III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Peternakan 1. Sejarah Peternakan
Peternakan milik bapak Suyadi merupakan peternakan yang bergerak dibidang ternak potong khususnya domba ekor gemuk. Peternakan tersebut merupakan salah satu peternakan breading ternak domba di daerah Magetan. Peternakan tersebut didirikan pada tahun 2017 oleh Ir. Suyadi, M.s. Alamat peternakan ini di Desa Malang RT 15 RW 05, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Luas lahan peternakan sekitar 4.000 m2.
Didirikannya peternakan tersebut berawal dari pengalaman serta hobi bapak Suyadi memelihara ternak. Usaha ternak domba didirikan karena melihat peluang yang sangat bagus setiap tahunnya, serta manajemen pemeliharaannya yang tidak terlalu sulit. Usaha peternakan domba ini akan berjalan 5 tahun dan digerakkan sendiri oleh bapak Suyadi. Peternakan domba ini pertama berdiri pada tahun 2017.
Peternakan ini tidak hanya fokus pada breading untuk pembibitan ternak domba saja, tetapi juga menerapkan sistem integraated farming dimana konsep usaha pertanian dan peternakan yang terpadu sehingga hasil yang diperoleh dari sebuah kegiatan berlangsung secara berkesinambungan dan terus menerus. Pemanfaatan kotoran ternak untuk usaha pertanian serta pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan untuk ternak domba sudah diterapkan dalam peternakan ini. Peternakan bapak Suyadi juga menyediakan ternak domba untuk keperluan idul adha setiap tahunnya. Gambar peternakan bapak Suyadi dapat dilihat pada gambar1.
19
Gambar 1. Bagian Depan Peternakan Bapak Suyadi 2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi didefinisikan sebagai suatu susunan yang saling berhubungan antara setiap bagian, baik secara posisi maupun tugas yang terdapat dalam sebuah perkumpulan yang melakukan kegiatan untuk rnencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi di peternakan milik bapak Suyadi dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi di Peternakan Bapak Suyadi Bapak Suyadi merupakan pemilik dan sebagai pemimpin dari peterkanan domba teesebut yang mengatur pemasukan serta pengeluaran biaya. Proses pemeliharaan domba ternak pada perusahaan ini memerlukan tenaga kerja 1 orang yaitu kepala kandang. Kepala kandang tersebut adalah bapak Joni yang merupakan warga sekitar di daerah peternakan.
Penambahan pekerja harian dilakukan apabila membutuhkan pekerja tambahan dalam waktu tertentu. Jadwal pekerja tetap yaitu jam 07.00 –
16.00 dan waktu istirahat siang pada jam 12.00–13.00. Waktu kerja dalam peternakan ini yaitu 8 jam. Struktur organisasi tersebut tidak terdapat bendahara ataupun manajer. Adanya struktur organisasi yang hanya terdapat pemilik serta kepala kandang.
B. Bakalan Domba
Bakalan merupakan faktor yang penting dalam suatu peternakan breading. Bakalan sangat menentukan berhasilnya suatu usaha penggemukan karena dengan bakalan yang bagus dapat menghasilkan produksi daging yang optimal. Domba ekor gemuk yang dipelihara berjumlah lebih dari 150 ekor.
Jumlah domba jantan (pemacek) yaitu sejumlah 10 ekor serta indukan berjumlah 100 ekor. Sisanya merupakan domba pra sapih, lepas sapih maupun domba dewasa. Jumlah domba DEG di peternakan bersifat dinamis.
Disini artinya yaitu jumlah domba bisa sewaktu-waktu berubah, dikarenakan adanya faktor seperti kelahiran ternak dan penjualan bibit ternak domba jika pembeli yang datang langsung ke kandang. Bakalan domba di peternakan milik bapak Suyadi diperoleh dari kerjasama dengan dinas peternakan daerah Magetan maupun dari perusahaan peternakan swasta setempat.
Kriteria pemilihan bakalan domba di peternakan bapak Suyadi adalah untuk domba pejantan berumur 2,5 tahun dan domba indukan berumur 1,5 tahun dengan bobot badan berkisar 45-60 kg. Umur tersebut berarti ternak domba sudah siap untuk dikawinkan. Ciri ciri domba ekor gemuk yaitu bulu berwarna putih, tidak memiliki tanduk, namun ada beberapa ternak yang bertanduk kecil serta pada bagian ekor lebar dan panjang. Hal ini sesuai dengan Permentan tentang Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik (2006), yaitu domba ekor gemuk memiliki ciri-ciri secara kualitatif warna bulu putih, bulu kasar dan tidak memiliki tanduk serta bagian ekor panjang dan lebar. Ciri-ciri kuantitatifnya yaitu domba betina berumur 8-12 bulan dan berat badannya minimal 25 kg. Domba jantan berumur 12-18 bulan dan memiliki berat badan minimal 60 kg.
Bakalan yang dipilih yaitu bakalan yang sehat dan memiliki skor BCS (body condition score) yaitu 2,5 dari skala penilaian BCS 1 sampai 5. Kondisi
dari ternak domba tersebut berarti sedang dimana ternak tidak terlalu kurus atau tidak gemuk. Gambar domba ekor gemuk jantan dan betina dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4.
Gambar 3. Pejantan Domba Ekor Gemuk
Gambar 4. Indukan Domba Ekor Gemuk.
C. Manajemen Perkandangan
Kandang yang digunakan di peternakan bapak Suyadi berfungsi sebagai tempat pemeliharaan domba dalam usaha penggemukan dan breeding.
Kandang yang digunakan juga harus memberikan rasa nyaman, aman bagi ternak sebagai tempat tinggal sepanjang waktu selama periode pemelihaaraan ternak dengan konstruksi yang harus kuat dan mudah dibersihkan. Luas bangunan kandang keseluruhan yaitu 880 m2 yang sudah terdapat pos jaga, toilet dan dapur didalam kandang. Kandang yang digunakan di peternakan milik bapak Suyadi merupakan tipe kandang panggung dengan bentuk kandang koloni. Model kandang koloni di peternakan tersebut 1 slot kandang
dapat menampung 10-12 ekor domba yaitu satu pejantan dengan 10 indukan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Badar et al., (2015) bahwa rasio yang baik pemeliharaan domba jantan dan betina adalah 1:10-15 ekor.
Kandang ini memiliki lorong dibagian tengah dan samping kandang untuk mempermudah dalam pemberian pakan dan pembersihan kandang.
Kandang dibangun membujur utara-selatan, dibuat sedemikian agar pada pagi hari matahari dapat menembus ke dalam kandang dan sirkulasi udara dalam kandang lancar. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002) bahwa sinar matahari, terutama pada pagi hari, harus dapat masuk secara langsung dalam kandang. Sinar matahari yang dapat mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D dan sangat baik untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang hidup di dalam kandang. Kandang koloni di peternakan bapak Suyadi dapat dilihat pada gambar 5. Denah Kandang peternakan domba bapak Suyadi disajikan pada Lampiran 3.
Gambar 5. Kandang Koloni Domba Ekor Gemuk.
Kandang yang digunakan di peternakan domba bapak Suyadi memiliki ukuran panjang 40 meter, lebar 22 meter serta tinggi 3 m. Kandang terdiri dari 3 blok. Yaitu blok timur terdapat 2 kandang koloni untuk domba dara dan kandang lepas sapih, bagian tengah satu kandang koloni untuk domba laktasi serta bagian barat untuk kandang perkawinan. Ukuran kandang koloni yaitu 2 m x 3 m. Kandang yang di gunakan yaitu model panggung dengan ketinggian 80 cm dari tanah. Ukuran tempat pakan per petak kandang koloni yaitu panjang 3 m lebar 35 cm dengan kedalaman 20 cm. Tempat minum
yang digunakan berupa ember yang diletakkan disebelah tempat pakan yaitu berisi sekitar 20 liter. Tempat pakan dan minum dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Tempat Pakan dan Minum Domba
Konstruksi kandang harus dibuat menggunakan bahan bangunan yang kokoh karena untuk keamanan dan kenyamanan ternak. Bentuk dan model atap kandang di peternakan milik bapak Suyadi yaitu model atap monitor.
Atap monitor merupakan atap yang terdapat ruang udara atau sejumlah jendela sebagai tempat cahaya atau udara masuk ke kandang. Atap kandang terbuat dari bahan galvalum. Kerangka kandang terbuat dari bahan besi.
Dinding kandang terbuat dari semen cor dan pada kandang koloni terbuat dari kayu. Tiang kandang terbuat dari besi dan semen cor. Lantai kandang dibuat dengan kayu dan dibuat bercelah dengan ukuran 1,5 cm agar kotoran domba dapat jatuh ke tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Purbowati (2011) bahwa lantai kandang dibuat bercelah selebar 1-1,5 cm agar kotoran domba dapat ajtuh ke kolong dan kandang mudah dibersihkan.
Kontruksi kandang dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Konstruksi Kandang
Sarana dan prasarana yang ada di peternakan domba bapak Suyadi sudah lengkap dilihat dari ketersediaan alat angkut atau transportasi, perlengkapan kandang, listrik dan air. Alat transportasi yang terdapat disana seperti transportasi roda tiga untuk pengangkut pakan. Perlengkapan kandang yang tersedia seperti alat pemotong kuku, alat suntik, sekop, sapu, selang, pemotong titen, copper, tandor air, timbangan, ember dan kereta dorong.
Sarana dan prasarana dalam peternakan sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan peternakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianto dan Saparinto (2013), yang menyatakan ada beberapa alat yang digunakan di kandang yaitu sapu lidi, sekop, kereta dorong, sikat, alat suntik, selang, tali dan tong sampah. Gambar peralatan kandang di peternakan domba bapak Suyadi dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Peralatan Copper.
D. Manajemen Pakan
Pakan adalah bahan yang dapat dimakan dan menyediakan zat pakan untuk ternak. Bahan baku pakan adalah satu bagian komponen atau suatu penyusun dari suatu kombinasi atau campuran suatu pakan, mempunyai nilai nutrisi maupun tidak dalam pakan ternak, termasuk pakan tambahan, bahan berasal dari tanaman, hewan atau hewan air atau bahan organik atau anorganik lain. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat (Laryska dan Tri, 2013).
Pakan yang diberikan di peternakan domba bapak Suyadi yaitu pakan konsentrat dan hijauan. Hijauan yang diberikan yaitu rumput odot. Konsentrat yang digunakan merupakan hasil meransum sendiri, bahan pakan yang digunakan yaitu limbah kulit singkong dengan campuran konsentrat. Limbah pertanian yang digunakan yaitu tidak selalu limbah kulit singkong, namun yang digunakan pakan campuran untuk pakan konsentrat yaitu kulit luar kedelai, rendeng kacang tanah, ampas telo dan limbah pertanian lainnya.
Pakan tersebut disesuaikan dengan limbah pertanian yang ada sehingga bisa dimanfaatkan dengan baik. Jadi dalam satu periode atau dalam satu tahun limbah yang digunakan untuk pakan yaitu berbeda-beda disesuaikan dengan limbah pertanian yang ada saat itu. Bahan pakan konsentrat tersebut dicampur secara manual. Data kandungan nutrisi bahan pakan peternakan domba bapak Suyadi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan di Peternakan Bapak Suyadi
Bahan Pakan Kandungan Nutrisi
BK (%) PK (%) LK (%) TDN (%) SK (%) Rumput
Odot*
20% 17,03% 1,76% 65% 24,84%
Limbah Kulit Singkong**
17,45% 8,11% 3,70% 74,73% 16,77%
Konsentrat*** 89% 16% 6% 75% 12%
Sumber : *(Caesar et al., 2016), **(Deskapena, 2016), dan ***Data Peternakan Bapak Suyadi.
Harga dan asal bahan pakan di peternakan milik bapak Suyadi berbeda beda. Harga pakan tergantung dengan kualitas dan ketersedian bahan baku di
wilayah tersebut. Bahan pakan limbah kulit singkong berasal dari wilayah Dolopo, Ponorogo, Jawa Timur. Konsentrat berasal dari pabrik pakan Nutri Feed di Maospati, Jawa Timur. Harga bahan baku konsentrat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Harga Bahan Baku Konsentrat
Nama Bahan Pakan Asal Bahan Pakan Harga (Rp/kg)
Limbah Kulit Singkong Ponorogo 500
Konsentrat Magetan 3000
Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021
Pemberian pakan di peternakan bapak Suyadi dilakukan 2 kali dalam sehari. Pemberian pakan konsentrat tepatnya pada pagi hari pukul 07.00 WIB.
Pemberian hijauan dan konsentrat diberikan pada sore hari pukul 15.00 WIB.
Pemberian pakan untuk domba yaitu konsentrat diberikan terlebih dahulu daripada hijauan hal tersebut menambah palatabilitas pada domba. Teknis pemberian pakan konsentrat yaitu pakan diambil dari tempat penyampuran lalu diangkut secara manual menggunakan bak dan selanjutnya diberikan pada ternak ke seluruh kandang. Gambar pengangkutan menggunakan bak pada pakan konsentrat dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Pengangkutan Pakan Konsentrat dengan Bak.
Pemberian pakan disesuaikan dengan jumlah ternak dalam tiap kandang. Hijauan pakan diangkut dari kebun menggunakan transportasi roda tiga kemudian akan di potong menggunakan copper pukul 14.00. Hijauan yang sudah dipotong kemudian diangkat secara manual menggunakan bak
dan diberikan kepada ternak. Hijauan diberikan kurang lebih sebanyak 1,7 kg dan konsentrat 0,6 kg tiap ekor domba. Presentase perbandingan pakan hijauan dan konsentrat yang digunakan 64% : 36%.
Menurut Nugroho et al., (2013) menyatakan bahwa konsumsi BK pada domba sebesar 3% dari bobot badan. Bobot domba pejantan di peternakan bapak Suyadi yaitu berkisar 45-60 kg. Jika bobot domba 50 kg, maka kebutuhan BK domba yaitu :
3
𝑥
50 Kg = 1,5 kg BK 100Rasio H : K adalah 64% : 36%, sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
Konsumsi BK bahan pakan (rumput odot) = 64
100
𝑥
1,5 = 0,96 Konsumsi BK bahan pakan (konsentrat) = 36100
𝑥
1,5 = 0,54Kebutuhan BK pada domba bobot 50 kg yaitu 1,5 kg/ekor/hari dan total BK yang dikonsumsi dari rumput maupun konsentrat di peternakan bapak Suyadi yaitu 1,5 kg/ekor/hari artinya sudah mencukupi kebutuhan. Gambar pemberian pakan hijauan dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Pemberian Pakan Hijauan.
Perhitungan
E. Manajemen Perkawinan
Manajemen perkawinan yang dilakukan di peternakan bapak Suyadi yaitu kawin alami pada kandang koloni. Sex ratio yang digunakan antara pejantan dan betina yaitu 1:10-15. Perkawinan alami dilakukan oleh seekor pejantan yang langsung memancarkan sperma kedalam alat reproduksi betina yang birahi dengan cara kopulasi. Presentase kebuntingan (Conception Rate) pada kandang komunal yaitu mencapai 80%. Dalam satu kandang terdapat 15 indukan maka yang berhasil bunting yaitu 12 ekor. Menurut Fanani (2013) bahwa nilai Conception Rate yang baik mencapai 60%- 70%.
Calving Interval (CI) merupakan selang waktu dari beranak sampai beranak berikutnya (hari). CI (hari) = periode kebuntingan (X1) + periode lama masa kosong pada layanan pertama setelah melahirkan (X2). Periode kebuntingan (X1) sekitar kurang lebih 152 hari. Periode masa kosong pada layanan pertama terdiri dari suckling age (umur menyusui anak) sebelum terjadi konsepsi berikutnya adalah 60 (hari). Cempe domba ekor gemuk disapih pada umur 2 bulan. Artinya CI perkawinan pada kandang koloni domba ekor gemuk yaitu 152 hari ditambah 60 hari yaitu 212 hari atau berkisal 7 bulan. Menurut Labetubun (2007), secara normal CI pada ternak kambing atau domba yaitu berkisar 210 hari (lama bunting 150 hari dan periode sapih 60 hari) yaitu 210 hari berkisar 7 bulan. Hasil pengamatan sesuai dengan pendapat Labetubun (2007) karena CI pada peternakan domba bapak Suyadi mencapai 212 hari atau berkisar 7 bulan.
Jumlah perkawinan yang dibutuhkan oleh betina sampai menghasilkan kebuntingan (Service per Conception) domba ekor gemuk pada kandang koloni yaitu 1-2, karena dalam program perkawinan alami kandang kelompok dalam satu kali perkawina mencapi 12 ekor dari 15 ekor artinya S/C domba pada peternakan bapak Suyadi yaitu 1,4. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kesuburan induk DEG tergolong baik. Hasil pengamatan sesuai dengan pendapat Ashari (2018), menyatakan nilai angka per kawinan yang baik yaitu 1,5-1,7. Semakin rendah nilai service per conception maka semakin tinggi tingkat fertilitas ternak, sebaliknya semakin tinggi nilai service per
conception akan semakin rendah tingkat fertilitasnya.
F. Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Ternak
Kesehatan ternak di peternakan bapak Suyadi sudah diperhatikan dengan baik agar dapat mengoptimalkan pemeliharaan domba. Pencegahan penyakit yang dilakukan dengan cara sanitasi kandang yaitu membersikan kandang dan area kandang setiap hari. Pembersihan palungan pakan dan minum juga dilakukan setiap hari. Hal Tersebut sesuai dengan pendapat Suyasa (2016) bahwa sanitasi kandang harus selalu dijaga agar kandang tetap bersih. Sanitasi yang dijaga yaitu kebersihan tempat pakan dan minum, kebersihan halaman kandang serta ventilasi udara lancar dan sinar yang cukup. Sanitasi dilakukan terhadap ternak, kandang, lingkungan peternakan, perlengkapan dan peralatan kandang serta peternak. Gambar pembersihan kandang dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Pembersihan Area Kandang.
Pengontrolan kesehatan domba dilakukan setiap hari, saat ditemukan kelainan atau gejalah klinis yang terlihat pada domba yang sakit akan dilakukan pengobatan. Tindakan isolasi dilakukan pemisahan ternak sakit dengan ternak yang sehat, tujuan dari isolasi agar tidak terjadi penularan penyakit khususnya penyakit menular terhadap ternak yang sehat dan mempermudah dalam proses pengobatan ternak. Pengumpulan feses domba dilakukan 2 bulan sekali. Pembersihan dilakukan dengan mengumpulkan kotoran dalam karung kemudian dijual.
Perawatan domba yang dilakukan di Peternakan milik bapak Suyadi
yaitu pemandian, pemotongan kuku dan pemotongan bulu. Pemandian dilakukan 2 bulan kali dengan cara menyemprotkan air keseluruh badan domba dan diberi sedikit sabun dan menggosok seluruh badan domba hingga bersih. Pembersihan dilakukan 2 bulan sekali dikarenakan kondisi ternak yang sudah bersih karena kebersihan kandang yang selalu terjaga. Pemotogan kuku dan pemotongan bulu dilakukan disaat tertentu apabila kuku dan bulu domba sudah panjang dan mengganggu ternak serta membahayakan bagi domba tersebut.
Penyakit yang sering di menyerang domba di peternakan bapak Suyadi yaitu penyakit kudis dan mencret pada cempe. Penyakit kudis ini merupakan penyakit gatal pada bagian kulit ternak, bulu rontok, kulit kasar dan berkoreng. Ternak yang terkena kudis bisa menyebabkan nafsu makan menurun. Tindakan pengobatan yang dilakukan di peternakan milik bapak Suyadi yaitu dengan menyuntikkan obat wormectin untuk penyakit kudis dan obat colibact untuk penyakit mencret. Suarjana (2018) menyebutkan bahwa obat wormectin injeksi mengandung 22,23- dihydroavermectin B14 dan B15 yang memiliki aktivitas sebagai antelmitik atau membunuh cacing. Dosis yang diberikan yaitu 2 ml untuk domba dewasa dan 1 ml untuk cempe.
Pemberian obat dilakukan dengan metode injeksi subkutan. Pemberian obat pada domba yang terkena penyakit kudis dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Proses Pemberian Obat Wormectin.
Pemberikan vitamin dan obat cacing juga diberikan pada domba, namun tidak diberikan secara rutin. Pemberian vitamin diberikan kepada ternak yang
kesehatannya terganggu, seperti lemas atau nafsu makan yang kurang baik.
Vitamin yang biasa digunakan yaitu injectamin. Pemberian vitamin dilakukan dengan metode injeksi subkutan. Pembelian obat dan vitamain selama 1 periode di peternakan bapak Suyadi adalah Rp. 200.000. Gambar vitamin dan obat yang diberikan pada domba dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Vitamin dan Obat untuk Domba.
G. Pemasaran
Pemasaran domba di peternakan milik bapak Suyadi tidak terlalu sulit.
Di Kandang tersebut diciptakan seperti sistem pasar, sehingga pembeli atau konsumen dapat langsung melihat dan membeli domba. Pemasaran domba lainnya yaitu melalui media sosial facebook atau melalui gambar yang telah di upload di media social milik pribadi. Namun pemasaran melalui media sosial baru dilakukan saat ini saja, sebelumnya pemasaran ternak dilakukan melalui pengenalan atau promosi dari peternak yang pernah membeli domba di kandang dengan peternak lainnya, sehingga dengan mudah peternakan domba bapak Suyadi dikenal banyak peternak. Cara ini lebih efisien karena dengan cara ini konsumen dapat memilih dan melihat domba secara langsung kekandang atau dapat memesan terlebih dahulu domba yang telah di upload di media sosial. Konsumen dapat memilih domba yang diingankan dan sesuai dengan dana yang disiapkan.
Penjualan ternak dilakukan secara langsung kepada konsumen, hal ini sesuai pendapat menurut Suarda (2009) bahwa saluran pemasaran dapat dilakukan dari peternak langsung berhubungan dengan pasar atau konsumen.
Karena adanya kepuasan antar pembeli sehingga terjadinya saling
memberitahu informasi atau promosi mengenai peternakan domba bapak Suyadi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hermawan, (2015) bahwa tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen dalam hal bertindak (membeli).
Sistem penjualan domba di peternakan bapak Suyadi menggunakan metode pembelian domba perekor. Domba dijual berdasarkan bobot dan umur ternak. Domba untuk pembibitan yaitu domba jantan dan betina berumur 5-6 bulan sudah siap dijual, Pejantan yang biasa dijual saat idul adha yaitu berumur sekitar 1 tahun. Pembeli dapat langsung berkunjung ke kandang atau dapat memesan lewat media sosial. Domba yang sudah dibeli bisa diambil dari kandang langsung atau dari pihak peternakan yang akan mengantarkan dombanya. Pemasaran dilakukan di daerah area Magetan dan sekitarnya. Konsumen membeli domba dengan berdasarkan pembelian domba perekor, tetapi peternak tetap menjaga kualitas domba agar mempertahankan konsumen agar berlangganan. Beberapa peternak sudah ada yang berlangganan untuk membeli domba di peternakan bapak Suyadi setiap tahunnya.
H. Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha yang sedang dijalankan. Analisis usaha domba meliputi biaya investasi yang terdiri dari kandang, peralatan, bakalan, biaya produksi, biaya kesehatan dan biaya tenaga kerja. Analisis usaha yaitu meliputi analisis pendapatan yang diperoleh dengan analisis output-input.
Usaha dianggap merugi jika nilai negative dan sebaliknya akan menguntungkan jika nilai pendapatan positif (Letauta et al, 2015). Berikut hasil analisis usaha di peternakan milik bapak Suyadi.
1. Biaya Investasi atau Biaya Modal Awal
Biaya investasi merupakan modal penting agar terciptanya suatu usaha peternakan yang baik. Biaya investasi kegunaannya dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Modal awal atau investasi di peternakan bapak Suyadi antara lain kandang, chopper, transportasi roda
tiga, mesin penggiling titen dan mesin pendukung lainnya. Biaya modal awal (investasi) usaha penggemukan domba ekor gemuk di peternakan bapak Suyadi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rincian Biaya Investasi N
o
Komponen Satu an
Umur (thn)
Jumlah Harga (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
1 Lahan
peternakan m2 - 4000 400.000.000 400.000.000 2 Kandang Unit 15 1 125.000.000 125.000.000 4 Mesin
Penggiling Titen
Unit 20 1 15.000.000 15.000.000
5 Sekop Unit 5 3 60.000 180.000
6 Angkong Unit 10 1 500.000 500.000
7 Chopper Unit 20 1 25.000.000 25.000.000 8 Transportasi
Roda Tiga
Unit 20 1 25.000.000 25.000.000 9 Timbangan Unit 10 1 1.300.000 1.300.000
Jumlah 591.980.000
Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021.
Modal awal usaha breeding domba ekor gemuk di peternakan bapak Suyadi berupa lahan peternakan, kandang, chopper, penggiling titen, penggiling kotoran, sekop, angkong, transportasi roda tiga dan timbangan ternak. Lahan peternakan sudah menjadi milik sendiri sejak tahun 2017, tanah berada di pedesaan sehingga harga tanah masih tergolong murah yaitu Rp. 400.000.000. Biaya investasi kandang yaitu Rp. 125.00.000.
Investasi atau biaya awal yang dihabiskan untuk peralatan kandang sebesar Rp.66.980.000. Sehingga, total keseluruhan investasi atau biaya awal peternakan bapak suyadi yaitu Rp.591.980.000.
2. Biaya Operasional a. Biaya Penyusutan
Penyusutan merupakan turunnya nilai atau harga perolehan suatu aktiva tetap sebagai akibat dipakai dalam operasional perusahaan yang dialokasikan menjadi biaya pada setiap periode. Biaya penyusutan ditentukan oleh metode penyusutan dan umur ekonomis
(Mufdiarto, 2015). Penyusutan dari peternakan milik bapak Suyadi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Penyusutan
Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021.
Hasil nilai penyusutan dari komponen komponen di atas diperoleh dari nilai ekonomis yang berbeda-beda. Nilai penyusutan diperoleh dari harga awal dikurangi harga akhir dibagi dengan umur ekonomis tersebut. Total biaya penyusutan dari komponen-komponen yang dimiliki peternakan bapak Suyadi seperti kandang, mesin penggiling titen, sekop, angkong, chopper dan timbangan ternak sebesar Rp.
10.083.400.
b. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan (Ayuningtyas, 2013). Biaya tetap merupakan suatu biaya yang terus dikeluarkan atau harus dibiayai perusahaan meski operasional perusahaan sudah berhenti. Biaya tetap usaha peternakan milik bapak Suyadi dapat dilihat pada Tabel 5.
Jenis Harga Awal (Rp)
Harga Akhir (Rp)
Nilai Guna (Tahun)
Nilai Penyusu tan (Rp) Lahan
Peternakan
400.000.000
Kandang 125.000.000 12.500.000 20 5.625.000 Mesin
Penggiling Titen
15.000.000 1.500.000 20 675.000
Sekop 60.000 24.000 5 14.400
Angkong 500.000 100.000 10 40.000
Chopper 25.000.000 2.500.000 20 2.500.000 Timbangan 1.300.000 260.000 10 104.000 Tossa 25.000.000 2.500.000 20 1.125.000 Total 591.860.000 19.384.000 10.083.400
Tabel 5. Biaya Tetap (Fixed Cost) Peternakan
No Komponen Biaya per Tahun (Rp)
1 Gaji anak kandang 48.000.000
2 THR anak kandang 2.000.000
3 Transportasi 1.200.000
4 Pajak PBB 400.000
5 Solar Peralatan Kandang 3.730.000
6 Listrik 3.600.000
7 Penyusutan 10.083.400
Jumlah 69.013.400
Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021.
Biaya tetap peternakan bapak Suyadi terdiri dari Gaji, THR, Biaya transportasi, solar peralatan kandang, listrik dan Pajak PBB.
Anak kandang berjumlah 1 orang dengan gaji per bulan Rp.
2.000.000 sehingga dalam waktu 2 tahun yaitu Rp. 48.000.000. THR diberikan kepada anak kandang pada Hari Raya Idul Fitri. THR yang diberikan yaitu Rp. 1.000.000/hari raya. Biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulannya Rp.150.000. Total biaya yang dikeluarkan dalam waktu 2 tahun Rp. 3.600.000. Pajak yang dikeluarkan selama 2 tahun adalah sebesar Rp. 400.000. Total biaya tetap yang dikeluarkan peternakan domba bapak Suyadi setiap 2 tahun sebesar Rp. 69.013.400.
c. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional (Ayuningtyas, 2013). Biaya variable tersebut merupakan besaran biaya yang naik turun tergantung pada volume operasional suatu perusahaan. Biaya variable tidak akan dikeluarkan apabila suatu perusahaan berhenti operasionalnya. Biaya variabel usaha peternakan milik bapak Suyadi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Komponen Biaya/ 2 tahun
2 4 6
Bakalan (110)
240.000.000 200.000.000 200.000.000 Pakan 468.360.000 468.360.000 468.360.000
Obat 400.000 400.000 400.000
Jumlah 708.760.000 668.760.000 668.760.000 Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021.
Biaya variabel peternakan domba bapak Suyadi terdiri dari bakalan, pakan, dan kesehatan ternak meliputi pembelian obat.
Pembelian bakalan memerlukan biaya sebesar Rp. 240.000.000.
Pembelian bakalan khususnya indukan dilakukan setiap tahun dan pejantan hanya pada tahun pertama saja karena peternakan domba bapak Suyadi termasuk peternakan breeding. Pembelian bakalanyaitu jumlah pemacek sebanyak 10 ekor dengan harga per ekornya Rp.
4.000.000 dah indukan sebanyak 100 ekor dengan harga Rp.
2.000.000 per ekor. Total pembelian pakan disesuaikan dengan jumlah ternak yang terjual. Pembelian pakan tahun pertama ke 1 dan 2 atau setiap dua tahun sekali dalam satuperiode yaitu Rp.
468.360.000. Pembelian obat setiap dua tahun sekali yaitu Rp.
400.000. Sehingga total biaya variabel pada tahun ke dua yaitu Rp.
708.760.000.
3. Penerimaan
Penerimaan yaitu banyaknya nilai produksi hasil usaha ternak yang terdiri dari hasil penjulan ternak dan hasil penjualan lainnyanya selama satu tahun (Soekartawi, 2002). Penerimaan di peternakan bapak Suyadi berasal dari penjualan bakalan penggemukan, domba idul adha, dan penjualan feses. Penjualan domba dihitung berdasarkan hitungan ekor atau tidak memperhitungkan bobot badan ternak. Peternak biasanya hanya memperkirakan bobot badan, jenis kelamin dan umur ternak kemudian memberikan langsung menentukan harga per ekor domba tersebut.
Penerimaan pada peternakan domba milik bapak Suyadi dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penerimaan Peternakan bapak Suyadi
Penjualan Tahun
2 4 6
Induk tidak bunting
150.000.000 150.000.000 150.000.000 Anak domba
umur 18 bulan
260.000.000 260.000.000 260.000.000 Anak domba
umur 10 bulan
190.000.000 190.000.000 190.000.000 Anak domba
umur 2 bulan
70.000.000 70.000.000 70.000.000
Feses 3.870.000 3.870.000 3.870.000
Jumlah 673.870.000 673.870.000 673.870.000
Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021.
Harga domba untuk domba tidak bunting yaitu Rp. 1.500.000/ekor dengan jumlah yang terjual 100 ekor berumur 1 tahun lebih. Harga domba untuk anak pertama yaitu berumur 18 yaitu Rp. 1.300.000/ekor.
Harga domba anak kedua umur 10 bulan yaitu Rp. 950.000/ekor. Harga cempe atau anak ketiga domba umur 2 bulan yaitu Rp. 350.000. Jumlah anakan yang dijual yaitu 200 ekor karena kemingkinan satu ekor induk domba dapat melahirkan 2 ekor anak. Harga feses tiap karung yaitu Rp.
15.000. Maka diperoleh hitungan sebagai berikut :
a. Penjualan induk domba tidak bunting: (Rp. 1.500.000 x 100 ekor) = Rp.
150.000.000.
b. Penjualan anak domba umur 18 bulan : (Rp. 1.300.000 x 220 ekor) = Rp. 260.000.000.
c. Penjualan domba umur 10 bulan: (Rp. 950.000 x 200 ekor) = Rp.
190.000.000.
d. Penjualan domba umur 2 bulan: (Rp. 350.000 x 200 ekor) = Rp.
70.000.000.
Total penjualan domba selama 2 tahun sekali yaitu = Rp. 670.000.000/2 tahun.
e. Penjualan feses: (Rp. 15.000 x 210 karung) = Rp. 3.870.000
Jumlah penerimaan pada tahun ke 2,4 dan 2 tahun selanjutnya hasil penjualan domba dan feses yaitu Rp. 673.870.000/2 tahun. Tabel penjualan domba dapat dilihat pada Lampiran 6.
4. Pendapatan
Pendapatan atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan total perusahaan dengan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan, atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi (Siregar, 2009).
Penerimaan dari peternakan bapak Suyadi adalah pada 2 tahun pertama sebesar Rp. 374.540.000/2 tahun. Pengeluaran pada 2 tahun pertama adalah Rp. 299.330.000/2 tahun. Tahun pertama peternakan bapak Suyadi belum mendapatkan keuntungan dikarenakan pembelian bakalan dilakukan pada tahun pertama dan penerimaan belum bisa menutup pengeluaran pada tahun pertama sehingga penjualan dilakukan setiap 2 tahun terakhir. Tahun berikutnya yaitu tahun ke 4-6 sudah mendapatkan keuntungan sebanyak Rp. 414.540.000/2 tahun. Pendapatan setiap 2 tahun sekali dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pendapatan Keuntungan Peternakan Bapak Suyadi
Komponen Tahun
2 4 6
Penerimaan 673.870.000 673.870.000 673.870.000 Pengeluaran 299.330.000 259.330.000 259.330.000 Total
Pendapatan
374.540.000 414.540.000 414.540.000 Sumber : Data Peternakan Bapak Suyadi 2021.
5. Perhitungan Analisis Usaha
Perhitungan analisis usaha sangat penting guna untuk mengetahui kelayakan dalam menjalankan suatu usaha. Indikator yang dilihat dalam mengetahui kelayakan usaha adalah NPV, IRR, PPC dan BEP.
Perhitungan analisis usaha dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil perhitungan indikator analisis usaha dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Perhitungan Indikator Analisis Usaha Peternakan Bapak Suyadi
Indikator Hasil
Net Present Value (NPV) Rp. 319.713.728.
Benefit Cost Ratio (BCR) 1,5 Payback Period of Credit (PPC)
4,5 tahun Break Even Point (BEP)
Rupiah
Rp. 65.664.510 Internal Rate of Return (IRR) 45,9%
Sumber : Hasil Perhitungan Analisis Usaha a. Net Present Value (NPV)
Net present value (NPV) atau biasa disebut dengan keuntungan bersih sekarang merupakan selisih antara nilai benefit sekarang dan nilai biaya sekarang pada tingkat diskonto tertentu selama umur proyek pada suatu unit usaha. Kegunaannya untuk melihat apakah investasi mempunyai nilai potensial yang menguntungkan atau sebaliknya.
Menurut Khotimah dan Sutiono (2014) menyatakan bahwa Indikator kelayakannya dalam net present value jika NPV bernilai positif (NPV >
0) maka usaha layak untuk dijalankan, jika NPV bernilai negatif (NPV
< 0) usaha tidak layak untuk dijalankan.
Hasil perhitungan NPV dari usaha peternakan domba Bapak Suyadi adalah Rp. 319.713.728. Usaha peternakan domba Bapak Suyadi merupakan usaha yang layak karena NPV > 0. Hal ini sesuai dengan pernyataan Khotimah dan Sutiono (2014) bahwa suatu usaha dinyatakan layak jika NPV > 0 dan bernilai positif. Perhitungan NPV dapat dilihat pada Lampiran 4.
b. Benefit Cost Ratio (BCR)
Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui berapa besar keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu perusahaan. Metode BCR memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek benefit atau manfaat yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost). Meunurut Rukmana dan Muslim (2016) menyatakan bahwa nilai BCR > 1 maka manfaat yang ditimbulkan proyek atau suatu usaha lebih besar dari biaya yang diperlukan secara ekonomi, proyek atau usaha tersebut layak untuk dijalankan. BCR = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Nilai BCR < 1 dapat diartikan bahwa usaha tersebut merugikan sehingga tidak layak untuk dijalankan.
Hasil perhitungan BCR dari usaha peternakan domba Bapak Suyadi adalah 1,5. Peternakan domba Bapak Suyadi merupakan usaha yang layak karena BCR > 1. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rukmana dan Muslim (2016) bahwa nilai BCR > 1 maka manfaat yang ditimbulkan proyek atau suatu usaha lebih besar dari biaya yang diperlukan secara ekonomi, proyek atau usaha tersebut layak untuk dijalankan. Perhitungan BCR dapat dilihat pada Lampiran 4.
c. Payback Period Of Credit (PPC)
Payback Period of Credit (PPC) merupakan periode yang diperlukan
untuk mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan atau diinvestasikan.
Pengembalian biaya investasi dalam sebuah proyek yang semakin cepat, maka semakin baik pula proyek tersebut karena semakin lancar perputaran modalnya. Menurut Emawati dan Sari (2010) menyatakan bahwa jika nilai payback period dalam suatu usaha tersebut lebih pendek dari umur investasi, maka usaha tersebut menguntungkan sehingga layak untuk dijalankan, namun apabila payback period tersebut lebih panjang dari umur investasi maka usaha tersebut tidak layak dijalankan.
Hasil perhitungan Payback Period of Credit (PPC) usaha peternakan domba Bapak Suyadi memerlukan waktu selama 4 tahun 5 bulan untuk pengembalian modal investasi awal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Emawati dan Sari (2010) menyatakan bahwa jika nilai payback period dalam suatu usaha tersebut lebih pendek dari umur investasi maka usaha tersebut menguntungkan sehingga layak untuk dijalankan. Umur investasi yang digunakan dalam usaha peternakan domba Bapak Suyadi yaitu 5 tahun. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4.
d. Break Even Point (BEP)
Menurut Nurmalina (2010), break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok yaitu total penerimaan sama dengan total biaya. Nilai BEP menjadi nilai patokan jumlah minimum hasil produksi suatu usaha dikatakan ekonomis. Nilai titik impas berfungsi sebagai jumlah produk minimum yang harus dihasilkan dan harga jual terendah produk.
Hasil perhitungan BEP rupiah dari analisis usaha peternakan domba Bapak Suyadi adalah Rp. 65.664.510. Artinya, peternakan domba Bapak Suyadi membutuhkan keuntungan sebesar Rp.
65.664.510 untuk menjadikan penerimaan sama dengan total biaya.
Menurut Bawinto et al., (2016) menyatakan bahwa break even point (BEP) diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian, dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Analisa break even point ini menganalisis hubungan antara biaya produksi, penerimaan dan volume produksi. Perhitungan BEP dapat dilihat pada Lampiran 4.
e. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Rahman dan Sembiring (2013) menyatakan IRR merupakan tingkat keuntungan bersih atas investasi, dimana benefit bersih yang positif ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat i yang sama yang diberi bunga selama sisa umur
proyek. Tingkat discount rate yang dipakai di Indonesia adalah berkisar antara 10-15 persen. Nilai IRR > nilai discount rate maka usaha ternak dianggap menguntungkan.
Hasil perhitungan IRR dari analisis usaha peternakan domba Bapak Suyadi adalah 45.9%. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahman dan Sembiring (2013) menyatakan menunjukkan bahwa usaha peternakan domba Bapak Suyadi layak untuk dijalankan Tingkat discount rate yang dipakai di Indonesia adalah berkisar antara 10-15 persen. Nilai IRR >
nilai discount rate maka usaha ternak dianggap menguntungkan. Nilai IRR usaha peternakan domba bapak Suyadi lebih besar dari 15% yaitu merupakan tingkat bunga (discount rate) yang digunakan. Hal ini berarti peternak mampu mengembalikan investasi yang ditanamkan.
Perhitungan IRR dapat dilihat pada Lampiran 4.