PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA TELADAN MEDAN T.P. 2014/2015
Oleh:
Yenni Farida Sihotang NIM 4113121075
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X
Semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P. 2014/2015”, disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada: Bapak Drs. Jonny H Panggabean, M.Si sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Henok Siagian,
M.Si, Bapak Drs. J.B.Sinuraya, M.Pd, dan Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si,
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Bapak Juniar Hutahaean, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah serta Bapak dan Ibu
Guru SMA Swasta Teladan Medan terkhusus kepada Bapak Hambali, S.Pd,
selaku guru Fisika, para siswa-siswa terkhusus kelas X IPA 2 dan X IPA 3 yang
telah banyak membantu selama penelitian dilaksanakan.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda tersayang J. Sihotang, Ibunda tercinta D. Nainggolan, dan saudaraku
v
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri
Medan.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat terbaikku
Yunita Sipayung, Kristiovani Purba, Ira K.S Tampubolon, Dortia Sinaga, Dira
Gustika, Mufidah Hasibuan dan seluruh teman-teman seperjuangan terkhusus di
kelas Fisika Dik A 2011 yang telah memberikan dukungan sehingga penulis tetap
semangat dalam menjalani perkuliahan serta penyusunan skripsi ini. Terimakasih
juga penulis ucapkan kepada teman-teman kos di Jln Pancing Gg Murni no 19
yang telah mengajari dan memberikan dukungan kepada penulis. Tak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman PPLT GKPS 2 Pematang Siantar
terkhusus Gustrino Purba dan juga teman-teman sekalian yang tidak bisa
disebutkan namanya satu per satu yang telah membantu, memberi dukungan dan
semangat kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya pengetahuan dalam ilmu pendidikan
khususnya fisika.
Medan, Juni 2015 Penulis
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA TELADAN MEDAN T.P. 2014/2015
Yenni Farida Sihotang (4113121075)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta Teladan Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Teladan Medan yang terdiri dari 3 kelas paralel. Sampel penelitian ini ada 2 kelas yaitu kelas X IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 36 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu pertama tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 option sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel dan instrumen yang kedua adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran inquiry training. Uji hipotesis menggunakan uji t satu pihak.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 31,39 dan kelas kontrol adalah 31,25 kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu model pembelajaran inquiry training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol maka diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 72,92 dan kelas kontrol 64,86. Hasil observasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training adalah 72,88% tergolong kategori aktif. Dari hasil uji t diperoleh thitung 3,32 sedangkan ttabel dengan α = 0,05 dan dk = 70 adalah 1,668 sehingga thitung > ttabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015.
vi
DAFTAR ISI
halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7 Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Hasil Belajar 8
2.1.3. Aktivitas Belajar 9
2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 10
2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 10 2.1.6. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Inquiry
Training 15
2.1.7. Pembelajaran Konvensional 17
2.1.8. Materi Pelajaran : Suhu dan Kalor 19
2.1.8.1 Suhu 19
2.1.8.2 Pemuaian 21
2.1.8.3 Kalor 25
2.1.9 Penelitian yang Relevan 33
2.2. Kerangka Konseptual 34
2.3. Hipotesis 35
BAB III METODE PENELITIAN 36
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 36
3.3. Variabel Penelitian 36
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 37
3.5. Prosedur Penelitian 38
vii
3.6.1 Tes Hasil Belajar 39
3.6.2 Instrumen Aktivitas 40
3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian 41
3.7.1 Validasi Isi 41
3.7.2 Reliabilitas Tes 41
3.8. Teknik Analisis Data 42
3.8.1. Uji Persyaratan Analisis Data 42
3.8.2. Pengujian Hipotesis 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48
4.1 Hasil Penelitian 48
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 48
4.1.2 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 48 4.1.3 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 49
4.1.4 Uji Persyaratan Analisis Data 50
4.1.4.1 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 50
4.1.4.2 Uji Normalitas 50
4.1.4.3 Uji Homogenitas 51
4.1.5. Uji Hipotesis Data 52
4.1.5.1 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Pretes 52 4.1.5.2 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Postes 52 4.1.6 Observasi Aktivitas Siswa 53
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 54
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 57
5.1 Kesimpulan 57
5.2 Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 59
viii
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1 Sintaks model pembelajaran Inquiry Training 14
Tabel 2.2 Konversi Skala Termometer 20
Tabel 2.3 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 22
Tabel 2.4 Sifat-sifat Wujud Zat 27
Tabel 2.5 Perubahan Wujud Zat 28
Tabel 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu 33
ix
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1. Skala berbagai Termometer 20
Gambar 2.2 Pemuaian Panjang 21
Gambar 2.3 Pemuaian Luas 22
Gambar 2.4 Pemuaian Volume 23
Gambar 2.5 Peristiwa Perubahan Wujud 28
x
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 61
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 94
Lampiran 3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 100
Lampiran 4 Instrumen Penelitian 110
Lampiran 5 Uji Reliabilitas Instrumen Tes 115 Lampiran 6 Tabel Reliabilitas Instrumen Penelitian 117 Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 119 Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol 121 Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen 123 Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol 125
Lampiran 11 Data Hasil Belajar Siswa 127
Lampiran 12 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku 129
Lampiran 13 Uji Normalitas 132
Lampiran 14 Uji Homogenitas 136
Lampiran 15 Uji Hipotesis 140
Lampiran 16 Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 143 Lampiran 17 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa 144
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian 153
Lampiran 19 Angket Siswa 158
Lampiran 20 Lembar Wawancara 161
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa
karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa. Berhasilnya pembangunan
di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang
yang lainnya. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pendidikan sekarang
ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai cara pun ditempuh untuk memperoleh
pendidikan baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal.
Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini dapat terlihat
dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekarang ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang
ini tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu fisika yang banyak menghasilkan
temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, fisika
ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu
syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dengan ilmu
pengetahuan alam (IPA) yang di dalamnya termasuk fisika.
Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan
rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Ketika belajar fisika, siswa
akan dikenalkan tentang produk fisika berupa materi, konsep, teori, dan
hukum-hukum fisika. Siswa juga akan diajarkan untuk bereksperimen di dalam
laboratorium atau di luar laboratorium sebagai proses ilmiah untuk memahami
berbagai pokok bahasan fisika.
Kenyataannya masih banyak siswa yang kurang menyukai pembelajaran
fisika. Hal ini terbukti dari hasil studi pendahuluan dengan menggunakan
instrumen angket yang disebarkan ke 38 responden di kelas X SMA Swasta
Teladan Medan diperoleh data sebagai berikut : 42,10% siswa menyatakan bahwa
2
menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas hanya biasa saja, dan 18,42%
menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas itu mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa sebelum materi fisika diajarkan dikelas
yang dilakukan siswa adalah 10,53% menyatakan mempelajari dulu dirumah,
89,47% menyatakan jarang mempelajari dirumah.
Melalui instrumen angket juga diketahui bahwa terdapat perbedaan
individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar. Sekitar 47,37% orang siswa
menginginkan belajar dengan praktek dan demonstrasi, 15,79% orang dengan
banyak mengerjakan soal dan diskusi kelompok, dan 36,84% menginginkan
belajar fisika sambil bermain. Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi
kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masing-masing.
Hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di sekolah SMA Swasta
Teladan Medan, mengatakan bahwa bila siswa diajarkan secara teori, maka minat
siswa terhadap fisika kurang. Sedangkan bila siswa diajak ke laboratorium akan
muncul minat siswa terhadap fisika. Tetapi guru fisika tersebut jarang membawa
siswa ke laboratorium karena waktu yang tidak cukup. Model pembelajaran yang
digunakan guru fisika adalah model pembelajaran langsung, dengan metode
ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal. Ketuntasan Kompetensi Minimal
(KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Namun, nilai
rata-rata ulangan harian yang diperoleh siswa hanya sekitar 50-68 atau dapat
dikatakan tidak mencapai KKM. Dan untuk mencapai KKM tersebut guru harus
melaksanakan remedial bagi siswa yang nilainya dibawah KKM.
Ada banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah
satunya adalah proses pembelajaran yang tidak berpihak pada siswa. Dalam
pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang bersifat dominan
(teacher centered). Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa
lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi rendahnya hasil belajar fisika siswa
perlu digunakan suatu metode atau model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
3
inquiry training. Dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training
diharapkan proses pembelajaran tidak lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru
kepada siswa tetapi merupakan proses perolehan konsep dari keterlibatan siswa
secara langsung. Penggunaan model pembelajaran inquiry training ini diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Joyce (2009:201), model pembelajaran inquiry training dirancang
untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu
yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan
mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.
Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan aktif mengajukan
pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta
memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi
intelektual yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai dengan
menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa-siswa
yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat menggunakan
kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan
langkah-langkah model pembelajaran inquiry training.
Model pembelajaran inquiry training ini sudah diteliti oleh beberapa
peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu : Fitriani (2014), Marita (2012). Fitriani
(2014) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok
elastisitas diperoleh nilai rata-rata pretes 43,08 setelah diberi perlakuan dengan
model pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan
nilai rata-rata 88,06. Kelemahannya yaitu kurang lengkapnya ketersediaan alat
yang akan digunakan dalam praktikum serta pengalokasian waktu yang masih
kurang efisien sehingga kegiatan belajar dan hasil belajar masih kurang baik.
Marita (2012) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi
4
perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa
meningkat dengan nilai rata-rata 73,1. Kelemahannya yaitu kurang pahamnya
siswa terhadap instruksi guru dan pembagian kelompok belajar siswa yang tidak
heterogen.
Kelemahan-kelemahan dari peneliti sebelumnya menjadi suatu pelajaran
bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
Dari kelemahan peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus benar-benar
mampu memberikan arahan tentang kegiatan yang dilakukan dalam praktikum
dengan jelas. Selain itu peneliti juga harus mampu membuat apersepsi yang
menarik untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan dapat merangsang minat
siswa untuk melakukan proses inkuiri.
Bertitik tolak dari uraian masalah di atas maka, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar fisika.
2. Model atau metode pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh guru.
3. Siswa tidak berperan aktif dalam perolehan pengetahuan.
4. Model atau metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang
bervariasi.
1.3.Batasan Masalah
Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan,
maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training.
5
3. Siswa yang diteliti adalah kelas X SMA Swasta Teladan Medan T.P
2014/2015.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015?
3. Adakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta
Teladan Medan T.P 2014/2015?
4. Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P
2014/2015?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II
6
4. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi
pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta Teladan Medan
T.P 2014/2015.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan model pembelajaran
inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Swasta Teladan Medan T.P. 2014/2015.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran.
1.7 Defenisi Operasional
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 2011: 20).
2. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya (Purwanto, 2011: 45).
3. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum dan lain-lain. Joyce dalam (Trianto, 2011: 22).
4. Model pembelajaran inquiry training adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke
dalam periode waktu yang singkat (Joyce, dkk 2009: 201).
5. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
mental/rohani yang berkaitan dengan kegiatan belajar (Sardiman,
57 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II
SMA Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015 adalah 72,92 dengan kategori
tuntas.
2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Swasta Teladan Medan T.P 2014/2015 adalah 64,86 dengan kategori tidak
tuntas.
3. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta
Teladan Medan T.P. 2014/2015.
4. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training adalah 72,88% tergolong
58
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Peneliti berikutnya agar mampu menyampaikan kepada siswa jenis
pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran
inquiry training. Sebab jangan sampai pertanyaan yang diajukan siswa,
peneliti yang menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya meyakinkan jawaban
dari siswa tersebut.
2. Peneliti berikutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik pada
pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok
cukup 2-3 orang saja agar semua aktif dalam melakukan praktikum.
3. Peneliti berikutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama disarankan
untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan
permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Bukhori, M, A., (2012), Pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Optimalisasi Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa di SMA Negeri 4 Magelang Jawa Tengah, Berkala Fisika Indonesia, Volume 4 Nomor 1 & 2.
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta
Fitriani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan
Harahap, M.B. dan Ritonga W., (2013), Strategi Belajar Mengajar Fisika, FMIPA Unimed, Medan
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009), Model-Model Pengajaran Edisi Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta
Kristianingsih, D.D., Sukiswo, S.E., dan Khanafiyah, S., (2010), Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle pada Pokok Bahasan Alat- Alat Optik di SMP, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (JPFI) 6 : 10-13. ISSN: 1693-1246
Mahardika, I.K., Rofiqoh, A., dan Supeno., (2012), Model Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Verbal dan Matematis pada Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF). Volume 1, Nomor 2. ISSN : 2301-9794.
Marita, D., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs Negeri 3 Medan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta
60
Sirait, R., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi di Kelas VIII MTS N-3 Medan, Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 1, ISSN 2252-732X
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, (2005), Metode Statistika Edisi 6, Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta
Trisno, Kendek, dan Pasaribu., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP Negeri 9 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). Volume 2 Nomor 1, ISSN 2338-3240.