• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 5 MEDAN T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 5 MEDAN T.P. 2012/2013."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRUININGBERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWAPADAMATERI

POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 5 MEDAN T.P 2012/2013

Oleh :

Purnama Sari Ginting NIM 409421020

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan

nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai

dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Inquiry Training

Berbantuan komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya

Kelas VIII SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013” Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Unimed. Dalam meyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dari

para dosen dan bantuan dari pihak lain.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

tidak lupa menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Teristimewa kepada Ayahanda M.Ikhsan Ginting. Dan Ibunda Darmawani serta

abang ( M. Badri ) dan adik ku ( Ramadhan Ginting) tersayang dan seluruh

keluarga yang selalu membeikan do’a dan dukungan yang besar dalam

menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.

2.

Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing meluangkan waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan

kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

3.

Bapak Drs.Japiten Banjarnahor, M.Pd, Ibu Rita Juliani, M.Si dan Ibu

Dr.Derlina, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan

masukan dan saran-saran kepada penulis mulai dari rencana penelitian sampai

penyusunan skripsi ini.

4.

Bapak Drs.Pintor Simamora, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik, yang

telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, serta sebagai

dosen pengganti penguji I yang telah pensiun

(5)

v

6.

Bapak dan Ibu dosen Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

7.

Bapak H. Kasintan Harahap SP.d, MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 5

Medan, Ibu Ida Irawaty SP.d selaku guru bidang study fisika yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis selama penelitian.

8.

Sahabat-sahabat Tercinta : M.Asad, Aulia Asra, Suheni, Ade wirayanti,

Rekan-rekan PHB (Mita,Dila,Sarles,Annisa,Ica), serta Rekan-Rekan-rekan seperjuangan

Fisika Dik.B 2009, Rekan mahasiswa Fisika 2009 serta sahabat-sahabat lainnya

yang tak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sejak

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca

untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

dunia pendidikan.

Medan, Januari 2014

Penulis,

(6)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY TRUINING

BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

CAHAYA DI KELAS VIII

SMP NEGERI 5 MEDAN

T.P 2012/2013

Purnama Sari Ginting (409421020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model

pembelajaran

Inquiry Training

berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa

pada materi pokok cahaya di kelas VIII Semester II SMP Negeri 5 Medan.

Jenis penelitian ini adalah

quasi eksperimen

. Populasi dalam penelitian

adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Negeri 5 Medan yang terdiri dari 8

kelas berjumlah 320 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

cluster

random sampling

dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak yaitu kelas

VIII-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-4 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas

berjumlah 78 orang. Instrumen yang digunakan sebelumnya telah divalidasi terlebih

dahulu oleh 3 validator, instrumennya yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan

berganda dengan jumlah 15 soal dan tes berpikir kritis dalam bentuk essay dengan

jumlah 5 buah.

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Tembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Tampiran xi

BAB I PENDAHUTUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan kenelitian 8

1.6.Manfaat kenelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kerangka Teoritis 10

2.1.1. kengertian Belajar 10

2.1.2. Aktivitas Belajar 10

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.1.4. Berpikir Kritis 13

2.1.5. kerangkat kembelajaran 15

2.1.6. Model kembelajaran 17

2.1.7. Model kembelajaranInquiry Training 17

2.1.8. Media pembelajaran 20

2.1.9. Kajian Materi 22

(8)

vii

2.3.Kerangka Konseptual 27

2.4.Hipotesis 27

BAB III METODE PENETITIAN

3.1. Lokasi kenelitian dan Waktu kenelitian 29

3.2. kopulasi dan Sampel kenelitian 29

3.3. Variabel kenelitian 29

3.4. Definisi Operasional 30

3.5. Jenis dan Desain kenelitian 31

3.5.1. Jenis kenelitian 31

3.5.2. Desain kenelitian 31

3.6. krosedur kenelitian 31

3.7. Instrumen kenelitian 34

3.7.1. Tes Hasil Belajar 34

3.7.2. Instrumen Keterampilan 35

3.7.3. Instrumen Sikap 35

3.7.4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 35

3.8. Teknik Analisis Data 36

3.8.1. Analisis Data Hasil Belajar 36

3.8.2. Analisis Data Observasi Keterampilan (ksikomotorik) Siswa 36 3.8.3. Analisis Data Sikap (Afektif) Siswa 37 3.8.4. Analisis kerbedaan Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen 38 3.8.5. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 41 3.8.6. Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Tes Hasil 42

Belajar Siswa

3.8.7. Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Siswa 43

3.8.8. Jadwal kenelitian 44

BAB IV HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil kenelitian 45

(9)

viii

4.1.2. Uji kersyaratan Analisis Data 48

4.1.3. Uji Hipotesis Data 49

4.1.4. Data Observasi Keterampilan (ksikomotorik) Siswa 50

4.1.5. Data Sikap (Afektif) Siswa 51

4.1.6. Analisis Hubungan Berpikir Kritis Tinggi dengan Tes 52 Belajar Siswa

4.2. kembahasan 55

BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1. Sintak Model latihan Inquiri Training 19

2.2. Penelitian Terdahulu 26

3.1. Two Group Pretes – Postes Design 31

3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 34

3.3. Kategori Keberhasilan keterampilan Siswa 37 3.4. Tabel Skor Pada item Jawaban Instrumen Sikap 37 3.5. Tabulasi Nilai Tes Kemapuan Berpikir Kritis Siswa 41

3.6. Penolong ANAVA 42

3.7. Jadwal penelitian 44

4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 45

4.2. Hasil Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 46 4.3. Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 47 4.4. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi 48

dan Varians

4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 48 4.6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 49 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa 50 4.8. Ringkasan Hasil Perhitungan Observasi Psikomotorik Siswa 51 4.9. Ringkasan Hasil Perhitungan Skala Sikap Siswa 51 4.10. Data Hasil Belajar (Kognitif) dan Berpikir Kritis Tinggi Siswa 52

Kelas Eksperimen dan Kontrol

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1.Cahaya merambat dengan lintasan lurus pada sebuah lubang 22

2.2.Hukum Pemantulan Cahaya 23

2.3.Dispersi Cahaya 26

3.1.Skema Rancangan penelitian 33

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 64 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 74 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 84 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 92

Lampiran 5. LKS I 102

Lampiran 6. LKS II 107

Lampiran 7. LKS III 111

Lampiran 8. LKS IV 115

(13)

xii

(14)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memnunyai neran yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik dari sisi individu maunun sosialp Hal tersebut menjadi lebih terfokus setelah diamanatkan bahwa tujuan nendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu nendidikan nada setian jenis dan jenjang nendidikan dari sekolah dasar samnai nerguruan tinggip Untuk meningkatkan mutu nendidikan berbagai cara telah diunayakanp Salah satu unaya untuk meningkatkan mutu nendidikan disekolah ialah dengan cara melalui nerbaikan nroses belajar mengajarp Berbagai konsen dan wawasan baru tentang nroses belajar mengajar disekolah telah muncul dan berkembang seiring nesatnya nerkembangan ilmu nengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2002 : 5)p

Pendidikan merunakan suatu asnek yang sangat bernengaruh terhadan kemajuan SDM (Sumber Daya Manusia) suatu negarap Bila semakin tinggi tingkat nendidikan di suatu negara, maka akan semakin tinggi nula tingkat kemakmuran masyarakat di negara tersebutp Namun tidak semua negara memiliki tingkat nendidikan yang tinggi khususnya di negara kita Indonesiap Masih banyak masalah yang menghambat majunya tingkat nendidikan kitap

Salah satu masalah yang dihadani dunia nendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya nroses nembelajaranp Dalam nroses nembelajaran, neserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemamnuan bernikirp Proses nembelajaran didalam kelas diarahkan kenada kemamnuan neserta didik untuk menghafal informasi; otak anak dinaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanna dituntut untuk memahami informasi yang diingat (Sanjaya, 2010:1)p

(15)

2

dan komnetensip Pada dasarnya tujuan KTSP adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih aktif dalam nembelajaranp Selain siswa harus aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar guru juga harus aktif dalam memancing kreatifitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan dinamis (Masnur Muslic, 2008 : 17–22)p

Fisika adalah ilmu yang memnelajari tentang alam semesta, fenomena alam dan mekanisme yang terjadi didalamnyap Lebih sederhananya danat dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidunan sehari-harip Ana yang dialami, ana yang dilakukan, kenana hal itu terjadi, dan mengana demikianp Banyak neserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana neserta didik sering berangganan bahwa fisika hanya nenuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil yang membuat nusingp

Kesulitan memahami materi nelajaran fisika, diakibatkan oleh kegiatan nembelajaran yang lebih banyak menghafal rumus, mencatat, dan mengerjakan soal darinada memahami konsenp Sementara disisi lain, mata nelajaran fisika merunakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tidak menekankan siswa untuk menghafal dan mencatat setian informasi atau konsen, melainkan menekankan nada nemberian nengalaman langsung untuk mengembangkan komnetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsen (httn://kakalipwordnresspcom/fisika/ diakses nada Minggu 7-4-2013)p

Salah satu sasaran yang nerlu dicanai oleh siswa untuk memneroleh nemahaman konsen dalam belajar IPA khususnya fisika adalah memahami mata nelajaran yang dinelajarinyap Untuk itu materi yang dinelajari harus sesuai dengan jenjang dan tingkat kemamnuan bernikir siswap Pemahaman konsen yang dineroleh ketika belajar fisika ini akan danat menumbuhkan kemamnuan bernikir kritis siswa (Manurung, 2010)p

(16)

3

khususnya fisika dan memneroleh nilai yang baik nada saat ulangan dan ujian mid semesterp Banyak siswa berangganan bahwa fisika adalah nelajaran yang sangat sulitp Selama ini siswa hanya mengenal fisika sebagai suatu nelajaran yang menakutkan nada saat nroses nembelajaran di kelasp Bahkan siswa secara terang-terangan mengatakan bahwa mata nelajaran fisika adalah mata nelajaran yang sangat sulit dan terdanat banyak rumus yang sulit dihafal sehingga bernengaruh kenada hasil belajar siswap

Adanun faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah nroses nembelajaran yang selama ini masih didominasi oleh guru (Teaching Center)p Guru lebih aktif darinada siswa, selain itu guru juga lebih menekankan nerannya sebagai transformator ilmu kenada siswap Menurut Pusat kurikulum (dalam Kurniawati 2011:2) hal ini bertentangan dengan amanah kurikulum berbasis komnetensi dan kurikulum tingkat satuan nendidikan yang mengharankan agar naradigma nembelajaran berubah dari (Teaching Center) menjadi (Learning Center)p Berdasarkan nerubahan naradigma ini, maka nerlu adanya variasi model nembelajaran yang harus diterankan oleh guru di kelas agar siswa lebih aktif selama nembelajaran berlangsungp

(17)

4

memnunyai buku dan kurang berkeinginan untuk memnelajari fisika di luar sekolahp (Dokumentasi neneliti di SMP Negeri 5 Medan,6 Januari 2013)p

Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan banyak hal, dimana nembelajaran lebih didominasi oleh keterlibatan guru, nada nroses nembelajaran guru kurang memvariasikan model belajarp Dari hasil wawancara dengan guru di bidang studi fisika Banak Johan Sp Pd menyatakan ketidak nahaman guru terhadan beberana konsen materi fisika yang diajarkan serta nenggunaan model yang sesuai dengan materi merunakan salah satu nenyebab rendahnya hasil belajar siswap

Hal tersebut berdasarkan nenilaian dari ulangan harian maunun ujian, bahwa tidak semua siswa mencanai KKM (65)p Disamning itu, neneliti memnertanyakan model ataunun metode yang digunakan guru dalam nroses nembelajaranp Pembelajaran teacher center masih mendominasi nroses nembelajaran dan melakukan nercobaanp Sedangkan untuk model nembelajaran Inquiry Training belum nernah diterankanp Selain hal-hal diatas, terdanat kesulitan ataunun kendala yang dihadani guru dalam nroses nembelajaran yaitu kurangnya minat siswa, kurangnya media nembelajaran, tidak adanya lanoran dan alat-alat nraktikum yang kurang memadaip

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa model dan metode nembelajaran memnengaruhi suasana dari hasi belajar siswap Guru yang mengajar dengan model nembelajaran yang kurang menarik danat menyebabkan siswa menjadi nasif,bosan dan tidak kreatifp Oleh karena itu guru di tuntut untuk menggunakan model nembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dn situasi belajar agar tujuan akhir belajar danat tercanai tenatp

(18)

5

sehingga siswa lebih naham terhadan konsen fisika yang berkaitan dengan kehidunan sehari-harip

Mengingat bahwa nroses nembelajaran fisika merunakan nroses nembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori, nerlu diterankan model nembelajaran dari fakta menuju teori atau From Facts To Theories (Joyce,2009)p Model dari fakta menuju teori adalah Model Latihan Inquiri (Model Inquiri Training )p

Dasar nemecahan masalah ini adalah kemamnuan untuk belajar dalam situasi nroses berfikirp Indrawati menyatakan bahwa suatu nelajaran nada umumnya akan lebih aktif bila diselenggarakan melalui model-model nembelajaran (Trianto, 2007:134)p salah satunya model nembelajaran latihan Inquiri Training.

Sasaran utama kegiatan nembelajaran Inquiri Training adalah : 1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam nroses kegiatan nembelajaranp 2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis nada tujuan nembelajaran danp 3) mengembangkan sikan nercaya diri siswa tentang ana yang ditemukan dalam nroses Inquiri Training.

Kondisi umum yang merunakan syarat timbulnya kegiatan inquiri training bagi siswa adalah 1) Asnek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusip 2) inquiri training berfokus nada hinotesis danp 3) nenggunaan fakta evidensi (informasi, fakta)p Model nembelajaran Inquiri Training dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam nroses ilmiah dalam waktu yang relatif singkatp Hasil nenelitian Schlencer dalam Joyce dan Weil menunjukkan bahwa latihan inquiry training danat meningkatkan nemahaman sains, nroduktif dalam berfikir, dan siswa jadi teramnil dalam memneroleh dan menganalisis informasip

(19)

6

data neneliti Masnen Tumanggor dineroleh nilai rata-rata nretes kelas eksnerimen 74,63 dengan standar deviasi 9,79 dan nilai rata-rata nretes kelas kontrol 68,13 dengan standar deviasi 8,75p Dengan judul nengaruh model nembelajaran inquiri training terhadan Hasil Belajar siswa nada materi nokok Suhu dan Kalorp (Masnen Tumanggor, 2011)p Peneliti M Zainul Abidin T Syihab (2010, dalam Tumanggor, 2011), menyimnulkan bahwa model nembelajaran Inquiry Training danat meningkatkan nemahaman siswa menjadi lebih mendalam dan siswa lebih aktif dalam belajar dengan judul “Pengaruh model nembelajaran Inquiry Training Terhadan nenguasaan konsen fisika siswa nada materi nokok Listrik Dinamisp Kelemahan dalam nenelitian ini adalah neneliti tidak melakukan nenilaian hasil belajar dalam setian nertemuan sehingga memberikan hasil yang kurang akurat antara hubungan berfikir kritis dan hasil Belajarp ”Dari hasil analisis neneliti Rostina di neroleh nilai rata-rata nretes 36,00 dan setelah diberi nerlakuan yaitu model nembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 77,40p Dengan judul nengaruh model nembelajaran Inquiry Training Terhadan Hasil Belajar Siswa nada materi nokok Hukum Newton kelas VIII di SMP Negeri 6 Medan TpPp2009/2010” (Harahan, 2009)p

Jadi Metode Inquiri training adalah salah satu metode yang bisa meningkatkan hasil Belajar dan Berfikir kritis siswa nada materi tertentu, dan Model Inquiri Training adalah model yang bisa membawa siswa ke dalam dunia nyata melalui nroses belajar yang bisa meningkatkan Hasil Belajar dan Berfikir Kritis siswap

(20)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dikemukakan, maka diambil nokok-nokok masalah sebagai berikut :

1p Kurangnya minat siswa dalam belajar IPA khususnya fisikap 2p Proses nembelajaran lebih memfokuskan nada rumus-rumusp 3p Laboran dan alat-alat nraktikum yang kurang memadai 4p Kurangnya nenggunaan media nembelajaranp

5p Model nembelajaran yang digunakan guru masih kurang bervariasip

1.3. Batasan Masalah

Karena banyaknya faktor-faktor yang memnengaruhi nenelitian ini, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1p Subjek nenelitian adalah siswa SMP Negeri 5 Medan di kelas VIII Semester II TpP 2012/2013p

Model nembelajaran yang digunakan adalah model nembelajaran Inquiri Training Berbantuan Komnuter nada kelas eksnerimen dan model nembelajaran Inquiry Training nada kelas kontrolp

2p Perangkat nembelajaran melinuti buku guru, RPP, komnuter (animasi materi cahaya dalam nrogram Powerpoint), kisi-kisi tes hasil belajar dan LKSp

3p Hasil belajar siswa dan kemamnuan bernikir kritis tinggi siswa nada materi nokok cahayap

1p4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang Masalah diatas maka nerumusan masalah dalam nenelitian ini adalah :

(21)

8

2p Anakah ada nerbedaan antara hasil belajar kognitif fisika siswa dengan menerankan model nembelajaran Inquiry Training dengan model nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan?

3p Anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan hasil belajar kognitif fisika siswa setelah meneranakan model nembelajaran Inquiry Training nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan ?

4p Anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan hasil belajar kognitif fisika siswa setelah meneranakan model nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan ?

1.5. Tujuan Penelitian

1p Mengetahui hasil belajar fisika siswa setelah menerankan model Pembelajaran Inquiry Training dengan model nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medanp

2p Mengetahui anakah ada nerbedaan hasil belajar siswa dengan meneranakan model nembelajaran Inquiry Training dengan model nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medanp

3p Mengetahui anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan hasil belajar kognitif fisika siswa setelah meneranakan model nembelajaran Inquiry Training nada materi nokok Cahaya di kelasVIII semester II SMP Negeri 5 Medan?

4p Mengetahui anakah ada hubungan tingkat bernikir kritis tinggi terhadan hasil belajar kognitif fisika siswa setelah menerankan model nembelajaran Inquiry Training berbantuan komnuter nada materi nokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan?

(22)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah nenelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharankan dari nenelitian ini adalah :

Untuk Siswa

1p Meningkatkan aktifitas belajar siswap 2p Meningkatkan tingkat bernikir kritis siswap 3p Siswa merasa senang belajar fisikap

Untuk Mahasiswa

1p Menambah wawasanp

2p Sebagai referensi untuk nenelitian selanjutnyap

(23)

60

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANBB B

5.1.BKesimpulanB

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry

Training pada materi pokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri

5 Medan T.P 2012/2013 adalah tuntas dengan niali rata-rata (

X

)B=B67,2

2. Hasil belajar fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry

Training berbantuan komputerBpada materi pokok Cahaya di kelas VIII

semester II SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013 adalah tuntas dengan

nilai rata-rata (

X

)B=B73,5

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh menerapkan

model pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputerBdengan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Cahaya di kelas VIII

semester II SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013, dengan thitung>

t

tabel

(2,17 > 1,667)

4. Terdapat hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar

fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry Training

pada materi pokok Cahaya di kelas VIII semester II SMP Negeri 5 Medan

T.P 2012/2013, dengan F(hitung)>F(tabel) (7,046 > 5,12) dimana koefisien

korelasinya sebesar (r) = 0,663, kontribusi atau sumbangan berpikir kritis dengan hasil belajar fisika siswa adalah sebesar 43,9% sedangkan sisanya (residunya) sebesar 56,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5. Terdapat hubungan tingkat berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar

kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran Inquiry

Training berbantuan komputer pada materi pokok Cahaya di kelas VIII

semester II SMP Negeri 5 Medan T.P 2012/2013, dengan F(hitung)>F(tabel)

[image:23.595.71.520.96.702.2]
(24)

61

atau sumbangan berpikir kritis dengan hasil belajar fisika siswa adalah sebesar 52,23% sedangkan sisanya (residunya) sebesar 47,77% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2.SaranBB

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model

pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer sebagai salah satu

upaya untuk mengaktifkan siswa belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa.

2. Pada saat praktikum berlangsung peneliti masih kesulitan dalam

membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi.

3. Karena keterampilan siswa yang akan diobservasi banyak maka supaya

lebih efektif sebaiknya peneliti selanjutnya perlu menambah jumlah observer yaitu dua observer.

4. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model

pembelajaran Inquiry Training berbantuan komputer , disarankan untuk

memperhatikan efisien waktu pada saat penggunaan media komputer.

5. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model

pembelajaran Inquiry Training, disarankan menggunakan media

pembelajaran ataupun program komputer yang lebih baik dan efektif agar hasil belajar dan aktivitas siswa dapat meningkat lebih baik lagi.

6. Sebelum memulai pembelajaran dengan model Inquiry Training,

(25)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

2010. Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa

Program Studi Pendidikan. FMIPA Unimed: Medan. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar- Mengajar. Jakarta: PT Grasindo. Hamalik,O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jaakarta: Bumi Aksar.

Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Joyce, B dan Weil, M. 1996. Model Of Teaching, a Simon and Schuster

Company.

Joyce,B, Weil, M. Calhoun,E. 2009. Model-model Pembelajaran, Edisi Delapan, Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Karim, S. dkk. 2008. Belajar IPA untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Khalim, dkk. 2008. SAINS FISIKA untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Bumi Aksara

Manurung, Sri. L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan

Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Menggunakan Software Autograph. Tesis. Medan Program Pascasarjana Unimed.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sadirman, AM. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Sadirman, Arief. S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo

Persada.

(26)

63

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistik, : Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional Ujian Nasional SMP N 5 Medan-Sumatera Utara.

Tarigan, R. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis

Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk Memberdayakan Kemampuan Berpikir Analitis, Kreatif Siswa SMA. FMIPA Unimed. Medan

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tumanggor, Maspen. 2011. pengaruh model pembelajaran inquiri training

terhadap Hasil Belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.

Winataputra, Udin, dan Tita, Rosita. 1996. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta Depdikbud.

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint (diakses pada Selasa, 05-02-2013).

Gambar

> hitungttabel

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui potensi pemanfaatan limbah buah tomat sebagai substrat bioetanol, membandingkan kondisi fermentasi terbaik

Rumusan tersebut adalah rumusan yang bersifat sistemik yaitu Bahasa Bali sebagai sistem memiliki sistem mood yang di satu sisi bersifat umum (universal) dan disisi lain bersifat

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan karakter, proses pengembangan nilai-nilai karakter dilakukan melalui proses yang

Ilmu komputer dan Teknik Komputer yang mempelajari tentang pemrosesan, pengaksesan, penyebarluasan dan apapun yang berhubungan dengan teknologi informasi sehingga

Hal ini menunjukkan bahwa karakter jumlah buah dan bobot per buah dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi yang berpengaruh langsung terhadap bobot buah per

berbeda dengan belt conveyor, apron conveyor lebih di tujukan untuk memindahkan material berat, bongkah besar, abrasive, dan material panas ( bahan cor, tempa, foundry

merupakan “aktor” atas insiden JT610 dan Lion Air sebagai perusahaan yang bertanggungjawab siap bekerjasama dengan otoritas terkait ... Treatment Recommendation Press Release

Tuan et al.(2005) mengembangkan instrumen penilaian motivasi belajar pada pembelajaran sains berupa kuosioner dengan judul “students’ motivation towards science learning”