• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis strategi penyaluran dana zakat oleh Baznas Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Tahun 2020-2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis strategi penyaluran dana zakat oleh Baznas Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Tahun 2020-2021"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENYALURAN DANA ZAKAT OLEH BAZNAS KABUPATEN LOMBOK TENGAH PADA MASA

PANDEMI COVID-19: STUDI KASUS TAHUN 2020-2021

Oleh:

SUTIANI NIM. 180501203

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ANALISIS STRATEGI PENYALURAN DANA ZAKAT OLEH BAZNAS KABUPATEN LOMBOK TENGAH PADA MASA

PANDEMI COVID-19: STUDI KASUS TAHUN 2020-2021 Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

SUTIANI NIM. 180501203

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

NOTA DINAS PEMBIMBING

(3)

Mataram,

Hal: Ujian Skripsi Yang Terhormat

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berharap bahwa skripsi Saudari:

Nama : Sutiani Nim : 180501203 Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah

Judul : Analisis Strategi Penyaluran Dana Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid-19:Studi Kasus Tahun 2020-2021

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I,

Dr. Baiq El Badriati, M.E.I.

NIP. 197812312008012028

Pembimbing II,

Gatot Suhirman, M.SI NIP. 198712302019031005

(4)
(5)
(6)

MOTTO

Tetap berjuang, nikmati setiap hasil

dan ajarkan diri tentang tidak ada sebuah penyesalan.

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orang tua yang telah membersamai dengan tulus hati. Serta untuk kelurga besarku yang selalu

mendukungku serta menyemangati dalam setiap perjuangan. Dan untuk setiap jenjang pendidikan yang telah dilalui, untuk para guru, untuk para dosen dan setiap sahabat yang telah membersamai, semoga selalu dalam

keberkahan dan lindungan sang Pencipta.s

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah swt. atas kelimpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi Penyaluran Dana Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid- 19:Studi Kasus Tahun 2020-2021”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah saw. serta keluarga, sahabat sampai kepada para pengikutnya yang senantiasa tetap istiqomah sampai akhir zaman.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua orang tua tercinta yang telah mempertaruhkan dan dengan ikhlas mempersembahkan seluruh hidupnya untuk kesuksesan anaknya, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati, selalu berbagi ilmu dan pengalaman, Alhamdulillah hingga sampai titik ini kedua orang tua selalu memberi motivasi dan dukungan. Semoga Allah swt. selalu melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah mereka berikan.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh kerena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan telah memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

2. Bapak Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Ibu Zulpawati M.A selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Bapak Gatot Suhirman, M.SI selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah.

4. Ibu Dr. Baiq El Badriati, M.E.I. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Gatot Suhirman, M.SI selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

(9)

memberikan saran, kritikan, dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Kedua Orang tua saya dan keluarga saya yang tersayang yang selalu mendoakan saya dan memberikan saran yang tiada henti- hentinya sehingga saya bisa sampai dititik ini dan tanpa beliau saya bukan siapa- siapa. Dan terimakasih yang sebesar besarnya atas motivasi, nasihat dan dukungan baik moril dan materil. Terimakasih sudah menjadi orang tua yang sempurna bagi saya.

6. Kepada Sahabat-sahabat saya yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan doa serta semangat kepada saya. Terimakasih untuk canda, tawa dan tangisan yang pernah kita lalui bersama.

7. Kepada teman-teman seperjuangan saya kelas E Ekonomi Syariah, terimakasih telah melukis cerita indah selama kita bersama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan yang sifatnya membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Mataram, 11 Juli 2022 Penulis,

Sutiani

(10)

DAFTAR ISI

Co n ten t

COVER ... i

PEESETUJUAN PEMBIMBING ... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6

E. Telaah Pustaka ... 6

F. Kerangka Teori ... 12

G. Metode Penlitian ... 24

H. Teknik Pengumpulan Data ... 25

I. Teknik Analisa Data ... 26

J. Keabsahan Data ... 27

K. Sistematika Pembahasan... 29

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN ... 31

A. Profil Badan Amil Zakat Kabupaten Lombok Tengah ... 31

1. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah 31 2. Letak Geografis Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah ... 32

3. Visi Dan Misi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah ... 32

4. Program-Program Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah Pra Pandemi Covid-19 ... 33

(11)

B. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah Pada

Masa Pandemi Covid-19 ... 36

1. Pendapatan Badan Amil Zakat Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid-19 ... 36

2. Penyaluran Dana Zakat Badan Amil Zakat Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid-19. ... 38

BAB III PEMBAHASAN ... 43

BAB VI PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 63

(12)

ANALISIS STRATEGI PENYALURAN DANA ZAKAT OLEH BAZNAS KABUPATEN LOMBOK TENGAH PADA MASA

PANDEMI COVID-19: STUDI KASUS TAHUN 2020-2021 Oleh:

SUTIANI NIM 180501203

Abstrak

Pandemi covid-19 merupakan wabah yang menyebabkan banyak sekali permaslahan. Permasalahan yang timbul membuat masyarakat sangat tercekik. Salah satu masalah yang paling mendesak adalah tetang perekonomian. Setalah diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar, maka masalah semakin besar mengenai perekonomian tersebut, khususnya pada daerah Kabupaten Lombok Tengah. Zakat adalah salah satu cara pengurangan ketimpangan, khususnya dalam perekonomian. Hal ini dapat tercapai dengan baik, apabila penyaluran dana zakat itu dilakukan dengan tepat dan untuk mustahik yang tepat. Penyaluran dana zakat ini dilakukan oleh badan amil zakat, terkhusus pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penyaluran dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah pada masa pandemi covid-19 tahun 2020-2021. Adapun fokus masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah analisis tentang strategi penyaluran dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini memfokuskan pada penyaluran dana zakat pada Badan Amil Zakat Kabupaten Lombok Tengah.

Hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah, bahwasanya penyaluran dana zakat pada masa pandemi covid-19 dilakukan dengan penyaluran dana aktif dan fasif. Menggunakan pola yang bersifat produktif dan konsumtif. beberapa inovasi yang dilakukan dalam penyaluran dana zakat tersbut, yaitu dengan mentaati protokol kesehatan, pembatasan periode penerima dan memfokusan program.

Kata Kunci: Penyaluran, Badan Amil Zakat Kabupaten Lombok Tengah, masa pandemi covid-19

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Zakat merupakan ibadah dijalan Allah yang berbentuk harta finansial, yang mana zakat ini termasuk kewajiban agama dan menempati posisi sebagai salah satu dari rukun Islam, yang bila ditinggalkan termasuk dosa besar. Tidak semua harta yang dimiliki wajib dikeluarkan zakatnya, aset yang berupa benda seperti rumah, tanah, kendaraan apabila tidak produktif tidak diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya.1 Namun, hasil panen, ternak, emas dan perak yang ditimbun, barang-barang perniagaan dan lainnya, semua ada ketentuan zakat dengan kewajibannya. Semua itu harus dikeluarkan zakat pada waktunya.2 Bagi harta yang dikeluarkan zakatnya, bisa menjadikannya bersih, berkembang penuh dengan berkah, terjaga dari berbagai bencana dan dilindungi oleh sang Maha Kuasa dari kerusakan, keterlantaran dan kesia-siaan. Dalam masyarakat Islam, zakat bisa mengatasi aspek penting dalam kehidupan, terutama jika mengetahui pengelolaannya, dan mengerti tentang zakat tersebut Allah SWt akan menutup segala celah yang ada pada masyarakat Islam. Anak yatim yang tidak memiliki orang untuk menafkahinya, orang fakir yang tidak memiliki harta untuk memenuhi kebutuhannya, istri dan anak-anaknya, orang bangkrut yang terlilit hutang dan tidak mampu untuk menutupinya, orang yang sedang dalam perjalanan, yang sedang menuntut ilmu dan tak mampu untuk memenuhi pembiayaannya, itu semua akan terselesaikan dengan zakat. Beberapa golongan di atas setelah menerima zakat maka akan dengan senang hati untuk mendoakan dan enggan untuk membuat hal-hal negatif pada masyarakat secara umum. Meskipun diakui

1Sarwat Ahmad, Ensiklopedia Fikih Indonesia Zakat, (Jakarta: Pustaka Utama Jakarta, 2019). hlm. 4

2 Ibid., hlm. 24.

(14)

bahwasannya kesenjangan merupakan sunnatullah yang pasti ada untuk setiap umat.3

Hal-hal di atas merupakan salah satu ayat pada surah At- Taubah ayat 60:4

ىِف َو ْمُهُب ْوُلُق ِةَفَّلَؤُمْلا َو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلا َو ِنْيِكٰسَمْلا َو ِءۤا َرَقُفْلِل ُتٰقَدَّصلا اَمَّنِا ُ هاللّٰ َوِۗ ِ هاللّٰ َنِِّم ًةَضْي ِرَف ِِۗلْيِبَّسلا ِنْبا َو ِ هاللّٰ ِلْيِبَس ْيِف َو َنْيِم ِراَغْلا َو ِباَق ِِّرلا مْيِكَح ٌمْيِلَع

artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang faqir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mukhalaf yang dibujuk batinnya, untuk (memerdekan budak), orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan utnuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah SWT, dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.

BAZNAS merupakan badan amil zakat nasional yang ditunjuk dan diangkat oleh pemerintah non struktural untuk mengelola dana zakat yang beredar dimasyarakat, sedangkan penempatannya terbagi menjadi pusat dan daerah. Untuk penempatan dipusat diberikan BAZNAS pusat, sedangkan untuk daerah diberikan BAZNAS wilayah yang kedudukannya bisa ditingkat kabupaten dan kota. Ketika masuk dan merujuk pada program penghimpunan zakat, sesuai dengan aturan PSAK 109 dan ketentuan DSN MUI serta peraturan BAZNAS bahwa ruang lingkup amil yang berhak untuk menerima dan menyalurkan zakat hanya bagi entitas dari lembaga amil syariah yang kegiatan utamnya adalah mengelolaa dana zakat. Entitas /lembaga syariah yang kegiatan utamnya bukan mengelola dana zakat, tidak diperkenankan untuk mengelola dana zakat. Apabila ada lembaga syariah yang

3Khairuddin. Zakat Dalam Islam Menelisik Aspek Historis Sosiologis Dan Yuridis. (Yogyakatya: Zahir Publishing, 2020).

4 Q.S. At-Taubah, Ayat 60.

(15)

mengelola dana zakat, maka diarahkan utnuk menyalurkan kepada amil zakat yang resmi sesuai dengan fungsi dan tugasnnya.5

Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai virus corona telah menjadi perhatian publik sejak kemunculannya di Tiongkok untuk kali pertama dari awal tahun 2020. Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak negara, termasuk Indonesia. Pandemi covid-19 ini terbukti telah memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia sejak akhir tahun 2019. Dampak ekonomi ini berdampak luas di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian masing-masing daerah terancam, ditambah dengan kondisi daerah yang lebih buruk dari sebelumnya. Angka kemiskinan berpengaruh signifikan positif terhadap total kasus covid-19.6

Nusa Tenggara Barat mengidentifikasi covid-19 pada pertengahan bulan Maret atau lebih tepatnya, pada tanggal 17 Maret 2020. Munculnya pasien covid-19 pertama di Nusa Tenggara Barat, Gubernur Zulkiflimansyah menerangkan masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk tetap tenang, hindari keramain, menjaga kesehatan dengan pola hidup bersih, dan mengurangi aktivitas diluar rumah. Melihat reaksi gubernur NTB dipandang kurang tegas pada kebijakan diawal sehingga penyebaran covid-19 dengan cepat meningkatkan angka positif di NTB. Selanjutnya dengan meningkatnya angka positif kebijakan pemerintah NTB semakin dipertegas dengan pemberlakuan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar. Hal ini tentu berdamapk pada ekonomi masyarakat NTB yang banyak mengandalkan aktivitas ekonomi secara langsung.7

Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini berdampak pada seluruh kabupaten di Nusa Tenggara Barat dengan

5Ahmad Dahlan Malik, Sinergi Pengelolaan Zakat Di Indonesia, (Surabaya:

Scopinco, 2020). hlm. 12.

6Erni Panca Kurniasih, “Dampak Pandemic Covid-19 Terhadap Penurunan Kesejahteraan Masyarakat Kota Pontianak”, (Skripsi, FEBI Universitas Tanjung Pura, Pontianak, 2020).

7Rosiady Husaeni Sayuti Dan Siti Aisyah Hidayat. “Dampak Pandemic Covid-19 Terhadap Ekonomi Masyarakat Nusa Tenggara Barat” Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Vol.2. Nomor. 2, Desember 2021, hlm. 30.

(16)

masalah yang sama yakni dengan keadaan ekonomi. Sangat beresiko dengan pengambilan keputusan ini, karena pasokan bahan baku pokok bagi masyarakat akan terhambat, terutama bahan pangan. Kebijakan ini juga membuat perekonomian masyarakat menjadi memburuk terutama masyarakat menengah ke bawah.8 Kabupaten Lombok Tengah menjadi salah satu kabupaten yang mengalami penurunan pendapatan ekonomi di wilayah Nusa Tenggara Barat, yang mana kabupaten ini menjadi salah satu pusat dari pariwisata, penerbangan, tambak, dan kewirausahaan. Dengan pemberlakuan pembatasan sosail berskala beser ini, jelas membuat banyak sekali penurunan. Berikut ini data kemisikinan masyarakat pada Kabupaten Lombok Tengah.9

Table 1.1 Kemiskinan Kemiskinan

2019 2020 2021

Jumlah Penduduk Miskin (000)

128.82 128.10 131.94

Persentase Penduduk Miskin

13.63 13.44 13.44

Indeks Kedalaman Kemiskinan

2.33 1.42 1.69

Indeks Keparahan Kemiskinan

0.25 0.26 0.35

Garis Kemiskinan (Rp/Kap/bulan)

404.63 421439.00 447200.00

8Mayamesica Sari., Dkk. Pengaruh Covid-19 Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Desa Lantasan Lama Kecamatan Patubrak Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara. Jurnal Manajemen Tool. Vol.13. Nomor 1, Juni 2021, hlm. 5.

9 Badan Pusat Statistic Lombok Tengah, 10 Oktober 2022.

(17)

Berdasarkan latar belakang di atas, memunculkan persoalan tersendiri yang sangat mendesak untuk diteliti, dengan ini peneliti dalam penelitian ini mengangkat tema tentang Analisis strategi Penyaluran Dana Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah Pada Masa Pandemi Covid-19:Studi Kasus Tahun 2020- 2021.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana strategi penyaluran dana zakat BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah pada masa pandemi tahun 2020-2021?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas penulis bertujuan dalam penelitian ini, diantaranya:

Untuk menganalisis startegi penyaluran dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah tahun 2020-2021.

2. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran secara konseptual dan atau teoritis dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ekonomi syariah

b. Manfaat akademik

Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih ilmiah bagi jurasan ekonomi syariah untuk pengembangan penelitian kualitatif, dan juga untuk memberikan yang lebih jelas dan terperinci tentang analisis penyaluran dana zakat pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah tahun 2020-2021.

b. Manfaat praktis

1) Manfaat Praktis Untuk Lembaga

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan hal yang positif untuk lembaga, terkait pekembangan lembaga

(18)

kedepannya (bahan evaluasi, mempromosikan dan memberikan solusi).

2) Manfaat Praktis Untuk Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis untuk mampu meneliti lalu menuangkannya dalam bentuk sebuah karya dan untuk mahasiswa jurusan ekonomi syariah agar bisa mengimplementasikan kemampunnya dalam bidang kepenulisan.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Agar penelitian ini lebih jelas dan tepat, peneliti memberikan batasan masalah dalam melakukan penelitian, yang difokuskan kepada strategi penyaluran dana zakat BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah pada masa pendemi covid-19. kemudian memberikan pengetahuan terkait dengan strategi pengembangan badan amil zakat Kabuaten Lombok Tengah.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian ini dilaksankan pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah, yang secara admistrasi terletak di Lenek, Kecamatan Praya, jalan Rinjani no. 16 Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

E. Telaah Pustaka

Zakat merupakan salah satu topik yang selalu hangat untuk diperbincangkan dalam masyarakat maupun dalam akedemisi, karena dengan pengelolaan zakat yang baik maka akan menunjang beberapa kemudahan dan ketimpangan sosial lainnya. Beberapa pembahasan tentang zakat pada taraf akedemisi (penelitian) antara lain:

1. Buku yang ditulis oleh Ahmad Sudirman Abbas, berjudul “Zakat:

Ketentuan dan Pengelolaannya”, dicetak pada tahun 2017 di Jawa Barat oleh CV. Anugrah Berkah Sentosa dengan jumlah halaman 188 lembar.

(19)

Dalam buku ini memaparkan segala seluk beluk pelaksanaan kewajiban agama berupa zakat, ditentukan syarat- syarat muzakki (orang yang berzakat) dan juga syarat-syarat harta yang dizakati, pembahasan tentang asnaf atau mereka yang berkewajiban mengeluarkan zakat, syarat-syarat zakat, hukum zakat dan semacamnya.

Buku yang dikarang oleh Ahmad Sudirman Abbas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. kelebihannya, dalam buku Ahmad Sudirman Abbas dan peneliti sama-sama membahas tentang zakat dalam Islam. Sedangkan kekurangannya, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini lebih signifikan pada masa pendemi covid-19 pada tahun 2020-2021.10

2. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam oleh Eka Suci Fitriani yang berjudul strategi penyaluran dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) dalam program sebar sembako pada masa pandemic civod-19 di BAZNAS Provensi Bali.

Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui Strategi Penghimpunan ZIS Dan Penyaluran ZIS Dalam Program Sebar Sembako Pada Masa Pandemi Covid-19 di Baznas Provinsi Bali.

Metode penelitian ini dengan kualitatif deskriptif. Informan 10 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive.

Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, penyimpulan dan verifikasi serta kesimpulan akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

(1) Strategi penghimpunan ZIS oleh Baznas meliputi Sosialisasi kepada Instansi pemerintah tingkatI,lembaga keuangan, dan majelis ta’lim, mengirimkan laporan pertanggung jawaban keuangan, mempromosikan program melalui tiga media yaitu media cetak, media sosial, dan media elektronik, memberi pelayanan pembayaran ZIS dengan cara pembayaran langsung, jemput zakat, membentuk UPZ di lembaga pemrintahan

10 Ahmad Sudirman Abbas, Zakat : Ketentuan Dan Pengelolaannya. (Bogor:CV.

Anugrah Berkah Sentosa.2017).

(20)

dan swasta, membuka rekening di beberapa Bank, scan barcode dan menjalin hubungan yang baik dengan muzaki/donatur, (2) Strategi penyaluran ZIS meliputi kepatuhan terhadapketentuan syariah dan sesuai dengan UU, mengikuti protokol penanganan

Covid-19 dengan physical

distancing, social distancing, dan penggunaan masker, pendekatan penyaluran antara push app11

Jurnal yang dibuat oleh Eka Suci Fitrianti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki beberapa kelenbihan dan kekurangan. Kelebihannya, penelitian Nuzulia dengan peneliti sama-sama meneliti tentang penyaluran dana zakat pada masa pandemi covid-19, kemudian metode penelitian yang digunakan juga sama, yakni metode kualitatif diskriptif.

kekurangannya, penelitian Eka ini terfokus pada penyaluranda dana zakat dalam bentuk sembako yang dilakukan pada msa pandemic covid-19, sedangkan peneliti fokus pada penyaluran dana zakat saja pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2020-2021.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Erika Amelia dalam artikel ekonomi Islam, berjudul “Penyaluran Dana Zakat Produktif Melalui Pola Pembiayaan (Studi Kasus BMT Binsul Ummah Bogor)”. Dalam artikel ini peneliti bertujuan untuk mempelajari secara ilmiah tentang evaluasi dana zakat distribusi pola produktif melalui, pembiayaan badan nasional atthe untuk amil zakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, bahwasannya BAZNAS amal produktif telah diberikan dana sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintah Islam. Konsep pembiayaan bekerja dana bergulir modal yang digunakan oleh BAZNAS (dalam hal ini mengacu pada BMT Binsul Ummah dalam distribusi) menjadi konsep yang cukup kuat untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin tanpa budaya yang berkembang konsumerisme. Karena salah satu tujuan utama adalah

11 Eka Suci Fitrianti, Strategi Penyaluran Zakat, Infak Dan Sedekah (ZIS) Dalm Program Sebar Sembako Pada Masa Pandemic Covid-19 Di BAZNAS Provnesi Bali, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 5, No. 1, Tahun 2020.

(21)

untuk membantu distribusi kondisi ekonomi sedekah mustahik yang kebanyakan miskin.

Artikel yang disusun oleh Erika Amelia ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diantara persamaanya, Erika dan peneliti berperan sama dalam hal objek dalam penelitian yakni zakat.

Tetapi perbedaanya adalah Erika meneliti tentang zakat produktif dengan pola pembiayaan dan terfokus pada BMT Binsul Ummah yang berda di Bogor, sedangkan peneliti meneliti tentang penyaluran dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengan yang terfokus pada masa pandemi covid-19 tahun 2020-2021.12 4. Penelitian yang dilakuakan oleh Yuspita Sari dengan judul

penyaluran dana zakat produktif dan pembinaan sumber daya insani terhadap kesejahteraan mustahik UMKM pada masa pandemic covid-19 di LAZISMU Kota Medan.

Tujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Penyaluran Danazakat Produktif dan Pembinaan Sumber Daya Insani Terhadap Kesejahteraan Mustahik UMKM Pada Masa Pandemi Covid-19, Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian

Kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner,Populasi dalam penelitian ini berjumlah 78 orang data yang diperoleh dari jumlah mustahik yang mendapatkan dana zakat produktif di LAZISMU Kota Medan, sempel dalam

penelitian ini

berjumlah 78 orang penerima manfaat, dengan menggunakan sampling jenuh, penelitian inimenggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel Penyaluran Dana Zakat Produktif berpengaruh yang kuat terhadap KesejahteraanMustahik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar 4,454> t table sebesar 1,992 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001< 0,05. Sehingga membuktikan bahwa

12 Erika Amelia, “Penyaluran Dana Zakat Produktif Melalui Pola Pembiayaan (Studi Kasus BMT Binaul Ummah Bogor)”, Artikel Ekonomi Islam. Vol. 1. No. 2.Oktober 2012.

(22)

H1diterima.Variabel Pembinaan Sumber Daya Insani berpengaruh terhadap KesejahteraanMustahik. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar 3,578> t tabel sebesar 1,992 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005< 0,05. Sehingga membuktikan bahwa H2 diterima.Variabel Penyaluran Dana Zakat Produktif dan Pembinaan Sumber Daya Insani berpengaruh secara simultan terhadap Kesejahteraan Mustahik. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 6,686> F tabel sebesar 3,12 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002< 0,05. Sehingga membuktikan bahwa H3 diterima. Dalam Uji Koefisien Determinasi menunjukkan bahwa Penyaluran Dana Zakat Produktit dan Pembinaan Sumber Daya Insani ( Variabel bebas) memiliki pengaruh terhadap Kesejahteraan Mustahik (Variabelterikat)sebesar 65.1%.

Dari pemaparan di atas penelitian yang dilakukan oleh Yuspita Sari ini memiliki kelebihan dan kekurangan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Diantara kelebihannya, Yuspita Sari dan penulis sama-sama membahas tentang penyaluran zakat pada masa pandemic covid-19. Sedangkan untuk perbedaanya, Yuspita memiliki metode penelitian yakni kuantitatif dan penelitiannya terkait dengan penyaluran dana zakat untuk peningkatan kesejahteraan UMKM di Kota Medan, kemudian untuk objek penelitian juga lebih kepada zakat produktif. Sedangkan penulis hanya meneliti tentang bagaimana penyaluran zakat pada badan amil zakat nasional kabupaten Lombok Tengah pada masa pandemi covid-19.13

5. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam oleh Nuzulia, yang berjudul Anlisis Pengelolaan Zakat di Masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif yakni upaya memahami konsep yang ditemukan dalam proses penelitian, dengan

13Yuspita Sari, “Penyaluran Dana Zakat Produktif Dan Pembinaan Sumber Daya Insani Terhadap Kesejahteraan Mustahik UMKM Pada Masa Pandemic Covid-19 Di LAZISMU Kota Medan Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. (Jurusan Ekonomi Syariah,Fakultas Syaiah Dan Hukum. Universitas Negri Sultan Syarif Kahsim Riau Pecan Baru. 2019)”.

(23)

menggunakan tehnik analisis isi dan penelitian kepustakaan. Hasil dalam penelitian ini adalah, zakat pada masa pandemi menjadi salah satu dana yang digunakan untuk mendirikan ruang isolasi, penyemprotan disinfektan, dan pemberian edukasi kepada masyarakat. Selain itu juga zakat membantu memulihkan kondisi ekonomi akibat virus covid-19 seperti bantuan sembako,uang tunai untuk bekerja serta bantuan untuk karyawan dan pekerja yang diberhentikan.14

Jurnal yang dibuat oleh Nuzulia dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya, penelitian Nuzulia dengan peneliti sama-sama meneliti tentang penyaluran dana zakat pada masa pandemi covid-19, kemudian metode penelitian yang digunakan juga sama, yakni metode kualitatif diskriptif.

Perbedaanya, penelitian Nuzulia ini hanya terfokus pada pemberhentian rantai penyebaran covid-19 dan perbaikan ekonomi pada masa pandemi, sedangkan peneliti fokus pada penyaluran dana zakat pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2020-2021.

14 Nuzulia. “Analisis Pengelolaan Zakat Di Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 7. No. 3. 2021.

(24)

F. Kerangka Teori

1. Zakat Dan Penyaluran Zakat a. Zakat

Motivasi Islam dalam hal kepemilikan harta kekayaan didasarkan atas kepentingan individu dan kepentingan sosial.

Kepentingan individu adalah kepentingan yang sifatnya unutk memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan dan keluarga.

Jaminan hari tua serta untuk memenuhi kebutuhan spiritual dalam menjalankan kewajiban ibadah kepada-Nya, seperti zakat, berhaji, dan ibadah-ibadah lainnya yang membutuhkan harta.

Sedangkan kepentingan sosial merupakan kepentingan untuk memenuhi kewajiban yang bersifat sosial, seperti memberikan zakat, infak, shadaqah, dan sumbangan sosial lainnya.15 Namun, sebagian orang belum dapat mencapai keinginan untuk pribadinya. Penyebabnya tentu beragam, ada diantaranya yang tidak mendapatkan lapagan pekerjaan. Para petani kurang lahan atau malahan tidak memiliki lahan sama sekali. Sebagai akibatnya terjadilah penganggguran, baik dari kalangan yang berpendidikan rendah, maupun kalangan orang yang bependidikan tinggi. Dalam permasalahan ini umat Islam wajib menuntaskan hal-hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan membayar zakat.

Secara bahasa zakat berarti tumbuh dan bertambah.

Namun dalam pengertianya berbeda-beda, jika dikatakan zakat al-zar artinya tanaman yang itu tumbuh dan bertambah. Jika dikatakan sebagia zakat al-nafaah maka artinya tanaman itu tumbuh dan bertabambah. Menurut Ali Hasan dalam bukunya zakat dan infak menjelaskan bahwa zakat berarti suci, tumbuh, bertambah dan berkah. Sedangkan pengertian zakat dalam UU No.23 Tahun 2011, menyatakan bahwa, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan menurut terminologi (syara’) zakat

15Syahril Jamil, “Priorotas Mustahiq Zakat Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash- Shiddieqy”.2015. hlm. 146.

(25)

adalah sambungan aktivitas (ibadah) untuk mengeluarkan sebagian harta dan bahan makanan utama sesuai dengan takaran tertentu.16

Menurut Mannan, zakat adalah proses dan pusat keuangan negara Islam, yang meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi. Dalam bidang moral, zakat berusaha mengikis habis ketamakan dan keserakahan orang kaya, sedangkan dalam bidang sosial, zakat berperan sebagai alat khas yang dilakukan dalam Islam untuk menghapus kemiskinan dari masyarakat dan menyadarkan orang-orang kaya akan tanggung jawab sosial yang mereka miliki terhadap sesama. Begitu juga zakat dalam bidang ekonomi merupakan salah satu cara dalam mencegah pemupukan kekayaan ditengah segelintir orang saja, sehingga terjadilah ketimpangan sosial yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Zakat bisa dikatakan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi ketimpangan dalam bidang ekonomi, sosial dan moral. Apabila zakat dapat dikelola dengan baik, potensi zakat bisa dikatakan luar biasa pada wilayah yang memiliki mayoritas masyarakat muslim, salah satu contoh pada Negara Indonesia.

Zakat dalam Islam secara garis besar dikategorikan menjadi dua macam yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah dikeluarkan sekali setahun yaitu Bulan Ramadhan, zakat fitrah diwajibkan kepada setiap umat muslim baik laki-laki, perempuan, anak-anak dan hamba sahaya. Adapun hikmah diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah ini adalah sebagai penyucian diri bagi orang-orang yang berpuasa dari kebathilan dan kotoran, untuk memberikan makan pada orang-orang miskin, serta sebagai rasa syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan ibadah puasa pada bulan Ramadhan

Sementara zakat mal adalah zakat yang dikeluarkan dari setiap harta yang dimiliki oleh umat muslim apabila telah mencapai nisab dan genap dimiliki setahun. Zakat harta meliputi:

zakat mas, zakat perak, zakat uang, zakat perdagangan, zakat

16Makhda Intan Sausi. “Skala Prioritas Penentuan Mustahiq Zakat Di Lembaga Amil Zaka (LAZ) Ummat Sejahtera Ponogoro”. Vol. 2. Nomor 1. Juni. 2021.

(26)

pertanian, zakat pendapatan, zakat madu dan segala sesautu yang dihasilkan dari binatang, zakat profesi, zakat barang temuan dan barang tambang.17

b. Dasar Hukum Zakat Dan Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

Dalil yang menjadi dasar hukum pendistribusian zakat adalah firman Allah SWT dalam Al-quran surah at-Taubah ayat 60, yang artinya:

اَمَّنِا ُتٰقَدَّصلا ِءۤا َرَقُفْلِل ِنْيِكٰسَمْلا َو َنْيِلِماَعْلا َو اَهْيَلَع ِةَفَّلَؤُمْلا َو ْمُهُب ْوُلُق ىِف َو ِباَق ِِّرلا َنْيِم ِراَغْلا َو ْيِفَو ِلْيِبَس ِهاللّٰ ِنْبا َو ًةَضْي ِرَفِِۗلْيِبَّسلا َنِِّم ِهاللّٰ ُهاللَّٰو ِۗۗ ٌمْيِلَع مْيِكَح

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yag dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang- orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibakan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.18

Ayat di atas menunjukan bahwa yang berhak menerima zakat 8 asnaf.

Diriwayatkan oleh al-jamah dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah SAW pernah berkata kepada Muadz bin Jabbal ketika beliau mengutusnya ke Yaman, jika mereka menuruti perintahmu untuk itu ketetapan atas mereka untuk megeluarkan zakat beritahukanlah kepada mereka bahwasannya Allah swt mewajibkan kepda mereka untuk mengeluarkan zakat yang diambil dari orang-orang mereka dan diberikan lagi kepada orang- orang fakir diantara mereka”.19

17 Eka Tri Wahyuni. Pembagian Zakat Fitrah Kepada Mustahiq: Studi Komperatif Ketentuan Asnaf Menurut Imam Syafi’i Dan Imam Malik.

18 Q.S At-Taubah Ayat 60

19 Wahab Al Zuhaily,2005, Hlm. 276-278.

(27)

Dalil ini menunjukan bahwa zakat di ambil oleh imam dari orang-orang muslim yang kaya, kemudian dibagikan olehnya kepada orang-orang fakir. Pembagian zakat kepada kaum fakir dalam riwayat tersebut dijadikan dasar bagi Mazhab Maliki bahwa zakat boleh dibagikan kepada satu kelompok saja.

Mazhab Syafi’i, mengatakan zakat wajib dibagikan atau dikeluarkan kepada 8 asnaf baik itu zakat fitrah atau zakat mal berdasarkan Al-Qur’an Surah At-taubah ayat 60 tersebut. Ayat di atas menisbatkan kepemilikan zakat oleh kelompok-kelompok itu dinyatakan oleh huruf lam yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, kemudian masing-masing kelompok memiliki hak yang sama kemudian dihubungkan dengan huruf wawu (salah satu kata sedang yang berarti dan) yang menunjukan kesamaan tindakkan. Oleh karena itu semua bentuk zakat adalah milik semua kelompok itu, dengan hak yang sama.20

Adapun 8 asnaf yang dimaksud di atas , dalam bahasa dinamakan dengan mustahik zakat. Mustahik zakat adalah orang- orang yang berhak menerima harta zakat. Diantara golongan yang berhak menrima zakat adalah sebagai berikut:

1. Faqir

Terdapat perbedaan interpretasi ulama fiqih dalam mendefinisikan orang faqir (al-faqr jamkanya al-fuqara).

Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa orang fakir adalah orang yang tidak memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun menurut sebagian ulama fiqih adalah orang-orang yang tidak mempunyai harta atau penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papannya, serta segala keperluan pokok lainnya, baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga dan orang- orang yang menjadi tanggunganya.

2. Miskin

Dalam mendefinisikan orang miskin (al-miskin jamaknya al-masakin), menurut Imam Abu Hanifah, orang miskin adalah orang yang memilik pekerjaan tetap tetapi

20 Ibid.,

(28)

tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Jumhur ulama berpendapat bahwasannya miskin adalah orang yang memiliki penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan tanggungannya, tetapi penghasilan itu belum bisa mencukupi.

Islam sangat meperhatikan nasib fakir dan miskin ini.

Hal ini terbukti dengan adanya ayat-ayat Al-qur’an dan Hadis Nabi SAW yang memerintahkan umat Islam memperhatikan nasib mereka. Usaha-usaha Islam untuk meningkatkan kesejahteraan fakir dan miskin yakni dengan memberikan mereka zakat. Kemudian fakir dan miskin adalah dua golongan yang paling berhak menerima zakat diantara golongan delapan asnaf.

3. Amil

Yakni orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat, menyimpannya, membagikannya kepada yang berhak dan mengerjakan pembukuannya. Mereka itu adalah kelengkapan personil dan finansial untuk mengelola zakat.

a) Mereka diangkat oleh pemerintah atau memperoleh izin darinya atau dipilih oleh instansi pemerintah yang berwenang atau oleh masyarakat islam untuk memungut dan membagikan serta tugas lain yang berhubungan dengan zakat, seperti penyadaran, penyuluhan tentang pentingnya zakat, menerangkan sifat-sifat harta yang wajib dizakati, membincangkan tentang golongan- golongan yang berhak menerima zakat (mustahik) mengalihkan, menjaga serta menginvestasikan dana zakat sesuai dengan ketentuan.

b) Tugus-tugas yang diberikan kepada amil zakat ada yang bersifat pemberian kuasa (karena berhubungan dengan tugas pokok dan kepemimpinan) yang harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh para ulama fiqih, antara lain muslim, laki-laki, jujur, dan mengetahui hukum zakat.

c) para amil zakat berhak memiliki bagian zakat dari kouta amil yang diberikan oleh pihak yang mengangkat mereka,

(29)

dengan cacatan bagian tersebut tidak melebihi dengan upah yang pantas, walaupun mereka orang fakir. Dengan penekanan supaya total gaji para amil tidak lebih dari seperdelapan zakat (13,5%).

d) Para amil zakat tidak diperkenankan untuk menerima sogokan, hadiah, atau hibah, baik dalam bentuk uang atau barang. Melengkapi gedung dan admistrasi suatu badan amil zakat dengan segala peralatan yang diperlukan bila tidak dapat diperoleh dari kas pemerintah, hibah atau sumbangan lain, maka dapat diambil dari kouta amil sekedarnya dengan catatan bahwa sarana tersebut harus berhubungan langsung dengan pengumpulan, penyimpanan dan penyaluran zakat atau berhubungan dengan peningkatan jumlah zakat.

e) Instansi yang mengangkat dan mengeluarkan surat izin beroperasi suatu badan amil zakat berkewajiban melaksanakan pengawasan untuk meneladani Sunnah Nabi SAW dalam melakukan tugas control terhadap para amil harta zakat yang ada ditangannya dan bertanggung jawab mengganti kerusakan yang terjadi akibat kecerobohan dan kelalaiannya. Para petugas zakat harus mempunyai etika keislaman secara umum.

4. Muallaf

Yakni golongan yang berusaha untuk dirangkul dan dikukuhkan hatinya dalam keislaman disebabkan belum mantapnya keimanan mereka atau untuk menolak bencana yang mungkin mereka lakukan terhadap umat muslim dan mengambil keuntungan yang mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan mereka.

5. Memerdekakan budak

Memerdekakan budak menurut istilah Syara’ riqab ialah budak atau hamba sahaya. Budak dinamakan raqaba atau riqab, karena dia dikuasai sepenuhnya oleh tuannya sehingga dengan diberikan bagian zakat tujuannya agar mereka dapat melepaskan dirinya dari belenggu perbudakan.

(30)

Zakat bisa digunakan untuk memerdekakan budak, yakni dengan:

a) Membantu para budak mukatab, yaitu budak yang sedang menyicil pembayaran sejumlah tertentu untuk pembebasan diri dari majikannya agar dapat hidup bebas dan merdeka.

b) Atau dengan membeli budak lalu dimerdekakan.

6. Gharim

Mereka adalah orang-oarang yang terlilit hutang. Ada dua macam gharim, yaitu orang yang terlilit hutang untuk kemaslahatan pribadi yang dibolehkan oleh syara’ dan orang yang terlilit hutang untuk kemaslahatan masyarakat seperti untuk menurunkan dua pihak yang bermusuhan.

7. Fisabilillah

Menurut Mazhab Hanafi adalah pejuang fakir yang terjun dalam perperangan. Mereka diberi harta zakat agar data membantu keperluan yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Maka pejuang yang kaya harta tidak diberikan zakat Karena mereka sudah dapat mencukupi dirinya sendiri.

Menurut Syatut dalam menafsirkan fisabilillah dengan kemaslahatan umum bukan milik pribadi, tidak hanya untuk dimanfaatkan oleh seseorang, pemiliknya hanya untuk Allah dan kemanfaatannya hanya untuk makhluk Allah, yang paling utama adalah untuk mempersiapkan perang melawan orang-orang jahat.

8. Ibnu Sabil

Merupakan pemberian harta zakat kepada orang- orang yang berpergian didaerah asing. Jika dia kaya maka, harta yang dia ambil adalah sebagai pinjaman yang akan dikembalikan setelah kembali ke daerahnya dan apabila ia fakir maka tidak wajib untuk mengembalikannya. Orang tersebut diberi zakat sebesar apa yang mencukupi dirinya kembali kepada daerah asalnya21.

21 Ibid.,

(31)

Pihak lain yang dalam zakat adalah muzakki, muzakki merupakan orang atau pihak yang melakukan pembayaran zakata. Dengan begitu maka muzakki adalah mereka yang hartanya dikenakan kewajiban zakat. Pembayaran zakat disyaratkan harus seorang muslim dan tidak disyaratkan balight atau berakal menurut pendapaat mayoritas ulama yang ada. Adapun kewajiban muzakki antara lain:

a. Mencatat zakat dengan benar.

b. Menghitung zakat kepada amil zakat.

c. Membayar zakat pada amil zakat.

d. Meniatkan membayar zakat kepda Allah SWT.

e. Melafalkan akad pada saat membayar zakat

f. Menunaikan infak dan sedekah jika harta masih berlebih.22

Permasalahan yang sering muncul dalam masyarakat kita yaitu kepada siapa zakat itu akan disalurkan. Lebih utama disalurkan langsung oleh muzakki kepada mustahik, atau sebaliknya melalui amil zakat. Terkadang orang sudah merasa sudah menyalurkan zakat kepada mustahik, padahal ternyata yang menerima bukan mustahiq yang sesungguhnya, hanya karena kedekatan emosional maka ia memberi zakat kepadanya. Disisi lain tingkat kepercayaan masyarakat kepada b adan atau instansi pemerintah dan pengelolazakat masih rendah.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan terkait hal-hal yang mempengaruhi muzakki dalam membayar zakat, antara lain:

a. Religiulitas atau pemahaman

Kurangnya pemahaman seseorang tentang agama khususnya tentang zakat, merupakan salah satu faktor utama bagi orang-orang kaya yang tidak terlalu mengenal agama, pemahaman disini adalah pengertian umat islam tentang lembaga zakat tersebut. Pengertian

22Ita Pangestu, “Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Muzzaki Membayar Zakat Di Lembaga Amil Zakat Kota Semarang.” (Skripsi, Jurusan Akuntansi.

Fakultas Ekonomi Universitas Negri Semarang).

(32)

mereka sangat terbatas jika dibandingkan dengan pemahaman mereka terhadap shalat dan puasa. Mereka hanya mengetahui hal yang bersifat duniawi sehingga mereka tidak memiliki kesadaran untuk berzakat. Tidak mungkin orang melakukan sesuatu tanpa mengetahui dasarnya.

Dengan demikian, pemahaman seseorang terhadap norma-norma syariat, khusus terkait dengan kewajiban zakat, sangat mempengaruhi kesadaran seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada mustahiq.

Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin tinggi pula kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan objek tertentu.

b. Kepercayaan

Kepercayaaan (trust dan belief) merupakan keyakinan bahwa tindakan orang lain atau suatu kelompok konsisiten dengan kepercayaan mereka.

Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif. Kepercayaan juga penilaian atas kredibilitas pihak yang dipercaya dalam menyelesaikan kewajiban- kewajiban, untuk membangun sebuah kepercayaan diperlukan tujuan core values, yaitu sebagai berikut:

1) Keterbukaan 2) Kompeten 3) Kejujuran 4) Integritas 5) Akuntabilitas 6) Penghargaan.

Terlaksannya pembayaran zakat pada lembaga pengelola zakat merupkan salah satu bukti penting akan kepercayaan suatu organisasi. sehingga muzakki merasa aman menitipkan uangnya kepada lembaga amil zakat.

Dengan demikian, masyarakat akan lebih berkomitmen

(33)

terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan menjadikannya sebagia pilihan utama dalam berzakat.

c. Pendapatan

Pendapatan ialah tambahan harta yang diperoleh dari sumber yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pemdapatan dapat bersifat material, seperti tanah atau nonmaterial seperti pekerjaan atau bisa dari keduanya.

Islam telah mewajibkan zakat atas kekayaan, juga mewajibkan zakat atas pendapatan. Contohnya kewajiban zakat atas pendapatan pertanian, hasil barang tambang, dan juga hasil dari pekerjaan bebas, termasuk didalamnya gaji/upah, honorarium dan hasil-hasil lain yang diperoleh dari berbagai pekerjaan atau usaha.

Dengan demikian, pendapatan seseorang sangat mempengaruhi untuk mengeluarkan zakat, karena pendapatan memiliki hubungan megenai apakah harta tersebut sudah mencapai nishab atau belum, disamping pula berpengaruh terhadap besar jumlah zakat yang akan dikeluarkan oleh muzzaki.23

2. BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) a. Pengertian BAZNAS

Pemerintah telah membentuk Undang-Undang No, 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Undang-undang ini memuat tentang pengelolaan zakat yang trasparan dan terorganisir dengan baik, trasparan dan professional dilakukan oleh amil resmi yang ditunjuk oleh pemerintah, baik lembaga amil zakat (LAZ) maupun badan amil zakat nasional (BAZNAS).24

Badan amil zakat nasional merupakan lembaga pemmerintah non-struktural yang mandiri dan bertanggung

23 Ngain Naini Nangimah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Muzakki Dalam Membaar Zakat (Study Kasus Di Panti Asuhan Budi Utomo 16c Kota Metoro).

(Skripsi.Ekonomi Syariah. Ekonomi Dan Bisnis Syariah. Istitut Agama Islam Negri Metro.

2018).

24 Muhajirin, Dkk. Analisa Pendistribusian Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lombok Baret. Vol.3. Nomor 1. Mei 2021. Hlmn

(34)

jawab kepada Presiden RI, yang dibentuk dengan keputusan Presiden (Keppres) RI No. 8 tahun 2011 tanggal 17 Januari 2001.

Badan amil zakat nasional berwenang melaksankan tugas pengelolaan zakat secara nasional, melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pelaporan dan pertanggung jawaban atas pengumpulan, pendistribusian dan perdayagunaan zakat.

Diantara fungsi badan amil zakar nasional anatra lain:

a. Perencanaan pengelolaan zakat nasional b. Pengumpulan zakat nasional

c. Pendistribusian dan pemberdayaan zakat nasional

d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan zakat nasional

e. Pemberina pertimbangan pembnetukan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota;

f. Pemberian pertimbangan pengangkatan unsur pimpinan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota;

g. Pengesahan hak amil dan RKAT BAZNAS provensi dan BAZNAS kabupaten/kota;

h. Pemberian rekomendasi izin pembentukan LAZ.

Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwa tujuan pengelolaan zakat nasional yaitu:

a. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Sasaran badan amil zakat nasional antara lain:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada muzzaki, mustahik, dan stakeholder lainnya;

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zkat melalui OPZ resmi;

c. Meningkatkan pertumbuhan pengumpulan zakat nasional;

d. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap mustahik dan penerimana manfaat ZIS-DSKL;

(35)

e. Meningkatkan manfaat ZIS-DSKL dengan upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan umat, dan pengurangan kesenjangan sosial;

f. Meningkatkan kualitas dan pelaksanaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKK-NI) sektor zakat;

g. Meningkatkan pengakuan masyarakat dunia atas pengelolaan zakat Indonesia.

Indikator sasaran badan amil zakat nasional antara lain:

a. Opini kantor akuntan publik atas laporan keuangan ;

b. Sertifikasi sistem menejemen ISO 9001 (mutu), 27001 (keamanan informasi), 370001 (anti penipuan), 45001 ( kesehatan dan keselamatan kerja), 31000 (resiko), 19600 (kepatuhan),;

c. Opini auditor kesesuaina syariah;

d. Nilai laporan dan akuntabilitas kinerja;

e. Jumlah penghargaan pemerintah dan publik atas kinerja BAZNAS;

f. Nilai dalam laporan impelemntasi keterbukaan informasi publik

g. Pertumbuhan jumlah muzakki secara nasional.25 3. Masa Pandemi Covid-19

Pada awal tahun 2020, pertumbuhan ekonomi dunia mengalmai penurunan, termasuk Indonesia. Hal tersebut dikarenakan adanya wabah virus corona yang berasal dari Cina.

Pandemi covid-19 memberikan implikasi ekonomi, sosial, politik, dan kesehatan hampir diseluruh negara, termasuk di Indonesia.

Dampak ekonomi akibat pandemi covid-19 juga dirasakan sektor usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dampak tersebut sangat berpengaruh signifikan terhadap UMKM Indonesia.

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menghentikan rantai covid-19 telah menjadi ancaman bagi para pengusaha, karena telah terjadi penurunan permintaan secara signifikan dan akses yang sangat terbatas menjadikan distribusi mereka terhambat. Menurut Deputi Restruktusasi usaha kemetrian koperasi dan usaha kecil

25Http:///Baznasntb.Go.Id. Tanggal 24 Maret 2022.

(36)

menengah menyampaikan, sebanyak 2.322 koperasi dan 185.184 pelaku usah UMKM terdampak pandemic covid-19.26

G. Metode Penlitian

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan dengan cara ilmiah yang rasional, empriris dan sistematis yang digunakan pada suatu disiplin ilmu untuk melakukan penelitian. Rasional berarti penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, empiris berarti cara yang dilakukan dapat diterima oleh indra manusia, dan sistematis berarti proses yang dilakukan dalam meneliti itu menggunakan langkah yang logis, yang akan dilakukan pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah.

1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa ucapan, tulisan dan perilaku orang yang diamati. Pendekatan kulalitatif diharapakan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan organisasi tertentu yang dikaji dari sudut pandang utuh, komperehensif, dan kholistik.27

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian diskriptif. Jenis penelitian diskriftif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai situasi sosial dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan yang diteliti.28 Jenis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah hasil yang dapat dikomsusi oleh publik dan mampu memberikan sumbangsih yang baik.

26Muhammad Danuludin, Dkk. “Implementasi Pendistrubusian Zakat Produktif Unutuk Usah Milik Mustahiq Di Era Civid-19: Studi Kasus Program Bogor Berkah BAZNAS Kota Bogor”. Vol. 4. Nomor 1. 2021. Halaman 101.

27Andra Tersiana, Metode Penelitian, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017), hlm.

6-10.

28 Http:/Retnofni.Blogspot.Com/2015/10/Jenis-Dan-Pendekatan-Penelitian.Html.

16.04. 2022.

(37)

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung sebagai instrumen kunci dalam melakukan observasi, mengamati langsung objek yang akan diteliti. Dalam hal ini, peneliti melalui pengamatan secara langsung dan wawancara dengan pihak yang terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan mengenai analisis penyaluran BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah pada masa pandemi covid-19 studi kasus tahun 2020-2021.

3. Sumber Data dan Jenis Data a. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari pihak- pihak, seperti pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah, pegawai Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah, buku, jurnal, sosial media dan beberapa sumber terkait dengan tema penelitian tersebut.

b. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ada dua yaitu :

1) Data primer ini diperoleh oleh peneliti melalui wawancara dan observasi yang akan dilakukan pada pihak penyaluran dana zakat dan pihak pengumpulan dana zakat BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah.

2) Data skunder yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah bersumber dari kepustakaan, catatan, dan dokumen dari BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode atau tehnik dalam pengumpulan data. Berikut ini beberapa tehnik dalam pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti:

1. Wawancara.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawacara berstruktur. Wawancara berstruktur, bersenrtal, atau berfokus dari pertanyaan umum dalam area yang telah tersusun rapi pada

(38)

penelitian. Wawancara ini selalu diikuti oleh kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakap dalam wawancara.29

Dalam penelitian ini peneliti memiliki satu kata kunci untuk terlaksanya penelitian yakni penyaluran (penyaluran dana zakat pad BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah). Selain itu juga peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang mencakup garis besar dalam permasalahan yang akan diteliti.

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakna tehnik pengumpulan data melalui dokumentasi untuk mendapatkan informasi tentang profil BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah, struktur organisasi dan informasi lainnya.

I. Teknik Analisa Data

Analisa data kan dilakukan oleh peneliti terkait dengan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan pada BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah yang berkaitan dengan penyaluran dana zakat pada masa pandemi covid-19.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interatktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.30

a. Data reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk ini maka sangat diperlukan pencatatan secara teliti dan terperinci. Mereduksi data artinya, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

b. Data display (penyajian data)

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya ialah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk urain singkat, bagan, hubungan anatar

29 Ibid., hlm. 35-40.

30 Sugiono, Metode…,hlm. 246-249.

(39)

kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion drawing/verification

Langkah berikutnya dalam analisa data menurut Mile dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian kulaitatif merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan bisa berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesisi atau teori.31 J. Keabsahan Data

Dalam menyajikan data atau informasi yang sudah dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh pembaca yang kritis dan dapat diterima oleh orang-orang yang memberikan informasi yang dikumpulkan selama penelitian berlangsung.

Uji keabsahan data dalam penelitian kulalitatif meliputi uji credibility, uji transferability, uji depenabality dan uji confirmability.

1. Uji credibility (validasi internal)

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data asli penelitian yang disajikan agar tidak diragukan lagi sebagai sebuah karya ilmiah, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

c. Perpanjangan pengamatan, peneliti adalah instrument kunci yang harus terlibat langsung dalam pengumpulan data dilapangan. Keikutsertaan peneliti tidak hanya dalam waktu singkat, namun memerlukan perpanjangan dalam penelitian yang akan dilakukan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

d. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamtan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut jelas

31 Sugiyono, Metode Penelitian...,hlm. 246-249.

(40)

kepastian data urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti serta sistematis.

e. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan/pemeriksaan data dari berbagai sumber, dengan berbaga cara dan berbagai waktu, sehingga terdapat triangulasi sumber, triangulasi tehnik dan triangulasi waktu. Tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber saja, dimana yang dimaksud dengan triangulasi sumber adalah dilakukan untuk mengecek kembali data yang diperoleh dari berbagai sumber.

f. Diskusi dengan teman sejawat, bertujuan untuk memperoleh pemeriksaan, kritikan dan pandangan atas hasil penelitian sehingga sampai pada tingkatan kepercayaan dan kebenaran dari data hasil penelitian.

g. Analisa kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan yang bertentangan dengan data yang telah ditemukan.

Analisis kasus negatif merupakan data yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga suatu saat.

h. Menggunakan bahan referensi, peneliti menggunakan bahan- bahan pendukung yang berkaitan dengan fokus penelitian untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti sehingga dapat diketahui kesusaian data dengan kesimpuan akhir penelitian.

i. Membercheck, yakni pengecekan kembali data yang didapatkan dari pemberi data sehingga dapat diketahui apakah data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan.

2. Uji transferability (validitas eksternal)

Validitas eksternal menunjukan derajat ketetapan atau dapat digunakan hasil penelitian dalam konteks dan situasi sosial ini. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian yang dilakukan, maka dalam pembuatan laporan penelitian, peneliti harus memberikan uraian yang rinci dan jelas, sitematis serta dapat dipercaya.

3. Uji dependability (relibilitas)

Suatu penelitian yang realibel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merepleksikan proses penelitian tersebut. Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap

(41)

keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengedit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Uji confirnability (obyektifitas)

Uji confirnability disebut dengan uji obyektivitas penelitian.

Penelitian dapat dikatakan obyektif apabila telah disepakati oleh orang banyak. Dalam penelitian kualitatif, uji comfirnability mirip dengan uji dependability sehingga pengajuannya dapat dilakukan secara bersama, uji confirnability beratri menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses penelitian yang dilakukan.

K. Sistematika Pembahasan

Agar mempermudah penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang ada maka dapat dikatakan sistematika penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab 1: pendahuluan, yaitu peneliti menguraikan secara singkat dan jelas tentang latar belakang masalah dari tema penelitian tersebut.

Kemudian peneliti juga menguraikan fokus kajian, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori yang menjadi acuan dalam penelitian, selain itu juga pada bab ini juga diuraikan beberapa penafsiran tentang tehnik dan metode penelitian yang digunakan dalam proses penelitian, termasuk didalmnya pendekatan penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data dan keabsahan data.

Bab II: pada bab ini berisi tentang paparan dan temuan, baik primer maupun skunder dari penelitian yang dilakukan dilapangan. Pada bagian atau bab ini dipaparkan secara diskriptif tentang gambaran umum lokasi penelitian dan temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.

Bab III: pembahasan, yaitu pembahasan dari penelitia yakni proses dari analisa peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan yang berdasarkan temuan peneliti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Bab IV: penutup, yakni berisi tentang kesimpulan yang didasari oleh hasil analisi data penelitian, sekaligu berisi tentang kekurangan penulis

(42)

dalam menyelesaikan penelitian, serta juga dengan saran-saran yang membangun dan menyempurnakan dari penelitian ataupun bahan masukan unutk lembaga.

(43)

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN

A. Profil Badan Amil Zakat Kabupaten Lombok Tengah

1. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lombok Tengah Perkembangan pengelolaan zakat di Kabupaten Lombok Tengah dimulai sekitar tahun 2000 berkenaan dengan Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Secara kelembagaan saat itu dibentuk badan yang bernama Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Daerah. Pada tahun 2011 berubah nama menjadi Badan Amil Zakat Daerah Lombok Tengah sampai bulan Maret 2016. Kemudian pada tanggal 23 Maret 2016 Berdasarkan SK Bupati Lombok Tengah Nomor: 212 tahun 2016 dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lombok Tengah yang disesuaikan dengan peraturan Undang–undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Peraturan pelaksanaan yang diatur dalam PP No. 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang- Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Waktu itu yang memenuhi syarat untuk menjadi Komisioner.

BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah yaitu: Abdul Hakim, S.H, sebagai Ketua dan Ma’arif Abdul Majid, M.Ag, sebagai Wakil Ketua.

Seiring dengan perjalanan waktu dan tugas yang cukup berat dalam mensosialisasikan BAZNAS di Kabupaten Lombok Tengah, pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mengusulkan tambahan Komisioner BAZNAS Kabupaten Lombok Tengah kepada BAZNAS. Usulan penambahan direkomendasikan 3 (orang) yaitu, TGH. Maarif Makmun Diranse, TGH. Fakhrudin, L.c dan H. Lalu Gede Artha. Setelah itu kelima Komisioner BAZNAS Lombok Tengah mengadakan rapat terbatas yang dihadiri oleh Sekretaris daerah Kabupaten Lombok Tengah dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Tengah. Dari hasil rapat pleno tersebut terpilih TGH. Ma’arif Makmun sebagai Ketua, Wakil Ketua I TGH. Fakhrudin, Lc, Wakil Ketua II Maarif Abdul Majid, M.Ag, Wakil Ketua III H. Lalu Gede Artha dan Wakil Ketua IV Abdul Hakim, S.H.

Referensi

Dokumen terkait

• Produk ini jangan dicampur dengan coolant atau bahan kimia aditif lainnya, kecuali atas rekomendasi PT.EONCHEMICALS PUTRA karena bisa menyebabkan produk tidak

objektif, jangkuan dan penyampaian untuk proyek dengan membuat struktur organisasi peran dan tanggung jawab, dan meringkas rencana aktivitas, sumberdaya dan

Kurangnya penggunaan APD pada naan APD pada staf medis staf medis Staf medis se Staf medis secara umum telah cara umum telah menggunakan APD menggunakan APD dengan tepat.

A Bizottság jelentése a Tanácsnak, az Európai Parlamentnek, az Európai Gazdasági és Szociális Bizottságnak és a Régiók Bizottságának az európai szövetkezet statútumának a

Lembaga penyiaran televisi adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk pengolahan jasa pemancar program-program televise melalui sarana transmisi dengan

Hal tersebut dikarenakan semakin rendah kadar air biji, laju respirasi akan semakin rendah, sehingga biji masih dapat berkecambah ketika disimpan dalam periode

Pembuatan metode pembelajaran dengan multimedia animasi materi-materi dari mata kuliah Teori Organisasi Umum menjadi suatu materi yang menarik, inovatif dan merangsang

Jumlah zakat sendiri merupakan besaran dana zakat yang diberikan oleh BAZNAS kepada mustahiq, pemberian dana tersebut bertujuan untuk dikelola oleh mustahiq menjadi suatu