• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Triwulan I 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL

PROVINSI SUMATERA UTARA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Penyusun :

Penanggung Jawab : Bakhtaruddin

Ketua Tim : Mercy Monika R. Sitompul

Editor : Albert I.G., Yofi Adnan Habibi, M. Miftah Desain Grafis : Elimar Sinaga-Elisa

Anggota : Pegawai Bidang PPA II

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya maka Flash Report Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I Tahun Anggaran 2019 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara dapat diselesaikan.

Flash report KFR triwulan I ini diharapkan mampu memberikan gambaran kondisi fiskal, yang berasal dari pelaksanaan APBN maupun APBD; memberikan analisis parsial berdasarkan kondisi arus kas masuk dan arus kas keluar serta menggambarkan isu strategis atau berita terpilih yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap fiskal daerah Sumatera Utara.

Kajian ini memiliki peran penting dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan secara luas, antara lain mengenai :

1. Analisis kebijakan fiskal dan dampaknya terhadap perekonomian regional

2. Analisis ekonomi regional dan pengaruhnya terhadap efektivitas fiskal pemerintah regional di Sumatera Utara

3. Gambaran kondisi fiskal regional (fiscal condition), kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) dan risiko fiskal (fiscal risk) pada Provinsi Sumatera Utara

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penyediaan data dan informasi yang diperlukan.

Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas kajian ini masih perlu terus disempurnakan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang berkepentingan, serta mengharapkan kiranya kerjasama yang sangat baik dengan berbagai pihak selama ini dapat ditingkatkan di masa mendatang.

Besar harapan kami, dengan segala keterbatasan yang ada, semoga Flash Report KFR ini dapat memberi manfaat dan kontribusi dalam pengelolaan fiskal di Provinsi Sumatera Utara.

Medan, 15 Mei 2019

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara

Bakhtaruddin

NIP 1960091919850310003

(3)

DAFTAR ISI

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL I

A. Produk Domestik Regional Bruto 1 B. Inflasi 3

C. Indikator Kesejahteraan 5

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN II

A. Pendapatan PempusTingkat Provinsi 8 B. Belanja Negara 10

C. Prognosis Realisasi APBN 12

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD III

A. Pendapatan Daerah 15 B. Belanja Daerah 17

C. Prognosis Realisasi APBD 18

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN ( APBN DAN APBD) IV

BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH V

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 19

B. Pendapatan Konsolidasian 20 C. Belanja Konsolidasian 21 D. Surplus/defisit 22

A. Jalan Tol Dalam Kota 23

B. Proyek Strategis Mebidangro 24

(4)

BAB I

(5)

1 | P a g e BAB I

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara pada triwulan I tahun 2019 secara y-on-y dan q-to-q disajikan pada Grafik I.1 berikut.

Grafik I.1

Laju Pertumbuhan PDRB (y-on-y) (dalam persen) dan Nominal PDRB ADHB dan ADHK 2010 (dalam triliun rupiah) Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2017-2019

Sumb er: BPS Provinsi Sumatera Utara (diolah)

Berdasarkan sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi yang menyumbang laju pertumbuhan dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT). Aktifitas kampanye Pemilu 2019 menjadi pendongkrak meningkatnya konsumsi PK-LNPRT seperti penyebaran kaos, banner, iklan dan sebagainya. Untuk sumber pertumbuhan berdasarkan Lapangan usaha dan Pengeluaran disajikan pada Gambar I.1 berikut.

Gambar I.1

Sumber Pertumbuhan Berdasarkan Lapangan Usaha dan Pengeluaran Provinsi Sumatera Utara Triwulan I tahun 2019 (dalam persen) 0

50 100 150 200 250 300 350

Tw I 2017 Tw I 2018 Tw IV 2018 Tw I 2019

164,42 178,19 191,12 192,03

118,43 124,06

131,18 130,63

ADHB ADHK 2010

4.5 4.73 5.30 5.30

Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara triwulan I tahun 2019 mengalami kenaikan dari 4,73 persen pada triwulan I tahun 2018 menjadi 5,30 persen pada triwulan I tahun 2019 (naik 0,57 persen). Hal ini disebabkan pertumbuhan positif semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada bidang Informasi dan Komunikasi. Perkembangan informasi dan komunikasi tidak lepas dari gaya hidup masyarakat yang memanfaatkan gadget dan internet baik dalam hubungan sosial maupun pekerjaan.

“Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara triwulan I tahun 2019 sebesar 5,30 persen”

Berdasarkan Lapangan Usaha Berdasarkan Pengeluaran

Sumb er: BPS Provinsi Sumatera Utara

(6)

2 | P a g e Meskipun laju pertumbuhan meningkat secara y-on-y, namun

berdasarkan Grafik I.1 di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nominal PDRB baik dari sisi ADHB maupun ADHK 2010 pada triwulan I tahun 2019 dibandingkan triwulan IV tahun 2018 (q-to-q) sebesar 0.42 persen.

Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara triwulan I dibandingkan triwulan sebelumnya secara q-to-q disajikan sebagai berikut:

Berdasarkan Grafik I.2, laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara Triwulan I tahun 2019 sebesar -0.42 persen lebih rendah dibanding triwulan I tahun 2018 sebesar -0,41 persen dan triwulan I tahun 2017 sebesar 0,36 persen.

Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan negatif 0,42 persen pada triwulan I tahun 2019 disebabkan penurunan pertumbuhan beberapa lapangan usaha dibanding triwulan sebelumnya seperti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Industri Pengolahan;

dan Konstruksi. Sedangkan berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan negatif terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah; PMTB; dan PK-RT.

“Penurunan Nominal PDRB dari sisi ADHB dan ADHK 2010 Triwulan I 2019 (q-to-q) sebesar 0,42 persen”

Berikut disajikan perbandingan

laju pertumbuhan PDRB berdasarkan pengeluaran pada

triwulan I tahun 2017 - 2019 sebagaimana Grafik I.3.

Berdasarkan Grafik tersebut, terjadi tren penurunan pertumbuhan pada triwulan I sejak tahun 2017-2019.

Hanya komponen Perubahan

(7)

3 | P a g e Inventori dan Pengeluaran Konsumsi-LNPRT yang tumbuh positif setiap tahunnya. Namun bila pada 2 tahun sebelumnya komponen PK-RT dapat tumbuh positif meskipun kecil, tetapi pada triwulan I tahun 2019 bertumbuh negatif sebesar 0,81 persen. Selain disebabkan penurunan konsumsi yang diakibatkan pasca liburan Natal dan Tahun Baru, penurunan PK- RT juga disebabkan kenaikan harga tiket pesawat yang menyebabkan penurunan pembelian tiket dan semua aktifitas yang berhubungan dengan perjalanan seperti hotel, transportasi dan makanan.

B. INFLASI

Grafik tingkat inflasi Provinsi Sumatera Utara dan Nasional (m-to-m) tahun 2017- 2019, disajikan pada Grafik I.4 berikut.

Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada Triwulan I tahun 2019 berada di bawah inflasi nasional. Inflasi nasional pada Januari 2019 sebesar 0,32 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,20 persen karena kenaikan harga semua kelompok pengeluaran kecuali transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan antara lain ikan segar, beras, tomat, bawang merah, tarif sewa rumah, upah tukang, tarif angkutan udara, tarif kontrak rumah, emas dll. Pada bulan Februari 2019, baik inflasi Provinsi Sumatera Utara maupun nasional mengalami deflasi dimana Provinsi Sumatera Utara mengalami deflasi sebesar -0,32 persen dan nasional sebesar - 0,08 persen. Deflasi terjadi di tingkat nasional karena 69 kota

Inflasi Provinsi Sumatera Utara pada Januari-Maret

tahun 2019 secara berurutan sebesar 0,20 persen; -0,32 persen dan 0,30 persen ”

(8)

4 | P a g e di Indonesia mengalami deflasi yang menyebabkan kumulatif

deflasi nasional. Kelompok bahan makanan memberikan sumbangan deflasi tertinggi terutama pada subkelompok bumbu-bumbuan yang mengalami penurunan harga signifikan.

Namun pada Maret 2019 terjadi kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran sehingga inflasi nasional pada Maret 2019 sebesar 0,11 persen.

Perbandingan inflasi antar kota di provinsi Sumatera Utara tahun 2017-2019 disajikan pada Grafik berikut.

Pada Januari 2019, Sibolga menjadi kota dengan tingkat deflasi terendah di pulau Sumatera sebesar -0.03 persen disebabkan turunnya harga beberapa komoditas pangan terutama cabai merah. Harga cabai merah yang sebelumnya berada pada kisaran 30 ribu – 60 ribu rupiah turun ke kisaran harga 13 ribu – 15 ribu rupiah. Sedangkan pada Januari 2019, Pematang Siantar menjadi kota dengan tingkat inflasi terendah sebesar 0,01 persen. Hal ini terjadi

karena diterapkannya ketersediaan pasokan makanan dan didukung sistem keterjangkauan harga serta kelancaran distribusi barang di kota Pematang Siantar.

“Pada Februari 2019, Deflasi dialami oleh 4 kota IHK di Prov. Sumatera Utara:

Medan (-0,30 persen); Sibolga (-0,70 persen);

Pematangsiantar (-0,29 persen); dan Padangsidimpuan (-0,45 persen)”

“Pada Februari 2019, 69 kota di Indonesia mengalami deflasi menyebabkan kumulatif

deflasi tingkat nasional sebesar -0,08”

(9)

5 | P a g e Pada Februari 2019, seluruh kota IHK di Provinsi

Sumatera Utara (Medan, Sibolga, Pematang Siantar, dan Padang Sidempuan) mengalami deflasi sehingga menghasilkan deflasi Provinsi Sumatera Utara sebesar -0.32 persen. Deflasi terjadi karena penurunan harga kelompok bahan makanan sebesar 1,83 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai merah, daging ayam

ras, bawang merah, bensin, cabai rawit, cabai hijau, dan minyak goreng. Namun pada Maret 2019 terjadi peningkatan harga pada kelompok pengeluaran tersebut sehingga inflasi Provinsi Sumatera Utara pada Maret 2019 berada pada besaran 0,30 persen.

C. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Tingkat kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) disajikan pada Gambar I.1 dan Grafik I.6 berikut.

Pada September 2018, baik dari sisi jumlah maupun persentase penduduk miskin mengalami penurunan dibanding periode Maret 2017 dan Maret 2018.

Berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara, target angka kemiskinan seharusnya berada pada kisaran 8,5-9 persen pada tahun 2019. Meskipun Provinsi Sumatera Utara sudah berada pada kisaran tersebut pada periode September 2018 (8,94 persen), namun masih perlu melakukan kebijakan-kebijakan

“Berdasarkan RKPD 2019, target angka kemiskinan Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 berada pada kisaran 8,5 – 9 persen”

“Beberapa komoditas yang menyumbang deflasi pada Februari 2019 seperti cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, bensin, cabai rawit dll”

(10)

6 | P a g e untuk menekan angka kemiskinan agar tidak melebihi target 9 persen. Angka kemiskinan tidak lepas dari tingkat pengangguran yang terjadi. Kemiskinan dan pengangguran mempunyai kaitan yang sangat kuat.

Pada periode Februari 2019, dari 7.451 juta jiwa angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara, terdapat 414 ribu jiwa jumlah pengangguran terbuka atau sebesar 5,56 persen.

Meskipun secara persentase, tingkat pengangguran terbuka menurun sebesar 0,03 persen pada Februari 2019

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Februari 2018), namun mengalami peningkatan

dalam jumlah

pengangguran terbuka sebesar 11 ribu jiwa yaitu dari 403 ribu jiwa pada Februari 2018 menjadi 414 ribu jiwa pada Februari 2019.

Hal ini disebabkan terjadinya kenaikan angkatan kerja sebesar 224 ribu jiwa pada Februari 2019 dibanding Februari 2018. Bila dilihat dari RKPD tahun 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Sumatera Utara ditargetkan berada pada angka 5,18 persen. Terdapat selisih 0,38 persen yang harus ditekan sampai akhir tahun ini untuk mencapai target yang diharapkan.

“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2019 sebesar 5,56 persen”

(11)

BAB II

(12)

7 | P a g e BAB II

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Pada bab ini berisi data dan analisis pelaksanaan APBN di Wilayah provinsi Sumatera Utara yang meliputi APBN Tingkat Provinsi.

Tabel II. 1

Pagu dan Realisasi APBN di Provinsi Sumatera Utara s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2019 (miliar rupiah)

Kementerian Lembaga

2018 2019 % terhadap

Outlook 2018 Pagu Real-

isasi % Pagu Real-

isasi % Pagu Realisasi A. Pendapatan Negara 28.855,86 4.482,88 15,54 29.802,11 3,136,16 10,52 3,28 (30,04) I. Penerimaan Dalam Negeri 28.855,86 4.482,88 15,54 29.802,11 3,136,16 10,52 3,28 (30,04)

Penerimaan Perpajakan 27.752,29 4.056,75 13,14 28.602,06 2.736,84 9,57 3,06 (32,54)

Penerimaan Negara Bukan Pajak 1.103,57 426,13 38,61 1.200,05 399,32 33,28 10,67 (6,29)

II. Hibah 0.00 0.00 0,00 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00

B. Belanja Negara 65.095,42 13.301,58 20,43 65.636,87 13.641,76 20,78 0,83 2,56 I. Belanja Pemerintah Pusat 24.146,54 2,729,03 11,30 22.274,11 3,025,56 13,58 7,75 10,87 1. Belanja Pegawai 8.668,93 1.466,02 16,91 7.807,29 1.600,89 20,51 (9,94) 9,20 2. Belanja Barang 9.191,34 820,3 8,92 8,076,80 1,028,67 12,74 (12,13) 25,40 3. Belanja Modal 6.264,61 442,38 7,06 6,360,90 395,48 6,22 1,54 (10,60)

4. Bantuan Sosial 21,66 0,33 1,55 29,12 0,51 1,76 34,44 54,54

II. Transfer ke Daerah dan Dana

Desa 40.948,88 10.572,55 25,82 43.362,76 10.616,20 24,48 5,89 0,41 1. Transfer ke Daerah 37,069,20 10,004,16 26,99 38,910,71 10,044,58 25,81 4,97 0,40 a. Dana Perimbangan 36.936,20 9.948,41 26,93 38.764,08 9.968,27 25,72 4,95 0,20

1) DAU 24.095,78 7.978,34 33,11 25.112,75 8.286,93 33,00 4,22 3,87

2) DBH 1,971,36 310,69 15,76 2.034,64 289,66 14,24 3,21 (0,07)

3) DAK 10.869,06 1,659,38 15,27 11.616.70 1.391,68 11,98 6,88 (16,13)

b. DID 129,00 55,75 43,22 136,62 68,31 50,00 5,91 22,53

c. Dana Transfer Lainnya 4,00 0,00 0,00 10,00 8,00 80,00 250,00 -

2. Dana Desa 3.879,68 568,38 14,65 4.452,05 571,62 12,84 14,75 0,57

C. Surplus/(Defisit) (36.239,56) (8.818,70) 24,33 (35.834,76) (10.505,60) 29,32 (1,11) (19,13) Sumber: Aplikasi OMSPAN, Monev PA, Kanwil DJP Sumatera Utara I dan II, Kanwil DJBC

Provinsi Sumatera Utara 2019 (diolah)

Pagu Provinsi Sumatera Utara pada Triwulan I 2019 sebesar Rp65,63 triliun dengan komposisi alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp22,27 triliun (33,93 persen) dan Transfer ke Daerah dan

Penguatan dolar AS pada triwulan I tahun 2019 selain oleh pelemahan harga komoditas,

(13)

8 | P a g e Dana Desa (TKDD) sebesar Rp43,36 triliun (66,07 persen). Komposisi

ini menunjukkan bahwa dana transfer ke daerah mempunyai potensi yang sangat besar dalam mempengaruhi perekonomian khususnya daerah. Alokasi Belanja pemerintah pusat menurun 7,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang disebabkan penurunan signifikan belanja pegawai dan belanja barang. Sedangkan pagu TKDD mengalami kenaikan 5,89 persen. Semua komponen TKDD mengalami yang merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam melakukan percepatan dan pemerataan penyediaan infrastruktur di daerah dalam memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) kepada masyarakat.

A. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat di Provinsi Sumatera Utara

Penerimaan perpajakan merupakan sumber pendapatan terbesar di Provinsi Sumatera Utara dengan kontribusi sebesar Rp2,73 triliun (87,27 persen) dan total pendapatan negara yang sebesar Rp3,13 triliun. Penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp2,53 triliun (92,60 persen) dan pajak perdagangan sebesar Rp202,39 miliar (7,40

“penyerapan bel- anja barang tw I digunakan seba- gian besar dalam rangka

kesuksesan pelaksanaan kegiatan Pemilu 2019 dan pemberian bantuan

operasional dalam bentuk uang kepada siswa- siswa penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS)”

serta kondisi pemilihan umum, turut menyebabkan perpajakan men- galami penurunan realisasi sebesar 32,54 persen dibandingkan triwulan I 2018.

(14)

9 | P a g e persen). Penerimaan pajak ini lebih tinggi jika dibanding dengan pen-

erimaan pajak tahun 2018.

Pertumbuhan pajak (semua komponen) triwulan I tahun 2019 melambat sebesar 32,54 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Bahkan PPN mengalami perlambatan minus disebabkan oleh peningkatan restitusi akibat adanya fasilitas pemberian kelonggaran restitusi dipercepat yang berlaku sejak bulan April 2018. Secara umum pertumbuhan pajak yang lambat dipengaruhi besarnya restitusi.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pemerintah Pusat di Provinsi Sumatera Utara

Selain optimalisasi sektor pajak, salah satu langkah kebijakan fiskal di bidang pendapatan negara adalah optimalisasi PNBP dari BLU, dan PNBP Lainnya. Realisasi PNBP Provinsi Sumatera Utara triwulan I ta- hun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yaitu sebesar Rp426,13 Miliar di tahun 2018 dan Rp399,32 Miliar di tahun 2019. Penurunan ini disebabkan turunnya PNBP Lainnya, selain itu Pendapatan BLU mengalami kenai- kan dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan BLU Kesehatan dan Pendidikan.

Penerimaan Cukai mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2018 pada periode yang sama menjadi Rp32,48 miliar di ta- hun 2019. Pening- katan kinerja pen- erimaan cukai, kontributor

terbesarnya berasal dari cukai hasil tem- bakau (CHT). Faktor tidak adanya kenai- kan tarif di tahun 2019, berdampak pada meningkatnya pemesanan pita cukai (CK1) di awal tahun.

Secara nasional s.d.

tanggal 31 Maret 2019, realisasi PNBP mencapai Rp70,04T atau 18,52 persen dari APBN tahun 2019. Realisasi PNBP bulan Maret

2019 mencapai Rp30,13T, di atas realisasi Januari (Rp18,71T) dan Februari (Rp21,20 triliun). RealisasI tersebut lebih rendah 1,40% jika

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, yang antara lain dipengaruhi oleh penurunan capaian penerimaan SDA Migas. Penurunan penerimaan SDA Migas tersebut diantaranya disebabkan lebih rendahnya realisasi ICP periode bulan Januari-Maret 2019

APBN Kita Edisi April 2019

(15)

10 | P a g e B. BELANJA NEGARA

1. Belanja Pemerintah Pusat

Tren Belanja K/L triwulan I 2019 posi- tif. Pencairan Bel- anja Pegawai di triwulan I cenderung stabil. Jika dilihat pada bulan Januari, realisasi belanja pegawai lebih kecil dibandingkan bulan Februari dan Maret, hal ini disebabkan honor/uang makan/uang lembur bulan Januari baru dibayarkan pada Februari. Un- tuk belanja barang dan modal, peningkatan belanja terlihat dari bulan Februari, mengingat pada bulan Januari satker masih melengkapi dokumen syarat pencairan tahun anggaran 2019 dan persiapan doku- men-dokumen pengadaan barang sehingga tren pencairannya tidak sebesar belanja pegawai.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Hingga akhir bulan Maret 2019, belum terdapat penyaluran DAK Fisik karena masih dalam proses le- lang, sehingga be-

lum dapat

memenuhi persyaratan Tahap I. Realisasi

penyaluran DAK Nonfisik per 31 Maret 2019 selain pelaporan juga dipengaruhi oleh adanya jenis DAK Nonfisik baru yang direncanakan

Jika Berdasarkan Fungsi, Fungsi Pela- yanan Umum masih merupakan alokasi yang tertinggi dan fungsi perlindungan sosial mendapat alo- kasi terendah. Seba- gian besar mena- galami penurunan alo- kasi kecuali Fungsi Agama dan Fungsi Pariwisata dan Bu- daya. Fungsi Pendidi- kan pada tahun 2019 masih di bawah 20%

Realisasi Penyaluran DAK Non Fisik lebih rendah dibandingkan tahun lalu di periode yang sama yaitu 17.39% di tahun 2019 sedangkan pada ta- hun 2018 sebesar 21,78 persen. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pelaporan daerah dan sisa dana tahun 2018 yang diperhitungkan pada penyaluran triwulan I/semester I tahun 2019.

(16)

11 | P a g e disalurkan pada bulan April 2019 yakni Bantuan Operasional

Penyelenggaraan (BOP) Kesetaraan, BOP Museum dan Taman Budaya, Dana Pelayanaan Kepariwisataan, dan Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah.

3. Manajemen Investasi Pusat a. Penerusan Pinjaman

Investasi pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah adalah penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah dan BUMD serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat melalui perbankan. Hingga triwulan I 2019, Penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah/ BUMD telah selesai dan tidak ada penerusan pinjaman yang baru.

b. Kredit Program dan UMi

Kondisi Penyaluran Program Kredit KUR triwulan I tahun 2019 pada Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.2.

Penyaluran Kredit Program di Provinsi Sumatera Utara Sektor (dalam miliar rupiah)

Sumber: Aplikasi SIKP (diolah)

Skema KUR Mikro masih menjadi pilihan masyarakat dengan jumlah debitur sebanyak 44.835 debitur pada triwulan I tahun 2019 dengan sektor perdagangan besar dan eceran masih menjadi primadona. Sedangkan untuk UMi, pada triwulan I tahun 2019 pertumbuhannya masih lambat. Terlihat pada tabel II.3 jumlah debitur UMi triwulan I tahun 2019 hanya ber- jumlah 5 debitur dengan akad sebesar Rp41 juta.

No. Sektor

2019

Akad Debitur

1. Perdagangan Besar dan Eceran 979.455 24.602

2. Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 561.436 19.010

3. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan dan Perorangan 110.920 3.725

4. Industri Pengolahan 71.128 1.499

5. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan

Makan Minum 50.621 897

6. Sektor Lainnya 79.769 1.226

Total 1.853.329 50.959

(17)

12 | P a g e

Tabel II.3.

Penyaluran UMi Triwulan I Tahun 2019 di Provinsi Sumatera Utara

No. Pemda LKBB Jumlah Debitur Jumlah Penyaluran

1. Kota Medan Pegadaian 4 31.000.000

2. Kab. Deli Serdang Pegadaian 1 10.000.000

Total 5 41.000.000

Sumber: SIKP-Umi 2019 (diolah)

C. Prognosis Realisasi APBN

Tabel II.4

Tabel Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

Uraian Pagu

Realisasi Triwulan I Perkiraan Realisasi s.d. Tw IV Rp. % Realisasi

Thdp Pagu Rp. % Realisasi Thdp Pagu Pendapatan

Negara 29.802,11 3,136,16 10,52 27.715,96 93%

Belanja Negara 65.636,87 13.641,76 20,78 63.427,24

96,63%

Surplus/Defisit (35.834,76) (10.505,6) (35.711,27)

Berdasarkan realisasi pendapatan lingkup Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018, berkisar 89 persen dari target yang telah diten- tukan, sedangkan secara nasional realisasi pendapatan perpajakan sebesar 92,41 persen. Perkiraan realisasi pendapatan s.d. triwulan IV akan naik dikarenakan terdapat kebijakan di bidang penerimaan negara, yaitu :

1. optimalisasi penerimaan perpajakan melalui penguatan kepatuhan, pengawasan dan penggalian potensi perpajakan.

2. kebijakan perpajakan untuk meningkatkan investasi dan daya saing ekspor antara lain melalui harmonisasi fasilitas pembebasan PPN untuk barang antara, fasilitasi industri dan perdagangan melalui Pusat Logistik Berikat Industri Kecil Menengah (IKM), dan pengembangan/perluasan fasilitas kawasan industri tujuan ekspor untuk IKM.

3. utilisasi data dan informasi untuk kepentingan perpajakan antara lain melalui implementasi berbagai fasilitas/kemudahan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Dari sisi Belanja 2 tahun terakhir real- isasi berkisar di angka 95 s.d. 96 persen (Belanja K/L dan TKDD) se- hingga s.d. TW IV juga akan diprediksi- kan sekitar 96,63 persen. Hal ini di- perkirakan Belanja di tahun 2019 tidak berbeda secara sig- nifikan dari tahun 2018.

(18)

BAB III

(19)

13 | P a g e BAB III

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Tabel III.1.

Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumatera Utara s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2019

(dalam miliar Rp)

Uraian

Triwulan I 2018 Triwulan I 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan 55.489,47 10.591,96 63.967,73 12.210,31

PAD 12.234,98 1.730,38 15.909,00 2.049,91

Pajak Daerah 8.182,01 1.482,79 10.261,20 1.520,08

Retribusi Daerah 779,09 61,70 2.190,25 82,24

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan 624,64 9,37 1.199,52 291,92

Lain-Lain PAD yang Sah 2.649,24 176,52 2.258,03 155,67

Pendapatan Transfer 42.549,44 8.736,34 46.076,38 10.115,78

Transfer Pemerintah Pusat 36.420,25 8.350,91 38.486,06 8.459,70

Dana Bagi Hasil Pajak 2.098,51 320,99 3.175,49 567,93

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 764,34 134,16 325,06 60,88

Dana Alokasi Umum 23.520,97 6.571,36 24.119,33 6.711,73

Dana Alokasi Khusus 10.036,43 1.324,40 10.866,18 1.119,16

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 3.690,34 300,82 4.573,16 606,05

Dana Penyesuaian 3.690,34 300,82 4.573,16 606,05

Transfer Pemerintah Provinsi 1.932,34 62,14 2.910,60 1.050,02

Pendapatan Bagi Hasil Pajak 1.872,67 - 2.624,76 1.050,02

Pendapatan Bagi hasil Lainnya 59,67 62,14 285,84 -

Transfer Bantuan Keuangan 506,50 22,47 106,56 0,01

Bantuan Keuangan dari Pemprov Lainnya 506,50 22,47 106,56 0,01

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 705,04 125,24 1.982,34 44,62

Pendapatan Hibah 667,29 125,24 1.919,23 40,42

Pendapatan Dana Darurat - - - -

Pendapatan Lainnya 37,75 - 63,11 4,20

(20)

14 | P a g e

Sumber : LKPD Prov/Kab/Kota (2019), diolah

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pagu Pendapatan APBD Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 meningkat sebesar Rp8,48 triliun dari tahun 2018. Sejalan dengan realisasinya, pendapatan 2019 mengalami peningkatan Rp1,62 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Peningkatan pendapatan disebabkan oleh meningkatnya jumlah pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan transfer, baik yang berasal dari

pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah lainnya. Realisasi terbesar pendapatan triwulan I 2019 berasal dari pendapatan transfer yaitu sebesar 82,85 persen.

Sementara itu, realisasi belanja triwulan I 2019 mengalami penurunan sebesar Rp341,15 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Penurunan realisasi ini disebabkan oleh menurunnya jumlah realisasi belanja operasi yaitu dari pos belanja hibah.

A. Pendapatan Daerah

Uraian

Triwulan I 2018 Triwulan I 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja 55.080,49 5.168,31 55.028,86 4.827,16

Belanja Operasi 44.195,76 4.925,29 44.208,67 4.498,93

Belanja Pegawai 21.584,72 3.234,88 22.068,78 3.312,72

Belanja Barang 12.997,28 656,79 15.732,94 839,33

Belanja Bunga 20,12 0,003 22,89 2,31

Belanja Subsidi 4,03 - 3,26 -

Belanja Hibah 4.440,96 885,24 3.453,09 109,44

Belanja Bantuan Sosial 151,41 8,35 171,60 11,50

Belanja Bantuan Keuangan 4.997,24 140,03 2.756,11 223,63

Belanja Modal 10.742,34 232,60 10.656,11 316,01

Belanja Tanah 560,91 34,36 433,52 11,25

Belanja Peralatan & Mesin 3.732,48 53,54 2.312,69 48,78

Belanja Gedung dan Bangunan 1.763,64 45,25 2.475,27 76,11

Belanja Jalan,Irigasi,Jaringan 4.271,16 97,79 4.965,92 177,15

Belanja Aset Tetap Lainnya 414,15 1,66 468,71 2,72

Belanja Tak Terduga 142,38 10,42 164,07 12,21

Belanja Tak Terduga 142,38 10,42 164,07 12,21

Transfer Pemerintah Daerah 2.647,14 69,55 7.536,37 1.666,24

Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 34,42 - 3.868,33 1.487,77

Transfer bantuan Keuangan 2.612,72 69,55 3.668,04 178,47

Surplus/Defisit (2.238,16) 5.354,09 1.402,49 5.716,91

Realisasi belanja APBD TW.I 2019 mengalami

penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

(21)

15 | P a g e 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penerimaan PAD triwulan I 2019 di Sumatera Utara di- dominasi oleh pendapatan Pajak Daerah yang mencapai Rp1,52 triliun atau 74,15 persen dari total penerimaan PAD sebesar Rp2,05 triliun.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Penerimaan Pajak Daerah di Sumatera Utara didominasi oleh Pemprov. Sumatera Utara.

Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara lebih banyak bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak Restoran.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Kota Medan merupakan penerima retribusi daerah tertinggi di Sumatera Utara.

Penerimaan retribusi Kota Medan s.d triwulan I 2019 meningkat tajam sebesar Rp15,66 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pajak Daerah mendominasi penerimaan PAD di Sumut pada Triwulan I 2019.

(22)

16 | P a g e Peningkatan berasal dari retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, dan retribusi pelayanan parkir.

c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan di wilayah Sumatera Utara lebih banyak berasal dari perolehan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD) yang dikelola oleh Pemda, dan pendapatan terbesar hasil kekayaan daerah yang dipisahkan ini diterima oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Meskipun demikian, pendapatan dari jenis ini hanya menyumbang sebesar 14,24 persen dari total PAD. Pemerintah Daerah agar selalu mengingatkan BUMD yang dikelolanya untuk terus meningkatkan kinerjanya supaya dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi PAD.

2. Pendapatan Transfer

Penerimaan tranfer terbesar di Provinsi Sumatera Utara triwulan I tahun 2019 berasal dari Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp9,06 triliun (89,62%). Penerimaan DAU memberikan kontribusi yang signifikan sebesar Rp6,71 triliun atau 66,35% dari total realisasi pendapatan transfer triwulan I tahun 2019.

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat memberikan kontribusi terbesar total pendapatan transfer Triwulan I 2019.

(23)

17 | P a g e 3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Pendapatan tertinggi dari jenis ini adalah Pendapatan Hibah sebesar Rp40,41 miliar atau sebesar 90,58 persen dari total penerimaan lain-lain

pendapatan daerah yang sah sebesar Rp44,62 miliar.

Realisasi pendapatan hibah di triwulan I tahun 2019 ini berasal dari 3 (tiga) Pemda, yaitu Pemprov. Sumatera Utara, Pemda Tapanuli Selatan, dan Pemda Labuhanbatu Utara.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja

Belanja Operasi merupakan penyerapan terbesar Tw I tahun 2019 sebesar Rp4,49 triliun (70,91 %) dengan kontribusi Belanja Pegawai (73,63 %), Belanja Barang &

Jasa (8,66 %), dan Belanja Hibah (2,43%).

Realisasi pembentukan aset sebesar Rp4,83 triliun (6,55 %). Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan tertinggi sebesar Rp177,14 miliar (56,06 persen). Penyerapan belanja modal yang masih rendah

Realisasi terbesar dari Lain-lain Pendapatan daerah yang Sah Triwulan I 2019 adalah berasal dari pendapatan hibah.

(24)

18 | P a g e Disebabkan sebagian masih dalam

tahapan proses lelang pengadaan barang dan jasa terutama pengadaan konstruksi melalui lelang secara elektronik.

Realisasi belanja ini terdapat pada 7 Pemda dengan realisasi belanja tak terduga seluruh Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp12,21 miliar dengan pengeluaran terbesar berada di Pemprov. Sumut sebesar Rp7,40 miliar atau 60,62 persen dari keseluruhan realisasi belanja tak terduga triwulan I 2019.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Urusan Pendidikan merupakan pagu tertinggi dalam Belanja APBD di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar Rp15,20 triliun dengan realisasi tertinggi sebesar Rp1,42 triliun (9,40 persen).

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai AkhirTahun

1. Prognosis Pendapatan

Berdasarkan rata-rata realisasi pendapatan terhadap target akhir tahun dalam 4 tahun terakhir, diproyeksikan realisasi pendapatan APBD di Provinsi Sumatera Utara pada akhir tahun 2019 sekitar Rp60,08 triliun (93,93 %).

2. Prognosis Belanja

Berdasarkan realisasi belanja 4 tahun terakhir, diproyeksikan realisasi belanja pada akhir tahun 2019 sebesar Rp46,34 triliun (84,21 %).

Pendidikan adalah urusan tertinggi baik untuk pagu maupun realisasi belanja Triwulan I 2019.

(25)

BAB IV

(26)

19 | P a g e

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPD-K) dalam periode tertentu.

Tabel 4.1

Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019

(dalam miliar rupiah)

Sumber: LKPP Kanwil DJPb Prov. Sumut dan LKPD-K Pemda Sumatera Utara 2019 (diolah)

(27)

20 | P a g e Total pendapatan konsolidasian Provinsi Sumatera

Utara Triwulan I tahun 2019 mencapai Rp.15,3 triliun.

Sedangkan total belanja konsolidasian mencapai Rp. 20,1 tri- liun. Kenaikan pendapatan yang lebih kecil dibandingkan bel- anja negara mengakibatkan defisit anggaran sebesar 7% atau minus Rp.4,7 triliun.

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan Pemerintah Konsolidasian terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Penda- patan Negara Bukan Pajak, Transfer ke Daerah dan Hibah.

Pada Triwulan I tahun 2019, Pendapatan Konsolida- sian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang berasal dari Perpajakan mengalami penurunan sebesar 23 persen dengan nilai total pendapatan yaitu Rp. 4,2 triliun. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penerimaan dari Pen- dapatan Negara Bukan Pajak justru mengalami kenaikan dengan total pendapatan Rp.929 miliar atau naik sebesar 38 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pendapatan yang berasal dari Transfer ke Daerah juga mengalami kenaikan dengan total pendapatan Rp.10,116 tri- liun dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Sedangkan Pendapatan Hibah mengalami penurunan terbesar menjadi Rp. 40 miliar dibanding tahun sebelumnya dengan periode yang sama.

Pendapatan Konsolidasian Triwulan I 2019 mengalami naik sebesar 2% dibanding tahun 2018 sedangkan Belanja naik 9%

Pendapatan Transfer ke Daerah naik 16%

dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendaptan Hibah turun 66%

(28)

21 | P a g e Total pendapatan konsolida- sian triwulan I tahun 2019 adalah sebesar Rp.15,3 triliun. Pendapa- tan Pajak tersebut terdiri atas Pen- dapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp. 2,7 triliun dan Pendapatan Pemerintah Daerah Rp. 1.5 triliun.

PNBP terdiri atas Pendapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp. 399 milir dan Pendapatan Pemerintah Daerah Rp. 529 miliar. Sedangkan pendapatan yang berasal dari Transfer ke Daerah adalah merupa- kan Pendapatan Daerah yaitu Rp. 10,1 triliun serta Pendapatan Hibah sebesar Rp. 40 miliar.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN Pada Triwulan I tahun 2019, Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang berasal dari Belanja Pemerintah mengalami penurunan sebesar 1 persen dengan nilai total belanja yaitu Rp.

7,8 triliun.Sedangkan Belanja Transfer ke Daerah justru men- galami kenaikan dengan total bel- anja sebesar Rp.12,2 triliun atau naik sebesar 15 persen dibanding periode yang sama di tahun sebe- lumnya.

(29)

22 | P a g e Total belanja konsolidasian triwulan I tahun 2019 adalah sebesar Rp.20,1 triliun.

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah terdiri atas Belanja Pemerintah dan Transfer ke Daerah.

Total Belanja Pemerintah adalah sebesar Rp. 7.8 triliun terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp. 3 triliun dan Bel- anja Pemerintah Daerah Rp. 4,8 triliun. Belanja Transfer ke Daerah terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat Rp. 10,6 triliun dan Belanja Pemerintah Daerah Rp. 1,6 triliun.

D. SURPLUS/DEFISIT

Keseimbangan umum atau Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pen- dapatan daerah dan belanja daerah dalam tahun anggaran yang sama. Surplus/Defisit dalam LKPK-Tw merupakan gabungan surplus/defisit APBD ditambah dengan sur- plus/defisit LKPP Tingkat Wilayah.

Pada Triwulan I tahun 2019, Neraca Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Sumaera Utara men- galami defisit 7 persen atau sebesar Rp.4.7 triliun. Sebagian besar defisit ini merupakan efek dari menurunnya Pendapa- tan Konsolidasian Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara terutama dari Pendapatan Pajak yaitu sebesar minus 23 persen dibanding periode yang sama di tahun sebe- lumnya.

Neraca keuangan konsolidasian defisit 7

persen akibat

penurunan pajak sebesar 23 persen

(30)

BAB V

(31)

23 | P a g e

BAB V

BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

A. JALAN TOL DALAM KOTA

Fenomena jalan berlubang mungkin sudah tidak asing lagi di kota Medan. Akan sangat terasa saat turun hujan lebat dimana jalan berlubang tertutup genangan air, seperti terkena

‘jebakan batman’ saat kita melintasi jalan berlubang tersebut.

Disamping itu kemacetan juga menjadi momok di kota Medan, tipikal kota metropolitan pada umumnya yang tak jarang menjadi salah satu pemicu stress masyarakat urban sekarang. Namun angin segar mulai terasa saat terdengar kabar penandatanganan kesepakatan yang dilakukan antara Pemerintah Daerah dengan kontraktor (investor) (www.medanbisnisdaily.com, 2019).

Melihat rencana strategis ini, masyarakat di kota Medan diharapkan tak perlu pusing mengalami kemacetan seperti sekarang. Rencana pembangunan jalan tol dalam kota ini akan memiliki jalur khusus sepeda motor. Keberadaan tol di dalam Kota Medan itu diharapkan dapat mendukung berkembangnya industri pariwisata termasuk mewujudkan kunjungan 500 ribu wisatawan ke Sumatera Utara. Rencana proses peletakan batu pertama pembangunan jalan tol kota akan dilaksanakan bulan Juli 2019 mendatang.

Keseluruhan pembangunan tol dalam kota Medan itu, akan mengusung konsep estetis, yaitu jalan tol yang selain struktur konstruksinya berteknologi tinggi, juga ditata indah dan ramah lingkungan. Diharapkan dengan adanya jalan tol dalam kota ini, akan semakin meningkatkan geliat perekonomian di kota Medan dan juga menjadi solusi cerdas untuk mengatasi kemacetan.

Penandatangan MoU pembangunan jalan tol dalam

kota di Kota Medan

Tol dalam kota Medan akan dibangun sepanjang 30,97 km yang akan memakan rute Helvetia-Amplas dengan dana sebesar Rp7 triliun. Ada tiga seksi yang akan dibangun: seksi I Helvetia-Titi Kuning sepanjang 14,28 km, seksi II Titi Kuning-Pulo Brayan sepanjang 12,44 km dan seksi III Titi Kuning-Amplas sepanjang 4,25 km.

(32)

24 | P a g e B. PROYEK STRATEGIS MEDAN-BINJAI-DELI SERDANG-KARO (MEBIDANGRO)

Sejalan dengan pembangunan tersebut, pembangunan kawasan penopang atau satelit bagi kota Medan perlu disesuaikan sehingga fungsi tol dalam kota tersebut berpengaruh secara horizontal dengan kawasan sekitarnya khususnya kawasan Mebidangro.

Kawasan Perkotaan Mebidangro merupakan kawasan perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo sebagai kawasan sekitar dengan kota Medan sebagai kawasan perkotaan inti. Kawasan Perkotaan Mebidangro mencakup 52 (lima puluh dua) kecamatan.

Luas wilayah Mebidangro sebesar 301.697 hektar.

Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia- Thailand-Singapura. Posisinya yang strategis ini menjadi perhatian penting dalam pengembangan Metropolitan Mebidangro ke depan.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan pada awal tahun 2016 telah menetapkan. Kawasan Mebidangpro adalah salah satu harapan bertumbuhnya sentra perekonomian di wilayah Sumatera, khususnya Sumatera Utara (www.medanbisnisdaily.com).

Adapun 10 proyek strategis tersebut yakni: 4 ruas merupakan pembangunan lingkar luar utara yang terdiri dari jalan Kapten Sumarsono (35 km), jalan Helvetia (9,5 km), jalan Cemara TR-17B (74 km), jalan Cemara TR-17C (95 km), dan 1 ruas jalan lingkar selatan sepanjang 8 km.

Proyek lainnya merupakan pembangunan 4 flyover: Sentis (bagian lingkar luar utara) (700 m), Batang Kuis (lingkar luar utara) (800 m), Pinang Baris (1,5 km), Gatot Subroto sepanjang 1 km dan 1 underpass yakni Brigjend Katamso sepanjang 700 m.

Anggaran pembangunan Jalan Lingkar Utara Medan sudah tersedia alokasinya pada tahun 2019.

Pemerintah telah menganggarkan sebesar Rp65,31 triliun

10 proyek strategis untuk mendukung Mebidangro Kesepuluh proyek strategis ini sudah dimulai sejak tahun 2015 dan ditargetkan semuanya sudah rampung di tahun 2019 dengan anggaran seluruhnya sebesar Rp1,609 triliun

(33)

25 | P a g e untuk Provinsi Sumatera Utara melalui dana transfer daerah. Dari anggaran itu pemerintah menetapkan belanja satuan kerja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp21,96 triliun.

Termasuk proyek ringroad Utara Medan, jalur layang kereta api, LRT, BRT bahkan jalan tol (Sumut Pos, 2019).

Melalui pembangunan 10 proyek strategis ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apabila dicermati, maka kesepuluh proyek tersebut saling berkaitan dan semuanya diarahkan untuk kelancaran transportasi darat. Proyek tersebut akan memperlancar arus lalu lintas sehingga akan sangat menolong para penggiat ekonomi dalam menjalankan usahanya.

Kelancaran arus barang akan mengurangi inefisiensi (biaya) yang harus ditanggung pelaku usaha.Hal tersebut akan memperlancar roda perekonomian di Sumatera Utara.

Proyek ini dharapkan meningkatkan

pendapatan masyrakat dengan kelancaran arus transportasi dan barang di Kota Medan

(34)
(35)

DAFTAR TABEL

1. Tabel II. 1. Pagu dan Realisasi APBN di Provinsi Sumatera Utara s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2019 (miliar rupiah).

2. Tabel II.2. Penyaluran Kredit Program Berdasarkan Skema KUR dan Sektor (miliar rupiah).

3. Tabel II.4. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019.

4. Tabel III.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sumatera Utara s.d Akhir Tahun Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2019 ( dalam miliar).

5. Tabel III.2. Prognosis Pendapatan Prov. Sumatera Utara sampai TW.IV 2019.

6. Tabel III.3. Prognosis Belanja Sampai Akhir Tahun 2019.

7. Tabel IV.1. Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Prov. Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam miliar rupiah).

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara Periode Maret 2017-2019.

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik I.1. Laju Pertumbuhan PDRB (y-on-y) (dalam persen) dan Nominal PDRB ADHB dan ADHK 2010 (dalam triliun rupiah) Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2017- 2019

2. Grafik I.2. Pertumbuhan PDRB Propinsi Sumatera Utara per Triwulan Tahun 2017 – 2019 (q-to-q) dalam persen

3. Grafik I. 3. Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB (q-to-q) Berdasarkan Pengeluaran Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2017-2019 (dalam persen).

4. Grafik I.4. Inflasi Provinsi Sumatera Utara dan Nasional (m-to-m) Tahun 2017-2019 (dalam persen).

5. Grafik I.5. Perbandingan Inflasi (m-to-m) antar Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan Inflasi Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam persen).

6. Grafik I.6. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Sumatera Utara

7. Grafik II.1. Realisasi Penerimaan Perpajakan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019.

(36)

8. Grafik II.2. Perkembangan PNBP di Provinsi Sumatera UtaraTriwulan I (miliar rupiah).

9. Grafik II.3. Tren Realisasi Belanja K/L Lingkup Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam persen).

10. Grafik II.4. Tren Realisasi TKDD Lingkup Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019 (dalam persen).

11. Grafik III.1. Komposisi dan Sumber PAD di Provinsi Sumatera Utara Triwulan I TA 2019.

12. Grafik III.2. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah untuk 5 Pemda dengan Realisasi Terbesar.

13. Grafik III.3. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah untuk 5 Pemda dengan Realisasi Terbesar.

14. Grafik III.4. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan DaerahYang Dipisahkan.

15. Grafik III.5. Realisasi Pendapatan Transfer Provinsi Sumatera Utara TWJ 2019 (dalam miliar rupiah).

16. Grafik III.6. Lain Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Prov. Sumatera UtaraTw.I 2019.

17. Grafik III.7. Komposisi Belanja di Provinsi Sumatera Utara TW I TA 2019.

18. Grafik III.8. Belanja Operasi Provinsi Sumatera Utara TW.I 2019.

19. Grafik III.9. Belanja Modal Prov. Sumatera UtaraTw.I 2019.

20. Grafik III.10. Belanja Tak Terduga Prov. Sumatera Utara TW.I 2019 (dalam juta rupiah).

21. Grafik III.11. Sepuluh Besar Belanja Daerah Berdasarkan Klarifikasi Urusan Tw. I 2019.

22. Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Prov. Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2019.

23. Grafik 4.2. Perbandingan Pendapatan konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019.

24. Grafik 4.3. Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2018 dan 2019.

25. Grafik 4.4. Perbandingan Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sumatera Utara Triwulan I Tahun 2019.

(37)

BAB IV

(38)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH

PROVINSI

SUMATERA UTARA

Gadung Keoangan N€gara I Ll.3 Jalan Pangeran Diponsgoro No 30A. MEOAN-20152 Telepon: 0614553258: ,ri 48440: 4153044 Psw 302 Faksimili: 061-4538600i 4153064

Yth Melalui Dari Lampiran Hal

NOTA DINAS

Nomor:

ND.@rc\

lr'vPB.0212019

Direktur Jenderal Perbendaharaan Direktur Pelaksanaan Anggaran

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumatera Utara 1 (satu) berkas

Penyampaian Kajian Fiskal Regional Triwulan I Tahun 2019 Provinsi Sumatera Utara

Menindaklanjuti Surat

Edaran

Oirektur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE- 61lPBl2O17 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini terlampir disampaikan Kajian Fiskal Regional Triwulan

lll

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019. Laporan dalam bentuk soft copy telah disampaikan melalui email: lo.ditpa@gmail com.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasah

NlP. 1 96009191 985031 001

l^!

Laga^aa Katui no^spa/a^. rapat waletu, Pasti da^ raLPa EiaAa

Gambar

Grafik tingkat  inflasi Provinsi Sumatera Utara dan Nasional (m-to-m) tahun 2017- 2017-2019, disajikan pada Grafik I.4 berikut
Tabel II. 1
Tabel II.2.
Tabel II.3.
+2

Referensi

Dokumen terkait

• tapak harus satu kesatuan, tidak terbagi oleh jalan, saluran dan lain-lain yang dapat

Equation Number 1 Dependent Variabel .. Tapi jangan kuatir karena hal ini hanyalah pembulatan angka. Angka ini menunjukkan bahwa variansi pada variabel kesalahan

=ila dilihat berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui koloni  bakteri = memiliki kemampuan menghidrolisis amilum dengan sedang, sedangkan koloni bakteri A sama sekali

“Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan

penelitian ini adalah pengaruh pengembangan konstruksi pola lengan bidadari bagian sisi dalam 5 cm, 10 cm, 15 cm dengan sistem Djumiah dilihat dari aspek ketepatan letak

Aktor-aktor yang terlibat dalam sistem PHBM di KPH Bandung Utara secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok aktor, yaitu Perum Perhutani Unit III, Lembaga Masyarakat Desa

Kecepatan motor stepper hanya bisa diatur dengan delay ( penundaan Kecepatan motor stepper hanya bisa diatur dengan delay ( penundaan waktu ) antara data sebelum dan sesudahnya..

Mengapa bambu harus diawetkan? Bambu adalah material alami organik. Di iklim tropis yang dengan kelembaban tinggi seperiti Indonesia, tanpa pengawetan bambu hanya