• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas mengenai pengumpulan dan pengolahan data, dimulai dari penerimaan dan pencatatan jadwal penerbangan, pencatatan estimasi waktu kedatangan pesawat, pencatatan data operasional, dan pembuatan design interface dari program aplikasi yang akan dibuat.

4.1 Penggambaran alur sistem awal

Alur pelayanan operasional yang terdapat di unit Apron Movement Control (AMC) dimulai dengan penerimaan jadwal penerbangan sesuai dengan Standar Time Departure (STD) dari masing-masing airline yang menjadi acuan dasar berlangsungnya operasional. Setelah menerima masing-masing jadwal penerbangan, pihak AMC melakukan pencatatan jadwal di papan tulis. Menjelang waktu pendaratan pesawat di Bandara Internasional Adi Soemarmo, AMC menerima Actual Time Departure (ATD) pesawat dari bandara asal yang disampaikan oleh Divisi Lalu Lintas Penerbangan (Tower). Kemudian, AMC memperkirakan waktu kedatangan pesawat yang disebut dengan Estimate Time Arrival (ETA). Setelah memperkirakan ETA, AMC menentukan lokasi parking stand untuk pesawat tersebut. Informasi ETA dan lokasi parking stand ini ditulis di papan Estimate Board. Setelah itu, AMC menyampaikan kembali informasi lokasi parking stand ke Tower, untuk disampaikan kepada pilot pesawat.

Informasi ETA dan lokasi parking stand disampaikan ke bagian Ground Handling, yang bertujuan untuk mempersiapkan segala peralatan yang digunakan untuk melayani pesawat ketika mendarat. Informasi ETA juga disampaikan kepada Unit Penerangan (Informasi) yang digunakan untuk pemberitahuan kepada penumpang ataupun pengguna bandara.

Pada saat pesawat bersiap mendarat, AMC mendapat pemberitahuan dari Tower. Setelah mendapatkan pemberitahuan, AMC meneruskan informasi pendaratan kepada pihak Ground Handling dan Unit Penerangan (Informasi), serta mempersiapkan aviobridge sebagai salah satu bentuk pelayanan bandara

(2)

commit to user

terhadap maskapai penerbangan dan penumpang pesawat. Pada waktu yang bersamaan, Ground Handling juga mempersiapkan peralatan untuk pendaratan pesawat, seperti Marshalling Service, dan lainnya. Pada saat pesawat sudah mendarat dan selesai parkir, Ground Handling mencatat jumlah penumpang serta kargo yang dibawa pesawat. Kemudian informasi jumlah penumpang yang turun disampaikan kepada pihak AMC. Hal ini juga berlaku pada waktu pesawat akan take off.

Data informasi operasional seperti nama maskapai yang mendarat maupun yang kembali berangkat, nomor penerbangan, jenis pesawat, regester pesawat, asal dan tujuan penerbangan, waktu pesawat parkir, waktu pesawat keluar dari parkir, lokasi stand parking, nomor aviobridge, remark, serta jumlah penumpang yang turun maupun yang naik setiap harinya dicatat dalam form yang disebut dengan AMC Sheet. Data informasi operasional tersebut digunakan sebagai pengarsipan untuk Unit AMC sendiri. Selain itu, data informasi operasional ini juga digunakan sebagai bahan acuan dalam pembuatan laporan Divisi Airport Duty Manager (ADM), untuk mengetahui ketepatan jadwal kedatangan dan jadwal keberangkatan masing-masing maskapai di Bandara Internasional Adi Soemarmo, kinerja anggota di lapangan, dan lain-lain. Laporan dari Divisi ADM ini nantinya akan dipertanggung jawabkan langsung kepada General Manager.

Untuk melaksanakan tugasnya, dalam beberapa waktu personal subdivisi Komersial datang ke Unit AMC dan meminta data informasi operasional yang ditulis dalam form AMC Sheet. Data informasi operasional ini akan digunakan sebagai bahan acuan pembuatan biaya penagihan kepada masing-masing maskapai penerbangan. Biaya penagihan sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu biaya penagihan pendaratan pesawat, biaya penagihan penggunaan fasilitas bandara (aviobridge), dan biaya penagihan counter pax. Adapun rangkaian kegiatan sistem sekarang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(3)

commit to user

Flowchart Alur Kerja Sistem Pelayanan Operasional Bandara Internasional Adi Soemarmo ATC

(Airport Traffic Control)

Ground Handling Unit Penerangan (Informasi)

Subdivisi Komersial AMC

(Apron Movement Control)

Mulai

Memberikan jadwal penerbangan

Memberikan Actual Time Departure (ATD)

Menetukan Estimate Time Arrived (ETA), dan

parking stand

Mempersiapkan peralatan pra pesawat mendarat

Mengoperasikan aviobridge

Mencatat data operasional penerbangan

Melayani kebutuhan pesawat menuju

parking stand

Mencatat jumlah penumpang turun

Mencatat jumlah penumpang naik

Melayani kebutuhan pesawat menuju

runway Mengoperasikan

aviobridge

Menerima data operasional penerbangan

Data operasional jelas ?

Membuat laporan penagihan

Selesai Ya Tidak

Jadwal penerbangan

Informasi parking stand

Informasi ETA dan parking

stand

Informasi bahwa pesawat sudah

mendarat

Melengkapi data operasional penerbangan

Informasi bahwa pesawat sudah

berangkat

Data operasional penerbangan (AMC Sheet)

Data operasional Ground Handling

Gambar 4.1 Flowchart Alur Kerja Sistem Pelayanan Operasional Bandara

4.2.1 Pemodelan Sistem Awal

Pemodelan sistem adalah cara formal menggambarkan bagaimana proses bisnis beroperasi. Model dapat mengilustrasikan berbagai aktivitas yang

(4)

commit to user

dilakukan dan bagaimana data berpindah diantara aktivitas tersebut. Pemodelan sistem menggunakan data flow diagram (DFD).

Langkah pertama dalam menggambarkan sistem dengan DFD adalah membuat context diagram. Context diagram merupakan level tertinggi dalam menggambarkan sistem, atau sering disebut dengan top level. Context diagram menggambarkan keseluruhan entitas luar dan aliran data yang terlibat dalam suatu sistem. Setelah context diagram dibuat, proses selanjutnya adalah membuat bagan berjenjang (hirarchy chart) yang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DFD ke level berikutnya.

Sistem yang berlaku sekarang, jadwal penerbangan dan estimasi waktu kedatangan masih ditulis di papan tulis, serta pencatatan data operasional penerbangan masih dilakukan secara tertulis, dan disimpan dalam bentuk dokumen. Sedangkan proses penyimpanan dokumen masih belum tertata dan teratur, sehingga mengakibatkan proses pencarian data memakan waktu yang lama, dan adanya resiko dokumen terselip atau hilang. Pada Gambar 4.2 sistem informasi pelayanan operasional sekarang mempunyai lima entitas luar, Airport Traffic Control (ATC), Airport Movement Control (AMC), Ground Handling, Bagian Penerangan (Informasi), serta subdivisi Komersial

Gambar 4.2 Context Diagram Sistem Pelayanan Operasional Bandara Adi Soemarmo

Dari Context diagram yang ada kemudian dibuat bagan berjenjang (hirarchy chart). Bagan berjenjang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DFD

(5)

commit to user

ke level yang lebih rendah. Bagan berjenjang dapat digambar dengan menggunakan notasi proses yang digunakan di DFD. Dalam sistem informasi pencatatan kehadiran perkuliahan ini, proses yang ada diGambarkan sesuai dengan jenjangnya dalam hirarchy chart seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hierarchy Chart Sistem Pelayanan Operasional Bandara Adi Soemarmo Langkah selanjutnya adalah membuat DFD level 0 seperti yang terlihat pada Gambar 4.4.

(6)

commit to user

Estimate Time Arrived (ETA) Parking Stand

Data operasional penerbangan Maskapai, No Penerbangan, Jenis Pesawat, Rute, Jadwal Terbang STD

Gambar 4.4 DFD Level 0 Pelayanan Operasional Bandara Adi Soemarmo Sistem Awal

Gambar 4.4. memperlihatkan aliran data masih bersifat umum. Pada DFD level 0 ini dilakukan dekomposisi (pemecahan) sistem menjadi tiga subsistem, yaitu:

1. Sub sistem penetapan jadwal pesawat, 2. Sub sistem pencatatan kedatangan pesawat, 3. Sub sistem pengarsipan data operasional.

Dari DFD level 0 seperti pada Gambar 4.4., kemudian dibuat DFD level 1 untuk setiap sub sistem.

(7)

commit to user

Gambar 4.5 DFD Level 1 Penetapan Jadwal Penerbangan

Dari Gambar 4.5. dapat diketahui pada DFD level 1 subsistem penetapan jadwal kedatangan pesawat terdapat 1 proses atau aktivitas utama, yaitu menyusun jadwal penerbangan sesuai dengan Standar Time Departure (STD).

Pada DFD level 1 sub sistem penetapan jadwal penerbangan pesawat menghasilkan 1 data store yaitu jadwal penerbangan. Data jadwal dan nomor penerbangan ditulis dan disimpan dalam papan tulis. Proses atau aktivitas pada DFD level 1 sub sistem penetapan jadwal kedatangan pesawat sudah jelas dan tidak perlu penggambaran DFD ke level yang lebih rendah.

Selanjutnya adalah membuat DFD level 1 untuk subsistem Pencatatan waktu kedatangan pesawat. Setelah mengetahui jadwal penerbangan masing- masing maskapai, jadwal penerbangan tersebut diurutkan menurut waktu STD.

Pada saat pesawat akan mendarat sesuai dengan jadwalnya masing-masing, pihak ATC memberikan informasi waktu keberangkatan dari bandara asal yang disebut Actual Time Departured (ATD), kemudian pihak AMC memperkirakan waktu kedatangan pesawat di Bandara Internasional Adi Soemarmo yang disebut dengan Estimate Time Arrive (ETA). Setelah menentukan ETA, ditentukan juga lokasi parking stand. Lokasi parking stand ini kemudian disampaikan kembali kepada pihak ATC. Informasi ETA dan parking stand didistribusikan kepada Ground Handling, sedangkan bagian penerangan menerima informasi ETA.

(8)

commit to user

2.1

Mencatat estimasi waktu kedatangan

pesawat

2.2

Menentukan parking stand

2.3

Mencatat waktu kedatangan

pesawat Jadwal penerbangan Apron Movement

Control (AMC) Actual Time Departured (ATD)

Estimate Time Arrive (ETA)

Ground Handling Estimate Time

Arrive (ETA) Lokasi Parking Stand

AMC Sheet

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses pencatatan waktu kedatangan Pesawat Sistem Awal

Dari Gambar 4.6. dapat diketahui pada DFD level 1 sub sistem pencatatan waktu kedatangan pesawat terdapat tiga proses atau aktivitas utama yaitu mencatat estimasi waktu kedatangan pesawat di Bandara Internasional Adi Soemarmo, menentukan lokasi parking stand, dan mencatat waktu kedatangan pesawat. Terdapat dua data store yang dibutuhkan proses yaitu jadwal penerbangan dan buku AMC Sheet disimpan dalam bentuk hardfile. Proses atau aktivitas pada DFD level 1 sub sistem pencatatan waktu kedatangan pesawat tidak memerlukan penggambaran DFD ke level yang lebih rendah.

(9)

commit to user

Gambar 4.7 DFD Level 1 Pembuatan laporan operasional

Sub sistem pembuatan laporan operasional digambarkan pada DFD level 1 Gambar 4.7. Dari Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa pada DFD level 1 sub sistem pembuatan laporan terdapat dua proses atau aktivitas utama, yaitu:

1. Menyimpan data operasional sebagai pengarsipan, 2. Membuat laporan laporan operasional.

Pada DFD level 1 sub sistem pembuatan laporan operasional membutuhkan 2 data store yaitu jadwal penerbangan dan AMC Sheet. Data tersebut disimpan dalam bentuk hardfile.

Proses atau aktivitas pada DFD level 1 sub sistem pembuatan laporan operasional sudah jelas dan tidak perlu penggambaran DFD ke level yang lebih rendah. Lembar AMC Sheet yang ditulis oleh pihak AMC kemudian dibawa oleh pihak Komersial untuk dijadikan acuan pembuatan laporan penagihan biaya pendaratan, biaya penggunaan aviobridge, dan biaya counter pax ke masing- masing maskapai.

4.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem Awal

Sistem pencatatan data operasional dibagi dalam beberapa subsistem.

Subsistem tersebut antara lain penetapan jadwal penerbangan, pencatatan waktu kedatangan, dan pengarsipan data operasional. Subsistem penetapan jadwal penerbangan merupakan bagian dari sistem yang lain yang sudah ditetapkan oleh

(10)

commit to user

masing-masing maskapai penerbangan. Setelah menerima jadwal penerbangan dari masing-masing maskapai, AMC kemudian melakukan penulisan ulang di papan tulis dan mengurutkan jadwal penerbangan sesuai dengan waktu terbang masing-masing maskapai.

Subsistem waktu kedatangan pesawat berawal dari sudah diketahuinya jadwal penerbangan masing-masing maskapai. Sebelum pesawat tiba di Bandara Internasional Adi Soemarmo, pihak AMC menerima ATD dari ATC atau Tower.

Setelah menentukan ETA, kemudian ditentukan lokasi parking stand yang akan digunakan. Lokasi parking stand ini kemudian disampaikan kembali kepada Tower. Selanjutnya, informasi ETA dan parking stand didistribusikan kepada pihak Ground Handling dan Bagian Penerangan.

Kelemahan dari subsistem wakti kedatangan pesawat adalah informasi ETA dan parking stand dicatat didalam papan tulis dan tidak dilakukan proses penyimpanan. Selama ini, pihak Ground Handling selalu mengandalkan informasi melalui papan tulis. Sehingga, apabila jadwal penerbangan sedang padat dan pihak AMC lupa menuliskan lokasi parking stand, maka pihak Ground Handling akan memastikan dimana lokasi parking stand. Hal ini dapat menganggu proses operasional di lapangan yang dituntut serba cepat dan tepat.

Pada saat mendekati waktu pendaratan, AMC maupun Ground Handling melakukan bentuk pelayanan terhadap pesawat yang akan mendarat. Ground Handling menyediakan Masrshailing Service untuk memandu pesawat berjalan ke arah parking stand. Kemudian, pada saat pesawat sudah berhenti di lokasi parking stand, pihak AMC mencatat waktu block on. Block on adalah waktu yang dicatat dimana pesawat tersebut sudah berhenti di lokasi parking stand. Pelayanan dilanjutkan dengan pengoperasian aviobridge oleh pihak AMC sebagai media penumpang turun dari pesawat menuju ke terminal kedatangan. Setelah itu, pihak Ground Handling melakukan bongkar muat bagasi dan kargo.

Ketika pesawat akan kembali terbang dan penumpang sudah naik, pihak AMC kembali mengoperasiokan aviobridge. Dan pihak Ground Handling mendorong pesawat keluar dari lokasi parking stand. Pada saat pesawat mulai didorong mundur dari lokasi parking stand, pihak AMC mencatat waktu block off.

(11)

commit to user

Data operasional penerbangan tersebut diatas selama ini ditulis tangan pada lembaran AMC Sheet. Kemudian, pada waktu tertentu, lembaran AMC Sheet ini akan diminta oleh pihak subdivisi Komersial untuk dijadikan bahan acuan sebagai pembuatan laporan biaya penagihan kepada masing-masing maskapai yang mendarat di Bandara Internasional Adi Soemarmo.

Idealnya, perancangan sistem informasi pencatatan data operasional menyediakan suatu sistem yang mampu mempermudah proses operasional AMC di lapangan. Sehingga apabila penerbangan sedang padat, pihak AMC dapat memberikan data yang jelas dan tepat, dan tidak menganggu proses operasional pihak-pihak yang terkait dengan AMC.

4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Sistem

Berdasarkan analisis permasalahan sistem awal, dapat diidentifikasi kebutuhan dari sistem yang ada sekarang :

1. Proses Penyimpanan

Pada sistem awal, jadwal penerbangan pesawat hanya ditulis di papan tulis.

Sedangkan estimasi waktu kedatangan pesawat tidak dilakukan penyimpanan data. Pengarsipan data operasional di lapangan juga dekat dengan resiko kerusakan ataupun kehilangan.

Dalam hal ini, diperlukan rancangan sistem penyimpanan data yang mampu menyimpan data-data operasional yang jauh dari resiko kerusakan maupun kehilangan.

2. Pengolahan Data

Data operasional di lapangan selain disimpan sebagai arsip di Unit AMC juga digunakan sebagai acuan pembuatan laporan biaya penagihan oleh subdivisi Komersial kepada masing-masing maskapai. Apabila pada saat mencatat dilakukan secara terburu-buru, hal ini akan berakibat tulisan menjadi sulit terbaca. Dan subdivisi Komersial akan kesulitan dalam membuat laporan penagihan.

3. Proses Monitoring

Sistem monitoring yang berjalan saat ini masih manual. Hal ini dapat dilihat dari proses pengambilan data. Data yang diberikan pihak AMC kepada

(12)

commit to user

Komersial masih berupa hardfile berupa lembaran Sheets, yang kemudian di-input-kan ke komputer untuk dijadikan tagihan pembayaran bulanan.

Sistem seperti ini akan menyita banyak waktu dan tenaga, karena dilakukan secara manual. Dan tentu saja, faktor kesalahan manusia (human error) juga ikut berpengaruh.

4.2 Perancangan Sistem Usulan

Context diagram sistem awal dan usulan tidak ada perubahan. Hanya pada sistem penyimpanan data saja yang mengalami perubahan dari tertulis menjadi masukan data kemudian tersimpan didalam database.

Hirarchy chart sistem informasi pelayanan operasional bandara yang diusulkan terdapat beberapa perubahan, seperti jadwal penerbangan yang tidak perlu ditetapkan, dan laporan yang langsung dapat dicetak tanpa harus menyalin terlebih dahulu.

Perubahan yang diusulkan diantaranya proses input jadwal penerbangan, sehingga pihak AMC tidak perlu menyusun ulang dan mengurutkan jadwal penerbangan. Data kedatangan pesawat dapat langsung di-input dan disimpan dalam database tanpa harus menulis, dan data tidak akan hilang ataupun rusak.

Dan yang terakhir adalah, lembaran laporan operasional (AMC Sheet) dapat dicetak.

Sub sistem input jadwal kedatangan pesawat merupakan proses atau aktivitas baru dalam perancangan sistem usulan. Sub sistem kedatangan pesawat sistem usulan merupakan proses atau aktivitas baru dalam perancangan sistem usulan. Sub sistem waktu kedatangan pesawat usulan ini dibagi ke dalam tiga proses, yaitu:

1. Input estimasi waktu kedatangan pesawat, 2. Menentukan parking stand,

3. Input waktu kedatangan pesawat.

Terlihat pada DFD level 1 sub sistem waktu kedatangan pesawat menghasilkan 1 data store baru yaitu data operasional yang disimpan dalam form AMC Sheet. Adapun, data operasional tersebut disimpan dalam database.

(13)

commit to user

Sub sistem tampilan profil ini dibagi ke dalam dua proses, yaitu:

1. Menyimpan data operasional, 2. Mencetak laporan operasional.

4.2.1 Perancangan Database

Langkah awal perancangan sistem diawali identifikasi kebutuhan sistem unit AMC Bandara Internasional Adi Soemarmo, yang dapat dipenuhi dengan sistem informasi usulan. Adapun kebutuhan sistem tersebut dijelaskan dalam tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan Sistem

No. Kebutuhan Bandara Adi Soemarmo SIPOLBAND

Proses input data menggunakan aplikasi, dan disimpan dalam database

Data yang ditulis di AMC sheet masih ditulis tangan dan disimpan dalam bentuk fisik 2

Pencatatan estimasi kedatangan pesawat masih ditulis di papan tulis, dan tidak tersimpan 1.

Pencatatan estimasi kedatangan pesawat dilakukan menggunakan aplikasi dan disimpan di database

Informasi waktu estimasi kedatangan pesawat didistribusikan dengan HT dan telpon, atau petugas datang ke AMC

Pendistribusian informasi dapat diakses dengan aplikasi, tanpa harus datang ke AMC

3

Tahap perancangan model konseptual database Nama database : dbamc

Tabel 4.2 Entitas Aircraft

Fields Tipe Data Keterangan

Id integer Primary key

Aircraft varchar

Tabel 4.3 Entitas Bandara

Fields Tipe Data Keterangan

id_bdr varchar Primary key

Bandara varchar

(14)

commit to user

Tabel 4.4 Entitas Bandara1

Fields Tipe Data Keterangan

id_asal varchar Primary key

Bandara varchar

Tabel 4.5 Entitas Estimasi

Fields Tipe Data Keterangan

flightnumber varchar Primary key

atd varchar

eta varchar

bayno varchar

Tabel 4.6 Entitas Kedatangan

Fields Tipe Data Keterangan

id integer Primary key

noterbang varchar

id_asal varchar

id_tujuan varchar

id_operator varchar

regester varchar

wktek varchar

wbon varchar

wbof varchar

id_parkir integer

rem1 varchar

rem2 varchar

(15)

commit to user

Tabel 4.7 Entitas Operator

Fields Tipe Data Keterangan

kdop varchar Primary key

namaop varchar

Tabel 4.8 Entitas Parkir

Fields Tipe Data Keterangan

id integer Primary key

tparkir varchar

avionumber varchar

Tabel 4.9 Entitas Personel

Fields Tipe Data Keterangan

nip varchar Primary key

nama varchar

alamat varchar

telp varchar

foto varchar

Tabel 4.10 Entitas Schedule

Fields Tipe Data Keterangan

kdop varchar Primary key

flightnumber varchar Primary key

aircraftid integer

Id_asal varchar

Id_tujuan varchar

arrival varchar

departure varchar

opday varchar

(16)

commit to user

Tabel 4.11 Entitas User

Fields Tipe Data Keterangan

namauser varchar Primary key

level varchar

password varchar

Gambar 4.8 Entitas Relationship Diagram

4.2.2 Perancangan User Interface

Perancangan desain interface bertujuan untuk memudahkan pengguna sistem informasi pelayanan operasional bandara. Berdasarkan model sistem yang diusulkan, kebutuhan interface yang diperlukan sistem dapat dilihat pada gambar 4.8 sampai dengan gambar 4.14

(17)

commit to user a. Login

Gambar 4.8 Form Login

Form login merupakan form yang harus diakses oleh setiap pengguna untuk dapat menggunakan aplikasi. Aplikasi mendeteksi siapa user yang menggunakan serta mengatur hak akses dari user yang bersangkutan. Hak akses dalam sistem ini dibagi menjadi 5, yaitu AMC, ADM, Informasi, Komersial, dan GSE.

b. Edit Profile

Gambar 4.9 Form Home

(18)

commit to user

Gambar 4.10 Form Display Edit Profile

Gambar 4.15 menunjukkan form edit profile. Form edit profile digunakan oleh pengguna dengan hak akses AMC untuk membuat profil personel masing, yang nantinya akan dikembangkan untuk menampilkan jadwal dinas harian.

c. Input Estimate

Gambar 4.11 Form Input Estimate

Gambar 4.16 menunjukkan form Estimate yang digunakan oleh pengguna dengan hak akses AMC untuk menginput ETA dari masing-masing nomor penerbangan, tipe pesawat, dan penentuan parking stand. Display hasil input estimate, dapat dilihat pada gambar 4.17. User dengan hak akses tertentu, seperti AMC, Informasi, ADM, dan GSE dapat melihat display Estimate.

(19)

commit to user

Gambar 4.12 Display form Estimate

d. Input Data Operasional

Gambar 4.13 form AMC Sheet

Gambar 4.18 menunjukkan form input data operasional penerbangan. Form data operasional penerbangan digunakan oleh pengguna dengan hak akses AMC untuk menginput jenis pesawat, nomor regester pesawat, operator (maskapai penerbangan), nomor penerbangan, asal dan tujuan penerbangan, waktu block on, waktu block off, serta lokasi parking stand pesawat. Display AMC Sheet dapat dilihat pada gambar 4.19.

(20)

commit to user

Gambar 4.14. Form Display Apron Movement Sheet

Form AMC Sheet atau data operasional ini dapat disimpan ke dalam database, maupun dicetak dalam bentuk dokumen. Sedangkan, user yang berhak dan dapat mencetak data operasional penerbangan di AMC Sheet ini menjadi bentuk dokmen adalah unit AMC, dan divisi Komersial. User yang dapat melihat display AMC Sheet adalah user yang mempunyai hak akses seperti unit AMC, bagian Informasi, ADM, dan divisi Komersial.

4.2.3 Pembuatan Aplikasi

Berdasarkan design intrerface yang diusulkan, perancangan aplikasi yang diperlukan dapat dilihat pada gambar 4.15 sampai dengan gambar 4.28

a. Splash

Gambar 4.15 Splash

(21)

commit to user

Splash merupakan tampilan utama yang muncul pada saat aplikasi SIPOLBAND (Sistem Informasi Pelayanan Operasional Bandara) Adi Soemarmo diakses.

b. Login

Gambar 4.16 Form Login

Form login merupakan form yang harus diakses oleh setiap pengguna untuk dapat menggunakan aplikasi. Aplikasi mendeteksi siapa user yang menggunakan serta mengatur hak akses dari user yang bersangkutan. Tampilan perancangan ini merupakan tampilan dengan username AMC.

c. Menu Utama

Gambar 4.17 Form Tampilan Menu Utama

(22)

commit to user

Pada form menu utama akan muncul berbagai menu master, Schedule untuk jadwal penerbangan, estimate untuk waktu perkiraan kedatangan, AMC sheet untuk penginputan data operasional, personel untuk profil personel AMC, dan profil bandara yang berisi data-data umum mengenai Bandara Internasioal Adi Soemarmo.

d. Form Operator (Maskapai Penerbangan)

Gambar 4.18 Form Operator

Form operator merupakan form yang digunakan untuk menginput nama-nama maskapai penerbangan beserta kode masing-masing maskapai penerbangan yang mempunyai jadwal terbang dengan tujuan dari atau menuju ke Bandara Internasional Adi Soemarmo.

e. Form Parking Stand

Gambar 4.19 Form Parking Stand

(23)

commit to user

Form parking stand merupakan form yang digunakan untuk menginput parking stand yang terdapat di Bandara Internasional Adi Soemarmo.

f. Form Nama Bandara

Gambar 4.20 Form Nama Bandara

Form bandara merupakan form yang digunakan untuk menginput kode bandara dan nama kota yang menjadi asal maupun tujuan penerbangan dari atau menuju ke Bandara Internasional Adi Soemarmo.

g. Form Jenis Pesawat

Gambar 4.21 Form Jenis Pesawat

Form jenis pesawat merupakan form yang digunakan untuk menginput jenis pesawat dari masing-masing maskapai penerbangan yang akan melakukan penerbangan dari atau menuju ke Bandara Internasional Adi Soemarmo.

(24)

commit to user h. Form User

Gambar 4.22 Form Input User

Form user merupakan form yang digunakan untuk meng-input user dari aplikasi sistem informasi pelayanan operasional bandara Internasional Adi Soemarmo. Adapun penambahan hak akses dengan username tertentu hanya dapat dilakukan oleh personel unit AMC yang bertindak sebagai admin.

i. Form Menu Schedule

Gambar 4.23 Form Menu Schedule

Form schedule merupakan form yang digunakan untuk meng-input jadwal penerbangan di Bandara Internasional Adi Soemarmo.

(25)

IV - 25 j. Form Input Schedule

Gambar 4.24 Form Menu Input Schedule

(26)

commit to user k. Form Menu Estimate

Gambar 4.25 Form Menu Estimate

Form estimate merupakan form yang digunakan untuk menginput waktu estimasi kedatangan pesawat di Bandara Internasional Adi Soemarmo.

l. Form Input Estimate

Gambar 4.26 Form Menu Input Estimate

(27)

commit to user m. Form Menu AMC Sheet

Gambar 4.27 Form Menu AMC Sheet

Form AMC Sheet merupakan form yang digunakan untuk meng-input data operasional penerbangan di Bandara Internasional Adi Soemarmo.

n. Form Input AMC Sheet

Gambar 4.28 Form Input AMC Sheet

(28)

commit to user 4.2.4 Simulasi dan Pengujian Sistem Usulan

Pada tahap ini, proses yang dilakukan adalah menjalankan aplikasi sesuai dengan alur kerja dan sesuai dengan design interface yang sudah dirancang sebelumnya. Proses dimulai dengan memasukkan data administrasi penerbangan pada bulan Januari tahun 2013, yang kemudian dilanjutkan dengan proses lanjutan sesuai dengan alur kerja. Adapun data administrasi penerbangan terdapat pada lampiran.

Dari simulai dan pengujian sistem sudah selesai dilakukan, sistem dapat berjalan tanpa adanya error. Berdasarkan pengujian ini, maka aplikasi ini siap diterapkan langsung pada Unit AMC Bandara Internasional Adi Soemarmo.

Referensi

Dokumen terkait

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2016 ini telah disusun dan disajikan

Untuk contoh proses pembentukan pengertian adalah pada saat RH mampu membedakan jenis ikan koi, sehingga RH dapat menempatkan ikan di kolam sesuai dengan jenisnya, selain itu

Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah media alternatif dapat mempertahankan eksistensinya sebagai ruang informasi untuk suatu komunitas musik

(3) Perumusan aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara menganalisa dan merumuskan aspirasi masyarakat Desa untuk disampaikan kepada Kepala Desa

Penelitian ini menjelaskan tentang latar belakang mengapa kebijakan pengampunan pajak kembali diajukan di Indonesia yang ditandai dengan adanya perumusan

pernah dilakukan oleh La Ino (2004) dalam bentuk tesis, yang membandingkan dengan bahasa Pura dan bahasa Blagar. Seperti halnya dengan bahasa daerah lain, bahwa bahasa

Pada kotak dialog berikutnya, terlebih dahulu klik tanda [ + ] untuk menampilkan item yang ada, lalu klik pada kotak item seperti berikut Gambar 7.37, non-aktifkan pilihan lain

Gerakannya pasien mengangkat salah satu kakinya ke atas kemudian kembali posisi awal dengan hitungan 8 kali dan dilakukan bergantian dengan kaki satunya.. Pengulangan