• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LOCATION-ALLOCATION (L-A) MODELS PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh: AYU WULANDARY NDRAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS LOCATION-ALLOCATION (L-A) MODELS PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh: AYU WULANDARY NDRAHA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LOCATION-ALLOCATION (L-A) MODELS PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

AYU WULANDARY NDRAHA 140709132

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Peneliti membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan peneliti dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari peneliti dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Agustus 2018 Peneliti

Ayu Wulandary Ndraha NIM. 140709132

(5)

ABSTRAK

Ndraha, Ayu Wulandary. 2018. Analisis Location-Allocation (LA) Models Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Deli Serdang. Medan:

Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui letak Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang jika diteliti dengan konsep lokasi-alokasi (Location-Allocation Models). Di lakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang Jalan Mawar No. 12 Kecamatan Lubuk Pakam.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak dari masyarakat Kabupaten Deli Serdang yang tidak mengetahui adanya Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 194 responden (84,34%) menyatakan belum pernah berkunjung dan menggunakan fasilitas Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang. Dan sebesar 100% responden menyatakan bahwa mereka ingin agar sebuah perpustakaan di bangun di desa tempat meraka tinggal agar mudah menjangkau perpustakaan. Dapat di katakan bahwa lokasi dapat mempengaruhi tingkat penggunaan perpustakaan.

Kata Kunci : Location-Allocation, Lokasi Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang, Perpustakaan Umum.

i

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Location-Allocation (LA) Models Pada Dinas Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi sarjana (S1) dan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan pada Program Studi Ilmu Perpsutakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mengalami kesulitan- kesulitan, dan peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta ayahanda saya Bazaruddin Ndraha dan Ibunda saya Ade Nalioni yang telah membesarkan, mendidik, serta telah memberikan banyak dukungan moril dan materil kepada peneliti. Untuk adikku tersayang Andika Eka Putra Ndraha, Zahra Faradiba Ndraha dan Rifka Farhana Ndraha, yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada peneliti.

Selanjutnya ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini kepada :

ii

(7)

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M. S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, SS, M. Hum, selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan sekaligus penguji I saya yang telah banyak memberikan masukan pada skripsi ini.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S. Sos, M. P, selaku Seketaris Program Studi Ilmu Perpustakaan sekaligus penguji II saya yang telah banyak memberikan masukan pada skripsi ini.

4. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar,S.H., M.Lib, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, dukungan, dan petunjuk serta nasehat.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

6. Seluruh Staf Dinas Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Deli Serdang yang telah banyak memberikan arahan dan membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

iii

(8)

7. Untuk Humairah tersayang terimakasih banyak kalian selalu ada dan selalu mendukung. (Maya, Fatma, Evi, Lisa, Muliyana, Ovi).

8. Untuk para sahabat terkasih terimakasih banyak kalian selalu memberi semangat dan dukungan. (Hafsah, Reza, Ridha, Elvia, Mayang, Ricky, Ulfa dan Indah).

9. Untuk Kak Tri Febriani, yang selalu ada buat temen curhat, dan juga selalu memberi motivasi dan semangat.

10. Untuk seluruh teman-teman stambuk 2014.

Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik serta bimbingan demi kesempurnaan skripsi ini, dengan demikian semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat.

Medan, Agustus 2018

Peneliti

iv

(9)

Daftar Isi

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...5

1.3. Tujuan Penelitian...5

1.4. Manfaat Penelitian...5

1.5. Ruang Lingkup...6

BAB II KAJIAN LITERATUR...7

2.1 Perpustakaan Umum...7

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum...7

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum...9

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum...10

2.1.4 Kriteria Perpustakaan Umum...10

2.1.5 Fasilitas dan Layanan Perpustakaan...13

2.2 Konsep Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)...17

2.2.1 Pengertian Konsep Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)..17

2.2.2 Masalah dalam Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Problems)...19

2.2.3 Penerapan Lokasi-Alokasi (Location-Allocation) dalam Penentuan Lokasi Layanan Umum...21

2.3 Layanan Umum...21

2.3.1 Karakteristik Layanan Umum...23

2.3.2 Jenis-jenis Layanan Umum...24

BAB III METODE PENELITIAN...26

3.1 Metode Penelitian...26

3.2 Lokasi Penelitian...27

3.3 Populasi dan Sampel...27

3.3.1 Populasi...27

3.3.2 Sampel...27

3.4 Teknik Pengumpulan Data...28

3.5 Jenis dan Sumber Data...28

3.6 Instrumen Penelitian...29 v

(10)

3.7 Indikator Penelitian...29

3.8 Analisis Data...30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...33

4.1 Profil Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang...33

4.1.1 Sejarah Singkat...33

4.1.2 Visi dan Misi...34

4.1.3 SDM Perpustakaan...35

4.1.4 Kecamatan Kabupaten Deli Serdang...36

4.2 Lokasi dan Alokasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang...37

4.3 Rangkuman Penelitian...73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...76

5.1 Kesimpulan...76

5.2 Saran...78

LAMPIRAN...80

DAFTAR PUSTAKA...84

vi

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kualifikasi Pendidikan SDM Perpustakaan...35 Tabel 2: Pengetahuan Responden tentang apakah lokasi perpustakaan di lalui oleh alat transportasi umum...38 Tabel 3: Pengetahuan Responden tentang apakah lokasi perpustakaan mudah di jangkau dengan transportasi umum...40 Tabel 4: Pengetahuan Responden tentang apakah perpustakaan dapat terlihat langsung dari tepi jalan raya...42 Tabel 5: Pengatahuan Responden tentang apakah jalan ke lokasi mum

memiliki petunjuk arah...43 Tabel 6: Pengatahuan Responden tentang apakah petunjuk arah menuju

perpustakaan jelas dan sangat terarah...45 Tabel 7: Pengetahuan Respoden tentag apakah perpustakaan memiliki plang

nama...47

Tabel 8: Pengtahuan Responden tentang apakah perpustakaan memiliki plang nama yang mudah di lihat dari tepi jalan raya...48 Tabel 9: Pengetahuan Responden tentang apakah jalan ke lokasi

perpustakaan di lalui masyarakat...50 Tabel 10: Pengatahuan Responden tentang apakah jalan ke lokasi perpustakaan melewati keramaian masyarakat sehingga menyebabkan kemacetan...52 Tabel 11: Jarak tempuh dari Kantor/Sekolah ke lokasi perpustakaan...54 Tabel 12: Waktu tempuh responden menuju lokasi perpustakaan... 56 Tabel 13: Biaya yang responden perlukan untuk menjangkau lokasi perpustakaan...58 Tabel 14: Pengetahuan Responden tentang apakah lokasi gedung perpustakaan memliki tempat parkir yang luas...60 Tabel 15: Pengetahuan Responden tentang apakah lokasi gedung perpustakaan memiliki tempat parkir yang luas...61

vii

(12)

Tabel 16: Pengtahuan Responden tentang apakah perpustakaan perlu melakukan perluasan...63 Tabel 17: Pengetahuan Responden tentang apakah lokasi lain yang cukup untuk perluasan perpustakaan...64 Tabel 18: Pengetahuan Responden tentang apakah perpustakaan berada dekat dengan pemukiman masyarakat...66 Tabel 19: Pengetahuan Responden tentang apakah perpustakaan berada dekat

dengan Sekolah/Lembaga Pendidikan...67 Tabel 20: Pengetahuan Responden tentang apakah tempat perpustakaan

sudah cukup memadai...69 Tabel 21: Pengetahuan Responden tentang apakah responden pernah berkunjung dan menggunkan fasilitas yang tersedia di perpustakaan...70 Tabel 22: Pengatahuan Responden tentang apakah responden mempunyai keinginan agar sebuah perpustakaan di bangun di desa tempatnya tinggal...72

viii

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Selain perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah, saat ini banyak sekali jenis perpustakaan yang dikenal masyarakat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan yang menyatakan baik instansi pemerintah maupun swasta diharuskan memiliki perpustakaan. Salah satunya adalah Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang. Sesuai dengan nama perpustakaan dapat diketahui secara langsung bahwa lokasinya berada di kota tepatnya di ibu kota kabupaten. Jika perpustakaan kecamatan ada di kecamatan dan begitu pula dengan perpustakaan desa berarti lokasinya berada di desa.

Lokasi yang strategis memang sangat berpengaruh terhadap beberapa aspek agar berdampak positif bagi perpustakaan dan masyarakat. Di dunia bisnis, lokasi juga menjadi salah satu hal yang harus di pertimbangkan karena sangat mempengaruhi apakah berhasil menarik minat konsumen atau sebaliknya. Sama halnya dengan sebuah perpustakaan harus berada pada lokasi yang strategis karena akan sangat berpengaruh pada beberapa hal seperti jumlah pengunjung, pengaruhnya terhadap sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang perpustakaan dan seberapa banyak orang akan mengenal atau mengetahui keberadaan perpustakaan tersebut.

Dari hasil penelitian awal yang peneliti lakukan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22

(14)

kecamatan meliputi 7 kecamatan dataran tinggi, 11 kecamatan dataran rendah, dan 4 kecamatan daerah pantai dan 394 desa/kelurahan, 380 Desa, 14 Kelurahan dan 2.108 Dusun dengan luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Deli Serdang adalah 2 497,72 km2. Deli Serdang memiliki Ibukota yaitu Lubuk Pakam dengan luas 31,19 km2 atau 1,25% dari luas wilayah Kabupaten. Kecamatan terluas adalah kecamatan Hamparan Perak dengan luas wilayahnya adalah 230,15 km2 atau 9,21% dari luas wilayah kabupaten dan kecamatan terkecil adalah kecamatan Deli Tua dengan luas 9,36 km2 atau 0,37% dari luas wilayah kabupaten. Dapat digambarkan bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten yang sangat luas.

Kabupaten Deli Serdang yang beribukota Lubuk Pakam adalah kabupaten yang diresmikan sejak tanggal 1 Juli 1946 dengan dasar hukum Undang-Undang RI No. 7/drt Tahun 1956. Kabupaten Deli Serdang memiliki total populasi sebesar 2.114.627 jiwa pada tahun 2017.

Kabupaten Deli Serdang mempuyai layanan umum berupa Perpustakaan Umum yang sempat mengalami perpindahan tempat. Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang merupakan penggabungan dari Kantor perpustakaan Umum Deli Serdang dengan Kantor Arsip Deli Serdang yang diatur dengan peraturan Daerah No.05 tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Deli Serdang yang merupakan unsur penunjang daerah yang dipimpin oleh seorang kepala Kantor yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sejak tahun 2007 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang sebelumnya

(15)

berada di belakang Kantor Bupati dan masih berstatus sebagai perpustakaan umum. Februari 2017 Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang kemudian berpindah dan bergabung dengan gedung arsip dan kemudian pada bulan agustus 2017, Perpustakaan Umum dan Arsip Kabupaten Deli Serdang Berubah Status menjadi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang yang beralamat di Komplek Perkantoran Pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang Jalan Mawar No. 12 Lubuk Pakam.

Ada beberapa lokasi perpustakaan yang kurang sesuai dengan tempat yang seharusnya. Meskipun masalah ini tidak terdengar serius, namun ini menjadi salah satu masalah di bidang perpustakaan yang perlu diperhatikan. Letak Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang yang kurang strategis membuat masyarakat Kabupaten Deli Serdang sedikit sulit menjangkau lokasi perpustakaan umum tersebut dikarenakan kondisi wilayah kabupaten yang sangat luas.

Pengetahuan masyarakat umum tentang keberadaan Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang juga menjadi dampak dari lokasi perpustakaan umum yang tidak strategis. Lokasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang yang lumayan jauh dari jalan raya membuat perpustakaan umum tersebut tidak banyak dilalui oleh kendaraan umum.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang mempunyai beberapa Perpustakaan cabang di beberapa kecamatan tepatnya di desa-desa yang memiliki perpustakaan. Namun menurut data yang peneliti peroleh dari hasil observasi awal di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang penggunaan Perpustakaan cabang di beberapa kecamatan juga belum maksimal.

(16)

Dengan koleksi dan fasilitas yang masih dibawah standar sebuah perpustakaan umum Kabupaten dan Kecamatan, sangat disayangkan jika masyarakat kabupaten tersebut tidak dapat menggunakan perpustakaan umum tersebut dengan baik disebabkan lokasinya yang kurang strategis. Agar Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang dan Perpustakaan Cabang yang ada di daerah Kabupaten Deli Serdang dapat dikunjungi dan digunakan secara maksimal, maka perpustakaan tersebut harus mendekatkan diri kepada masyarakat atau pengguna.

Sebaiknya sebuah perpustakan umum kabupaten/kota berada ditengah- tengah atau pusat kota agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau lokasinya. Akan tetapi, bagaiamana jika lokasi perpustakaan umum tersebut tidak berada di pusat kota? Mungkin akan sangat berpengaruh terhadap segala sesuatunya. Hal yang berpengaruh terhadap bagaimana masyarakat akan mengenal perpustakaan tersebut adalah lokasi perpustakaan itu sendiri.

Model Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Model) berbicara mengenai bagaimana lokasi atau letak begitu mempengaruhi alokasi lain misalnya waktu, dana, dan juga fasilitas. Lokasi-alokasi (location-allocation) adalah salah satu hal yang paling penting dalam pengambilan keputusan tentang masalah sebuah lokasi.

Lokasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang yang kurang strategis dapat mempengaruhi alokasi dalam penggunaan perpustakaan umum seperti waktu, jarak, biaya dan lain-lain. Hal ini membuat peneliti ingin meneliti penerapan konsep location-allocation pada perpustakaan tersebut dengan mengangkat judul berikut “Analisis Location Allocation (L-A) Models pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang”.

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana letak lokasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang jika diteliti dengan konsep lokasi-alokasi (Location-Allocation).

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui letak Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang jika di teliti dengan konsep lokasi-alokasi (Location-Allocation).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk meningkatkan pelayanan umum khususnya Perpustakaan Umum.

2. Dapat menjadi masukan bagi Dinas Perpustakaan dan Arsip i Kabupaten Deli Serdang untuk mengetahui bagaimana lokasi perpustakaan mempengaruhi efektifitas penggunaan perpustakaan.

3. Dapat menambah pemahaman dan pengetahuan bagi peneliti tentang pengaruh lokasi terhadap pengguanaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang.

4. Dapat menjadi pedoman bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian berkaitan dengan lokasi perpustakaan.

(18)

1.5 Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar memudahkan pelaksanaan penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah dikhususkan mengenai lokasi, yang mempengaruhi alokasi lain seperti akses lokasi perpustakaan, visibilitas/keterlihatan perpustakaan, lalu lintas ( Traffic), tempat parkir yang aman dan luas serta eskpansi dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang.

(19)

BAB II

KAJIAN LITERATUR 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum secara garis besar dapat diartikan sebagai wadah, tempat atau lokasi dimana koleksi-koleksi seperti buku, majalah, koran, rekaman serta bahan cetakan lainnya ditempatkan untuk kepentingan masyarakat umum.

Perpustakaan umum juga dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum karena menyediakan berbagai sumber informasi baik ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang berguna untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan masyarakat luas. Selain itu, perpustakaan umum juga dapat dijadikan sebagai wadah penelitian bagi pelajar maupun masyarakat umum yang berkepentingan. Berdeda dengan jenis-jenis perpustakaan lainnya, perpustakaan umum melayani seluruh kategori masyarakat mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa serta seluruh jenjang profesi mulai dari pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, pekerja dan jenis-jenis profesi masyarakat lainnya yang memerlukan informasi berkaitan dengan kebutuhan mereka masing-masing. Oleh karena itu, perpustakaan umum merupakan wadah ilmu pengetahuan dan informasi bagi seluruh masyarakat umum.

Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Oleh karena itu, posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani

(20)

semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan.

Menurut Hermawan dan Zen (2010, 30)yang termasuk dalam kategori Perpustakaan Umum adalah:

1. Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota, termasuk Perpustakaan Keliling;

2. Perpustakaan Desa/Kelurahan;

3. Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat, lembaga-lembaga keagamaan;

4. Taman Bacaan, Rumah Baca, Pondok Baca dan sebagainya, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun perorangan.

Menurut Sutarno (2006, 19), “Perpustakaan umum juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perpustakaan umum kabupaten / kota yang sering disebut City Library, dan

2. Perpustakaan umum desa yang disebut Country Library. Perpustakaan jenis kedua ini terdiri atas perpustakaan umum yang ada di kecamatan dan desa / kelurahan. Jenis perpustakaan dan kebijakan dari instansi yang bersangkutan, misalnya dapat di lihat pada sistem layanan, seperti bersifat terbuka atau tertutup, persyaratan untuk dapat memakai, misalnya harus menjadi anggota, dan tata tertib yang diberlakukan.

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa perpustakaan umum dapat terbagi lagi menjadi beberapa jenis perpustakaan yaitu Perpustakaan Umum Kabupaten / Kota yang berada di kota, dan Perpustakaan Umum Desa yang berada di kecamatan dan desa / kelurahan. Artinya, perpustakaan umum tersebar di seluruh pelosok hingga pedesaan.

Perpustakaan Nasional RI memberikan batasan bahwa Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (Kabupaten/Kota atau Desa) diperuntukan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan

(21)

informasi dan bahan bacaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan dengan dana umum yang bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain-lain.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum memiliki beberapa tujuan khusus. Dalam manifesto UNESCO yang dikeluarkan pada tahun 1972 tentang 4 (empat) tujuan perpustakaan umum yang disebutnya sebagai tiang demokrasi, maka perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat pendidikan luar sekolah. Hal tersebut dapat kita perhatikan dalam penjelesan tujuan Perpustakaan Umum sebagai berikut :

1. Membina minat baca masyarakat

2. Mendorong semangat belajar masyarakat

3. Dapat menaikkan tingkat pendidikan masyarakat

4. Membina daya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan. (Depdikbud, 1997 : 12)

Manifesto tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu ( Sulistyo-Basuki, 1991):

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang beguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki-nya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya

(22)

dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Perpustakaan Umum tidak lain adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan serta menyediakan informasi yang berguna bagi masyarakat bagi dengan koleksi-koleksi yang tersedia di Perpustaaan Umum.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya. Dalam Pedoman umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Perpustakaan Nasional RI 2000, 6) perpustakaan umum harus melaksanakan fungsinya yaitu:

1. pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

4. Penyimpanan dan pemeliharaa koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemeberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung di perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximail dan lain-lain.

7. Pemayarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya.

10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.

11. Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.

2.1.4 Kriteria Perpustakaan Umum

Setiap jenis Perpustakaan memiliki kriteria yang berbeda. Perpustakaan Umum memiliki kriteria tertentu. Menurut Hasugian (2009, 77) ada beberapa kriteria Perpustakaan Umum yaitu:

(23)

1. Koleksi Perpustakaan Umum harus terbuka bagi semua warga untuk keperluan rujukan maupun untuk peminjaman.

2. Seluruh atau sebahagian besar anggaran perpustakaan umum diperoleh dari dana masyarakat umum, baik dari tingkat lokal maupun nasional.

Dana masyarakat umum yang dimaksud adalah diperoleh dari pajak.

3. Jasa pelayanan yang diberikan kepada semua warga adalah Cuma- Cuma atau gratis.

4. Koleksinya mencakup semua jenis bahan perpustakaan bagi semua warga dan dalam semua subjek atau topik.

Akan tetapi dari kriteria di atas, dapat dijelaskan satu persatu beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan umum, seperti lokasi, koleksi dan fasilitasnya.

1. Lokasi

Lokasi sebuah perpustakaan umum menjadi sebuah faktor yang cukup penting dalam pelaksanaan tujuan dan fungsi perpustakaan umum tersebut. Lokasi perpustakaan umum sebaiknya berada ditempat yang strategis sehingga mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakatnya. Menurut Siregar (2011, 49),“Lokasi fasilitas berkaitan dengan pemodelan dan solusi masalah tentang penempatan berbagai fasilitas terutama untuk meminimalkan biaya transportasi dan faktor- faktor lainnya”.

Dapat diartikan bahwa faktor lokasi Perpustakaan Umum yang tepat dan strategis sangat menentukan penggunaan perpustakaan umum dan menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan fungsi optimal perpustakaan umum karena alasan keterjangkauan baik karena jarak, waktu, dan dana.

(24)

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk pembangunan gedung perpustakaan umum, yaitu :

a. Lokasi strategis

b. Mudah diakses oleh masyarakat baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum

c. Memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi masyarakat pengunjung

d. Dapat mendukung program pembelajaran 2. Koleksi

Salah satu unsur yang terpenting dalam sebuah perpustakaan umum adalah koleksi. Tanpa adanya koleksi, maka tujuan dan fungsi perpustakaan umum tidak akan bisa terlaksana dengan baik. Menurut Hermawan dan Zen (2010, 17), “Koleksi adalah inti sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan.Bukanlah perpustakaan namanya bila tidak memiliki koleksi”.

Ada banyak jenis koleksi perpustakaan umum. Didalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Perpustakaan Nasional RI 2000) menyatakan bahwa “Koleksi Perpustakaan Umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti: buku, majalah, dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti: kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”.

Koleksi bahan pustaka harus mencakup bahan pustaka yang terpilih, sehingga dapat bermanfaat secara efektif untuk seluruh

(25)

masyarakat. Bahan pustaka tidak hanya buku saja, tetapi ada juga dalam bentuk elektronik, seperti kaset, piringan, dan lain-lain.

2.1.5 Fasilitas dan Layanan Perpustakaan

Tersedianya berbagai fasilitas di perpustakaan umum sangat menentukan penggunaan perpustakaaan. Berbagai fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan umum dapat memudahkan masyarakat menggunakan perpustakaan umum, apalagi jika fasilitas dan layanan yang tersedia di perpustakaan berjalan sangat baik. Ada beberapa fasilitas dan layanan perpustakaan umum berupa pemberian layanan bahan pustaka dan layanan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Pada umumnya layanan yang disediakan oleh perpustakaan umum yaitu :

1. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi merupakan layanan yang tersedia di perpustakaan untuk pengguna perpustakaan umum. Layanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan umum.

Menurut Rahayuningsih (2007, 95) kegiatan yang di lakukan pada layanan sitkulasi meliputi :

1. Pendaftaran anggota perpustakaan 2. Peminjaman

3. Pengembalian dan atau perpanjangan 4. Penagihan

Kegiatan penagihan adalah kegiatan pemberitahuan kepada peminjam untuk meminta kembali koleksi yang dipinjam karena telah melampaui batas waktu peminjaman.

5. Pemberian sanksi 6. Statistik

Fungsi statistik adalah :

(26)

1) Menyusun laporan tahunan perpustakaan.

2) Menyusun rencana kegiatan perpustakaan.

3) Menyajikan tingkat keberhasilan perpustakaan kepada lembaga dan pengguna.

4) Memperkuat alasan dalam penambahan anggaran dan tenaga.

Jenis koleksi yang dipinjamkan di perpustakaan umum biasanya terbatas kepada bahan tercetak saja. Peminjamannya biasanya terbatas kepada angggota perpustakaan. Pemakai yang bukan anggota perpustakaan biasanya tidak boleh meminjam. Meraka hanya boleh membaca di tempat saja.

2. Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan kegiatan pelayanan perpustakaan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.

Menurut Rahayuningsih (2007, 104), tujuan dan fungsi layanan referensi meliputi:

1. Tujuan layanan referensi

1) Meningkatkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat.

2) Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas.

3) Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

2. Fungsi layanan referensi 1) Informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi.

2) Bimbingan

Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat sesuai dengan minat pengguna.

3) Pengarahan/instruksi

(27)

Memberikan pengarahan dan bantuan pada pengguna mengenai cara menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi.

3. Layanan Ruang Baca

Layanan ruang baca merupakan salah satu pelayanan yang diberikan di perpustakaan umum dan merupakan salah satu jenis pelayanan terpenting di perpustakaan. Karena dengan adanya ruang baca pengguna atau masyarakat dapat membaca dan memperoleh informasi dengan lebih baik. Dengan adanya layanan ini, interaksi antara pustakawan dan pembaca dapat berlangsung dengan baik. Layanan ruang baca diperlukan untuk mereka yang belum terdaftar sebagai anggota perpustakaan atau hanya sekedar ingin membaca koleksi yang ada di perpustakaan dan tidak ingin meminjam.

4. Layanan Anak

Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum. Berbagai kegiatan disiapkan untuk kebutuhan anak-anak dari pemilihan bahan pustaka sampai kepada pelayanannya disesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak-anak.

Menurut Siregar (2008, 1) faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan minat baca anak meliputi :

“Perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang mempengaruhi, baik itu di dalam diri anak maupun diluar diri anak. Faktor yang mempengaruhi yang berada di luar diri anak antara lain kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan minat baca anak-anaknya.

Bahkan di sekolah dan perguruan tinggi banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca peserta didiknya. Faktor pendukung antara lain tersedianya fasilitas untuk membaca baik di

(28)

lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat seperti adanya perpustakaan keluarga, sekolah, desa, umum dan sebagainya”.

Oleh karena itu, dengan adanya layanan anak di perpustakaan salah satunya perpustakaan umum, minat baca dan kunjungan ke perpustakaan oleh anak diharapkan dapat lebih ditingkatkan

5. Layanan Perpustakaan Keliling

Menurut Istiana (2014, 32) layanan perpustakaan keliling yaitu:

“Layanan perpustakaan keliling secara khusus diselenggarakan oleh perpustakaan umum (Pemerintah Daerah/Kabupaten/Kota), namun perpustakaan lembaga tertentu, atau perpustakaan milik yayasan dapat pula menyelenggarakan layanan perpustakaan keliling. Manfaat di selenggarakannya layanan perpustakaan keliling adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perpustakaan dan minat baca serta untuk mempelajari dan mengetahui apakah suatu tempat tersebut sudah saatnya perlu dibangun suatu perpustakaan karena masyarakatnya sudah membutuhkan”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa perpustakaan keliling memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan tanpa harus berkunjung ke perpustakaan.

Dengan demikian, kurangnya minta baca masyarakat dapat di tingkatkan.

6. Layanan Audio Visual

Layanan Audio Visual merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan yang disediakan khusus untuk bahan audio visual. Layanan ini meliputi pemutaran koleksi beupa film, video, slide, filmstrip. Bahan yang disediakan berupa film cerita, film dokumenter maupun film pengetahuan.

(29)

2.2 Model Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)

2.2.1 Pengertian Model Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models)

Lokasi merupakan letak, tempat atau keberadaan dari suatu objek. Objek yang dimaksud adalah bisa berupa bangunan, wilayah, seseorang dan lain sebagainya. Lokasi sering kali menjadi pertimbangan bagi setiap orang untuk menempuh atau menujunya karena untuk mencapai suatu lokasi, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

Menurut Tjiptono (2002, 92), “Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya”. Dari pengertian tersebut, dapat ditegaskan kembali bahwa lokasi merupakan tempat dimana suatu perusahaaan atau instansi baik itu perpustakaan maupun instansi lainnya berada.

Namun dalam hal ini, perpustakaan tidak mementingkan segi ekonominya dalam memberikan pelayanan dan jasa kepada pengguna perpustakaan.

Perpustakaan umum merupakan instansi atau lembaga pendidikan bagi masyarakat umum karena dapat memberikan berbagai macam informasi yang diperlukan masyarakat. Oleh karena itu, keberadaannya juga harus dapat diketahui oleh masyarakat. Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan dari sebuah perpustakaan umum menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi yang tepat bagi perpustakaan.

Menurut Tjiptono (2002, 41) pertimbangan yang tepat dalam menetukan lokasi penyedia jasa meliputi faktor-faktor sebagai berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

(30)

2. Visibilitas / keterlihatan, misalnya lokasi yang dpat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. banyaknya orang yang berlalu-lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, yaitu tersedai tempat yanng cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

7. Persaingan yaitu lokasi pesaing.

8. Peraturan pemerintah.

Adapun Alokasi memiliki arti tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) Alokasi adalah :

1. Penentuan banyaknya barang yang disediakan unttuk suatau tempat ( pembeli dan sebagainya); penjatahan;

2. Penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan;

3. Pembagian pengeluaran dan pendapatan (di suatu departemen, instansi, atau cabang perusahaan), baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya;

4. Penentuan penggunaan sumber daya secara matematis (misalnya tentang tenaga kerja, mesin, dan perlengkapan) demi pencapaian hasil yang optimal;

Pengertian „mengalokasikan‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) adalah:

1. Menentukan banyaknya barang yang disediakan untuk suatu tempat (pembeli dan sebagainya);

2. Menentukan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan (kegiatan);

Pengertian „pengalokasian‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) adalah proses, cara perbuatan mengalokasikan.

Masalah Lokasi-alokasi telah dipelajari sejak Weber menimbulkan masalah lokasi fasilitas pertama di awal abad ke-20 Reid (1966). Sekarang ini,

(31)

Model Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Model) telah berkembang dalam banyak jenis dan klasifikasi. Lokasi-Alokasi (Location-Allocation) adalah proses menemukan lokasi yang terbaik untuk satu atau lebih fasilitas yang akan dilayankan. Dengan memberikan titik-titik dan kemudian menentukan titik-titik untuk fasilitas, dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti jumlah fasilitas yang tersedia, biaya, dan impedansi maksimum dari fasilitas tertentu. Lokasi- alokasi (location-allocation) adalah salah satu hal yang paling penting dalam pengambilan keputusan tentang masalah sebuah lokasi. Model lokasi-alokasi (location-allocation models) pada awalnya dikembangkan untuk memecahkan masalah pemilihan situs di sektor publik untuk kegiatan seperti sekolah, kantor pemadam kebakaran dan fasilitas medis, dalam situasi di mana suatu instansi perlu untuk mendapatkan distribusi yang paling efisien dari sistem fasilitas yang sesuai dengan standarnya.

Menurut Siregar (2011, 62) “Model lokasi-alokasi adalah mencari lokasi fasilitas dan/atau pelayanan (seperti sekolah, rumah sakit, dan gudang) untuk mengoptimasi satu atau beberapa sasaran yang biasanya berkaitan dengan efisiensi sistem atau pengalokasian sumber daya”.

2.2.2 Masalah dalam Model Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models) Permasalahan lokasi kerap kali ditemukan terutama pada bagian pelayanan umum. Pelayanan umum seharusnya memang berada di tengah-tengah masyarakat. Namun sebaliknya, sering ditemukan lokasi pelayanan umum tidak berada ditempat yang seharusnya. Bahkan sebagian masyarakat umum bisa saja tidak mengetahui keberadaan dari lokasi pelayan umum tersebut. Berbicara

(32)

mengenai pelayanan umum, perpustakaan umum juga merupakan salah satu fasilitas pelayanan umum. Lokasi perpustakaan umum seharusnya berada ditengah-tengah masyarakat umum mengingat sasaran penggunaan perpustakaan umum adalah masyarakat umum itu sendiri.

Lokasi yang sesuai dari perpustakaan umum akan mempengaruhi alokasi yang menjadi pertimbangan bagi masyarakat umum. Alokasi yang sering dipertimbangkan masyarakat adalah biaya, jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan dalam mengakses lokasi perpustakaan. Selain alokasi tersebut, lokasi perpustakaan yang tepat dapat dilihat apakah akses menuju lokasi perpustakaan umum dilalui oleh kendaraan umum agar mempermudah masyarakat menuju perpustakaan. Namun, hal tersebut menjadi permasalahan karena banyak sekali lokasi perpustakaan umum yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Menurut Suomalainen (2006, 1):

Many practical location-allocation problems aare multicriteria in nature and the chosen objective function consitrs thus of several weighted subfunction. Besides these optimization targets, these can also be other interesting properties that are only used as constraints or even disregarded in the optimization process. After the optimization, it is necessary ti compare the values and spatial distributions of the optimization subfunctions and other interesting properties in order to find the most suitable location-allocation option.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak masalah lokasi- alokasi (location-allocation). Kemudian ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, seperti membandingkan nilai-nilai fasilitas atau mencari tahu beberapa pertimbangan lain dari sebuah fasilitas tersebut untuk menentukan lokasi terbaik dengan alokasi yang sesuai.

(33)

2.2.3 Penerapan Model Lokasi-Alokasi (Location-Allocation Models) dalam Penentuan Lokasi Layanan Umum

Ada banyak penerapan Lokasi-Alokasi (location-allocation) mulai dari penentuan lokasi perusahaan maupun lokasi layanan umum. Penerapan Lokasi- Alokasi (location-allocation) memiliki aplikasi yang luas dalam permasalahan pelayanan umum seperti, lokasi pelayanan kesehatan, membangun jaringan komunikasi dan sebagainya.

Menurut Soumalainen (2006, 1):

Location-allocation problems are common optimization problems that occur when choosing the locations of various public, industrial, or commercial service centers in regard to the needs these facilities aim to satisfy. Since Location-allocation problems are usually complex problems, explicity formulating the model as well as analyzing the solution alternatives are often carried out by specialized analysts who later communicate the results to the dicision maker. Th use of experts is also prefered because the implementation of a chosen location-allocation option is often costly and, once carried out, cannot be easily altered.

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan lokasi-alokasi (Location- Allocation) biasanya terjadi ketika memilih lokasi atau kebutuhan fasilitas

pelayanan publik, industri atau komersial.

Sebuah keputusan yang tidak efisien dapat menyebabkan kualitas layanan yang buruk terhadap pengguna dalam pelayanan umum, seperti waktu tempuh yang lama, jarak tempuh yang jauh dan menghabiskan dana yang jauh dari perhitungan.

2.3 Layanan Umum

Layanan umum adalah segala bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab

(34)

dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, daerah maupun lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun pelakasanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan terhadap masyarakat disebut juga pelayanan umum atau publik dimana pengertian pelayanan umum menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah “Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Sedangkan menurut Moenir (2002:12) pengertian pelayanan umum adalah

“Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain yang ditujukan guna memenuhi kepentingan orang banyak”.Pelayanan tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung pelayanan umum yang penting peranannya. Menurut Moenir (2002:88) ada enam faktor yang dapat mendukung pelayanan umum, yaitu:

1. Faktor kesadaran, yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum

2. Faktor aturan, yaitu aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan 3. Faktor organisasi, yaitu organisasi yang merupakan alat serta sistem

yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan 4. Faktor pendapatan, yaitu pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan

hidup minimum

5. Faktor keterampilan petugas

6. Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan.

Dari keenam faktor itu masing-masing mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling berpengaruh satu sama lainnya dan secara bersama-sama pula akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik, berupa pelayanan verbal,

(35)

pelayanan tulisan atau pelayanan dalam bentuk gerakan/tindakan dengan atau tanpa peralatan.

Pelayanan pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Di bidang pemerintahan tidaklah kalah pentingnya masalah fasilitas pelayanan umum tersebut, bahkan perannya lebih besar karena menyangkut kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Pelayanan telah meningkat kedudukannya di mata masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan. Timbulnya pelayanan umum, disebabkan oleh adanya kepentingan umum di masyarakat. Pelayanan umum itu sendiri bukanlah sasaran suatu kegiatan, melainkan ia merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan.

2.3.1 Karakteristik Layanan Umum

Layanan umum memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Wikipedia (Maret, 2018) Karakteristik Layanan Umum adalah sebagai berikut:

1. Adaptabilitas Layanan

Adaptabilitas layanan adalah derajat perubahan layanan sesuai dengan tututan perubahan yang diminta oleh pengguna.

2. Posisi Tawar Pengguna

Maksud dari Posisi Tawar Pengguna adalah semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan semakin tinggi pula peluang penggguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.

3. Type Pasar

Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggaraan pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna.

4. Locus Kontrol

Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.

5. Sifat Pelayanan

Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.

(36)

2.3.2 Jenis-Jenis Layanan Umum

Sesuai dengan pengertian layanan umum di atas, adapun jenis-jenis pelayanan umum. Jenis-jenis pelayanan umum yang menurut Syamsuri (2012) yaitu sebagai berikut:

1. Pelayanan Administratif

Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, serrtifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen- dokumen ini antara lain kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan Tanah dan sebagainya.

2. Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

3. Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos, dan lain sebagainya.

Adapun beberapa contoh tempat-tempat pelayanan umum antra lain:

1. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum dapat di artikan juga sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam informasi ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan dan memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas. Lokasi yang tepat untuk sebuah perpustakaan umum akan sangat menentukan bagaimana tingkat kunjungan dan penggunaan perpustakaan umum tersebut.

2. Pelayanan Jasa Pengiriman Barang/Kurir

Sebuah pelayanan jasa pengiriman barang termasuk sebagai pelayanan umum dimana pelayanan ini memberikan layanan pengiriman barang dari

(37)

suatu lokasi ke lokasi yang dituju atau dari sebuah kota/Negara ke kota/Negara lain yang dituju. Layanan ini sangat memudahkan masyarakat untuk melakukan pengiriman barang ke lokasi yang sulit dijangkau.

3. Halte/pemberhentian Bus

Sebuah tempat pemberhentian bus (transit bus stops) termasuk salah satu contoh layanan umum.Pemilihan lokasi yang tepat untuk sebuah tempat pemberhentian bus adalah hal yang sangat menentukan kepuasan masyarakat yang memanfaatkan layanan tersebut.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara atau aturan yang di lakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2009, 6) “Metode Peneltian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dan kuantitatif. Sugiyono (2013, 37) menyatakan:

“Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bermaksud menggambarkan keadaan satu atau lebih variabel secara mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”.

Adapun pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2013, 23), adalah:

Metode Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang dilakukan adalah dengan metode deskriptif kuantitatif yaitu bentuk penelitian yang bertujuan memberikan gambaran atas suatu keadaan dengan cukup jelas atas suatu masalah yang diteliti tanpa membandingkan variabel yang terlibat didalamnya berdasarkan data-data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta serta

(39)

karakteristik dari obyek yang diteliti, selanjutnya disesuaikan berdasarkan teori- teori dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penerapan lokasi perpustakaan umum. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan menggunakan kuesioner.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau wadah yang ditentukan oleh peneliti untuk diteliti. Lokasi penelitian di lakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang Jalan Mawar No. 12 Lubuk Pakam.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruahan subyek atau obyek yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono (2013, 62) “populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di setiap kecamatan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 2.114.627 jiwa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau sekelompok kecil dari keseluruhan yang ingin diamati. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan penelitian.

(40)

Menurut Sugiyono (2013, 63) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pada peneltian ini, peneliti menggunakan teknik non-probability sampling, teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara quota sampling yaitu memilih sampel dengan cara menentukan quota, yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini dari setiap kecamatan yang termasuk dalam Kabupaten Deli Serdang adalah sebanyak 220 orang untuk 22 kecamatan dan 10 orang untuk Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang. Jadi, jumlah keseluruhan sampel adalah 230 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan memberikan beberapa daftar pertanyaan kepada responden. Menurut Sugiyono ( 2009, 199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mmberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah :

(41)

1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh melalui hasil kuesioner dan observasi langsung dari Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang.

2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari buku, artikel, laporan tahunan dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner untuk menemukan hasil penelitian ini.

3.7 Indikator Penelitian

Indikator adalah variabel kendali yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan.

Adapun indikator dalam penelitian ini adalah:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau dengan sarana transportasi umum.

- Perpustakaan dilalui oleh alat transportasi umum

- Perpustakaan mudah dijangkau dengan alat transportasi umum

2. Visibilitas/keterlihatan, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

(42)

- Perpustakaan memiliki plang nama

- Plang nama perpustakaan mudah dilihat dari tepi jalan - Jalan ke lokasi perpustakaan memiliki petunjuk arah - Perpustakaan mudah terlihat dan diketahui banyak orang

3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan.

- Jalan ke lokasi perpustakaan ramai dilalui masyarakat - Keramaian masyarakat menyebabkan kemacetan - Jarak tempuh

- Waktu tempuh

- Biaya yang diperlukan

4. Tempat parikir yang aman dan luas.

- Tempat parkir yang aman - Tempat parkir yang luas

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

- Lokasi untuk perluasan perpustakaan - Perpustakaan sudah cukup memadai 3.8 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul akan di analisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Statistik Deskriptif. Menurut Sugiyono (2013, 77) :

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelasi”.

(43)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana telah disediakan pertanyaaan dengan pilihan jawaban A,B,C dan D, dan pertanyaan dengan pilihan jawaban A dan B. Responden hanya memilih salaha satu jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Adapun interpretasi dari masing- masing pertanyaan di kuesioner adalah :

1. Pertanyaan dengan pilihan jawaban A,B,C dan D memiliki persentase 25%

dari setiap pilihan.

2. Pertanyaan dengan pilihan jawaban A dan B memiliki persentse 50% dari setiap pilihan.

Data yang telah terkumpul dari hasil kuesioner kemudian dianalisis dalam bentuk analisis deksriptif. Analisis data dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi, sehingga dapat diketahui frekuensi atau modus (terbanyak) tentang pengaruh alokasi terhadap Lokasi Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokmentasi Kabupaten Deli Serdang berdasarkan keadaan sebenarnya. Statistik deskriptif merupakan suatu metode popular yang sedrehana, sehingga setiap orang lebih mudah mengerti hasil penelitian.

Analisis data, penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasan (2003), menyatakan bahwa distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.

Dari distribusi frekuensi dapat diperoleh keterangan atau gambaran sederhana dan sistematis dari data yang diperoleh melalui hasil kuesioner.

Untuk menghitung persentase digunakan rumus distribusi frekuensi menurut Arikunto (2000, 349), sebagai berikut :

(44)

P =

Dimana: P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh (frekuensi) n = Jumlah responden/ sampel

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan di uraian hasil penelitian mengenai “Analisis Location-Allocation (L-A) Models pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Deli Serdang”.

4.1 Profil Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang 4.1.1 Sejarah Singkat

Kabupaten Deli Serdang yang beribukota Lubuk Pakam adalah kabupaten yang di resmikan sejak tanggal 1 Juli 1946 dengan dasar hukum Undang-Undang RI No. 7/drt Tahun 1956. Kabupaten Deli Serdang memiliki total populasi sebesar 2.114.627 jiwa pada tahun 2017.

Kabupaten Deli Serdang mempuyai layanan umum berupa Perpustakaan Umum yang sempat mengalami perpindahan tempat. Dinas Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Deli Serdang merupakan penggabungan dari Kantor perpustakaan Umum Deli Serdang dengan Kantor Arsip Deli Serdang yang diatur dengan peraturan Daerah No.05 tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Deli Serdang yang merupakan unsur penunjang daerah yang dipimpin oleh seorang kepala Kantor yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sejak tahun 2007 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang sebelumnya berada di belakang Kantor Bupati dan masih berstatus sebagai perpustakaan umum. Februari 2017 Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang kemudian berpindah dan bergabung dengan gedung arsip dan kemudian pada bulan agustus

(46)

2017, Perpustakaan Umum dan Arsip Kabupaten Deli Serdang Berubah Status menjadi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang yang beralamat di Komplek Perkantoran Pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang Jalan Mawar No. 12 Lubuk Pakam.

4.1.2 Visi dan Misi VISI

Visi merupakan tujuan atau rencana jangka panjang yang akan di capai oleh suatu lembaga. Melalui visi yang telah di tetapkan maka seluruh sumber daya akan di arahkan dalam mencapai tujuan tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Perpustkaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang memiliki visi sebagai berikut:

“Menjadi sumber informasi berbasis teknologi informasi dan mewujudkan masyarakat yang cerdas dan gemar membaca”.

MISI

Misi juga merupakan landasan kerja yang harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang guna mencapai visi yang sudah di tetapkan.

Berikut merupakan misi dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang:

1. Mewujudkan pelayanan berbasis teknologi bagi pemustaka;

2. Mewujudkan penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip sebagai sumber informasi;

(47)

3. Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca dan pemberdayaan perpustakaan yang ada di Kabupaten Deli Serdang;

4. Mewujudkan tata kelola lembaga yang berbasis teknologi informasi didukung oleh sumberdaya aparatur yang berkualitas;

Dengan Mottonya : Cepat, Tepat, dan Akurat.

4.1.3 SDM Perpustakaan

Komposisi SDM Perpustakaan terdiri atas:

Kualifikasi pendidikan:

Tabel 1: Kualifikasi Pendidikan SDM Perpustakaan

No Pendidikan Jumlah

1. SD -

2. SMP -

3. SMA/SMK 3 orang

4. Diploma –III (D-3) 2 orang

5. Sarjana (S1) 21 orang

6. Magister (S2) 5 orang

7. S3 -

Status Kepegawaian:

1. PNS : 31 Orang 2. Honorer : 12 Orang

(48)

4.1.4 Kecamatan Kabupaten Deli Serdang

Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang memiliki 22 kecamatan, di antaranya:

1. Kecamatan Gunung Meriah;

2. Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu;

3. Kecamatan Sibolangit;

4. Kecamatan Kutalimbaru;

5. Kecamatan Pancur Batu;

6. Kecamatan Namo Rambe;

7. Kecamatan Biru-Biru;

8. Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir;

9. Kecamatan Bangun Purba;

10. Kecamatan Galang;

11. Kecamatan Tanjung Morawa;

12. Kecamatan Patumbak;

13. Kecamatan Deli Tua;

14. Kecamatan Sunggal;

15. Kecamatan Hamparan Perak;

16. Kecamatan Labuhan Deli;

17. Kecamatan Percut Sei Tuan;

18. Kecamatan Bantang Kuis;

19. Kecataman Pantai Labu;

20. Kecamatan Beringin;

(49)

21. Kecamatan Lubuk Pakam;

22. Kecamatan Pagar Merbau.

4.2 Lokasi dan Alokasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang

Untuk mengetahui konsep location-Allocation pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang, peneliti membei pertanyaan kepada responden dengan menggunakan indikator dan melalui kuesioner. Adapun indikator nya adalah sebagai berikut:

1. Akses Menuju Lokasi Perpustakaan

Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang apakah lokasi perpustakaan dilalui oleh alat transportasi umum, peneliti memberi pertanyaan melalui kuesioner dengan isi pertanyaan , “ Apakah lokasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang dilalui oleh alat transportasi umum?”

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 :

(50)

Tabel 2 : Pengetahuan Responden Tentang Apakah LokasiPerpustakaan di lalui oleh Alat Transportasi Umum

No Kecamatan Ya Tidak

Frekuensi Persentasi Frekuensi Persentasi

1. Kecamatan Gunung Meriah 3 1,30% 7 3,04%

2. Kecamatan S.T.M Hulu 4 1,73% 6 2,60%

3. Kecamatan Sibolangit 1 0,43% 9 3,91%

4. Kecamatan Kutalimbaru 0 - 10 4,34%

5. Kecamatan Pancur Batu 0 - 10 4,34%

6. Kecamatan Namo Rambe 10 4,34% 0 -

7. Kecamatan Biru-biru 10 4,34% 0 -

8. Kecamatan S.T.M Hilir 10 4,34% 0 -

9. Kecamatan Bangun Purba 10 4,34% 0 -

10. Kecamatan Galang 8 3,47% 2 0,86%

11. Kecamatan Tanjung

Morawa 8 3,47% 2 0,86%

12. Kecamatan Patumbak 10 4,37% 0 -

13. Kecamatan Deli Tua 8 3,47% 2 0,86%

14. Kecamatan Sunggal 0 - 10 4,37%

15. Kecamatan Hamparan

Perak 4 1,73% 6 2,60%

16. Kecamatan Labuhan Deli 4 1,73% 6 2,60%

17. Kecamatan Percut Sei Tuan 0 - 10 4,34%

18. Kecamatan Batang Kuis 8 3,47% 2 0,86%

19. Kecamatan Pantai Labu 6 2,60% 4 1,73%

20. Kecamatan Beringin 6 2,60% 4 1,73%

21. Kecamatan Lubuk Pakam 0 - 10 4,34%

22. Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang

7 3,04% 3 1,30%

23. Kecamatan Pagar Merbau 0 - 10 4,34%

Jumlah 117 50,86% 113 49,13%

Tabel 2 menunjukkan bahwa 230 responden yang diteliti, 50,56%

mengetahui bahwa perpustakaan dilalui oleh alat transportasi umum. Namun, 49,13% responden menyatakan bahwa lokasi perpustakaan tidak dilalui oleh transportasi umum. Dapat dilihat dari Tabel 2, rata-rata responden yang menyatakan bahwa perpustakaan tidak dilalui oleh alat transportasi umum berasal

(51)

dari kecamatan yang sangat jauh dari lokasi perpustakaan sehingga meyulitkan pengguna untuk datang ke perpustakaan.

Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang apakah lokasi perpustakaan mudah dijangkau dengan alat transportasi umum, peneliti memberi pertanyaan kuesioner dengan isi pertanyaan, “ Apakah menurut anda Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang mudah di jangkau dengan transportasi umum?”

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 :

(52)

Tabel 3 : Pengetahuan Responden tentang apakah lokasi Perpustakaan mudah di jangkau dengan transportasi umum

No Kecamatan Ya Tidak

Frekuensi Persentasi Frekuensi Persentasi

1. Kecamatan Gunung Meriah 8 3,47% 2 0,86%

2. Kecamatan S.T.M Hulu 8 3,47% 2 0,86%

3. Kecamatan Sibolangit 9 3,91% 1 0,43%

4. Kecamatan Kutalimbaru 0 - 10 4,34%

5. Kecamatan Pancur Batu 10 4,34% 0 -

6. Kecamatan Namo Rambe 0 - 10 4,34%

7. Kecamatan Biru-biru 0 - 10 4,34%

8. Kecamatan S.T.M Hilir 0 - 10 4,34%

9. Kecamatan Bangun Purba 0 - 10 4,34%

10. Kecamatan Galang 0 - 10 4,34%

11. Kecamatan Tanjung

Morawa 0 - 10 4,34%

12. Kecamatan Patumbak 0 - 10 4,34%

13. Kecamatan Deli Tua 0 - 10 4,34%

14. Kecamatan Sunggal 10 - 0 4,34%

15. Kecamatan Hamparan

Perak 8 3,47% 2 0,86%

16. Kecamatan Labuhan Deli 8 3,47% 2 0.86%

17. Kecamatan Percut Sei Tuan 0 - 10 4,34%

18. Kecamatan Batang Kuis 0 - 10 4,34%

19. Kecamatan Pantai Labu 4 1,73% 6 2,60%

20. Kecamatan Beringin 4 1,73% 6 2,60%

21. Kecamatan Lubuk Pakam 10 4,34% 0 -

22.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang

8 3,47% 2 0,86%

23. Kecamatan Pagar Merbau 3 1,30% 7 3,04%

Jumlah 90 30,13% 140 60,86%

Tabel 3 menunjukkan bahwa 230 responden yang diteliti, 30,13%

menyatakan bahwa lokasi perpustakaan mudah dijangkau dengan transportasi umum. Namun 60,86% menyatakan bahwa lokasi perpustakaan tidak mudah di jangkau dengan transportasi umum. Dapat dilihat dari Tabel 3, rata-rata responden yang menyatakan bahwa perpustakaan umum tidak dilalui oleh alat transportasi umum berasal dari beberapa kecamatan yang jauh dari lokasi perpustakaan

(53)

sehingga menyulitkan pengguna untuk datang ke perpustakaan dengan menggunakan transportasi umum yang ada di daerah kecamatannya karena sulitnya alat transportasi umum untuk menjangkau lokasi perpustakaan.

2. Visibilitas/Keterlihatan Lokasi Perpustakaan

Untuk mengetahui pengetahuan responden tenttang apakah lokasi ke perpustakaan memiliki petunjuk arah, peneliti memberi pertanyaan melalui kuesioner dengan isi pertanyaan, “ Apakah menurut anda Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang dapat terlihat langsung dari tepi jalan raya?”

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4:

Gambar

Tabel 1: Kualifikasi Pendidikan SDM Perpustakaan
Tabel 2 :   Pengetahuan  Responden  Tentang  Apakah  LokasiPerpustakaan  di  lalui oleh Alat Transportasi Umum
Tabel 3 :  Pengetahuan  Responden  tentang  apakah  lokasi  Perpustakaan  mudah di jangkau dengan transportasi umum
Tabel 4 :   Pengetahuan  Responden  tentang  apakah  perpustakaan  dapat  terlihat langsung dari tepi jalan raya
+7

Referensi

Dokumen terkait

I2 : Untuk kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis seharusnya ada, tetapi kami belum ada, jadi untuk kebijakan pengembangan koleksi dilakukan sesuai komposisi yang

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan kurangnya pustakawan membantu mencarikan informasi kepada pemustaka sehingga sebagian besar responden (81,9%) menyatakan