BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini juga memiliki relevansi dengan penelitian – penelitian sebelumnya. Adapun hasil – hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini, dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1
Keterkaitan kajian terdahulu tentang faktor penghambat dan pendorong kesuksesan pengelolaan pasar dengan penelitian yang dilakukan
No Kategori Isi Kajian Penulis
Artikel
Hal yang dirujuk dari
penelitian terdahulu
Pengembangan dalam penelitian
ini
1.
Masalah yang diteliti
Strategi Pengelolaan Pasar Tiban
Kota Pekalongan Loso, 2010
Hambatan dan strategi dalam pengelolaan pasar
Mereplikasi variabel yang akan diteliti untuk identifikasi hambatan dan strategi dalam pengelolaan pasar, dilihat dari perspektif
pemerintah, pasar, dan masyarakat.
Strategi Pengelolaan Pasar Johar Kota Semarang
Bekti Rahayu, Slamet Santoso, Dan Maesaroh, 2015 Manejemen tata kelola pasar kaget
Kota Pekanbaru Di Kecamatan Sail
Saprul Sinaga, 2017
Faktor yang mempengaruhi
lambatnya Pertumbuhan Usaha Pada Sektor Informal Di Jawa Timur
Christa Desy R. G.
S. Dan Dhyah Harjanti, 2013
commit to user
Faktor-Faktor Penghambat Pertumbuhan Usaha Mikro Dan Kecil Pada Sektor Formal Di Jawa Timur
Robby Yuwono Dan R. R.
Retno Ardianti, 2013 Peran dukungan pedagang pasar
dalam menjaga ketertiban pasar kaget minggu di desa tarai bangun
kecamatan tambang kabupaten kampar
Binsar, 2017
Manfaat dan hambatan partisipasi pasar elektronik: perspektif UKM
Rosemary Stockdale , Craig Standing, 2004
Strategi Pengelola Pasar Pagi
Minggu Di Gadjah Universitas Mada
Azis Muslim, Arina Bariroh, 2018
2.
Teori
Konsep Pasar dan Strategi
Pengelolaan Pasar (SWOT) Loso, 2010
Konsep Manajemen Pengelolaan,
Strategi Pengelolaan, Konsep Pasar,
Teori usaha mikro kecil
Mereplikasi Konsep Car Free
Day, Perspektif Pemerintah, pedagang, dan
masyarakat Pengembangan konsep Sunday Market, dengan
mengambil substansi Pasar
Tiban Administrasi Publik dan Manajemen
Strategi
Bekti Rahayu, Slamet Santoso, Dan Maesaroh, 2015 Teori Manajemen
Saprul Sinaga, 2017
Teori Usaha Mikro Kecil, Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal
Christa Desy R. G.
S. Dan Dhyah Harjanti, 2013
commit to user
Teori Usaha Mikro Kecil
Robby Yuwono Dan R. R.
Retno Ardianti, 2013 Konsep Pasar dan Konsep Partisipasi
Masyarakat
Binsar, 2017
Konsep Pasar, dan Manajemen Strategi
Rosemary Stockdale , Craig Standing, 2004
Teori Usaha Mikro Kecil
Azis Muslim, Arina Bariroh, 2018
3 Metode Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan Loso (2010) jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian sosial hokum, dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif, sedangkan sumber data yang diperoleh yaitu menggunakan data sekunder dan data primer
Loso, 2010
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif
dalam penelitian ini
bersifat deskriptif
Mereplikasi dari metode kualitatatif yang bersifat deskriptif.
Pengembangan teknik penggalian
data dalam penelitian ini menggunakan teknologi daring
whatsapp video call, selain teknik
manual.
Dari penelitian Rahayu, Santoso dan Maesaroh (2015) menggunakan metode penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, dan untuk analisis data yang digunakan antara lain yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Bekti Rahayu, Slamet Santoso, Dan Maesaroh, 2015
Penelitian Sinaga (2017)
menggunakan metode penelitian deskriptif, sedangkan yang
digunakan untuk teknik pendekatan yaitu pendekatan kualitatif. Adapun jenis dan sumber data yang
digunakan adalah data sekunder dan data primer.
Saprul Sinaga, 2017
commit to user
Jenis penelitian deskriptif, sumber data yang digunakan berasal dari sumber data primer. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh subyek penelitian yang langsung berhubungan dan dijawab langsung oleh pengelola/atau pemilik UMK.
Christa Desy R. G.
S. Dan Dhyah Harjanti, 2013 jenis penelitian dengan metode
deskriptif kuantitatif, Sumber data yang digunakan adalah data primer, Metode pengumpulan data adalah metode atau cara yang digunakan untuk dalam mengumpulkan sumber data.
Robby Yuwono Dan R. R.
Retno Ardianti, 2013 Penelitian Binsar (2017)
menggunakan metode penelitian deskriptif, sedangkan yang
digunakan untuk teknik pendekatan yaitu pendekatan kualitatif, Dalam menganalisa data kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat
fenemologis yang mengutamakan penghayatan (versetehen), yaitu berusaha memahami arti peristiwa dan kaitankaitannya terhadap orang- orang biasa dalam situasi–situasi tertentu .
Binsar, 2017
Dari penelitian yang dilakukan Stockdale dan Standing (2004) jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian sosial hokum, dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif, sedangkan sumber data yang diperoleh yaitu menggunakan data sekunder dan data primer
Rosemary Stockdale , Craig Standing, 2004
Dari penelitian yang dilakukan Muslim dan Bariroh (2018) jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian sosial hokum, dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif, sedangkan sumber data yang diperoleh yaitu menggunakan data sekunder dan data primer
Azis Muslim, Arina Bariroh, 2018
commit to user
Hasil dari penelitian Loso (2010) menemukan bahwa keberadaan Pasar tiban Kota Pekalongan memberi dampak positif terhadap masyarakat hal ini dikarenakan Pasar tiban Kota Pekalongan mampu meningkatkan ekonomi dan bidang sosial, serta jasa maupun hiburan.
Hasil lain yaitu pasar tiban juga menimbulkan kesemrawutan dan kemacetan. Dalam hal ini upaya penanggulangan yang perlu
dilakukan oleh pemerintah Kota yaitu kebijakan berupa regulasi, relokasi dan peningkatan partisipasi
masyarakat.
Loso, 2010
4.
Hasil
Hasil dari penelitian Rahayu, dkk (2015) menemukan bahwa di Pasar Wilayah Johar sudah ada
kesepakatan dari antara para stakeholder dengan UPTD Pasar Wilayah Johar. Hal ini didukung dengan terbitnya Perda dan Perwal yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan tugas dalam pengelolaan Pasar.
Bekti Rahayu, Slamet Santoso, Dan Maesaroh, 2015
1. Konsep komitmen stakeholder
2. Tipe hambatan pengelolaan pasar tiban
3. Konsep analisis peluang dan hambatan
Penelitian ini mereplikasi dan mengembangkan konsep komitmen stakeholder untuk menganalisis hambatan dan tantangan Sunday Market di Kota Madiun
Dari tabel di atas disimpulkan bahwa penelitian terdahulu memberikan insprasi bagi peneliti untuk mengembangkan konsep-konsep yang dipakai sebelumnya dengan menambahkan variasi konteks lapangan, yaitu di Kota Madiun sehingga dapat menambah evidence based terkait kebijakan pengembagan pasar non formal. Konsep yang diadopsi adalah strategi pengembangan pasar dan hambatannya. Metode penelitian yang digunakan ini mereplikasi penelitian terdahulu yaitu jenis kualitatif deskriptif. Penambahan dalam penelitian ini adalah teknik penggalian data meggunakan eknologi daring whatsapp video call, selain wawancara konvensional.
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Car freeday hingga Sunday Market: bagian dari jenis pasar
Car Free Day (CFD) adalah kegiatan lingkungan yang diselenggarakan untuk tujuan sosialisasi masyarakat agar dapat menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan commit to user
bermotor, salah satu bentuk kegiatan Car Free Day adalah adanya penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan (Indira, 2019). Tujuan Car Free Day menurut Kepmen LH No. 15/1996 melalui program Langit Biru yang melatarbelakangi munculnya kegiatan Car Free Day di Indonesia.
Dengan adanya kegiatan Car Free Day diharapkan akan menjadi win win solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang di temui di Kota-Kota di Indonesia baik di ibuKota ataupun Kota-Kota lainnya dalam hal hal upaya pengurangan dampak dari emisi gas buang yang di keluarkan kendaraan bermotor. Tujuan utama dari di selenggarakanya Car Free Day ini adalah untuk mencegah/ mengurangi pencemaran udara utamanya yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang akan menimbulkan emisi gas buang sehingga berdampak berkurangnya kualitas udara serta lingkungan hidup. Dengan ditetapkannya peraturan pemerintah Kota Madiun Nomor 3 Tahun 2014 dan Pelaksanaan Car Free Day pertama kali di Kota Madiun dilaksanakan pada tahun 2014, pelaksanaan Car Free Day dilakukan secara rutin setiap hari minggu disepanjang jalan Pahlawan, Kota Madiun, dimulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB.
Namun demikian, disamping tujuan utama untuk lingkungan, Car Free Day juga memiliki fungsi ekonomi dan fungsi rekreasi. Keduanya digabungkan potensian mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif dengan menggerakan potensi UMK dan masyarakat supaya mendukung kesejahteraan Kota.
Dalam perkembangannya Car Free Day menampakkan wajah pasar. Definisi pasar menurut Kotler (2002:73) adalah lokasi fisik yang mempertemukan antara pembeli dan penjual dan melakukan aktivitas tukar barang dan jasa. Menurut Binsar (2017) Jenis pasar digolongkan menjadi lima bentuk, antara lain yaitu:
a. Pasar Kaget
adalah pasar yang beroperasi sementara atau sesaat hal ini terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau dimana suatu perayaan berlangsung.
b. Pasar Harian
yaitu jenis pasar pada umumnya yang waktu beroperasinya dilakukan setiap hari c. Pasar Mingguan
commit to user
ialah pasar yang beroperasi setiap seminggu sekali, dalam hal ini dapat beroperasi pada hari hari tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah jenis pasar mingguan yaitu pasar Sunday morning pada Car Free Day di Kota Madiun.
d. Pasar Bulanan
ialah pasar yang hanya beraktivitas dalam kurun waktu sebulan sekali dan hanya terdapat di daerah-daerah tertentu.
e. Pasar Tahunan
adalah jenis pasar yang diselenggarakan dalam kurun waktu satu tahun sekali. Jenis Pasar tahunan ini pada umumnya bersifat nasional serta khusus diperuntukkan kegiatan promosi atau pun promosi produk lokal.
Berdasarkan bentuk pasar yang diuraikan di atas, maka penelitian ini akan menggunakan pasar mingguan yang menjadi objek penelitian dalam permasalahan pengelolaan pasar dari perspektif pemerintah, perspektif pelaku pedagang, dan perspektif pengunjung.
Konsep pasar dirujuk dalam penelitian ini untuk memberi legitimasi bahwa lokus penelitian ini diihat dari bagian kebijakan pengembangan pasar, secara khusus tipe pasar kaget.
1.2.2 Konsep Manajemen Pengelolaan Ekonomi
Menurut Arikunto (1988:8) pengelolaan merupakan suatu tindakan yang diawali dengan langkah-langkah penyusunan guna memperoleh data, kemudian membuat sebuah perencanaan dari hasil proses penyusunan, membuat koordinasi untuk langkah tindakan, melaksanakan tindakan kegiatan, sampai dengan proses pengawasan serta penilaian.
Menurut Manulang (1990:15 pengelolaan dikategorikan menjadi tiga pengetian, yaitu : 1) Pengelolaan merupakan bagian dari suatu proses
2) Pengelolaan merupakan langkah kolektif pelaku manajemen atau pihak manajerial 3) Pengelolaan merupakan suatu seni ilmu.
Jadi dapat disumpukan bahwa manajemen pengelolaan merupakan suatu proses yang diawali dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan agar berjalan efektif dan efisien.
a. Fungsi Pengelolaan
Ruslan (2005:1) terdapat empat fungsi manajemen sebagai berikut : 1) Perencanaan (Planning)
commit to user
adalah proses untuk menentukan langkah-langkah tindakan dalam mencapai hasil yang diinginkan (Hasibuan, 2005:92).
2) Pengorganisasian (Organizing)
Adalah proses pengelompokkan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan, yang meliputi penetapan susunan struktur organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing dari setiap unit kedudukan dan menjelaskan tugas dan fungsi- fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi.
3) Penggerakan
adalah keseluruhan usaha, yang meliputi strategi dan teknik yang digunakan dalam proses pendorong agar individu atau kelompok individu secara suka rela bekerja dengan maksimal serta efisien, efektif, dan ekonomis (Siagian, 2005:95).
4) Pengawasan (Controlling)
pengawasan merupakan salah satu tugas mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak hingga para manajer rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional (Siagian, 2005:125)
Merujuk kepada fungsi manajemen di atas, maka penelitian ini akan menggunakan tahapan fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mengidentifikasi permasalahan hambatan dalam pengelolaan Sunday Market dari perspektif pemerintah.
Penelitian ini menggunakan konsep SWOT untuk mengidentifikasi potensi pengembangan pengelolaan pasar. Analisis SWOT merupakan instrumen analisis yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam mempertimbangkan beberapa kebijakan.
Analisis SWOT berisi analisis kekuatan dan kelemahan internal, dipadukan dengan ancaman dan peluang eksternal untuk merumuskan strategi pengembangan. Tahapan analisis SWOT yaitu:
a. mengidentifikasi faktor internal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan kebijakan
b. mengidentifikasi faktor eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan kebijakan
commit to user
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.
1.2.3 Perspektif Pemerintah
Pemerintah Kota Madiun dalam upaya meningkatkan perekonomian di Kota Madiun, dengan meresmikan beberapa sektor potensial dalam meningkatkan perekonomian Kota Madiun, salah satu sektor yang mampu meningkatkan perekonomian daerah Kota Madiun yaitu sektor informal atau UMK. Adanya Sunday Market di kawasan bantaran kali di Kota Madiun, diniliai sebagai referensi liburan keluarga serta wisata kuliner bagi masayrakat madiun dan masyarakat Kota lain yang sedang berkunjung ke Kota Madiun.
Hal ini ditunjukkan dengan langkah nyata pemerintah yang sudah memulai tahap pembangunan diantaranya pedestrian di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Madiun, Taman Sumber Umis, serta renovasi Alun-Alun Kota Madiun dengan penambahan panggung pertunjukan, dan Sentra Kuliner di jalan Rimba Darma.
Menurut Moffat (2017) peran pemerintah dalam perekonomian sangatlah penting, peran pemerintah dalam strategi pengeleloaan pasar antara lain yaitu untuk mendorong kembali posisi permintaan dan penawaran dalam pasar melalui kebijakan belanja dan investasi. Selain itu, untuk mengendalikan dampak sosial dan lingkungan, pemerintah berperan untuk menekan produk-produk yang membahayakan sosial dan lingkungan dengan kebijakan pajak. Pemerintah juga mengambil peranan dalam penyediaan barang- barang publik yang tidak diminati oleh sektor privat, sehingga tentunya membutuhkan sumber-sumber penerimaan. Selain itu peran pemerintah dalam ekonomi sejatinya dibagi menjadi tiga hal, yaitu untuk mengatasi adanya kegagalan pasar akibat pemenuhan kebutuhan pasar yang tidak optimal, termasuk didalamnya penyediaan barang publik, mengendalikan eksternalitas seperti munculnya dampak lingkungan akibat industri, serta mendorong kompetisi/persaingan pasar yang sehat.
Adapaun upaya pemerintah dalam strategi pemberdayaan UMK menurut Sjaifudin (1995:66) antara lain:
1) Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial berupa pemberian modal sementara.
2) Pengembangan Pemasaran
commit to user
Terdapat dua cara dalam strategi pengembangan pemasaran, yaitu:
Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar dan upaya proteksi pasar, dalam hal ini pemerintah melakukan strategi dengan menetapkan 10% dari total anggaran pemerintah digunakan untuk mengkonsumsi produk-produk badan usaha kecil.
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu melakukan pembinaan terhadap industri kecil melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia secara rutin dan berkelanjutan
4) Strategi pengaturan dan pengendalian yang meliputi pengaturan perijinan secara formal yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau perkembangan usaha kecil.
Selain memberikan sebagai peran pendukung kebijakan pemerintah juga memiliki peran negative dalam pengelolaan pasar, dalam hal ini hambatan-hambatan yang muncul akibat dari kebijakan pemerintah dalam strategi pemberdayaan UMKM antara lain:
1) Hambatan korupsi yang meliputi banyaknya pungutan liar terhadap usaha, masih banyaknya praktik suap sebagai sarana umum untuk mendapatkan kontrak dari pemerintah, serta menggunakan jaringan informal untuk mengatur kebijakan.
2) Hambatan infrastruktur yang meliputi besarnya tarif listrik dan air untuk kegiatan usaha, dan tingginya biaya pendaftaran dan izin usaha.
Kajian pustaka tersebut di atas digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah pemerintah Kota Madiun juga menyadari hal-hal negatif dan positif tersebut sebagai hambatan dan peluang pengembangan.
1.2.4 Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Perpektifnya terkait Pasar a. Pengertian UMK
Menurut UU No. 28 tahun 2008 usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan dengan memiliki kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan usaha kecil adalah entitas yang memiliki commit to user
kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus juta rupiah). Berdasarkan uraian penjelasan definisi tersebut maka, usaha mikro kecil (UMK) merupakan usaha produktif yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50.000.000 dan memiliki penghasilan maksimal Rp. 300.000.0000 pertahun.
b. Karakteristik Usaha Mikro Kecil
Karakteristik UMK menurut Rahmana (2009:12) di klasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
1) Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
4) Fast Moving Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
Dari karakteristik UMK tersebut, kelompok sasaran pedagang yang beraktivitas di area Sunday Market Kota Madiun berada pada kelompok livelihood activities dan micro enterprise. Hal ini dikarenakan mayoritas pedagang merupakan pedagang kaki lima, dan beberapa pedagang souvenir serta accecoris rumah tangga dan oleh – oleh.
Dari karakteristik UMK tersebut peneliti mengidentifikasi kerentanan atau resiko yag dihadapi UMK antara lain yaitu kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik, karena pada umumnya tidak menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang seperti pada usha di sektor formal, pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha, pola kegiatan usaha tidak beraturan dalam hal ini adalah lokasi usaha maupun jam kerja, pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai pada sektor ini, teknologi yang masih bersifat tradisional, modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil, untuk menjalankan usaha tidak
commit to user
diperlukan pendidikan formal, karena pendidikan yang diperlukan diperoleh sambil bekerja, pada umumnya unit usaha dikerjakan sendiri atau memperkerjakan tenaga buruh yang masih bagian anggota keluarga, modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi, serta hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan Kota atau desa yang berpenghasilan rendah tetapi kadang-kadang juga yang berpenghasilan menengah.
Karakteristik UMK dari kajian pustaka di atas digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi peran strategis pengembangan Sunday Market bagi pelaku UMK.
Sunday Market sebagai bagian kebijakan pemerintah yang dapat difungsikan menambah pendapatan dan mendukung kelangsungan hidup mereka. Peningkatan kemampuan pendapatan pedagang Sunday Market berarti meningkatkan kesejahteraan sebagian dari masyarakat Kota Madiun, dan pada gilirannya berkontribusi pada kesejahteraan umum Kota.
c. Perspektif Pelaku UMK
Dari pengakuan salah seorang pedagang, selama ini pedagang hanya dikenai retribusi kebersihan Rp 500. Dari pengakuan tersebut juga memastikan bahwa para pedagang CFD tidak tergabung dalam paguyuban apa pun. Hal ini dikarenakan sistem yang diterapkan di CFD bagi pedagang adalah siapa yang cepat datang, dia yang dapat tempat. Para pedagang juga mengaku keberadaan CFD mampu meningkatkan pendapatan ekonomi warga.
Fenomena meningkatnya jumlah pedagang di kawasan CFD di Kota Madiun dalam hal ini timbul akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain tidak tersedianya lapangan kerja, pertumbuhan pedagang di kawasan CFD di Kota Madiun dimungkinan karena semakin meningkatnya perkembangan perekonomian, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha di Kota Madiun, hal ini tentunya berakibat pada kondisi lingkungan sekitarnya, sehingga perlu adanya pengaturan dan pembinaan guna terciptanya kawasan yang aman, tertib, bersih dan sehat.
1.2.5 Perspektif Masyarakat: nilai ekonomis dan nilai hiuran/wisata dari pasar
commit to user
Berdasarkan hasil dari pengamatan dan wawancara dari salah satu pengunjung di Sunday Market Kota Madiun, keberadaan Sunday Market cukup menyedot perhatian masyarakat untuk datang berolahraga, atau berbelanja, atau bahkan sekedar melihat-lihat di Sunday Market Kota Madiun. Hal ini dikarenakan Sunday Market tak hanya menarik untuk dikunjungi, namun Sunday Market dapat menjadi tempat yang tepat untuk para seniman muda di Kota Madiun untuk menunjukkan kemampuan mereka. Hal ini terlihat dari seringnya diadakan acara hiburan berupa kegiatan senam sehat, panggung hiburan serta berbagai pentas seni dari beberapa mahasiswa kampus di wilayah Kota Madiun.
Tak hanya itu, beberapa info dari salah seorang pengunjung menyatakan bahwa kedepannya akan ada banyak pelaku usaha besar yang ada di Kota Madiun mengadakan acara-acara perusahannya di Sunday Market. Hal ini tentunya memberi peluang masyarakat bersosialisasi dan mendapatkan barang murah.
1.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti membuat kerangka konseptual alur penelitian dengan model sebagai berikut:
Gambar 2.1. Model Penelitian Perspektif Pemerintah
Pentingnya: Sunday Market mendukung ekonomi daerah
Gap masalah”: adanya perbedaan pandangan antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat tentang keberadaan Sunday Market “
Perspektif UMKM Perspektif Masyarakat
Hambatan/dukungan dalam pengelolaan
Sunday Market
commit to user
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini ingin menjelaskan hambatan dalam manajemen pengelolaan Sunday Market yang dilihat dari tiga persepektif yaitu, kebijakan pemerintah, pelaku UMKM dan Partisipasi Masyarakat.
commit to user