Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 21 EFISIENSI PEMUPUKAN P PADA LAHAN SAWAH PASIR PANTAI SELATAN YOGYAKARTA YANG
DIBERI ZEOLIT DENGAN INDIKATOR TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
Efficiency of P Fertilizer at Sandy Paddy Soil of South Yogyakarta That were Added Zeolite with Rice (Oryza sativa L.) as Plant Indicator
Sri Hartati1, Mulud Suhardjo2 dan Catur Gunawan Podo Winarno3
1Staf Pengajar Jurusan Ilmu Tanah FP‐UNS
2Staf BPTP Propinsi Yogyakarta
3Alumni Mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah FP‐UNS
ABSTRACT
The aim of this research were to study the efficiency of P fertilizer at sandy paddy soil of South Yogyakarta that were added zeolite with rice as plant indicator and to know treatment combination which give the highest yield of rice plant (Oryza sativa L.).
This research were conducted in February 2007 to June 2007at paddy soil in Siliran V, Karangsewu, Galur, Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. This research are field experiment.
The experiment design are used Split Plot Design, as a main plot was zeolit, i.e. no zeolit and 750 kg.ha‐1 zeolite. Sub plot consist of five levels of P fertilizer, i.e. 0, 50, 100, 150, 200 kg.ha‐1 SP36.
Each treatment was three replicated so there is 30 treatment plot. Data analyzed with F test, Kruskal‐Wallis test, DMRT 5% and Correlation test.
The result from this research shows that added 750 kg.ha‐1 zeolit are not significant for efficiency of P absorption and Agronomic Efficiency Index. The added of SP36 fertilizer has increased significant highly efficiency of P absorption on SP36 dosage 200 kg.ha‐1 is 168.49 or can increase 127.87% in comparison with control. Interaction between 750 kg.ha‐1 zeolit and SP36 dosage 100 kg.ha‐1 (Z1P2) has highly Agronomic Efficiency Index (234.3). Interaction between zeolit and P fertilizer has not significant increased rice yield, but treatment interaction between 750 kg.ha‐1 zeolit and SP36 dosage 100 kg.ha‐1 give the highest highly unhulled paddy crop (23.61 g.plant‐1) and the highest weight 1000 unhulled paddy crop (24.33 g).
Keyword : P efficiency, zeolit, rice plant
Korespondensi: ilmutanahuns@yahoo.com
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia sekarang ini meningkat secara cepat sehingga jumlah bahan makanan terutama beras yang diperlukan juga makin besar tetapi luas lahan pertanian produktif semakin berkurang. Oleh karena itu, lahan pertanian yang produktif harus diperluas terutama lahan persawahan.
Lahan pasir merupakan salah satu tumpuan harapan penting untuk pengadaan pangan nasional di Indonesia. Kedudukannya menjadi sangat penting karena lahan tersebut tersebar cukup luas. Tanah di sepanjang lahan pantai belum dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian karena usahatani di lahan ini
masih dihadapkan pada beberapa kendala yang belum banyak terpecahkan secara praktikal dan ekonomis.
Salah satu permasalahan dalam sistem produksi padi sawah adalah rendahnya efisiensi produksi yang diakibatkan terutama oleh pemberian pupuk anorganik terutama SP‐36 yang berlebihan sehingga melebihi kelayakan ekonomis (Bachrein, 2001). Hal tersebut dikarenakan belum adanya dosis pupuk yang tepat untuk lahan sawah pasir pantai.
Permasalahan diatas dipengaruhi oleh kondisi lahan pasir pantai yang terdapat di daerah Kulonprogo merupakan gumuk‐gumuk
Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al.
22 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 pasir (sand dunes) dan cekungan‐cekungan
kecil (swales) yang karakteristik lahannya adalah tanah bertekstur pasir, struktur berbutir tunggal, daya simpan lengasnya rendah, permeabilitas dan drainase sangat cepat, status kesuburannya rendah, evaporasi tinggi dan tiupan angin laut kencang (Partoyo, 2005). Menurut Sudihardjo (2001), berdasarkan kriteria CSR/FAO (1983) kesesuaian aktual lahan pasir pantai Selatan DIY termasuk kelas Tidak Sesuai atau Sesuai Marginal untuk komoditas tanaman pangan dan sayuran. Akan tetapi beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan perbaikan hasil dari perlakuan‐perlakuan yang dilakukan terhadap tanah, meskipun belum mantap.
Untuk budidaya tanaman padi di lahan sawah pasir pantai Selatan Yogyakarta tersebut para petani setempat menggunakan dosis pupuk Urea 450 kg/ha, SP‐36 250 kg/ha, KCl 350 kg/ha (Jupri, Komunikasi pribadi).
Pemberian pupuk sebesar itu termasuk tidak efisien bila dibandingkan hasil penelitian Sudihardjo (2001) yang juga dilakukan lahan pantai pasir Selatan Yogyakarta, yaitu dengan dosis pupuk Urea 125 kg/ha, SP‐36 75 kg/ha, KCl 50 kg/ha ditambah zeolit 450 kg/ha dengan tanaman indikator bawang merah diperoleh hasil maksimal yaitu 20‐23 ton/ha sedangkan pada kontrol (tanpa zeolit) hanya 14‐16 ton/ha. Meskipun kebutuhan hara pada tanaman padi dengan bawang merah sangat berbeda tetapi dengan selisih dosis pupuk yang sangat besar tersebut bisa diambil kesimpulan pemupukan padi sawah di lahan pasir pantai Selatan Yogyakarta masih belum efisien.
Secara garis besar, zeolit mempunyai fungsi yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) (100‐300 me/100g‐sangat tinggi), meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah, sebagai penyerap air (Sudihardjo, 2001), mengontrol kelembaban tanah (Las, 2006) dan meningkatkan efisiensi pemupukan
anorganik. Sehingga jika zeolit digunakan dalam usaha pertanian dapat meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik sekitar 30 % dari dosis yang diberikan (Harjono, 2004), yang sekaligus penyedia unsur hara seperti N, P, dan K, Ca, Mg, Na, dll dengan pelepasan secara lambat (slow release fertilizer) sehingga dapat dimanfaatkan oleh perakaran tanaman secara lebih efisien (Bachrein, 2001).
Oleh sebab itu, perlu adanya kombinasi antara pupuk P dan zeolit agar kebutuhan P tanaman padi pada lahan sawah pasir pantai Selatan Yogyakarta ini terpenuhi secara efisien.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari‐Juni 2007 di Lahan Sawah Pasir Pantai Selatan Yogyakarta dengan jenis tanah Typic Ustipsamments yang berlokasi di Desa Siliran V, Kelurahan Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan ketinggian 3 mdpl. Analisis kimia dilaksanakan di Puslitanak Bogor dan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Sampel tanah pewakil, zeolit, benih padi IR‐64, campuran sekam dan pupuk kandang, pupuk Urea, pupuk SP‐36, pupuk KCl, kiemikalia untuk analisis di laboratorium
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Cangkul, timbangan, oven, tali plastik, meteran, plastik tempat sampel, alat‐alat untuk analisis laboratorium.
Penelitian ini merupakan percobaan lapangan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RPT (Rancangan Petak Terbagi). Faktor‐faktornya adalah sebagai petak utama (mainplot) yaitu tanpa penambahan zeolit (Z0) dan penambahan zeolit (Z1). Sebagai anak petak (sub plot) terdiri dari 5 macam yaitu P0 (tanpa pupuk SP36), P1 (SP36 50 kg/ha), P2 (SP36 100
Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al.
Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 23 kg/ha), P3 (SP36 150 kg/ha) serta P4 (SP36
200 kg/ha). Untuk tiap‐tiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 30 petak kombinasi perlakuan.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan dilakukan dilakukan uji F 1% dan 5% jika data normal atau Kruskal‐Wallis jika data tidak normal.
Apabila ada beda nyata, dilanjutkan dengan DMRT 5% jika data dengan sebaran normal atau Uji Mood Median jika sebaran data tidak normal untuk membandingkan antar kombinasi perlakuan. Untuk menentukan nilai efisiensi P menggunakan dua cara yaitu 1. Serapan hara P (Ihsan, 2003), dengan
menggunakan rumus:
100%
2. Indeks Efisiensi P Agronomi/ IEA (Bationo, 1986; Velck dan Mokwunye, 1988 op cit.
Krishna, 2002), dengan rumus :
100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Tanah Sebelum Perlakuan
Hasil analisis awal terhadap sifat‐sifat kimia lahan sawah pasir pantai Selatan Yogyakarta disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Tanah Sebelum Perlakuan
No. Variabel Pengamatan
Satuan Hasil Harkat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pH H2O pH KCl P total P tersedia C organik N total KTK
‐
‐ ppm P2O5 ppm P2O5
%
% me/100g
6,5 5,0 4.235
25 0,44 0,04 0,20
Agak Masam
‐ Sangat Tinggi
Sedang Sangat Rendah
Rendah Sangat Rendah Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Uji
Tanah Balai Penelitian Tanah 2006.
Keterangan : Pengharkatan PPT (1983)
Berdasarkan Tabel 1 hasil analisis tanah sebelum perlakuan data diketahui bahwa secara kimiawi, kesuburan tanah sawah pasir pantai yang digunakan untuk penelitian termasuk kategori sangat rendah sampai sedang. Menurut Winarso (2005), fosfor (P)
banyak tersedia atau larut pada range pH 5,5 hingga 7. Dilihat dari pH aktualnya 6,5 yang tergolong agak masam maka bentuk ion fosfat pada kondisi lebih masam didominasi bentuk orthofosfor primer (H2PO4‐). Dan juga diperoleh pH potensialnya sebesar 5,0 yang artinya banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalarn larutan yaitu 10‐
5 gmol/l.
Diketahui bahwa P tersedia awal lahan pasir pantai yang termasuk sedang (25 ppm P2O5). Menurut Sulistiyani (2001), ketersediaan P didalam tanah akan berbanding lurus dengan ukuran butir fraksi tanah. Semakin kecil ukuran butir fraksi tanah, maka ketersediaan P dalam tanah akan semakin menurun dan sebaliknya pada tanah‐
tanah yang bertekstur lebih kasar (pasiran) ketersediaan P meningkat. Oleh sebab itu, pada analisis tanah awal diperoleh P total yang sangat tinggi yaitu sebesar 4.235 ppm P2O5.
Kandungan unsur hara N total dalam tanah yang rendah (0,04%) berhubungan dengan sangat rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah (0,757%). Sedangkan kandungan bahan organik yang sangat rendah disebabkan karena kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar (Syukur, 2005). Hal ini ditunjukkan oleh nilai C/N yang rendah yaitu 1:11.
Pada Tabel 1 diperoleh nilai KTK lahan sawah pasir pantai ini 0,2 me/100g yang berarti sangat rendah. Hal ini karena pada tanah yang berteksur kasar, jumlah koloid relatif kecil demikian koloid organiknya, sehingga nilai KTK relatif lebih kecil daripada tanah yang bertekstur halus (Hakim et al.,1986).
Pengaruh Perlakuan terhadap Efisiensi Serapan P
Berdasarkan analisis ragam terhadap efisiensi serapan P diketahui bahwa
24 pemberi dan pup sedang pengaru
Be bahwa k nyata te 200 kg/h pada do kg/ha). D pada pe kg/ha) y serapan pemberi sebesar dosis p efisiensi
Be bahwa dengan berkorel kering (r P meny dan bera diberi z zeolit. P pada efi menjadi dikarena zeolit 75 terjadi p sehingga dari pad tidak te
Gambar
ian zeolit se uk P mempu pemberian h nyata.
erdasarkan kontrol (dos erhadap P1 d
ha) dan berb sis P2 dan P Diperoleh ef erlakuan P2 yaitu 73,94%
P tertinggi ian pupuk
168,49%. Se pemupukan
serapan P se
erdasarkan u efisiensi ser tinggi tana lasi erat d r=0,843). Pe yebabkan pe
at brangkasa eolit diband Penurunan e
isiensi serap negatif ya akan pada
50 kg/ha da penjerapan a P yang dise
a kontrol (Z0 erjerap kar r 1. Pengaru serapan
Efisiensi P
erta interaks unyai pengar pupuk P
Gambar 1 is SP36 0 kg dan P4 (dosi beda tidak n 3 (dosis SP3 fisiensi serap (dosis pup
% dan dipe pada perla SP36 200 ehingga deng P dapat ebesar 127,8
uji korelasi d rapan P be aman (r=0,6 engan bera nurunan efi enurunan ti an kering pa ding dengan efisiensi ter pan P kontro
itu ‐7,65%.
perlakuan an tanpa pu
P dari tana erap tanama
0P0) yang P t ena tidak h SP36 terh
P
Pemupukan P
Sains Tan i antara zeo ruh tidak nya P mempuny
menyatak g/ha) berbe s SP36 50 d nyata terhad 6 100 dan 1 pan P terend puk SP36 1 roleh efisien akuan P4 at
kg/ha yai gan pemberi
meningkatk 87%.
apat diketah erkorelasi er 648) dan ju at brangkas siensi serap nggi tanam da tanah ya n tanpa dibe
rsebut terlih ol (Gambar
Hal terseb penambah upuk P (Z1P ah oleh zeo n lebih rend tanah awaln diberi zeo hadap efisien
P pada Lahan.
nah – Jurnal Ilm olit
ata yai
an da an ap 50 ah 00 nsi au itu an an
hui rat ga an an an ng eri hat 1) but an P0) olit ah ya lit.
Men pertu tanam seme kehil hara mela dapa pertu Peng Tana Reak
H2O pemb pemb peng
5 (m kema 5,0).
terse sehin dari a (pH H kontr pada apap karen terse
nsi Gam
... Hartati et a
miah Ilmu Tan urut Estiaty umbuhan sa
m unsur entara oleh
angan unsu yang dijerap alui mekanis at diserap ta umbuhan tan
garuh Perla ah
ksi tanah ata Berdasarka dapat diketa berian pup berian zeolit garuh tidak n
Dari Gamb masam), ha asaman pote
Kemasaman ebut meny ngga kemas
agak masam H2O 5). Nila rol (Z0P0) y a kontrol tid pun tetapi ju
na pengar ebut.
bar 2. Pen Dos H20
al.
nah dan Agrok y et al., (2
mpai umur hara dalam
zeolit sehi ur‐unsur dala
p tersebut d sme slow anaman unt naman.
kuan terha
au pH tanah an analisis ra
ahui bahwa uk P dan t dan pupuk nyata.
ar 2 diperole l ini dikare ensial pada t
n potensial umbangkan saman aktu m (pH H2O 6,5
ai pH terting aitu 5,27. H ak diberi m uga masih t ruh kemas ngaruh Pem sis pupuk S
klimatologi 5(
006), pada 2 minggu se m tanah d
ngga mengu am tanah.
ilepaskan ke release seh tuk meningk
adap Sifat
agam terhad pemberian z
interaksi a k P menunj
eh pH H2O s enakan pen anah awal (p
pada tanah H+ ke alnya meni 5) menjadi m ggi diperoleh Hal ini diseba
asukan perla terjadi penu saman pot berian Zeol P36 terhad
(I)2008 awal etelah dijerap urangi Unsur embali hingga katkan
Kimia
ap pH zeolit, antara ukkan
sekitar garuh pH KCl awal tanah ingkat masam pada abkan akuan runan tensial it dan ap pH
Sains Kapa
kema mem
diket pupu dan tidak diata sebes 200kg sebes yang diper berar 9,35 P 20 4,087 diban bila d saja Sudih pemb utam katio keran ion S Al3+
Muat adany dapat dapat
Gamb
Tanah – Jurna sitas tukar k
Kapasitas ampuan ta
pertukarkan Berdasarka ahui bahwa k P dan inte pupuk P m
nyata. Teta s pada ko sar 2,78 me g/ha tanpa sar 3,66 m diberi ze roleh KTK s rti zeolit dap
me%. Tanah 00 kg/ha (Z
7 me% atau ndingkan kon dibanding de
(Z1P0). Has hardjo (2001 benah tanah ma yaitu me n (KTK). Hal ngka dasar t Si4+ di alam
untuk mem tan negatif
ya kation A t bergerak b t dipertukark
bar 3. Peng Dosi Kapa
Efisie
al Ilmiah Ilmu kation (KTK)
Tukar nah untuk n kation pada an analisis
pemberian eraksi antara menunjukkan api bila dili ntrol (Z0P0 e% dan yang a diberi ze
e%. Sedang eolit saja t sebesar 3,0 pat meningka h yang diberi
1P4) dipero u meningkat ntrol dan se engan tanah sil tersebut 1), di bidang h (zeolit) m eningkatkan ini karena z tetrahedral d
biasanya dit mbentuk te tersebut din lkali, dimana bebas di da kan (Estiaty,
garuh Pemb is pupuk asitas Tukar
nsi Pemupuka
u Tanah dan A Kation a mengikat a permukaan
ragam d zeolit, pemb pemberian n pengaruh hat dari Ga ) diperoleh g diberi pup eolit (Z0P4) gkan pada t tanpa pupu 04 me%. H atkan KTK se i zeolit dan p oleh KTK se
46,76 me%
besar 34,21 yang diberi sesuai pend pertanian b mempunyai f kapasitas zeolit memp dari SiO4, di tukar denga etrahedral netralkan de a kation ter
lam struktu 2005).
berian Zeoli SP36 terh Kation
an P pada Lah
groklimatolog dalah
dan nnya.
dapat berian zeolit yang ambar KTK puk P KTK tanah uk P Hal in ebesar pupuk ebesar
% bila me%
zeolit dapat bahan fungsi tukar punyai mana an ion AlO4‐. engan sebut r dan
P
te ze pe pe ke pe la da pa
pa se pe se ba ol
Pe H Se
se se m se m
pe P4 te da ba t dan hadap
G D
han.... Hartati
gi 5(I)2008 tersedia tan
Berdasa ersedia dapa eolit, pembe
emberian ze engaruh y etersediaan elapukan ze
rutan tanah an juga sang ada tanah aw Fosfor ada perlaku ebesar 181,0 erlakuan pe ebesar 266,
ahwa sebagi leh zeolit.
engaruh Pe asil Tanama erapan P
Berdasa erapan P dik erta interak mempunyai p
erapan P, mempunyai p
Berdasa erlakuan P0 4 (200 kg/
erhadap P1, an 150 kg/ha
Berdasa ahwa serap
ambar 4. Pe osis pupuk S
et al.
nah
arkan analisi at diketahu rian pupuk P eolit dan pu yang tidak P. Hal ini eolit membe h meskipun gat tingginya wal (4.235 pp tersedia ta uan tanpa 05 ppm dan enambahan
58 ppm. H ian besar da
erlakuan te n Padi
arkan analis ketahui bahw ksi antara z
pengaruh ti sedang pe pengaruh nya arkan Gamb (kontrol) be /ha) dan b
P2 dan P3 a).
arkan Gamba an P tertin ngaruh Pem SP36 terhada
is ragam ter i bahwa pe P dan interak upuk P men
nyata t disebabka ebaskan P k n jumlahnya a kandunga pm P2O5).
nah yang t zeolit (Z0P yang tertin zeolit (Z1P al ini mem ari pupuk P
erhadap Pa
sis ragam t wa pemberi zeolit dan
dak nyata t emberian p ata.
bar 5 bahw erbeda nyata erbeda tida (dosis SP36
ar 5 dapat d nggi dihasilk
berian Zeolit ap P Tersedia
25 rhadap P emberian ksi antara unjukkan terhadap n dalam ke dalam a sedikit, n P total
terendah P2) yaitu nggi pada P2) yaitu mbuktikan terserap
arameter
terhadap an zeolit pupuk P terhadap pupuk P
wa pada a dengan ak nyata 6 50, 100
diketahui kan pada
t dan a Tanah
26 penamb mg/tana kg/ha) y diperole sebesar pemberi menamb diberika tanaman (2005), terhadap dengan p
Tinggi ta Be tinggi pemberi sangat n sedang pemberi pengaru tanaman
Be bahwa p nyata te 50, 100 perlakua nyata de 100kg/h P3 (dosis
Be bahwa perlakua terendah penamb Gambar
ahan 200 kg aman dan ya
yaitu 0,0162 eh peningk
137,65%. Ha ian dosis bah serapa
n ke dalam n secara op
pengaruh p serapan P pemberian d
anaman pad erdasarkan
tanaman d ian pupuk nyata terha
pemberian ian zeolit d
h tidak n.
erdasarkan pada perlak erhadap P1, 0, 150 dan
an P4 (dosis engan P1 da
a) serta berb s SP36 150 k erdasarkan G
tinggi tanam an P4 yait
h pada P0 ahan pupuk 5. Pengaruh
Efisiensi P
g/ha SP36 (P4 ang terenda 2 mg/tanam
atan serap al tersebut k pupuk SP3 n P sehin tanah dapa ptimal. Men
kekurangan tanaman da dosis P yang
i
analisis rag dapat dike
P mempun dap tinggi t n zeolit se dan pupuk
nyata terh
Gambar 6 uan P0 (kon P2, P3 dan P 200 kg/ha SP36 200 k an P2 (dosis beda tidak n kg/ha).
Gambar 6 da man padi t
u 84,23 c yaitu 67,57 k SP36 200 h SP36 terhad
Pemupukan P
Sains Tan 4) yaitu 0,03 ah pada P0 man. Sehing pan P yai karena deng 36 ini dap ngga P ya
t diserap ol nurut Winar n air (stre apat dikuran tinggi.
gam terhad tahui bahw nyai pengar
tanaman pa erta intera
P mempuny hadap ting
menyatak ntrol) berbe P4 (dosis SP a). Sedangk g/ha) berbe s SP36 50 d nyata terhad
apat diketah tertinggi pa
m dan ya cm, sehing 0 kg/ha dap dap Serapan
P pada Lahan.
nah – Jurnal Ilm 85
(0 gga itu an pat ng eh rso es) ngi
ap wa uh adi ksi yai ggi
an da 36 an da an ap
hui da ng gga pat
meni
%. H pupu sehin dapa untu deng untu pertu berp maup
Bera
berat pemb zeolit nyata mem
bahw perla g/rum Gam
Gam P
... Hartati et a
miah Ilmu Tan ingkatkan ti Hal tersebut uk P dapat ngga P yang at diserap o
k pertumb gan fungsi un
k pembe umbuhan da eran penti pun zat‐zat m
t brangkasan Berdasarka t brangkasan berian zeoli t dan pupuk a. Sedangk mpunyai peng
Berdasarka wa berat bra akuan P4
mpun dan bar 6. Penga
Tinggi
bar 7. Penga Berat Padi
al.
nah dan Agrok nggi tanama t karena de menambah g diberikan oleh tanama uhan. Hal nsur P di dala elahan se an perkemb
ng dalam makanan.
n kering an analisis
n kering dap it serta inte P mempuny kan pembe garuh nyata.
an Gambar 7 ngkasan ker
(200 kg/h yang teren aruh Pupuk
Tanaman Pa
aruh Pupuk Brangkasan
klimatologi 5(
an sebesar engan pemb h ketersedia ke dalam n secara op
tersebut s am tanaman el, mend bangan akar
pengisapan
ragam terh pat dilihat b eraksi pemb yai pengaruh
erian pupu
7 dapat dike ring tertinggi ha) yaitu
dah pada SP36 terh adi
SP36 terh n Kering Tan
(I)2008 24,65 berian aan P tanah ptimal sesuai n yaitu orong akan n air
hadap bahwa berian h tidak uk P
etahui i pada 20,26 P0 (0 hadap
hadap aman
Sains kg/ha terjad keter dalam secar tanam tanam pemb akan terse perke Berat
berat menu zeolit dan nyata meni supla diber dima tergo pena meni per ru
padi dosis seban penin penin pada SP36 Hasil efisie
efisie Z1P2 SP36 Gamb penu Z1P4 SP36
Tanah – Jurna a) yaitu 6, di karena pe rsediaan P s m tanah da ra optimal.
man akan te man, sehi belahan sel.
unsur haran but akan m embangan ya
t gabah kerin Berdasarka t gabah k unjukkan ba t serta inter
pupuk P m a. Pemberia
ngkatkan ha ai P selain
rikan juga na dari an olong sangat
mbahan d ngkatkan ha umpun.
Dari Gam meningkat pupuk P nyak 750 ngkatan ha ngkatan ters
penambah 100 kg/ha ( tertinggi ensi agronom
Dilihat dar ensi agonom
(penambah 100 kg/ha bar 4.9 da
runan hasil (penambah 150 dan
Efisie
al Ilmiah Ilmu ,50 g/rump emberian P d sehingga P y
apat diserap Fosfor yan rdapat pada ngga dap . Tanaman nya tercukup mengalami p
ang optimal.
ng panen pe an analisis kering pane
ahwa pemb raksi antara
mempunyai an pupuk P asil tanaman
diambil dar berasal dar nalisis awal t tinggi (4.23
dosis P asil berat gab
bar 9 dapa terus denga
pada pen kg/ha asilnya tida
ebut dipero han zeolit d
Z1P2) yaitu s ini diduku mi pada Gam ri Gambar 9 mi tertinggi
han zeolit d ) yaitu sebe an 4.10 sa
pada perl han zeolit d
200 kg/ha)
nsi Pemupuka
u Tanah dan A un. Hal ter dapat mena yang diberika
p oleh tan ng diserap seluruh sel at merang
yang kebut pi maka tan pertumbuhan
er rumpun ragam terh en per rum
berian pupu pemberian
pengaruh P secara ma
n, hal ini d ri pupuk P ri P total t
tanah P 35 ppm) seh
hanya s bah kering p
t diketahui an meningk nambahan
(Z1) mes ak nyata.
leh hasil ter dan dosis p
sebesar 23,6 ng oleh in bar 9.
diperoleh in pada perla dan dosis p esar 234,3.
ma‐sama t akuan Z1P3 dan dosis p ). Penuruna
an P pada Lah
groklimatolog sebut mbah an ke aman oleh hidup gsang tuhan aman n dan
hadap mpun uk P, zeolit tidak andiri iduga yang tanah total hingga edikit panen
hasil katnya zeolit kipun Dari rtinggi pupuk 61 (g).
ndeks
ndeks akuan pupuk Pada erjadi 3 dan pupuk an ini
di ti ha tid de ba be ke ba m Ta pe pr se kl B
ba da pu H ga G
G
han.... Hartati
gi 5(I)2008 iduga bahwa nggi menyeb ara di dalam dak akan me engan pen ahwa agar erproduksi eseimbangan anyak uns menyebabkan
anaman embentuk h rotein dan ebagai pen
orofil dan m
erat 1000 bi Dari a ahwa pembe an interaksi upuk P men al ini dise angguan fisio ambar 8. Pe
Be Ru
ambar 9. Pe Ind
0.00 10.00 20.00 30.00
Berat Gabah Per Rumpun (g)
Z0 10.2 Z1 11.9 0
et al.
a pemberian babkan ketid m sehingga p eningkatkan ndapat Har
tanaman dengan b n jumlah u
ur P da n kekurang
membutuhk hormon tum
pematangan nyusun en metabolisme
ji
analisis raga erian zeolit, i antara pe nunjukkan pe
ebabkan ta ologis selam ngaruh Pe erat Gabah
mpun
ngaruh Pe deks Efisiens
Dosis Pemup
21 12.11
98 16.13
50
n dosis pupu dakseimbang penambahan hasil. Hal in rdjowigeno dapat tumb baik perlu
unsur hara.
lam tanah gan Cu d kan Zn mbuh, pemb n biji, sedan zim, pemb karbohidrat.
am dapat d pemberian emberian ze engaruh tida anaman m ma fase vege erlakuan t
Kering Pa
erlakuan t si Agonomi
pukan SP36 (kg/ha)
11.15 11.97
23.61 12.08
100 150
27 uk P yang gan unsur dosis ini ni sejalan (2003), buh dan adanya . Terlalu h dapat dan Zn.
sebagai bentukan ngkan Cu bentukan .
diketahui pupuk P eolit dan ak nyata.
engalami etatif dan terhadap nen Per
terhadap
) 12.53 12.71 200
28 generati kekering Haerudd bahwa faktor panjang lingkung sehingga tidak m sesuai.
D berat 1 pemberi kg/ha p Sedang zeolit da (Z0P3) peningka 12,12%.
menyed dengan fertilizer perakara
KESIMPU Kesimpu 1. Pem berp efisi Agro 2. Pem nyat sera 127, Pupu Gambar
f, diman gan dan suh din Taslim et komponen genetis sep
malai, jum gan seperti
a kadang‐kad uncul karen
ari Gambar 1000 biji ian dosis ze pupuk SP36
terendah p an pemberia sebesar 21 atan berat
Hal tersebu iakan unsur pelepasan se r) sehingga
an secara leb ULAN DAN S ulan
mberian zeo pengaruh ny
ensi serapa onomi.
mberian Pupu ta dalam
pan P deng ,87% diban uk P.
r 10. Pengaru Berat 1
Efisiensi P
a lahan hu cukup tin
t al., cit. Ali hasil dipe perti berat mlah anaka
i jarak ta dang sifat ge a faktor ling
10 dapat dik tertinggi d eolit 750 kg
(Z1P2) seb pada tanpa an 150 kg/h 1,70 g ata gabah 1000 ut karena ze r hara sepe ecara lambat dapat dima bih efisien.
SARAN
olit 750 yata dalam
n P dan In
uk P mempu meningkat gan peningk nding tanp
uh Perlaku 000 Biji Tana
Pemupukan P
Sains Tan mengala nggi. Menur
et al., (2004 engaruhi ol
1000 but n dan fakt anam, radia enetis terseb
gkungan tid
ketahui bahw dicapai pa g/ha dan 1 esar 24,33 penambah a pupuk SP u mengala 0 biji sebes eolit ini mu erti P dan t (slow relea nfaatkan ol
kg/ha tid meningkatk ndeks Efisien
nyai pengar kan efisien katan sebes a pemberi uan terhad aman Padi
P pada Lahan.
nah – Jurnal Ilm mi
rut 4), eh tir, tor asi but ak
wa da 00 g.
an 36 mi sar lai K ase eh
ak an nsi
uh nsi sar an
3. I p d t k ( t 1 I y Saran 1. P
t d s p h 2. F p p m t a m a DAFT Ali, U
Bach
Estia
Estia ap
... Hartati et a
miah Ilmu Tan nteraksi an pupuk P mem dalam menin tetapi pada i kg/ha dan d
Z1P2) dapa tertinggi seb 1000 biji te
ndeks Efisie yaitu sebesar
n
Perlu dilaku tanam yang dan pupuk sehingga d perlakuan ya hasil tanama Faktor ikl pertumbuhan percobaan, masa tanam terutama cu agar ketika membutuhka air tercukupi
TAR PUSTAK U., Rusdians
Pertumbuha Pada Lahan Umur Bibit Berbeda. Ju 10(2):104‐11 rein, S. 2 Pemupukan Zeolit Pada http://jabar Desember 2 ty, L. M., S Fatimah. 2 Pupuk Kand Hara. Jurnal 44.
ty, L.M., D.
Alamsyah. 2 Bahan Pen al.
nah dan Agrok ntara pembe mpunyai pen
ngkatkan ha nteraksi pem dosis pupuk at memberi besar 23,61 rtinggi sebe ensi Agonom
r 234,3.
kan penelit ke dua de P yang sam dapat dike ng baik dala n padi.
im sanga
n tana
oleh karen m disesuaika
rah hujan p terjadi fa an banyak
.
KA
syah Dan S an Dan Has Sawah Tad t Dan Jara urnal Budida
12.
2001. Penin Dengan Pen a Padi Sawa r.litbang.dep
006).
uwardi, I. M 006. Penga dang Terhad
l Zeolit Indo
Fatimah, D.
2005. Zeo ncampur P
klimatologi 5(
erian zeolit ngaruh tidak sil tanaman mberian zeol SP36 100 kan hasil g
g/rumpun, esar 24,33 g mi (IEA) ter
tian pada m ngan dosis ma atau be etahui int m mempeng
at menen
man se
na itu seba an dengan perlu diperha
se‐fase tan air, keterse
Sadaruddin.
sil Tanaman dah Hujan A
ak Tanam aya Pertania
ngkatan Efi nggunaan M ah Berpeng tan.go.id
Maruya dan aruh Zeolit ap Residu onesia. Vol.5
. Suerman d lit Alam Se Pupuk Kan
(I)2008 t dan nyata padi, it 750 kg/ha gabah berat g dan rtinggi
musim zeolit rbeda eraksi garuhi
ntukan elama aiknya iklim atikan naman ediaan
2004.
Padi Akibat Yang an Vol
fisiensi Mineral gairan.
(29
S. D.
dan Unsur 1):37‐
dan K.
ebagai ndang,
Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al.
Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 29 Kelebihan dan Kekurangnnya. Jurnal
Zeolit, Vol.4, No.1, Maret 2005 : 1‐9.
Krishna, K. R. 2002. Soil Fertility and Crop Production. Science Publisher Inc. USA.
Las, T. 2006. Potensi Zeolit Untuk Mengolah Limbah Industri Dan Radioaktif.
http://www.batan.go.id/pltr/index.php?o ption=com_content&task=view&id=40&It emid=48. (Didownload Pada Tanggal 26 September 2006).
Partoyo. 2005. Analisa Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lajhan Pasir Pantai Samas Yogyakarta.
http://72.14.235.104/searc?q=cache:DU1 CPV8MOasJ:agrisci.ugmac.id/vol12_2/6.1 40‐151.Indeks%2520Kualitas%2520 Kualitas%2520KualitasTanah%2520Samas
‐Partoyo%2520UPN.pdf+Analisis+i ndeks+kualitas+tanah+pertanian+di+laha n+pasir+pantai&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd
=3. (Didownload Pada Tanggal 26 September 2006).
Sudihardjo, A.M. 2001. Budidaya Tanaman Bawang Merah Di Lahan Beting Pasir Pantai Selatan Yogyakarta Untuk Mendukung Pengebangan Wilayah.
Prosiding Seminar Teknologi Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Wilayah. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian Untuk Mendukung Agribisnis Dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah Dan Ketahanan Pangan. BPTP Yogyakarta.
Sulistiyani, D.P. 2001. Hubungan Lama Penggunaan Pupuk P Pada Lahan Sawah Dengan Ketersediaan Dan Bentuk P Tanah. J.Agrista. Vol.5(1):23‐29.
Syukur, A. 2005. Penyerapan Boron Oleh Tanaman Jagung Di Tanah Pasir Pantai Bugel Dalam Kaitannya Dengan Tingkat Frekuensi Penyiraman Dan Pemberian Bahan Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (2)(2005) p: 20‐26.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al.
30 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008