MANAJEMEN SENI PERTUNJUKAN PADA ACARA
PESONA BUDAYA SUMATERA UTARA 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RAHMAT ELIESER HASUGIAN NIM.071222510101
JURUSAN SENDRATASIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Skripsi ini diajukan oleh : Rahmat Elieser Hasugian NIM. 071222510101 Jurusan Sendratasik,
Program Studi Pendidikan Seni Musik S-1 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Medan, April 2014
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Lamhot Basani Sihombing, M.Pd Panji Suroso, M.Si
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini diajukan oleh Rahmat Elieser Hasugian, NIM. 071222510101 Jenjang Studi S-1 Jurusan Sendratasik,
Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Panitia Ujian Medan, April 2014 Ketua,
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum NIP 19641207 199103 2 002
Sekretaris,
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Medan, April 2014
Tim Penguji
Nama Tanda Tangan
1. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd NIP. 19710526 200112 1 003
2. Panji Suroso, M.Si
NIP. 19741230 200604 1 002
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd NIP. 19710607 200502 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Anugrah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Manajemen Seni Pertunjukan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera Utara 2013”. Penulis menyadari masih banyak kendala dan rintangan dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun berkat bantuan
berbagai pihak akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka untuk
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan
Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan,
sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan
bimbingan, saran, dan kritikan kepada penulis selama penyusunan
Skripsi.
5. Lamhot Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang juga telah
banyak memberikan arahan bimbingan, saran dan kritikan kepada
penulis selama penyusunan Skripsi ini selesai.
6. Bapak dan ibu Dosen Sendratasik yang telah banyak memberikan
motivasi dan arahan selama proses perkuliahan.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pdt. P.
Hasugian dan Ibunda Alm. D.Silitonga yang selalu memberikan doa,
motivasi, dorongan, bantuan moril dan materi sampai proses
iii
8. Kakak-kakak dan adik saya ( Lidia, Hiskia, Silsa, Rode ) yang selalu
memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
9. Prof. Sorimangaraja Sitanggang, Frengky Sianturi, Dedi Sanjaya,
Pahala Silalahi, Aditya Manalu sebagai narasumber penulis untuk
memberikan keterangan mengenai Sistem Manajemen Pagelaran
Pesona Budaya Sumatera Utara.
10. Sahabat-sahabat Anak Gudang ( Likkit, Ibonk, Ebo, Tison, David,
Ventus ) yang banyak mendukung selama proses penyusunan skripsi
ini.
11. Terima kasih kepada sipendek Monica Soarez yang banyak
mendukung selama proses penyusunan skripsi ini.
12. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2007 di Seni Musik terkhusus
Apara ku Zai Kalmeiyer, Nwel Sinaga, Yohanez Simbolon yang
sudah banyak membantu.
13. Teman-teman kos pelita (Jack Treble, Rena Sinambela, Embun,
Duncen)
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga Skripsi
ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan motivasi
sehingga Skripsi ini bisa selesai dengan baik.
Medan, April 2014
Penulis
ABSTRAK
RAHMAT ELIESER HASUGIAN, NIM. 071222510101. Manajemen Seni Pertunjukan Pada Acara Pesona Budaya Sumatera Utara 2013. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem manajemen yang digunakan pada pagelaran seni Pesona Budaya Sumatera Utara 2013. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya dan alternatif apa yang harus diambil.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu manajemen seni pertunjukan, seni, pertunjukan seni dan teori kebudayaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang meliputi beberapa aspek: Pengamatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Medan, tepatnya di kantor Ratu Pro Indonesia, yang beralamat di Villa Gading Mas Block. G no. 17 Marindal. Waktu Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni 2013 hingga Agustus 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh panitia, pengisi acara, penonton yang terlibat dalam pertunjukan Pagelaran Pesona Budaya Sumatera Utara 2013. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah panitia inti yaitu: ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris, dan pimpinan event organizer Ratu pro Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan adalah hasil karya manusia yang terbentuk dari satu kesatuan
masyarakat. Adanya kebudayaan dikarenakan adanya dukungan masyarakat yang
dijadikan sebagai pedoman dan pondasi dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat, suatu kebudayaan juga dapat terbentuk karena adanya akal sehat
manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan
diwujudkan kedalam suatu hasil karya. Kesenian merupakan salah satu produk
budaya yang dalam kehidupannya selalu tidak pernah lepas dari masyarakat.
Kesenian merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam kebudayaan. Jadi,
kesenian adalah aktifitas dari masyarakat itu sendiri yang hidup dan berkembang.
Dengan kata lain, seni dapat diartikan segala perbuatan manusia yang timbul dari
perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan
manusia. Dengan demikian masyarakat memegang peranan penting dalam
penyangga kebudayaan, salah satunya seperti masyarakat yang ada di Sumatera
Utara.
Sumatera Utara merupakan salah satu daerah Provinsi Indonesia yang kaya
dengan budaya adat-istiadat dan keindahan alamnya. Di Provinsi Sumatera Utara
terdapat beberapa suku yang mendiami provinsi tersebut diantaranya adalah Suku
Melayu,Suku Nias, Suku Batak Toba, Suku Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli
2
Padang Bolak, serta Mandailing, Namun ada juga pendatang seperti Suku
Minang, Jawa serta Aceh. Pendatang ini membawa kebudayaan serta
adat-istiadatnya masing-masing. Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing,
mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga
memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat
mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara khususnya dalam bidang
seni pertunjukan. Kekayaan budaya Sumatera Utara dapat dilihat dalam berbagai
atraksi pertunjukan seperti yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusuk Buhit Sakti
yang dipimpin oleh Prof. M. Sorimangaraja Sitanggang. Yayasan Pusuk Buhit
Sakti yang bekerjasama dengan event organizer Ratu Pro Indonesia menggelar
suatu pertunjukan seni “Pesona Budaya Sumatera utara” yang diselenggarakan di
Gedung Pardede Hall.
Di dalam setiap pementasannya suatu pertunjukan selalu membawa misi
yang ingin disampaikan kepada penonton. Misi atau pesan itu dapat bersifat
sosial, politik, moral dan sebagainya. Sebenarnya dalam setiap pertunjukan seni
ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya. Seni pertunjukan secara umum
mempunyai empat fungsi, yaitu: fungsi ritual, fungsi pendidikan sebagai media
tuntunan, fungsi/media penerangan atau kritik sosial dan fungsi hiburan atau
tontonan. Sebagai media tontonan seni pertunjukan harus dapat menghibur
penonton, menghilangkan stress dan menyenangkan hati. Sebagai tontonan atau
hiburan seni pertunjukan ini biasanya tidak ada kaitannya dengan upacara ritual.
3
Sumatera Utara secara khusus dalam bidang budaya serta mengangkat prestasi
Sumatera utara di bidang pariwisata.
Dalam mementaskan suatu pertunjukan seni banyak hal yang mesti
dipertimbangkan, bisa saja dalam mementaskan pertunjukan tersebut dikaitkan
dengan situasi budaya karakter hidup umumnya disuatu daerah tertentu. Dalam
berbagai pementasan pertunjukan seni haruslah mempertimbangkan berbagai hal
sehingga pementasan pertunjukan seni yang diselenggarakan mampu memberi
inspirasi seni yang menggugah hati orang-orang yang menyaksikan pertunjukan
tersebut. Pertunjukan juga membutuhkan daya cipta yang kuat. Dan kreatifitas
yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agar pertunjukan yang dilakukan dapat
diseimbangkan antara tujuan pertunjukan dengan kondisi yang terjadi. Kreatifitas
setiap orang sangatlah berbeda-beda sehingga didalam melakukan kegiatan ini
membutuhkan banyak orang, banyak pertunjukan seni terasa membosankan
karena tampilan maupun desaign pertunjukan tidak memberikan kesejukan bagi
yang melihatnya.
Oleh karenanya perlu dilakukan suatu rancangan yang baik atau yang biasa
disebut dengan manajemen. Manajemen dalam suatu pertunjukan adalah
merupakan suatu rangkaian proses kerja kreatif seorang sutradara dan pimpinan
produksi sebagai penanggung jawab kegiatan pertunjukan agar pertunjukan bisa
berjalan lancar, efektif dan efisien. Rangkaian proses kerja kreatif dalam proses
kerja seni pertunjukan meliputi: kegiatan merencanakan, mengorganisir,
4
Untuk itu bagi seorang sutradara dan pimpinan produksi, memahami akan
berbagai gaya kepemimpinan menjadi penting dalam kerja seni pertunjukan.
Dengan memahami berbagai gaya kepemimpinan ia akan bisa memilih gaya
kepemimpinan mana yang sekiranya cocok dengan seni pertunjukan. Selain itu
mereka tentunya juga memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal
keterampilan, wawasan berkesenian serta tanggung jawab dalam hal kekaryaan.
Dalam sebuah produksi seni pertunjukan, setiap personal yang terlibat dalam
kegiatan produksi diberikan kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide dan
kreatifitas mereka semaksimal mungkin dalam rangka terwujudnya keberhasilan
produksi atau pementasan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik menyusun penelitian yang
berjudul
5
B. Indentifikasi Masalah
Identifikasi masalah ialah suatu tahapan permulaan dari penguasaan
masalah, dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali
sebagai suatu masalah. Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca
mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian.
Tujuan identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi
terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian latar
belakang masalah maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasi menjadi
beberapa diantaranya:
1. Bagaimanakah sistem manajemen dalam pertunjukan Pesona Budaya
Sumatera Utara 2013?
2. Faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara mengatasinya selama
proses dari perencanaan sampai pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya
Sumatera Utara 2013?
3. Bagaimanakah antusias masyarakat Sumatera Utara terhadap pertunjukan
Pesona Budaya Sumatera Utara 2013?
4. Bagaimanakah dukungan Dinas Pariwisata Sumatera Utara terhadap
6
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan masalah dari
penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup
masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup
penelitian.
Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat
cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis, maka penulis
mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan
pendapat sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa:
Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem manajemen panitia pada pertunjukan Pesona
Budaya Sumatera Utara 2013?
2. Faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara mengatasinya selama
proses dari perencanaan sampai pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya
7
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji.
Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menentukan jawaban
pertanyaan, maka sebuah pertanyaan perlu dirumuskan dengan baik, hal ini
sejalan dengan pendapat sugiyono (2007:35) menyatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada penelitian.”
Dalam suatu pementasan ataupun pertunjukan diperlukan suatu
perencanaan yang baik, mulai dari proses pemilihan kepanitiaan, perencanaan
pertunjukan, sistem manajemen sampai dengan pelaksanaan pertunjukan, agar
kegiatan pertunjukan berjalan dengan lancar. Faktor-faktor yang menjadi
penghambat selama proses pertunjukan dipikirkan bersama dan dicarikan
solusinya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menyusun sebuah
penelitian dengan judul,
8
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan senantiasa berorientasi kepada
tujuan. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan
tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut.
Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem manajemen dalam pertunjukan
Pesona Budaya Sumatera Utara 2013.
2. Untuk mengetahui faktor kendala apa saja yang dihadapi dan cara
mengatasinya dalam pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dirampungkan, penelitian ini dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan kedalam
karya tulis dalam bentuk skripsi.
2. Sebagai bahan referensi mahasiswa unimed tentang manajemen seni
pertunjukan.
3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki
keterkaitan dengan topik penelitian ini.
4. Sebagai reverensi untuk menjadi acuan yang relevan dikemudian hari.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem manajemen pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara
meliputi: perencanaan, pengoganisasian, pelaksanaan dan pengawasan:
a. Proses perencanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013
meliputi: Membentuk kepanitiaan, penyusunan anggaran biaya,
penyusunan proposal, menentukan venue atau lokasi pertunjukan,
pengisi acara, dan seluruh atribut pendukung lainnya, menindaklanjuti
proposal yang sudah ditawarkan, melakukan publikasi, mengadakan
kontrak kepada semua pihak.
b. Pengorganisasian pada pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara
meliputi: project officer, field Officer, talent officer, show director, art
director, stage manager, sound Engineer, lightingman, security,
runner, dan client officer.
c. Proses pelaksanaan pertunjukan Pesona Budaya Sumatera Utara 2013
diawali dengan proses audisi lomba yang diadakan di Obay Coffe yang
dilaksanakan pada tanggal 21-24 juni. Grand final dilaksanakan pada
tanggal 25 juni dipelataran parkiran gedung Pardede Hall. Persiapan
pertunjukan dilaksanakan 3 hari sebelum pertunjukan yang diawali
55
pembenahan gedung pertunjukan. Rangkaian acara diawali dengan
penyambutan bapak Gubernur Sumatera Utara kemudian dilanjutkan
dengan kata sambutan sekaligus membuka acara pagelaran. pagelaran
dilanjutkan dengan pagelaran lintas budaya Sumatera utara, pembagian
hadiah juara lomba dan diakhiri dengan penampilan dari artis ibukota.
d. Pengawasan dilakukan langsung oleh project officer yang bertugas
mengawasi kinerja tiap-tiap kepala fungsi, ini dilakukan sebelum
pertunjukan, selama pertunjukan berlangsung dan setelah pertunjukan.
2. Kendala-kendala yang dihadapi selama proses pertunjukan dari mulai
perencanaan sampai dengan pelaksanaan pertunjukan yaitu: Keterbatasan
Waktu, dana, kutipan-kutipan dana gelap dari OKP setempat, publikasi,
segala bentuk perizinan yang dibutuhkan dalam pertunjukan. Cara
mengatasi kendala yang dihadapi yaitu: membuat time schedule dan story
board pertunjukan, memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci,
melakukan kordinasi kepada pihak-pihak yang berurusan dengan hal
publikasi, dan mempersiapkan surat-surat perizinan yang dibutuhkan
56
B. Saran
1. Sudah bukan merupakan persoalan lagi bagi masyarakat pada umumnya
dan bagi masyarakat seni khususnya, bahwa seni pertunjukan saat ini telah
dikomersialkan. Pertunjukan yang digelar lebih mengutamakan nilai jual
dari pada kualitas atau seninya. Diharapkan setiap pertunjukan yang
digelar sebaiknya nilai jual dengan kualitasnya haruslah sebanding.
2. Kebanyakan pertunjukan yang digelar saat ini lebih menampilkan
pertunjukan modern sehingga pertunjukan tradisional atau pertunjukan
budaya semakin lama semakin menghilang. Untuk itu perlu ditingkatkan
kembali pertunjukan tradisional Indonesia yang perlahan mulai
menghilang agar kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun
kepada bangsa kita hingga saat ini tetap ada dan dikenal tidak hanya di
Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Selain itu kebudayaan
Indonesia merupakan sumber pendapatan Negara yang cukup besar dalam
bidang pariwisata.
3. Perlu adanya bimbingan ataupun pengarahan kepada organisasi-organisasi
baru yang bergerak dibidang seni pertunjukan, bagaimana mengolah suatu
pertunjukan yang baik dengan sistem manajemen yang terarah. Sebab
dengan manajemen yang baik secara otomatis akan menunjang
57
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan Basri, M. 2000. Pengelolaan Organisasi Seni pertunjukan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Manalu, Aditya Bratayuda. 2012. Keberadaan Event Organizer Procom Sebagai Promotor Konser Musik di Kota Medan. Skripsi sarjana fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Natoradjo, Sulyus. 2011. Dasar-dasar Event Management. Jakarta: Gramedia
Permas, Achsan. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. Jakarta: PPM.
Sudjana. 2007. Pengelolahan Acara. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutiyono. 2003. Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta sebagai Penanggulangan Krisis Pariwisata Budaya. Skripsi sarjana Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
Waluyo, Adrian. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya : Dara Publika. 2010
Yenita. 2012. Pembinaan Tari Tradisional Minangkabau Sanggar Sofyani di Padang. Skripsi sarjana Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri