Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP
PARTISIPASI BELAJAR GERAK SISWA SMAN 1 GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh
ROYAN RIZALUL FIQRI 0802857
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP
PARTISIPASI BELAJAR GERAK SISWA SMAN 1 GARUT
Oleh
Royan Rizalul Fiqri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Royan Rizalul Fiqri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Royan Rizalul Fiqri
NIM : 0802857
Judul : PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS
TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR GERAK SISWA
SMAN 1 GARUT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd Nip:196509091991021001
Pembimbing II
Drs. Ita Tirta
Nip:194810081987031001
Mengetahui:
Ketua
Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR GERAK SISWA SMAN 1 GARUT
ABSTRAK
Oleh
Royan Rizalul Fiqri 0802857
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam pengaruh pendekatan taktis dan teknis terhadap partisipasi belajar gerak siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Garut dan sampel yang diperoleh dengan menggunakan sampling purposive, berkarakteristik sebagian besar kurang menggemari aktivitas fisik dalam penjas. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara dan dokumen. Data-data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pelaksanaan penjas dengan pendekatan taktis menggunakan konteks bermain dalam penyampain materi, sementara pendekatan teknis menggunakan latihan perbagian. Ketika pendekatan taktis digunakan dapat menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi dan sukarela mengikuti penjas, sementara dengan pendekatan teknis partisipasi siswa selain untuk orientasi nilai, juga penerapan disiplin yang tinggi. Namun demikian, pendekatan taktis dan teknis sangat bergantung pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing kedua pendekatan tersebut.
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
COMPARISON OF TACHTICAL AND TECHNICAL APPROACH TO THE STUDY OF MOTION STUDENT PARTICIPATION SMAN 1 GARUT
ABSTRACT
By
Royan Rizalul Fiqri 0802857
This study aims to analyze in depth the influence of tactical and technical approach to the study of motion student participation. Population on this study were students of SMAN 1 Garut and samples obtained using Sampling Purposive, characterized mostly less fond of physical activity in physical education. Data collection techniques in this study of observation, interviews and documents. The data obtained were then processed and analyzed with the model of Miles and Huberman. The result of data processing show that the implementation of physical education by using a tactical approach context play in the delivery of content, while the technical approach using partially exercise. When the tactical approach used to attract the attention of students to participate and voluntarily follow physical education, while the participation of students in addition to the technical approach for value orientation, as well as the application of high discipline. However, the tactical and technical approach relies heavily on the teaching objectives to be achived with the advantages and disadvantages of each of these two approaches.
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
A. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan... 13
B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran... 22
C. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 31
D. Partisipasi... 44
E. Hakikat Bermain... 49
F. Implikasi Pendekatan Pembelajaran Penjas terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa... 53
BAB III METODE PENELITIAN... 58
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 58
B. Populasi dan Sampel... 59
C. Tahapan Penelitian... 62
D. Prosedur Pengambilan Data... 63
E. Analisis Data... 66
F. Pemeriksaan Keabsahan Data... 67
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 68
A. Analisis Data... 68
B. Pembahasan... 75
C. Resume... 79
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 86
A. Simpulan... 86
B. Saran... 87
DAFTAR PUSTAKA... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN: A. KISI-KISI OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR ... 93
B. CATATAN OBSERVASI... 94
C. KISI-KISI WAWANCARA PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR GERAK... 99
D. HASIL WAWANCARA... 100
E. SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN JUDUL DAN PENUNJUKAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI... 104
F. SURAT IZIN PENELITIAN... 110
G. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... 111
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Perbandingan Pendekatan Taktis dan Teknis... 9
1.2. Proses Pembelajaran... 10
2.1. Tujuan Penjas Menurut Bucher... 17
3.1. Karakteristik Siswa SMA... 61
3.2. Sampel Penerapan Pendekatan Pembelajaran... 61
3.3. Kisi-kisi Wawancara... 65
4.1. Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga... 82
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Pendekatan Taktis yang Diilhami oleh TGFU... 42
3.1. Langkah Penelitian... 63
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama manusia ada di dunia ini manusia tidak akan pernah lepas dalam hal
belajar, karena proses belajar berlangsung seumur hidup sampat akhir hayatnya.
Dalam hal proses belajar tersebut, kita mengenal istilah pendidikan yang terdiri
dari tiga jalur pendidikan, yaitu jalur formal, nonformal dan informal. Akan tetapi
pada hakekatnya belajar tidak hanya diperoleh dari ketiga jalur pendidikan
tersebut, dari siapapun bahkan dari hewan sekalipun kita dapat belajar sesuatu hal.
Ketika memasuki dunia pendidikan, kita mengenal beberapa materi
pelajaran dan salah satunya adalah tentang materi pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan. Oleh sebagian kalangan materi tersebut sering dikatakan hanya
dengan kata olahraga. Padahal olahraga secara umum berbeda dengan pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan. Seperti yang tertera di Undang-Undang Republik
Indonenesia No. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional bab 1 Pasal 1
{http://www.scribd.com/doc/49688741/12/Olahraga-pendidikan-dimulai-pada-usia-dini (27 November 2012}ada ruang lingkup olahraga itu sendiri, yaitu:
1. Olahraga Pendidikan, pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
2. Olahraga Rekreasi, olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondidi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.
3. Olahraga Prestasi, olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
2
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
5. Olahraga Profesioanal adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga.
Oleh sebab itu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan nasional itu
sendiri. Hal ini semakin menguatkan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan itu sangatlah penting, meskipun pada kenyataannya ada beberapa pihak
yang menilai sebelah mata pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan itu.
Padahal pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat merangkul semua
kebutuhan yang diperlukan oleh semua siswa. Dalam dunia pendidikan sendiri,
olahraga dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya mengasah
kemampuan psikomotor saja, melainkan aspek afektif dan kognitif pula terdapat
dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal tersebut dapat terlihat dan
dirasakan ketika siswa sedang belajar pendidikan jasmani kesehatan olahraga dan
kesehatan, selain aktifitas pengembangan gerak, para siswa juga diasah untuk
membuat keputusan secepat mungkin dengan tepat dan benar, berpikir kritis,
mengelola emosional. Bahkan para siswa dapat bersosialisasi secara langsung
dengan cara bekerjasama dengan temannya maupun saling menghargai
kemampuan teman-temannya.
Menurut Gabbar (1975:5) yang diakses melalui jejaring sosial
http://primasamudra.blogspot.com/2010/11/peraturan-dan-sejarah-tenis.html (12
September 2012), ada tiga tujuan pokok yang hendak ingin dicapai oleh penjas,
yaitu:
1. Psikomotor, meliputi pertumbuhan biologis, kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan, efisiensi di dalam gerakan, dan sekumpulan darike terampilan gerak.
2. Kognitif, meliputi kemampuan untuk berpikir (penelitian, kreativitas, dan hubungan) kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik.
3
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dipandang sebagai
alat pendidikan yang mempunyai peran penting terhadap pencapain tujuan belajar
mengajar secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan baik di Sekolah Dasar
(SD),Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum
(SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Husdarta (2009:3)
{http://rajaqu.blogspot.com/2010/06/peranan-pendidikan-jasmani-dalam-upaya.html (14 September 2012)}menyatakan "Pendidikan jasmani dan kesehatan
pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan
kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental serta emosional."
Sedangkan Suherman, (2000:23) yang dikutip dari jejaring sosial
{http://aiida1234.blogspot.com/p/pendidikan-jasmani.html (14 September 2012)}
menyatakan bahwa "Tujuan umum dari pendidikan jasmani diklasifikasikan
menjadi empat kelompok yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak,
(3) perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial.”
Melalui pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diharapkan siswa
mampu memahami semua apa yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya
keterampilan geraknya saja, melainkan dari sikap maupun pengetahuannya dapat
terasah sekaligus pengontrolan emosi dan sikap sosialnya pula. Apabila itu semua
dapat tercapai, maka pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak akan
dilihat sebelah mata lagi.
Beberapa materi yang ada ditingkat SMA sesuai kurikulum yang ada di
antaranya adalah permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas
senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar sekolah dan kesehatan. Akan
tetapi materi tersebut tidak semua harus disampaikan karena tidak setiap SMA
memiliki fasilitas yang memadai, yang terpenting adalah tujuan pendidikan
tercapai.
Ketika akan memberikan materi, guru menggunakan beberapa pendekatan
mengajar terhadap siswa. Umumnya pendekatan yang digunakan adalah
4
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Kedua pendekatan itu digunakan
sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan berdasarkan karakter
masing-masing materi.
Pendekatan taktis merupakan suatu pendekatan yang mengedepankan
aktivitas bermain yang menyerupai aktivitas olahraga yang sesungguhnya.
Pendekatan ini sangat memungkinkan dalam materi olahraga permainan. Guru
tidak harus memberikan pemanasan yang klasik saat menggunakan pendekatan ini
karena pada saat pemanasan guru bisa memberikan aktivitas pemanasan melalui
bermain.
Ada tujuan mengajar dangan pendekatan taktis menurut Ma’mun &
Subroto (2001:5) yaitu :
1. Penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik dengan perkembangan permainan.
2. Memberikan kesenangan melalui aneka ragam aktivitas.
3. Memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan cepat dan tepat dalam bermaian.
Salah satu keunggulan dalam penerapan pendekatan taktis adalah siswa
dapat langsung menerapkan kemampuan tekniknya kedalam aktivitas olahraga
yang menyerupai olahraga sesungguhnya. Selain itu siswa juga tidak akan merasa
bosan dan jenuh dengan pemanasan yang klasik. Pendekatan ini menekankan
siswa untuk lebih mudah memahami materi yang akan disampaikan.
Sementara itu, pendekatan teknis adalah pendekatan yang mengedepankan
kemampuan teknis dasar setiap olahraga. Pendekatan ini mengharuskan setiap
siswa mampu menguasai teknik-teknis dasar seperti melakukan passing yang baik
dan benar pada olahraga permainan, melempar bola ataupun pada materi
ketangkasan seperti pada senam. Seperti yang disampaikan oleh Toto (2001:6):
"Pendekatan tradisional untuk mengajarkan permainan menekankan pada
penguasaan keterampilan teknik dasar, penguasaan unsur-unsur dasar secara
terpisah baru permainan sesungguhnya." Pendekatan teknis lebih cocok digunakan
saat akan menyampaikan materi yang terhitung lebih besar resikonya seperti
5
tetapi dalam penggunaan pendekatan ini akan banyak waktu yang tersita karena
pendekatan ini mengharuskan semua siswa menguasai teknik dasarnya. Umumnya
pendekatan teknis bisa membuat siswa jenuh dan bosan karena adanya
pengulangan materi inti secara terus menerus.
Dari apa yang telah dipaparkan dalam pembahasan di atas kedua
pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing, karena
kedua pendekatan ini bisa saling menutupi satu sama lainnya. Tinggal bagaimana
seorang pendidik bisa menggunakan kedua pendekatan tersebut ketika
memberikan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Ketika penulis melakukan observasi ke SMAN 1 Garut, kedua pendekatan
tersebut digunakan oleh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di
sekolah itu. Penulis melihat perbedaan partisipasi siswa ketika kedua pendekatan
itu digunakan. Tujuan pendidikan bisa dikatakan berhasil apabila pendidik
berhasil membuat siswa berubah kearah yang lebih baik. Tentunya perubahan
tersebut bisa terjadi apabila ada partisipasi dari semua pihak, salah satunya adalah
partisipasi dari siswa.
Menurut Firmansyah(2008) menyatakan "Partisipasi bisa diartikan sebagai
keterlibatan seseorang secara sadar kedalam interaksi sosial dalam situasi
tertentu." Sementara menurut Davis yang dikutip oleh Sastroputro (1989:35)
menyatakan bahwa "Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab
terhadap usaha yang bersangkutan." Sedangkan "Partisipasi siswa dalam
pembelajaran adalah keterlibatn siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran." (Mulyasa, 2004:156).
Tersedia online:
http://www.scribd.com/doc/36250559/4/Indikator-Partisipasi-Siswa-Dalam-Pembelajaran (25 September 2012).
Dalam pembelajaran, keterlibatan peserta didik merupakan hal yang
mendasar dalam segala kegiatan proses belajar mengajar. Keterlibatan tersebut
6
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
kegiatan pembelajaran, yang akan menimbulkan suasana pembelajaran yang
kondusif dan menyenangkan.
Hasil observasi sementara terkait pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di SMAN 1 garut menggambarkan partisipasi siswa
terhadap pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masih belum optimal apabila
dibandingkan partisipasi mereka terhadap mata pelajaran lain. Walaupun secara
fisik mereka mengikuti pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan tetapi
konsentrasi, pikiran, keinginan atau perasaan tidak siap untuk menerima
pembelajaran pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Sering pula ditemukan ketika pembelajaran berlangsung, tidak semua siswa
ikut berpartisipasi aktif. Contohnya adalah masih ada siswa yang mencari tempat
yang sedikit teduh untuk menghindari panasnya sengatan matahari. Kejadian ini
sering kali dijumpai pada siswa putri karena mereka takut kulitnya hitam hitam,
rambutnya lepek dan kukunya patah. Selain itu ada pula siswa yang hanya asal
mengikuti materi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dikarenakan adanya
ketidaksukaan para siswa terhadaap pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan.
Lain pula dengan siswa lainnya, ketika pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan sedang berlangsung, pikiran mereka masih terbagi kepada
mata pelajaran lain yang imbasnya konsentrasi mereka terpecah belah. Padahal
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sama pentingnya dengan mata
pelajaran yang lainnya.
Selain itu apabila dilihat dari total jumlah jam pelajaran yang ada,
penghargaan dan pengakuan terhadap pendidikan jasmani olahraga dan rekreasi
sebagai mata pelajaran penting bagi pertumbuhan siswa dan juga pendidikan
siswa masih kurang bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal tersebut
yang menyebabkan siswa jadi kurang akan gerak, apalagi bila para siswa tidak
punya inisiatif sendiri untuk mengikuti ektrakulikuler ataupun kegiatan lainnya
yang mengedepankan pada aktivitas fisik. Permasalahan ini yang menggiring
asumsi bahwa penjas tidak memberikan kontribusi bagi pendidikan siswa.
7
menggemari kegiatan fisik yang terdapat dalam penjas. Hanya persekian kecil
siswa yang menggemarinya, itupun karena siswa atlet atau benar-benar menyukai
aktivitas fisik dalam olahraga.
Masih belum optimalnya partisipasi siswa terhadap pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan bisa juga datang dari pendidik sendiri dalam penggunaan
pendekatan pembelajaran. Pendidik hendaknya dapat merangsang siswa untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran. Ketika pendidik menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berbeda maka tampak pula perbedaan partisipasi siswa
terhadap materi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Diawal pembelajaran
semua siswa masih segar mengikuti instruksi dari pendidik. Akan tetapi ketika
memasuki inti pembelajaran ada perbedaan partisipasi siswa dengan
menggunakan kedua pendekatan yang berbeda. Hal ini dapat dimaklumi karena
adanya perbedaan karakter dari kedua pendekatan tersebut yang memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu keuntungan dari pendekatan
taktis adalah memberikan pemahaman kepada siswa bahwa pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan memberikan kesempatan untuk mendapatkan
kegembiraan, tantangan dan ekpresi diri ketika pembelajaran berlangsung.
Sementara itu keuntungan dari pendekatan teknis adalah siswa mampu menguasai
teknis dasar olahraga yang diberikan. Selain ada keuntungan, kekurangan dari
kedua pendekatan tersebut juga ditemui ketika pembelajaran. Salah satu
kekurangan dari pendekatan taktis adalah siswa kurang menguasai teknis dasar
cabang olahraga yang diberikan ketika pembelajaran. Kekurangan dalam
pendekatan teknis adalah program pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
kurang berhasil karena mengutamakan pencapaian prestasi.
Atas dasar latar belakang tersebut yang mendorong penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Pendekatan Taktis dan
8
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas terdapat permasalah utama
yaitu penggunaan dua pendekatan yang berbeda antara pendekatan taktis dan
teknis. Pendekatan taktis menurut Yudiana yang dikutip oleh Yudiningsih
(2012:34): "Dalam pendekatan taktis permainan diorganisir ke arah aktivitas yang
menggembirakan, masalah taktis dan strategi disampaikan dalam bentuk
modifikasi permainan untuk merangsang siswa kepada membuat keputusan."
Sedangkan pendekatan teknis berdasarkan American Sport Education
Program, 2008 diterjemahkan oleh Lestari (Ucup , 2012:19) : “. . .yakni
pertama-tama dengan memperkenalkan setiap keterampilan dasar olahraga dan diikuti
dengan memperkenalkan taktik pertandingan."
Dari penjelasan diatas didapatkan ciri-ciri utama pada pendekatan taktis
yaitu mengemukakan pemahaman siswa, lebih menekankan pada penggunaan
nalar dan menjalin kerjasama antar teman. Sementara ciri utama pendekatan
teknis adalah adanya pengulangan ketarampilan (drill).
Pada kenyataannya pada saat ini banyak pendidik yang masih
mengesampingkan tujuan pendidikan itu sendiri dan mencampur adukan olahraga
prestasi dengan olahraga pendidikan. Karena olahraga di sekolah digunakan
sebagai alatnya, maka semua pihak termasuk siswa harus berpartisipasi untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kita harus dapat membedakan mana olahraga
prestasi dan mana olahraga pendidikan. Olahraga pendidikan adalah pendidikan
jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang
teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian,
keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Sedangkan olahraga prestasi
adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai
prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
(Undang-Undang Republik Indonenesia No. 3 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional).
Perbandingan yang nyata dari pendekatan taktis dan teknis di antaranya
9
mengedeapankan kepada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan,
sementara itu pendekatan teknis lebih mengarah kepada menjadikan siswa mampu
menguasai keterampilan teknik dasar suatu cabang olahraga. Untuk lebih
lanjutnya, penulis memasukan perbandingan tersebut ke dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1. PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS
Indikator Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
Pendekatan Teknis Pendekatan Taktis
Perilaku Guru Miskin pengetahuan
administrasi penjas, terutama kompetensinya sebagai guru penjas
Kaya pengetahuan administrasi penjas
Perilaku Siswa - Teknik yang dikuasai
baku
-Pengambilan keputusan Kurang
- Pengembangan kreativitas dan penalaran siswa
Selain adanya perbedaan di atas, terdapat pula perbedaan pada saat proses
pembelajaran. Pendekatan teknis tampak seperti latihan-latihan di klub yang
mengarahkan siswa untuk bisa lebih berprestasi dalam dunia olahraga, sementara
pendekatan taktis dalam pengajarannya dikemas ke dalam sebuah permainan yang
menuntut siswa untuk lebih paham atau memaknai setiap gerakan yang
10
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Tabel 1.2. PROSES PEMBELAJARAN
Proses Pembelajaran
Pendekatan Taktis Pendekatan Teknis
- Pemanasan dan latihan yang mirip
pendekatan tersebut terhadap partisipasi belajar gerak siswa SMAN 1 Garut.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di SMAN 1 Garut?
2. Bagaimana pelaksanaan pendekatan teknis dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di SMAN 1 Garut?
3. Bagaimana dampak pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan terhadap partisispasi belajar gerak siswa di SMAN 1
Garut?
4. Bagaimana dampak pendekatan teknis dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan terhadap partisispasi belajar gerak siswa di
SMAN 1 Garut?
5. Bagaiman kedua pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan tersebut mampu mencapai tujuan pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran
11
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan teknis dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMAN 1 Garut.
3. Untuk mengetahui dampak pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan terhadap partisispasi belajar gerak siswa di
SMAN 1 Garut.
4. Untuk mengetahui dampak pendekatan teknis dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan terhadap partisispasi belajar gerak siswa di
SMAN 1 Garut.
5. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan tersebut mampu mencapai tujuan pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya adalah :
1. Guru
Untuk dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penggunaan pendekatan
pembelajaran guna meningkatkan kualitas mengajarnya.
2. Siswa
Dengan mengenal bentuk pendekatan pembelajaran, sehingga tidak jenuh saat
pembelajaran berlangsung.
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas pendidik dan peningkatan
kualitas gerak siswa.
E. Batasan Masalah
Untuk menghidari penafsiran lain dan tidak menyimpang dari
permasalahan dan tujuan penelitian, maka masalah yang telah diuraikan oleh
penulis perlu dibatasi sebagai berikut :
12
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah partisipasi belajar gerak
3. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Garut.
F. Penjelasan Istilah
Adapun penjelasan istilah dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak
Siswa SMAN 1 Garut” sebagai berikut :
1. Olahraga pendidikan, pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani. (Undang-Undang Republik Indonenesia No. 3 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional)
2. Olahraga prestasi, olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan
secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk
mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan. (Undang-Undang Republik Indonenesia No. 3 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional)
3. Pendekatan taktis, pendekatan taktis merupakan suatu pendekatan yang
mengedepankan aktivitas bermain yang menyerupai aktivitas olahraga yang
sesungguhnya.
4. Pendekatan teknis, pendekatan yang mengedepankan kemampuan teknis dasar
setiap olahraga
5. Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar kedalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu (Firmansyah, 2008)
6. Partisipasi siswa dalam pembelajaran, keterlibatan siswa dalam perencanaan,
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Suatu penelitian dilakukan untuk menentukan atau mendapatkan jawaban
atas pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini, diperlukan sebuah metode
penelitian. Metode penelitian ini mengungkapkan prosedur penelitian mulai dari
tahap awal sampai ke tahap akhir yaitu berupa pengungkapan temuan-temuan
yang diperoleh dari hasil penelitian. Hal ini senada dengan yang diuangkapkan
oleh Sugiyono (2011:2) bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. Penelitian ini lebih banyak mengungkapkan atau
mendeskripsikan masalah yang terjadi dalam penelitian tersebut, bukan dengan
menuangkan kedalam hitungan berupa angka. lebih lanjut Ghoni dan Almanshur
(2012:25) berpendapat bahwa "penelitian deskriptif adalah penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantifikasi."
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan diruang lingkup
pendidikan, tepatnya di SMAN 1 Garut. Pemilihan ini berkenaan dengan tema
pendidikan, khususnya dunia pengajaran dan pembelajaran penjas. Sukmadinata
(2009:74) memiliki pendapat mengenai penelitian deskriptif dalam dunia
pendidikan, yaitu:
Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikilum pengajaran merupakan hal-hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif,
59
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Alasan pengguanaan pendekatan ini
adalah pendekatan kualitatif lebih mengedepankan proses daripada hasil. selain
itu, pendekatan ini digunakan untuk memahami makna dibalik data yang tampak
(Sugiyono, 2011:24).
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, penggunaan metode penelitian
deskriptif dengan teknik analisis kualitatif ini bertujuan untuk mengungkapkan,
menggambarkan serta menarik kesimpulan permasalahan mengenai perbandingan
pendekatan taktis dan teknis terhadap partisipasi belajar gerak siswa. Dalam
penelitian ini, penulis akan menggali informasi dari guru penjas dan siswa.
Kemudian informasi tersebut akan diolah menjadi beberapa tahapan. Tahapan
pertama yaitu reduksi data, pada tahap ini lebih kepada penggalian informasi
secara menyeluruh mengenai pembelajaran penjas di SMAN 1 Garut. Kemudian
masuk kepada tahap kedua yaitu tahap display data. Pada tahap ini lebuh merinci
lagi dimana penelitian sudah memasuki kepada perincian informasi yang
diperlukan serta pembuangan informasi yang tidak dibutuhkan dalam penelitian.
Tahap ketiga yaitu verivikasi data. Pada tahap ini peneliti mengambil benang dari
semua informasi yang sudah diolah. Tahap ini pula bisa disebut sebagai tahap
penarikan kesimpulan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk
mempelajari dan kemudian tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Dari
pemeparan tersebut, penulis mengambil populasi yaitu semua guru penjas, dan
seluruh siswa SMAN 1 Garut tahun ajaran 2012/2013. Penulis berpendapat
bahwa populasi di SMAN 1 Garut ksususnya siswa bersifat homogen mengenai
partisipasi belajar gerak siswa terhadap penjas yang dinilai masih rendah.
Sementara itu, karakteristik siswa lainnya adalah sebagian besar siswa kurang
menggemari aktivitas fisik dalam penjas, hanya sebagian kecil yang
60
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sementara itu, "sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono 2011:81). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampling purposive yang merupakan bagian dari
nonprobality sampling yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan sampling purpose ini
dikarenakan adanya pertimbangan garu penjas yang menggunakan pendekatan
berbeda, yaitu pendekatan taktis dan pendekatan teknis. Seperti yang dijelaskan
oleh Sugiyono (2011:218) bahwa "sampling purpose adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu."
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis mengambil sampel dari kelas X
dan kelas XI. Hal ini dikarenakan adanya pertimbangan dua guru penjas yang
menggunakan dua pendekatan yang berbeda. Pendekatan taktis digunakan oleh
Bapak Deni kepada siswa kelas XI, sementara Bapak Herdi menggunakan
pendekatan teknis kepada siswa kelas X. Selain itu, penulis juga
mempertimbangkan karakteristik dari sampel itu sendiri, khususnya adalah
karakteristik siswa SMA yang termasuk kedalam masa remaja pertengahan
(15-18 tahun). Pada masa ini, adanya kecenderungan anak mulai mengembangkan
rasa individulitasnya dan menjadi seseorang yang mempunya pendapat sendiri.
Perkembangan pada masa ini dapat terlihat jelas secara fisik dengan ditandai
perubahan fisik baik itu laki-laki maupun perempuan. Perubahan itu diantarnya
adalah apabila pada pria, maka akan terlihat tumbuhnya jakun dan suarapun ikut
berubah. Sementara pada perempuan maka akan terlihat perubahan buah dada
serta pinggulnya. Selain perubahan fisik, dari segi sosial anak akan cenderung
senang berkelompok dan ingin adanya pengakuan dari kelompoknya maupun
kelompok lain. Secara tidak langsung, dengan adanya perubahan pada siswa
SMA maka ketika pembelajaran penjas siswa tidak akan canggung melaksanakan
tugas gerak yang diberikan oleh guru. Hal itu dikarenakan, baik secara fisik
maupun psikisnya, siswa lebih matang dari pada masa-masa sebelumnya. Akan
tetapi semua itu tidak menjamin bahwa pembelajaran penjas yang dilakukan guru
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis maupun teknis dapat
61
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lebih memperinci karakter siswa SMA tersebut, maka penulis memasukannya
kedalam sebuah tabel 3.1.
Tabel 3.1. KARAKTERISTIK SISWA SMA
Karakteristik anak kelas X dan XI tidak akan jauh berbeda karena rentan
usianya tidak jauh berbeda, umumnya hanya berbeda satu tahun. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini masing-masing empat kelas dari kelas X dan empat
kelas dari kelas XI. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan waktu, biaya
maupun tenaga dari penulis sendiri. Setiap kelas berisikan rata-rata 45 siswa
dengan jumlah rataan siswa perempuan lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah siswa laki-laki.
Tabel 3. 2. SAMPEL PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran Kelas
Teknis X-2 X-3 X-1 X-11
Taktis XI-IPA 1 XI-IPA 2 XI-IPA 3 XI-IPA 5
Mental
- Senang bertanya dan butuh pembuktian
- Rasa hormat kepada seseorang yang memiliki nama besar
- Prinsip tajam dan perencanaan yang matang untuk mancapainya
Fisik
- Seksualitas berkembang terus - Tinggi dan berat badan 85% dari
usai pada masa dewasa - otot-otot berkembang terus
Sosial
- Hidup berkelompok - Kritis terhadap suatu hal - Peka dan loyal kepada kelompok
Rohani
- Dapat membedakan baik dan benar - Sulit menerima pondasi bila pada masa sebelumnya tidak diberikan
62
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu C. Tahapan Penelitian
Penelitian akan berjalan dengan maksimal apabila disusun secara sistematis
dengan tahapan-tahapan yang sudah ada pada penelitian deskriptif. Tahapan
penelitian deskriptif yang dianjurkan oleh Nasution dalam Rahadian (2012:57),
dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap orientasi, yaitu penelitian awal dengan tujuan memperoleh gambaran permasalahan yang lebih lengkap guna memanfaatkan fokus penelitian.
2. Tahap eksplorasi, yaitu kegiatan pengambilan data selengkap mungkin sebagai penunjang penganalisaan data.
3. Tahap member chek, yaitu konfirmasi terhadap data yang diperoleh dengan mengecek kebenaran data dilapangan.
Berdasarkan tahapan penelitian di atas, maka penulis mengikuti
langkah-langkah penelitian yang dianjurkan oleh Nasution, yaitu:
a. Tahap orientasi. Pada tahap ini penulis melakukan observasi awal untuk
menilai kondisi lapangan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
diteliti. Setelah itu penulis melakukan persiapan berupa memilih sumber data,
instrumen penelitian yang akan digunakan (observasi, wawancara, dokumen)
b. Tahap eksplorasi. Pada tahap ini penulis akan mengumpulkan data dari
berbagai sumber, dengan observasi, melakukan wawancara serta
mendokumentasikan kegiatan dengan menggunakan kamera. serta mencari
informasi yang relevan dengan penelitian.
c. Tahap member chek. Tahap ini penulis melakukan konfirmasi terhadap data
yang diperoleh dengan mengecek kebenaran data di lapangan dan menyajikan
data tersebut dan siap mempresentasikan data.
Secara garis besar, berikut tahapan penelitian yang dimulai dari penentuan
63
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Pengambilan Data
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, ada beberapa perbedaan dengan
penelitian kuantitatif. Dalam hal instrumen penelitian, penelitian kuantitatif
berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan
data. Sementara itu, dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitiannya adalah
peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti harus benar-benar siap
untuk menjadi seorang peneliti. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumen.
1. Observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan
data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,
tujuan, dan perasaan (Ghoni&Almanshur, 2012:165).
Peneliti menggunakan observasi partisipatif, hal ini bertujuan agar
memperoleh data yang lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono 2011:227). Dalam hal ini,
peneliti ikut mendampingi guru yang mengajar tanpa memberikan perilaku khusus
kepada sumber data. Dengan kata lain, peneliti hanya menjalankan instruksi dari
guru tanpa mencampuri apa-apa yang diberikan oleh guru kepada siswa ketika Gambar 3.1 Langkah Penelitian
Sampel
Pendekatan Taktis Pendekatan Teknis
Observasi, Wawancara, Dokumen Partisipasi Belajar Gerak
Analisis Data
64
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sedang berlangsung. Ketika observasi berjalan yang digunakan pada
observasi adalah wawasan peneliti itu sendiri terhadap pendekatan pembelajaran
dan partisipasi.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertumuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2011:231). Wawancara yang digunakan
adalah wawancara tak berstuktur yang bertujuan untuk lebih menggali informasi
dari sumber data. Meskipun jenis wawancaranya tidak berstruktur, penulis telah
menyiapkan kisi-kisi wawancara yang dijadikan sebagai pedoman ketika
wawancara dilakukan. Dalam penyususnan kisi-kisi ini, penulis memperhatikan
variabel yang digunakan. Variabel tersebut adalah partisipasi (variabel terikat)
dan pendekatan taktis dan teknis (variabel bebas).
a. Griffin dan Patton (2005:2) menyatakan bahwa “Pembelajaran Pendekatan Taktik adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada siswa dan permainan
untuk pembelajaran permainan yang berkaitan dengan olahraga yang kuat
hubungannya dengan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran.” http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Komarudin,%20M.A./BUK
U%20%20TERJEMAHAN%20TGFU.pdf(26 Oktober 2012).
b. Griffin, Oslin, dan Mitchel, dan Metzler diikuti Yunyun dalam Yudiningsih
(2012:22) menjelaskan bahwa "pendekatan teknik yaitu model latihan
keterampilan yang lebih menekankan kepada penguasaan teknik dasar terlebih
dahulu sebelum kepada teknik pola-pola bermain".
c. Menurut Keit Davis (dalam Sastropitro,1989:35) menyatakan bahwa:
"partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada
kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha
yang bersangkutan."
65
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. KISI-KISI WAWANCARA PERBANDINGAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR GERAK
3. Dokumen
Dokumen merupakan merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono 2011: 240). Penggunaan dokumen ini agar data yang diperoleh dapat
lebih kredibel. Dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa foto-foto saat
pembelajaran sedang berlangsung. Alat yang digunakan untuk
mendokumentasikan data adalah sebuah kamera digital.
Variabel Sub variabel Indikator
Partisipasi
Kehadiran - melaksanakan kegiatan pembelajaran - ikut serta dalam pembelajaran
Aktivitas - kesungguhan
Disiplin - mematuhi peraturan - hadir tepat waktu Siswa - perilaku siswa
- cara belajar Siswa - perilaku siswa
- cara belajar
66
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menentukan jawaban akan sebuah
pertanyaan yang diajukan dalam sebuah penelitian. Proses ini merupakan
pengolahan dari teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara,
dokumentasi.
1. Analisis Data Sebelum di Lapangan
Sebelum melakukan penelitian, penulis menganalisis terlebih dahulu gejala
yang terjadi di SMAN 1 Garut, khususnya ketika pembelajaran penjas
berlangsung. Hal ini dapat dikatakan sebagai observasi awal sebelum menentukan
masalah apa yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman
Analisis data model ini membagi langkah analisis kedalam tiga langkah,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Langkah ini dilakukan ketika diperoleh dari lapangan yang cukup banyak.
Berdasarkan hasil analisis awal serta pengalaman penulis sebagai siswa di sekolah
tersebut, penulis mendapatkan data adanya perbedaan partisipasi belajar gerak
siswa ketika dua pendekatan pembelajaran digunakan (Taktis dan teknis).
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah terdapat data yang lebih spesifik, kemudian data tersebut diolah
kembali untuk disajikan. Langkah ini untuk lebih memperdalam hal-hal yang
terdapat didalam faktor adanya perbedaan partisipasi belajar gerak siswa ketika
kedua pendekatan pembelajaran (taktis & teknis) digunakan.
c. Conclusion Drawing/ Veripication
Langkah terakhir ini adalah menyimpulkan atau menarik benang merah
gejala yang terdapat dalam penelitian terhadap partisipasi belajar gerak siswa
67
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Setelah data diperoleh dan dianalisis, tidak langsung diambil kesimpulan
mengenai hasil penelitian tersebut. Data tersebut kemudian diperiksa kembali
keabsahannya. Pemeriksaan tersebut istilahnya adalah dengan uji kredibilitas
data. Uji kredibilitas disini tentu saja berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Dalam hal ini, penulis melakukan uji kredibilitas data dengan berbagai
cara,yaitu:
1. Meningkatkan Ketekunan
Tujuan dari meningkatkan ketekunan adalah melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan demikian maka kepastian data dan
urutan periswtiwa dapat tersusun secara sistematis.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono,
2011:273). Sementara itu, menurut Ghoni dan Almansur (2012: 322)
menyatakan "triangulasi adalah teknik periksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau
sebagai pembanding terhadap data itu." Triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi dengan sumber, yaitu pengecekan data melalui perbandingan hasil
penelitian dengan ahli dari pendekatan pembelajaran.
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dijelaskan
sebelumnya pada bab IV, penulis dapat mengemukakan kesimpulan penelitian
mengenai Perbandingan Pendekatan Taktis dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar
Gerak Siswa SMAN 1 Garut.
1. Dengan pendekatan taktis, siswa lebih bersemangat dan senang ketika
pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan guru penjas memberikan materi
pembelajaran kedalam konteks bermain untuk membiarkan siswa memecahkan
masalah taktikal yang ada dalam materi tersebut. Dengan bermain, siswa mudah
memahami materi yang diberikan. Pelaksanan pendidikan jasmani dengan
pendekatan taktis dari tahap yang paling mudah sampi ke tahap yang tersulit dan
mampu merangsang minat siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar pendidikan jasmani.
2. Penerapan pendekatan teknis yang dilakukan oleh guru ketika pembelajaran
berlangsung sangat monoton dimana guru sangat dominan dalam memberikan
arahan pembelajaran. Pendekatan teknis mengarah kepada pengulangan suatu
gerakan sampai gerakan tersebut dapat dikuasai betul. Siswa cepat bosan dan
jenuh karena harus menunggu giliran untuk melakukan apa yang diperintahkan
oleh guru.
3. Melalui pendekatan taktis, siswa berpartisipasi tidak hanya soal kehadiran semata
dilapangan, melainkan dengan sukarela dan kemauan diri sendiri untuk mengikuti
pembelajaran penjas
4. Melalui pendekatan teknis partisipasi belajar gerak siswa di SMAN 1 Garut
bukan hanya sebatas kehadiran semata, melainkan penerapan kedisiplinan yang
87
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Penggunaan pendekatan taktis dan teknis sangat bergantung pada tujuan
pengajaran yang ingin dicapai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing
pendekatan
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis ingin
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Diperlukan adanya perbedaan konsep antara pendidikan jasmani dengan
pendidikan olahraga
2. Perlu kejelasan dari tujuan pendidikan jasmani olahraga dan rekreasi disekolah,
(apakah olahraga dijadikan sebagai alat atau olahraga dijadikan sebagai tujuan)
3. Lebih mengedepankan proses pembelajaran yang maksimal agar hasilnya pun
maksimal
4. Guru pendidikan jasmani lebih inovatif dan kreatif serta cermat dalam
penggunaan pendekatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan partisipasi
belajar gerak siswa
5. Guru pendidikan jasmani lebih mampu menggali kemampuan siswa kemudian
menyalurkannya sesuai kemampuan siswa sendiri
6. Perlunya penyesuaian perkembangan gerak sesuai dengan tingkatannya
7. Perlunya pemaksimalan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada serta
manajemen waktu lebih ditingkatkan
8. Memberikan paradigma pentingnya pendidikan jasmani bagi kesejahteraan
hidupnya
9. Memaknai setiap apa yang dilakukan pada saat pembelajaran pendidikan jasmani
10.Lebih berorientasi pada proses yang dilakukan daripada berorientasi pada nilai
88
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam
Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizki Press.
(2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: UPI Bandung.
Aiida.(2011).Pendidikan Jasmani. Aiidablog [online].
http://aiida1234.blogspot.com/p/pendidikan-jasmani.html[14 September 2012].
Beltasar, Tarigan. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran
Sepakbola. Jakarta.
Ghoni dan Almanshur. (2012). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hanafi. (2012, 23 februari). Teori dan Tujuan Penjaskes. Rapendik [online]. http://rapendik.com/program/one-for-all/penjas/28-teori-dan-tujuan-penjaskes [12 September 2012].
http://www.scribd.com/doc/36250559/4/Indikator-Partisipasi-Siswa-Dalam-Pembelajaran [25 September 2012].
http://www.scribd.com/doc/49688741/12/Olahraga-pendidikan-dimulai-pada-usia-dini [27 November 2012].
Isriadi, Raja. (2010, 27 Juni). Peranan Pendidikan Jasmani Dalam Upaya Pengembangan disiplin Siswa SD DI-Kecamatan Kota JUang Kabupaten Bireun. Blog Raja Isriadi [online].
http://rajaqu.blogspot.com/2010/06/peranan-pendidikan-jasmani-dalam-upaya.html [14 September 2012].
K-A-B-I. (2012, 12 Januari). 3 Tahapan Belajar Gerak (dalam Pendidikan Jasmani).Bedande Blogspot [online].
89
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kuswari,Usep.[online].http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHAS A_DAERAH/195901191986011USEP_KUSWARI/Hakikat_Belajar_dan_ Pembelajaran.pdf. [20 November 2012].
Latahang. (2010, 4 Agustus). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran Menurut Para Ahli. Latahang.com[online].
http://myfortuner.wordpress.com/2010/08/04/teori-teori-belajar-dan pembelajaran-menurut-ahli/ [20 nov 2012].
Ma'mun dan Subotro. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan
Bola Voli. Jakarta: Depdiknas.
Pembelajaran Pendekatan Taktik: Teori Penelitian dan Teori. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Komarudin,%20
M.A./BUKU%20%20TERJEMAHAN%20TGFU.pdf[26 Oktober 2012].
Pendidikan Jasmani. (2012, 20 Maret). Teori dan Tujuan Penjaskes. Blog
PendidikanJasmani[online]http://hanafiunesapenjaskes.blogspot.com/2012
/03/teori-dan-tujuan-penjaskes.html [27 Oktober 2012].
Penjaskes. Pengertian/ Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas), Olahraga.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan [online].
http://penjaskespendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/penger tian-definisi-pendidikan- jasmani.html [14 Oktober 2012].
Purwanto, Dwi Danang. Pengertian Olahraga & Pendidikan Jasmani. slidshare [online].http://www.slideshare.net/dimaswi/pengertian-olahraga-kebugaran- jasmani [12 September 2012].
Ramadhonal. Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Simple Blog [online]. http://si- simple.blogspot.com/2013/03/hakikat-belajar-dan-
pembelajaran.html [15 April 2013].
Samudra, Prima.(2010, 14 November). Permasalahan Pembelajaran Penjas.
Penjas Blogg Prima Samudra[Online].
Tersedia:http://primasamudra.blogspot.com/2010/11/peraturan-dan-sejarah-tenis.html [12 September 2012].
Santosa, Fuza Utama. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Taktis dan Teknis
dalam Pembelajaran Passing Sepakbola Terhadap Kreativitas Siswa.
90
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Siswoyo, Dedi. (2012, 4 Juni). Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Belajar dan
Pembelajaran.[online].http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertianbela
jar.html[20 November 2012].
Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di
Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen Bekerjasama dengan Ditkora Depdiknas.
Sugiyono. (2011). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Bandung: Redpoint.
Sukmadinata, Nana Syaodih (20090. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supardi, Edih. (2012, 28 September). 8 Prinsip Belajar. Blog Edih Supardi [online]. http://guru-ina.blogspot.com/2012/09/8-prinsip- belajar.html [20 November 2012].
Suryannie. (2010, 9 Desember). Penerapan Pendekatan CTL (COntextual Teaching & Learning) Untuk Meningkatkan Aktivitas & Hasil Belajar Pokok Bahasan Koloid Siswa Kelas XI SMAN 1 Kendal. Suryannie's
Blog [online].http://suryannie.wordpress.com/2010/12/09/kontekstual/[20
November 2012].
Syah, Rahadian. (2012). Faktor-Faktor Rendahnya Partisipasi Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMA Negeri 7 Bandung. Bandung: UPI Bandung. (Tidak Dipublikasikan).
Syarif, Edwin. (2011, 3 Mei). Pengertian Olahraga. Edwin's Blog [online]. http://edwinsyarief.blogspot.com/2011/05/pengertian-olahraga.html [12 September 2012].
Terbuang sayang blogspot
[online].http://terbuangsayang.blogspot.com/2011/08/metode-mengajar-dalam-pendidikan-jasmani.html [20 nov 2012].
91
Royan Rizalul Fiqri, 2013
Perbandingan Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Gerak Siswa SMAN 1 Garut
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Ucup. (2012). Pengaruh Model Pendekatan Taktis dan Model Pendekatan Teknis
Terhadap Pembelajaran Permainan Bola Voli Siswa Putri di MAN Rajagaluh. Bandung: UPI Bandung. (Tidak Dipublikasikan).
Unaaha, Armin. (2011, 8 Juni). Devinisi Nelajar Menurut Winkel, Walker dan Slameto.Shvoong.com[online].http://id.shvoong.com/writing-and
speaking/2171040-definisi-belajar-menurut-winkel-walker/[20 November 2012].
Widi. (2011, 27 April). Prestasi Belajar Bahasa Indonesia. @widhie_86 [online].
http://widi-banjar.blogspot.com/2011/04/prestasi-belajar-bahasa-indonesia.html [20 Nov 2012].
Wikipedia. Olahraga. wikipedia Bebas, Ensiklopedia Bebas [online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga [12 September 2012].
Yudiana, Y. (2009). Implementasi Model Pendekatan Taktis Dan Teknis Dalam
Pembelajaran Permainan Bola Voli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. [Online]. Tersedia:http://jurnal.upi.edu[ 2 Desember 2012].
Yudiningsih, Titis. (2012). Perbandingan Pendekatan Taktis dan Teknis