• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS PRODUK. Nomor Kontrak: 11/UN11.2/PM/PNBP/SP3/2019. Tim Pengusul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS PRODUK. Nomor Kontrak: 11/UN11.2/PM/PNBP/SP3/2019. Tim Pengusul"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS PRODUK

Alat Pencacah Gulma untuk Pakan Ternak dan Produksi Kompos untuk Petani Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar

Nomor Kontrak: 11/UN11.2/PM/PNBP/SP3/2019

Tim Pengusul

Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, M.S. (196011141986031001) Dr. Zahrul Fuadi, ST. M.Sc. / (197110061997021001) Dr. Rudi Kurniawan, ST., M.Sc./ (197910132003121002)

Dibiayai Oleh:

Universitas Syiah Kuala,

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk Tahun Anggaran 2019

Nomor: 525/UN11/SPK/PNBP/2019 Tanggal 8 Februari 2019

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

OKTOBER 2019

(2)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS PRODUK

Judul Pengabdian : Alat Pencacah Gulma untuk Pakan Ternak dan

Produksi Kompos untuk Petani Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar

Ketua Pengabdi

Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, M.S.

NIP : 196011141986031001

Jabatan Fungsional : Profesor Program Studi : Agroteknologi

Nomor HP : 081360282552

Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1)

Nama Lengkap : Dr. Zahrul Fuadi, S.T., M.Sc.

NIP : 197110061997021001

Program Studi : Teknik Mesin

Anggota (2)

Nama Lengkap : Dr. Rudi Kurniawan, S.T., M.Sc.

NIP : 197910132003121002

Program Studi : Teknik Mesin

Biaya Penelitian : Rp 60.000.000 (enam puluh juta rupiah)

Banda Aceh, 28 Oktober 2019 Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Unsyiah Ketua Pengabdi,

Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, M.S.

NIP: 196807171993031005 NIP: 196011141986031001

Menyetujui, Ketua LPPM Unsyiah

Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M. Tech.

197010081994031002

(3)

RINGKASAN

Gulma merupakan limbah pada proses produksi hasil pertanian. Petani mengeluarkan sumber daya yang cukup tinggi untuk mengendalikan gulma. Salah satu cara untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan memanfaatkan gulma untuk kepentingan yang produktif, yaitu dengan mengolah gulma menjadi pakan ternak atau kompos. Masyarakat mitra di Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar merupakan petani yang memanfaatkan gulma rerumputan dan berdaun lebar untuk pakan ternak mereka. Pakan ternak tersebut sebagian diolah dengan cara memotong- motong dengan ukuran yang kecil sehingga memudahkan dikonsumsi oleh ternak.

Metode yang digunakan saat ini memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak dikarenakan satu ekor ternak dapat mengonsumsi 10 sampai dengan 15 kg pakan setiap hari. Sedangkan petani mitra memelihara 4-5 ekor ternak sehingga membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut, kepada masyarakat mitra ditawarkan solusi metode pencacah gulma dengan menggunakan alat mekanis. Alat pencacah yang ditawarkan berbentuk roda berputar yang dilengkapi oleh empat bilah pisau yang diputar menggunakan motor bakar dengan kapasitas 1 PK. Beberapa jenis gulma rerumputan, pelepah pisang, pelepah kelapa, dan sebagainya dimasukkan ke dalam mulut alat pencacah dan akan dicincang menjadi potongan-potongan kecil dengan ukuran 1-3 cm. Mesin pencacah ini memiliki kapasitas sebesar 50 kg per jam. Di samping untuk pakan ternak, hasil olahan dapat juga digunakan untuk pengolahan kompos yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Adanya alat pencacah ini, peternak dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak setiap hari dan sisanya diolah menjadi pupuk kompos. Hasil penjualan pupuk kompos dapat digunakan untuk membeli bahan bakar bagi mesin pencacah tersebut. Diharapkan, dengan adanya hasil inovasi ini, produktivitas masyarakat mitra di Aceh Besar, khususnya di Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar lebih meningkat.

Hasil pengabdian memperlihatkan bahwa tim pengabdi telah berhasil membuat alat pencacah gulma. Selain itu, alat tersebut dapat digunakan untuk memotong sisa-sisa tanaman yang lebih kecil dalam upaya untuk memproduksi bahan kompos. Alat tersebut dapat digunakan dengan baik dan para petani sudah dilatih dan dapat menggunakan dengan benar. Selanjutnya, diharapkan perlu adanya introduksi paket teknologi pertanian lainnya berkaitan dengan alat pengekstrak gulma.

(4)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNYA Laporan Akhir Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk tahun 2019 yang berjudul Alat Pencacah Gulma untuk Pakan Teknak dan Produksi Kompos untuk Petani Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar selesai dilaksanakan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang telah menyetujui pelaksanaan pengabdian ini. Terima kasih diucapkan juga kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang telah membantu sejak proses pengusulan proposal serta pelaksanaan pengabdian. Selanjutnya, ucapan terima kasih diberikan kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala yang telah menyetujui proposal pengabdian sehingga kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dapat berlangsung dengan baik. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada tim pengabdi yang telah saling membantu dalam kegiatan pengabdian sehingga terselesainya laporan kemajuan ini.

Pengabdian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pertanian pada umumnya dan pengelolaan gulma pada tanaman pangan pada khususnya. Kritikan dan saran untuk perbaikan pengabdian ini sangat kami harapkan.

Banda Aceh, 28 Oktober 2019

Tim pengabdi,

(5)

DAFTAR ISI

Bab Halaman

RINGKASAN ... iii

PRAKATA ... iv

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

3. TUJUAN DAN MANFAAT PENGABDIAN ... 5

3.1. Tujuan Pengabdian ... 5

3.2. Manfaat Pengabdian ... 6

4. METODE PENGABDIAN ... 7

5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ... 8

5.1. Penyuluhan tentang Alat Pencacah dan Produksi Kompos ... 8

5.2. Aplikasi Alat Pencacah gulma dan produksi kompos ... 8

6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 13

6.1. Kesimpulan ... 13

6.2. Saran ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

LAMPIRAN ... 14

(6)

DAFTAR GAMBAR

1. Gulma hasil cacahan ... 2

2. Alat pencacah ... 2

3. Bermacam jeni gulma dan limbah tanaman yang diproses dengan alat pencacah ... 4

4. Mesin pencacah yang direncanakan ... 5

5. Desain awal pisau pencacah ... 7

6. Alat yang sudah dibuat ... 9

7. Penyerahan alat ke petani ... 9

8. Memasukkan bahan tanaman untuk dibuat pakan ternak ... 10

9. Hasil pakan ternak ... 10

10. Hasil bahan kompos ... 11

11. Hasil pakan ternak ... 11

12. Pelaksanaan monitoring kegiatan pengabdian kepada masyarakat ... 12

(7)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tulang punggung peternakan rakyat adalah industri sapi potong yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia termasuk di wilayah Aceh Besar. Usaha penggemukan sapi dengan skala besar sudah dimulai sejak tahun 1991 dan saat ini sudah mampu memasok sekitar 30% kebutuhan sapi nasional. Usaha ini perlu didorong lebih kuat dengan menggunakan teknologi yang lebih baik untuk menambah kemampuan pasokan daging sapi nasional di masa yang akan datang.

Program swasembada daging sapi tahun 2014 merupakan salah satu alternatif untuk menambah pasokan daging sapi nasional serta mengurangi impor daging sapi.

Diantara program yang dilakukan adalah penyediaan bakalan sapi lokal, peningkatan produktivitas ternak sapi lokal dan pencegahan penyembelihan sapi betina.

Di wilayah Aceh, ternak sapi memiliki peranan penting dalam tatanan hidup masyarakat karena peternak biasa memelihara ternak sebagai sumber pakan hewani, tenaga pengolah lahan pertanian, serta sebagai tabungan. Produksi daging sapi petani Aceh belum dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan daging sapi daerah Aceh. Salah satu sebabnya adalah kurangnya produktivitas sapi diakibatkan oleh belum maksimalnya kebutuhan nutrisi pada proses penggemukan sapi. Diantara sumber pakan yang diperlukan untuk hasil yang maksimal, diperlukan pakan sumber serat (gulma rerumputan dan limbah hasil tanaman) sebesar 10% dari berat badan.

Pada umumnya, peternak sapi memberikan gulma rerumputan atau limbah tanaman lainnya kepada sapi dengan cara memotong menggunakan pisau sabit atau alat pemotong lainnya (Monaco et al., 2009; Rao, 2000). Metode ini memiliki kekurangan antara lain ukuran hasil pemotongan yang tidak seragam serta kapasitas yang sedikit. Waktu yang dibutuhkan untuk memotong gulma rerumputan 10 menit untuk 35 kg dengan ukuran potongan yang bervariasi. Hal ini menyebabkan tidak maksimalnya asupan pakan untuk sapi.

Untuk mendapatkan ukuran pakan rumput yang lebih seragam, dapat digunakan alat mekanis yaitu pencacah ataupun chopper. Alat ini dapat meningkatkan produksi berlipat ganda serta menghemat jumlah tenaga kerja manusia pada proses perajangan (Gambar 1 dan 2). Disamping digunakan untuk pencacah pakan ternak, kelebihan produksi dari hasil cacahan dapat diolah menjadi pupuk kompos.

(8)

Gambar 1. Gulma hasil cacahan

Gambar 2. Alat pencacah

(9)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Desa Lieue adalah salah satu desa yang berada di sekitar kampus Universitas Syiah Kuala dengan jarak sekitar 3,7 Km. Desa Lieue memiliki luas sebesar 52 ha.

Salah satu mata pencaharian petani di Desa Lieue adalah peternak sapi dengan jumlah sebanyak 25 orang (BPS Aceh Besar, 2017).

Diantara permasalahan utama yang dihadapi oleh peternak adalah menyediakan pakan dalam jumlah yang cukup besar per harinya. Rerata petani memiliki 3 ekor sapi yang digemukkan di dalam kandang dengan berat badan sapi sekitar 150 kg. Dalam fase penggemukan, kebutuhan pasokan moderat adalah 10%

dari bobot badan sapi berdasarkan bahan kering atau sekitar 20 kg dalam keadaan basah. Pakan tersebut idealnya diberikan dalam bentuk yang sudah dicincang. Namun dikarenakan volume yang cukup besar, peternak mengalami kesulitan untuk mencincang pakan tersebut sehingga diberikan dalam kondisi yang dipotong seadanya. Hal ini tentu saja mengakibatkan tidak efektifnya pasokan pakan yang diasup oleh ternak sehingga mengakibatkan produktivitas yang rendah. Di samping itu, dengan semakin berkurangnya tenaga kerja, proses penggemukan sapi menjadi semakin sulit salah satunya adalah dalam proses penyediakan pakan. Padahal, permintaan daging sapi lokal cukup besar dengan harga yang relatif mahal.

Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mitra, yaitu dengan menyediakan suatu alat bantu mekanik yang dapat membantu peternak dalam melakukan proses pencacahan pakan ternak. Adapun cara yang ditawarkan adalah alat pencacah dengan penggerak motor bakar 1 PK.

Gambar 3 menunjukkan jenis-jenis tanaman yang dapat diproses menggunakan mesin pencacah tersebut. Oleh karena kapasitas mesin yang besar, peternak juga dapat memanfaatkan mesin tersebut untuk mengolah limbah tanaman untuk digunakan sebagai bahan baku kompos yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan demikian, peternak juga dapat memanfaatkan hasil penjualan kompos untuk membeli bahan bakar yang diperlukan oleh mesin pencacah.

(10)

Gambar 3. Bermacam jenis gulma dan limbah tanaman yang dapat diproses dengan alat pencacah

(11)

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENGABDIAN

3.1. Tujuan Pengabdian

Pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk:

1. Mendesain dan membuat suatu alat pencacah gulma untuk pakan ternak dan produksi kompos.

2. Alat pencacah dilengkapi dengan mesin penggerak kapasitas 1 PK

3. Alat pencacah dilengkapi pengatur kecepatan yang dapat mengubah ukuran cacahan

4. Mata pencacah didesain sehingga dapat dibuka dan diasah bila diperlukan 5. Alat pencacah didesain sesederhana mungkin untuk dapat digunakan baik oleh

pria ataupun wanita.

Bagian-bagian utama desain alat ini dapat dilihat di pada Gambar 4 dibawah ini:

Gambar 4. Mesin pencacah yang direncanakan Keterangan gambar:

1. Penutup Pisau 2. Pisau Pemotong

1

2

3

4

(12)

3. Motor Penggerak 4. Rangka

3.2. Manfaat Pengabdian

Manfaat pengabdian untuk kegiatan ini adalah:

1. Tersedianya alat pencacah gulma/tanaman lunak hasil inovasi dapat mempecepat proses pencacahan dan mempercepat proses permbuatan kompos.

2. Alat pencacah gulma dan proses pembuatan kompos dipublikasikan pada media cetak dan media online

(13)

BAB 4. METODE PENGABDIAN

Pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan untuk menyelesaikan permasalahan mitra dan mencapai target yang telah dijelaskan sebelumnya.

Adapun langkah pelaksanaannya yaitu:

1. Kajian tentang spesifikasi gulma rerumputan yang perlu diproses di lapangan serta spesifikasi yang cocok untuk pisau pencacah di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Unsyiah

2. Pembuatan desain alat pencacah yang dilakukan di Pusat Studi Vibrasi dan Akustik Terapan Universitas Syiah Kuala.

3. Fabrikasi 1 unit alat penyiang gulma di Bengkel.

4. Uji coba efektivitas alat pencacah di lapangan

5. Penyempurnaan alat dan fabrikasi 2 unit alat penyiang gulma di Bengkel Kerja

6. Pengiriman Barang ke tempat Mitra

7. Training cara kerja dan pemeliharaan alat pencacah yang akan diberikan oleh tim pelaksana kepada mitra dan anggota kelompok usaha tani.

Gambar 5. Desain awal pisau pencacah

(14)

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Penyuluhan tentang Alat Pencacah Gulma dan Produksi Kompos

Dalam upaya meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam kaitannya dengan pemanfaatan gulma dan bekas tanaman untuk pakan ternak sekaligus sebagai produksi kompos, perlu dirancang suatu alat yang praktis dan dapat digunakan oleh petani. Salah satu alat yang dapat dibuat adalah membuat alat yang dapat mencacah bekas tanaman atau gulma dan alat yang dapat menjadi bahan kompos.

Selanjutnya, untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan teknik penggunaan alat pencacahh gulma dan produksi kompos, maka langkah awal yang dilakukan adalah melaksanakan penyuluhan tentang pentingnya alat yang akan digunakan untuk mencacah gulma serta bahan tanaman dan alat pembuat kompos.

Para petani diberi penyuluhan tentang pentingnya alat pencacah gulma dan produksi kompos dalam kaitannya dengan peningkatan hasil ternak dan tersedianya kompos dalam waktu yang relati singkat. Selain itu, para petani juga diberi penyuluhan tentang pentingnya gulma sebagai pakan ternak dan hasil sampingan sebagai bahan kompos.

Adanya kegiatan ini, masyarakat Desa Lieue khususnya petani yang mengusahakan ternak besar berterima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Syiah Kuala (LPPM Unsyiah), karena mereka telah mendapat suatu teknologi dan pengetahuan yang berkaitan dengan alat pencacah gulma dan sisa tanaman serta produksi kompos. Adanya peningkatan kemampuan dalam menggunakan alat tersebut secara langsung dapat meningkatkan hasil ternak, hasil tanaman serta peningkatan pendapatan petani.

5.2. Aplikasi Alat Pencacah Gulma dan Produksi Kompos

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang aplikasi alat pencacah dan produksi kompos, petani yang mengikuti kegiatan pengabdian ini diajarkan bagaimana mengoperasionalkan alat tersebut dan bagaimana melakukan memasukkan bahan gulma dan tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan pakan ternak dengan berbagai ukuran serta mendapatkan bahan tanaman yang akan dijadikan kompos.

Hasil pengamatan terhadap petani terlihat bahwa petani dapat mengoperasionalkan alat, misalnya cara menghidupkan mesin, mengatur kecepatan motor, menambah atau mengganti oli, mengisi bahan bakar, dan pemeliharaan alat tersebut. Selain itu, para

(15)

petani dapat menjalankan mesin dengan baik dengan menunjukkan hasil beberapa ukuran bahan gulma atau tanaman yang akan digunakan untuk pakan maupun bahan kompos. Dalam kegiatan penggunaan alat tersebut yang dilakukan di lokasi petani, tim pengabdian selalu mengingatkan kepada peserta agar alat tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya dan boleh digunakan oleh petani yang berada di Desa Lieue. Beberapa kegiatan di lapangan dalam kaitannya dengan penggunaan alat pengendali gulma dapat dilihat pada beberapa gambar di bawah ini.

Gambar 6. Alat yang sudah siap dibuat

(16)

Gambar 7. Penyerahan alat ke petani

Gambar 8. Memasukkan bahan tanaman untuk dibuat pakan ternak

(17)

Gambar 9. Hasil pakan ternak

Gambar 10. Hasil bahan kompos

(18)

Gambar 11. Hasil pakan ternak

Gambar 12. Pelaksanaan monitoring kegiatan pengabdian kepada masyarakat

Hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Lieue Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar memperlihatkan bahwa:

(19)

1. Petani telah mahir menggunakan alat pencacah gulma dan produksi kompos dengan nilai 85. Nilai ini berdasarkan beberapa kriteria yang telah dibuat oleh tim pengabdi.

2. Adanya efisiensi dalam hal waktu, teanga, dan biaya akibat penggunaan alat untuk mencacah gulma dan memproduksi kompos.

3. Kelompok tani di Desa Lieue telah mermiliki dua alat pengendali gulma pada tahun 2018 serta alat pencacah gulma dan produksi kompos pada tahun 2019 dan diharapkan alat tersebut dapat digunakan semaksimal mungkin.

(20)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Kegiatan aplikasi alat pencacah gulma dan produksi kompos di Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar telah dilakukan dengan baik.

2. Petani telah memahami, melaksanakan, dan mengetahui manfaat alat pencacah gulma dan produksi kompos.

6.2. Saran

1. Kegiatan pengabdian yang sudah dilaksanakan di Desa Lieue Kecamatan Darussalam Aceh Besar diharapkan dapat berjalan secara berkesinambungan baik kegiatan pengabdian berupa alat pencacah dan produksi kompos maupun introduksi teknologi pertanian lainnya.

2. Perlu adanya kegiatan kerjasama antara LPPM Unsyiah dengan pemerintah Aceh Besar yang berkesinambungan untuk membuat desa Binaan di wilayah Kecamatan Darussalam Aceh Besar.

(21)

REFERENSI

1. Badan Pusat Statistik Aceh Besar. 2017. Aceh Besar dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Aceh Besar.

2. Monaco, T.J., S. M. Weller, and F.M. Ashton. 2002. Weed science. Principles and Practices. 4th eds. John Wiley and Sons. Inc., New York.

3. Ross, M.A. and C.A. Lembi. 2009. Applied weed science: Including the ecology and management of invasive plants. Pearson Educaation,Inc. New Jersey.

Gambar

Gambar 1. Gulma hasil cacahan
Gambar 3. Bermacam jenis gulma dan limbah tanaman yang dapat diproses dengan alat pencacah
Gambar 4. Mesin pencacah yang direncanakan  Keterangan gambar:  1.  Penutup Pisau   2
Gambar 5. Desain awal pisau pencacah
+5

Referensi

Dokumen terkait

Asabri (Persero), yang telah memberikan kesempatan kepada Saya untuk menjadi narasumber pada pelatihan Financial Forecasting dalam meningkatkan kinerja

Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Judul BERBAGI ILMU YANG BERMANFAAT UNTUK GENERASI MUDA (Pembelajaran Ilmu-ilmu Komunikasi terhadap Pelajar

• Klik tombol properties yang ada pada control toolbox, kemudian pada tampilan properties klik pada bagian Movie kemudian isikan nama file flash yang ingin

Ponpes Satu Atap (PSA) Nurul Amal Kenteng Bandungan Kabupaten Semarang merupakan pondok yang didirikan oleh seorang ulama bernama H. Beliau memiliki jalinan kerjasama

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran fiqih bab zakat pada peserta didik kelas VIII di MTsN 3 Kota Banjarmasin

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dapat diuraikan sosialisasi program kegiatan oleh tim pengabdian tentang bagaimana

bangunan yang memperlihatkan kolom dan balok ekspos sebagai media komunikasi yang memperlihatkan permainan elemen garis vertikal dan horizontal, perancangan bangunan

(3) Manfaat yang diperoleh setelah membaca puisi pendek yaitu menjadi merasa lebih senang, jika menemukan puisi yang sesuai dengan suasana hati dapat ditangkap layar