SKRIPSI
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN REPUTASI KAP TERHADAP
TOTAL LAG (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN, RESTORAN DAN PARIWISATA
YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2016)
OLEH
PARJO RUSTAM PANJAITAN 120503127
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI MEDAN
Telah diuji pada Tanggal 17 Mei 2018
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua Penguji : Drs. Sucipto, MM, Ak
Penguji : Drs. Arifin Hamzah , MM, CPA, CA, Ak Pembanding : Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Opini Audit dan Reputasi Kap Terhadap Total Lag (Studi Kasus Pada Perusahaan Perhotelan, Restoran dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2016)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 17 Mei 2018 Yang membuat pernyataan,
Parjo Rustam Panjaitan NIM. 120503127
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN REPUTASI KAP TERHADAP
TOTAL LAG (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN, RESTORAN DAN PARIWISATA
YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2016)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal. Studi kasus pada perusahaan perhotelan, restoran dan parwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah total lag.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2016 dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap total lag. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, opini audit dan reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap total lag. Namun variabel independen secara serentak/simultan mempengaruhi total lag. Koefisien determinasi R² Adjusted sebesar 6,7%, menunjukkan bahwa tinggi rendahnya total lag 6,7% dipengaruhi oleh variabel ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP.
Sedangkan 93,3% sisanya ditentukan oleh variabel-variabel lain yang tidak tercakup dalam model regresi.
Kata kunci : total lag, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit, reputasi KAP.
ABSTRACT
EFFECT OF COMPANY SIZE, COMPLEXITY OPERATION COMPANY, AUDIT OPINION AND REPUTATION KAP
AGAIN TOTAL LAG (CASE STUDY ON HOSPITAL COMPANY, RESTAURANTS AND REGISTERED
TOURISTS IN BEI PERIOD 2011-2016)
This study aims to determine the factors that affect the time span between the end date of the book year until receipt of the annual financial statements of publications by the capital market. Case studies on hospitality, restaurant and tourism companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The independent variables used in this study are firm size, complexity of company operations, audit opinion and reputation of KAP. While the dependent variable used in this study is the total lag.
The number of samples in this study were 15 hospitality, restaurant and tourism companies consistently listed on Indonesia Stock Exchange 2011-2016 using purposive sampling method. The analysis used in this research is multiple linear regression analysis.
The results showed that the complexity of the company's operations had a positive and significant effect on the total lag. While firm size variables, audit opinion and reputation of KAP have no significant effect to total lag. However, the independent variable simultaneously affects the total lag. The coefficient of determination R² Adjusted is 6.7%, indicating that the total height of the 6.7% lag is affected by firm size variables, company operating complexity, audit opinion and reputation of KAP. While the remaining 93.3% is determined by other variables not covered in the regression model.
Keywords: total lag, firm size, complexity of company operations, audit opinion, reputation of KAP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan dengan baik skripsi ini dengan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan satu diantara syarat penyelesaian Strata 1 pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak hingga terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA, selaku Ketua Departemen/Program Studi S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, CPA, CA, Ak, selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan kritikan serta saran dalam membantu penyempurnaan skripsi ini.
4. Teristimewa kedua orangtua penulis: Kasmin Panjaitan dan Lina br Silaban serta untuk abang kandung penulis Hisar Manahan Saurtua Panjaitan, penulis ucapkan terimakasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dukungan berupa doa, nasehat, materi, serta turut membantu proses penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa ucapan terimakasih kecil, juga ditujukan untuk adik kandung penulis Agus Darmanto Panjaitan yang bersemangat diajak sharing/diskusi berbagai hal. Tak lupa ucapan terimakasih kepada Sdr Agus Hasibuan, AMd yang banyak mendukung baik dari segi materiil maupun non materiil. Semoga penulis dapat menjadi kebanggaan kalian.
5. Organisasi KDAS (Kelompok Diskusi Aksi & Sosial), sehingga penulis mendapat banyak pembelajaran. Penulis kurang lebih empat tahun berproses di dalamnya, sangatlah memiliki arti yang lebih dibanding waktu yang dipakai untuk bersekolah 12 tahun. Saat ini Penulis masih kurang maksimal menghidupi Visi-Misi KDAS itu sendiri. Walau begitu, Penulis berterimakasih dan bangga menjadi bagian dari KDAS.
6. Sahabat-sahabat penulis: Arnold P Aruan, Afendri Lingga, Ariel Sinaga, Rey C Pandia, Buena BK Bangun, Jeckson Simanungkalit, Ichan Natama Sijabat, Dea A Manurung, Daniel W Sembiring, Jeppri Pasaribu, Dedi HD Sitorus, Putra Panggabean, Jelita PS Simanjuntak, Kristina Hasibuan, Sinta D Nainggolan Nayumi I Simanjuntak dan Bagus AO Togatorop serta teman-teman seperjuangan Samuel Simanjuntak, Zubaidillah Lubis, Gustianna Pasaribu, Clarissa Chen, Tengku Sahara, Sri Bintang D Tambunan, Irani Yosepa, Cinthya Nandi Pinta, Ibrahimsyah Pohan dan Dea
Pratiwi yang selalu memberikan dukungan, semangat, bantuan, saran dalam proses penyelesaian skripsi ini. Tak lupa pula teruntuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga segala amal dan budi baik yang telah diberikan dengan mengharap berkat dari Tuhan Yang Maha Esa dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunun skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, 17 Mei 2018 Penulis,
Parjo Rustam Panjaitan NIM. 120503127
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
1.3.1 Tujuan Penelitian 7
1.3.2 Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Total Lag 9
2.2 Ukuran Perusahaan 11
2.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan 11
2.4 Opini Audit 12
2.5 Reputasi KAP 12
2.6 Standar Auditing 13
2.6.1 Standar Umum 13
2.6.2 Standar Pekerjaan Lapangan 13
2.6.3 Standar Pelaporan 14
2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu 14
2.8 Kerangka Konseptual 16
2.9 Hipotesis Penelitian 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 20
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 20
3.3 Batasan Operasional 20
3.4 Defenisi Operasional 21
3.4.1 Variabel Dependen 21
3.4.2 Variabel Independen 22
3.5 Skala Pengukuran Variabel 24
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 25
3.6.1 Populasi Penelitian 25
3.6.2 Sampel Penelitian 25
3.7 Jenis Data 28
3.8 Metode Pengumpulan Data 28
3.9 Metode Analisis 28
3.9.1 Uji Asumsi Klasik 29
3.9.1.1 Uji Normalitas 30
3.9.1.2 Uji Multikolinearitas 31 3.9.1.3 Uji Heterokedastisitas 32 3.9.1.4 Uji Autokorelasi 33
3.9.2 Uji Hipotesis 34
3.9.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) 34 3.9.2.2 Uji Signifikansi Individual (Uji t)` 34 3.9.2.3 Uji Signifikasi Simultan (Uji F) 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 36
4.2 Hasil Penelitian 36 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif 36
4.2.2 Asumsi Klasik 38
4.2.2.1 Uji Normalitas 38
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas 41 4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas 43
4.2.2.4 Uji Autokorelasi 46
4.2.3 Analisis Regresi Berganda 47
4.2.4 Uji Hipotesis 48
4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) 48 4.2.4.2 Uji Signifikansi Individual (Uji t) 49 4.2.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 52
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 58
5.2 Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 60
LAMPIRAN 62
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 15
3.1 Pengukuran Variabel Penelitian 24
3.2 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria 26
3.3 Proses Pemilihan Perusahaan Sampel 27
4.1 Analisis Deskriptif 37
4.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov 41
4.3 Uji Multikolinearitas 42
4.4 Uji Heterokedastisitas 45
4.5 Uji Autokorelasi 46
4.6 Analisis Regresi Berganda 47
4.7 Uji Koefisien Determinasi 49
4.8 Uji Signifikansi Individual (Uji t) 50
4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 52
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual 16
4.1 Histogram (Uji Normalitas) 39
4.2 P-P Plot (Uji Normalitas) 39
4.3 Scatterplot (Uji Heterokedastisitas) 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel
Penelitian 62
2 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian 63
3 Data Perusahaan 2011 63
4 Data Perusahaan 2012 64
5 Data Perusahaan 2013 64
6 Data Perusahaan 2014 65
7 Data Perusahaan 2015 65
8 Data Perusahaan 2016 66
9 Tabel Nilai t 67
10 Tabel Nilai F 70
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan berisi catatan akuntansi perusahaan terkait kinerja perusahaan dalam satu periode. Manajemen perusahaan sebagai pihak internal membutuhkan informasi laporan keuangan perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan rencana-rencana aktivitas perusahaan di masa mendatang. Selain itu informasi dalam laporan keuangan juga memiliki peranan penting untuk pihak eksternal perusahaan, seperti pemegang saham dan kreditur.
Pemegang saham sebagai pihak eksternal perusahaan membutuhkan laporan keuangan suatu perusahaan guna dapat memutuskan tindakan mereka terhadap saham- saham yang dimilikinya, baik membeli, menahan ataupun menjual saham-saham tersebut agar dapat memperoleh return yang tinggi. Sedangkan kreditur sebagai pihak yang memberi pinjaman juga harus mengetahui laporan keuangan perusahaan yang akan di beri pinjaman, untuk melihat proyeksi kemampuan perusahaan dalam pelunasan. Pemegang saham dan kreditur berharap kepada perusahaan untuk tepat waktu dalam mempublikasi laporan keuangan. Sebab apabila perusahaan mengalami kerugian, maka akan langsung tertera dalam laporan publikasi. Dengan begitu pihak eksternal dapat cepat memilih alternatif investasi lain.
Keputusan BEJ (Bursa Efek Jakarta) melalui keputusan direksi BEJ Nomor:
Kep-306/BEJ/07-2004 menyatakan bahwa “bagi setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir”. Dengan batas waktu yang
ditetapkan oleh BEI tersebut, emiten diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan yang telah di audit dalam batas waktu 90 hari. Perusahaan go public yang terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan melebihi batas waktu yang ditentukan akan dikenai sanksi oleh Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-H tentang sanksi, yakni:
1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan;
2. Peringatan tertulis II dan denda Rp 50.000.000,- apabila mulai hari kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan;
3. Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,- apabila mulai hari kalender ke 60 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas;
4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan II dan III di atas.
Dari sanksi diatas harusnya perusahaan patuh untuk menyampaikan laporan auditan tepat waktu, kenyataanya tidak juga. “Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan hingga 29 Juni 2017 terdapat 17 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2016 dan atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian” kata P.H Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I BEI (detikfinance, 03 Juli 2017). Fakta tersebut menunjukkan masih banyak terjadi kasus keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
Wibowo (2012:113) mendefenisikan rentang lag terbagi menjadi tiga bagian : (a) preliminary lag, yang merupakan rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku hingga tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal (b) auditors’ signature lag, yaitu rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku hingga tanggal tanda tangan auditor yang tertera dalam laporan auditor (c) total lag, adalah rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
Dari ketiga rentang waktu diatas, penulis lebih tertarik meneliti total lag.
Sebab rentang total lag sudah mencakup dua rentang lainnya (preliminary lag dan auditors’ signature lag) sehingga lebih relevan untuk mengkaji rentang waktu dari
berakhirnya tahun buku hingga laporan tahunan publikasi diserahkan ke pasar modal. Total lag sangat perlu diantisipasi, sebab berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan. Keterlambatan dalam pelaporan laporan keuangan, secara tidak langsung membuat investor mendadak pesimis pada kinerja perusahaan. Sehingga menghambat perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan investasi.
Pangsa pasar memaksa tiap emiten berupaya untuk mampu menguasai perdagangan sektornya hingga perlahan merambah masuk ke sektor lainnya. Saat ini dalam pasar modal setiap emiten berlomba memilah strategi untuk bertumbuh dengan cepat, seperti akuisisi perusahaan yang di nilai masih mampu berkembang. Dengan strategi itulah aset emiten perlahan meningkat akibat pangsa pasar yang bertambah.
Dengan gencarnya strategi akuisisi tersebut sehingga tak terelakkan munculnya anak perusahaan baik berskala kecil, sedang ataupun besar. Dalam auditing, semakin banyak anak perusahaan maka semakin kompleks segala sesuatu yang akan di audit. Total aset yang semakin besar tadi menambah kerumitan tersendiri bagi auditor serta memerlukan
ketelitian tinggi dalam penyusunan laporan auditan. Sehingga cenderung memerlukan waktu penyelesaian audit yang cukup lama.
Dari regulasi pasar modal, setiap emiten wajib menyerahkan laporan keuangan tahunan yang sudah di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). OJK memiliki daftar list KAP mana saja yang diberikan hak dalam mengaudit emiten. Auditor yang bekerja dalam sebuah KAP lebih sering di sebut auditor independen. Pekerjaan auditor independen di tuntut cermat dan cepat, sebab mereka harus mampu menyerahkan laporan audit beserta opini dalam waktu yang tidak lama. Sekalipun sering terjadi penundaan audit akibat pihak klien terkadang tidak menuruti proses prosedur audit.
Dengan auditor independen bekerja cepat dan teliti, hal tersebut berpotensi menjaga nama baik KAP tempat bekerja.
Puspitasari dan Latrini (2014:287) mendefenisikan “ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan menggunakan jumlah total aset perusahaan atau total aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan akhir periode”. Widyastuti dan Astika (2017:1093) mengemukakan bahwa
“kompleksitas operasi adalah tingkat kerumitan pelaksanaan operasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas pokoknya. Kompleksitas operasi perusahaan dilihat berdasarkan jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produksi dan pasarnya”.
Opini audit menurut kamus standar akuntansi adalah pernyataan profesional yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang di sajikan perusahaan. Baru-baru ini IAPI mengeluarkan Standar Audit (SA) 705 tahun 2012, dimana di dalam standar tersebut dirumuskan
pembagian kategori opini audit yaitu opini audit tanpa modifikasi dan opini audit dengan modifikasi. Dalam Standar Audit (SA) 705 tersebut dikatakan bahwa opini audit tanpa modifikasi adalah laporan audit yang tidak dimodifikasi dan tidak ada penjelasan tambahan untuk laporan keuangan yang di audit. Pendapat dengan modifkasi adalah pendapat yang tidak mengubah tetapi penambahan penekanan akan suatu hal.
Reputasi KAP adalah nama baik dari sebuah instansi Kantor Akuntan Publik.
Nama baik tersebut lahir dari profesionalitas serta integritas cara kerja KAP dalam mengaudit klien. Nama baik tersebut biasanya akan menjadi rujukan klien dalam penunjukkan KAP. Pengerjaan audit oleh KAP yang bereputasi bagus dan masuk kategori Big Four biasanya berusaha cepat memberikan opini, yang pasti sesuai prosedur audit. Terkenal dengan sumber daya manusia yang handal dibidangnya, sehingga meminimalisir keterlambatan keluarnya laporan publikasi ke bursa
Berdasarkan gambaran singkat diatas penulis tertarik memilih ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP sebagai variabel independen dalam penelitian ini. Penelitian ini juga merujuk terhadap penelitian-penelitian terdahulu terkait total lag. Perbedaannya adalah pemilihan sampel yang berbeda dan lebih spesifik, yaitu menggunakan jenis perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang terdaftar di BEI. Sektor perhotelan, restoran, dan pariwisata saat ini sedang bertumbuh pesat. Sehingga ketepatwaktuan penerbitan laporan publikasi di sektor tersebut sangat dibutuhkan, baik oleh investor asing maupun domestik.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Opini Audit dan Reputasi KAP terhadap Total Lag (Studi Kasus pada Perusahaan Perhotelan, Restoran dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2016)”
1.2 Perumusan Masalah
Laporan keuangan publikasi sangat penting bagi para pengambil keputusan bisnis, oleh karena itu dibutuhkan ketepatan waktu dalam menyampaikannya. Kondisi laporan keuangan yang disajikan tidak tepat waktu maka laporan keuangan tersebut akan kehilangan nilai informasinya, karena tidak tersedia ketika pemakai laporan keuangan membutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan sebelumnya pada latar belakang penelitian, maka penulis berusaha meneliti lebih jauh mengenai empat variabel elastis yang mempengaruhi total lag pada perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang terdaftar di BEI. Hal tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap total lag?
2. Apakah kompleksitas operasional perusahaan berpengaruh signifikan terhadap total lag?
3. Apakah opini audit berpengaruh signifikan terhadap total lag?
4. Apakah reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap total lag?
5. Apakah ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP secara simultan berpengaruh terhadap total lag?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap total lag.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kompleksitas operasional perusahaan terhadap total lag.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh opini audit terhadap total lag.
d. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh reputasi KAP terhadap total lag.
e. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP berpengaruh secara simultan terhadap total lag.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan pemahaman tentang penyebab total lag.
2. Bagi akademisi, sebagai tambahan literatur bagi jurusan akuntansi dan sebagai bahan informasi serta dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi stakeholders, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan tambahan pengetahuan mengenai total lag dan memanfaatkan informasi tersebut guna kepentingan pengambilan keputusan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Total Lag
Wibowo (2012:113) menjelaskan bahwa “total lag adalah rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal”. Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan, menunjukkan bahwa pihak pemerintah ingin mendorong perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangannya yang disertai dengan laporan auditor independen. Tujuannya agar para pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi atas laporan keuangan tersebut secara tepat waktu.
Apabila perusahaan melaporkan laporan keuangan auditannya melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan OJK, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mengalami keterlambatan dalam melaporkan laporan keuangannya.
Dalam hubungan keagenan (agency relationship) terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan. Dalam teori keagenan menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur yang disebabkan tiap stakeholder tersebut cenderung mementingkan dirinya sendiri.
Konflik kepentingan mendasari adanya biaya keagenan, dengan asumsi rasionalitas
ekonomi dimana orang akan memenuhi kepentingannya terlebih dahulu sebelum pemenuhan kepentingan orang lain. Semakin panjang total lag terjadi maka akan semakin besar pula biaya agensi di keluarkan untuk mengembalikan kepercayaan investor.
Beberapa kendala yang timbul dari keterlambatan auditor dalam memberikan opininya sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari IAI (2011) yaitu auditor membutuhkan waktu untuk melakukan pencatatan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor akan dihadapkan pada dilema penyelesaian laporan audit yang tepat waktu dengan merujuk kepada standar audit yang begitu ketat, demi kualitas laporan audit dan demi kualitas KAP itu sendiri.
Dibutuhkan kerjasama yang baik antara manajemen perusahaan dengan auditor dalam proses pengauditan laporan keuangan agar laporan audit dapat diselesaikan tepat waktu, sehingga informasi laporan keuangan dapat tersedia ketika dibutuhkan para pengguna laporan keuangan. Tenggang waktu total lag yang berkepanjangan pada suatu perusahaan baik itu berlandaskan alasan yang logis maupun tidak, hal ini akan berdampak negatif pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan keuangan auditan tersebut.
2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu skala di mana besar kecil perusahaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan diartikan sebagai salah satu skala yang diklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan berdasarkan ukuran nominal seperti, jumlah kekayaan dan total penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan. Pada penelitian ini penulis akan menggunakan jumlah kekayaan atau total aset yang dimiliki oleh perusahaan sebagai proksi ukuran perusahaan.
Dengan perusahaan bernilai besar cenderung akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya, perusahaan besar mendapatkan pengawasan yang ketat dari investor, regulator, dan sorotan masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan besar melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik. Dengan begitu rentang waktu penyerahan laporan keuangan publikasi (total lag) juga akan semakin singkat.
2.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Widyastuti dan Astika (2017:1093) mengemukakan bahwa “kompleksitas operasi adalah tingkat kerumitan pelaksanaan operasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas pokoknya. Kompleksitas operasi perusahaan dilihat berdasarkan jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produksi dan pasarnya”. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap rentang waktu penyampaian laporan keuangan ke publik. Jumlah anak yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih banyak serta harus
diperiksa dalam setiap transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya. Kondisi seperti ini mengakibatkan semakin panjang rentang waktu total lag yang diperlukan perusahaan, 2.4 Opini Audit
Opini audit menurut kamus standar akuntansi adalah pernyataan profesional yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang di sajikan perusahaan. Pendapat auditor independen dalam laporan keuangan auditan sangatlah penting bagi perusahaan maupun pihak- pihak luar yang membutuhkan informasi keuangan perusahaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dari auditor independen merupakan berita baik (good news) bagi perusahaaan. Sebaliknya, bagi perusahaan yang mendapatkan selain dari unqualified opinion merupakan berita buruk (bad news) bagi perusahaan. Perusahaan dengan pendapat selain unqualified opinion akan cenderung tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya ke pasar modal. Dari pernyataan diatas maka dapat dikatakan bahwa kondisi opini audit juga akan mempengaruhi rentang waktu penyerahan laporan keuangan publikasi (total lag).
2.5 Reputasi KAP
Reputasi kantor akuntan publik (KAP) akan menjadi acuan perusahaan dalam memilih KAP untuk bertugas mengaudit laporan keuangan. KAP yang memiliki reputasi tinggi dipercaya oleh perusahaan dapat meningkatkan mutu informasi dan tingkat kredibilitas laporan keuangan. KAP dengan reputasi tinggi dikenal dengan
istilah Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Menurut data terakhir Wikipedia, Firma audit “Empat Besar” adalah sebagai berikut:
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan Rekan.
3. KAP Earst and Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja.
4. KAP Klynveld Peat Marwick Goeldeler (KPMG), yang bekerja sama dengan KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja.
Kelompok ini sempat dikenal sebagai “Delapan Besar”dan berkurang menjadi
“Lima Besar” melalui serangkaian kegiatan merger.
KAP yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar diatas, biasanya lebih profesional bekerja dan lebih cepat dalam menyelesaikan tugas audit klien.
Dengan begitu, rentang waktu total lag juga akan semakin singkat dibutuhkan.
2.6 Standar Auditing
Standar audit (Auditing Standard) bertindak sebagai acuan untuk mengukur kualitas kinerja auditor. Standar audit membantu memastikan bahwa audit laporan keuangan dilaksanakan secara mendalam dan sistematis serta menghasilkan kesimpulan yang andal. Menurut Agoes (2012:30) Standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
2.6.1 Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2.6.2 Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan diaudit.
2.6.3 Standar Pelaporan
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan akademisi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap total lag. Sebut saja Almilia dan Setiady (2006), Putra (2011), Wibowo (2012) dan Lestari (2016), mereka meneliti pengaruh beragam variabel terhadap total lag. Perbedaan hasil, tampak pada variabel yang sama setelah di lakukan pengujian. Contohnya ukuran perusahaan yang di teliti oleh Almilia dan Setiday (2006 ) berpengaruh terhadap total lag, berbeda dengan hasil penelitian oleh Putra (2011) yang menegaskan ukuran perusahaan sama sekali tidak berpengaruh.
Tetapi penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Wibowo (2012) memperoleh hasil bahwa ukuran perusahan berpengaruh terhadap total lag. Secara statistik penelitian terdahulu terkait total lag dapat kita lihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Variabel Penelitian Metode Analisis
Hasil Penelitian
1. Almilia dan Setiady (2006)
Independen:
Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas, Likuiditas dan Extraordinary Item Dependen:
Total Lag
Uji Regresi Berganda
a. Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap Total Lag.
b. Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas dan Extraordinary Item tidak berpengaruh terhadap Total Lag.
2. Putra (2011) Independen:
Solvabilitas,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan dan Struktur Kepemilikan
Dependen:
Total Lag
Uji Regresi Berganda
a. Profitabilitas dan Umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Total Lag
b. Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh terhadap Total Lag
3. Wibowo (2012) Independen:
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Proporsi Komisaris Independen, Keberadaan Komite Audit, Pergantian Auditor, Reputasi KAP Dependen:
Total Lag
Uji Regresi Berganda
a. Ukuran Perusahaan, Keberadaan Komite Audit dan Proporsi Komisaris Independen
berpengaruh terhadap Total Lag b. Profitabilitas, Pergantian Auditor
dan Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap Total Lag
4. Lestari (2016) Independen:
Independensi Komite Audit, Frekuensi Peretemuan Komite Audit, Keahlian Komite Audit, Reputasi KAP dan Opini Audit.
Dependen:
Total Lag
Analisis Regresi Linier Berganda
a. Reputasi KAP berpengaruh terhadap Total Lag
b. Independensi Komite Audit, Keahlian Komite Audit, Frekuensi Pertemuan Komite Audit dan Opini Audit tidak berpengaruh terhadap Total Lag.
2.8 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2017:101), “kerangka konseptual (kerangka berfikir) adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting”. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Berdasarkan pada tinjauan teoritis antara variabel ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP dengan total lag, serta tinjauan dari peneliti-peneliti terdahulu maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran Perusahaan
(X₁)
Kompleksitas Operasi Perusahaan
(X₂)
Opini Audit
(X₃)
(Total Lag)
(Y)
Reputasi KAP
(X₄)
H₁
H₂
H₅
H₃
H₄
Gambar diatas menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu berupa ukuran perusahaan (X₁), kompleksitas operasi perusahaan (X₂), opini audit (X₃) dan reputasi KAP (X₄) yang diuji secara parsial, sedangkan variabel dependen (Y) adalah Total Lag yang akan diuji secara simultan.
Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep- konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian yang akan di lakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ukuran perusahaan (X₁), kompleksitas operasi perusahaan (X₂), opini audit (X₃) dan reputasi KAP (X₄) terhadap Total Lag (Y).
2.9 Hipotesis Penelitian
Menurut Nuryaman dan Christina (2015:69), “hipotesis merupakan pernyataan tentang dugaan terdapatnya hubungan secara logis antardua atau lebih variabel penelitian, yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut ditarik berdasarkan kerangka teori yang telah dirumuskan sebelumnya”.
Berdasarkan permasalahan dan kerangka konseptual yang telah di paparkan sebelumnya, maka perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H₁: Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Total Lag.
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin banyak sumber daya manusia yang digunakan, lebih banyak staf accounting, dan sistem informasi akuntansi yang lebih canggih. Almilia dan Setiady (2006) menjelaskan semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan auditan semakin cepat. Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyampaian laporan keuangan disebabkan karena dua hal, yaitu: (1) perusahaan
yang lebih kecil mungkin tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang persyaratan pengisian terbaru atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengirimkan formulir karena keterbatasan keahlian karyawan. (2) perusahaan yang lebih besar berada pada lingkaran pengawasan yang lebih dekat dengan otoritas hukum. Berdasarkan argumen tersebut, hipotesis penelitian yang dikembangkan adalah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap total lag.
H₂: Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Total Lag.
Kompleksitas perusahaan dilihat dari diversifikasi bisnis operasi klien dan jumlah anak perusahaan klien. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mengkonsolidasikan laporan keuangannya. Selanjutnya auditor mengaudit laporan konsolidasi perusahaan tersebut. Hal ini akan membuat lingkup audit yang akan dilakukan oleh auditor semakin luas, sehingga berdampak pada waktu yang dibutuhkan oleh auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya. Saputri (2012) menyimpulkan kompleksitas operasi perusahaan telah ditemukan dapat memperpanjang waktu penyelesaian audit. Hal tersebut dikarenakan auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas perusahaan.
H₃: Opini Audit berpengaruh terhadap Total Lag.
Lestari (2016) menjelaskan perusahaan yang memperoleh unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya akan cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena dinilai sebagai berita baik (good news) bagi publik pengguna laporan keuangan. Sebaliknya, perusahaan
yang memperoleh selain dari unqualified opinion dinilai sebagai berita buruk (bad news) bagi publik. Berdasarkan argumen tersebut, hipotesis penelitian yang dikembangkan adalah opini audit berpengaruh terhadap total lag
H₄: Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh negatif terhadap Total Lag.
Kantor akuntan publik The Big Four memiliki tingkat kepercayaan publik yang lebih tinggi dari yang lainnya. Perusahaan memilih KAP yang memiliki reputasi baik di mata publik untuk meningkatkan kredibilitas dalam laporan keuangannya. KAP ini biasa berukuran besar serta memiliki kualitas audit lebih baik. Cenderung lebih singkat waktu yang diperlukan dalam penyelesaian audit dibandingkan KAP kecil. Berdasarkan argumen tersebut, hipotesis yang diambil adalah reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap total lag.
H₅: Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Opini Audit dan Reputasi KAP secara simultan berpengaruh terhadap Total Lag.
Menurut Nuryaman dan Christina (2015:69), “hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo artinya belum, tesis artinya dalil. Hipotesis harus diuji secara empiris melalui penelitian”. Penelitian ini menguji juga hubungan simultan antara empat variabel independen terhadap satu variabel dependen. Maka hipotesis yang ditarik adalah Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Opini Audit dan Reputasi KAP secara simultan berpengaruh terhadap Total Lag.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam golongan penelitian asosiatif. Menurut Wijaya (2013:6), “penelitian asosiatif bertujuan menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang sifatnya sebab akibat (kausalitas)”.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara berbagai variabel. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit dan reputasi KAP terhadap variabel dependen yaitu total lag.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data laporan keuangan perusahaan yang di publikasikan di Bursa Efek Indonesia. Kemudian, waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari Oktober 2017 hingga Desember 2017.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional merupakan penentuan batasan untuk menjelaskan ciri-ciri yang lebih substantif dari suatu konsep, yang bertujuan untuk menghindari adanya salah pengertian atau salah tafsir dalam judul penelitian. Dalam penelitian ini, batasan operasional yang menjadi yang digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang di teliti adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang di teliti adalah perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 – 2016.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah total lag.
3. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari: ukuran perusahaan yang diproksikan oleh jumlah total aset; kompleksitas operasi perusahaan;
opini audit dan reputasi KAP.
3.4 Defenisi Operasional 3.4.1 Variabel Dependen
Total Lag
Dyer dan Mchugh dikemukakan oleh Wibowo (2012:113) menyatakan bahwa “total lag adalah rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal”. Variabel ini diukur dengan menggunakan rentang waktu penyelesaian laporan keuangan.
Rentang waktu penyelesaian laporan keuangan adalah interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan (dalam penelitian ini menggunakan tanggal periode 31 Desember) hingga tanggal penyelesaian laporan keuangan. Tanggal penyelesaian laporan keuangan di ambil dari tanggal yang paling lambat, antara tanggal opini auditor atau tanggal dikeluarkannya surat pernyataan tanggung jawab pihak manajemen perusahaan atas laporan keuangan.
Variabel dependen ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.
Total Lag = (Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan) – (31 Desember).
3.4.2 Variabel Independen Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan seberapa besar perusahaan yang dapat diukur dengan menghitung total aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya. Puspitasari dan Latrini (2014:287) mendefinisikan
“ukuran perusahaan sebagai besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan akhir periode yang diaudit menggunakan logaritma”. Variabel ukuran perusahaan di penelitian ini juga diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan.
Kompleksitas Operasi Perusahaan
Widyastuti dan Astika (2017:1093) mengemukakan bahwa
“kompleksitas operasi adalah tingkat kerumitan pelaksanaan operasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas pokoknya. Kompleksitas operasi perusahaan dilihat berdasarkan jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produksi dan pasarnya”. Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan akuntansi. Kompleksitas operasi perusahaan dalam penelitian ini, ditentukan oleh ada atau tidaknya anak perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy, untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan akan diberi kode 1 sedangkan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0.
Opini Audit
Opini audit adalah pernyataan professional yang diberikan seorang akuntan publik mengenai kewajaran atas laporan keuangan. Opini audit dibagi kedalam lima jenis pendapat (Sussanto dan Aquariza, 2012:5) :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelasan.
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian.
4. Pendapat Tidak Wajar.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat.
Variabel ini akan diukur dengan variabel dummy dimana nilai „1‟
untuk pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dan nilai
„0‟ untuk opini selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Reputasi KAP
Reputasi kantor akuntan publik dianggap akan mempengaruhi penyampaian publikasi laporan auditan. Kategori ukuran yang digunakan dalam mengukur variabel ini menggunakan varibel dummy, dimana nilai
„1‟ untuk perusahaan yang berafiliasi dengan KAP The Big Four dan nilai 0‟ untuk perusahaan yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Menurut Nuryaman dan Christina (2015:90) “skala merupakan alat atau mekanisme bagaimana individu-individu dibedakan, bagaimana mereka berbeda satu dengan yang lain dalam variabel yang menjadi ketertarikan dalam studi”. Skala pengukuran dapat di kelompokkan menjadi empat jenis yaitu, skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan memakai skala
nominal dan rasio. Berikut, tabel yang berisikan defenisi dan pengukuran masing- masing variabel.
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala
Total Lag (Y)
Rentang waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
Selisih waktu antara tanggal penutupan tahun buku (31 Desember) hingga tanggal penyelesaian laporan keuangan.
Rasio
Ukuran Perusahaan (X₁)
Besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan menggunakan jumlah total aset perusahaan atau total aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan akhir periode
Total aktiva (total asset)
Rasio
Kompleksitas Operasi Perusahaan (X₂)
Tingkat kerumitan pelaksanaan operasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas pokoknya.
Kompleksitas operasi perusahaan dilihat berdasarkan jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produksi dan pasarnya
Memiliki anak perusahaan diberi nilai „1‟. Sedangkan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi nilai „0‟.
Nominal
Opini Audit (X₃)
Pernyataan profesional yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang di sajikan perusahaan
Opini Wajar tanpa Pengecualian diberi nilai „1‟. Opini diluar Wajar Tanpa Pengecualian diberi nilai „0‟
Nominal
Reputasi KAP (X₄)
Nama baik dari sebuah instansi Kantor Akuntan Publik. Nama baik tersebut lahir dari profesionalitas serta integritas cara kerja KAP dalam mengaudit klien
KAP the big four diberi nilai „1‟ ; KAP non big four diberi nilai „0
Nominal
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:136) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengacu pada perusahaan-perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya di Indonesian Stocks Exchange (IDX) tahun 2011-2016. Diketahui bahwa populasi yang ada berjumlah dua puluh lima (25) perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang telah go public.
3.6.2 Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan sub sektor perhotelan, restoran dan pariwisata pada tahun 2011 hingga tahun 2016 dan tidak sedang berada proses delisting.
2. Perusahaan secara berkala mempublikasikan laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor independen untuk tahun buku 2011-2016.
3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data terkait dengan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria diatas dapat di lihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria
Jumlah Pelanggaran
Kriteria
Akumulasi 1. Tercatat sebagai perusahaan sub sektor perhotelan,
restoran dan pariwisata yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2016 dan tidak delisting.
7 18
2. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan
auditan untuk periode 2011-2016. 3 15
3. Memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang
berkaitan dengan pengukuran variabel penelitian. 0 15
Jumlah perusahaan sampel 15
Jumlah tahun pengamatan 6
Total sampel selama periode penelitian 90
Berdasarkan proses seleksi yang telah dilakukan maka telah didapatkan jumlah sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan adalah sebanyak 15 perusahaan dengan 90 unit analisis.
Gambar 3.3
Proses Pemilihan Perusahaan Sampel
No. Kode Nama Perusahaan Perhotelan, Restoran dan Pariwisata
Kriteria Penentuan Sampel
Sampel
1 2 3
1 BAYU Bayu Buana 1
2 BUVA Bukit Uluwatu Villa 2
3 FAST Fast Food Indonesia 3
4 GMCW Grahamas Citrawisata X -
5 HOME Hotel Mandarine Regency 4
6 HOTL Saraswati Griya Lestari X -
7 ICON Islands Concepts Indonesia 5
8 INPP Indonesian Paradise Property 6
9 JGLE Graha Andrasenta Propertindo X -
10 JIHD Jakarta International Hotel & Development 7
11 JSPT Jakarta Setiabudi International X -
12 KPIG MNC Land X -
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan rekaman historis mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Data penelitian ini diperoleh melalui laporan keuangan yang di publikasikan di BEI selama tahun 2011-2016, yang dapat langsung di akses melalui situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh melalui penelusuran data sekunder dengan kepustakaan manual. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara metode dokumentasi, dimana penulis mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data langsung dari laporan keuangan yang
13 MABA Marga Abhinaya Abadi X -
14 MAMI Mas Murni Indonesia 8
15 MAPB MAP Boga Adiperkasa X -
16 MINA Sanurhasta Mitra X -
17 NASA Ayana Land Nusantara X -
18 PANR Panorama Sentrawisata X -
19 PDES Destinasi Tirta Nusantara 9
20 PGLI Pembangunan Graha Lestari Indah 10
21 PJAA Pembangunan Jaya Ancol 11
22 PNSE Pudjiadi and Sons 12
23 PSKT Red Planet Indonesia 13
24 PTSP Pioneerindo Gourment International 14
25 SHID Hotel Sahid Jaya International 15
telah dipublikasikan di BEI. Data laporan keuangan yang di download langsung dari situs resmi BEI berupa Laporan Tahunan (Annual Report) setiap perusahaan perhotelan, restoran dan pariwisata yang telah memenuhi kriteria pemilihan sampel.
3.9 Metode Analisis
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistik yang umum digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
TL = β0 + β1 ASSET + β2 OPERA + β3 OPINI + β KAP + ε
Keterangan:
TL = total lag
ASSET = ukuran perusahaan OPERA = kompleksitas operasi
OPINI = opini audit KAP = reputasi KAP β = koefisien regresi ε = standar eror
3.9.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak, untuk digunakan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
3.9.1.1 Uji Normalitas
(Priyastama 2017:117) menyebutkan “Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal”. Pengujian ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati normal.
Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat membingungkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen maka data terdistribusi secara normal.
b. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen maka data tidak terdistribusi normal.
3.9.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Priyastama (2017:123) “Multikolinearitas adalah ditemukan adanya korelasi yang sempurna antarvariabel independen pada model regresi”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut off yang umum adalah :
1. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 10 persen, dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Priyastama (2017:125) menyatakan “heteroskedastisitas adalah keadaan yang mana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tak terjadi heterokedastistas. Beberapa cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, antara lain :
1. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X