• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BUOL PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL NOMOR 1 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BUOL PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL NOMOR 1 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BUO L

PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUO L

NOMOR 1 TAHUN 2021 TENTANG

TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUOL,

Menimbang : a.

b.

bahwa pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa yang taat asas sangat penting dan menentukan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintahan Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan sebagai pemimpin masyarakat dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan Desa, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

bahwa pengaturan pencalonan, pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa di Daerah saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan dinamika perkembangan peraturan perundang- undangan dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan yang teijadi dalam pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;

bahwa untuk memberikan kepastianhukum penyesuaian pengaturan tata carapemilihan kepala

h

(2)

desa dan menampung kebutuhan sesuai perkembangan y an g teijadi pada pencalonan, pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa maka Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa perlu diganti;dan

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam h uruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3900) sebagaim ana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3966);

Dengan Asünya GIAN HUKUM

200212 2 005

Undang-UndangNom or 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

(3)

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaim ana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- UndangNomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN BUO L dan

BUPATI BUOL

(4)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA

Dalara Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik lndonesia.

2. Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas, dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah.

3. Penjabat Kepala Desa adalah seorang Pegawai Negeri Sipilyang diangkat oleh Bupati untuk m elaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.

4. Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan masyarakat di desa dalam rangka memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

5. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disingkat PPKD adalah panitia pemilihan yang dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala Desa.

6. Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan Kabupaten adalah panitia pemilihan yang dibentuk Bupati pada tingkat Kabupaten dalam mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENT1AN KEPALA DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

(5)

7. Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa y an g selanjutnyadisebut Panitia Pengawas adalah panitia yang dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa melalui musyawarah yang bersifat mandiri dan tidak memihak untuk mengawasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.

8. Bakal Calon Kepala Desa yang selanjutnya disebut Bakal Calon adalah W arga Negara Indonesia yang mendaftarkan diri pada pemilihan kepala desa.

9. Calon Kepala Desa adalah Bakal Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih menjadi kepala desa.

10. Calon Kepala Desa Terpilih adalah Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

11. Pemilih adalah penduduk desa yang bersangkutan dan telah memenuhi persyaratan untuk m enggunakan hak pilih dalam pemilihan Kepala Desa.

12. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap pemilihannya.

13. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkatDPS adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Um um terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru.

14. Daftar Pemilih Tam bahan adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena yang bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara.

15. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT adalah daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jum lah pemilih dalam pemilihan Kepala Desa.

16. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk mendapatkan Bakal Calon Kepala Desa yang memenuh isyarat.

(6)

17. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan baik dari segi adm inistrasi m aupun seleksi tam bahan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

18. Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh calon Kepala Desa untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka m endapatkan dukungan.

19. Tempat Pe mu gu tan S uara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat dilaksanakannya pem ungutan suara.

20. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan keija pelaksanaan pemerintahan desa.

21. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan m asyarakat setem pat oleh Pem erintah D esa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

22. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

23. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokrasi.

24. M usyawarah Desa adalah m usyawarah an tara Badan Permusyawaratan Desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakanoleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

25. Tokoh m asyarakat Desa adalah seseorang yang ditokohkan oleh m asyarakat di lingkungannya akibat dari pengaruh, posisi, dan kem am puannya yang diakui oleh m asyarakat dilingkungannya yaitu tokoh agam a, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan.

26. Lem baga kem asyarakatan Desa adalah wadah partisipasi m asyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pem bangunan, serta meningkatkan pelayanan m asyarakat Desa.

(7)

27. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan buktiperm ulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

28. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di pengadilan.

29. Terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

30. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

31. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.

32. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan oleh Kepala Desa yang bersifat konkrit, individual, dan final.

33. Keputusan BPD adalah penetapan oleh BPD yang bersifat lem baga dan final.

34. Bulan adalah bulan dalam kalender masehi.

35. Hari adalah hari keija.

36. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah W arga Negara Republik Indonesia yang memiliki syarat tertentu dan diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk m endukung jabatan pemerintahan.

37. Daerah adalah Daerah Kabupaten Buol.

38. Pemerintah Daerah adalah Bupati Buol sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

39. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati Buol dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten.

40. Bupati adalah Bupati Buol.

41. Camat adalah Perangkat Daerah yang mengepalai wilayah keija Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

(8)

B AB II

PEMILIHAN KEPALA DESA Bagian Kesatu

Umum

Pasal 2

Pemilihan Kepala Desa dilakukan dengan 2 (dua) cara sebagai berikut:

a. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak satu kali atau dapat bergelombang; dan

b. Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui Musyawarah Desa.

( 1) Kepala Desa dipilih langsung oleh pendudukDesa.

(2) Pemilihan Kepala Desa bersifat:

a. langsung;

b. umum;

c. bebas;

d. rahasia, e. juju r; dan f. adil.

Bagian Kedua

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Secara Serentak Satu Kali Atau Secara Bergelombang

Pemilihan Kepala Desa secara serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dilaksanakan pada Hari yang sama di seluruh Desa pada wilayah Daerah.

(1) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dilaksanakan dengan mempertimbangkan :

a. pengelompokan waktu berakhimya masa jabatan Kepala Desa 3üai D di wilavah Daerah:

an daerah; dan/atau Pasal 3

Pasal 4

Pasal 5

(9)

c. ketersediaan PNS dilingkungan Pemerintah Daerah y an g memenuhi persyaratan sebagai penjabat Kepala Desa.

(2) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.

Pasal 6

Pemilihan Kepala Desa secara serentak satu kali atau secara bergelombang dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

a. persiapan;

b. pencalonan;

c. kampanye;

d. pemungutan suara; dan e. penetapan.

(1) BPD menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya m asa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan.

(2) Paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah menerima pemberitahuan akhir masa jabatan dari BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir m asa jabatan kepada Bupati melalui Camat.

(1) Dalam hal teijadi kekosongan jabatan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak atau secara bercrelombang, Bupati menunjuk Penjabat Kepala Desa.

Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian Ketiga

Tahapan Paragraf 1

Persiapan

Pasal 7

Pasal 8

(10)

berasal dari PNS di lingkungan Pemerintah Daerah yang memahami bidang kepemimpinan dan teknis pemerintahan.

(3) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh Camat.

Pasal 9

( 1 ) BPD membentuk PPKD secara m usyawarah untuk melaksanakan pemilihan Kepala Desa.

(2) Pembentukan PPKDditetapkan oleh BPD dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan.

(3) Pembentukan PPKD sebagaim ana dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati melalui Camat.

(4) Apabila lebih dari 20 (dua puluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BPD belum menetapkan PPKD, Camat memfasilitasi pembentukan PPKD.

(5) Susunan PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. ketua;

b. wakil ketua;

c. sekretaris;

d. bendahara; dan

e. anggota yang jum lahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

(6) PPKDsebagaimana dimaksud pada ayat (5) beijum lah paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang terdiri atas unsur:

a. Perangkat Desa;

b. lembaga kemasyarakatan Desa;

c. tokoh masyarakat Desa; dan d. keterwakilantokohperempuan.

(7) PPKD yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa wajib mengundurkan diri dari kepanitiaan dan digantikan dari unsur yang sama.

Susunan PPKD sebagaim ana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan Keputusan Pimpinan BPD.

1 2 2 005

(11)

Pasal 10 (1) PPKD mempunyai tugas:

a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan mengendalikan scmua tahapan pelaksanaan pemilihan;

b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui Camat;

c. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;

d. mengadakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon;

e. menetapkan calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan;

f. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;

g. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;

h. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan TPS;

i. melaksanakan pemungutan su ara;

j. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan;

k. menetapkan calon Kepala Desa terpilih; dan

l. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa kepada BPD.

(2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPKD bersifat mandiri dan tidak memihak serta menjamin terlaksananya proses Pemilihan Kepala Desa dengan aman, tertib dan demokratis.

Pasal 11

(1) PPKD mengajukan usulan rencana biaya Pemilihan Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat paling lam bat 30 (tiga puluh) Hari setelah terbentuknya PPKD.

(2) Bupati memberikan persetujuan rencana biaya Pemilihan Kepala Desa sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diajukan oleh PPKD.

Pasal 12

(1) Bupati membentuk Panitia Tingkat Kabupaten.

(12)

a. merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan pemilihan tingkat Daerah;

b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa terhadap PPKD;

c. menetapkan jum lah surat suara dan kotak suara;

d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak suara serta perlengkapan pemilihan lainnya;

e. menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan pemilihan lainnya kepada PPKD;

f. memfasilitasi penyelesaian permasalahan Pemilihan Kepala Desa tingkat Daerah;

g. melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dan melaporkan serta membuat rekomendasi kepada Bupati; dan

h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.

(3) Tugas panitia pemilihan sebagaim ana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d dan huruf e pelaksanaanya dapat ditugaskan kepada Desa.

(4) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Panitia Tingkat Kabupaten sebagaim ana dimaksud pada ayat (2) huruf g, Panitia Tingkat Kabupaten dapat membentuk Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Desa.

(5) Panitia Tingkat Kabupaten sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(6) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan penugasan kepada Desa dan pembentukan Panitia Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 13

(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih harus terdaftar sebagai Pemilih.

(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. warga Negara Republik Indonesia;

pada hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa sudah berum ur 17 (tujuh bêlas) tahun dan belum menikah

2 005

(13)

dibuktikan dengan akta lahir atau sejenisnya atau sudah/ pem ah menikah yang dibuktikan dengan akta nikah atau surat keterangan lainnya;

c. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;

d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

e. berdomisili di Desa paling singkat 6 (enam) bulan sebelum disahkannya DPS yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Penduduk yang dikeluarkan oleh Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang kependudukan; dan

f. bukan anggota TNI/POLRI.

(3) Pemilih yang terdaftar dalam daftar Pemilih temyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat menggunakan hak pilih.

Pasal 14

(1) Daftar Pemilih dimutakhirkan dan divalidasi sesuai data penduduk di Desa.

(2) Pemuktahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan karena :

a. memenuhi syarat usia Pemilih, yang sam pai dengan hari dan tanggal pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa sudah berum ur 17 (tujuh bêlas) tahun;

b. belum berum ur 17 (tujuh bêlas) tahun tetapi sudah/pemah menikah;

c. telah meninggal dunia;

d. pindah domisili ke desa lain; atau e. belum terdaftar.

(3) Berdasarkan daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia Pemilihan menyusun dan menetapkan DPS.

Pasal 15

DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf e iumumkan oleh Panitia Pemilihan Desa pada tempat yang mudah

u masyarakat dalam jangka waktu selama 3 (tiga) hari.

,12 2 005

(14)

Pasal 16

(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pemilih atau anggota keluarganya dapat mengajukan usul perbaikan mengenai penulisan nam a dan/atau identitas lainnya.

(2) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemilih atau anggota keluarga dapat memberikan informasi meliputi :

a. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;

b. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa yang bersangkutan;

c. Pemilih yang sudah menikah di bawah um ur 17 (tujuh bêlas) tahun; dan/atau

d. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat sebagai Pemilih.

(3) Dalam hal perbaikan dan informasi mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diterima, Panitia Pemilihan Desa segera mengadakan perbaikan DPS.

Pasal 17

(1) Pemilih atau keluarganya yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada Panitia Pemilihan Desa melalui kepala dusun.

(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar sebagai Daftar Pemilih Tambahan.

(3) Pencatatan Daftar Pemilih Tam bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) Hari.

Pasal 18

(1) Daftar Pemilih Tambahan diumumkan oleh PPKD pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan Daftar Pemilih Tambahan.

Derigan Aslinya

(1) Panitia pemilihan Y

Pasal 19

menetapkan dan mengumumkan DPS yang

(15)

*P s/h

sudah diperbaiki dan Daftar Pemilih Tambahan sebagai DPT.

(2) DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan ditempat yang strategis di Desa untuk diketahui oleh masyarakat.

(3) Jangka waktu pengumuman DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selama 3 (tiga) Hari terhitung sejak berakhimya jangka waktu penyusunan DPT.

Pasal 20

(1) Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, PPKDmenyusun salinan DPT untuk TPS.

(2) Rekapitulasi jum lah Pemilih tetap digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan su rat suara dan alat perlengkapan pemilihan.

(3) DPT yang sudah disahkan oleh PPKD tidak dapat diubah, kecuali ada Pemilih yang meninggal dunia, panitia pemilihan membu buhkan catatan dalam DPT pada kolom keterangan

“meninggal dunia”.

Paragraf Kedua Pencalonan

Pasal 21

(1) PPKD mengumumkan dan menerima pendaftaran calon Kepala Desa.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) Hari sebelum pendaftaran dibuka.

(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan informasi mengenai tanggal, tempat, persyaratan dan waktu pelaksanaan pendaftaran Bakal Calon.

(4) Jangka waktu pengumuman dan pelaksanaan pendaftaran Bakal Calon yakni paling lama 9 (sembilan) Hari.

Pasal 22

(1) Calon Kepala Desa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : - a. warga negara Republik Indonesia;

kêpaI a bb. bertakwa kepada Tuhan Yang M aha Esa;^ ^ huki

12 2 005

(16)

c. me me gang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama a tau sederajat;

e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;

f. bersedia dicalonkan menjadi kepala Desa;

g. tidak sedang menjalani hukum an pidana penjara;

h. tidak pem ah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara ju ju r dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pem ah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;

i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

j. berbadan sehat;

k. tidak pem ah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan; dan

l. berkelakuan baik.

(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf m meliputi :

a. Pembuktian surat keterangan warga negara Republik Indonesia dari pejabat Pemerintah Kabupaten;

b. surat permohonan ditulis tangan dengan tinta hitam diatas kertas bermaterai 6.000;

c. surat pemyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai 6.000 sesuai dengan ketentuan perundang-undangan ;

(17)

d. su rat pemyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas bermaterai 6.000 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. foto copy ijazah formai/surat keterangan pengganti ijazah dari tingkat pertama sampai dengan ijazah terakhir yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

f. surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari Rumah Sakit Umum Daerah;

g. surat keterangan catatan kepolisian dari kepolisian;

h. surat keterangan dari pengadilan negeri yang menyatakan tidak pem ah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun;

i. surat keterangan dari pengadilan negeri yang menyatakan tidak sedang dicabut hak pilihnya;

j. membuat daftar riwayat hidup;

k. surat pemyataan kesediaan menjadi calon Kepala Desa yang dibuat diatas kertas bermaterai;

l. foto copy kartu tanda penduduk, dan kartu keluarga yang masih berlaku dan telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

m. pas photo berwam a terbaru yang jum lah dan ukurannya ditentukan oleh PPKD;

n. surat keterangan dari Camat atas nama Bupati, yang menerangkan bahwa yang bersangkutan belum pem ah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;

o. surat pemyataan diatas kertas bermaterai dari yang bersangkutan bahwa belum pem ah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;

p. surat pemyataan tidak mengundurkan diri sampai proses pemilihan selesai yang dibuat diatas kertas bermaterai;

q. surat pemyataan siap menerima dan mengakui hasil proses Pemilihan Kepala Desa dengan sadar dan penuh tanggung jaw ab diatas kertas bermaterai;

[212 2 005

(18)

r. surat pemyatan tidak akan melakukan politik uang di a tas kertas bermaterai;

s. surat pemyataan tidak menggunakan isu suku, agama dan ras;

t. melampirkan naskah visi dan misi yang dibuat oleh Bakal Calon;

u. surat izin dari pejabat pembina kepegawaian bagi Calon Kepala Desa yang berstatus PNS;

v. surat pengunduran diri bagi pimpinan dan anggota BPD; dan w. Surat keterangan dari Camat atas nama Bupati yang

menerangkan telah menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa jabatan.

(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf v, berlaku bagi Kepala Desa sedang menjabat yang akan mencalonkan diri kembali.

(1) PPKD melakukan penjaringan Bakal Calon dengan cara :

a. mengumumkan/mensosialisasikan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa kepada masyarakat Desa; dan

b. menerima pendaftaran Bakal Calon.

(2) Penjaringan Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu 9 (sembilan) Hari.

(3) Jumlah Bakal Calon hasil penjaringan paling sedikit 2 (dua) orang ditetapkan dalam berita acara dan diumumkan kepada masyarakat.

(4) Apabila sampai batas akhir waktu penjaringan temyata Bakal Calon kurang dari 2 (dua) orang, waktu penjaringan diperpanjang 3 (tiga) Hari.

(5) Dalam hal Bakal Calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bupati menunda pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sampai dengan waktu yang ditetapkan kemudian.

Pasal 23

(19)

Pasal 24

(1) Bakal Calon mengajukan surat permohonan mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa secara tertulis, ditandatangani, dan bermaterai yang dibuat dalam rangkap 4 (empat).

(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Ketua PPKD dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) dalam rangkap 2 (dua).

(3) Permohonan dan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan ayat (2) disampaikan kepada PPKD.

(1) PPKD melakukan penyaringan Bakal Calon melalui penelitian kelengkapan dan keabsahan persyaratan administrasi disertai klarifikasi pada instansi tekait yang hasilnya ditetapkan dalam Berita Acara Penyaringan Bakal Calon.

(2) Bakal Calon hasil penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang.

( 1) PPKD mengumumkan hasil penelitian kelengkapan dan keabsahan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) kepada masyarakat untuk memperoleh masukan.

(2) Masukan masyarakat sebagaim ana dimaksud pada ayat ( 1 ), wajib diproses dan ditindaklanjuti PPKD.

( 1 ) Dalam hal Bakal Calon yang belum memenuhi persyaratan jum lah orang, PPKD melakukan penjaringan dan penyaringan ulang selama 20 (dua puluh) Hari.

(2) Dalam hal Bakal Calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang setelah dilakukan penjaringan dan penyaringan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menunda pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian.

Pasal 25

Pasal 26

Pasal 27

inan Sesuai Dengan Asliny KEPALA BAGIAN HUKUM

N!P. 19 2 2 005

(20)

9r PEfif

(3) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masa jabatan Kepala De sa berakhir, Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa dari PNS dilingkungan Pemerintah Daerah.

Pasal 28

(1) Dalam hal Bakal Calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 lebih dari 5 (lima) orang, PPKD melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria meliputi:

a. pengalaman bekeija di lembaga pemerintahan;

b. tingkat pendidikan;

c. usia;dan d. ujian tertulis.

(2) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Panitia Tingkat Kabupaten.

(3) Ketentuan mengenai bobot nilai kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 29

(1) Calon Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan PPKD berdasarkan Berita Acara Penyaringan Bakal Calon sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 27 ayat (1).

(2) Calon kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang mengundurkan diri.

(3) Dalam hal calon Kepala Desa, tetap mengundurkan diri maka tahapan pemilihan tetap berlangsung. Sebagaim ana dimaksud pada ayat (1).

(4) Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada masyarakat.

(5) Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) Calon Kepala Desa, salah seorang Calon Kepala Desa dinyatakan meninggal dunia maka dilakukan proses seleksi ulang.

Pasal 30

penyaringan, penetapan dan pengumuman nama Kepala Desa dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh)

2 005

(21)

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi penjaringan dan penyaringan ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1).

Pasal 31

(1) Penetapan calon Kepala Desa disertai dengan penentuan nomor urut melalui undian secara terbuka oleh Panitia Pemilihan Desa.

(2) Undian nomor urut calon Kepala Desa sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan 1 (satu) Hari setelah penetapan calon Kepala Desa dan dihadiri oleh para calon Kepala Desa atau diwakili berdasarkan mandat dari calon kepala desa.

(3) Nomor urut dan nam a calon Kepala Desa yang telah ditetapkan disusun dalam daftar calon dan dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Calon Kepala Desa.

(4) PPKD mengumumkan melalui media m asa dan/atau papan pengumuman tentang nama calon Kepala Desa yang telah ditetapkan paling lambat 7 (tujuh) Hari sejak tanggal ditetapkan.

(5) Pengumuman tentang nam a calon Kepala Desa oleh PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat final dan mengikat.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan nomor urut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf3 Kampanye

Pasal 32

( 1) PPKD menetapkan jadwal kampanye Calon Kepala Desa 3 (tiga) hari setelah pengumuman penetapan Calon Kepala Desa.

(2) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui:

a. pertemuan terbatas;

b. tatap muka;

c. dialog;

d. penyebaran bahan kampanye kepada umum;

(22)

yang ditentukan oleh PPKD; dan

f. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang- undangan.

(3) Pelaksanaan kampanye dilaksanakan selama 3 (tiga) hari.

Pasal 33

(1) PPKD dapat menyelenggarakan penyampaian Visi, Misi, dan program keija atau débat kandidat calon kepala desa.

(2) Penyelenggaraan débat kandidat dapat di hadiri oleh:

a. pemerintah desa;

b. pemerintah kecamatan;

c. anggota BPD; dan d. tokoh masyarakat.

(3) waktu pelaksanaan penyampaian Visi, Misi, dan program keija sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) hari sebelum masuk masa tenang.

Pasal 34

( 1 ) Kampanye dilaksanakan oleh Calon Kepala Desa dengan ketentuan sebagai berikut :

a. kampanye dilaksanakan 3 (tiga) hari setelah pengumuman penetapan Calon Kepala Desa;

b. kampanye dilaksanakan dengan pemasangan tanda gambar Calon Kepala Desa atau penyebaran bahan kampanye kepada umum atau pemasangan alat peraga, dan kampanye dialog/tatap muka/ pertemuan terbatas;

c. pemasangan tanda gambar Calon Kepala Desa di lingkungan Balai Desa dan TPS dilakukan oleh PPKD;

d. materi kampanye dialog/tatap muka/pertemuan terbatas berisi program keija bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

e. tempat pelaksanaan kampanye dialog/tatap muka/pertemuan terbatas ditentukan oleh PPKD; dan

f. pelaksanaan penyampaian program keija dalam kampanye

(23)

*-PEA?

(2) Pelaksana kampanye dilarang :

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, dan/atau Calon Kepala Desa lain;

d. menghasut dan mengadu domba perseorangan atau masyarakat;

e. mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum;

f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Calon Kepala Desa;

g. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;

h. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut Calon Kepala Desa lain selain dari gambar dan/atau atribut Calon Kepala Desa yang bersangkutan;

i. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye;

j. melakukan kampanye dalam bentuk pawai atau arak-arakan dan konvoi kendaraan bermotor; dan

k. tidak dibenarkan menyertakan gambar pejabat negara atau pajabat daerah pada alat peraga kampanye.

(3) Pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye dilarang mengikut sertakan:

a. kepala desa;

b. perangkat desa; dan/atau c. anggota BPD.

(4) Setiap pelaksana kampanye yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi berupa:

a. peringatan tertulis apabila pelaksana kampanye melanggar larangan walaupun belum terjadi gangguan; dan

üiAslinya , , . . .

penghentian kegiatan kampanye di tempat teqadinya

fl2 2 005

(24)

pelanggaran di suatu wilayah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke wilayah lain.

(5) Sanksi administras! sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan oleh Panitia Pengawas secara musyawarah yang dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari jum lah Panitia Pengawas.

Paragraf4 Masa Tenang

Pasal 35

(1) Masa tenang Pemilihan Kepala Desa paling lama 3 (tiga) Hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) Masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PPKD dan Panitia Pengawas berkewajiban membersihkan seluruh alat peraga kampanye.

(3) Hari dan tanggal pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat(l) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Keempat

Pemungutan dan PenghitunganSuara

Paragraf 1

Tempat Pemungutan Suara

Pasal 36

(1) Penempatan TPS berada di tempat umum atau keramaian dalam wilayah administrasi Desa.

(2) Jumlah, lokasi. bentuk dan tata letak TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh PPKD.

(3) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan lokasinya ditempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta menjamin setiap Pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

(25)

ukuran, dan w am a surat suara, kotak suara, kelengkapan peralatan lain serta pendistribusiannya diatur dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 2 Pengumuman

Pasal 38

(1) PPKD mengumumkan lokasi dan waktu pelaksanaan pemungutan suara kepada masyarakat di tiap TPS dan di tempat yang mudah dibaca oleh masyarakat.

(2) PPKD menyampaikan surat undangan kepada penduduk desa yang telah terdaftar sebagai Pemilih disertai tanda bukti penerimaan sebelum pemungutan suara dilaksanakan.

(3) Apabila penduduk desa yang telah terdaftar dalam daftar Pemilih tetap sampai dengan waktu pemungutan suara dilaksanakan belum mendapat undangan, penduduk yang bersangkutan dapat menghubungi PPKDuntuk mendapatkan undangan.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 3 Pelaksanaan

Pasal 39

(1) Pemungutan suara dilaksanakan mulai pukul 07.30 WITA sampai dengan pukul 14.00 WITA.

(2) Setiap Pemilih hanya memberikan suaranya kepada 1 (satu) Calon Kepala Desa dan tidak boleh diwakilkan.

(3) Pemberian suara untuk Pemilihan Kepala Desa dilakukan dengan mencoblos salah satu Calon Kepala Desa dalam surat suara.

(4) Pencoblosan surat suara dilaksanakan dalam bilik suara dengan menggunakan alat yang telah disediakan oleh PPKD.

Pasal 40

(1) Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan lain pada saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu

PPKD atau orang lain atas permintaan Pemilih.

IÏ2 2 005

(26)

(2) Anggota panitia atau orang lain yang membantu Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban merahasiakan pilihan Pemilih yang bersangkutan.

Pasal 41

(1) Pemilih yang menjalani rawat inap di tempat pelayanan kesehatan, yang sedang menjalani hukuman penjara, pemilih yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, yang tinggal di perahu atau pekeija lepas pantai, dan tempat-tempat lain memberikan su ara di TPS khusus.

(2) Ketentuan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi pemilih yang berada diluar desa pemilihan.

Pasal 42

(1) Sebelum m elaksanakan pem ungutan suara, PPKD melakukan kegiatan :

a. pem bukaan kotak su ara dan memperlihatkannya kepada para Pemilih bahw a kotak suara dalam keadaan kosong serta menutupnya kembali, mengunci, dan menyegel dengan menggunakan kertas yang diberi stempel PPKD;

b. pengeluaran seluruh isi kotak suara;

c. pengidentifïkasian jenis dokumen atau peralatan;

d. penghitungan jum lah setiap jenis dokumen dan peralatan;

dan

e. memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara.

(2) Kegiatan PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh saksi dari Calon Kepala Desa, BPD, Panitia Pengawas dan warga masyarakat.

(3) Kegiatan PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Ketua PPKD dan paling kurang 2 (dua) orang anggota panitia pemilihan serta wajib ditandatangani oleh saksi dari Calon Kepala Desa.

(27)

Pasal 43

(1) Pemilih vang hadir diberikan surat suara dengan menunjukkan surat undangan yang dimiliki.

(2) Apabila surat suara dalam keadaan cacat a tau rusak, Pemilih berhak mendapat surat suara baru setelah menyerahkan surat suara yang cacat atau rusak kepada PPKD.

(3) Pemilih memasukkan surat suara yang sudah dicoblos ke dalam kotak suara yang disediakan dalam keadaan terlipat seperti semula.

Pasal 44

(1) Suara untuk Pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila : a. surat suara ditandatangani oleh ketua dan/atau sekretaris

PPKD;

b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 {satu) kotak segiempat yang memuat satu calon;

c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nam a calon yang ditentukan;

d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon;

atau

e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon.

(2) Apabila terdapat tanda coblos diluar kotak segi empat yang memuat tanda gambar Calon Kepala Desa sepanjang terdapat tanda coblos di dalam salah satu kotak segi empat atau pada garis salah satu kotak segi empat yang memuat tanda gambar Calon Kepala Desa, suara dinyatakan sah.

Pasal 45

(1) Pelaksanaan pemungutan suara Calon Kepala Desa dinyatakan sah apabila jum lah Pemilih yang hadir menggunakan hak pilihnya paling rendah 2/3 (dua per tiga) dari jum lah seluruh Pemilih dalam DPT yang telah disahkan oleh ketua PPKD.

Dalam hal jum lah Pemilih yang hadir menggunakan hak pilihnya HUKÜÎ

dari yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1),

12 2005

(28)

waktu pelaksanaan pemungutan suara Calon Kepala Desa diperpanjang 1 (satu) jam.

(3) Apabila setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jum lah Pemilih yang hadir kurang dari 2 / 3 (dua per tiga) dari jum lah seluruh Pemilih dalam DPT yang telah disahkan oleh ketua PPKD, pelaksanaan pemungutan suara Calon Kepala Desa dinyatakan sah.

(4) Ketentuan mengenai pelaksanaan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 4 Penghitungan Suara

Pasal 46

(1) Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh PPKD setelah pemungutan suara berakhir.

(2) Sebelum penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai, PPKD menghitung:

a. jum lah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan DPT untuk TPS;

b. jum lah Pemilih dari TPS lain;

c. jum lah surat suara yang tidak terpakai; dan

d. jum lah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak.

(3) Penghitungan suara dilaksanakan dihadapan saksi yang ditunjuk oleh Calon Kepala Desa serta harus dihadiri dan disaksikan BPD, Panitia Pengawas dan/atau masyarakat setempat.

(4) Saksi calon dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) h aru s m em baw a su rat m andate dari calon yang bersangkutan dan m enyerahkannya kepada ketua PPKD.

(5) Ketidakhadiran saksi tidak m em pengaruhi sah tidaknya pem ungutan dan penghitungan su ara di TPS.

Pasal 47

Setelah penghitungan suara selesai PPKD membuat Berita Acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh ketua dan

12 2 005

(29)

paling rendah 2 (dua) orang anggota Panitia serta dapat ditandatangani oleh saksi Calon Kepala Desa.

(2) Salinan Berita Acara hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada saksi Calon Kepala Desa yang hadir sebanyakl (satu) eksemplar dan menempelkan 1 (satu) eksemplar hasil penghitungan suara ditempat umum.

(3) Berita Acara hasil penghitungan suara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dimasukkan dalam sampul khusus yang disediakan dan dim asukkan kedalam kotak su ara yang pada bagian luar ditempel label atau segel.

(4) Panitia menyerahkan Berita Acara hasil penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan administras! pemungutan dan penghitungan suara kepada BPD segera setelah selesai penghitungan suara.

(5) BPD wajib menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Camat setelah menerima Berita Acara hasil penghitungan suara dari PPKD dengan surat keputusan.

Paragraf 5

Penentuan Calon Kepala Desa Dengan Suara Terbanyak Sama

Pasal 48

(1) Calon kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jum lah suara sah ditetapkan sebagai calon kepala Desa terpilih.

(2) Dalam hal Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak lebih dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah perolehan suara sah yang lebih luas.

(3) Pelaksanaan perolehan suara sah yang lebih luas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 49

Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di Kantor Desa atau di tempat lain yang teijamin keamanannya.

m Dengan Aslinya BAÇIAN HUKUM

(30)

Paragraf Keenam Format

Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih Pasal 50

(1) Uraian format pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa, terdiri atas:

a. format keputusan pimpinan tentang PPKD;

b. format DPS;

c. format Daftar Pemilih Tambahan;

d. format DPT;

e. format rekapitulasi DPT;

f. format pengumuman;

g. format Berita Acara Penyaringan bakal calon;

h. format Berita Acara Penetapan nomor urut dan nama calon;

i. format Berita Acara pembukaan dan pengeluaran isi kotak suara;

j. format Berita Acara Pengidentifïkasian setiap jenis dokumen dan peralatan; dan

k. format Berita Acara hasil penghitungan suara.

(2) Format sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2

Calon Kepala Desa Terpilih Berhalangan Sebelum Pelantikan

Pasal 51

(1) Calon Kepala Desa terpilih yang meninggal dunia, berhalangan tetap atau mengundurkan diri dengan alasan yang dapat dibenarkan sebelum pelantikan, calon terpilih dinyatakan gugur dan Bupati mengangkat PNS dari Pemerintah Daerah sebagai Penjabat Kepala Desa.

ùàinjKUU

Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) laksanakan tugas dan wewenang Kepala Desa sampai dengan

12 2 005

(31)

dilantiknya Kepala Desa hasil pemilihan langsung secara bergelombang dan/atau serentak.

Pasal 52

(1 )

(

2

)

(3)

(4)

(5)

(

6

)

Calon Kepala Desa terpilih yang ditetapkan sebagai tersangka dan diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun sebelum pelantikan, calon terpilih tetap dilantik sebagai Kepala Desa.

Calon Kepala Desa terpilih yang ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara sebelum pelantikan, calon terpilih tetap dilantik menjadi Kepala Desa dan pada kesempatan pertama Bupati memberhentikan sementara yang bersangkutan dari jabatannya sebagai Kepala Desa.

Calon Kepala Desa terpilih yang ditetapkan sebagai terdakwa dan diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan register perkara di pengadilan sebelum pelantikan, calon terpilih tetap dilantik menjadi Kepala Desa dan pada kesempatan pertama Bupati memberhentikan sementara yang bersangkutan dari jabatannya sebagai Kepala Desa.

Calon Kepala Desa terpilih yang ditetapkan sebagai terpidana dan diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap sebelum pelantikan, calon terpilih tetap dilantik menjadi Kepala Desa dan pada kesempatan pertama Bupati memberhentikan yang bersangkutan dari jabatannya sebagai Kepala Desa dan mengangkat PNS dari Pemerintah Daerah sebagai Penjabat Kepala Desa.

Calon Kepala Desa terpilih sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) yang tidak hadir pada saat pelantikan diangggap mengundurkan diri kecuali dengan alasan yang dapat dibenarkan.

Pelaksanaan ketentuan kesempatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), paling lambat 14 femnat bêlas) Hari terhitung sejak tanggal pelantikan.

(32)

(7) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Desa sampai dengan dilantiknya Kepala Desa hasil Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui Musyawarah Desa.

Pasal 53

(1) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan haknya sebagai PNS.

(2) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak menerima haknya sebagai PNS, mendapatkan tunjangan Kepala Desa dan pendapatan lainnya yang sah yang bersum ber dari APB Desa.

Paragraf 3 Pelantikan

Pasal 54

( 1 ) Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk melantik Calon Kepala Desa terpilih paling lama 30 (tiga puluh) Hari, terhitung sejak ditetapkannya Keputusan Bupati tentang pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa Terpilih.

(2) Calon Kepala Desa Terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilantik oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk secara serentak.

(3) Pejabat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yakni wakil Bupati atau Sekretaris Daerah atau Asisten yang membidangi Bidang Pemerintahan.

Desa terpilih Pasal 55

(1) Sebelum memangku jabatannya, Kepala mengucapkan sumpah/janji.

(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :

“Demi Allah/Tuhan, saya bersum pah/berjanji bahw a saya akan ' memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik- baiknya, sejujur-jujum ya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan

2 005

(33)

selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik lndonesia".

Basai 56

Setelah pelantikan Kepala Desa, penjabat atau pelaksana tugas Kepala Desa berkewajiban memfasilitasi serah terima jabatan Kepala Desa dihadapan BPD dan disaksikan Camat.

B A B IV

PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA

Pasal 57

(1) Kepala Desa yang berhenti dan/atau diberhentikan dengan sisa m asa jabatan lebih dari 1 (satu) tahun, Bupati mengangkat PNS dari Pemerintah Daerah sebagai penjabat Kepala Desa sampai dengan ditetapkan Kepala Desa antar waktu hasil Musyawarah Desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lam a 6 (enam) bulan sejak Kepala Desa diberhentikan.

(3) M asa jabatan Kepala Desa yang ditetapkan melalui Musyawarah Desa terhitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan habis sisa m asa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan.

Pasal 58 (1) BPD membentuk PPKD antar waktu.

(2) Pembentukan PPKD antar waktu sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Ketua BPD.

PPKDantarwaktuterdiriatasPerangkatDesa dan unsurmasyarakat.

(34)

(4) PPKD antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (3), jum lahnya disesuaikan dengan beban tugas dan kemampuan APB Desa.

(5) PPKD antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (4) bertanggungjawab kepada Ketua BPD.

Pasal 59

(1) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) melakukan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon antar waktu.

(2) Penyaringan Bakal Calon menjadi calon kepala Desa ditetapkan paling rendah 2 (dua) orang calon dan paling tinggi 3 (tiga) orang calon.

(3) Dalam hal jum lah calon sebagaim ana dimaksud pada ayat (2) yang memenuhi persyaratan lebih dari 3 (tiga) orang, panitia melakukan seleksi tambahan.

(4) Seleksi tam bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

a. pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan;

b. tingkat pendidikan;

c. usia; dan d. ujian tertulis.

(4) Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang, panitia pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) Hari.

(5) Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), BPD menunda pelaksanaan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa sampai dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD.

Pasal 60

Pemilihan Kepala Desa antar waktu dilaksanakan mêlaiui tahapan:

a. persiapan;

b. pelaksanaan; dan c. pelaporan.

(35)

Pasal 61

Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 h uruf a meliputi:

a. pembentukan PPKD antar waktu oleh BPD paling lama dalam jangka waktu 15 (lima bêlas) Hari terhitung sejak Kepala Desa

diberhentikan;

b. pengajuan biaya pemilihan dengan beban ABP Desa oleh panitia pemilihan kepada penjabat Kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak panitia terbentuk;

c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat Kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diajukan oleh panitia pemilihan;

d. pengumuman dan pendaftaran Bakal Calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima bêlas) Hari;

e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari; dan

f. penetapan calon Kepala Desa antar waktu oleh panitia pemilihan paling rendah 2 (dua) orang calon dan paling tinggi 3 (tiga) orang calon yang dimintakan pengesahan Musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.

Pasal 62

(1) Tahapan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b meliputi:

a. penyelenggaraan Musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD yang teknis pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia

pemilihan;

b. pengesahan calon Kepala Desa yang berhak dipilih oleh Musyawarah Desa melalui m usyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;

c. pelaksanaan pemilihan calon Kepala Desa oleh panitia pemilihan dan peserta Musyawarah Desa melalui mekanisme m usyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati oleh Mus

an Aslinya HUKUNS

(36)

d. pelaporan hasil pemilihan calon Kepala Desa oleh panitia pemilihan kepada Musyawarah Desa; dan

e. pengesahan calon terpilih oleh Musyawarah Desa.

(2) Peserta m usyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c melibatkan unsur masyarakat.

(3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari:

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. perwakilan kelompok tani;

f. perwakilan kelompok nelayan;

g. perwakilan kelompok perajin;

h. perwakilan kelompok perempuan;

i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungananak;

j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; dan

k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi social budaya masyarakat setempat.

(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf k diwakili paling tinggi 5 (lima) orang dari setiap Dusun.

(5) Jumlah peserta Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dibahas dan disepakati bersam a BPD dan Pemerintah Desa dengan memperhatikan jum lah penduduk y ang mempunyai hak pilih di Desa yang ditetapkan dengan Keputusan BPD.

(6) Tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa antar waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dipersingkat dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas.

(7) Ketentuan mengenai pelaksanaan Kepala Desa antar waktu dipersingkat sebagaim ana dimaksud pada ayat (6) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 63

(37)

a. Pelaporan hasil Pemilihan Kepala Desa melalui Musyawarah Desa kepada BPD dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah Musyawarah Desa mengesahkan calon Kepala Desa terpilih;

b. Pelaporan calon Kepala Desa terpilih hasil Musyawarah Desa oleh ketua BPD kepada Bupati paling lam bat 7 (tujuh) Hari setelah menerima laporan dari panitia pemilihan;

c. penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan pengangkatan calon Kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya laporan dari BPD; dan

d. pelantikan Kepala Desa oleh Bupati paling lama 30 (tigapuluh) Hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan calon Kepala Desa terpilih dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) BPD menyampaikan laporan calon Kepala Desa terpilih hasil Musyawarah Desa kepada Bupati.

(2) Bupati mengesahkan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Bupati.

(3) Bupati wajib melantik calon Kepala Desa terpilih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

KEBERATAN DAN MEKANISME PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Bagian Kesatu Keberatan

Pasal 65

(1) Keberatan terhadap penetapan hasil pemilhan Kepala Desa hanya dapat diajukan oleh Calon Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat dalam waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah penetapan hasil pemilihan.

(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya

Pasal 64

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Turn Key Project , Proyek yang dilakukan dengan pola Turn-key Project adalah pola pekerjaan dimana masing-masing pihak yang terlibat mengikatkan diri dengan kontrak

(BCI) adalah sebuah perusahaan konsultan desain internasional yang memberikan pelayanan dalam bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan lingkungan. Perusahaan ini

1) Menggunakan sistem 8 Jam, artinya hanya dengan waktu 8 jam murid dapat membaca dan menulis huruf Al-Qur’an. 2) Praktis untuk segala umur. 3) Menggunakan metode yang

Juga  dalam  edisi  terdahulu,  persyaratan  ISO­9001  yang  dapat  dikecualikan  atau  tidak diaplikasikan  terbatas  pada  persyaratan  yang  menjadi  bagian 

Pada fitur asesmen, peserta akan merefleksikan dirinya sendiri, rekan sekelompok atau rekan 1 Sekolah Dasar (bagi peserta KKN Tematik Literasi dan Numerasi luring) dan

Bungkulan Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut. Tari Baris Kupu-kupu merupakan salah satu bentuk tarian yang digunakan untuk mengiringi sajian atau

Dalam penyusunan skripsi ini objek yang menjadi sasaran pengamatan penyusunan adalah motivasi kerja sebagai variabel bebas (variabel X) sementara objek penelitian

lagian sekalian kita bisa jelasin ke warga kalo kita dari PKBM mau buat program pembelajaran yang sesuai dengan pendidikan terakhir mereka...” (U, ketua PKBM,