oleh guru

kelas dan teman sejawat yang mengamati secara langsung. Observasi ini

menggunakan lembar observasi yang bertujuan agar pembelajaran yang

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat guru kemudian

mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Tes tindakan

selanjutnya yaitu wawancara, wawancara dilakukan untuk mengetahui

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, wawancara dilakukan

setelah pembelajaran berakhir.

G. Analisis Data

Tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Untuk mengolah

data hasil belajar peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Menghitung skor akhir dengan rumus

Tabel 3.17

Rubik Penilaian

No. Soal Skor Alasan

1

3 Proses perhitungan benar dan jawaban benar 2 Proses perhitungan benar dan jawaban salah 1 Proses perhitungan salah penggunaan rumus benar 0 Tidak ada jawaban

2

3 Proses perhitungan benar dan jawaban benar 2 Proses perhitungan benar dan jawaban salah 1 Proses perhitungan salah penggunaan rumus benar 0 Tidak ada jawaban

3

3 Proses perhitungan benar dan jawaban benar 2 Proses perhitungan benar dan jawaban salah 1 Proses perhitungan salah penggunaan rumus benar 0 Tidak ada jawaban

4

(37)

0 Tidak ada jawaban

2. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

X = ∑

Keterangan:

∑N = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa

X = nilai rata-rata kelas

3. Menghitung presentase ketuntasan belajar

Dekdikbud dalam Trianto (2010:241) menyebutkan setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban

benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa

yang telah tuntas belajarnya.

Tuntas belajar di lihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).

KKM mata pelajaran matematika yang telah ditetapkan untuk kelas V

SDN Buahbatu yaitu 60. Siswa dikatakan mencapai ketuntasan belajar

bila sudah mencapai nilai KKM.

Hasil analisis dijadikan sebagai bahan untuk refleksi dalam

memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan sebagai bahan

pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.

4. Menghitung skor gain

g1 = S2– S1

g2 = S3– S2

(Prabawanto, 2013)

(38)

g1 = gain peningkatan siklus I ke siklus II

g2 = gain peningkatan silkus II ke siklus III

S1 = skor siklus I

S2 = skor siklus II

S3 = skor siklus III

5. Menghitung skor gain ternormalisasi

<g1> =

<g2> =

(Prabawanto, 2013)

Keterangan :

<g1> = indeks gain peningkatan siklus I ke siklus II

<g2> = indeks gain peningkatan silkus II ke siklus III

SMI = skor maksimal ideal yaitu 100

S1 = skor siklus I

S2 = skor siklus II

S3 = skor siklus III

Tingkat perolehan skor gain ternormalisasi dikategorikan kedalam

tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Tabel 3.18

Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi

Skor Gain Ternormalisasi Interpretasi (<g>) > 0,7 Tinggi

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dimuka, dapat ditarik

beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika

realistik disusun dengan mengacu pada lima karakteristik pendekatan

matematika realistik dan langkah pembelajarannya melalui proses

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan realistik pada pokok

bahasan perbandingan dan skala dilaksanakan sesuai dengan RPP dan

pembelajaran menjadikan siswa lebih aktif dan guru menjadi lebih

kreatif.

3. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan

pendekatan matematika relaistik mengalami peningkatan dengan kriteria

peningkatan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan,

pendekatan matematika realistik telah meningkatkan hasil belajar pada ranah

kognitif siswa kelas V SDN Buahbatu Kec. Lembang Kab Bandung Barat.

Oleh karena itu, bagi guru yang akan menggunakan pendekatan ini peneliti

mengajukan beberapa rekomendasi, sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan matematika realistik menuntut guru lebih kreatif

dalam pembelajaran terutanama dalam penyajian konteks.

2. Penggunaan masalah sebagai titik awal pembelajaran bisa diambil dari

kegiatan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa, permainan

sebelum pembelajaran dimulai atau dengan media yang nyata. Hal

(40)

3. Pendekatan matematika realistik menjadikan siswa lebih aktif sehingga

guru lebih mengarahkan siswa, terutama siswa yang sulit di kelompokan.

4. Membimbing siswa dalam pelaksanaan kegiatan diskusi sehingga siswa

terarah dalam pengembangan model dan interaktifitas.

5. Pelaksanaan pembelajaran matematika realistik membutuhkan waktu

yang lebih lama dan tidak dilaksanakan di siang hari sehingga siswa

mampu memaknai pembelajarannya terlebih siswa lebih mudah

dikondisikan.

6. Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik membutuhkan

media dan alat peraga konkrit yang dapat membatu siswa dalam

mengkaitkan konsep, mengembangkan bahkan menciptakan

model-model sehingga dibutuhkan pengadaan sarana, prasarana dan biaya yang

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, Yoyo. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://ilmu-matematika.blogspot.com/2013/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html. [Diakses Tanggal 24 April 2013].

Dhta. 2012. Makalah PMRI Pembelajaran matematika Realistik Indonesia. [Online]. Tersedia: http://dhta21.wordpress.com/2012/01/12/makalah-pmri-pembelajaran-matematika-realistik-indonesia/. [Diakses Tanggal 7 maret 2013].

Ferdiansyah, Ferda. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Pecahan di Kelas V SDN 3 Cikidang Kec. Lembang Kab. Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Komalasari. 2012. Pengeruh Metode Inkuiri Terhadap Kemempuan Keterampilan Proses Sains Siswa Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mashudi. 2012. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Basahsan Sifat-sifat Bangun Ruang : Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cisalasih Kelas V Semester II Ajaran 2011/2012 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Masitoh. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). [Online]. Tersedia:

(42)

Meta. 2012. Makalah PMRI Pembelajaran matematika Realistik Indonesia. [Online]. Tersedia: http://dhta21.wordpress.com/2012/01/12/makalah-pmri-pembelajaran-matematika-realistik-indonesia/. [Diakses tanggal 7 maret 2013].

Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar Pengertian dan Definisi. [Online]. Tersedia: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. [Diakses tanggal 6 Maret 2013].

Mutiah, Aas Siti. 2012. Penggunaan Media Stik Ice Cream untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika: Penelitian Tindakan Kelas di SDN Pancasila Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2010/2011 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ningsih, Sri. 2012. Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dalam Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Ctl (Contekstual Teaching And Learning) Dalam Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Tlajung Udik 02 Gunung Putri Kabupaten Bogor. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Prabawanto, Sufyani. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, Kreatifitas Matematis dan Self Efficacy Mahasiswa menggunakan Metode Metacognitive Scaffolding. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sanjaya, Ade. 2011. Pengertian Definis Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html. [Diakses tanggal 3 maret 2013].

(43)

Siswono, Tatag Yuli Eko. (2006) PMRI: Pembelajaran Matematika yang Mengembangkan Penalaran, Kreativitas dan Kepribadian Siswa.

Makalah Eorkshop Pembelajaran matematika di MI Nurur Rohmah Sidoarjo.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugono, Dedi, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Depdiknas.

Supartika, Fitri. 2011. Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Berhitung Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas I Sd Negeri Margaluyu Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Supriyatna, Yatna. 2012. Faktor mempengaruhi Hasil Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://orangmajalengka.blogspot.com/2012/06/faktor-yang-mempengaruhi-hasil-belajar.html. [Diakses tanggal 21 April 2013].

Surapranata, Sumarna. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilana, Rudi, dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

(44)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tomo’s Blog. 2012. Skala, perbandingan. [Online]. Tersedia:

http://tomo4blog.blogspot.com/2012/05/skala-perbandingan.html. [Diakses Tanggal 7 Maret 2013].

Usman. (2011). Teori Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://fuddinbatavia.com/?p=336. [Diakses Tanggal 24 April 2013].

Wardani, I G A K, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wijaya, Aryadi. 2012. Pendekatan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel
Tabel 1.1
Tabel 3.1 Interpretasi Validitas
Tabel 3.4 Uji Validitas Siklus III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mereka miskin karena suatu hal yang disebabkan terjadi musibah, sedangkan fisik dan mentalnya masih berpotensi untuk bekerja dan berusaha, tetapi tidak memiliki modal, maka

[r]

Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini didapatkan 9 skenario yang tingkat risikonya masuk dalam kategori unacceptable yaitu pada skenario gas dispersion pada semua

Inter dapat diartikan sebagai: (1) ruang yang berbeda, dasar yang berbeda yang melandasi permasalahan, isu, atau pertanyaan tertentu yang menjadi fokus dua

Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen jasa pengiriman paket PT.. (2) kualitas pelayanan berpengaruh positif

Tujuan dari PTK ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan media visual dalam proses pembelajaran pada kelas VIIA mata pelajaran IPS

Argumen yang mendukung adanya ketentuan peraturan rotasi mandatory karena adanya sikap independensi auditor dapat dirusak oleh masa perikatan yang panjang dengan manajer

Pemilik atau pengelola UMKM pada sentral usaha pengolahan ikan di Kampung Patin Desa Koto Mesjid, Kampar, Riau harus meningkatkan kinerja pemasaran, perolehan