• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. A USIA BAYI DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG ARYA KEMUNING RSUD GUNUNG JATI CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. A USIA BAYI DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG ARYA KEMUNING RSUD GUNUNG JATI CIREBON"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. A USIA BAYI DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN AKIBAT BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG ARYA

KEMUNING RSUD GUNUNG JATI CIREBON

Susi Sri Novianti dan Helda Susilawati Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon

Email: noviabdal@gmail.com Abstract

Bronchopneumonia is one of the most common respiratory infections in infancy.

Based on the data above, Bronchopneumonia disease has the second highest incidence rate of 34.5% (230). probably caused by a lack of treatment and prevention in infancy. After the author knows the incidence of bronchopneumonia continues to increase every year, therefore the author is interested to know in detail about bronchopneumonia in infancy. The purpose of writing this Scientific Paper is to provide an overview of comprehensive nursing care covering bio- psycho-social and spiritual aspects using interview methods, observations, physical examinations, documentation studies and literature studies. The problems that arise in this case are ineffective airway cleaning, Changes in nutrition: less than the needs of the body, Risk of fluid voleme deficit, personal hygiene disorders, rest disorders, delays in growth and development While in theory there are seven nursing problems that arise. There are four nursing problems resolved and one problem resolved at the time of follow up. The conclusion taken from this case is bronchopneumonia is an inflammatory disease of the lungs caused by bacteria, viruses and fungi, in this case it is necessary for moral and material support both from the health team, family and community.

Keywords: Nursing Care; Infant Age; Respiratory System Disorders;

Bronchopneumonia Abstrak

Bronkopneumonia merupakan salah satu infeksi saluran pernafasan yang banyak terjadi pada usia bayi. Berdasarkan data di atas, penyakit Bronchopneumonia memiliki angka kejadian paling tinggi ke dua yaitu dengan sebesar 34,5% (230).

kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengobatan dan pencegahan pada usia bayi. Setelah penulis mengetahui angka kejadian bronkopneumonia terus meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui secara detail tentang bronkopneumonia pada usia bayi. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan komprehensip meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual dengan menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Adapun masalah yang muncul pada kasus ini adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, Resiko defisit voleme cairan, gangguan personal hygiene, gangguan istirahat, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan Sedangkan pada teori terdapat tujuh masalah keperawatan yang muncul. Terdapat empat masalah keperawatan yang teratasi dan satu masalah teratasi pada saat melakukan follow up. Kesimpulan yang diambil dari kasus ini adalah bronkopneumonia merupakan penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur, dalam hal ini sangat

(2)

diperlukan adanya dukungan moril maupun materil baik dari tim kesehatan, keluarga maupun masyarakat.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan; Usia Bayi; Gangguan Sistem Pernafasan;

Bronchopneumonia

Pendahuluan

Menurut (Asmadi, 2008), sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami.

Sehat bersifat dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis dan dimensi sosiokultural.

Sakit adalah keadaan tidak normal atau tidak sehat.

Menurut Soegeng, Santoso (2008), anak yang sehat adalah anak yang sehat secara fisik dan psikis. Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat dapat diterapkan dari yang kecil, mulai dari menjaga kebersihan diri, lingkungan hingga pola makan yang sehat dan teratur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak adalah faktor kesehatan, kebudayaan, keluarga dan lingkungan yang sangat mempengaruhi masalah kesehatan pada anak.

Menurut Soegeng, Santoso (2008), masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang banyak disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang baik, sanitasi lingkungan yang tidak terawat, lingkungan yang sudah terpapar polusi yang berasal dari sisa-sisa pembakaran yang tidak sempurna terutama dalam asap knalpot kendaraan bermotor, gas-gas pabrik yang mengandung karbonmonoksida (CO). Salah satu dampak dari kondisi di atas pada kesehatan anak adalah munculnya penyakit pneumonia.

Bronkopneumonia adalah suatu radang parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, nafas cepat, dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif Hidayat (2009).

Menurut WHO (2008), insiden pneumonia anak-balita di negara berkembang adalah 151,8 juta kasus pneumonia/tahun, 10 % diantaranya merupakan pneumonia serta dan perlu perawatan di rumah sakit. Di negara maju terdapat 4 juta kasus setiap tahun sehingga totol insiden pneumonia di seluruh dunia ada 156 juta kasus pneumonia anak-balita setiap tahun.

Hasil survey dari Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon tahun 207- 2018, penderita penyakit bronkhopneumonia banyak di derita setelah penyakit diare.

Untuk lebih jelasnya kita lihat tabel sebagai berikut:

(3)

Tabel 1 Jumlah klien Bronchopneumonia menurut perbandingan penyakit terbesar yang dirawat di ruang Arya Kemuning Rumah Sakit Umum Daerah

Gunung Jati Cirebon bulan September 2017 Februari 2018.

No Usia Bulan

Jml Presentase Sep Okt Nov Des Jan Feb

1. Bronchopneu

monia 20 85 40 20 20 45

230 34,5 %

2. Diare 34 27 35 80 30 25 231 34,7 %

3. Kejang

demam 6 20 40 25 20 24

135 20,3 %

4. Anemia 0 0 1 10 0 2 13 1,9 %

5. Typoid 6 0 10 15 20 6 57 8,6 %

66 132 126 150 90 102 666 100 % Sumber: Medical Record RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun 2017-2018

Berdasarkan data table 1, pennyakit bronkhopnemonia memiliki angka kejadian paling tinggi ke dua yaitu dengan sebesar 34,5% (230). kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengobatan dan pencegahan pada usia bayi. Setelah mengetahui penyakit Bronchopneumonia pada anak memerlukan penanganan secara dini dan tingginya angka kejadian bronchopneumonia pada anak usia bayi, maka penulis ingin mengetahui secara detail tentang bronchopneumonia pada usia bayi yang dibahas dalam sebuah Laporan Studi Kasus dengan judul: “Asuhan Keperawatan Pada By. A Usia Bayi Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Bronchopneumonia Di Ruang Arya Kemuning RSUD Gunung Jati Cirebon”.

Metode Penelitian

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskripstif yang berbentuk studi kasus yang disusun dalam bentuk laporan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Wawancara

Menurut (Asmadi, 2008), wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data secara langsung antara perawat dan klien. Disini perawat (pewawancara) mendapatkan respon langsung dari klien melalui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan. Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan atau orang lain yang berkepentingan termasuk keluarga, teman dan orang terdekat klien.

2. Observasi

Menurut (Asmadi, 2008), observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan menggunakan panca indera. Kemampuan melakukan observasi merupakan keterampilan tingkat tinggi yang memerlukan banyak latihan. Unsur terpenting dalam observasi adalah mempertahankan objektifitas penilaian.

(4)

3. Pemeriksaan fisik

Menurut (Asmadi, 2008), pemeriksaan adalah proses inspeksi tubuh dan system tubuh guna menentukan ada/tidaknya penyakit yang didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik berfokus pada respon klien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan empat metode, yakni inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi.

4. Studi dokumentasi

Pengumpulan data melalui penelitian riwayat penyakit/keperawatan yang lalu guna mendapat diagnosis keperawatan yang tepat (Ali, 2010).

5. Studi kepustakaan

Membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif (Nursalam, 2011).

Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

Tabel 2 Pengkajian

No Data Fokus Etiologi Problem

(1) (2) (3) (4)

1 DS:

Ibu klien mengatakan “anak saya sesak nafas”.

Ibu klien mengatakan “anak saya masih pilek dan batuk berdahak”.

Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk berdahak, pilek, sesak nafas dan muntah sejak 6 hari yang lalu.

DO:

a) RR: 26 x /menit, cepat dan dangkal.

b) Klien tampak sering batuk.

c)Suara ronkhi positif di bagian apeks paru posterior, Terdapat sekret di daerah hidung.

d) Jalan nafas tidak paten.

e) Usia 9 bulan 15 hari

Invasi mikroorganisme melalui udara atau

respirasi

Adanya peradangan pada jaringan paru dan

sekitarnya

Merangsang sel-sel epitel untuk memproduksi

mukus

Akumulasi sekret di bronkus

Bersihan jalan nafas Tidak efektif

Bersihan jalan nafas Tidak efektif

(5)

f) Leukosit 12410/µL g) Klien mendapat therapi ventolin 1xnespule mg dan ambroxol 3x1 mg.

Klien mendapat O2 1 liter/

menit melalui nasal kanul 2 DS:

a) Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk berdahak, pilek, sesak nafas 6 hari yang lalu.

b) Ibu klien mengatakan

“anak saya mengalami penurunan berat badan 1 kg karena sebelum sakit BB klien 7,2 kg, ketika sakit 6,1 kg”.

DO:

Terjadi penurunan berat badan 1 kg, BB sebelum sakit 7,2 kg menjadi 6,1 kg saat sakit.

BB saat ini: 6,1 kg.

Klien tampak rewel dan sering menangis.

Makan atau minum ASI.

Frekuensi minum ASI 8 x 60 cc/hari.

Jumlah intake cairan 1.200 cc/hari.Jumlah kebutuhan cairan normal 910 – 980 cc/hari.

Hemoglobin 6,1 gr/dL.

Klien terlihat lemah.

Invasi mikroorganisme melalui udara atau

respirasi

Adanya peradangan pada jaringan paru dan

sekitarnya

Merangsang sel-sel epitel untuk memproduksi

mukus

Akumulasi sekret di bronkus

reflek batuk meningkat

↓ Anorexia

Intake nutrisi tidak adekuat

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

3 DS:

a) Ibu klien mengatkan

“anak saya BAB nya cair”

b) Ibu klien mengatakan

“anak saya BAB nya lebih dari 4-5/hari”

DO:

a. Bising usus 15x/ menit

Invasi mikroorganisme melalui udara atau

respirasi

Kuman terbawa ke saluran cerna

Infeksi saluran cerna

Resiko defisit voleme cairan

(6)

b.CRT > 2 detik

c.Anus tampak kemerahan dan terdapat lesi

d.S = 37,5C

Peningkatan flora normal di usus

Peristaltik usus meningkat

↓ Malabsorpsi

↓ Diare 4 DS:

a) Ibu klien mengatakan Klien tidak pernah cuci rambut (2 hari).

b) Klien belum pernah mengganti baju (2 hari).

c)Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang cara memandikan di tempat tidur karena klien terpasang infuse

DO:

a) Kulit klien lengket b) Kuku terlihat panjang

Ketidaktahuan ibu tentang cara

memandikan di tempat tidur dan cara mengganti pakaian dengan

tangan terpasang infus

Kurang pengetahuan tentang cara perawatan diri

pasien

kebutuhan personal hygiene tidak terpenuhi

Gangguan personal hygiene

5 Ds:

a) Ibu klien mengatakan klien agak sedikit rewel dan sulit untuk tidur

b) Ibu klien mengatakan klien sering menangis Do:

a) Kualitas tidur tidak nyenyak

b) Lamanya tidur tidak menentu

c)klien sesak

BSR pada medula oblongata

↓ Desinkronisasi antara REM dan

NREM

↓ Klien sering terganggu tidurnya

Gangguan Istirahat Tidur

6 Ds:

1)Ibu klien mengatakan”

saya tidak mengetahui penyakit anak saya”

2)Ibu klien mengatakan

“anak saya mengalami penurunan berat badan”

Sosial ekonomi rendah

Kurang nya pengetahuan tentang penyaakit

Intake nurrisi kurang dari kebutuhan

Keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan

(7)

3) Ibu klien mengatakan

“anak saya belum mampu bisa duduk”

4)Ibu klien mengatakan ekonominya rendah

Do:

1)Klien mengalami perlambatan di motorik kasar

2)Berat badan klien tidak sesuia dengan usianya yaitu 8 kg

Defisiensi protein dan kalori

Asam amino esensial menurun dan produksi

albumin menurun

Atrofi/pengecilan otot

↓ Keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan

2. Diagnosis Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas Tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di bronkhus ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas, pilek dan batuk berdahak serta muntah sejak 6 hari yang lalu, RR : 26 x/menit, cepat dan dangkal, klien tampak sering batuk, suara ronkhi positif di bagian apeks paru posterior, terdapat sekret di bawah hidung, jalan nafas tidak paten, usia 6 bulan, leukosit 12410/ µL, klien mendapat therapi Salbutamol 3x1 mg dan ambroxol 3x1 mg, klien juga mendapat O2 1 liter/menit melalui nasal kanul.

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan reflek batuk akibat akumulasi mukus di area bronkhus yang ditandai dengan ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk berdahak, pilek, sesak nafas dan muntah sejak 6 hari yang lalu, klien mengalami penurunan berat badan 1 kg karena sebelum sakit BB nya 7,2 kg dan ketika sakit 6,1 kg, klien tampak rewel dan sering menangis, mendapat therapi zinc 1x10 mg, reflek mengisap dan menelan normal, makan atau minum ASI dengan frekuensi 8x60 cc/hari, jumlah intake cairan 1.200 cc/hari dan jumlah kebutuhan cairan normal 910 – 980 cc/har.

3. Resiko defisit voleme cairan berhubungan dengan adanya Peristaltik usus meningkaat Ibu klien mengatkan “anak saya BAB nya cair Ibu klien mengatakan” anak saya BAB nya 4-5/hari, Bising usus 15x/ menit CRT lebih dari 2 detikAnus tampak kemerahan dan terdapat lesi S = 37,5C

4. Gangguan personal higiene berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan diri pasien yang ditandai dengan ibu klien mengatakan bahwa selama anaknya dirawat di RS, anaknya belum pernah ganti baju, mandi, cuci rambut, gunting kuku, klien tampak kurang bersih, kulit klien sedikit lengket, klien belum mandi sudah 2 hari, belum cuci rambut sudah 2 hari.

(8)

5. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak ditandai dengan Ibu klien mengatakan klien agak sedikit rewel dan sulit untuk tidur ibu klien mengatakan klien sering menangis Kualitas tidur tidak nyenyak lamanya tidur tidak menentu Klien sesak.

6. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembanga berhubungan dengan intake kurang dari kebutuhan ditandai dengan Ibu klien mengatakan” saya tidak mengetahui penyakit anak saya Ibu klien mengatakan “anak saya mengalami penurunan berat badan Klien mengalami perlambatan di motorik kasar Berat badan klien tidak sesuia dengan usianya yaitu 8 kg

3. Rencana Keperawatan

Nama : By. A

Umur : 10 Bulan

No. Reg : 96459

Dx : Bronchopneumia

Tabel 3

Rencana Keperawatan

No Tanggal Dx.

Kep.

Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. 14 Maret 2018

I Tujuan jangka panjang:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi.

a. ibu klien mengatakan tidak sesak b. tidak ada suara ronchi

tujuan jangka pendek:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi sebagian dengan kriteria hasil :

1)Ibu klien mengatakan “anak saya batuk dan sesak sudah berkurang”.

2)Suara ronchi negatif setelah dilakukan tindakan postural drainage.

3)RR menjadi 30 x/menit setelah 2 hari perawatan.

4)Tidak terdapat sekret

5)Jalan nafas paten setelah dilakukan tindakan postural drainage

1)Observasi RR klien.

2)Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas: mengi, krekels dan ronchi

3)Ajarkan kepada ibu klein tentang teknik postural drainase dengan posisi tengkurap diganjal dengan bantal dan berikan kesempatan kepada ibu untuk mencobanya.

4)Berikan oksigen sesuai kebutuhan setelah jalan nafas mulai adekuat.

5)Berikan obat mukolitik oral. Ambroxol 3 x 1 mg

6)Berikan obat cefotaxime 2 x 30 mg/hari, IV pada jam 07.00 WIB dan jam 19.00 WIB.

7)Berikan obat

dexamethasone 2 x 2mg melalui IV pada jam 8)Berikan obat salbutamol

3 x 1 mg melalui oral

1) Frekuensi respirasi merupakan indikator keefektifan jalan nafas.

2) Bersihan jalan napasyang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan bunyi napas

Adventisius

3) Teknik postural drainase dengan posisi tengkurap dan diganjal bantal, dapat memobilisasi sekret yang ada di daerah apek posterior keluar dengan menggunakan gaya gravitasi.

4) Memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh sementara setelah jalan nafas adekuat..

5) Obat mukolitik berfungsi mengencerkan mukus sehingga akan mudah untuk dikeluarkan.

6) Membunuh

mikroorganisme penyebab inflamasi pada saluran nafas bagian bawah

7) Mencegah inflamsi lanjut.

8) Obat Salbutamol berfungsi untuk melebarkan saluran nafas dan paru-paru.

b. 14 Maret 2018

II Tujuan jangka panjang :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil:

a. klien tamapak segar b. klien tampak tenang c. berat bada 8 kg Tujuan jangka pendek :

1) Kaji asupan nutrisi klien.

2) Kaji ulang status nutrisi klien.

3) Observasi berat badan klien setiap 3 hari.

4) Anjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI sebanyak 480 cc/ hari

1) Mengidentifikasi kecukupan asupan nutrisi klien.

2) Adanya kondisi kronis (seperti PPOM atau alkoholisme) atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap

(9)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a. Frekuensi minum 8 x 60 cc/hari.

b. Jumlah kebutuhan cairan 700 cc/hari.

c. BB klien menjadi 7,5 kg.

dalam 8 x pemberian secara berhati-hati.

5) Berikan obat zinc 1 x 10 mg melalui oral.

6) Berikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan cairan normal untuk klien.

infeksi dan atau lambatnya respons terhadap terapi.

3) Berat badan sebagai salah satu indikator jumlah massa sel dalam tubuh.

4) Dengan pemberian ASI sebanyak 480 cc/ hari, diharapkan asupan nutrisi klien adekuat sesuai dengan kebutuhannya.

5) Zinc berfungsi untuk memperbaiki komponen darah.

6) Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi yang adekuat.

C. 14 maret 2018

III Tujuan jangka panjang :

Setelah dilakukan asuhn keperawatan selama 2x24 jam gangguan cairan tubuh dapat teratasi

-BAB 2X/hari

-Bising usus normal 6x/menit Tujuan jangka pendek:

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam gangguan cairan tubuh dapat teratasi sebagian dengan kh:

-BAB 3x/HARI - Bising usus 10x/menit

1) Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa ( bibir, lidah) 2) anjurkan untuk menghindari makanan yang bergas

3) jelaskan makanan yang baik bagi anak yang menderita diare 4) kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

1) indikator langsung keadekuatan masukan cairan 2) agar dpat merangsang peningkatan peristaltik usus 3) untuk mengetahu makanan yang baik di konsumsi bagi anak yang diare

4) untuk memperbaiki status kesehatan dan membantu prosess penyembuhan

d. 14 maret 2018

IV Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, gangguan personal higiene teratasi.

Tujuan jangka pendek :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, selama 30 menit gangguan personal hygien dapat teratasi sebgaian :

1) Kulit klien tidak lengket setelah mandi.

2) Klien sudah ganti baju yang bersih 1) Badan klien tampak bersih setelah mandi.

2) Rambut klien tampak bersih dan rapi.

3) Kuku klin pendek setelah tindakan gunting kuku.

1) Jelaskan pentingnya perawatan diri dan lingkungan kepada ibu klien.

2) Fasilitas alat-alat mandi.

3) Ajarkan kepada orang tua/keluarga tentang tata cara memandikan klien di tempat tidur.

4) Lakukan tindakan menggunting kuku

1) Dengan menjelaskan tentang pentingnya perawatan diri ibu klien akan mengetahui pentingnya perawatan diri dan untuk mempercepat proses penyembuhan.

2) Dengan difasilitasi alat- alat mandi ibu klien dapat termotivasi untuk memandikan klien.

1) Setelah mendapat informasi yang adekuat tentang tata cara mandi di tempat tidur, ibu klien dapat melakukannya secara mandiri sehingga personal higiene klien terawat.

2) Dengan dilakukannya tindakan menggunting kuku kebersihan klien terjaga dan menghindari resiko terjadinya luka.

e. 14 maret 2021

V Tujuan jangka panjang :

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selam 2x24 jam gangguan istiraht tidur dapt teratasi

a. klien dapat tidur siang dan malam hari b. klien tidak rewel

Tujuan jangka pendek:

Setelah dilakukan asuhan keperawtan selama 1x24 jam gangguan istirahat tidur dapat teratasi sebagian dengan Kritera Hasil:

1. Tidur klien sedikit nyenyak

1)kaji kebutuhan istirahat dan tidur 2) ciptakan suasana lingkungan yang nyaman

3) anjurkan keluarga klien untuk membatasi kunjungan

1) kaji evaluasi dan perkembangan bayi

1) untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan

2) dengan suasan linkungan yang nyaman klien bisa istirahat dengan baik 3)agar klien tidak terganggu dan terlalu berisik sehingga klien bisa istirahat

1) untuk menentukan tingkat fungsi bayi saat ini

(10)

2.klien tidak rewel saat mau tidur Tujuan jangka panjang

Setelah dilakukan asuhan keperawatn selama 6x24 jam Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1) ibu klien mengetahui tentang penyakit klien

2) berat badan klien normal yaitu 8 kg 3) klien mengalami perkembangan di motorik kasar

Tujuan jangka pendek

Setelah dilakukan Asuhan keperawatan sema 3x24 jam keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan dapat teratasi sebagian dengan kriteria hasil

1) ibu klien sedikit memahami tentang masalah penyakit klien

2) berat badan klien 7 kg

3) klien sedikit ada perkembangan di motorik kasar

2) tawarkan permainan, aktivitas dan mainan yang sesuai dengan umur klien

3) laksanakan intervensi

yang telah di

programkan

4) jelaskan kepada ibu klien tentang masalah penyakit klien

5) berikan dukungan kepada orang tua klien

yang mengalami

masalah perkembangan

2) mendukung

perkembangan lebih lanjut 3) panjanan berulang terhadap aktivitas atau latihan di perlukan untuk

membuat kemajuan

perkembangan

4) agar ibu klien memahami dan mengerti tentang masalah penyakit klien 5) kemajuan perkembangan akan dapat lambat dan sulit bagi keluarga untuk

termotivasi dan

mempertahankan harapan

4. Implementasi

Nama : By. A Umur : 10 Bulan No. Register : 96459

Dx : Bronchopneumonia

Tabel 4 Implementasi

No Tanggal Dx Kep

No Tanggal

(1) (2) (3) (4) (5)

a 14 maret 2018

I Jam 09.00 WIB

T1: Mengobservasi RR Klien R1:

1)RR: 26 x/menit

2) Klien rewel saat diperiksa 3) Klien terlihat batuk berdahak Jam 09.15 WIB

T2: Mengauskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas: mengi, krekels dan ronchi

R2:

1) Bunyi napas terdengar suara ronchi

2) Pada saat dilakukan tindakan klien menangis.

Jam 09.20 WIB

T3: Memberikan obat mukolitik oral: ambroxol 1 mg, Salbutamol 1 mg dan obat antiinflamasi dexametason 2,5 mg.

R3:

1) Ketika diberikan obat klien menangis.

2) Obat klien masuk melalui IV dan oral sesuai dosis.

3) Setelah diberikan obat klien masih batuk dan terdapat sekret

Helda

Helda

(11)

b 14 Maret 2018

II Jam 09.30 WIB

T1: Memantau asupan nutrisi klien

R1: Klien hanya mendapat ASI sebanyak 480 cc /hari, dan mendapatkan terapi infus KAEN 3B sebanyak 30 x tetes/menit.

Jam 09.35 WIB

T2: Menimbang BB klien R2:

1) BB klien 6,1 kg.

2) Ibu klien mengatakan selama sakit BB klien turun 1 kg.

Jam 09.40 WIB

T3: Menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan ASI sebanyak 480 cc/hari dalam 8 x pemberian secara hati-hati.

R3: Ibu klien memberikan ASI kepada klien sesuai dengan anjuran dan memberikan ASI secara hati-hati.

Helda

c 14 Maret 2018

III Jam 09.45WIB

R1 : a. bising usus 15x/menit b. BAB Klien 4-5x/hari.

Jam : 09.50 WIB

T2: Menganjurkan kepada ibu klien untuk menghindari makanan yang mengandung gas

R2 : a. Ibu klien mengikuti saran yang di anjuran.

b. Ibu Klien tampak senang.

c. Ibu klien tidak makan makanan yang mengandung gas

Jam : 10. 00WIB

T3 : a. Menjelaskan makanan yang baik untuk anak dengan dire

R3 : Ibu klien mengerti dan memhami apa yang sudah di jelaskan

Jam : 10.15 WIB

T4 : kolaborasikan pemberian oralit dan antibiotik R4 : a. Klien menangis ketika diberikan obat . b. Klien tampak tenang setelah di berikan obat

d. frekuensi diare klien berkurang setelah minum obat oralit dan antibiotik .

Helda

d 15 maret 2018

IV Jam 10. 25 WIB

T1:Menjelaskan tentang pentingnya perawatan diri kepada ibu klien.

R1: Ibu klien memahami tentang pentingnya perawatan diri.

Jam: 10.30WIB

T2:Memfasilitasi alat-alat mandi untuk memandikan klien.

R2:Ibu klien sudah mempunyai alat-alat mandi yang akan digunakan seperti waslap, air hangat, ember, handuk dan sabun.

(12)

Jam: 10.35 WIB

T3:Memberitahukan kepada orang tua klien dan mempraktikkan cara memandikan klien di tempat tidur.

R3:Ibu klien memperhatikan tentang tata cara memandikan dan langsung mempraktikkannya kepada klien.

Jam 10.40 WIB

T4:Melakukan tindakan gunting kuku terhadap klien.

R4:

1)Pada saat dilakukan gunting kuku, klien rewel dan menangis.

2)Kuku klien tampak pendek dan bersih.

Helda

e. 15 maret 2017

V Jam: 10.45

T1 : Mengkaji kebutuhan istirahat dan tidur.

R1 : a. Klien tidak rewel dan bisa tidur.

b. Klien tidur dengan nyenyak.

Jam : 10.50WIB

T2 : Menciptakan suasana yang nyaman.

R2 : a. Kelurga klien mampu menciptakan suasana yang nyaman.

b. Suasana ruangan tampak tenang.

c. Klien tidur dengan nyenyak.

Jam : 10.55 WIB

T3 : Menganjurkan keluarga klien untuk membatasi kunjungan.

R3 : a. Keluarga klien mengikuti saran yang dianjurkan dan yang berkunjung tidak terlalu banyak.

b. keluarga yang berkunjung bergantian

Helda

f. 15 maret 2018

VI Jam : 11.00 WIB

T1 : Mengkaji evaluasi perkembnagan pada bayi R1: klien belum bisa melakukan perkembangan di motorik kasar

Jam : 11.05 WIB

T2: Menawarkan permainan, aktivitas dan mainan yang sesuai dengan umur klien

R2:

a.ibu klien mengajak klien bermain b. klien tampak gembira

Jam : 11.10 WIB

T3: Melakukan intevensi yang telah di programkan R3: Klien mengikuti intervensi yang perawat ajarkan Jam: 11.15 WIB

T4: Jelaskan pada ibu klien tentang masalah penyakit klien

R4:

a. Ibu klien mengerti apa yang telah di jelaskan

b. ibu klien tampak senang setelah mengetahui penyakit klien

Jam 11.20 WIB

T5 : Memberikan dukungan kepada orang tua klien ,

(13)

Pada klienyang mengalami masalah perkembangan R5: Ibu klien terlihat semangat

5. Evaluasi

Nama : By. A

Umur : 10 Bulan

No. Register : 96459

Dx : Bronchopneumonia

Tabel 5 Evaluasi

No Tanggal Dx Kep

Evaluasi Paraf

(1) (2) (3) (4) (5)

a. 14 Maret 2018

I Jam : 12.00 WIB S:

1)Ibu klien mengatakan “anak saya masih batuk berdahak dan sesak.

2)Ibu klien mengatakan “anak saya masih pilek dan sering rewel.

O :

1)RR : 26x /menit.

2)Klien masih terlihat batuk berdahak.

3)Suara ronchi positif dibagian apeks paru posterior.

4)Klien terpasang O2 1 liter/menit melalui nasal kanul.

A: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di bronkhus belum teratasi.

P:

1)Observasi RR klien.

2)Auskultasi bunyi napas, catat adanya bunyi napas:

mengi, krekels dan ronchi

3)Lanjutkan pemberian obat mukolitik oral anti inflamasi dan antibiotik.

Helda

b. 14 Maret 2018

II Jam : 12.10 WIB S:

1)Ibu klien mengatakan “saya sudah memberikan ASI sesuai dengan yang dianjurkan 480 cc/hari secara berhati-hati”.

2)Ibu klien mengatakan “anak saya masih rewel”.

O :

1)Klien masih terlihat rewel dan lemah.

2)BB klien 6,1 kg.

3)Klien mendapatkan nutrisi dari ASI sebanyak 480 cc/

hari.

A:perubaha nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan reflek batuk akibat akumulasi mukus di area bronkus belum teratasi.

P :

1)Timbang BB secara berkala

Helda

(14)

2)Monitor intake output nutrisi c 14 Maret

2018

IV Jam : 12.20WIB

S: Ibu klien mengatakan klien masih Sering BAB O:

1)Klien terlihat sering BAB.

2)CRT Lebih dari 2 detik 3)anus klien terlihat merah

A : devfisit voleme cairan belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan.

Helda

d 15 Maret 2018

IV Jam : 12.40 S:

1) Ibu klien mengatakan “saya telah memahami tentang pentingnya perawatan diri”.

2) Ibu klien mengatakan “saya sudah mengerti tentang tata cara memandikan klien di tempat tidur”.

O:

1)Klien tampak bersih dan segar.

2)Kulit klien sudah tidak lengket.

3)Kuku klien sudah tidak panjang.

A : Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan diri klien teratasi.

4)P : Intervensi dipertahankan

Helda

e 15 Maret 2018

V Jam : 13.00 WIB

S: Ibu klien mengatakan klien agak sedikit rewel dan sulit untuk tidur

O: a. Klien terlihat rewl dan nagis b. Tidur klien sering terbangun.

A: Gangguan istirahat dan tidur teratasi sebagian.

P: Intervensi dipertahankan

Helda

f 15 Maret 2018

Jam : 13.10 S :

1)Ibu klien mengatakan” saya tidak mengetahui penyakit anak saya”

2)Ibu klien mengatakan “ anak saya mengalami penurunan berat badan”

3)Ibu klien mengatakan anak saya belum bisa duduk O:

1)Ibu klien tampak bingung tentang masalh penyakit anaknya

2)BB Klien 6,1 kg

3)Klien menglami perlambatan di motorik kasar

A: keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan tidak teratasi

P : Intervensi di lanjutkan

B. Pembahasan

Selama melakukan asuhan keperawawtan pada By. A dengan gangguan sistem pernafasan akibat Bronkopneumonia di ruang Arya Kemuning RSUD Gunung Jati

(15)

Cirebon dari tanggal 9 Maret 2018 sampai dengan 16 Maret 2018 dan melakukan follow up 1 hari pada tanggal 17 Maret 2018. Penulis melakukan asuhan keperawatan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi, penulis menemukan beberapa. Kesenjangan antara teori dan kasus yang diambil. Beberapa kesenjangan yang ditemukan adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian

Tahap ini merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari klien, keluarga dan laporan atau buku catatan kesehatan klien baik berupa data subyektif maupun data obyektif. Pada tahap ini penulis menemukan kesulitan pada saat melakukan pengkajian pada klien yaitu klien selalu menangis dan rewel. Pemecahan masalah yang diambil oleh penulis adalah meminta bantuan orang tua untuk menemani klien pada saat dilakukan pengkajian.

Pemikiran penulis ini didasarkan pada tanda dan gejala Bronkopneumonia yang ada di teori seperti : demam (39oC – 40oC), pernafasan cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung, sianosis, muntah, diare, bunyi tambahan ronchi, dilihat dari pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan radiologis memberi gambaran bervariasi: Foto thoraks, Pada foto thoraks bronkopneumpnia terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus.

Hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada By. A, dilihat dari adanya tanda dan gejala seperti batuk berdahak, pilek, sesak nafas, muntah lebih dari 1 minggu, R : 26 x/ menit, pernafasan cepat dan dangkal, klien rewel dan suka menangis, klien mengalami penurunan berat badan ,terdapat bunyi nafas tambahan ronkhi dan pemeriksaan penunjang. membuat penulis berpikir bahwa By. A menderita Bronkopneumonia karena dilihat dari teori. Berikut ini adalah uraian kesenjangan yang ditemukan oleh penulis pada tahap pengkajian:

1. Hasil pengkajian yang tidak sama dengan kasus tetapi ada pada teori yaitu By. A adalah demam, dan nyeri dada.

Pada komponen personal sosial klien belum mampu makan sendiri, pada komponen bahasa klien belum mampu meniru bunyi kata-kata dan pada komponen motorik kasar klien belum mampu duduk tanpa berpegangan.

Upaya penulis untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penulis menganjurkan kepada keluarga untuk terus melatih dan memberikan stimulasi kepada klien setelah klien sembuh.

Kesenjangan lain yang ditemukan pada tahap pengkajian adalah masalah pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dilakukan pada By. A sudah dilakukan sebelum masuk ruang Arya Kemuning dan setelah itu sampai pelaksanaan asuhan keperawatan selesai, klien masih belum dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium. Pemeriksaan laboratorium penting untuk dilakukan pada klien By. A karena By. A menderita Bronkhopneumonia sehingga perlu dilakukan pemeriksaan leukosit untuk memantau perkembangan penyakit klien dan mengetahui jenis

(16)

mikroorganisme penyebab Bronkhopneumonia-nya. Solusi dari masalah ini adalah penulis berkolaborasi dengan perawat ruangan dan tenaga laboran untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap.

2. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan setelah didapatkan data dari hasil pengkajian yang akurat dan valid. Penulis menemukan bahwa tidak semua diagnosis yang ada di teori dapat ditegakkan, ada beberapa diagnosa yang ditemukan pada kasus yang tidak ada dalam teori.

Berdasarkan teori, diagnosis yang muncul ada 7 diagnosa yaitu:

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi eksudat dan peningkatan produksi mukus.

2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi.

3. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui hipertermia atau hiperpnea.

4. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi.

5. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme.

6. Ansietas pada orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi anak.

7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang cara perawatan di rumah.

Berdasarkan pengkajian penulis menemukan 6 diagnosis yang muncul yaitu:

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret di bronkhus.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan refleks batuk akibat akumulasi mukus di area bronkhus.

3. Resiko defisit voleme cairan behubungan dengan peristaltik usus meningkat.

4. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan diri klien.

5. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan desinkronisai antara REM dan NREM

6. keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Semua diagnosis di atas muncul pada By. A karena adanya data-data yang mendukung dan faktual seperti yang telah dipaparkan oleh penulis pada bagian rumusan prioritas diagnosis keperawatan. Diagnosis-diagnosis keperawatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien.

Melihat diagnosis di atas, penulis menyimpulkan bahwa ada kesenjangan antara diagnosis berdasarkan teori dengan diagnosis berdasarkan data yang ditemukan pada klien By. A

Diagnosis keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak ditemukan pada tinjauan kasus By. A adalah:

(17)

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi eksudat dan peningkatan produksi mukus.

Penulis tidak membuat diagnosis keperawatan ini pada kasus By. A karena tidak ada hasil analisis gas darah abnormal yang mengarah pada munculnya diagnosis di atas. Selain itu tanda-tanda atau kondisi yang merupakan akibat adanya gangguan pertukaran gas juga tidak ditemukan pada klien.

2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi

Pada By. A tidak ditemukan diagnosis ini karena pada saat pengkajian tidak ditemukan data yang menyatakan bahwa By. A mengalami hipertermi, pada saat pengkajian suhu By. A normal yaitu 37.5oC. Hal ini dapat terjadi jika kebutuhan cairan dan elektrolit klien terpenuhi dengan adekuat.

3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui hipertermia atau hiperpnea.

Penulis mengangkat diagnosis risiko defisit volume cairan pada By. A tetapi penulis menemukan tanda gejala yang berbeda, karena pada By. A ditemukan tanda-tanda devisit volume cairan seperti diare, turgor kulit jelek, konjungtiva ananemis, CRT lebih dari 2 detik.

4. Ansietas pada orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi anak.

Penulis tidak mengangkat diagnosis ansietas pada orang tua karena pada saat dikaji orang tua/keluarga sudah terlihat tenang dan dapat menerima kondisi klien.

5. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus By. A tetapi tidak ditemukan pada tinjauan teoritis adalah:

a. Gangguan perawatan diri

Penulis mengangkat diagnosis gangguan perawatan diri karena ketidaktahuan orang tua tentang cara memandikan klien ditempat tidur dan ditemukannya data klien yang terlihat kurang bersih, kulit klien lengket, kuku klien panjang, dan klien belum mengganti baju selama 2 hari.

b. Gangguan istirahat tidur

Penulis mengangkat diagnosis gangguan istirahat tidur karena ditemukannya data ibu klien mengatakan By. A sering rewel dan menangis, keterbatasan gerak klien karena pada tangan kanan terpasang infus dan pada saat didekati oleh perawat klien menangis, tidur klien tidak nyenyak.

c. keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Penulis mengangkat diagnosis keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan karena ditemukannya data ibu klien mengatakan saya tidak mengetahui masalah penyakit anak saya, anak saya mengalami penurunan berat badan, anak saya belum mampu bisa duduk, klien mengalami keterlambtan dalam motorik kasar, berat badan klien tidak sesuai usiannya yaitu 10 bulan Dari adanya kesenjangan tersebut adalah penulis tetap

(18)

hanya membuat diagnosis keperawatan yang didukung oleh data yang aktual pada By. A.

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses untuk merumuskan tujuan dan menentukan intervensi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ditegakkan:

1. Tujuan

Tidak ada teori yang membahas tentang tujuan, maka pemecahannya adalah penulis hanya dapat memperkirakan kriteria waktu sesuai dengan analisis penulis. Begitu juga dengan kriteria hasil yang harus dicapai, penulis memperkirakan berdasarkan data fokus yang didapat pada saat anamnesa dengan klien.

2. Intervensi

Intervensi pada perencanaan setiap diagnosis pasti berbeda pada setiap diagnosis karena rencana keperawatan bersifat spesifik untuk setiap diagnosis keperawatan. Penulis tidak menuliskan semua intervensi yang ada berdasarkan teori pada tahap perencanaan, tetapi penulis hanya menuliskan beberapa intervensi ke dalam perencanaan.berdasarkan data fokus yang ada atau berdasarkan kebutuhan klien berdasarkan hasil anamnesa dengan klien.

3. Rasional

Rasional yang dibuat oleh penulis pada kasus By. A mengacu pada intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan keadaan klien. Penulis mengalami kesulitan dalam menentukan rasional karena keterbatasan referensi. Tidak semua referensi yang penulis gunakan memuat informasi tentang rasional.

Solusi dari masalah tersebut penulis mencoba membuat rasional berdasarkan analisis penulis dengan menggunakan konsep pathway bronkhopneumonia yang ada di BAB II dan mencari referensi lain yang memuat intervensi yang sama dengan yang dibuat oleh penulis.

4. Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap dimana penulis melaksanakan asuhan keperawsatan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat walaupun tidak semua intervensi yang ada pada perencanaan diimplementasikan karena melihat dari keadaan klien saat tindakan itu mau dilakukan. Pada tahap ini penulis menemukan hambatan dalam melaksanakan implementasi. Diantaranya, pada saat memberikan tindakan postural drainage klien menangis dan rewel, maka solusinya adalah setiap melakukan tindakan keperawatan penulis selalu melibatkan orang tua klien agar semua implementasi dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Tidak semua implementasi dilaksanakan oleh penulis karena keterbatasan waktu penulis, maka pemecahannya adalah penulis bekerja sama dengan perawat yang lain untuk melanjutkan tindakan keperawatan kepada By.

A.

(19)

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah penulis melakukan tindakan. Evaluasi di lakanakan setiap hari untuk mengetahui perkembangan kondisi klien apakah membaik atau memburuk. Pada tahap ini penulis mengalami hambatan untuk mengevaluasi perkembangan data hasil laboratorium karena selama klien dirawat, hanya satu kali dilakukan pemeriksaan darah lengkap yaitu pada saat klien berada di ruang PICU sehingga untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengobservasi keadaan klien setiap harinya selama dirawat. Hasil observasi penulis mengarah pada kesimpulan adanya perbaikan pada kondisi klien walaupun tidak ditunjang dengan data laboratorium, dibuktikan dengan ada beberapa diagnosis keperawatan yang sudah teratasi selama pemberian asuhan keperawatan diantaranya gangguan personal hygiene, gangguan aktivitas bermain, kurangnya pengetahuan dan gangguan kebutuhan nutrisi walaupun bersihan jalan nafas tidak efektif baru teratasi saat penulis melakukan follow up.

Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada By. A dengan gangguan sistem pernafasan akibat Bronkopneumonia di Ruang Arya Kemuning RSUD Gunung Jati Cirebon yang dilaksanakan mulai tanggal 14 Maret 2018 dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada klien dan keluarganya melalui pelaksanaan asuhan keperawatan supaya tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut dari keadaan sekarang dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Kesimpulan dari hasil studi kasus ini sebagai berikut:

Angka kejadian Bronkopneumonia di ruang Arya Kemuning RSUD Gunung Jati Cirebon dalam kurun waktu 6 bulan terakhir paling tinggi ke dua yaitu sebesar 34,5%

atau (230) bayi-balita. kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengobatan dan pencegahan pada usia bayi.

Bronkopenumonia merupakan peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare serta batuk kering.

Penyebab umum Bronkopneumonia pada anak adalah virus walaupun juga sering disebabkan bakteri. Bakteri yang sering menyerang adalah Streptococcus Areous, Streptococcus Pneumonia yang tergolong gram positif, Klebsiella Pneumonia dan P.

Aeruginosa yang tergolong gram negatif.

Selama pemberian asuhan keperawatan pada By. A dan keluarganya dari mulai pengkajian sampai proses evaluasi terdapat perbedaan terutama pada diagnosis keperawatan, akan tetapi semua tujuan yang telah ditetapkan tercapai, itu semua tidak lepas dari bantuan orang tua klien, keluarga klien, perawat ruangan dan tim kesehatan lainnya. Diagnosis keperawatan yang muncul pada By. A yaitu a bersihan jalan nafas tidak efektif, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Resiko defisit voleme cairan, gangguan personal hygiene, dan gangguan istirahat tidur .Rencana keperawatan yang dibuat oleh penulis berdasarkan prioritas masalah dan konsep yang ada pada

(20)

tinjauan teori serta dengan melibatkan klien dan keluarga, sehingga intervensi yang akan dilakukan merupakan konsep bersama sebagai tindak lanjut penulis dan klien melakukan kontrak untuk setiap prosedur tindakan.Implementasi pada tahap ini disesuaikan dan berfokus pada masalah yang terjadi pada klien. Pada tahap implementasi penulis menemukan hambatan, namun semua itu dapat teratasi dan itu semua tidak terlepas dari bantuan orang tua klien.Pada tahap evaluasi, penulis selalu memantau perkembangan klien, selama 5 hari dirawat klien mengalami berbaikan keadaan.

(21)

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. (2010). Dasar-Dasar Kepemimpinan Dalam Keperawatan. CV Trans Info

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Astuti. H, W & Rahmat A, S., (2010). Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta. CV. Trans Infomedia.

Dinarti, Aryani. R, Nurhaeni. H, Chairani, R. (2009). Dokumentasi Keperawatan.

Jakarta: CV. Trans Infomedia.

http://rizqiyah.web.unej.ac.id

Marmi & Raharjo, K. (2015). Asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Marni. (2014), Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dengan Gangguan Pernafasan.

Jogjakarta : Gosyen Publising.

Nursalam. (2011), Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta : Salemba Medika.

Padila.( 2013), Asuhan Keperawtan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika

Ridha, N( 2014), Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Riyadi, S. & Sukarmin. (2013), Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dengan Gangguan Pernafasan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Soetjiningsih. (2012) ,Pediatrik Wong ed.6 vol 1. Jakarta: EGC

Wulandari, D & Erawati M.(2016), Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Zaidin A. (2010), Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT.. 2017 POLDA SUMBAR NOMOR : PENG/ Xセ@ N/2017 TANGGAL : 10 MEl 2017.. TIDAK M]:MENUHI SYARAT

E,G end-gate unit cell of a ganglion EMT e€ective medium theory FAV ¯ow arrangement variables GCD ganglion cells domain GD ganglion dynamics LGD large ganglion dynamics PA

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi- asumsi yang digunakan dalam estimasi nilai pakai dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian,

Di tahun 2011, Perseroan meninjau ulang strategi yang telah diterapkan untuk PUCELLE dalam rangka menentukan strategi pengembangan yang sesuai untuk merek ini. Peluncuran produk

clouds, while possible point within the data with the relati registration ste parameters of surface registr Inhere, the IC one-step (mu presented, sta mathematical the performan

[r]

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa dilingkungan Pemerintah

Tabel 5.16 Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Stres Pengasuhan pada Ibu dengan Anak Usia Prasekolah ..... xvii Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 2