PENGARUH PERSEPSI TENTANG SUPERVISI AKADEMIK
KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PEMBELAJARAN
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU
SMA NEGERI KABUPATEN LABUHANBATU
T E S I S
Disetujui Untuk Melakukan Ujian Mempertahankan Tesis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh:
DANIEL PAOLOROSI NIM. 8116132003
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRACT
DANIEL PAOLOROSI. NIM. 8116132003. The Influence Perceptions About Principal Academic Supervision, Learning Ability, and Work Motivation on Teacher’s Performance SMA Labuhanbatu District. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.
ABSTRAK
DANIEL PAOLOROSI. NIM. 8116132003. Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kemampuan Pembelajaran, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.Tesis.Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kemurahan dan karunia-Nya sehingga sehingga penulis dapat merampungkan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kemampuan Pembelajaran, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu”.
Tesis ini dilandasi dengan permasalahan yang ditemukan, yakni mengenai kemampuan pembelajaran yang dilaksanakan guru sehari-harinya di sekolah, pandangan guru terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku pimpinan di sekolahnya dan mengenai motivasi yang dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya di sekolah.
Penulis menyadari bahwa dalam peyelesaian tesis ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang dimiliki, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih atas andil dan bantuan berbagai pihak, terutama:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.
2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,
3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Kepada Dr. Ir. Darwin, M.Pd., Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., dan Prof. Sahat Siagian, M.Pd., sebagai Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan tesis ini.. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Kepada Pak Chan dan seluruh staf administrasi Pascasarjana Unimed yang telah memberikan bantuan selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
9. Kepada para kepala sekolah SMA Negeri di Kabupaten Labuhanbatu beserta staf tata usaha yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam pengumpulan data penelitian.
10. Rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Angkatan XX terkhusus untuk Pak Tahan, Fauzi, Andri, Laing, Raden, Widya, Iskandar, dan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di kelas B yang telah memberi dukungan bagi penulis selama perkuliahan.
11. Teristimewa kepada Ayahanda Alm. TM Pasaribu dan Ibunda Linceria Manurung selaku orang tua yang selalu memberi teladan dan dukungan yang besar serta kepada seluruh keluarga yang memberi motivasi dan doa dalam menyelesaikan penelitian dan studi ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penulisan tesis ini, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sehingga pemahaman penulis semakin meningkat di karya-karya tulis berikutnya.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
v
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Kajian Teoretis... 11
1. Kinerja Guru... 12
2. Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 16
3. Kemampuan Pembelajaran... 33
4. Motivasi Kerja... 43
B. Penelitian yang Relevan ... 55
C. Kerangka Berpikir... 57
1. Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja... 57
2. Pengaruh Kemampuan Pembelajaran terhadap Motivasi Kerja... 59
3. Pengaruh Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru... 60
4. Pengaruh Kemampuan Pembelajaran terhadap Kinerja Guru ... 61
5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru... 62
D. Hipotesis Penelitian... 64
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 66
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 66
B. Metode Penelitian... 66
C. Populasi dan Sampel ... 67
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 69
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 71
G. Uji Persyaratan Analisis... 79
H. Hipotesis Statistik ... 83
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 84
A. Deskripsi Data Penelitian... 84
B. Uji Persyaratan Analisis... 92
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan... 103
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 109
E. Keterbatasan Penelitian... 142
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 119
A. Kesimpulan... 119
B. Implikasi... 120
C. Saran... 126
DAFTAR PUSTAKA ... 132
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian Hal.
3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 67
3.2 Sampel Penelitian... 69
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 72
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pembelajaran ... 72
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja... 72
3.6 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru ... 73
3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r11... 76
3.8 Penentuan Kecenderungan Data SetiapVariabel Penelitian ... 79
4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 84
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Variabel Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 85
4.3 Tingkat Kecenderungan Data Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 86
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Kemampuan Pembelajaran... 87
4.5 Tingkat Kecenderungan Data Kemampuan Pembelajaran ... 88
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja... 88
4.7 Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ... 89
4.8 Distribusi FrekuensiSkor Data Kinerja guru... 90
4.9 Tingkat Kecenderungan Data Kinerja guru ... 91
4.10 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X1... 92
4.11 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X2... 94
4.12 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X1... 95
4.13 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X2... 97
4.14 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X3... 98
4.15 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian... 100
4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data... 102
4.17 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 103
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Hal.
2.1 Diagram Komitmen Menurut Teori Colquitt... 16
2.2 Teori Hirarki Maslow ... 50
2.3 Paradigma Teoretik Penelitian... 64
3.1 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian ... 68
4.1 Histogram Skor Variabel Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 86
4.2 Histogram Skor Variabel Kemampuan Pembelajaran ... 87
4.3 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 89
4.4 Histogram Skor Variabel Kinerja Guru ... 91
4.5 Grafik Linier Sederhana X3atas X1... 93
4.6 Grafik Linier Sederhana X3atas X2... 95
4.7 Grafik Linier Sederhana X4atas X1... 96
4.8 Grafik Linier Sederhana X4atas X2... 98
4.9 Grafik Linier Sederhana X4atas X3... 99
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uraian Hal.
1. Instrumen Angket Penelitian... 135
2. Sebaran Data Uji Coba Penelitian... 143
3. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 147
4. Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 149
5. Perhitungan Validitas Angket Kemampuan Pembelajaran ... 152
6. Perhitungan Reliabilitas Angket Kemampuan Pembelajaran .... 154
7. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ... 157
8. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja ... 159
9. Perhitungan Validitas Angket Kinerja Guru ... 161
10. Perhitungan Reliabilitas Angket Kinerja Guru ... 163
11. Sebaran Data Penelitian ... 165
12. Data Pokok Penelitian ... 177
13. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian ... 181
14. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 189
15. UjiLinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana.... 192
16. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 221
17. Uji Homogenitas Variabel Penelitian... 237
18. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 254
19. Perhitungan Analisis Jalur... 260
20. Pengujian Model Jalur... 267
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang (UUSPN No. 20 Tahun 2003). Dengan tidak bermaksud
mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen tenaga
kependidikan atau guru merupakan salah satu faktor yang sangat esensi dalam
menentukan kualitas siswanya.
Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus
berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan
transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan
transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan
pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Kelengkapan dari jumlah
tenaga pengajar dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar yang berujung pada peningkatan mutu
pendidikan. Untuk itu guru dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya.
Dalam usaha untuk menciptakan guru yang profesional, pemerintah
Undang-2
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Namun dalam kenyataannya masih sedikit guru yang
memenuhi syarat tersebut.
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Usman, 2005:15).
Sedangkan menurut Rice dan Bishoprick (dalam Bafadal, 2003:5), guru
profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Seorang guru profesional harus memiliki
beberapa kompetensi, yaitu: kompetensi intelektul, kompetensi fisik,
kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi spiritual (Tilaar,
2002:338).
Syaukani (2002:51) mengemukakan secara ideal guru yang diharapkan
adalah guru yang memiliki keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja
dalam melaksanakan fungsi dan perannya secara profesional. Perwujudan
tersebut terutama tercermin melalui kinerjanya dalam mengajar, hubungan
dengan siswa, hubungan dengan sesama guru, hubungan dengan pihak lain,
sikap dan keterampilan profesionalnya. Hikman (dalam Husaini, 2009:487)
menyatakan kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan
orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bila yang dimaksud adalah
kinerja guru dalam mengajar, maka kinerja itu tampak pada hasil kerja guru
3
belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi etos kerja, serta disiplin
professional guru dalam proses pembelajaran (Whitmore dalam Uno, 2009:86).
Berdasarkan data hasil uji kompetensi guru yang dirilis oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 16 Maret 2012, dinyatakan
bahwa rata-rata nilai yang diperoleh guru dalam skala nasional adalah 42,25,
dengan nilai terendah 1,0. Lebih mendetail lagi, hasil uji kompetensi guru
untuk tiap tingkatan adalah sebagai berikut; Rata-rata nilai guru SD adalah
36,86, guru SMP adalah 46,15, guru SMA adalah 51,35, guru SMK adalah
50,02. Dari data tersebut menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi para
guru di Indonesia presentasenya masih sangat rendah.
Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas
kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena
guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa
dalam proses pendidikan/ pembelajaran di sekolah. Untuk memahami apa dan
bagaimana kinerja guru itu, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang makna
kinerja serta bagaimana mengelola kinerja dalam upaya mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
Penulis mendapatkan kenyataan di lapangan pada bulan Maret 2013
saat berkunjung ke SMA Negeri 3 Rantau Utara dan bertemu dengan Kepala
Sekolah Bapak Maramuda Tambunan, S.Pd., M.Pd. Dari beliau, penulis
4
teraplikasikannya rencana pembelajaran yang telah dibuat melalui RPP
terhadap kegiatan pembelajaran di kelas; (2) Sarana pembelajaran yang masih
kurang lengkap terkadang membuat guru tidak termotivasi untuk melakukan
tugasnya; dan (3) Penguasaan beberapa guru yang lemah terhadap
metode-metode pembelajaran, sering membuat keadaan kelas cenderung monoton
dengan hanya diisi dengan ceramah saja. Permasalahan yang hampir sama juga
penulis dapatkan saat berhasil menemui Wakil Kepala Sekolah bidang
kurikulum SMA Negeri 1 Rantau selatan, Ibu Erna Simangunsong, S.Pd.
Beliau menyatakan bahwa perbaikan kinerja guru tetap menjadi prioritas di
sekolah ini agar dihasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas. Kemampuan guru
untuk memicu keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses belajar di kelas
harus terus ditingkatkan. Media pembelajaran yang masih minim juga
berdampak terhadap motivasi guru untuk memulai pengajarannya. Poin penting
lainnya adalah meski persentase kehadiran guru di sekolah ini di atas 90%,
namun tetap menjadi catatan bahwa ketidakhadiran guru terlalu sering
disebabkan karena urusan keluarga.
Kinerja guru merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh seorang
guru. Kinerja guru yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju
tercapainya tujuan pendidikan. Dewasa ini, kinerja guru dan tenaga
kependidikan masih belum memadai terutama dalam bidang keilmuan.
Misalnya, guru Biologi mengajar Kimia atau Fisika. Ataupun guru IPS
5
mengungkapkan bahwa salah satu penyebab krisis pendidikan di Indonesia
adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja yang baik.
Kinerja atauperformanceadalah hasil atau keluaran dari suatu proses.
Pernyataan tersebut diberikan oleh Smith (dalam Prasetyorini, 2008:6) sebagai
berikut: “….output drive from pricesses, human or otherwise”. Pengertian lain
menyatakan bahwaperformanceadalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu. Pengertian tersebut diungkapkan oleh Bernardin dan
Rusel (dalam Prasetyorini, 2008:6) sebagai berikut: “Performance is defined as
the record of autcomes produced on a specified job function or activity during
a specified time period“.
Kinerja menunjukan suatu penampilan kerja seseorang dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk
dalam organisasi. Dalam kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang, sehingga bila diterapkan pada pekerja tentang bagaimana
dia bekerja dapat menjadi dasar untuk menganalisis latar belakang yang
mempengaruhinya.
Gibson (2006:57) mengatakan kinerja adalah tingkatan keberhasilan
dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal yang sama dinyatakan Rivai dan Basri (2005:14) bahwa kinerja
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
6
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja
merupakan alat ukur manajemen yang digunakan untuk menilai tingkat
pertanggungjawaban seseorang dalam melakukan tugasnya.
Dalam kajian teori Robbins dikutip Rivai dan Basri, (2005)
mengemukakan dimensi kinerja sebagai fungsi interaksi kemampuan (A),
motivasi (M) dan kesempatan (O), dan secara matematis dinyatakan kinerja = f
(A x M x O), yang artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi
dan kesempatan.
Sementara Mathis dan Jackson (2001) menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi bagaimana individu bekerja, yaitu disebut dengan kinerja
individual, yaitu: kinerja, kemampuan dan dukungan.
Maka dengan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja
sangat hubungannya dengan perilaku individu. Dengan demikian, agar
diperoleh kinerja yang baik, maka seseorang harus mempunyai keinginan yang
tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya.
Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/ program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja tersebut. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (Ability) dan faktor motivasi (Motivation). Hal ini
sesuai dengan pendapat Davis (dalam Mangkunegara, 2005:67) yang
7
Faktor motivasi, terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja; (2) Faktor kemampuan,yang terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan kemampuan reality (knowledge+skill).
Studi pendahuluan telah dilakukan pada beberapa SMA Negeri di
Kabupaten Labuhanbatu pada bulan Maret 2013, melalui pengamatan dan
wawancara langsung dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, bahwa
sekolah-sekolah mengalami masalah dalam peningkatan kinerja guru.
Berdasarkan hasil supervisi akademik kepala sekolah menunjukkan antara lain:
(1) masih ada 25% guru yang masuk kelas tidak membawa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran; (2) masih ada 40% guru mengajar tidak sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusunnya;
(3) terlambat menyerahkan laporan nilai yang menjadi tanggung jawabnya dari
batas waktu yang telah ditentukan; (4) melakukan remedi tanpa melakukan
analisis terhadap hasil belajar siswa; dan (5) guru kurang berupaya melakukan
pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi diri dan seiring dengan
perkembangan pendidikan.
Kondisi di atas juga dibenarkan oleh koordinator pengawas SMA
Kabupaten Labuhanbatu, bahwa berdasarkan pengamatan selama bulan Maret
– Mei 2015 menunjukkan kinerja guru belum baik. Dari 5 SMA Negeri yang
diamati dengan jumlah 242 guru berbagai bidang studi diperoleh: (1) sebanyak
60% guru belum membuat sendiri RPP nya. RPP yang ditunjukkan kepada
8
kepada siswa. Dengan demikian siswa belajar sendiri dan berdiskusi d kelas
tanpa bantuan guru; (3) sebanyak 70% guru masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional yang mengharuskan guru menjadi satu-satunya
pusat informasi di kelas. Hanya sedikit sekali guru yang menggunakan
pembelajaran kontekstual. Kondisi ini mengindikasikan guru tidak bekerja
dengan baik dalam pembelajaran di kelas.
Sehubungan dengan hal di atas, perlu dilakukan perbaikan dalam upaya
meningkatkan kinerja guru di sekolah. Salah satunya dengan mengkaji
berbagai faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja guru di sekolah.
Banyak teori yang mengkaji kinerja seseorang, salah satunya teori yang
dikemukakan Colquitt, dkk (2009:8) yakni sejumlah faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah mekanisme individual (motivasi kerja, stres,
motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan
keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya,
kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan
dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan perilaku); dan mekanisme
organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Didasarkan pada teori ini, kinerja
(job performance) dapat ditentukan faktor motivasi (motivation). Robbins
(2003:27) mengemukakan istilah kinerja juga dikenal sebagai human output
yang bisa diukur melalui: productivity, absence, turnover, citizhenship, dan
satisfaction. Berarti apabila tingkat produksi, tingkat absensi, tingkat loyalitas,
dan tingkat kepuasan tinggi maka dapat dijadikan penilaian bahwa kinerja
9
Peningkatan kinerja guru juga dipengaruhi oleh motivasi kerja yang ada
pada guru tersebut. Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri guru untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin
sehingga tujuan akan tercapai. Motivasi kerja bisa terjadi jika guru mempunyai
kebanggaan akan keberhasilan. Padahal tugas mengajar adalah tugas yang
membanggakan dan penuh tantangan, sehingga guru-guru seharusnya
mempunyai motivasi kerja yang tinggi.
Menurut Hasibuan (dalam Wahyudi, 2012:100) pengertian motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi
dengan segala daya dan upayanya untuk mencari kepuasan. Hasil penelitian
Samson (2006:213) dan Siwantara (2009:238) menyatakan bahwa motivasi
kerja mempengaruhi kinerja seseorang. Winardi (2002:6) mengemukakan
motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang
manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada
intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat
mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Dengan demikian motivasi kerja dapat mempengaruhi peningkatkan kinerja
guru.
Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan meghasilkan kinerja
10
memperoleh promosi jabatan, mendapat tunjangan, namun ada pula guru yang
motivasinya rendah karena dia tidak mendapat promosi jabatan. Motivasi kerja
berkaitan dengan kesejahteraan, lingkungan kerja, kesempatan pengembangan
karir, dan pelayanan tambahan terhadap guru.
Dalam lingkungan sekolah, pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas
dari peran serta kepala sekolah sebagai pimpinan. Kepala sekolah sebagai
pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk
bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan
alasan ke Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan/ workshop, dan sebagainya
dapat memberikan hasil negatif bagi kinerja guru-gurunya di sekolah. Selain
itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah terlihat angkuh dalam
memberikan tugas kepada guru tanpa melihat guru tersebut senang atau tidak.
Padahal sudah merupakan tugas pokok seorang kepala sekolah mengawasi dan
membimbing guru ke arah yang lebih baik. Hasil penelitian Carudin (2011),
Irawati dan Bambang (2010) memberikan gambaran bahwa kepemimpinan
kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan
kinerja guru. Selain itu hasil penelitian Yogaswara (2010) menyimpulkan
bahwa aplikasi kepemimpinan perlu penyesuaian dengan kondisi kemampuan
dan kemauan bawahan. Artinya, apabila guru telah mampu dan mau bekerja
dalam penyelesaian tugas secara efektif maka disarankan kepemimpinan yang
diperlukan adalah mempertahankan orientasi tugas dan memperbesar orientasi
hubungan. Boardman (dalam Shulhan, 2004:74) mengemukakan supervisi
11
kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun
secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan
seluruh fungsi pengajaran.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi
bimbingan, bantuan dan pengawasan serta penilaian pada masalah-masalah
yang berhubungan dengan teknis penyelenggara dan pengembangan
pendidikan, perbaikan program pengajaran, dan kegiatan-kegiatan pendidikan
pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik
(Sukirman 1999:45). Dengan adanya supervisi akademik kepala sekolah, guru
akan merasa setiap tugasnya menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja guru erat sekali
kaitannya dengan kemampuan mengawasi dan membimbing dari kepala
sekolah.
Selain faktor supervisi akademik kepala sekolah, faktor lain yang dapat
mempengaruhi kinerja guru adalah kemampuan guru dalam memberikan
pembelajaran di kelas. Kreitner dan Kinicki (2003:185) mengemukakan
kemampuan diartikan sebagai ciri luas dan karakteristik tanggung jawab yang
stabil pada tingkat prestasi yang maksimal berlawanan dengan kemampuan
kerja mental maupun fisik. Guru yang memiliki kemampuan memadai akan
dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan waktu atau
target yang telah ditetapkan dalam program kerja. Hal ini terjadi karena guru
12
guru dapat mengelola kelas dan lingkungan sekolah untuk membentuk kondisi
pembelajaran yang diharapkannya.
Miarso (2004:528) menyatakan pembelajaran atau kegiatan
instruksional adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar
seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu. Ini
berarti pembelajaran sebenarnya lebih banyak terkait dengan pendayagunaan
lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga dapat membuat siswa bisa
belajar. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang lebih bersifat motivasional terhadap individu-individu pebelajar.
Dari uraian di atas dapat dipahami banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja guru untuk dapat bekerja sesuai tuntutan tugasnya di
sekolah. Dalam kesempatan ini, peneliti merasa penting untuk mengkaji kinerja
guru di SMA Negeri di Kabupaten Labuhanbatu dengan judul: Pengaruh
Persepsi Tentang Supervisi akademik kepala Sekolah, Kemampuan
Pembelajaran, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri
Kabupaten Labuhanbatu.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah
yang akan diteliti yaitu:
(1) Apakah ada pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala
sekolah terhadap motivasi kerja? (2) Apakah ada pengaruh kemampuan
pembelajaran terhadap motivasi kerja? (3) Apakah ada pengaruh motivasi kerja
13
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru? (5) Apakah ada pengaruh
kemampuan pembelajaran terhadap kinerja guru? (6) Apakah ada pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja guru? (7) Apakah ada pengaruh disiplin kerja
terhadap kinerja guru? (8) Apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja
guru? (9) Apakah ada pengaruh kemampuan profesional guru terhadap kinerja
guru?
C. Pembatasan Masalah
Dalam lingkup penelitian ini, hal yang diteliti dibatasi variabelnya yaitu
variabel yang berpengaruh terhadap kinerja kerja guru yakni: persepsi tentang
supervisi akademik kepala sekolah, kemampuan pembelajaran, dan motivasi
kerja. Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan faktor lain akan tetapi
lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum
memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh
terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu?
14
3. Apakah persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu?
4. Apakah kemampuan pembelajaran berpengaruh terhadap kinerja guru SMA
Negeri Kabupaten Labuhanbatu?
5. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMA Negeri
Kabupaten Labuhanbatu?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala
sekolah terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap motivasi
kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
4. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan pembelajaran terhadap kinerja
guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMA
Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis
15
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen
pendidikan yang berhubungan dengan manajemen pendidikan dan
sumber daya manusia (SDM).
b. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kinerja guru
dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran sekolah, motivasi kerja
dan kemampuan pembelajaran.
c. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang
berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan kinerja guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi
teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk
pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.
b. Bagi guru bermanfaat untuk mengembangkan disiplin kerja dan inovasi
dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
c. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan
disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.
d. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan
115 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh
langsung positif terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten
Labuhanbatu.
2. Kemampuan pembelajaran berpengaruh langsung positif terhadap
motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
3. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh
langsung positif terhadap kinerja guru SMA Negeri Kabupaten
Labuhanbatu.
4. Kemampuan pembelajaran berpengaruh langsung positif terhadap kinerja
guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMA Negeri
Kabupaten Labuhanbatu.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan
116
1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh
langsung antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah
terhadap motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka
perlu ditingkatkan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah
untuk mengoptimalkan motivasi kerja guru SMA Negeri Kabupaten
Labuhanbatu. Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah adalah
tanggapan guru terhadap tindakan pengawasan/ pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah terkait kinerjanya di sekolah, melalui komponen:
(a) perencanaan supervisi, (b) pelaksanaan supervisi, dan (c) tindak lanjut
supervisi. Salah satu dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan kepala
sekolah adalah pelaksanaan supervisi. Hal ini dikarenakan tanpa
pelaksanaan supervisi yang benar dan tepat sasaran, tidak akan didapatkan
manfaat supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan Kepala Sekolah di antaranya dengan mengatur waktu setiap
guru untuk dilakukan supervisi, membantu guru mengatasi kesulitan dalam
pembelajaran di kelas, dan sebagainya.
2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh
langsung antara kemampuan pembelajaran terhadap motivasi kerja guru di
SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan kemampuan
pembelajaran untuk mengoptimalkan motivasi kerjaguru di SMA Negeri
Kabupaten Labuhanbatu. Kemampuan pembelajaran adalah kemampuan
117
efesien, melalui komponen: (a) merencanakan pembelajaran,
(b) melaksanakan pembelajaran, dan (c) evaluasi hasil belajar. Salah satu
dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan guru adalah pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan tanpa kemampuan melaksanakan
pembelajaran dengan baik, tidak ada guna perencanaan matang yang telah
disiapkan guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya
pemberian pelatihan peningkatan keterampilan mengajar, workshop
pelatihan pembelajaran inovatif dan kreatif untuk menghasilkan
pembelajaran yang menyenangkan, dan sebagainya.
3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh
langsung antara persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kinerja gurudi SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu
ditingkatkan persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah maka
semakin baik juga kinerja gurudi SMA Negeri Kabupaten Labuhanbatu.
Persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah adalah tanggapan guru
terhadap tindakan pengawasan/ pembinaan yang dilakukan kepala sekolah
terkait kinerjanya di sekolah, melalui komponen: (a) perencanaan supervisi,
(b) pelaksanaan supervisi, dan (c) tindak lanjut supervisi. Salah satu dari
komponen di atas yang perlu ditingkatkan kepala sekolah adalah
pelaksanaan supervisi. Hal ini dikarenakan tanpa pelaksanaan supervisi
yang benar dan tepat sasaran, tidak akan didapatkan manfaat supervisi yang
dilakukan kepala sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Kepala
118
supervisi pengajaran terhadap guru. Keterampilan kepala sekolah
mensupervisi tindakan pengajaran yang dilakukan guru akan sangat
membantu guru dalam melakukan pekerjaannya di sekolah.
4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh
langsung antara kemampuan pembelajaran terhadap kinerja guru di SMA
Negeri Kabupaten Labuhanbatu, maka perlu ditingkatkan kemampuan
pembelajaran untuk mengoptimalkan kinerja gurudi SMA Negeri
Kabupaten Labuhanbatu. Kemampuan pembelajaran adalah kemampuan
guru untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran di kelas untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan
efesien, melalui komponen: (a) merencanakan pembelajaran,
(b) melaksanakan pembelajaran, dan (c) evaluasi hasil belajar. Salah satu
dari komponen di atas yang perlu ditingkatkan guru adalah pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan tanpa kemampuan melaksanakan
pembelajaran dengan baik, tidak ada guna perencanaan matang yang telah
disiapkan guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya
dengan meningkatkan pengetahuan guru terkait keterampilan-keterampilan
dasar mengajar, kemampuan membuat bahan ajar, pembuatan RPP, dan
sebagainya.
5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh
langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja gurudi SMA Negeri
119
Motivasi kerja adalah merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri
seorang guru untuk secara sadar untuk melakukan pekerjaannya di sekolah
sesuai ketentuan yang berlaku, melalui komponen: (a) kebutuhan fisiologis,
(b) kebutuhan keamanan, (c) kebutuhan sosial, (d) kebutuhan penghargaan,
dan (e) kebutuhan aktualisasi diri. Salah satu dari komponen di atas yang
perlu ditingkatkan guru adalah kebutuhan penghargaan. Hal ini dikarenakan
guru yang telah bekerja dengan baik pasti mengharapkan imbalan, baik itu
berupa pengakuan, pujian, bonus kerja, penghargaan, dan sebagainya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya dengan
pemberian penghargaan kepada guru berprestasi dari sekolah. Selain itu,
dorongan kepada guru dapat juga diberikan melalui kesempatan
melanjutkan pendidikan, dan sebagainya.
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi disarankan
kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian, sebagai berikut:
1. Bagi guru disarankan untuk membangun persepsi yang baik terkait tindakan
supervisi yang dilakukan kepala sekolah. Dalam hal ini guru dapat
mengikuti aturan sekolah bahwa kepala sekolah harus melakukan tindakan
supervisi kepada dirinya untuk peningkatan kinerja dan mutu pembelajaran
120
Kepada guru juga disarankan untuk terus berkeinginan meningkatkan
kemampuan pembelajaran di kelas, mengingat kemampuan ini memegang
peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Kepada guru juga disamrankan untuk meningkatkan motivasi kerja yang ada
pada dirinya. Motivasi guru untuk terus berbaik yang terbaik di sekolah
mengharuskan guru memperbaiki kinerjanya ke arah yang lebih baik lagi.
2. Bagi kepala sekolah diharapkan hasil penelitian dapat menjadi informasi
untuk pembinaan dan pengembangan kemampuan guru di sekolah. Untuk
itu kepala sekolah harus memahami secara benar fungsi dan peranan
tindakan supervisi yang dilakukannya kepada guru di sekolah.
Kepada kepala sekolah juga disarankan untuk terlibat secara aktif dalam
pengembangan kemampuan mengajar guru di kelas, dengan memberikan
penjelasan terkait hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk kelancaran
pembelajaran di kelas. Kepala sekolah juga dapat menyarankan guru untuk
menggunakan perangkat pembelajaran untuk mutu pembelajaran yang lebih
baik.
Kepada kepala sekolah disarankan untuk berperan aktif dalam
meningkatkan motivasi kerja guru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat
memberikan penghargaan (reward) kepada guru-guru yang berprestasi di
sekolah. Dengan adanya hal ini para guru akan berusaha keras untuk
menunjukkan kinerja yang baik di sekolah.
121
hal ini Kepala Dinas Pendidikan harus membentuk tim yang bertugas
mengevaluasi kemampuan setiap kepala sekolah di sekolah-sekolah negeri
dengan harapan kemampuan kepala sekolah yang telah ditunjuk sesuai dan
sejalan dengan tuntutan pendidikan di daerah.
Kepada Kepala Dinas Pendidikan juga disarankan untuk memperhatikan
pengembangan kemampuan pembelajaran guru. Untuk itu Kepala Dinas
Pendidikan harus berperan aktif menugaskan dan mengawasi kinerja
pengawas sekolah dalam mengevaluasi kinerja guru-guru binaannya.
Dengan baiknya kinerja pengawas sekolah, maka kemampuan pembelajaran
guru menjadi semakin baik.
Kepada Kepala Dinas Pendidikan juga disarankan untuk berperan aktif
meningkatkan motivasi kerja guru. Untuk itu Kepala Dinas Pendidikan
dapat membuat kebijakan dalam pemberian penghargaan kepada guru-guru
terbaik di setiap sekolah. Dengan upaya ini, keinginan guru untuk
menunjukkan kinerja baik akan terus bertambah.
4. Bagi peneliti lain hasil penelitian hendaknya dapat menjadi informasi dan
masukan pembanding dalam penelitian-penelitian yang mengkaji kinerja
guru. Kepada peneliti lain disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi
pengaruh persepsi tentang supervisi akademik kepala sekolah, kemampuan
pembelajaran, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, dengan melibatkan
sampel dan daerah penelitian yang lebih luas lagi. Selain itu perlu
dikembangkan hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif.Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Arikunto, Suharsimi. 1993.Manajemen Pengajaran Secara Manusia.Jakarta:
Rineka Cipta
_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Ashari, Ahmad. 2004.Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Asnawir dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Bafadal, Ibrahim. 2008. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru.Jakarta: Rineka Cipta
Baharuddin. 1983.Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya
Baktipia, Nyi. R. Tedja Gurat. 2012.Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan Hasil Belajar Siswa: Studi Tentang Pengaruh Supervisi Kepala sekolah SMP Terhadap Kinerja Guru dan Hasil Belajar Siswa pada SMPN di Lingkungan Didas Pendidikan Kota Bandung.Bandung Barnett, M. 2006.Using a web-based professional development system to support
pre-service teachers in examining authentic classroom practice. Journal of Technology and Teacher Education, 14(4), 701-729. Diunduh dari http://infotrac.galegroup.com/web. Pada 15 Juni 2013.
Bateman dkk. 1992. Productivity in Public and Nonprofit Organizations: Strategiesand Techniques. California, USA: SAGE Publications
Berle, David. 2006. “Incremental Integration: A Successful Service-Learning Strategy”.International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2006, Volume 18, Number 1, 43-48 .Diunduh darihttp://www. isetl.org/ijtlhe/. pada tanggal 18 Juni 2013.
Burhanuddin, Y. 2005.Supervisi Pendidikan. Jakarta: Ciawi Jaya
123
Campbell, John P. 2002. “Modeling The Performance Prediction Problem in Industrial and Organizational Psychologi, Handbook of Industrial and Organizational Psychology”. Volume 1, ed, Marvin D. Dunnette and Leatte M. Hough. Mumbai: Jaico Publishing House.
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan.Bandung: Pustaka Setia
Djajadisastra, J. 1976,pengantar Administrasi Pendidikan.Jakarta: Depdikbud Djamarah, Syaiful Bahri, 1994,Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional
Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama
Gagne, Robert M. dan Marcy P. Driscoll, 1988. Essentials of Learning for Instruction. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Gibson, James L, Jhon M. Ivancerich and James H. Donelly. 2006. Organisation,
(Djarkasih, Terjemahan) Jakarta: Erlangga
Gomes, Faustino Cardoso. 2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset
Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: Rineka Cipta
Imron, Ali. 1995.Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya
Iskandar, Sofyan. 2008. Kemampuan Pembelajaran dan Keinovatifan Guru. Jurnal Pendidikan Dasar
Kamars, H.M. Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi Ke-2, Padang: Universitas Putra Indonesia Pers
Kreitner, R. dan Angelo Kinicki. 2003. Organizational Behavior. New York: McGrow-Hill Companies, Inc.
Kunandar. 2007.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel.Bandung: Alfabeta
124
_________________________. 2005. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rodaskarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah RI No 20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pidarta, Made. 2009. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Purwanto, Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Quible, Zane K. 2005. Administrative Office Management: an introduction. Eighth Edition. New Jersey: Pearson Education
Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. New Jersey: Hilsdale
Richey, Rita. 1986. The Theoretica and Conceptual Bases of Instructional Design. New York: London/Nichols Pubishing
Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008.Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis Jalur.
Bandung: Alfabeta
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi (edisi 12). Jakarta: Salemba Empat
Roestiyah, NK. 1986.Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara Romiszowski, A. J. 1990.Designing Instructional Systems,London: Kogan Page Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta
____________. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
125
Samana, A. 1994.Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius Shulhan, Muwahid. 2004.Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu
Snelbecker, Glen. E. 1976. Learning Theory and Instructional, Theory and Psychoeducational Desing,New York: Mc Graw Hill Inc Company
Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto. 1998. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional
Spencer, Lyle M. And Signe M. Spencer. 1993. Competence Work: Model for Superior Performance.John Wiley and Sons, Inc.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sudjana, Nana. 1989.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sudjana. 2005.Metode Penelitian Statistik. Edisi Ke-6 Bandung: Tarsito Sugiyono. 2005.Statistik Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manajer (Eksistensinya dalam Perilaku Organisasi) Jakrata: Rajawali
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu Suparlan. 2005.Menjadi Guru Efektif. Jogjakarta: Hikayat
Sutermeister, A. Robert. 1976.People abd Productivity.New York: McGraw Hill Inc.
Thomas, Adi Wahyudi Partono dan Rediana Setiyani. 2012. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Univesitas Negeri Semarang
Tilaar.H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Ed ke-4. Jakarta: Kencana
Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
126
Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Westra, Pariata., dkk. 1981.Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: Gunung Agung Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta:
Grafindo Persada
Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media