• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 ETIKA RIGHT. Materi ajar dari buku Kode Etik Psikologi dan Aplikasinya di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 ETIKA RIGHT. Materi ajar dari buku Kode Etik Psikologi dan Aplikasinya di Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

ETIKA

RIGHT

Materi ajar dari buku

Kode Etik Psikologi dan Aplikasinya di Indonesia

(2)

MARI BERPIKIR!

1. Apa standar tertinggi yang membedakan benar dan salah? Mengapa?

2. Apakah etika berasal dari dalam diri seseorang atau merupakan bagian dari pembelajaran

lingkungan?

3. Sampai batas apa etika diperlukan? Adakah

kondisi ketika etika tidak lagi diperlukan?

(3)

ETIKA

• Berasal dari kata Yunani: ἠθικός atau ἦθος, yang berarti kebiasaan atau tata cara.

• Etika = moral philosophy

• Etika menentukan perilaku yang dianggap “benar” dan “salah”.

(4)

ETIKA

• 2 realita menurut Plato: physis (fakta) dan nomos (nilai).

• Etika berada dalam dunia nomos.

IMPLIKASI: argumen dalam etika merupakan hal retoris yang

menekankan pada bagaimana mengajak orang menganut nilai

tersebut daripada membuktikan kebenaran nilai itu.

(5)

TEORI ETIKA

Hasan (2009) mengklasifikasikan beberapa teori etika:

• Etika deskriptif – “what do people think is right?”, cth: relativisme etika

• Etika normatif – “how should people act?”, cth: virtual theory, utilitarianisme

• Metaetika – “what does ‘right’ even mean?”, cth: relativisme personal dan budaya, egoisme, altruisme

• Etika terapan – masalah khusus yang kontroversial, cth: aborsi, hak- hak hewan eksperimen, homoseksualitas, korban kekerasan, dsb.

(6)

1. ETIKA DESKRIPTIF - RELATIVISME ETIKA

Etika bersifat subjektif dan relatif karena

(Graham, 2010)

:

1. Pendapat moral sekelompok orang berbeda, bahkan berkonflik, dengan orang lainnya,

2. Tidak ada bukti yang mendukung salah satu pandangan lebih baik daripada lainnya,

3. Tidak ada pembuktian empiris karena tidak ada “fakta” moral yang dapat diobservasi.

Relativisme etika: penilaiannya bergantung pada siapa yang

menilainya.

(7)

2. ETIKA NORMATIVE – NATURALISM DAN TEORI NILAI (VIRTUAL THEORY)

“Benar atau salahnya perbuatan bukan merupakan sesuatu yang independen dari manusia, relatif terhadap NATUR manusia serta NILAI-

NILAI yang dianggap baik.”

• 2 jenis “baik”: sebagai ‘atribut’ dan ‘predikat’.

“Hari ini hari yang baik!” --- ekspresi & preferensi

“Aspirin adalah obat penahan sakit yang baik!” --- fakta

• Persoalan etika bukan tentang “apakah X orang yang baik?”, tetapi

“Bagaimana menjalani hidup yang baik bagi manusia?”

Hidup yang baik: sesuai ‘virtue’

Aristoteles - 4 ‘virtue’: kebijaksanaan, keberanian, kesederhanaan, keadilan.

(8)

2. ETIKA NORMATIVE - UTILITARIANISME

“Benar atau salahnya perbuatan dilihat dari dampak perilaku tersebut terhadap orang lain, yang diukur dari pertimbangan akan kesenangan

dan rasa sakit yang dihasilkan dari tindakan itu”

• Minat dan tujuan masyarakat lebih tinggi daripada kepentingan sendiri maupun golongan.

• Kebahagiaan satu orang tidak lebih penting daripada orang lain.

• Keberpusatan pada kesenangan dan kepentingan diri justru membuat seseorang tidak senang.

• Kesenangan sejati: senang melihat orang lain senang.

(9)

3. METAETIKA – RELATIVISME PERSONAL

RELATIVISME PERSONAL

“Benar atau salahnya perbuatan sepenuhnya merupakan penilaian subjektif seseorang. Standar satu-satunya tentang penilaian moral ialah:

perasaan pelaku terhadap peristiwa itu.”

KELEMAHAN:

• Kesulitan menemukan standar kode etik yang objektif

• Penilaian moral menjadi tidak konsisten, sangat bergantung pada perasaan

• Meremehkan kapasitas berpikir rasional manusia.

(10)

3. METAETIKA – RELATIVISME BUDAYA

RELATIVISME BUDAYA

“Benar atau salahnya perbuatan ditentukan oleh kesepakatan

sekelompok orang di tempat yang sama. Perilaku yang benar ialah yang dapat diterima oleh budaya itu.”

Muncullah istilah:

ETIKET

(11)

3. METAETIKA - RELATIVISME BUDAYA

“Benar atau salahnya perbuatan ditentukan oleh kesepakatan

sekelompok orang di tempat yang sama. Perilaku yang benar ialah yang dapat diterima oleh budaya itu.”

ETIKA ETIKET

Bersifat pasti, mutlak, absolut Bersifat situasional, relatif Berlaku sekalipun tidak ada orang

lain (tidak ada saksi mata)

Hanya berlaku jika ada orang lain (ada saksi mata)

Perilaku dipertahankan karena hati nurani.

Perilaku dipertahankan agar dapat tetap diterima lingkungan.

(12)

3. METAETIKA - EGOISME

“Benar atau salahnya perbuatan merupakan jawaban atas pertanyaan:

apa yang ingin dicapai dalam hidup?.”

• 2 jawaban umum: UANG dan POPULARITAS.

• 2 jenis nilai: instrumental dan intrinsik.

• 2 jenis keinginan: hasrat (desire) dan minat (interest).

EGOISME - jawaban atas pertanyaan:

apa nilai intrinsik yang menjadi minat untuk dicapai dalam hidup?

(13)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II di TK Negeri Kintelan Semarang kurang lebih dilaksanakan selama 8 minggu dari tanggal 27 agustus samapai 20 oktober 2012,

Pengguna mengatur fungsi pada aplikasi kamera pengawas, diantaranya : Atur kepekaan warna (mengatur terang gelapnya objek ruangan terhadap kamera), Atur kepekaan

36 CICI ANDRIANI NAINGGOLAN AB-S P CAD UMPN 1. 37

Kita memiliki komitmen yang sama untuk menjalankan bisnis dengan Cara yang Benar, termasuk untuk menaati hukum dan bertindak secara etis dalam segala hal yang kita

Berdasarkan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku Satuan Perangkat Kerja Daerah

memilih pilihan akademik yang disebut program peminatan, yang dilaksanakan oleh guru BK (Konselor) sekolah/ madrasah. Peminatan yang dilaksanakan di sekolah dilakukan

Rendahnya populasi mangsa (dengan jumlah total 86 ekor) pada kanopi tanaman jeruk (Affandi 2007) menyebabkan tungau predator yang bersifat generalis mencari mangsa alternatif